1 AROSBAYA
PROPOSAL
NPM. 1846611003
TAHUN 2022
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Batasan Masalah.................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................11
A. Berpikir Kritis...................................................................................11
B. Berpikir Kritis Matematis.................................................................21
C. Peserta Didik.....................................................................................26
D. Gender...............................................................................................29
E. Penelitian yang Relevan....................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................36
A. Jenis Penelitian..................................................................................36
B. Waktu Penelitian...............................................................................37
C. Subjek Penelitian...............................................................................37
D. Instrumen Penelitian.........................................................................39
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................42
F. Teknik Analisis Data.........................................................................43
G. Langkah-Langkah Penelitian............................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembelajaran pada jenjang lebih lanjut atau untuk mengatasi masalah dalam
latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat,
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali
1
2
banyak sekolah meluluskan peserta didik yang berpikir secara dangkal, hanya
berpikir kritis peserta didik meningkat adalah memberikan latihan yang dapat
matematika yang tidak dapat lepas dari permasalahan. Hal ini sejalan dengan
sehingga peserta didik dapat semakin maju masalah dan berkembang dalam
didik terdiri atas dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Dari
abstrak.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani,
dkk (2018) yang menyatakan bahwa gender memiliki pengaruh cukup tinggi
dkk, pada penelitian lain yang dilakukan Sulistiyawati & Andriani (2017)
perbedaan hasil belajar biologi yang signifikan antara peserta didik kelompok
tinggi dari perempuan pada masalah yang meliputi representasi bangun ruang,
5
memperoleh skor tinggi dari laki-laki dalam hal komputasi, masalah yang
Maka dapat dikatakan bahwa kompetensi penting yang harus dimiliki setiap
individu pada era globalisasi adalah berpikir kritis. Tuntutan berpikir kritis
dalam dunia pendidikan tertuang dalam tujuan kurikulum 2013. Oleh karena
SMAN 1 Arosbaya.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
terarah. Maka dari itu, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
4. Bagi Peneliti
gender.
pembelajaran .
E. Definisi Operasional
a. Analisis
merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan penting, dicari tema dan
polanya; (b) penyajian data, yaitu merubah data yang telah direduksi ke
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada berupa deskripsi atau
b. Berpikir Kritis
c. Matematis
konsep-konsep.
d. Peserta Didik
tertentu.
9
e. Gender
perempuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Berpikir Kritis
1. Berpikir
manusia yang satu dan yang lain. Menurut Irdayanti (2018:19), berpikir
proses yang “diakletis” artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam
11
12
yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau
2. Berpikir Kritis
anggap terbaik tentang suatu kebenaran dapat kita lakukan dengan benar.
2017:17).
masuk akal untuk memutuskan apa yang harus dilakukan sesuai dengan
menekankan pada berpikir yang masuk akal dan reflektif. Berpikir yang
masalah, (2) mempunyai tujuan, (3) adanya data dan fakta, (4) teori,
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal
intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian
2. Menganalisis argumen.
a. merumuskan pertanyaan;
decision)
3. Menyimpulkan (inference)
c. mengevaluasi.
b. mengidentifikasi asumsi.
17
a. menduga; dan
b. memadukan.
benar (assesment).
(inferensi).
representation.
18
opinios.
representation.
results.
yaitu:
masalah.
yang ada.
informasi atau data yang ada, dimana penalaran ini disajikan dalam
bentuk argumen.
Indikator
Sub Indikator
Umum
Memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis
Interpretasi
diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat.
Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara
pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, dan
Analisis konsep-konsep yang diberikan dalam soal yang
ditunjukkan dengan membuat model matematika
dengan tepat dan memberi penjelasan dengan tepat.
Menggunakan strategi yang tepat dalam
Evaluasi menyelesaikan soal, lengkap, dan benar dalam
melakukan perhitungan.
Infrensi Membuat kesimpulan dengan tepat.
eksplanasi dan regulasi diri hanya dimiliki oleh pemikir kritis yang kuat.
21
Indikator
Sub Indikator
Umum
Interpretasi - Mampu mengelompokkan informasi yang diterima
sehingga mempunyai arti dan bermakna jelas.
- Mampu mengklarifikasikan makna sehingga dapat
menjelaskan lebih detail tentang pernyataan yang
terdapat pada soal.
Analisis - Memeriksa ide-ide berupa informasi atau fakta
yang terdapat dalam soal dan menguraikannya
sehingga dapat menentukan ide (strategi
penyelesaian) untuk menyelesaikan soal.
- Mengidentifikasi hubungan antara ide atau konsep
dan argumen sehingga dapat memberikan
pernyataaan atau alasan pendukung ide (strategi
penyelesaian) untuk menentukan penyelesaian soal
yang tepat.
Evaluasi Memeriksa kebenaran suatu pernyataan
yang telah disampaikan dengan menggunakan
strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal.
Infrensi - Menjawab lebih dari satu jawaban atau solusi yang
benar dan tepat.
- Memberikan bukti logis melalui langkah-langkah
penyelesaian dalam menarik kesimpulan.
Sumber: Normaya (2015:95)
2013:1). Berpikir kritis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas kognitif yang
berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus
yang menantang.
b. Memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basis for the decision)
c. Menyimpulkan (inference)
asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau
Oleh karena itu, berpikir merupakan proses kognitif yang tidak dapat dilihat
secara fisik. Hasil dari berpikir dapat berupa ide, pengetahuan, prosedur,
2008: 3).
saat ini, sebab dengan befikir matematis para peserta didik bisa memecahkan
dengan segenap perangkap, lalu pada saat yang sama menggunakan perangkat
asumsi tersebut, konsep matematis menjadi suatu hal yang bersifat praktis
dalam dipelajari dengan mudah dan dengan cara yang familiar dengan
diambil.
Sumber: Ennis dalam Julita (2014)
C. Peserta Didik
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
"seorang yang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar
seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar,
berpendapat bahwa peserta didik sebagai salah satu input yang ikut
peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan guru, guru hanya
Masa SMA yang memiliki rentan usia 15-18 tahun dapat dikatakan
dewasa atau lebih sering kita kenal dengan istilah masa remaja. Masa Remaja
merupakan suatu tahap transisi menuju ke status yang lebih tinggi, yaitu
adolescence berasal dari kata lain adolescere yang berarti “tumbuh” atau
dewasa, dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
aspek afektif yang kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Perubahan
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Partini
masa yang secara hukum dipandang sudah matang, yang merupakan masa
kemandirian.
karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi
sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan
jawabnya nanti dalam masa dewasa. Makin maju masyarakatnya makin sukar
tugas remaja untuk mempelajari tanggung jawab ini. Suatu pendidikan yang
agar dia dapat menjadi dewasa yang bertanggung jawab. Maka dari itu, saat
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jenjang taman
27 Tahun 1990 disebut dengan anak didik. Adapun pada pendidikan dasar
dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan peserta didik. Sementara pada
berbeda ini mempunyai maksud sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta
didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu
bermasyarakat. Tugas utama peserta didik adalah belajar serta menuntut ilmu.
D. Gender
sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan
yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Istilah gender dibedakan dari
istilah seks. Ann Oskley seorang ahli sosiologi asal Inggris merupakan orang
yang mula-mula memberikan pembedaan dua istilah itu (Saptari dan Halzner,
1997: 88).
adalah suatu konsep kultural yang serupa membuat perbedaan dalam hal
expectation for women andmen). Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
dan perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan,
misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional
dan perkasa. Perubahan ciri dan sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu
dan dari tempat ke tempat lain. Demikian pula Ahmad Baidowi mengutip
pendapat Ann Oskley, yang berpendapat bahwa gender adalah sifat laki-laki
31
dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan kultural, sehingga tidak
identik dengan seks. Pendapat ini sejalan dengan pendapat umumnya kaum
H.T. Wilson dalam seks dan gender mengartikan gender sebagai suatu
pakaian, jenis pakaian, dan aktivitas lain yang secara kultural dipelajari.
laki dan perempuan dilihat dari segi sosial-budaya yang dapat berubah sesuai
kontemporer yang dilahirkan di Amerika pada tahun 1952. Dia seorang guru
dalam suatu konteks historis yang erat dengan pengalaman dan perkumpulan
seperangkat peran yang seperti halnya kostum dan topeng di teater yang
menyampaikan kepada orang lain bahwa kita adalah feminin atau maskulin.
gender.
dan teori gender, sebagaimana layaknya teori sosial lainnya seperti analisis
kelas, analisis kultural dan analisis diskursus, adalah alat analisis untuk
dibedakan kata gender dengan kata seks (jenis kelamin). Pengertian jenis
manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin
suatu bentuk jenis mazhab keyakinan kultural tentang eksistensi biologi yang
seyogyanya hanya dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita yang ditentukan
penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan dalam menentukan lokus dan
berikut.
berpikir kritis pada umumnya dan berpikir kritis matematis. Untuk itu
didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Jadi yang cenderug lebih
berpikir kritis pada pelajaran biologi dan berpikir kritis matematis pada
dari itu peneliti tertarik meneliti lebih dalam apakah ada kesulitan
yang akan diteliti adalah tentang berpikir kritis antara pesserta didikk
smp dan peserta didik sma. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan
berpikir kritis matematis antara peserta didik tingkat smp dan peserta
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari Perbedaan Gender Pada Kelas X SMAN 1 Arosbaya. Dalam hal
ini, penelitian ini akan mendeskripsikan apakah berjalan dengan sesuai atau
hasil penelitian.
36
37
B. Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
Arosbaya yang dipilih secara acak. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 1
perempuan.
2. Dipilih masing-masing satu subjek, yakni satu subjek dari kelompok laki-
laki dan satu subjek dari kelompok perempuan dengan tujuan peneliti
bisa mendapatkan hasil yang valid dari perbedaan gender ketika berpikir
kritis matematis.
Mulai
Selesai
Keterangan:
: Kegiatan :
Awal/akhir kegiatan
39
D. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
1. Soal tes
Tes adalah alat ukur yang sangat berharga dalam penelitian. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
atau kelompok. Ada dua persyaratan pokok dari tes yang digunakan,
yakni validitas dan reliabilitas. Soal tes yang digunakan dalam penelitian
dengan materi bilangan yang telah dipelajari. Soal tes diberikan pada
2. Angket
yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek dalam penelitian
3. Lembar wawancara
4. Media observasi
1. Observasi
pembelajaran.
2. Tes tertulis
oleh peserta didik secara individual. Tes tertulis ini digunakan untuk
2. Wawancara
3. Dokumentasi
kemampuan berpikir kritis dan berbentuk gambar yaitu foto saat proses
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
sebagai berikut:
1. Reduksi data
sampingan.
44
2. Penyajian data
hasil yang diperoleh. Data yang disajikan berupa kalimat sistematis, tabel
atau bagan.
3. Penarikan kesimpulan
G. Langkah-Langkah Penelitian
1. Tahap persiapan
pedoman wawancara.
wawancara.
2. Tahap pelaksanaan
didik laki-laki dan peserta didik perempuan. Instrumen ini berupa soal tes
3. Tahap akhir
berikut.
a. Menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil wawancara
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. (2011). Alhidayah Al-qur’an Tafsir per Kata Tajwid
Kode Angka. Banten: PT. Kalim.
Persada.
Wahid, A., & Mustaqim. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.