e-ISSN: 2548-5547
p-ISSN: 2503-0671
http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta lambatnya
siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif. Penelitian ini merupakan penelitian
deskrptif kualitatif. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.Instrumen penelitian berupa tes
Matching Familiar Figure Tes (MIFFT) untuk menentukan gaya kognitif impulsif, tes kemampuan pemecahan
masalah, dan wawancara untuk triangulasi data. Teknik analisis data MIFFT menggunakan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan sedangkan teknik analisis data kemapuan pemecahan masalah menggunakan rubrik
penilaian berdasarkan indikator pemecahan masalah. Hasil penelitian diperoleh kemampuan pemecahan masalah
siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif lebih dominan berada pada kriteria rendah.
Abstract
This research is motivated by the low ability of students to solve mathematical problems and the slowness of students
in solving the problems given. The purpose of this study is to describe the mathematical problems solving abilities
of students who have an impulsive cognitive style. This research is a qualitative descriptive study. Sampling technique
is done by purposive sampling. The research instrument is a Matching Familiar Figure Test (MIFFT) to determine
the impulsive cognitive style, a problem solving ability test, and interviews for data triangulation. MIFFT data
analysis techniques utilize data reduction, data presentation, and overall conclusion, meanwhile technique for data
analysis for solving problems use an assessment rubric based on problem solving indicators. The research results
show that impulsive student’solving ability s more dominat at low criteria.
*Penulis Korespondensi 61
Email Address : syefna@gmail.com
Handphone : +62 812 6726 325
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 61 – 68
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547
tidak begitu mudah segera dapat dicapai. mengaitkan antara masalah yang disajikan dengan
Selanjutnya Ilmiyana (2018) mengemukakan konsep materi yang dipelajari untuk
kemampuan pemecahan masalah adalah menyelesaikan masalah. Maka perencanaan
kesanggupan individu dalam mencari jalan keluar penyelesaian masalah menjadi tidak tepat dan
dari masalah yang dahadapi tujuannya untuk mengakibatkan penyelesaian menjadi salah.
memperoleh pengetahuan dan pemahaman Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
konsep berfikir secara ilmiah. Kemampuan pemecahan masalah siswa belum sesuai dengan
pemecahan masalah menurut Polya dalam harapan.
Susanti (2016) adalah suatu usaha mencari jalan Kemampuan pemecahan masalah dalam
keluar dari suatu kesulitan, Berdasarkan pendapat matematika siswa dapat dipengaruhi oleh
di atas maka kemampuan pemecahan masalah beberapa faktor seperti intelegensi, kemampuan
adalah kemampuan atau kesanggupan individu berfikir logis, kreativitas, gaya kognitif,
untuk mencari jalan keluar dari masalah atau kepribadian, nilai, sikap, dan minat (Ulya, 2015).
kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian Gaya kognitif merupakan bagian dari gaya
kemampuan pemecahan masalah penting dikuasai belajar, gaya kognitif dapat diartikan sebagai ciri
oleh siswa. Karena dengan belajar memecahkan khas individual siswa dalam belajar, baik yang
masalah siswa dapat mengembangkan berkaitan dengan cara menerima dan pengolahan
kemampuan membangun ide-ide dan berlatih informasi, sikap terhadap informasi, maupun
mengintegrasikan konsep-konsep, teorma- kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan
teorema, dan keterampilan yang telah dipelajari belajar (Desmita 2010:146). Sehingga, gaya
(Puspita, 2016). kognitif merupakan salah satu variabel dalam
Namun dari beberapa hasil penelitian belajar yang harus di pertimbangkan oleh guru.
diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah Salah satu gaya kognitif yakni gaya kognitif
siswa masih tergolong rendah, hal ini impulsif. Dimana siswa yang memiliki gaya
diungkapkann oleh (Purnamasari, 2015) kognitif impulsif adalah siswa yang memiliki
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki karakteristik cepat dalam menyelesaikan masalah,
kemampuan pemecahan masalah pada kualifikasi tetapi kurang cermat sehingga jawaban cenderung
yang tinggi hanya 11,77%, dan siswa yang salah (Desmita 2010:147). Hasil penelitian yang
memiliki kemampuan pemecahan masalah rendah telah dilakukan oleh (Azhil, 2017) bahwa siswa
dan sangat rendah sebanyak 52,94%. Siswa impulsif hanya 25 % dapat menyelesaikan soal
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dengan benar. Kemudian hasil penelitian yang
yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya dilakukan oleh Warli dalam (Fadiana, 2016)
siswa kurang memahami masalah yang diberikan. siswa yang memiliki gaya kognitif impulsif dalam
sehingga mengakibatkan tahap-tahap selanjutnya waktu 20 menit mampu membuat delapan gambar
seperti menyusun rencana penyelesaian, segi empat namun hanya dua gambar yang benar.
menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali Ini menandakan bahwa siswa impulsif cepat
menjadi kurang tepat. Hal ini juga terjadi di dalam menyelesaikan namun banyak kesalahan.
SMAN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
Pariaman, pada proses pembelajaran matematika dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gaya
terlihat bahwa siswa mampu menyelesaikan soal kognitif impulsif siswa dalam menyelesaikan
dengan bentuk yang sama dengan yang soal-soal pemecahan masalah.. Maka penelitian
dicontohkan oleh guru, siswa terlihat ini bertujuan untuk melihat kemampuan
kebingungan untuk menyelesaikannya, Siswa pemecahan masalah matematis siswa yang
belum mampu memahami masalah dan memilih memiliki gaya kognitif implusif.
informasi dengan baik, sehingga siswa belum bisa
62
Rismen, Juwita, & Devinda: Analisis Kemampuan Pemecahan … (7)
dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang Selanjutnya nilai siswa dalam
tergolong rendah. penyelesaian tes kemampuan pemecahan masalah
Instrumen penelitian yang digunakan dikualifikasikan menjadi lima kriteria, yaitu
untuk mengumpulkan data tentang gaya kognitif tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah pada
siswa menggunakan tes MFFT. Intrumen ini Tabel 1 sebagai berikut.
diadobsi dari MFFT yang telah dimodifikasi oleh
Tabel 1.
Warli yang telah teruji validitas dan Kriteria kemampuan pemecahan masalah siswa
reliabilitasnya dalam Vahrum & Rahaju (2016). Kriteria Nilai
MFFT ini terdiri dari 15 Soal, 2 buah soal sebagai Sangat Tinggi 81 ≤ N ≤100
percobaan dan 13 soal sebagai tes. Setiap soal Tinggi 61 ≤ N ≤ 80
Sedang 41 ≤ N ≤ 60
berbentuk gambar, yang terdiri dari 2 macam
Rendah 21 ≤ N ≤ 40
gambar, yang pertama gambar standar (baku) Sangat Rendah 0 ≤ N≤ 20
sebanyak 1 (satu) gambar, dan kedua adalah Sumber: Modifikasi dari Romika & Amalia, 2014
gambar variasi (stimulus) sebanyak 8 (delapan) Kemudian dilakukan wawancara setelah
gambar. Tes yang ke dua berbentuk tes siswa melaksanakan tes kemampuan pemecahan
kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk masalah. Hasil wawancara dituangkan secara
essay. Tes berfungsi untuk mengukur kemampuan tertulis dengan cara sebagai berikut; (1)
pemecahan masalah matematis siswa. Sebelum mendengarkan rekaman hasil wawancara
soal diberikan terlebih dahulu dlakukan validasi beberapa kali agar dapat menuliskan dengan tepat
soal dengan pakar dan uji coba tes .Hasil nya soal apa yang diucapkan responden; (2) membuat
yang digunakan dalam keadaan valid dan transkrip hasil wawancara; (3) memeriksa
memiliki reliabilitas 0,77 hal ini berati soal dapat kembali transkrip hasil wawancara dengan cara
dipercaya atau dapat digunakan. mendengarkan kembali rekaman hasil
Teknik analisis data pada penelitian ini wawancara.
menggunakan teknik analisis data yang
dikemukan oleh Miles dan Huberman dalam III. Hasil dan Pembahasan
dalam (Zulfitri, 2019) yaitu terdiri dari reduksi Berdasarkan tes MFFT yang dilakukan
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. terhadap 29 orang siswa SMA N 1 Batang Anai,
Data Hasil Matching Familiar Figures Test diperoleh 3 orang siswa yang memiliki gaya
(MFFT). Data hasil MFFT dianalisis kognitif implusif. Dari 3 orang tersebut memiliki
menggunakan penetapan yang dilakukan oleh catatan waktu penyelesaian soal yang diberikan
Warli dalam Vahrum & Rahaju (2016), siswa 5,55 menit; 4,29 menit; dan 7,17 menit, dan nilai
dikatakan memiliki gaya kognitif impulsive jika kemampuan pemecahan masalah 55, 26, dan 21.
menyelesaikan MFFT dalam waktu ≤ 7,28 menit Hal ini jika dikategorikan 1 orang berkemampuan
dan jawaban salah ≥ 7 soal. Data tes kemampuan sedang, dan dua orang berkemampuan rendah.
pemecahan masalah dianalisis berdasarkan Jika dilihat rata-rata waktu penyelesaian masalah
63
JURNAL GANTANG. Maret 2020; V(1): 61 – 68
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547
pemecahan masalah sedang dimana siswa sudah Berdasarkan wawancara yang dilakukn
menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana kepada kedua siswa diperoleh keterangan, bahwa
yang dibuat namun siswa tersebut belum dapat untuk memahami masalah siswa tersebut ada
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, hal melakukan kegiatan membaca berulang-ulang
ini disebabkan karena kurang teliti dan paham kali namun tetap siswa belum mampu
untuk dalam pemisalan titik yang akan menjadi penyelesaian masalah dengan baik.
acuan dalam penyelesaian masalah. Terlihat pada Berikut penyelesaian masalah 2
kedua gambar bahwa di gambar segitiga titik – Pak Yahya memiliki sebuah gudang berbentuk
titik yang digunakan untuk ketiga sudutnya adalah kubus dengan panjang rusuknya 6 m. Ia
LES sedangkan yang dicari adalah EG dan AH meletakkan sebuah besi pada lantai gudang,
sehingga siswa tidak dapat mengubungkan yang dimana panjang besi tersebut sama dengan
diketahui dengan yang ditanya. panjang diagonal lantai gudang. Kemudian pak
4. Tahap Memeriksa Kembali Yahya memasang sebuah lampu disalah satu
Tahap memeriksa kembali siswa sudut langit-langit gudang, dengan syarat lampu
melakukan pemeriksaan kembali dari tidak boleh dipasang sejajar dengan ujung besi.
penyelesaian yang telah dilakukan dan Hitunglah jarak antara lampu ke besi pada
menuliskan kesimpulan apa yang didapat. gudang tersebut!
Berdasarkan hasil analisis untuk ke dua siswa 1. Tahap Memahami Masalah
implusif tersebut tidak menuliskan kesimpulan Berikut ini adalah jawaban soal nomor 2
yang didapat dan juga tidak selalu memeriksa siswa kemampuan sedang.
kembali penyelesaian yang dilakukan. Hasil
wawancara yang dilakukan siswa tersebut sudah
yakin dengan apa yang dibuatnya jadi tidak perlu
diperiksa lagi dan dibuat kesimpulan. Hal ini
menunjukan bahwa siswa implusif memang cepat
memberikan respon namun hasil yang didapat
terkadang belum sesuai dengan apa yang Gambar 5. Tahap memahami masalah siswa implusif
diharapkan. Berikut jawab akhir dari kedua siswa. berkemampuan sedang
Berdasarkan gambar 5 siswa sudah
menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya
Siswa juga menggambarkan model gudang pak
yahya dengan nama 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan
membuat 𝐴𝐶 sebagai besi pada gudang dan
Gambar 3: Tahap menyelesaikan masalah siswa memisalkan dengan b, sedangkan lampu yang
impulsif berkemapuan sedang dipilih adalah 𝐹.
Berikut jawaban siswa implusif dengan
kemampuan rendah.
66
Rismen, Juwita, & Devinda: Analisis Kemampuan Pemecahan … (7)
68