Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS SELF EFFICACY SISWA DALAM PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS PADA MATERI LUAS


PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR
KELAS VIII MTS ASWAJA TUNGGANGRI

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

FITRI NUR AINI

NIM. 12204173057

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2020

i
ANALISIS SELF EFFICACY SISWA DALAM PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS PADA MATERI LUAS
PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR
KELAS VIII MTS ASWAJA TUNGGANGRI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Tadris Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Guna Menyusun Skripsi

OLEH

FITRI NUR AINI

NIM. 12204173057

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

APRIL 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR………………………………………………….. i

HALAMAN JUDUL DALAM……………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………….. 5
C. Tujuan penelitian……………………………………………………... 5
D. Kegunaan penelitian………………………………………………….. 5
E. Penegasan istilah……………………………………………………… 6
F. Sistematika pembahasan……………………………………………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan teori………………………………………………………… 9
1. Self efficacy………………………………………………………. 9
2. Pemecahan masalah matematis…………………………………... 14
3. Self efficacy siswa dalam pemecahan masalah matematis…….… 16
4. Luas permukaan bangun ruang sisi datar……………………….... 16
5. Volume bangun ruang sisi datar………………………………….. 17
B. Kerangka berpikir…………………………………………………..… 17
C. Penelitian terdahulu…………………………………………………... 18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan penelitian…………………………………………………. 24
B. Kehadiran peneliti…………………………………………………..… 24
C. Lokasi penelitia………………………………………………………. 25

iii
iv

D. Sumber data……………………………………………………….….. 25
E. Teknik pengumpulan data……………………………………………. 26
F. Teknik analisis data………………………………………………..…. 27
G. Pengecekan keabsahan data…………………………………………... 28
H. Tahap-tahap penelitian…………………………………………..…… 29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..… 31
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 2.1 Tingkatan dalam self efficacy…………………………………………. 11

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang sangat penting, karena matematika


berperan menjadi dasar bagi pengembangan disiplin ilmu yang lain dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.1 Oleh karena itu, matematika
diajarkan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan
terrendah sampai dengan jenjang pendidikan tertinggi. Matematika juga
memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang
disebutkan dalam Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 bahwa matematika
merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga
mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Sikap dan keyakinan tentang matematika berpengaruh pada prestasi
matematika.2 Karena keyakinan siswa dalam mengerjakan permasalahan
tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Keyakinan ini disebut
dengan self-efficacy. Ketika siswa mengalami kesulitan di dalam
pembelajaran matematika, pada umumnya siswa menyerah dan mulai
membenci matematika.
Self-efficacy merupakan kontributor penting untuk mencapai suatu
prestasi, apapun kemampuan yang mendasarinya.3 Self-efficacy sangat
menentukan usaha seseorang untuk mencoba mengatasi situasi yang sulit.
Selain itu, self efficacy juga menentukan seberapa keras usaha seseorang

1
Siti Zakiyah, dkk, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penalaran Matematik
serta Self Efficacy Siswa MA”, dalam Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, Vol 1, No. 4
(2018): 647-656
2
Ratna Widianti Utami dan Dhoriva Urwatul Wutsqa, “Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika dan Self Efficacy Siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis”, dalam Jurnal
Riset Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 2 (2017): 166-175
3
Siti Zakiyah, dkk, “Analisis Kemampuan …,”hal. 648

1
2

dalam menghadapi suatu persoalan atau mengerjakan tugas maupun ujian


melalui suatu proses atau tahapan tertentu dengan berbagai hambatan-
hambatan yang mereka lalui. Sehingga keyakinan (efficacy) adalah dasar
utama dari suatu tindakan. 4
Dalam menghadapi suatu persoalan, individu yang memiliki self
efficacy rendah cenderung menyerah ketika menghadapi tantangan dan
komitmen, tetapi jika individu memiliki self efficacy tinggi, maka dia
menganggap bahwa komitmen atau tantangan itu adalah sesuatu hal yang
harus dihadapi dan dipecahkan, bukan untuk dihindari. 5 Menghindari suatu
permasalahan dalam pembelajaran matematika bukan jalan yang terbaik,
seharusnya siswa mencari solusi dari persoalan tersebut.
Dalam menyelesaikan permasalahan, siswa merasa kurang yakin
dengan jawabannya sendiri. Siswa harus dapat mencari penyelesaian untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan berbagai cara yang mungkin dan
dapat menumbuhkan keyakinan dirinya terhadap jawaban yang mereka
dapatkan melalui tindakan-tindakan yang mereka lakukan. Selain itu siswa
harus menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya, serta mampu
berkomunikasi dan beradaptasi terhadap pembelajaran matematika serta tidak
mudah menyerah dalam mengerjakan suatu permasalahan. Self efficacy ini
muncul bila siswa menangani tugas-tugas yang menantang dan bermakna
dengan dukungan yang dibutuhkannya agar dapat meraih sukses.6 Selain itu,
Self efficacy muncul ketika mengamati dari suatu keberhasilan siswa dalam
mengerjakan tugas yang sama. Umpan balik yang diberikan oleh guru secara
akurat dan memberikan semangat dapat membantu tumbuhnya self-efficacy.7

4
Novferma, “ Analisis Kesulitan dan Self-Efficacy Siswa SMP dalam Pemecahan
Masalah Matematika Berbentuk Soal Cerita”, dalam Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Vol. 3,
no. 1 ( 2016): 76-87
5
Puji Nurfauziah, dkk, “Analisis Self Efficacy Matematik Siswa Kelas VIII SMP 7
Cimahi Dilihat dari Gender”, dalam Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol.3, no. 1
(2018): 61-70
6
Novferma, “Analisis Kesulitan…,” hal. 80
7
Ibid.
3

Salah satu kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa adalah


kemampuan pemecahan masalah matematika. 8 Kemampuan pemecahan
masalah matematis merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi suatu permasalahan-
permasalahan yang mana kita harus mencari pemecahan permasalahan
tersebut dengan berbagai cara yang memungkinkan. Begitu juga dengan
persoalan matematika yang harus dipecahkan menggunakan beberapa tahapan
maupun cara untuk mencapai hasil akhir dari persoalan tersebut.
Sedangkan pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dan tidak secara otomatis diketahui cara yang tepat
untuk tujuan tersebut.9 Dengan pemecahan masalah siswa akan belajar
menyusun cara yang tepat untuk menyelesaikannya. Sehingga pemecahan
masalah merupakan hal yang penting dalam pembelajaran matematika.
Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian dari Ratna Widianti dan
Dhoriva Urwatul Wutsqa (2017) menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten
Ciamis berada pada kriteria rendah. Sedangkan, self-efficacy siswa kelas VIII
SMP Negeri di Kabupaten Ciamis berada pada kriteria sedang. Berdasarkan
aspek self-efficacy, secara keseluruhan siswa berada pada kriteria sedang
namun dengan rata-rata yang berbeda. Koefisien korelasi hubungan
kemampuan pemecahan masalah matematika dengan self-efficacy siswa kelas
VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis termasuk kategori sangat rendah.
Hasil penelitian dari Diana Hernawati dan Mohamad Amin (2017)
menunjukkan bahwa Kemampuan mahasiswa sudah cukup terbiasa dengan
proses pembelajaran melalui presentasi di kelas. Beberapa kemampuan
lainnya masih perlu untuk dilatihkan sehingga kemampuanmahasiswa
tersebut masih kurang. Hal ini berkaitan dengan self efficacy yang
mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi seseorang dan prestasi
mahasiswa. Hasil penelitian dari Puji Nurfauziah,dkk (2018) menunjukkan

8
Ratna dan Dhoriva, “Analisis Kemampuan…,” hal. 167
9
Ibid.
4

bahwa siswa laki-laki memiliki self efficacy yang lebih baik daripada siswa
perempuan. Karena siswa laki-laki lebih memiliki keyakinan akan
kemampuan matematikanya, memiliki kemampuan dalam mengolah
pengalaman lalunya di dalam pembelajaran matematika agar menjadi lebih
baik, dapat menjadikan role model sebagai pembangkit motivasi
pembelajaran, baik dalam menolah pendapat dari orang lain mengenai apa
yang telah dia kerjakan, dapat lebih mengontrol situasi emosi nya. Hasil
penelitian dari N. Novferma (2016) menunjukkan bahwa ada berbagai jenis
kesulitan yang dialami siswa dalam pemecahan masalah matematika
berbentuk soal cerita. Faktor-faktor kesulitan yang dialami siswa adalah
merasa waktu yang diberikan tidak cukup, mudah menyerah, kurang teliti,
sering lupa, merasa cemas dalam mengerjakan soal. Adapun self efficacy
siswa berada dalam kategori tinggi. Hasil penelitian dari Alay Ahmad (2013)
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki self efficacy tinggi memiliki
konstribusi tujuan yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai self
efficacy rendah. Dengan kata lain, siswa dengan self efficacy tinggi dapat
menyelesaikan banyak masalah matematika. Orang tua dan guru memiliki
peran dalam mengembangkan self efficacy yang tinggi, selain itu juga
mengawasi ketika mereka berkelompok. Hasil penelitian dari Novi Rahma
Sari (2019) menunjukkan bahwa persentase ketercapaian berdasarkan
tingkatan self efficacy, jika self efficacy tinggi maka hasil belajar matematika
juga tinggi. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu kurang teliti, kurang
memahami soal, malas membaca soal, mudah menyerah dalam menghadapi
soal yang sukar, dan salah dalam mengambil strategi penyelesaian.
Berdasarkan fakta dari penelitian sebelumnya, siswa yang memiliki self
efficacy tinggi memiliki konstribusi tujuan yang lebih tinggi daripada siswa
yang mempunyai self efficacy rendah. Self efficacy siswa mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah matematis pada suatu materi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Self Efficacy Siswa dalam Pemecahan Masalah
5

Matematis pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi
Datar Kelas VIII MTs Aswaja Tunggangri”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar elakang diatas, maka rumusan masalah ini adalah sebagai
berikut,
1. Bagaimana self-efficacy siswa dalam pembelajaran matematika?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MTs
terhadap materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar?
3. Bagaimana Self Efficacy Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis
pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas VIII MTs Aswaja Tunggangri?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah,
sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan self-efficacy siswa dalam pembelajaran
matematika.
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
MTs terhadap materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi
Datar.
3. Untuk mengetahui Self Efficacy Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematis pada Materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi
Datar Kelas VIII MTs Aswaja Tunggangri.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi dunia pendidikan secara umum


Dapat menambah wawasan mengenai tentang tingkat self efficacy siswa
dalam pemecahan suatu masalah.
2. Bagi sekolah
6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah


melalui peningkatan mutu hasil belajar siswa.
3. Bagi guru
Dengan mengetahui tingkat self efficacy siswa, diharapkan guru dapat
memberikan solusi dalam meningkatkan self efficacy siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan matematika.
4. Bagi siswa
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri dalam pembelajaran
selanjutnya dan sebagai arahan untuk mampu meningkatkan self efficacy
dalam pemecahan masalah matematis.
5. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana permasalahan yang
ada di dalam kelas.
6. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

E. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami variabel penelitian maka
akan dijelaskan mengenai istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini
1. Secara konseptual
a. Self efficacy adalah pertimbangan seseorang tentang kemampuan
dirinya untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya yang
mempengaruhi tindakan sebelumnya.10
b. Pemecahan masalah matematis adalah menyelesaikan masalah
matematika yang bersifat tidak rutin, oleh karena itu kemampuan ini
tegolong pada kemampuan tungkat tinggi.11

10
Hafiziani Eka Putri dan Idat Muqodas, Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstrach(CPA),
Kecemasan Matematis, Self efficacy Matematis, Instrument dan Rancangan Pembelajarannya,
(Sumedang: UPI Sumedang Press, 2019), hal. 23
11
Topic Offirstson, Aktivitas Pembelajaran Matemattika melalui Inkuiri Berbantuan
Software Cinderella, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2014), hal. 34
7

c. Luas permukaan bangun ruang sisi datar adalah jumlah semua daerah
permukannya yaitu menghitung luas daerah sisi-sisinya.12
d. Volume bangun ruang sisi datar adalah banyaknya satuan volume
yang dapat tepat mengisi bangun ruang tersebut.13

2. Secara operasional

a. Self efficacy merupakan keyakinan siswa akan kemampuan yang ada


pada dirinya untuk mengerjakan soal luas dan volume bangun ruang
sisi datar sesuai dengan pencapaian yang diinginkan.
b. Pemecahan masalah matematis merupakan proses yang ditempuh
siswa untuk menyusun strategi yang sesuai untuk menyelesaikan soal
luas dan volume bangun ruang sisi datar
c. Luas permukaan bangun ruang sisi datar merupakan jumlah luas
seluruh permukaan bangun ruang sisi datar yang meliputi luas
permukaan balok, kubus, prisma, dan limas.
d. Volume bangun ruang sisi datar merupakan perhitungan seberapa
banyak ruang yang bisa ditempati yang meliputi volume balok, kubus,
prisma, dan limas.

F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang akan di bahas dalam penelitian ini
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal terdiri dari halaman judul, daftar isi, dan daftar tabel.
2. Bagian isi
Bagian isi merupakan bagian pokok terdiri dari tiga bab, yaitu:
a. Bab I Pendahuluan

12
Isrok’atun, Pendidikan Matematika II, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2016), hal. 56
13
Ibid, hal. 59
8

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,
dan sistematika pembahasan
b. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini berisi tentang landasan teori, kerangka berpikir,
penelitian terdahulu.
c. Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
d. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang paparan data dan analisis data, temuan
penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
1) Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur
pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian
2) Peneliti menguji kevaliditasan instrument
3) Peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh
4) Peneliti menganalisis hasil dari angket, tes, dan wawancara
5) Dalam penelitian ini, peneliti melakukannya di MTs Aswaja
Tunggangri, yang mana akan diambil beberapa subjek penelitian
dari kelas VIII. Lalu diberi angket dan tes pemecehan masalah
matematis untuk mengetahui tingkat pemecahan masalah
matematis dan dikaitkan dengan self efficacy mereka. Lalu di
lakukan wawancara serta dokumentasi
e. Bab V Penutup
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Self Efficacy
a. Pengertian self efficacy
Istilah lain dari self efficacy adalah keyakinan diri. Menurut Prof.
Bandura, self efficacy adalah pertimbangan seseorang tentang
kemampuan dirinya untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya yang
mempengaruhi tindakan sebelumnya.14Menurut Pintrich, self efficacy
memainkan peranan penting didalam motivasi pencapaian, berinteraksi
dengan proses belajar diatur sendiri, dan mediasi prestasi (pencapaian)
akademik.15
Menurut Stajkovic dan Luthans, self efficacy mengacu pada
keyakinan individu mengenai kemampuannya untuk memobilisasi
motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar
berhasil dalam melaksanakan tugas dalam konteks tertentu. 16Menurut
Lev dan Koslowsky, menyatakan bahwa self efficacy melibatkan
mobilisasi dan motivasi, kognitif sumber daya, dan tindakan yang
dibutuhkan.17
Prof. Bandura menyatakan apabila kita memiliki keyakinan tugas
itu dapat kita selesaikan, ia akan menghasilkan kejayaan, begitu
sebaliknya, apabila kita tidak yakin dengan kemampuan diri, maka kita
akan gagal sebelum mencoba sesuatu18. Self efficacy adalah

14
Hafiziani dan Idat, Pendekatan Concrete…, hal. 23
15
Ibid.
16
Raden Roro Lia Chairina, Analisis Manejemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya:
Zifatama Jawara, 2019), hal. 40
17
Ibid, 41
18
Ahmad Zabidi Abdul Razak, Memimpin Diri Sendiri, (Selangor Darul Ehsan: PTS
Millenia, 2003), hal. 60

9
10

kepercayaan individu terhadap kompetensi dirinya. 19 Prof. Bandura


menyatakan bahwa self efficacy berkaitan dengan kepercayaan diri
terhadap kemampuan untuk melaksanakan control atas fungsi mereka
sendiri dan atas peristiwa yang memberikan pengaruh dalam
kehidupan mereka.20
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa self
efficacy adalah keyakinan yang ada pada diri seseorang bahwa ia
mampu mencapai tujuan yang diinginkan dengan kemampuan yang
dimilikinya dan menghadapi segala hambatan.
b. Sumber informasi self efficacy
Prof. Bandura mendalilkan empat sumber informasi self efficacy
yaitu sebagai berikut:21
1) Pengalaman otentik (pengalaman pribadi)
Pengalaman ini sangat mempengaruhi keyakinan diri seseorang
karena keberhasilan atau kegagalan yang dialami pada masa
lalu akan menurunkan atau meningkatkan self efficacy
seseorang untuk pengalaman yang serupa di masa yang akan
datang.
2) Pengalaman orang lain
Pengalaman tentang keberhasilan atau kegagalan orang lain
dapat dijadikan sebagai informasi bagi sesorang untuk
membuat pertimbangan tentang sesuatu hal yang akan
dilakukannya. Hal ini akan sangat berpengaruh jika seseorang
menemukan situasi yang serupa dengan pengalaman orang lain
tadi.
3) Pendekatan social-verbal
Pendekatan yang dilakukan dengan cara meyakinkan seseorang
bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu.

19
Iffah Rosyiana, Innovative Behavior at Work: Tinjauan Psikologi & Implementasi di
Organisasi, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), hal. 97
20
Hafiziani dan Idat, Pendekatan Concrete…, hal. 23
21
Ibid, hal. 24
11

Pernyataan negative tentang kompetensi seseorang akan


berakibat buruk terhadap mereka yang kehilangan keyakinan
diri.
4) Indeks psikologis
Keadaan fisik dan emosi seseorang akan mempengaruhi
kemampuannya. Rasa kecemasan yang tinggi akan matematika
akan mempengaruhi kemampuannya. Stress, depresi, ata
tegang dapat dijadikan sebagai indicator kegagalan.
Keempat sumber informasi self efficacy ini memiliki peranan yang
penting dalam menciptakan keyakinan seseorang akan keberhasilan
yang ia capai.
c. Kriteria self efficacy
Tingkatan dalam self efficacy meliputi: 22

Skor Kategori
1 Rendah
skor< x− s
2
1 1 Sedang
x− s ≤ skor ≤ x+ s
2 2
1 Tinggi
skor< x + s
2
Tabel 2.1 Tingkatan dalam self efficacy
d. Dimensi self efficacy
Menurut Prof. Bandura, efikasi diri pada diri tiap individu akan
berbeda antara satu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi.
Berikut tiga dimensi tersebut:23
1) Dimensi tingkat level (magnitude)
Berkaitaan dengan kesulitan tugas ketika individu merasa mampu
untuk menyelesaikannya. Apabila seseorang dihadapkan pada
tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka
efikiasi diri individu mungkin akan terbatas dalam

22
Novi Rahma Sari, dkk, “Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA pada
Materi SPLTV Ditinjau dari Self Efficacy”, dalam UNION: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.
7, no. 1 (2019): 93-103
23
Iffah, Innovative Behavior…, hal. 97-98
12

menyelesaikannya sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan


untuk memenuhi tuntutan yang dibutuhkan pada masing-masing
tingkatan. Dimensi ini memiliki implikasi terhadap pemilihan
tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya dan menghindari
tingkah laku yang berasa siluar batas kemampuan yang
dirasakannya.
2) Dimensi kekuatan (strength)
Berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau
pengaharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan
yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang
tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan yang mantap
mendorong individu individu untuk bertahan dalam usahanya.
Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang
menunjang. Dimensi ini biasanya berkaitan dengan dimensi level,
yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, maka makin lemah
keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.
3) Dimensi generalisasi (generality)
Berkaitan dengam luas bidang tingkah laku yang mana individu
merasa yakin dengan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas
dan situasi tertentu pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
bervariasi.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy
Menurut Prof. Bandura menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi self efficacy adalah:24
1) Budaya
Budaya mempengaruhi self efficacy memalui nilai (value),
kepercayaan (belief), dalam proses pengaturan diri yang berfungsi
sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai
konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy.

24
Ibid, hal. 99-100
13

2) Gender
Perbedaan gender juga mempengaruhi. Hal ini dilihat dari
penelitian Prof. Bandura yang menyatakan bahwa wanita
efikasinya lebih tinggi dalam mengelola perannya.
3) Sifat dari tugas yang diberikan individu
Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh
individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap
kemampuan dirinya semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi
oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut menilai
kemampuannya. Begitu juga sebaliknya.
4) Insentif eksternal
Faktor yang dapat mempengaruhi self efficacy adalah insentif yang
diperolehnya. Prof. Bandura menyatakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan self efficacy adalah competent contingens
incentive, yaitu insentif yang diberikan prang lain yang
merefleksikan keberhasilan seseorang.
5) Status atau peran individu dalam lingkungan
Individu yang memiliki status lebih tinggi akan memperoleh
derajat control yang lebih besar sehingga self efficacy yang
dimilikinya juga tinggi. Begitu juga sebaliknya.
6) Informasi tentang kemampuan diri
Individu yang memiliki self efficacy tinggi, jika ia memperoleh
informasi positif mengenai dirinya. Sementara individu yang
memiliki self efficacy rendah, jika ia memperoleh informasi
negative tentang dirinya.
14

2. Pemecahan masalah matematis


1. Pengertian pemecahan masalah matematis
Masalah adalah suatu persoalan yang tidak langsung diketahui
bagaimana cara menyelesaikannya.25 Menurut Stanid dan Kilpatrick
mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tugasnya yang tidak ditemukan diwaktu sebelumnya.26
Pemecahan masalah (problem solving) akan terjadi bersamaan dengan
penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi
(connection), maupun representasi (representation).27
2. Tahapan pemecahan masalah
Terdapat empat tahapan pemecahan masalah yang bersumber dari
Teori Polya, antara lain:28
1) Memahami serta mengeksplorasi masalah (understand)
Memahami masalah saja ternyata tidak cukup untuk memotivasi
siswa dapat menyelesaikannya, tetapi yang terpenting adalah harus
memiliki keinginan yang kuat untuk mencari penyelesaiannya.
Oleh karena itu, guru harus memilih masalah yang tepat bagi
siswanya, masalah itu tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Cara penyampaian masalah juga sangat penting untuk diperhatikan,
harus disampaikan secara alamiah, tidak berlebihan tetapi menarik.
Secara keseluruhan, kalimat masalah harus dipahami dengan jelas.
Tahapan memahami masalah ini dapat bagi menjadi dua bagian,
yaitu (1) Getting acquitted (proses berpikir awal dimana kita
melihat suatu masalah dalam perspektif yang umum) dan Working
for better Understanding (proses berpikir dimana kita mulai

25
Ita Chairun Nisa, Pemecahan Masalah Matematika, (Lombok: Duta Pustaka Ilmu, 2015),
hal. 1
26
Herry Agus Susanto, Pemahaman Pemecahan Masalah Berdasar Gaya Kognitif,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), hal. 15
27
Ita Chairun, Pemecahan Masalah…, hal. 17
28
Ibid, hal. 20-43
15

memikirkan hal-hal yang sifatnya detail dari masalah yang akan


dipecahkan)
2) Menemukan strategi (strategy)
Dalam menemukan sutu strategi yang sederhana maka harus
memikirkan strategi yang tepat. Kunci utama dalam mencari
penyelesaian suatu masalah adalah menemukan ide untuk
permasalahan tersebut. Usaha terbaik yang dapat guru lakukan
untuk membantu memunculkan ide kepada siswanya adalah
melalui pertanyaan atau petunjuk. pemunculan ide ini akan sulit
dilakukan apabila kita hanya memiliki sedikit atau mungkin
bahkan tidak memiliki pengetahuan dari materi yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Ide yang bagus adalah berdasarkan
pengalaman masa lampau dan pengetahuan yang telah diperoleh
dahulu. Jadi mengingat saja tidak cukup untuk mendapatkan ide
yang bagus, tetapi kita juga harus mengumpulkan fakta-fakta atau
konsep-konsep yang saling berkaitan.
3) Menggunakan strategi untuk memecahkan masalah (solve)
Hal ini membutuhkan keterampilan seperti pengetahun yang telah
diperoleh sebelumnya, pola pikir yang bagus, konsentrasi terhadap
tujuan dan mungkin suatu keberuntungan. Tetapi hal utama yang
dapat memudahkan kita menerapkan rencana penyelesaian adalah
kesabaran.
4) Melihat kembali dan melakukan refleksi terhadap solusi yang
diperoleh (look back)
Dalam hal ini guru sebaiknya dapat memberikan pemahaman dan
penekanan kepada siswanya suatu pandangan bahwa masalah
apapun itu adalah pekerjaan yang melelahkan. Melalui hasil yang
telah diperoleh siswa, maka kita dapat melanjutkan pekerjan yang
berkaitan dengan masalah tadi misalnya kita dapat menentukan
penyelesaian dengan rencana yang lain, menggeneralisasi,
membuat kasus-kasus dll. Suatu pekerjaan lanjutan yang dapat
16

meningkatkan pemahaman siswa terhadap penyelesaian


masalahnya.
3. Self Efficacy Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematis
Self efficacy memiliki pengaruh terhadap motivasi siswa, sehingga
berhubungan dengan keberhasilan yang ingin dicapai siswa. Menurut Alay
ahmad siswa yang memiliki self efficacy tinggi memiliki konstribusi
tujuan yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai self efficacy
rendah. Dengan kata lain, siswa dengan self efficacy tinggi dapat
menyelesaikan banyak masalah matematika.29
Pemecahan masalah adalah jantungnya matematika. Keberadaan
pemecahan masalah yang menghantarkan pemikiran manusia menjadi
kompleks, tidak hanya dalam penerapannya dalam ilmu matematika tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari lainnya.30

4. Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Datar31


a. Luas Permukaan balok
Adalah jumlah seluruh luas permukaan balok tersebut, ada dua luas
sisi yang berhadapan sama.
Luas permukaan balok ¿ ( 2 × L1 ) + ( 2 × L2 ) + ( 2 × L3 )
Atau
Luas permukaan balok ¿ 2( pl+ pt+¿)
b. Luas permukaan kubus
Luas permukaan kubus sama halnya dengan luas permukaan balok,
akan tetapi kalau kubus luas setiap sisi-sisinya adalah sama. Karena
sisi balok ada 6, maka luas permukaan kubus adalah luas satu sisinya
dikalikan 6.
Luas permukaan kubus ¿ ( 6 × L1 )

29
Alay Ahmad, “Effects of Self-Efficacy on Students’ Academic Performance”, dalam
Journal of Educational, Health and Community Psychology, Vol.2, no. 1. (2013): 22-29
30
Siti Zakiyah, dkk, “Analisis kemampuan …,” hal. 648
31
Abdur Rahman As’ari,dkk, Matematika untuk SMP/MTS kelas VIII Semester II, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), hal. 126-151
17

Atau
Luas permukaan kubus ¿ 6 s2
c. Luas permukaan prisma
Luas permukaan prisma¿ 2 ×luas alas+keliling alas× tinggi
d. Luas permukaan limas
Luas permukaan limas ¿ luas alas+ jumlah luasbidang tegak

5. Volume Bangun Ruang Sisi Datar32


a. Volume balok
V = p × l×t
b. Volume kubus
3
V =s
c. Volume prisma
V =Luas alas× tinggi
d. Volume Limas
1
V = × Luas alas ×tingg i
3

B. Kerangka Berpikir

32
Ibid, hal. 155-187
18

Self Efficacy
(Prof.
Bandura)

Tinggi Sedang Rendah

Pemecahan
Masalah
Matematis
(Teori Polya)

Menggunakan Melihat kembali


Memahami serta dan melakukan
mengeksplorasi Menemukan strategi untuk
strategi memecahkan refleksi terhadap
masalah masalah solusi yang
diperoleh

C. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu merupakan sebagai salah satu acuan peneliti
dalam melakukan penelitian. Peneliti menggunakan beberapa kajian dari hasil
jurnal penelitian terdahulu. Selain itu, kajian penelitian terdahulu ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan. Dalam penelitian ini tema yang
diangkat mirip dengan penelitian sebelumnya. Beberapa kajian penelitian
terdahulu berupa jurnal terkait diantaranya sebagai berikut.
1. Jurnal yang ditulis oleh Mutia Fonna dan Mursalin dengan judul
“Literature Study: Role Of Self-Efficacy Toward Students’ Achievement In
Mathematical Multiple Representation Ability (MMRA)”, Jurnal Ilmiah
Peuradeun - JIP-The International Journal of Social Sciences. Tahun
2018 . Vol. 6, No. 1. p-ISSN: 2338-8617 e-ISSN: 2443-2067. doi:
10.26811/peuradeun.v6i1.174.
Rumusan masalah
1) Apa saja yang mempengaruhi prestasi siswa?
2) Bagaimana self efficacy mempengaruhi prestasi siswa?
19

Hasil penelitiannya adalah Mathematical Multiple Representation Ability


(MMRA) atau kemampuan matematika representasi ganda siswa
dipengaruhi oleh domain efektif terutama self efficacy. Semakin tinggi self
efficacy siswa maka semakin tinggi pula MMRA. Di perlukan studi lebih
lanjut terkait dengan kemampuan matematika yang dipengaruhi oleh self
efficacy. Tidak hanya pendidikan dasar melaikan pendidikan di tingkat
yang lebih tinggi, dengan menerapkan berbagai bahan pembelajaran.33
2. Jurnal yang ditulis oleh Ifdil, Rizka Apriani, Frischa Meivilona Yendi, dan
Itsar Bolo Rangka, dengan judul “Level of students` self-efficacy based on
gender”, The International Journal of Counseling and Education. Tahun
2016. Vol. 1, No. 1. p-ISSN: 2548-348X- e-ISSN: 2548-3498. DOI:
10.23916/29-33.0016.11-i41b.
Rumusan masalah
1) Bagaimana self efficacy siswa laki-laki dan siswa perempuan?
2) Bagaimana perbedaan self efficacy siswa laki-laki dan siswa
perempuan?
Hasil penelitiannya adalah Tingkat self-efficacy pada siswa perempuan di
kategorikan tinggi, sedangkan Tingkat self-efficacy pada siwa laki-laki
tergolong sedang. Sehingga diharapkan siswa laki-laki diberikan
bimbingan guna untuk perkembangan serta meningkatkan self efficacy
yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.34
3. Jurnal yang ditulis oleh Alay Ahmad, dengan judul “Effects of Self-
Efficacy on Students’ Academic Performance”, Journal of Educational,
Health and Community Psychology. Tahun 2013. Vol.2, No. 1.
Rumusan masalah
1) Bagaimana konstribusi siswa dalam kinerja akademik?
2) Bagaimana cara pengembangan self efficacy?

33
Mutia Fonna dan Mursalin, “Literature Study: Role Of Self-Efficacy Toward Students’
Achievement In Mathematical Multiple Representation Ability (MMRA)”, dalam Jurnal Ilmiah
Peuradeun - JIP-The International Journal of Social Sciences, Vol. 6, no. 1 (2018): 31-40
34
Ifdil, dkk, “Level of Students` Self-Efficacy Based on Gender”, dalam The International
Journal of Counseling and Education, Vol. 1, No. 1 (2016): 29-33
20

Hasil penelitiannya adalah siswa yang memiliki self efficacy tinggi


memiliki konstribusi tujuan yang lebih tinggi daripada siswa yang
mempunyai self efficacy rendah. Dengan kata lain, siswa dengan self
efficacy tinggi dapat menyelesaikan banyak masalah matematika. Orang
tua dan guru memiliki peran dalam mengembangkan self efficacy yang
tinggi, selain itu juga mengawasi ketika mereka berkelompok.35
4. Jurnal yang ditulis oleh Siska Apulina Peranginangin, Sahat Saragih, dan
Pargaulan Siagian, dengan judul “Development of Learning Material
Through PBL with Karo Culture Context to Improve Students’ Problem
Solving Ability and Self-Efficacy”, International Electronic Journal Pf
Mathematics Education. Tahun 2019. Vol. 14. No. 2. e- ISSN: 1306-3030.
Rumusan masalah
1) Bagaimana efektifitas permbelajaran berbasis masalah dengan konteks
Karo culture (PBL-KCC)?
2) Bagaimana permbelajaran berbasis masalah dengan konteks Karo
culture (PBL-KCC) mampu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa dan self efficacy siswa?
Hasil penelitiannya adalah pembelajaran berbasis masalah dengan konteks
Karo culture (PBL-KCC) telah memenuhi kriteria efektifitas dan
kemampuan pemecahan masalah matematika dan self efficacy siswa telah
meningkat. Hal ini penting untuk upaya memaksimalkan prestasi belajar
siswa.36
5. Jurnal yang ditulis oleh Siti Zakiyah, Syifa Halawatul Imania, Gustiani
Rahayu, dan Wahyu Hidayat,dengan judul “ Analisis kemampuan
pemecahan masalah dan penalaran matematik serta self efficacy siswa
MA”, Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif. Tahun 2018. Vol 1, No.
4. ISSN:2614-221X (print), ISSN:2614-2155 (online).
Rumusan masalah

35
Alay Ahmad, “Effects of Self …,” hal. 22-29
36
Siska Apulina Peranginangin, dkk, “Development of Learning Material Through PBL
with Karo Culture Context to Improve Students’ Problem Solving Ability and Self-Efficacy”,
dalam International Electronic Journal Pf Mathematics Education, Vol. 14. no. 2 (2019): 265-274
21

1) Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMA


terhadap materi trigonometri dan kemampuan penalaran matematik
siswa SMA terhadap materi statistika?
2) Bagaimana kemampuan self-efficacy dalam pembelajaran matematika
siswa SMA?.
Hasil penelitiannya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa SMA adalah rendah, dengan nilai 23,7%. Adapun, kemampuan
penalaran matematika siswa SMA adalah rendah dengan persentase 40%.
Serta kemampuan self-efficacy siswa SMA adalah 71,04% yang berada
pada kategori baik dengan kemampuan pemecahan masalah dan penalaran
yang masih tergolong rendah.37
6. Jurnal yang ditulis oleh Ratna Widianti Utami dan Dhoriva Urwatul
Wutsqa,dengan judul “ Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Dan Self Efficacy Siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis”,
Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Tahun 2017. Vol. 4, No. 2. ISSN
2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online). DOI:
http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i2.14897.
Rumusan masalah
1) Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis?
2) Bagaimana self-efficacy siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten
Ciamis?, bagaimana hubungan antara kemampuan pemecahan masalah
dan self-efficacy siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis?.
Hasil penelitiannya adalah Kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis berada pada kriteria
rendah. Sedangkan, self-efficacy siswa kelas VIII SMP Negeri di
Kabupaten Ciamis berada pada kriteria sedang, dengan rata-rata 91,17.
Berdasar-kan aspek self-efficacy, secara keseluruhan siswa berada pada
kriteria sedang namun dengan rata-rata yang berbeda. Koefisien korelasi
hubungan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan self-

37
Siti Zakiyah, dkk, “Analisis kemampuan …,” hal. 647-656
22

efficacy siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabu-paten Ciamis termasuk


kategori sangat rendah.38
7. Jurnal yang ditulis oleh Diana Hernawati dan Mohamad Amin, dengan
judul “Analisis Selsf Efficacy Mahasiswa Melalui Kemampuan Presentasi
Di Kelas”, Education and Human Development Journal. Tahun 2017. Vol.
2, No. 1.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana self efficacy mahasiswa melalui
kemampuan presentasi di kelas?
Hasil pembahasannya adalah kemampuan mahasiswa sudah cukup terbiasa
dengan proses pembelajaran melalui presentasi di kelas. Beberapa
kemampuan lainnya masih perlu untuk dilatihkan sehingga
kemampuanmahasiswa tersebut masih kurang. Hal ini berkaitan dengan
self efficacy yang mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi
seseorang dan prestasi mahasiswa.39
8. Jurnal yang ditulis oleh Puji Nurfauziah , Linda Faudziah, Siti Nuryatin,
dan Indri A. Mustaqimah, dengan judul “Analisis Self Efficacy matematik
Siswa Kelas Viii Smp 7 Cimahi Dilihat Dari Gender”, Jurnal Matematika
dan Pendidikan Matematika. Tahun 2018. Vol.3, No. 1.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana Self efficacy matematik siswa
kelas VIII SMP 7 Cimahi dilihat dari gendernya?.
Hasil penelitiannya adalah siswa laki-laki memiliki self efficacy yang lebih
baik daripada siswa perempuan. Karena siswa laki-laki lebih memiliki
keyakinan akan kemampuan matematikanya, memiliki kemampuan dalam
mengolah pengalaman lalunya di dalam pembelajaran matematika agar
menjadi lebih baik, dapat menjadikan role model sebagai pembangkit
motivasi pembelajaran, baik dalam menolah pendapat dari orang lain
mengenai apa yang telah dia kerjakan, dapat lebih mengontrol situasi
emosi nya.40
38
Ratna dan Dhoriva, “Analisis Kemampuan …,” hal. 166-175
39
Diana Hernawati dan Mohamad Amin, “Analisis Selsf Efficacy Mahasiswa melalui
Kemampuan Presentasi Di Kelas”, dalam Education and Human Development Journal. Vol. 2,
No. 1 (2017): 26-33
40
Puji Nurfauziah, dkk, “Analisis Self…,” hal. 61-70
23

9. Jurnal yang ditulis oleh Novi Rahma Sari, Wahyu Hidayat, dan Anik
Yuliani. Dengan judul “Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X
SMA Pada Materi SPLTV Ditinjau Dari Self Efficacy”, UNION: Jurnal
Pendidikan Matematika. Tahun 2019. Vol. 7, No. 1.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA pada materi SPLTV ditinjau dari self-efficacy?.
Hasil penelitiannya adalah jika dilihat dari persentase ketercapaian
berdasarkan tingkatan self efficacy, jika self efficacy tinggi maka hasil
belajar matematika juga tinggi. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu
kurang teliti, kurang memahami soal, malas membaca soal, mudah
menyerah dalam menghadapi soal yang sukar, dan salah dalam mengambil
strategi penyelesaian.41
10. Jurnal yang ditulis oleh N. Novferma. Dengan judul “ Analisis kesulitan
dan self-efficacy Siswa SMP Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Berbentuk Soal Cerita”, Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Tahun
2016. Vol. 3, No. 1. Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503.
DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i1.10403.
Rumusan masalah
1) Bagaimana letak, jenis, faktor-faktor kesulitan siswa SMP swasta di
Kabupaten Sleman, DIY dalam memecahkan masalah matematika
berbentuk soal cerita?
2) Bagaimana self-efficacy siswa SMP swasta di Kabupaten Sleman,
DIY dalam memecahkan masalah matematika berbentuk soal cerita?
Hasil penelitiannya adalah ada berbagai jenis kesulitan yang dialami siswa
dalam pemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita. Faktor-faktor
kesulitan yang dialami siswa adalah merasa waktu yang diberikan tidak
cukup, mudah menyerah, kurang teliti, sering lupa, merasa cemas dalam
mengerjakan soal. Adapun self efficacy siswa berada dalam kategori
tinggi.42

41
Novi Rahma Sari, dkk, “Analisis Hasil …,” hal. 93-103
42
Novferma, “ Analisis Kesulitan …,” hal. 76-87
24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menghasilkan data deskriptif baik tertulis maupun lisan
dari siswa kelas VIII MTs Aswaja Tunggangri terkait dengan self efficacy
siswa dalam pemecahan masalah matematis. Pendekatan yang digunakan
yaitu dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dimana peneliti sebagai instrument kunci, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.43Sehingga melalui pendekatan kualitatif ini peneliti akan
menggambarkan serta menganalisis setiap individu dalam kehidupannya.
Jenis penelitiannya adala menggunakan menggunakan metode studi
kasus. Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta mendapat
pengetahuan yang mendalam terkait bagaimana self efficacy siswa dalam
pemecahan masalah matematis. Studi kasus merupakan suatu pendekatan
yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.44

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti merupakan instrumen yang utama dalam suatu
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif melibatkan peneliti sebagai
pengamat partisipan, sehingga peneliti terjun langsung ke sekolah untuk
mengamati aktivitas siswa di sekolah. Kegiatan penelitian dilaksanakan
dengan memberikan angket self efficacy, wawancara kepada subjek
penelitian, dokumentasi, dan tes pemecahan masalah matematis siswa. Dalam
penelitian kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek
penelitian.

43
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV.
Jejak, 2018), hal. 8
44
I Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Nilacakra, 2018),
hal. 35

24
25

C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Aswaja Tunggangri. Yang
alamatnya adalah Jalan Raya Tunggangri, Kec. Kalidawir, Kab.
Tulungagung. Letak gedung MTs Aswaja Tunggangri cukup stategis karena
terletak di jalan utama kec. Kalidawir. Sekolah ini merupakan sekolah
dibawah naungan Ma’arif NU Ahlusunnah wal jama’ah. Untuk keadaan
bangunan gedung MTs Aswaja Tunggangri layak untuk digunakan dalam
proses pembelajaran, karena bangunan berdiri dengan kokoh serta ada
bangunan lain yang dalam pembangunan, memiliki lahan parkir yang luas,
tersedia ruang sesuai dengan jumlah pengguna disekolah, sekolah juga
mempunyai lapangan guna untuk menunjang kegiatan siswa di luar kelas,
memiliki masjid sebagai tempat beribadah, memiliki ekstrakurikuler yang
bervariasi guna untuk menampung bakat siswa, serta perpustakaan sebagai
tempat mencari sumber belajar berupa buku. Pemilihan lokasi dengan
pertimbangan sebagai berikut : (1) Peneliti melaksanakan magang di MTs
Aswaja Tunggangri, (2) Sekolah memiliki administrasi dan respon yang baik
terkait penelitian,

D. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. Untuk memudahkan dalam penggolongannya, sumber data
dibagi menjadi:45
1) Data primer adalah sumber data yang langsung diberikan data
kepada pengumpul data.
2) Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data.
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari angket self efficacy, tes
pemecahan masalah matematis, dan wawancara. Kalau untuk data
sekunder diperoleh dari dokumentasi di setiap kegiatan dan jurnal.

45
Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidorjo: Zifatama, 2015), hal. 103
26

Subjek penelitian ini dipilih menggunakan prosedur purposive


sampling. Purposive sampling adalah sebuah teknik pemilihan sampel
berdasarkan ciri-ciri tertentu.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan hal yang pentng untuk
dilakukan karena untuk memperoleh data.
Dari data yang didapat dari penelitian, dilakukan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1) Angket self efficacy
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk menggali data sesuai permasalahan penelitian. 46
Hasil dari angket ini diperoleh ketika angket sudah disebarkan
kepada subjek penelitian. Dalam angket ini berisikan pertanyaan
tentang self efficacy siswa. Sehingga setelah siswa menjawab
angket tersebut, maka akan diketahui tingkat self efficacy dari
masing-masing siswa.
2) Wawancara
Wawancara diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi dari responden serta bertanya langsung
bertatap muka.47 Melalui wawancara ini diperoleh informasi yang
mendalam yang berkaitan dengan self efficacy dalam pemecahan
masalah matematis siswa. Sehingga dapat mengetahui apasaja faktor
yang mempengaruhi tingkat self efficacy siswa dalam pemecahan
masalah matematis.
3) Dokumentasi
Dokumen merupakan koleksi/arsip/catatan peristiwa penting.
Dokumen terdiri dari foto, bahan statistik, jadwal kegiatan, dan lain
sebagainya.48 Dalam penelitian dokumentasi sangat diperlukan.
46
Ibid, hal. 120
47
Ibid, hal. 109
48
Ibid, hal. 115
27

Kegiatan yang didokumentasikan yaitu mulai siswa mengisi angket


self efficacy, wawancara dengan siswa, dan ketika siswa menjawab
tes pemecahan masalah matematis yang diberikan oleh peneliti.
Dokumentasi tersebut dijadikan sebagai catatan peristiwa penting
dalam kegiatan yang dilakukan.
4) Tes pemecahan masalah matematis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.49

F. Teknik Analisis Data


Analisis data lebih banyak dilakukan selama berada di lapangan
dengan berbagai kegiatan pengumpulan data. Analisis data pada penelitian
ini dilakukan analisis secara langsung.
Dalam proses penelitian, peneliti sebagai pengamat partisipan,
sehingga peneliti terjun langsung ke sekolah untuk mengamati siswa dalam
mengerjakan angket dan tes pemecahan masalah matematis selanjutnya
dilakukan wawancara. Dan pada setiap kegiatan di dokumentasikan.
Menurut Milles & Huberman, langkah-langkah analisis data dalam
rangka mengumpulkan data dibagi dalam tiga alur kegiatan, yaitu:
1) Reduksi data
Data yang diperoleh di lapangan masih sangat kompleks, masih
belum sistematis, maka peneliti perlu melakukan analisis data
dengan cara mereduksi data. Reduksi data merapakan bentuk
analisis untuk mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang
dan menyusun data kea rah pengambilan kesimpulan. 50 Dalam
penelitian ini reduksi data memfokuskan kepada hasil angket dan
jawaban tes siswa serta wawancara yang mengacu pada tingkat

49
Ibid, hal. 124
50
Helaluddin dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif, (Makassar: Sekolah tinggi
theologia jaffray, 2019), hal. 123
28

pemecahan masalah matematis siswa Kelas VIII MTs Aswaja


Tunggangri.
2) Display data
Display data merupakan proses penyajian data setelah proses
reduksi data. Penyajian data dalam kualitatif dilakukan dalam
bentuk ikhtisar, bagan, hubungan antar kategori, pola, dan lain
sebagainya yang mudah dipahami pembaca. 51 Penelitian ini
menyajikan data dalam bentuk ikhtisar, sehingga memudahkan
pembaca dalam memahaminya. Display data ini menyajikan analisis
proses dari angket, tes pemecahan masalah matematis dan hasil
wawancara.
3) Kesimpulan
Pada penelitian kualitatif, kesimpulan awal yang diabil masih
bersifat sementara, sehingga dapat berubah setiap saat apabila tidak
didukung bukti-bukti yang kuat. Apabila kesimpulan yang telah
diambil didukung dengan bukti-bukti yang sahih dan konsisten,
maka kesimpulan yang diambil bersifat fleksibel. 52 Temuan tersebut
dapat berupa deskripsi tentang suatu objek yang sebelumnya masih
samar, setelah diteliti menjadi lebih jelas, dpat pula berupa hipotesis
bahkan teori baru.53 Penelitian ini, penarikan kesimpulan ini
didapatkan berdasarkan dari hasil angket self efficacy, wawancara,
dan tes pemecahan masalah matematis.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Dalam penelitian ini, Agar data dapat dipertanggungjawabkan
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Untuk
menjaminnya, maka menggunakan kredibilitas, dengan menggunakan
teknik sebagai berikut :
1) Meningkatkan ketekunan peneliti
51
Ibid, hal. 124
52
Ibid.
53
Ibid.
29

Meningkatkan ketekunan adalah melakukan pengamatan secara


lebih cermat dan berkesinambungan.54 Dalam kegiatan ini peneliti
mencermati secara mendalam dan konsisten untuk menghasilkan
data yang diinginkan.
2) Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu.55 Dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi teknik, yaitu dengan mengecek data yang
diperoleh dari angket, tes, dokumentasi maupun wawancara untuk
membandingkan hasilnya. Jika menghasilkan data yang berbeda-
beda maka peneliti akan melakukan diskusi untuk memastikan data
tersebut.
3) Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan adalah peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.56 Sehingga peneliti dengan
narasumber semakin akrab, dan saling terbuka, sehingga tidak ada
data lagi yang disembunyikan oleh narasumber. Untuk waktu
perpanjangan pengamatan ini terkagntung pada peneliti seberapa
kedalaman, keluasan dan kepastian data yang diperoleh.

H. Tahap-Tahap Penelitian.
Tahapan-tahapan di dalam kegiatan penelitian dapat dibedakan dalam 3
tahapan, dintaranya:
1. Tahap persiapan
a. Melakukan konsultsi dengan dosen pembimbing terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan
b. Meminta surat ijin penelitian dari kampus IAIN Tulungagung

54
Hengki wijaya, Analisis Data Kualitatif , (Makassar: Sekolah tinggi theologia jaffray,
2018), hal. 119
55
Ibid.
56
Ibid, hal. 117
30

c. Membuat instrumen, yaitu instrumen angket self efficacy, tes


pemecahan masalah matematis dan instrumen wawancara
d. Melakukan konsultasi instrumen penelitian kepada dosen
pembimbing dan validasi instrumen kepada dosen (validator)
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengantar surat izin penelitian dan validasi instrumen penelitian
kepada salah satu guru matematika
b. Melaksanakan angket dan tes pada siswa, dilanjutkan wawancara
kepada siswa, disertai dengan dokumentasi
c. Meminta surat keterangan telah melaksanakan penelitian
3. Tahap penulisan laporan
a. Melakukan analisis terhadap hasil dari angket self efficacy, tes
pemecahan masalah matematis dan wawancara.
b. Membuat laporan dari hasil analisis hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Alay. 2013. “Effects of Self-Efficacy on Students’ Academic


Performance”, dalam Journal of Educational, Health and Community
Psychology, Vol.2, no. 1, 22-29
Anggito, Albi & Setiawan, Johan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV. Jejak
As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017 Matematika untuk SMP/MTS kelas VIII
Semester II. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Chairina,Raden Roro Lia. 2019. Analisis Manejemen Sumber Daya Manusia.
Surabaya: Zifatama Jawara
Fonna, Mutia & Mursalin. 2018. “Literature Study: Role Of Self-Efficacy Toward
Students’ Achievement In Mathematical Multiple Representation Ability
(MMRA)”, dalam Jurnal Ilmiah Peuradeun - JIP-The International Journal
of Social Sciences, Vol. 6, no. 1, 31-40
Helaluddin & Wijaya,Hengki. 2019. Analisis Data Kualitatif. Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray
Hernawati, Diana & Amin, Mohamad. 2017.“Analisis Selsf Efficacy Mahasiswa
melalui Kemampuan Presentasi di Kelas”, dalam Education and Human
Development Journal. Vol. 2, no. 1, 26-33
Ifdil, Apriani Rizka, Yendi Frischa Meivilona & Rangka Itsar Bolo. 2016. “Level
of Students` Self-Efficacy Based on Gender”, dalam The International
Journal of Counseling and Education, Vol. 1, no. 1, 29-33
Isrok’atun. 2016. Pendidikan Matematika II. Sumedang: UPI Sumedang Press
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama
Nisa, Ita Chairun. 2015. Pemecahan Masalah Matematika. Lombok: Duta Pustaka
Ilmu
Novferma, N. 2016. “ Analisis Kesulitan dan Self-Efficacy Siswa SMP dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berbentuk Soal Cerita”, dalam Jurnal
Riset Pendidikan Matematika. Vol. 3, no. 1, 76-87

31
32

Nurfauziah Puji, Faudziah Linda, Nurhayatin Siti, &Mustaqimah Indri A. 2018.


“Analisis Self Efficacy Matematik Siswa Kelas VIII SMP 7 Cimahi Dilihat
dari Gender”, dalam Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol.3,
no. 1, 61-70
Offirstson, Topic. 2014. Aktivitas Pembelajaran Matemattika melalui Inkuiri
Berbantuan Software Cinderella. Yogyakarta: CV. Budi Utama
Peranginangin Siska Apulina, Saragih Sahat, & Siagian Pargaulan. 2019.
“Development of Learning Material Through PBL with Karo Culture
Context to Improve Students’ Problem Solving Ability and Self-Efficacy”,
dalam International Electronic Journal Pf Mathematics Education, Vol. 14.
no. 2 (2019): 265-274
Putri, Hafiziani Eka & Muqodas, Idat. 2019. Pendekatan Concrete-Pictorial-
Abstrach(CPA), Kecemasan Matematis, Self efficacy Matematis, Instrument
dan Rancangan Pembelajarannya. Sumedang: UPI Sumedang Press
Razak, Ahmad Zabidi Abdul. 2003. Memimpin Diri Sendiri. Selangor Darul
Ehsan: PTS Millenia
Rosyiana, Iffah. 2019. Innovative Behavior at Work: Tinjauan Psikologi &
Implementasi di Organisasi. Yogyakarta: CV Budi Utama
Sari Novi Rahma, Hidayat Wahyu, &Yuliani Anik. 2019. “Analisis Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X SMA pada Materi SPLTV Ditinjau dari Self
Efficacy”, dalam UNION: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7, no. 1, 93-
103
Susanto, Herry Agus. 2015. Pemahaman Pemecahan Masalah Berdasar Gaya
Kognitif. Yogyakarta: CV Budi Utama
Suwendra, I Wayan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
Nilacakra
Utami, Ratna Widianti & Wutsqa, Dhoriva Urwatul. 2017. “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika dan Self Efficacy Siswa SMP Negeri di
Kabupaten Ciamis”, dalam Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 4, no.
2, 166-175
33

Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif . Makassar: Sekolah Tinggi


Theologia Jaffray
Zakiya Siti, Imania Syifa Halawatul, Rahayu Gustiani, & Hidayat Wahyu. 2018.
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penalaran Matematik serta
Self Efficacy Siswa MA”, dalam Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif,
Vol 1, no. 4, 647-656

Anda mungkin juga menyukai