Proposal
Oleh
HAFIZ AULIA
NPM 1913022042
Halaman
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah .................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup ......................................................................................5
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks Guided inquiry learning …………………………………...... 9
2. Penelitian Relevan ……....…………………………………………... 16
3. Postest-pretest control group design…………………………………. 23
4. Tahap Pelaksanaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………….... 24
5. Koefisien Validitas …………………………………………………… 27
6. Interpretasi Reliabilitas ……………………………………………….. 28
7. Klasifikasi N-gain ……………………….……………….…………… 29
8. Interpretasi Effect Size ……………………………………………….... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran………………………………………………… 20
iv
I. PENDAHULUAN
dimana setelah siswa membuat proyek, proyek tersebut akan diuji apakah
sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Jika tidak, maka akan
dilakukan pendesainan ulang. Proses ini dilakukan karena pendekatan
STEM menekankan pada tahap. Engineering atau rekayasa, namun tetap
dilaksanakan dengan metode ilmiah. (Septiani, A. 2016).
Selain itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Islamyah, D. G., dkk
(2018) dengan judul Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis STEM guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas X MIPA 4 SMAN tahun ajaran 2018/2019 didapatkan hasil bahwa
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis STEM dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 4 SMAN 2
Singaraja Tahun Ajaran 2018/2019.
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian ini,
yaitu:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengetahuan dalam
memanfaatkan model pembelajaran Guided Inquiry Learing dengan
pendekatan STEM untuk membantu meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran
yang sesuai dan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran di
sekolah untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
3. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami
konsep fisika dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Secara umum alat peraga adalah benda atau alat-alat yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Alat peraga adalah
seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau di susun
secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip- prinsip dalam
pembelajaran (Iswadji, S. 2003:13). Penggunaan alat peraga sains
diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep
yang terkandung di dalam materi sains serta dapat mempelajari
sesuatu yang abstrak menjadi konkret atau nyata (Kustandi, C.
2013).
11
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga dapat
digunakan guru untuk membantu peserta didik meningkatkan
kemampuan mereka dalam proses pembelajaran sains.
Menggunakan alat peraga, guru diharapkan dapat berusaha
memberikan serta menciptakan kesan pada siswa bahwa fisika
merupakan ilmu yang menyenangkan sehingga pemahamannya
tentang konsep-konsep fisika yang abstrak menjadi lebih nyata,
(Widyaningsih, S.W. 2011). Sehingga mudah bagi peserta didik
untuk mengetahui dan memahami konsep-konsep yang telah ada.
Dimana hal tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan
kemampuan dalam proses sains peserta didik.
12
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Pretest
Posttest
Data
Analisis Data
Kesimpulan
Terdapat dua variabel pada penelitian ini, yaitu varibel bebas dan variabel
terikat. Dimana variabel bebasnya merupakan model pembelajaran guided
inquiry learning dengan pendekatan STEM, sedangkan variabel terikatnya
adalah keterampilan proses sains peserta didik.
23
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, yaitu dapat
dilihat pada Tabel 4. berikut ini.
3. Tahap Akhir
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini, yaitu.
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest siswa serta instrumen
pendukung lainnya.
b. Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum perlakuan
dan setelah diberi perlakuan untuk menentukan apakah terdapat
25
Penelitian ini terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan
variabel terikat dan terdapat satu moderator. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran guided inquiry learning, sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan proses sains peserta didik dan dimoderatori
oleh pendekatan STEM.
Instrumen yang dipakai dalam sampel harus diuji terlebih dahulu dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan program IBM
SPSS Statistics 21.
1. Uji Validitas
Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat menunjukan bahwa pengukuran
yang dilakukan untuk memperoleh data tersebut valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur dengan tepat apa
yang seharusnya diukur . Untuk menguji validitas instrument digunakan
rumus korelasi product moment sebagai berikut :
𝑟 𝑁∑𝑋𝑌 −(∑𝑁)(∑𝑌)
𝑥𝑦=
√{𝑁∑𝑋 2 −( ∑𝑋 2 ) }{𝑁∑𝑌2 −( ∑𝑌2 ) }
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah peserta didik yang dites
X : Skor butir soal
Y : Skor total
signifikan (α = 0,05) maka instrumen tersebut valid. Namun jika rhitung <
rtabel maka instrumen tersebut tidak valid. Adapun koefisien validitas
mengacu pada Tabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabel atau tidaknya suatu instrumen adalah apabila digunakan untuk
mengukur objek yang sama beberapa kali maka akan menghasilkan
data yang sama. Perhitungan untuk mencari reliabilitas instrumen
dengan menggunakan rumus alpha, yaitu:
𝑟 𝑛 ∑𝛿 2
11=( )(1− 𝑖2 )
𝑛−1 ∑𝛿 𝑡
Keterangan:
R11 : Reliabilitas yang dicari
∑𝛿𝑖2 : Jumlah varian skor tiap item
∑𝛿𝑡2 : varians total
Setelah uji instrumen dilakukan, dan didapatkan hasil uji validitas dan
reliabilitas yang diinginkan, maka instrument sudah siap digunakan kemudian
diberikan pada sampel yang sesungguhnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
pengumpulan data tes dan non-tes . Instrumen tes yang digunakan yaitu data
hasil belajar peserta didik. Bentuk tes berupa soal pilihan jamak yang terdiri
dari 35 soal pada topik pengukuran yang diberikan pada kelas eksperimen dan
dengan soal yang sama diberikan pada kelas kontrol. Tes yang diberikan
bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains peserta
didik dengan pendekatan STEM menggunakan model guided inquiry learning
pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol . Data
hasil pretest dan posttest peserta didik, selanjutnya akan dilakukan tabulasi
data, yaitu penyusunan data ke dalam bentuk Tabel dengan tujuan agar data
dapat mudah disusun, dijumlah, dianalisis, dan disajikan. Instrumen non-tes
yang digunakan berupa angket respon peserta didik pada kelas eksperimen
mengenai model pembelajaran guided inquiry learning berbasis STEM.
29
1. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil pretest dan
posttest kemampuan berpikir sistem yang kemudian dianalisis
menggunakan N-gain untuk mengetahui perbedaan pretest dan posttest
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui hal tersebut
menggunakan rumus berikut ini:
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 max − 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
2. Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sampel penelitian berdistribusi
secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan Ketentuan:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Dengan dasar pengambilan keputusan
a. Apabila nilai Sig atau nilai probabilitas > 0,05, maka H0
diterima.
b. Apabila nilai Sig atau nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
30
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kehomogenan dari
sample yang diberikan pada penelitian ini. Uji homogenitas ini
menggunakan rumus:
𝑆12
𝐹= 2
𝑆2
Keterangan :
𝑆12 = Varians terbesar
𝑆22 = Varians terkecil
Jika Fhitung < Ftabel maka data dapat disebut homogen, namun jika
data Fhitung>Ftabel , maka data dikatakan tidak homogen. Data
yang homogen selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis statistik
parametrik, apabila data tidak homogen maka dapat dilakukan uji
hipotesis non-parametrik.
3. Uji Hipotesis
Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui terdapat
perbedaan atau tidak antara kedua kelompok sampel. Hipotesis
yang akan diujikan dengan Independent Sampel T-test sebagai
berikut.
a. Hipotesis
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan system
thinking peserta didik dengan menggunakan IBL STEM
berbasis flipped classroom.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan systems thinking
peserta didik dengan menggunakan IBL STEM berbasis
flipped classroom.
b. Pengambilan keputusan
1. H0 ditolak jika Sig atau probabilitas lebih kecil dari 0,05
2. H0 diterima jika Sig atau probabilitas lebih besar dari 0,05
31
4. Effect Size
Nilai effect size menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel
terhadap variabel lainnya dalam sebuah penelitian. Berikut adalah
rumus effect size menurut Cohen, L., at al (2007).
𝑌𝑒 − 𝑌𝑐
𝛿=
𝑆𝑐
Keterangan: :
𝛿 : Effect size :
Ye : Nilai rata-rata perlakuan eksperimen
Yc: Nilai rata-rata perlakuan kontrol
Se: Simpangan baku kelompok pembanding
Adapun hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dalam Tabel 10
berikut :
Amanda, Nova Listia & Edy Surya. (2019). Model Pembelajaran Inquiry
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Medan: Universitas Negeri
Medan. 1-9
Azizah, A. N., Prayitno, B. A., & Nurmiyati, N. (2019). Model Guided inquiry
learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa SMA. Bio-Pedagogi: Jurnal Pembelajaran Biologi. 8(1), 39-43.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research Methods in Education
(6th ed.). London, New York: Routllege Falmer. 657 p.
Daniel, D., Pramuda, A., & Sukadi, E. (2022). Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) SMP Berbasis STEM (Science Technology Engineering
Mathematics) dengan Pendekatan Inkuiri. In SNPF (Seminar Nasional
Pendidikan Fisika). E-ISSN: 2830-4535, 1-9.
33
Iman, R., Ibnu, K., & Nasrullah. (2017). Meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dengan model inkuiri terbimbing pada materi pesawat
sederhana. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 5(1), 52-58.
Jatmika, S., Lestari, S., Rahmatullah, R., Pujianto, P., & Dwandaru, W. S. B.
(2020). Integrasi project based learning dalam science technology
engineering and mathematics untuk meningkatkan keterampilan proses
sains dalam pembelajaran fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Keilmuan (JPFK), 6(2), 107-119.
Khulthau, C.C. (2006). Guided inquiry learning in the 21st Century. United
States of America: Libraries Unlimited. 253p.
Mackey, A., & Gass. 2005. Second Language Research : Method and Design
London: London Lawrence Erlbaun Associate Publishers.
Sakdiah, H., Ginting, F. W., Rejeki, N. S., & Miranda, A. (2022). STEAM
Learning Against Science Process Skills Viewed from the Scientific
Attitude of Students in the Vocational Physics Study Course. J.
Penelit. Pendidik. IPA, 8(5), 2531-2536.
Winarni, J., Zubaidah S., & Soepriono K. H. (2016). STEM : Apa, Mengapa,
dan Bagaimana. Pros. Semnas. Pendidikan IPA Pascasarjana UM
Yuliati, L., Yogismawati, F., & Nisa, I. K. (2018). Building scientific literacy
and concept achievement of physics through inquiry-based learning
for STEM education. In Journal of Physics: Conference Series, Vol.
1097(1), 012022.