Anda di halaman 1dari 10

Jurnal_ep, Vol. 10 No.

2, Agustus 2020

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATIKA DAN SELF EFFICACY
SISWA KELAS V SD

PM Sari 1, IM Ardana2, IW Lasmawan3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: putri.iman@undiksha.ac.id1, made.ardana@pasca.undiksha.ac.id2,


wayan.lasmawan@pasca.undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui validitas isi instrumen kemampuan
pemecahan masalah matematika pada siswa kelas V SD; (2) mengetahui validitas
isi instrumen self efficacy pada siswa kelas V SD; (3) mengetahui reliabilitas
instrumen kemampuan pemecahan masalah mat ematika pada siswa kelas V S D;
dan (4) mengetahui reliabilitas instrumen self efficacy pada siswa kelas V SD.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan. Model
pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan 4 -D oleh
Thiagarajan y ang terdiri dari empat tahap yait u define, design, develop dan
disseminate. Karena situasi pandemi covid-19 maka tahapan pengembangan
instrumen hanya sampai pada tahap develop. Analisis yang digunakan adalah uji
validit as isi (content) dengan teknik Lawshe untuk menghit ung Content Validit y
Ratio (CVR) dan uji reliabilitas oleh expert instrumen kemampuan pemecahan
masalah matematika dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan instrumen
self efficacy menggunak an rumus Alpha Cronbach. Analisis melibatkan 2 orang
dosen ahli dan 3 orang rekan guru kelas V yang berperan sebagai expert
instrumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen kemampuan
pemecahan masalah matematika dengan bentuk tes uraian yang terdiri dari 20 butir
soal dinyatakan valid dan reliabilitas dengan nilai r11 = 0,78. Hasil instrumen self
efficacy dengan bentuk tes uraian 30 butir soal dinyatakan valid dan reliabilitas
dengan nilai r11 =0,87.

Kata kunci: Instrumen; Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika; Self


Efficacy

Abstract
This study aimed t o (1) k now the content validit y of mathematics problem solving
instruments of the fifth grade students; (2) k now the content validit y of self efficacy
instruments of the fifth grade students; (3) k now the reliability the instruments of
mathematics problem solving of the fifth grade students; and (4) k now the reliability
the instruments of self efficacy of the fifth grade students. This res earch used
research development design. The development model used was the 4-D
development model by Thiagarajan which consisted of four stages namely define,
design, develop and disseminate. Becaus e of the covid-19 pandemic situation, the
instrument development stage only reached the develop stage. The analysis used
was cont ent validit y test with Lawshe technique to the Cont ent Validity Ratio (CVR)
and reliability test by t he expert instrument of mathematics problem solving using
the Alpha Cronbach formula and the self efficacy instrument used the Alpha
Cronbach formula. The analysis involved 2 expert lecturers and 3 teachers of the
fifth grade students as expert instruments. The results shows that: mat hematics
problem solving instruments in the form of essay test which 20 items are valid and

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 102


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

the reliability test r11 = 0,78. Instruments of self efficacy instruments in the form of
essay test which 30 items are valid and the reliability test r 11 = 0,87.

Keywords: Instruments; Mathematics Problem Solving; Self Efficacy

PENDAHULUAN diperkuat oleh Fauziah (2015:11) yang


Pembelajaran matematika tidak mengungkapkan bahwa kemampuan
lepas dari berbagai permasalahan yang pemecahan masalah merupakan salah
harus dipecahkan oleh siswa. satu doing math (keterampilan
Kemampuan pemecahan masalah matematika) yang dapat digolongkan
merupakan salah satu kompetensi dalam kemampuan tingkat tinggi. Selain
matematika dan kemampuan pemecahan itu pentingnya kemampuan pemecahan
masalah memiliki peranan penting dalam masalah juga diperkuat oleh Erniwati
pembelajaran matematika. National (2018) yang mengungkapkan bahwa
Council of Teacher Mathematic kemampuan pemecahan masalah itu
(NCTM,2000) dalam Principles and dapat diselesaikan dengan memahami
Standards for School Mathematics, bahwa masalah yang ada, sehingga siswa
standar proses dalam pembelajaran memiliki gambaran penyelesaian dari soal
matematika yaitu: kemampuan tersebut. Pada proses kemampuan
pemecahan masalah (problem solving); pemecahan masalah terdapat faktor-faktor
kemampuan penalaran dan pembuktian yang mendukung keberhasilan siswa,
(reasoning and proof); kemampuan antara lain konsentrasi, sikap terhadap
membuat koneksi (connection); matematika, motivasi untuk berprestasi,
kemampuan komunikasi (communication); harga diri, dan keyakinan diri.
kemampuan representasi (representation). Kemampuan pemecahan masalah
Pada Agenda for Action dinyatakan bahwa matematika erat kaitannya dengan
kemampuan pemecahan masalah keyakinan siswa dalam menyelesaikan
merupakan fokus pembelajaran soal, karena keyakinan yang dimiliki siswa
matematika di sekolah, sedangkan dalam dalam kemampuan pemecahan masalah
Guiding Principlesfor Mathematics akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Curriculum and Assesment dinyatakan Salah satu sumber keyakinan adalah
bahwa kemampuan pemecahan masalah tingkat kepercayaan diri kita terhadap
bukan hanya merupakan tujuan kemampuan kita sendiri (self efficacy). Hal
pembelajaran matematika, tetapi juga cara tersebut di dukung dengan Anshari (2017),
utama yang dapat dilakukan untuk kemampuan pemecahan masalah erat
mencapai tujuan tersebut (NCTM, 2000). kaitannya dengan keyakinan siswa dalam
Salah satu hasil tes yang mengukur menyelesaikan soal, karena keyakinan
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa dalam kemampuan
matematika dapat dilihat dari hasil tes pemecahan masalah akan mempengaruhi
yang dilakukan oleh dua studi hasil belajar siswa, keyakinan ini disebut
internasional, yaitu Programme for self efficacy. Dengan kata lain,
International Student Assesment (PISA) kemampuan self efficacy siswa
dan Trends in International Mathematics mempunyai pengaruh besar terhadap
and Science Study (TIMSS). Laporan berpikir matematis siswa dalam
PISA pada tahun 2015, skor matematika kemampuan pemecahan masalah
siswa Indonesia berada pada posisi 63 matematika. Siswa yang mempunyai self
dari 70 negara peserta. Pada laporan efficacy yang kuat akan membuat siswa
TIMSS tahun 2011, siswa Indonesia tersebut juga mempunyai motivasi,
berada pada posisi 38 dari 42 negara keberanian, ketekunan dalam
peserta. Hal ini menunjukkan perlunya melaksanakan tugas yang diberikan,
meningkatkan kemampuan matematis begitu juga sebaliknya. Siswa yang
siswa yang salah satunya kemampuan mempunyai self efficacy yang rendah akan
pemecahan masalah. Pentingnya menjauhkan diri dari tugas – tugas yang
kemampuan pemecahan masalah sulit dan cepat menyerah saat

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 103


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

menghadapi rintangan. Hal tersebut sekolah dapat dilihat pada gambar


ditunjukkan dengan perilaku menyerah dibawah ini.
saat siswa mendapat informasi tentang Sehingga soal tersebut kurang
suatu materi bahwasanya materi tersebut cocok untuk menilai kemampuan
sulit maka siswa cenderung tidak memiliki pemecahan masalah matematika siswa.
keyakinan memecahkan masalah Instrumen yang telah tersedia tanpa
matematika. dikembangkan oleh guru memiliki kualitas
Kemampuan pemecahan masalah kurang baik. Kualitas kurang baik pada
matematika yang maksimal tidak lepas instrumen karena pada ranah kognitif
dari peran self efficacy siswa. Oleh karena Taksonomi Bloom Revisi terbatas pada C1
itu self efficacy adalah keyakinan siswa (mengetahui) dan C2 (memahami). Ini
untuk mengukur sejauh mana siswa terbukti pada dari soal yang terdapat pada
mampu mengerjakan tugas dan buku pekat matematika siswa. Instrumen
merencanakan tindakan untuk tersebut belum mampu memenuhi tagihan
memperoleh hasil belajar matematika pembelajaran abad 21 pada bagian dari
yang maksimal. Kurikulum 2013, 4C yaitu critical thinking. Siswa menjadi
menerapkan penilaian autentik yang terbiasa mengerjakan instrumen dengan
meliputi penilaian sikap, penilaian kemampuan berpikir yang rendah.
pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Tuntutan zaman saat ini guru harus
Untuk mengetahui ketercapaian hasil mengubah mindset tentang hasil
belajar siswa guru menggunakan alat ukur pembelajaran dengan mencapai tujuan
berupa instrumen. Guru dapat pembelajaran abad 21. Salah satu faktor
menggunakan jenis-jenis instrumen yang yang dapat menimbulkan kemampuan
relevan digunakan dalam proses berpikir rendah siswa dalam pembelajaran
pembelajaran. Ada dua jenis instrumen matematika adalah kualitas instrumen
yaitu instrumen tes dan nontes. Intrumen yang kurang baik. Instrumen dapat
tes digunakan untuk mengukur dinyatakan sebagai alat untuk
pengetahuan dan hasil belajar siswa memudahkan seseorang dalam mencapai
sedangkan nontes menilai sikap dan tujuan secara efektif dan efisien (Arikunto,
kepribadian. Tujuan pendidikan yang 2015). Dalam melaksanakan tugas
optimal salah satunya adalah kualitas seseorang memerlukan alat yang tepat
instrumen yang digunakan oleh guru, agar sehingga dapat menyelesaikan tugas
mampu mengembangkan kemampuan tersebut dengan baik. Instrumen dalam
berpikir siswa. Namun kenyataannya, pendidikan digunakan sebagai alat
instrumen kemampuan pemecahan penilaian pembelajaran. Yusuf (2015)
masalah matematika yang digunakan guru menjelaskan bahwa instrumen sebagai
terbatas pada bank soal maupun soal-soal alat penilaian membantu menyediakan
latihan yang tersedia pada modul siswa. informasi untuk menjelaskan,
Guru lebih menekankan pada penguasaan mengungkapkan maupun menerangkan
konsep matematika dan belum dirancang tentang suatu kejadian dan kegiatan
untuk mengembangkan keterampilan pendidikan khususnya pada proses
berpikir tingkat tinggi. pembelajaran. Usaha-usaha yang
Soal kemampuan pemecahan dilakukan dalam meningkatkan mutu
masalah matematika biasanya dalam pendidikan hendaknya dimulai dari
bentuk soal uraian atau soal cerita. Masih peningkatan kualitas guru. Guru yang
banyak ditemukan guru yang memakai berkualitas diantaranya adalah
soal tahun lalu untuk pembelajaran di mengetahui dan mengerti peran dan
semester berikutnya. Disetiap sekolah fungsinya dalam proses pembelajaran.
pada umumnya masih dominan Ayu (2018) menyatakan bahwa guru
menggunakan soal – soal berbentuk adalah faktor penentu keberhasilan proses
pilihan ganda atau soal – soal yang pembelajaran yang berkualitas, sehingga
langsung menggunakan rumus tanpa guru juga tentunya dapat megembangkan
adanya proses analisis soal terlebih instrumen yang berkualitas. Berhasil
dahulu, contoh soal yang ada pada tidaknya pendidikan mencapai tujuan
selalu dihubungkan dengan kualitas para

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 104


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

guru. Instrumen yang baik harus mampu pernyataan mempunyai beberapa pilihan
mengukur dan konsisten terhadap aspek jawaban yang salah, tetapi disediakan
yang akan diukur (Yusuf, 2015). Menurut satu pilihan jawaban yang benar (Arifin,
Covacevich (2014) semakin baik kualitas 2014:139), c) Tes isian (completion test)
suatu instrumen, maka semakin yaitu tes untuk melengkapi kalimat yang
bermanfaat, semakin tepat nilai yang dihilangkan dan d) Tes menjodohkan
diperoleh dan semakin besar kepercayaan (matching) yaitu memasangkan atau
diri dalam memberikan nilai. Menurut mencocokan pertanyaan dengan jawaban
Yusuf (2015) menyatakan bahwa yang disediakan.
instrumen yang baik memenuhi Instrumen nontes digunakan untuk
persyaratan, yaitu valid, reliabel, objektif, mengukur perubahan tingkah laku yang
praktis dan mudah dilaksanakan serta berhubungan dengan aspek afektif dan
norma. Covacevich (2014) menyatakan psikomotor termasuk apa yang dikerjakan
dua aspek utama yang sangat siswa. Bentuk-bentuk nontes yaitu sebagai
mempengaruhi kualitas suatu instrumen berikut: (1) Skala bertingkat (rating scale),
adalah validitas dan reliabilitasnya. menggambarkan suatu nilai yang
Instrumen berfungsi untuk berbentuk angka terhadap hasil
memperoleh data yang diperlukan ketika pertimbangan dengan meletakkan angka
siswa telah melewati proses pembelajaran dari yang rendah ke yang tinggi. (2)
sampai akhir. Terdapat dua jenis Kuesioner (questionair), digunakan untuk
instrumen, yaitu tes dan non tes. mengetahui data diri seseorang melalui
Instrumen tes dapat menilai kemampuan daftar pertanyaan atau pernyataan.
kognitif siswa seperti kemampuan Kuesioner disebut juga angket. Daftar
pemecahan masalah matematika. cocok (check list), merupakan daftar
Instrumen non tes dapat menilai penyataan untuk responden dengan cara
kemampuan non kognitif siswa seperti self membubuhkan tanda cocok (√) pada
efficacy. Adapun jenis-jenis instrumen tempat yang disediakan. (3) Wawancara
dibedakan menjadi dua yaitu intrumen tes (insterview), merupakan suatu cara untuk
dan non tes. Instrumen tes merupakan mendapat informasi melalui jawaban
suatu alat penilaian yang komprehensif responden dengan melakukan tanya-
untuk memperoleh data atau informasi jawab. (4) Pengamatan (observation),
melalui pertanyaan atau latihan. Bentuk- merupakan suatu teknik dengan cara
bentuk instrumen tes yaitu sebagai mengadakan pengamatan serta
berikut. (1) Tes subjektif, disebut sebagai pencatatan secara sistematis. (5) Riwayat
tes dengan menggunakan pertanyaan hidup, merupakan suatu teknik untuk
terbuka, karena dalam tes tersebut siswa mempelajari keadaan seseorang untuk
diharuskan menjawab sesuai dengan memperoleh gambaran selama masa
pengetahuan yang dimilikinya. Tes hidupnya.
subjektif umumnya berbentuk esai Memperoleh hasil belajar yang
(uraian). Siswa akan mengingat pelajaran optimal harus menggunakan instrumen
kembali dan menjawabnya melalui yang berkualitas. Namun yang terjadi
pembahasan atau uraian kata. Tes esai adalah banyak instrumen kemampuan
meminta siswa untuk menjelaskan, pemecahan masalah matematika hanya
menginterpretasikan dan membedakan memakai contoh soal tahun – tahun lalu
dalam bentuk pertanyaan yang dapat sehingga tidak ada pengembangan soal.
menunjukkan siswa mengerti terhadap Intrumen kemampuan pemecahan
materi yang dipelajari. (2) Tes objektif, masalah yang ada kurang menekankan
dilakukan secara objektif dalam pada analsis soal telebih dahulu. Contoh:
pemeriksaannya untuk mengatasi “Sisi kubus memiliki ukuran yang?”.
kelemahan dari tes esai. Macam-macam Kenyataannya juga hanya mencakup
tes objektif meliputi: a) Tes benar-salah dimensi kognitif yang rendah yaitu C1 dan
(true-false) mencakup pernyataan- C2 (mengetahui dan memahami). Banyak
pernyataan ada yang benar dan ada yang yang belum dapat mencakup dimensi
salah, b) Tes pilihan ganda (multiple kognitif tinggi untuk siswa. Menyebabkan
choice test) yaitu setiap pertanyaan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 105


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

tidak terukur dan kurang terasah, tahapan operasional konkret. Pada tahap
sehingga hasil belajar siswa tidak dapat ini siswa sudah mampu berpikir sistematis
diketahui dengan pasti. Kemudian untuk mengenai benda dan peristiwa yang
instrumen non kognitif seperti penilaian konkret. Siswa kelas V SD memiliki
self efficacy sangat jarang temukan. Self kemampuan memecahkan masalah
efficacy yang dimiliki siswa masih rendah (problem solving), menyusun strategi dan
sehingga siswa belum memilki keyakinan mampu menghubungkan (Susanto, 2016).
diri sejauh mana siswa mampu Siswa pada usia ini pada umumnya
mengerjakan tugas dan merencanakan memiliki kemampuan intelektual seperti
tindakan untuk mencapai tujuannya. rasa ingin tahu terhadap yang ia pelajari.
Permasalahan yang belum banyak Kemampuan ini perlu difasilitasi guru agar
mendapat perhatian tersebut dapat siswa tidak hanya menerima informasi
teratasi dengan melakukan yang diterima namun juga dapat mengolah
pengembangan instrumen. Berupa informasi tersebut.
pengembangan instrumen kemampuan Produk yang dikembangkan berupa
pemecahan masalah matematika dan instrumen kemampuan pemecahan
instrumen self efficacy. Adanya masalah matematika dan instrumen self
pengembangan instrumen ini akan efficacy siswa kelas V SD. Model
menjadikan pengukuran terhadap pengembangan yang digunakan dalam
kemampuan kognitif maupun non kognitif penelitian ini yaitu model pengembangan
siswa menjadi lebih optimal. 4-D (Four D). Model ini dikembangkan
Pengaplikasian hal tersebut mampu oleh Thiagarajan yang terdiri atas empat
mengembangkan kemampuan tahap utama yaitu: (1) Define
pemahaman tingkat tinggi siswa. Serta (Pendefinisian) meliputi analisis kebutuhan
data yang didapatkan menjadi valid. Hal dengan mengumpulkan berbagai informasi
ini didukung juga dalam penelitian yang diperlukan terkait kualitas instrumen
Hardiani (2017) yang menyampaikan yang kurang baik. Berdasarkan analisis
bahwa proses penilaian hasil belajar siswa kebutuhan dilakukan analisis teoretik
memerlukan instrumen yang harus untuk menemukan grand teori yaitu
dipersiapkan dan diperhatikan terlebih dimensi dan indikator dari kemampuan
dahulu, agar tujuan pembelajaran dapat pemecahan masalah matematika dan self
tercapai secara optimal. Sejalan dengan efficcay untuk menyusun kisi-kisi
pendapat tersebut dalam penelitian instrumen. (2) Design (Perancangan)
Kuntoro dan Wardani (2020) menyatakan adalah kegiatan untuk menjabarkan kisi-
bahwa proses penilaian sikap siswa kisi menjadi instrumen. Jenis instrumen
memerluan instrumen yang perlu kemampuan pemecahan masalah
dipersiapkan karena berkaitan dengan matematika yaitu tes uraian. Jenis
aspek tang sulit diukur. instrumen self efficacy , yaitu angket
Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan rentangan skala 1-5. (3) Develop
mengetahui validitas isi instrumen (Pengembangan) adalah kegiatan
kemampuan pemecahan masalah mengujicoba instrumen yang didesain
matematika, validitas isi instrumen self untuk mencari validasi instrumen. Validasi
efficacy, reliabilitas instrumen kemampuan instrumen meliputi validitas isi dengan
pemecahan masalah matematika, expert dan reliabilitas. Validitas isi
reliabilitas instrumen self efficacy pada instrumen kemampuan pemecahan
siswa kelas V SD. masalah matematika dan self efficacy
menggunakan CVR. Reliabilitas instrumen
METODE kemampuan pemecahan masalah
Penelitian ini menggunakan matematika dan self efficacy
rancangan penelitian dan pengembangan menggunakan Alpha Cronbach. Pada
yang dikenal dengan istilah Research and penelitian ini dilakukan sebanyak 1 kali
Development (R&D). Subjek penelitian ini penilian oleh 5 orang expert yang terdiri
yaitu siswa kelas V SD. Tahap periode dari 2 orang ahli dan 3 orang praktisi
perkembangan menurut Piaget bahwa pendidikan. (4) Disseminate (Penyebaran)
anak usia sekolah dasar berada pada merupakan tahap menyebarluaskan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 106


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

instrumen kemampuan pemecahan kema isi


masalah matematika dan self efficacy agar mpuan b. Relia
mengetahui efektivitas dari instrumen pemec bilita
tersebut. Kemudian akan dilakukan ahan s
pengemasan, difusi dan adaptasi agar masal men
instrumen kemampuan pemecahan ah urut
masalah matematika dan self efficacy matem expe
pada penelitian ini dapat digunakan oleh atika rt
pihak lain khususnya pada guru kelas V di
sekolah dasar. Namun tahap disseminate 2 Instru Nontes Angk a. Vali
pada penelitian ini tidak dapat dilakukan . men et ditas
karena adanya situasi kesehatan self isi
masyarakat yang tidak memungkinkan efficac b. Reli
untuk menyebarluaskan instrumen akibat y abilit
penyebaran Covid-19. Situasi ini as
menyebabkan pemerintah menghimbau men
masyarakat agar bekerja dan belajar dari urut
rumah untuk memutus rantai penyebaran expe
virus tersebut. rt
Metode pengumpulan data
merupakan suatu prosedur yang HASIL DAN PEMBAHASAN
menjelaskan cara perolehan data dalam Hasil pengembangan ini difokuskan
suatu penelitan. Secara umum metode pada pengembangan instrumen
pengumpulan data dibedakan menjadi kemampuan pemecahan masalah
dua, yaitu metode tes dan metode nontes matematika dan self efficacy pada siswa
(Agung, 2014). Metode nontes terdiri dari kelas V. Produk yang dikembangkan
(1) metode observasi, (2) metode adalah instrumen kognitif berupa soal tes
interview/wawancara, (3) metode subjektif uraian dan instrumen nonkognitif
kuesioner/angket. Metode pengumpulan berupa angket. Penelitian ini
data baik dalam bentuk tes maupun menggunakan rancangan penelitian dan
nontes mempunyai fungsi masing-masing pengembangan yang dikenal dengan
yang berbeda sesuai dengan jenis metode istilah Research and Development (R&D).
yang akan digunakan. Perbedaan yang Model pengembangan yang digunakan
mendasar antara metode tes dan nontes adalah model pengembangan 4-D (Four
terletak pada jawaban yang diberikan. D). Tahapan ini dilakukan secara runtut
Dalam tes hanya terdapat kemungkinan dan sistematis agar mendapatkan hasil
jawaban benar atau salah, apabila instrumen yang baik. Hasil dari tahapan-
jawaban tidak sesuai dengan kunci maka tahapan ini dijabarkan sebagai berikut. (1)
jawaban akan dinyatakan salah. Define (Pendefinisian) meliputi analisis
Sedangkan dalam metode nontes tidak kebutuhan dengan mengumpulkan
ada jawaban benar maupun salah, berbagai informasi yang diperlukan terkait
jawaban tergantung pada keadaan kualitas instrumen yang kurang baik. Hasil
seseorang. penelitian pada tahap ini berupa kisi-kisi
Adapun metode pengumpulan data istrumen kemampuan pemecahan
dalam penelitian disajikan pada tabel 1 masalah matematika dan self efficacy
sebagai berikut. yang disusun berdasarkan analisis teoretik
grand teori yang terdiri dari dimensi dan
Tabel 1. Metode dan Instrumen indikator. (2) Design (Perancangan)
Pengumpulan Data adalah kegiatan untuk menjabarkan kisi-
N Data Metode Bent Valida kisi menjadi butir instrumen. Hasil
o Pengu uk si penelitian pada tahap ini, yaitu kisi-kisi
mpulan Instr Instru yang telah disusun kemudian dijabarkan
Data umen men menjadi instrumen kemampuan
1 Instru Tes Uraia a. Valid pemecahan masalah matematika berupa
. men n itas tes uraian yang terdiri dari 20 butir

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 107


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

pertanyaan. Instrumen self efficacy berupa Validitas isi dengan rumus CVR digunakan
angket yang terdiri dari 30 butir pada instrumen kemampuan pemecahan
pernyataan. (3) Develop (Pengembangan) masalah matematika dan self efficacy.
adalah kegiatan menguji coba instrumen Adapun hasil yang diperoleh disajikan
yang didesign untuk mencari validasi pada tabel 2.
instrumen. Validasi instrumen meliputi
validitas isi dengan expert dan reliabilitas. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Isi dan
Validitas isi instrumen kemampuan Reliabilitas Instrumen
pemecahan masalah matematika dan self Instrumen Hasil Analisis
efficacy menggunakan CVR. Reliabilitas
instrumen kemampuan pemecahan NO Uji
Uji
masalah matematika dan self efficacy Validitas
Reliabilitas
menggunakan Alpha Cronbach. Pada Isi
penelitian ini dilakukan sebanyak 1 kali 1 Kemampuan 20 0,78
penilian oleh 5 orang expert yang terdiri Pemecahan butir
dari 2 orang ahli dan 3 orang praktisi Masalah valid
pendidikan. Instrumen yang telah dibuat Matematika
melalui proses validasi oleh lima expert.
Berikut ini adalah tanggapan umum 2 Self Efficacy 30 0,87
mengenai soal-soal yang telah dibuat. (1) butir
Pada indikator pemecahan masalah valid
matematika kisi-kisi, periksa kembali
dimensi kognitif yang digunakan. (2) Instrumen kemampuan pemecahan
Indikator soal pada kisi-kisi yang baik masalah matematika mendapatkan hasil
adalah indikator yang spesifik sebanyak 20 butir soal dinyatakan valid.
mengandung isi soal. (3) Gunakan kalimat Uji validitas isi instrumen self efficacy
pernyataan yang mudah dipahami siswa mendapatkan hasil sebanyak 30 butir soal
pada angket self efficacyKaitkan soal dinyatakan valid. Uji reliabilitas instrumen
dengan kehidupan sehari-hari siswa agar kemampuan pemecahan masalah
peristiwa tampak nyata. (4) Pada indikator matematika memperoleh hasil r11 0,78 >
kisi-kisi, periksa kembali dimensi 0,70, maka instrumen kemampuan
pengetahuan yang digunakan. (5) Pada pemecahan masalah matematika
indikator kisi-kisi, periksa kembali dimensi dinyatakan reliable. Uji reliabilitas
kognitif yang digunakan. (6) Redaksi soal instrumen self efficacy memperoleh hasil
agar disusun lebih baik. (7) Memilih yang r11 0,87 > 0,70, maka instrumen self
berkaitan dengan peristiwa kehidupan efficacy dinyatakan reliable. Dengan
sehari hari agar siswa bias berfikir konkrit. demikian pengembangan instrumen
(8) Gunakan kalimat pernyataan negatif kemampuan pemecahan masalah
dengan susunan kalimat yang lebih matematika dan self efficacy dalam
mudah dipahami pada angket self efficacy. penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel
Redaksi soal disusun dengan kalimat yang serta dapat dijadikan contoh untuk
jelas. (9) Gunakan kata baku untuk mengukur serta mengembangkan
membuat kalimat pernyataan pada angket instrumen kemampuan pemecahan
self efficacy. (10) Penggunaan kalimat masalah matematika dan instrumen self
sebaiknya lebih efektif. (11) Redaksi soal efficacy siswa kelas V.
agar disusun lebih baik. (12) Perhatikan Hasil penelitian ini yaitu, validitas isi
kalimat perintah yang digunakan. Masing- instrumen kemampuan pemecahan
masing expert memberikan penilaian dari masalah matematika pada siswa kelas V
aspek materi, bahasa dan konstruksi. SD dilakukan oleh lima orang expert yang
Selanjutnya adalah melakukan uji memberikan penilaian rentang 1-3 dengan
validitas isi dengan teknik Lawshe, yakni kategori “relevan”, “kurang relevan” dan
rasio validitas isi atau content validity ratio “tidak relevan” pada setiap butir soal. Butir
(CVR). Untuk setiap item, masing-masing soal pada instrumen kemampuan
pakar menilai apakah item itu “relevan”, pemecahan masalah matematika adalah
“kurang relevan”, atau “tidak relevan”. 20 butir. Expert memberikan saran dalam

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 108


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

hal konstruksi dan bahasa sehingga perlu efficacy dengan analisis Alpha Cronbach
adanya revisi. Terdapat 6 butir soal yang berdasarkan butir soal yang telah
kurang relevan. Butir soal yang kurang dinyatakan valid pada penelitian ini, yaitu
relevan tersebut diantaranya butir nomor r11 0,87 > 0,70, maka reliabilitasnya
6 dengan hasil CVR 0,6; butir nomor 4 dinyatakan reliable. Dengan demikian, 30
dengan hasil CVR 0,6; butir nomor 13 butir soal dapat menjadi contoh untuk
dengan hasil CVR 0,6; butir nomor 15 mengukur dan mengembangkan
dengan hasil CVR 0,6; butir nomor 17 instrumen self efficacy siswa kelas V.
dengan hasil CVR 0,6; butir nomor 19 Adanya pengembangan instrumen
dengan hasil CVR 0,6. Hasil uji validitas isi ini akan menjadikan pengukuran terhadap
instrumen kemampuan pemecahan kemampuan kognitif maupun non kognitif
masalah matematika menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih optimal.
terdapat 20 butir soal valid. Pengaplikasian hal tersebut mampu
Validitas isi instrumen self efficacy mengembangkan kemampuan
pada siswa kelas V SD dilakukan oleh pemahaman tingkat tinggi siswa. Serta
lima orang expert yang memberikan data yang didapatkan menjadi valid. Hal
penilaian rentang 1-3 dengan kategori ini didukung juga dalam penelitian
“relevan”, “kurang relevan” dan “tidak Hardiani (2017) yang menyampaikan
relevan” pada setiap butir soal. Butir soal bahwa proses penilaian kemampuan
pada instrumen self efficacy adalah 30 pemecahan masalah matematika siswa
butir. Expert memberikan saran dalam hal memerlukan instrumen yang harus
konstruksi dan bahasa sehingga perlu dipersiapkan dan diperhatikan terlebih
adanya revisi. Terdapat 7 butir soal yang dahulu, agar tujuan pembelajaran dapat
kurang relevan. Kriteria isi butir dinyatakan tercapai secara optimal. Sejalan dengan
valid apabila memiliki CVR ≥ 0.60. Butir pendapat tersebut dalam penelitian
soal yang kurang relevan tersebut Kuntoro dan Wardani (2020) menyatakan
diantaranya butir nomor 6 dengan hasil bahwa proses penilaian self efficacy
CVR 0,6; butir nomor 13 dengan hasil memerluan instrumen yang perlu
CVR 0,6; butir nomor 15 dengan hasil dipersiapkan karena berkaitan dengan
CVR 0,6; butir nomor 23 dengan hasil aspek yang sulit diukur.
CVR 0,6; butir nomor 27 dengan hasil Fadilah, dkk (2017) menyatakan
CVR 0,6; butir nomor 28 dengan hasil bahwa dengan mengembangkan
CVR 0,6; butir nomor 30 dengan hasil instrumen kemampuan pemecahan
CVR 0,6. Hasil uji validitas isi instrumen masalah matematika sebagai upaya untuk
self efficacy menunjukkan bahwa terdapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
20 butir soal valid. belajar siswa. Hasil temuan penelitian
Reliabilitas menurut expert pada penelitian ini memiliki persamaan
instrumen kemampuan pemecahan dengan penelitian yang relevan
masalah matematika pada siswa kelas V sebelumnya dan memperkuat hasil
SD dilakukan terhadap 20 butir soal yang penelitian yang diperoleh. Hal ini didukung
valid. Hasil uji reliabilitas instrumen oleh hasil penelitian Fadilah, dkk (2017)
kemampuan pemecahan masalah yang menyimpulkan bahwa
matematika dengan analisis Alpha pengembangan instrumen pemecahan
Cronbach berdasarkan butir soal yang masalah matematika dinyatakan valid dan
telah dinyatakan valid pada penelitian ini, reliabel untuk meningkatkan kreatifitas dan
yaitu r11 0,78 > 0,70, maka reliabilitasnya prestasi belajar siswa kelas VII SMPN 3
dinyatakan reliable. Dengan demikian, 20 Malang. Kemudian hasil penelitian
butir soal dapat menjadi contoh untuk Hardiani (2017) menyimpulkan bahwa
mengukur dan mengembangkan pengembangan instrumen penilaian self
instrumen kemampuan pemecahan efficacy dinyatakan valid dan reliabel
masalah matematika siswa kelas V. untuk pembelajaran IPS kelas IV SD.
Reliabilitas menurut expert
instrumen self efficacy pada siswa kelas V PENUTUP
SD dilakukan terhadap 30 butir soal yang Simpulan hasil penelitian yang telah
valid. Hasil uji reliabilitas instrumen self dipaparkan, yakni validitas isi instrumen

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 109


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

kemampuan pemecahan masalah Komunikasi Matematika dan Self


matematika pada siswa kelas V SD, Efficacy Siswa SMP Taman Harapan
menunjukkan bahwa terdapat 20 butir soal Medan”. Tesis Program
yang valid. Validitas isi instrumen self Pascasarjana Universitas Negeri
efficacy pada siswa kelas V SD, Medan. No 2,Volume 5. Diakses
menunjukkan bahwa terdapat 30 butir soal tanggal 29 Maret 2020.
yang valid.
Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi
Reliabilitas instrumen kemampuan
Pembelajaran. Bandung: PT.
pemecahan masalah matematika dan self
Remaja Rosdakarya Offset.
efficacy pada siswa kelas V dinyatakan
reliable. Dengan demikian, butir soal dapat Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar
menjadi contoh untuk mengukur dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
mengembangkan instrumen kemampuan Bumi Aksara.
pemecahan masalah matematika dan self
efficacy siswa kelas V. Ayu, Eka Sastrika. 2018. Pengembangan
Saran dapat diajukan yakni, kepada Instrumen Asesmen Keterampilan
guru, instrumen kemampuan pemecahan Belajar dan Berinovasi pada Mata
masalah matematika yang telah Pelajaran IPA SD. Program Studi
dikembangkan ini dapat dijadikan tes hasil Pendidikan Dasar, Program
belajar pada kelas V semester genap Pascasarjana Universitas
pada materi persatuan dan kesatuan Pendidikan Ganesha Singaraja,
untuk membangun kerukunan hidup. Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar
Instrumen dengan kualitas yang baik Indonesia, Volume 2, Nomor 2.
menjadikan penguasaan materi siswa Diakses tanggal 11 April 2020.
lebih bermakna. Instrumen self efficacy Covacevich, Catalina. 2014. How to Select
dapat digunakan guru untuk mengukur an Instrument for Assessing Student
keyakinan diri siswa pada muatan Learning. Cataloging-in-Publication
matematika. Melalui instrumen ini, guru data provided by the Inter-American
dapat berlatih untuk menciptakan Development Bank Felipe Herrera
instrumen yang mampu mengembangkan Library.
self efficacy siswa pada muatan materi
lainnya. Kepada peneliti lain, instrumen Depdiknas .2006. Permendiknas No 22
kemampuan pemecahan masalah Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
matematika dan self efficacy dapat Jakarta: Depdiknas.
digunakan untuk bahan penelitian
selanjutnya bagi peneliti lain yang hendak Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
mengukur kemampuan pemecahan Menengah Kementerian Pendidikan
masalah matematika dan self efficacy Nasional Republik Indonesia. 2016.
siswa. Hasil analisis ini dapat dijadikan Panduan Penilaian untuk Sekolah
contoh pengembangan instrumen dan Dasar SD. Jakarta: Kementerian
memberikan masukan dalam bidang Pendidikan Nasional RI.
pendidikan. Kepada lembaga pendidikan, Erniwati. 2018. Pengembangan Instrumen
hendaknya menyediakan sarana yang Penilaian Kemampuan Pemecahan
maksimal untuk menunjang pembelajaran Masalah Matematika Pada Siswa
agar guru dapat mengembangkan Kelas V Sekolah Dasar Inpres Loka
kemampuannya untuk menghasilkan Kabupaten Bantaeng. Program Studi
instrumen yang berkualitas untuk Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
mengoptimalkan komptensi pengetahuan Program Pascasarjana Universitas
siswa, sehingga mutu sekolah menjadi Negeri Makassar. Diakses tanggal
semakin meningkat. 11 Mei 2020.
DAFT AR RUJUKAN Fadilah, Nur, dkk. (2017). “Pengembangan
Instrumen Penilaian pada Materi
Anshari, H. 2017. “Pengaruh Pendekatan Matematika Sebagai Upaya untuk
Realistik Terhadap Kemampuan Meningkatkan Keaktifan dan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 110


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

Prestasi Belajar Siswa Kelas VII TIMSS & RIRLS International Study
Smpn 3 Malang”. Jurusan Hukum Center.
dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang.
Jurnal Repositori UM. Diakses
tanggal 20 Maret 2020.
Fauziah, S. 2015. “Perbandingan
Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMK Antara yang
Memperoleh Pembelajaran Model
Contextual Teaching Learning (CTL)
dan Model Problem Based Learning
(PBL)”. Proposal UNPAS Bandung.
No 1,Volume 2. Diakses tanggal 10
Mei 2020.
NCTM. 2000. Principle and Standards For
School Mathematics. United States
Of America. The National Council Of
Teachers Of Mathematics. Inc.
OECD. 2015. Programme for International
Student Assessment (PISA).
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan
pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta. Prenada Media Group.
TIMSS. 2011. TIMSS 2011 International
Result In Mathematic. United State:

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 111

Anda mungkin juga menyukai