Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KEBUTUHAN E-MODUL BERBASIS PROJECT BASED

LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA

Disusun Oleh:

“Kelompok 6”

➢ Silvi Yuliani (20033100)


➢ Martin Silitonga (20033071)

Dosen Pengampu :

Dr. Desnita, M.Si.

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis
Kebutuhan E-Modul Berbasis Projec Based Learning Pada Materi Hukum Hooke Kelas Xi
SMA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Seminar Pembelajaran Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Analisis Kebutuhan E-Modul Berbasis Projec Based Learning
Pada Materi Hukum Hooke Kelas Xi SMA bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 23 Maret 2023

Penulis
Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI .......................................................................................................................................... 7
A. Model Pembelajaran PjBL ........................................................................................................... 7
B. Sintaks Model Pembelajaran PjBL............................................................................................... 7
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL ............................................................... 8
D. Pengertian E-Modul .................................................................................................................... 9
E. Jenis-Jenis dari E-Modul ............................................................................................................ 10
F. Kelebihan dan Kekurangan E-Modul......................................................................................... 11
G. Penggunaan E-Modul dalam Model Pembelajaran PjBL .......................................................... 12
DATA HASIL PENELITIAN ....................................................................................................................... 14
E-Modul Belajar Berbasis Problem-Based Learning Pada Materi Energi Micro Hidro Berbantuan 3d
Page Flip Untuk Siswa Sma .................................................................................................................. 15
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 20
A. Hasil Belajar............................................................................................................................... 20
B. Keterampilan Berpikir Kritis .................................................................................................. 20
C. Keterampilan Proses Sains ........................................................................................................ 21
D. Pemahaman Konsep ................................................................................................................. 21
PENUTUP ............................................................................................................................................... 23
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 23
B. SARAN ....................................................................................................................................... 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad ke-21 menuntut setiap orang untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Pada abad ini, semua aktifitas kehidupan tidak terlepas dari
teknologi. Untukberkomunikasi dibutuhkan alat komunikasi yang merupakan produk
teknologi komunikasi. Untuk melakukan perjalanan dibutuhkan alat transfortasi yang
merupakan produk teknologi transfortasi. Untuk membangun tempat tinggal
dibutuhkan alat konstruksi dan bahan bangunan yang merupakan produk teknologi
konstruksi. Serta masih banyak lagi aktifitas kehidupan lainnya yang semuanya
memanfaatkan teknologi. Teknologi tidak serta-merta muncul dengan sendirinya,
teknologi membutuhkan ilmu pengetahuan sebagai dasarnya.Untuk menguasai IPTEK
dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas yang dapat bertidak secara cepat,
tepat, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu, pendidikan memilikiperanan penting untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Pendidikan merupakan
pintu bagi umat manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
pendidikan umat manusia akan buta, ibarat berjalan dimalam yang gelap tanpa cahaya
yang menerangi (Sasmita, P. R., & Hartoyo, Z, 2020).
Pendidikan adalah bentuk aktivitas dan usaha manusia, untuk menumbuhkan
potensi diri melalui pembelajaran (Azhar & Sa'idah, 2017). Pembelajaran adalah upaya
terencana agar terjadinya proses belajar, sehingga tingkah laku peserta didik menjadi
lebih baik (Arfani, 2016). Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi
dengan semua sumber belajar yang mungkin dipergunakan untuk memperoleh hasil
yang ingin dicapai. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran, peserta didik
membutuhkan sumber belajar agar dapat memahami pembelajaran (Supriadi, 2015).
Berdasarkan Depdiknas (2008) diperoleh bahwa sumber belajar dapat disajikan dalam
berbagai bentuk seperti tempat atau kondisi lingkungan, orang, dan fakta yang sedang
terjadi. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guruialah bahan ajar
(Depdiknas, 2008).
Globalisasi adalah proses dimana semua aspek kehidupan manusia akan
berkembang secara langsung maupun tidak langsung. Dampak nyata dari
perkembangan tersebut adalah bidang pendidikan (Purwoko, Nugraheni, & Nadhilah,
2020). Di era globalisasi, pendidikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
sangat erat kaitannya, serta mempengaruhi perkembangan inovasi bahan ajar. Inovasi
pengembangan bahan ajar adalah (e-modul) modulelektronik. E-Modul adalah buku
berbentuk soft file yang dapat dibuka dan dibaca oleh peserta didik dimana pun dan
kapan pun (Andani & Yulian, 2018). Selain itu, e-modul berupa tampilan informasi
yang dapat dibaca melalui komputer dalam format buku yang disajikan secara
elektronik (Wijayanto & Zuhri, 2014). E-modul dapat membantu peserta didik agar
lebih paham materi yang sedang dipelajari (Ambarsari, 2016), memberikan peserta
didik kesempatan berkompetisi, mengekplorasi dan berprestasi (Ristanto, 2011).
Salah satu pelajaran yang membutuhkan bahan ajar berupa (e-modul) modul
elektronik adalah fisika. Fisika adalah ilmu sains dan pada dasarnya kumpulan
pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Ilmu sains yang dimaksud adalah ilmu
yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam yang dialami oleh alat
indra (Fitriani, Gunawan, & Sutrio, 2017). Proses kegiatan belajar mengajar fisika
kerap sekali dihadapkan pada sebuah materi yang abstrak. Pelajaran fisika masih
terkesan sulit untuk dipahami karena memiliki konsep yang abstrak dan tidak
mudah dihubungkan dengan kejadian sehari- hari dalam kehidupan manusia. Hal ini
menuntut para pendidik untuk kreatif dalam menciptakan dan mengembangkan media-
media pembelajaran agar siswa dapat lebih tertarik dalam mempelajari fisika dan
materi yang disampaikan dapat benar-benar dimengerti oleh peserta didik (Miswati, M.,
Amin, A., & Lovisia, E, 2020).
Fisika merupakan pelajaran yang mengandalkan kemampuan berhitung,
bernalar, dan logika yang baik. Oleh karena itu, peserta didik dituntut untuk memahami
konsep-konsep fisika secara terarah. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan
peserta didik memiliki kemampuan beralasan, berkomunikasi, memecahkan masalah
dan menggunakan fisika dalam kehidupan sehari-hari (Hartini, T. I., & Martin, M,
2020). Permasalahan fisika sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, fisika berperan penting untuk dapat melatih peserta didik agar menguasai
pengetahuan, konsep, dan prinsip fisika serta menguasai keterampilan ilmiah dan
proses (Sukiminiandari, Budi, & Supriyati, 2015). Permasalahan yang ada dalam ilmu
fisika juga terkait dengan permasalahan tentang alam dan gejalanya (Trianggono,
2017). Pemahaman setiap peserta didik berbeda. Sebagian peserta didik ada yang telah
memiliki pemahaman yang sesuai dengan prinsip, teori, dan hukum- hukum fisika,
namun banyak juga yang memiliki pemahaman yang tidak sesuai (DiSessa, 1993).
Pembelajaran fisika yang berbasis PjBL dan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dianggap dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar fisika serta memperluas pengalaman dan pengetahuan siswa.E-modul berbasis
PBL dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran fisika yang menarik dan
bermakna. Dalam pembelajaran fisika, e-modul dapat digunakan untuk memberikan
materi yang lebih interaktif dan menyajikan ilustrasi dan simulasi yang menarik untuk
membantu siswa memahami konsep fisika secara lebih efektif.
Namun, pengembangan e-modul yang efektif membutuhkan analisis kebutuhan
yang baik untuk memastikan bahwa e-modul yang dikembangkan dapat memenuhi
kebutuhan siswa dan guru. Oleh karena itu, analisis kebutuhan e-modul berbasis PBL
pada pembelajaran fisika SMA perlu dilakukan untuk memastikan bahwa e-modul yang
dihasilkan dapat mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan yaitu mengembangkan media
pembelajaran berupa bahan ajar yang ditujukan berbasis online. Oleh karena itu,
diperlukan penelitian studi pendahuluan yang terdiri atas studi literatur dan studi
lapangan. Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan menentukan
apa saja yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan studi lapangan
bertujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran disekolah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Arizal Fadli, Suharno, A. A Musadad bahwa studi lapangan dilakukan
dengan mengumpulkan berbagai informasi seperti analisis kebutuhan guru dan peserta
didik terhadap bahan ajar atau media pembelajaran untuk mengetahuikondisi lapangan
(Fadli, Suharno, & Musadad, 2017).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu model pembelajaran PjBL?


2. Bagaimana sintaks atau tahapan dalam model pembelajaran PjBL?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran PjBL?
4. Apa yang dimakasud dengan e-modul?
5. Apa saja jenis-jenis dari e-modul?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan e-modul?
7. Bagaimana penggunaan e-modul pada model pembelajaran PjBL?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui makna dan arti dari model pembelajaran PjBL.


2. Mengetahui sintaks atau tahapan dalam model pembelajaran PjBL.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran PjBL.
4. Mengetahui arti dan makna dari e-modul.
5. Mengetahui jenis-jenis dari e-modul.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari e-modul.
7. Mengetahui penggunaan e-modul pada model pembelajaran PjBL.

D. Manfaat Penulisan

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di SMA melalui pengembangan e-


modul yang efektif dan efisien.
2. Menyediakan alternatif pembelajaran fisika yang menarik dan inovatif untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika.
3. Meningkatkan pengalaman dan pengetahuan siswa dalam belajar fisika dengan
memadukan konsep fisika dengan PjBL dan TIK.
4. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah secara kreatif
dan inovatif melalui pembelajaran berbasis PjBL.
5. Memfasilitasi guru dalam mempersiapkan dan menyajikan materi pembelajaran
fisika secara lebih efektif dan efisien dengan menggunakan e-modul berbasis
PjBL.
6. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran fisika di SMA dengan
memanfaatkan teknologi digital dan internet.
7. Memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi baru tentang pengembangan
e-modul berbasis PjBL pada pembelajaran fisika SMA.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran PjBL

PjBL atau Project-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan salah satu
model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang terarah pada proyek. PjBL
melibatkan siswa dalam proyek nyata atau tugas berbasis masalah yang membutuhkan
pemecahan masalah dan kolaborasi antara siswa. Dalam model PjBL, siswa bekerja dalam tim
untuk mengembangkan solusi untuk masalah yang diberikan atau proyek yang diberikan.

Model pembelajaran PjBL dapat memiliki manfaat bagi siswa dalam beberapa cara.
Pertama, model ini memberikan pengalaman yang lebih autentik dan relevan bagi siswa karena
mereka menerapkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Kedua, siswa
belajar bekerja dalam tim dan membangun keterampilan sosial dan kolaboratif. Ketiga, model
PjBL memungkinkan siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka
sendiri dan bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan mereka.

Namun, model PjBL juga memiliki beberapa tantangan. Misalnya, mengelola proyek bisa
menjadi sulit dan memerlukan waktu dan sumber daya yang banyak. Selain itu, model PjBL
mungkin tidak cocok untuk semua materi pelajaran atau topik, karena beberapa topik mungkin
lebih sulit untuk dipelajari melalui proyek daripada melalui metode pembelajaran yang lebih
langsung. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mempertimbangkan apakah model PjBL
cocok untuk tujuan pembelajaran mereka dan bagaimana mengelola implementasi model
tersebut agar sukses.

B. Sintaks Model Pembelajaran PjBL

Dalam model pembelajaran PjBL ini memiliki beberapa tahapan/sintaks dalam


pelaksanaannya, yang di mana ini akan menjadi dasar terlaksananya proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PjBL ini. Berikut adalah sintaks atau langkah-
langkah umum dalam implementasi model pembelajaran PjBL:

1) Menentukan proyek atau tugas berbasis masalah yang akan diambil sebagai fokus
pembelajaran.

2) Mengorganisir siswa menjadi tim yang terdiri dari 3-5 anggota dengan keterampilan
dan minat yang berbeda untuk memaksimalkan kolaborasi dan keahlian yang berbeda.

3) Mengarahkan siswa untuk merencanakan dan merancang solusi proyek atau tugas,
termasuk menetapkan tujuan, sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, dan tugas-tugas
individu untuk setiap anggota tim.
4) Memfasilitasi pemecahan masalah dan bimbingan selama pelaksanaan proyek atau
tugas, dengan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian, melakukan eksperimen,
mengumpulkan data, dan membangun prototipe atau produk.

5) Memfasilitasi diskusi dan refleksi siswa tentang pembelajaran mereka, termasuk


kendala yang mereka hadapi, tantangan yang mereka atasi, dan hasil yang mereka capai.

6) Mengevaluasi hasil pembelajaran siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan


bersama pada awal pembelajaran.

7) Merefleksikan proses pembelajaran dan keberhasilan dalam mencapai tujuan


pembelajaran, dan memperbaiki rencana pembelajaran berikutnya berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.

Sintaks ini dapat disesuaikan dan dimodifikasi tergantung pada tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Penting untuk mengadaptasi model PjBL untuk memastikan kesesuaian dengan
kurikulum dan kebutuhan siswa.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL

Didalam sebuah model terdapat kelebihan dan kekurangan tersendiri yang menjadi ciri khas
dari sebuah model tersebut. Karena sejatinya tidak ada sebuah model yang benar-benar
sempurna dalam mendasari sebuah pembelajaran. Dan dalam hal ini, model pembelajaran
memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri yang menjadi ciri khas dari model
pembelajaran PjBL ini. Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran PjBL.

❖ Kelebihan model pembelajaran PjBL :


1) Berikut adalah sintaks atau langkah-langkah umum dalam implementasi model
pembelajaran PjBL:
2) Menentukan proyek atau tugas berbasis masalah yang akan diambil sebagai fokus
pembelajaran.
3) Mengorganisir siswa menjadi tim yang terdiri dari 3-5 anggota dengan keterampilan
dan minat yang berbeda untuk memaksimalkan kolaborasi dan keahlian yang berbeda.
4) Mengarahkan siswa untuk merencanakan dan merancang solusi proyek atau tugas,
termasuk menetapkan tujuan, sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, dan tugas-tugas
individu untuk setiap anggota tim.
5) Memfasilitasi pemecahan masalah dan bimbingan selama pelaksanaan proyek atau
tugas, dengan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian, melakukan eksperimen,
mengumpulkan data, dan membangun prototipe atau produk.
6) Memfasilitasi diskusi dan refleksi siswa tentang pembelajaran mereka, termasuk
kendala yang mereka hadapi, tantangan yang mereka atasi, dan hasil yang mereka capai.
7) Mengevaluasi hasil pembelajaran siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
bersama pada awal pembelajaran.
8) Merefleksikan proses pembelajaran dan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dan memperbaiki rencana pembelajaran berikutnya berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
9) Sintaks ini dapat disesuaikan dan dimodifikasi tergantung pada tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Penting untuk mengadaptasi model PjBL untuk memastikan kesesuaian
dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.

❖ Kekurangan model pembelajaran PjBL :


1) Berikut adalah sintaks atau langkah-langkah umum dalam implementasi model
pembelajaran PjBL:
2) Menentukan proyek atau tugas berbasis masalah yang akan diambil sebagai fokus
pembelajaran.
3) Mengorganisir siswa menjadi tim yang terdiri dari 3-5 anggota dengan keterampilan
dan minat yang berbeda untuk memaksimalkan kolaborasi dan keahlian yang berbeda.
4) Mengarahkan siswa untuk merencanakan dan merancang solusi proyek atau tugas,
termasuk menetapkan tujuan, sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, dan tugas-tugas
individu untuk setiap anggota tim.
5) Memfasilitasi pemecahan masalah dan bimbingan selama pelaksanaan proyek atau
tugas, dengan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian, melakukan eksperimen,
mengumpulkan data, dan membangun prototipe atau produk.
6) Memfasilitasi diskusi dan refleksi siswa tentang pembelajaran mereka, termasuk
kendala yang mereka hadapi, tantangan yang mereka atasi, dan hasil yang mereka capai.
7) Mengevaluasi hasil pembelajaran siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
bersama pada awal pembelajaran.
8) Merefleksikan proses pembelajaran dan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dan memperbaiki rencana pembelajaran berikutnya berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
9) Sintaks ini dapat disesuaikan dan dimodifikasi tergantung pada tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Penting untuk mengadaptasi model PjBL untuk memastikan kesesuaian
dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.

Terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini, menandakan
bahwa model ini bukanlah model yang tidak sepenuhnya ideal atau sempurna dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru atau pengajar lebih dapat lagi
memahami penggunaan atau pemakaian model pembelajaran PjBL dengan lebih efeisien agar
pembelajaran yang diharapkan dapat terlaksana dengan sempurna.

D. Pengertian E-Modul

E-Modul adalah singkatan dari Electronic Module atau Modul Elektronik. E-Modul dapat
diartikan sebagai bahan ajar berbasis digital yang dikemas dalam bentuk modul elektronik yang
dapat diakses melalui perangkat elektronik seperti komputer, laptop, tablet, atau smartphone.
E-Modul biasanya berisi materi pelajaran, tugas, latihan soal, video pembelajaran, animasi, dan
berbagai sumber belajar lainnya yang dirancang secara interaktif untuk membantu siswa
mempelajari materi pelajaran tertentu secara mandiri.

E-Modul merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan menggunakan
E-Modul, siswa dapat mempelajari materi pelajaran di mana saja dan kapan saja sesuai dengan
kebutuhan dan waktu yang tersedia. Selain itu, E-Modul juga dapat membantu siswa dalam
memperdalam pemahaman materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.

E. Jenis-Jenis dari E-Modul

Dalam pembahasan terkait e-modul ini memiliki beberapa jenis yang menjadi dasar dalam
pemakaian/penggunaan oleh seorang guru/pengajar dalam melakasnakan kegaiatan
pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis E-Modul yang umum digunakan dalam
pembelajaran:

1. E-Modul Materi Pelajaran

Jenis E-Modul ini berisi materi pelajaran atau konten yang disampaikan secara lengkap
dan terstruktur. E-Modul ini biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh soal, jawaban,
dan latihan yang disusun secara sistematis dan terarah.

1. E-Modul Interaktif

E-Modul interaktif dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi


pelajaran dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif. E-Modul interaktif
biasanya menyediakan gambar, animasi, video, dan simulasi untuk membantu siswa
memahami konsep dan teori yang diajarkan.

2. E-Modul Simulasi

E-Modul simulasi dirancang untuk membantu siswa memahami konsep dan prinsip
dalam materi pelajaran dengan cara yang lebih konkret. E-Modul simulasi dapat berupa
simulasi fisika, kimia, biologi, atau simulasi lainnya yang digunakan untuk
menggambarkan atau mensimulasikan suatu fenomena atau kejadian.

3. E-Modul Proyek

E-Modul proyek digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam mengerjakan suatu


proyek atau tugas yang terkait dengan materi pelajaran. E-Modul proyek biasanya berisi
instruksi dan panduan lengkap mengenai proyek atau tugas yang akan dikerjakan, serta
sumber daya dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

4. E-Modul Evaluasi
E-Modul evaluasi berisi latihan soal dan tugas yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. E-
Modul evaluasi dapat membantu guru dalam mengevaluasi kemajuan belajar siswa dan
memberikan umpan balik yang sesuai.

5. E-Modul Keterampilan

E-Modul keterampilan berisi materi atau instruksi tentang cara melakukan suatu
keterampilan atau tugas tertentu. E-Modul keterampilan biasanya digunakan untuk
materi pelajaran praktik seperti pelajaran teknik, seni, atau pelajaran olahraga.

6. E-Modul Multimedia

E-Modul multimedia menggabungkan berbagai media seperti gambar, video, animasi,


dan suara untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik. E-
Modul multimedia biasanya dirancang untuk memfasilitasi siswa dalam memahami
materi pelajaran secara lebih efektif dan menyenangkan.

F. Kelebihan dan Kekurangan E-Modul

Terepas dari banyaknya jenis dari sebuah e-modul, ternyata e-modul ini memiliki kelebihan
dan kekurangannya tersendiri yang menjadi dasar dan ciri khas di setiap pengunaannya. Berikut
ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari sebuah E-Modul:

❖ Kelebihan dari sebuah E-Modul :


1. Fleksibilitas dalam penggunaan: E-Modul dapat digunakan kapan saja dan di mana saja,
sehingga siswa dapat belajar mandiri tanpa harus terikat dengan waktu dan tempat
tertentu.
2. Aksesibilitas yang tinggi: E-Modul dapat diakses dengan mudah melalui internet atau
media digital lainnya, sehingga siswa dapat mengaksesnya dari mana saja.
3. Interaktif dan Menarik: E-Modul yang interaktif dan menarik dapat membantu siswa
dalam memahami materi pelajaran dengan cara yang lebih menyenangkan.
4. Peningkatan kemampuan teknologi: Penggunaan E-Modul dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi.

❖ Kekurangan dari sebuah E-Modul :


1. Memerlukan perangkat dan koneksi internet: Penggunaan E-Modul memerlukan
perangkat seperti komputer, laptop, atau smartphone, serta koneksi internet yang stabil.
2. Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat dan internet: Tidak semua siswa
memiliki akses ke perangkat dan internet, sehingga dapat terjadi kesenjangan dalam
pemahaman materi pelajaran antara siswa yang memiliki akses dan siswa yang tidak
memiliki akses.
3. Tidak semua siswa cocok dengan belajar secara mandiri: Tidak semua siswa cocok
dengan metode pembelajaran secara mandiri, sehingga penggunaan E-Modul mungkin
tidak efektif bagi siswa yang memerlukan bimbingan langsung dari guru.
4. Terkadang kurang fleksibel dalam menjawab pertanyaan siswa: E-Modul terkadang
kurang fleksibel dalam memberikan jawaban atau penjelasan yang sesuai dengan
pertanyaan siswa, sehingga siswa mungkin perlu mencari bantuan dari sumber lain.

Namun, kelebihan dan kekurangan dari sebuah E-Modul dapat bervariasi tergantung pada
desain dan implementasi dari E-Modul tersebut. Oleh sebab itu sekiranya pengguna E-Modul
ini dapat lebih diperhatikan lagi apa yang mejadi kekurangan dan kelebihan dari sebuah E-
Modul ini sehingga dalam pelaksanaanya E-Modul ini dapat lebih maksimal.

G. Penggunaan E-Modul dalam Model Pembelajaran PjBL

Dalam sebuah pembelajaran di satuan pendidikan memiliki berbagai jenis cara dan teknik
yang dipakai dalam keberlangsungan pembelajaran terhadap peserta didik. Hal tersebut tentu
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi peserta didik yang ada di sekolah tersebut. Salah satu
model yang paling sering digunakan dalam keberlangsungan proses pembelajaran adalah
model PjBL (Project Based Learning). Di model PjBL ini pembelajaran melibatkan siswa
dalam proyek-proyek yang berorientasi pada penyelesaian masalah, di mana siswa secara aktif
membangun pengetahuan dan keterampilan melalui proyek-proyek yang menuntut penerapan
pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam situasi nyata. PjBL juga dianggap sebagai
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.

Analisis kebutuhan e-modul berbasis Project Based Learning pada pembelajaran fisikadi
tingkat SMA menitikberatkan pada suatu kajian teori yang berkaitan dengan pengembangan
dan implementasi e-modul berbasis Project Based Learning dalam pembelajaran fisika di
sekolah menengah atas. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
e-modul berbasis Project Based Learning dalam pembelajaran fisika SMA. Terlepas dari hal
itu pengunaan e-modul dalam model pemebelajaran PjBL ini memiliki beberapa tahapan atau
langkah dalam pelaksanaannya, yang diantaranya :

1. Penyusunan E-Modul

Guru dapat menyusun E-Modul dengan mengacu pada kurikulum dan sumber materi
yang terpercaya. E-Modul tersebut harus dirancang dengan desain yang menarik,
interaktif, dan dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Pemilihan topik dan masalah

Guru dapat memilih topik dan masalah yang relevan dengan materi fisika yang sedang
dipelajari dan sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. Topik dan masalah tersebut dapat
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreativitas dalam menyelesaikannya.

3. Pemberian Tugas

Setelah E-Modul selesai disusun, guru dapat memberikan tugas yang terkait dengan
materi fisika yang dipelajari melalui E-Modul. Tugas tersebut harus dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan terlibat aktif dalam
pembelajaran.

4. Pembelajaran Mandiri

Setelah tugas diberikan, siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan E-Modul
yang disediakan oleh guru. Selama proses pembelajaran mandiri, siswa dapat
memperdalam pemahaman mereka dengan menyelesaikan tugas yang diberikan.

5. Kolaborasi dan Diskusi

Setelah siswa menyelesaikan tugas, guru dapat memfasilitasi kolaborasi dan diskusi di
antara siswa dalam kelompok kecil. Diskusi tersebut dapat membantu siswa
memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pelajaran dan mengembangkan
keterampilan sosial mereka.

6. Evaluasi

Setelah selesai, guru dapat melakukan evaluasi terhadap prestasi siswa dalam
memahami materi pelajaran melalui tugas yang telah diberikan. Evaluasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi atau tugas yang lebih kompleks.

Dengan penggunaan E-Modul dalam model pembelajaran PjBL pada materi fisika,
siswa dapat belajar secara mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran dan memperluas keterampilan
mereka.
BAB III

DATA HASIL PENELITIAN

Ko Judul Variabel Metode Instrumen Hasil


de Terikat Bebas Modera Penelitian Peneliti
ting an
S1 E-Modul Hasil Model Materi survei Tes hasil 87%
Project Belajar Pembelaj Pemanas belajar [sangat
Based Siswa aran an layak]
Learning Project Global
Untuk
Based
Pembelajar
an Fisika
Learning
SMA Pada Berbasis
Materi E-Modul
Pemanasan
Global
S2 Meta Hasil Model survei Tes bahan Sma =
Analisis Belajar Pembelaj ajar 1,29[tin
Pengaruh Siswa aran ggi]
Model Project Smk =
Project Based 1,32
Based
Learning [tinggi]
Learning
dalam Berbasis
Variasi E-Modul
Bahan Ajar
Fisika
Terhadap
Hasil
Belajar
Siswa
SMA/SMK

S3 Pengemban Meningka Model Quasi angket >3,25 –


gan E- tkan Pembelaj experimental 4
Modul Kemamp aran
Eksperime uan Project
n Fisika
Pemecaha Based
Berbasis
Project
n Masalah Learning
Based Berbasis
Learning E-Modul
S4 Local Keteramp Model Quasi kuesioner 80%
Wisdom- ilan Pembelaj experimental
Based E- Berpikir aran
Module Kritis Project
With
Siswa Based
Project-
Based
Learning
Learning Berbasis
Model: E-Modul
Enriching
Energy
Topic In
Physics
Learning
S5 Implement Meningka Model posttest Tes 73-81 %
asi Model t Hasil Pembelaj butiran
Project Belajar aran soal
Based Dan Project
Learning Berpikir Based
(Pjbl) Kritis
Dalam
Learning
Meningkat Berbasis
kan Hasil E-Modul
Belajar Dan
Berpikir
Kritis
Siswa Pada
Materi
Fluida
Statis Di
Sma
Inshafuddi
n
S6 E-Modul Memecah Model Materi Research and kuisioner/a 57,7%
Belajar kan Pembelaj Energi Development ( ngket
Berbasis masalah aran Micro R&D) terhadap
Problem- Project Hidro guru dan
Based Based siswa
Learning
Pada
Learning
Materi Berbasis
Energi E-Modul
Micro
Hidro
Berbantuan
3d Page
Flip Untuk
Siswa Sma

S7 Pengaruh Hasil Model Quasi pengujian 75 %


Google Belajar Pembelaj experimental hipotesis
Classroom Siswa aran
Berbasis Project
Web Based
Dengan
Learning
Implement
asi Model Berbasis
Project E-Modul
Based
Learning
Terhadap
Hasil
Belajar
Peserta
Didik
S8 Penerapan Meningkat Model Tindakan pretest 18,75%
Model an Kinerja Pembelaj kelas
Project Dan aran
Based Prestasi Project
Learning Belajar
Based
Untuk
Meningkat
Learning
an Kinerja Berbasis
Dan E-Modul
Prestasi
Belajar
Fisika
Siswa Smk
S9 Pengemban Memecah Model Pretest & Tes 77.15%
gan Media kan Pembelaj posttest observasi
Pembelajar masalah aran
an e-Modul Project
untuk
Based
Pembelajar
Learning
an Berbasis
Project Berbasis
Based E-Modul
Learning
(PjBL)
S1 Project Keteramp Model Hukum Quasi Pretest 65.74%
0 Based ilan Kerja Pembelaj Bernoull experimental dan
Learning Siswa aran i posttest
(Pjbl) Project
dalam
Based
Proses
Pembelajar
Learning
an Daring Berbasis
pada Materi E-Modul
Hukum
Bernoulli
Mengguna
kan Botol
Bekas
S1 Efektivitas Meningka Model Kinemati Research and Tes Uji > 80 %
1 Penggunaa tkan Pembelaj ka Gerak Development ( efektivitas
n Lembar Keteramp aran R&D)
Kerja ilan dan Project
Peserta
kompeten Based
Didik
Berbasis
si siswa Learning
Model Berbasis
Project E-Modul
Based
Learning
Berbantuan
Aplikasi
Tracker
dengan
Pendekatan
Saintifik
pada Materi
Kinematika
Gerak
S1 Pengemban Meningka Model Research and Tes 86.8%
2 gan Modul tkan Pembelaj Development ( observasi
Pemrogram keterampi aran R&D)
an Visual lan siswa Project
Berbasis Based
Project
Learning
Based
Learning Berbasis
E-Modul
S1 Pembuatan Meningka Model Research and Angket 88 %
3 E-Modul tkan hasil Pembelaj Development (
Materi belajar aran R&D)
Fluida Project
Statis Based
Berbasis
Learning
Pjbl
Mengguna Berbasis
kan E-Modul
Aplikasi
Flipbook
Terhadap
Hasil
Belajar
Kognitif
Pada Siswa
Kelas Xi
Sma
T1 Pengemba Meningka Tindakan Tes
ngan E- tkan Hasil kelas
Modul Belajar
Fisika dan
Berbasis Motivasi
Proyek Belajar
untuk
Meningkat
kan Hasil
Belajar
dan
Motivasi
Belajar
Siswa
Kelas X
SMA.
T2 Pengemba Meningka E-Modul Quasi Tes
ngan E- tkan Fisika experimental
Modul Keteramp Berbasis
Fisika ilan Pembelaj
Berbasis Berpikir aran
Pembelaja Kritis Proyek
ran Proyek Siswa
untuk
Meningkat
kan
Keterampi
lan
Berpikir
Kritis
Siswa
SMA
T3 Pengemba Meningka E-Modul Quasi Tes
ngan E- tkan Fisika experimental
Modul Keteramp Berbasis
Fisika ilan Pembelaj
Berbasis Berpikir aran
Pembelaja Kreatif Proyek
ran Proyek Siswa
untuk
Meningkat
kan
Keterampi
lan
Berpikir
Kreatif
Siswa
SMA
T4 Pengemba Meningka E-Modul Quasi Tes
ngan E- tkan Hasil Fisika experimental
Modul Belajar Berbasis
Fisika Siswa Pembelaj
Berbasis aran
Pembelaja Proyek
ran Proyek
untuk
Meningkat
kan Hasil
Belajar
Siswa
Kelas XI
SMA
T5 Pengemba Meningka E-Modul Tindakan Tes
ngan E- tkan Fisika kelas
Modul Kemamp Berbasis
Fisika uan Pembelaj
Berbasis Pemecaha aran
Pembelaja n Masalah Proyek
ran Proyek Siswa
untuk
Meningkat
kan
Kemampu
an
Pemecaha
n Masalah
Siswa
Kelas XII
SMA
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar

E-mdoul adalah salah satu platform atau aplikasi digital yang dapat digunakan
dalam model pembelajaran PjBL (Project-Based Learning) untuk membantu siswa
dalam belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. E-mdoul memiliki beberapa
fitur yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan proyek-proyek yang diberikan
dalam PjBL, seperti kolaborasi online, pengumpulan tugas, dan komunikasi dengan
guru dan teman sekelas.
Namun, hasil belajar siswa terkait e-mdoul dalam model pembelajaran PjBL
tidak hanya bergantung pada penggunaan teknologi tersebut, melainkan juga
tergantung pada kualitas pembelajaran yang dilaksanakan secara keseluruhan. Dalam
model PjBL, siswa dituntut untuk aktif belajar, berkolaborasi, dan mengambil inisiatif
dalam memecahkan masalah yang diberikan dalam proyek. Oleh karena itu, guru harus
memastikan bahwa proyek yang diberikan sesuai dengan level pemahaman dan
kemampuan siswa, dan memberikan panduan yang cukup agar siswa dapat bekerja
secara efektif.
Selain itu, penggunaan e-mdoul harus dilakukan secara terstruktur dan terarah,
sehingga siswa tidak hanya sekadar menggunakan teknologi tersebut tanpa tujuan yang
jelas. Guru perlu memastikan bahwa penggunaan e-mdoul sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa, dan memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan
selama proses pembelajaran.

B. Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan penting yang


harus dikembangkan dalam pembelajaran PjBL (Project-Based Learning). Dalam
konteks penggunaan e-modul dalam pembelajaran PjBL, keterampilan berpikir kritis
dapat diintegrasikan dalam beberapa tahap pembelajaran, seperti tahap eksplorasi,
tahap pengembangan konsep, dan tahap penyajian.
Pada tahap eksplorasi, siswa dapat menggunakan e-modul untuk mencari informasi dan
melakukan riset tentang topik yang akan dipelajari. Dalam hal ini, keterampilan berpikir
kritis dapat diterapkan dalam melakukan evaluasi terhadap sumber informasi yang
ditemukan, serta dalam mempertanyakan dan mencari alternatif dari informasi tersebut.
Pada tahap pengembangan konsep, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk
membantu siswa mengorganisir ide dan konsep yang telah dipelajari, serta dalam
merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam proyek yang akan
dikerjakan. Dalam tahap ini, keterampilan berpikir kritis dapat diterapkan dalam
merumuskan pertanyaan yang tepat, serta dalam mengevaluasi kebenaran dan relevansi dari
konsep yang telah dipelajari.
Pada tahap penyajian, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk menyajikan
hasil proyek yang telah dikerjakan. Dalam hal ini, keterampilan berpikir kritis dapat
diterapkan dalam mempertimbangkan argumen dan bukti yang digunakan dalam
presentasi, serta dalam mengevaluasi kredibilitas dan keakuratan dari data dan
informasi yang disajikan.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan keterampilan penting yang harus


dikembangkan dalam pembelajaran PjBL (Project-Based Learning). Dalam konteks
penggunaan e-modul dalam pembelajaran PjBL, KPS dapat diintegrasikan dalam
beberapa tahap pembelajaran, seperti tahap eksplorasi, tahap pengembangan konsep,
dan tahap penyajian.
Pada tahap eksplorasi, siswa dapat menggunakan e-modul untuk mencari
informasi dan melakukan riset tentang topik yang akan dipelajari. Dalam hal ini, KPS
dapat diterapkan dalam merencanakan dan melaksanakan pengamatan terhadap
fenomena yang terkait dengan topik tersebut, serta dalam merumuskan pertanyaan-
pertanyaan yang akan dijawab dalam proyek yang akan dikerjakan.
Pada tahap pengembangan konsep, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk
membantu siswa mengorganisir ide dan konsep yang telah dipelajari, serta dalam
melakukan uji coba dan pengukuran terhadap hipotesis yang telah dibuat. Dalam tahap
ini, KPS dapat diterapkan dalam merancang dan melaksanakan percobaan atau simulasi
yang relevan, serta dalam menganalisis data yang telah diperoleh.
Pada tahap penyajian, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk menyajikan
hasil proyek yang telah dikerjakan. Dalam hal ini, KPS dapat diterapkan dalam
merumuskan kesimpulan yang tepat berdasarkan data dan informasi yang telah
dikumpulkan, serta dalam mempertimbangkan implikasi dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.

D. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan utama dari pembelajaran PjBL
(Project-Based Learning). Dalam konteks penggunaan e-modul dalam pembelajaran
PjBL, e-modul dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu siswa memahami
konsep yang diajarkan.
Pada tahap eksplorasi, e-modul dapat digunakan sebagai sumber informasi
untuk membantu siswa memahami konsep yang akan dipelajari. Dalam hal ini, e-modul
dapat disusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga siswa dapat mempelajari
konsep dengan lebih mudah dan efektif. E-modul juga dapat dilengkapi dengan
berbagai media, seperti gambar, video, atau animasi, untuk membantu siswa
memvisualisasikan konsep yang sedang dipelajari.
Pada tahap pengembangan konsep, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk
membantu siswa mengorganisir ide dan konsep yang telah dipelajari. Dalam hal ini, e-
modul dapat dilengkapi dengan berbagai contoh dan latihan yang relevan, sehingga
siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam berbagai situasi dan kasus
yang berbeda.

Pada tahap penyajian, e-modul dapat digunakan sebagai alat untuk menyajikan
hasil proyek yang telah dikerjakan. Dalam hal ini, e-modul dapat disusun secara
terstruktur dan logis, sehingga siswa dapat menyajikan konsep dan hasil penelitian yang
telah dilakukan dengan jelas dan sistematis.
Dengan demikian, penggunaan e-modul dalam pembelajaran PjBL dapat
membantu siswa dalam memahami konsep dengan lebih mudah dan efektif. Namun,
penting untuk dipastikan bahwa e-modul yang digunakan telah terverifikasi kebenaran
dan kredibilitasnya, sehingga siswa dapat mempelajari konsep dengan tepat dan efektif.
Selain itu, guru juga perlu memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat selama
proses pembelajaran, agar siswa dapat memahami konsep dengan optimal dan
mendapatkan hasil belajar yang baik.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

PjBL atau Project-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan


salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang terarah pada
proyek. PjBL melibatkan siswa dalam proyek nyata atau tugas berbasis masalah yang
membutuhkan pemecahan masalah dan kolaborasi antara siswa. Dalam model PjBL,
siswa bekerja dalam tim untuk mengembangkan solusi untuk masalah yang diberikan
atau proyek yang diberikan.
E-Modul merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dengan menggunakan E-Modul, siswa dapat mempelajari materi
pelajaran di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang
tersedia. Selain itu, E-Modul juga dapat membantu siswa dalam memperdalam
pemahaman materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.
Kebutuhan e-modul pada model pembelajaran pjbl membawa dampak positif
dalam pembelajaran, terkhusus dalam pembelajaran fisika di jenjang SMP dan SMA.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang
mana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pennggunaan e-modul pada model
pembelajaran pjbl dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa hasil belajar yang
meningkat dengan penerapan model ini di antaranya adalah keterampilan berpikir kritis,
keterampilan proses sains, pemahaman konsep, dan aktivitas belajar.

B. SARAN

Sebagai salah satu dasar seorang pendidik/pengajar yakni harus mampu


mengelolah pembelajaran lewat model serta cara yang dilaksanakann, supaya nantinya
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

1 Nurhasanah, D., Iswanto, B. H., & Nasbey, H. (2023). E-Modul Project Based Learning
Untuk Pembelajaran Fisika SMA Pada Materi Pemanasan Global. Lontar Physics Today, 2(1),
1-8.

2 Izzah, N., Asrizal, A., & Mufit, F. (2021). Meta Analisis Pengaruh Model Project based
Learning dalam Variasi Bahan Ajar Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA/SMK. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika, 12(2), 159-165.

3 Hayati, P., & Fauziah, R. N. (2023). Pengembangan E-Modul Eksperimen Fisika Berbasis
Project Based Learning. Journal on Education, 5(3), 10728-10734.

4 Widayanti, W., Sinensis, A. R., Firdaus, T., Effendi, E., & Sholikahah, A. U. (2022). Local
Wisdom-Based E-Module with Project-Based Learning Model: Enriching Energy Topic in
Physics Learning. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 5(1), 77-85.

5 Rauziani, R., Yusrizal, Y., & Nurmaliah, C. (2016). Implementasi model project based
learning (pjbl) dalam meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa pada materi fluida
statis di sma inshafuddin. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 4(2), 39-44.

6 Sunaryo, S., Nasbey, H., & Maulana, A. (2023, January). E-MODUL BELAJAR
BERBASIS PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI MICRO HIDRO
BERBANTUAN 3D PAGE FLIP UNTUK SISWA SMA. In PROSIDING SEMINAR
NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 11).

7 Buhungo, T. J. (2021). Pengaruh Google Classroom Berbasis Web dengan Implementasi


Model Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan
Fisika UNDIKSHA, 11(2), 40-46.

8 Mulyadi, E. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatan Kinerja
dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK. Jurnal pendidikan teknologi dan kejuruan, 22(4),
385-395.

9 Ismanto, E., & Anshari, K. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran e-Modul untuk
Pembelajaran Berbasis Project Based Learning (PjBL). Jurnal Pengabdian UntukMu
NegeRI, 6(2), 17-24.

10 Sutejo, S., Asmawati, E. Y. S., Wahono, L., & Suseno, N. (2021). Project Based Learning
(Pjbl) dalam Proses Pembelajaran Daring pada Materi Hukum Bernoulli Menggunakan Botol
Bekas. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 7(2), 218-223.

11 Lismidarni, S. (2020). Efektivitas penggunaan lembar kerja peserta didik (LKPD)


berbasis model project based learning berbantuan aplikasi tracker dengan pendekatan
saintifik pada materi kinematika gerak. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (JPPF), 6(2).
12 Hasanah, F. N., Untari, R. S., Aulina, C. N., & Ramadhan, S. (2022). Pengembangan
Modul Pemrograman Visual berbasis Project Based Learning. Edu Komputika Journal, 9(1),
37-43.

13 Diana, L. E. (2022). Pembuatan E-Modul Materi Fluida Statis Berbasis Pjbl


Menggunakan Aplikasi Flipbook Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pada Siswa Kelas XI
SMA (Doctoral dissertation, Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan, Universitas Islam
Sumatera Utara).

14 H. Suprijono, E. Rokhmatun, dan T. Rohman. "Pembelajaran fisika dengan pendekatan


saintifik dan teknologi informasi." Graha Ilmu, 2013.

15 M. A. Siddiquee dan M. A. Hossain. "Development of e-modules for physics education:


An innovation for improving the quality of learning." International Journal of Education and
Development using Information and Communication Technology, vol. 9, no. 1, 2013, pp. 37-
55.

16 T. R. Handayani dan D. W. Widayanti. "Penerapan pembelajaran fisika berbasis e-modul


berorientasi pada pembelajaran proyek." Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, vol. 2, no.
2, 2016, pp. 106-114.

17 D. D. Dharma dan N. A. Purwoko. "Pengembangan e-modul fisika berbasis pembelajaran


proyek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa." Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, vol. 3, no. 1, 2017, pp. 61-67.

18 M. Zainuddin, A. Muliyati, dan M. Mursalin. "The development of project-based e-


module of senior high school physics." Journal of Physics: Conference Series, vol. 795, no. 1,
2017, p. 012010.

19 A. M. Wibowo dan A. C. Prabowo. "Penerapan model pembelajaran project-based


learning berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMA."
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, vol. 3, no. 1, 2017, pp. 1-8.

20 M. A. Wicaksono dan A. Supandi. "Pembelajaran fisika berbasis proyek dengan e-modul


di SMA." Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, vol. 6, no. 1, 2017, pp. 30-35.

21 T. W. Utami dan D. D. Dharma. "Penerapan e-modul fisika berbasis pembelajaran proyek


untuk meningkatkan kreativitas siswa." Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, vol. 5, no. 1,
2019, pp. 53-60.

22 A. N. Akbar dan S. Nurhayati. "Pengembangan e-modul fisika berbasis proyek untuk


meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA." Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, vol. 6, no. 1, 2020, pp. 60-68.

23 H. M. Al-Asmari, A. H. Al-Faris, dan S. S. Al-Qahtani. "The effectiveness of project-


based e-learning module in physics: A case study of Saudi Arabia's general education."
International Journal of Emerging Technologies in Learning, vol. 15, no. 18, 2020, pp. 215-
229.
24 Widyaningsih, A. (2017). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI IPA SMA. Universitas
Negeri Malang.

25 Kurniawan, S. (2018). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Proyek untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Universitas Sebelas Maret.

26 Aminah, A. (2019). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Universitas Negeri Jakarta.

27 Puspita, E. (2020). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA. Universitas Negeri Yogyakarta.

28 Surya, M. R. (2021). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. Universitas Negeri Jakarta

29 Hadi, A. (2018). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Proyek untuk Meningkatkan


Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA. Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Semarang.

30 Lestari, R. (2019). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Malang.

31 Novianti, N. (2020). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia.

32 Yulianto, A. (2021). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA. Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Yogyakarta.

33 Nurdin, H. (2022). Pengembangan E-Modul Fisika Berbasis Pembelajaran Proyek untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas XII SMA. Tesis tidak
diterbitkan. Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai