Anda di halaman 1dari 20

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Berbasis

Jumping Task pada Materi Program Linear

Bernard1,a), Nurwati Djam’an1,b), dan Indah Sari1,c)

1
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar, 90224
a)
bernard@unm.ac.id
b)
nurwati_djaman@yahoo.co.id
c)
indahhsariii22@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa dalam menyelesaikan soal berbasis jumping task berdasarkan self-efficacy siswa. Subjek penelitian
ini adalah 3 (tiga) siswa kelas XI. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes, angket dan
wawancara. Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu soal tes (masalah matematika berbasis
jumping-task), angket self-efficacy, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini
meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) siswa yang memiliki self-efficacy tinggi mampu memenuhi empat tahap pemecahan masalah
Polya sehingga kemampuan pemecahan masalahnya tergolong tinggi; (2) siswa yang memiliki self-
efficacy sedang hanya mampu memenuhi tiga tahap pemecahan masalah Polya sehingga kemampuan
pemecahan masalahnya tergolong sedang; (3) siswa yang memiliki self-efficacy rendah hanya mampu
memenuhi satu tahap pemecahan masalah Polya sehingga kemampuan pemecahan masalahnya
tergolong rendah.
Kata Kunci: Jumping task, Polya, Self-efficacy

Abtract. This research is a qualitative research using descriptive research method which aims to explain
or describe students' mathematical problem solving abilities in solving questions based on jumping tasks
based on students' self-efficacy. The subjects of this study were 3 (three) students from class XI. Data
collection techniques in this study were tests, questionnaires and interviews. The instruments used to
obtain data were self-efficacy questionnaires, test questions (jumping task-based math problems), and
interview guidelines. Data analysis techniques in this study include data condensation, data presentation,
and drawing conclusions. The results of this study indicate that: (1) students who have high self-efficacy
are able to fulfill the four stages of Polya's problem solving so that their problem solving abilities are
high.; (2) students who have moderate self-efficacy are only able to fulfill three stages of Polya's problem
solving so that their problem-solving abilities are classified as moderate; (3) students who have low self-
efficacy are only able to fulfills one stage of Polya's problem solving so that the problem solving ability is
low.
Keywords: Jumping task, Polya, Self-efficacy

PENDAHULUAN

Kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu pasti berbeda-beda. Salah satu
kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan dalam memecahkan suatu masalah.
Pembelajaran sebagai bagian dari pendidikan, juga tidak lepas dari adanya berbagai
permasalahan pendidikan. Kemampuan siswa dalam pemecahan harus dimiliki agar mampu
mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yang ada di sekolah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran disekolah yang
sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemecahan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah matematika menjadi fokus yang penting dalam dunia
pendidikan dan harus dimiliki oleh setiap siswa agar mampu dalam menghadapi berbagai
masalah, khususnya dalam pembelajaran matematika. Sebuah hasil studi yang dilakukan oleh
Annizar, Maulyda, Khairunnisa dan Hijriani (2020), pada siswa kelas X dengan 53 subjek,
peneliti membagi 53 subjek ini kedalam kategori kemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi
mampu memahami masalah, merencanakan, dan melaksanakan strategi dengan baik, serta
melakukan pengoreksian kembali pada bagian perhitungannya. Subjek berkemampuan
matematika sedang membuat kesalahan dalam memahami masalah dan dalam perencanaan,
sehingga subjek melaksanakan strategi yang salah, selain itu subjek melakukan pengoreksian
pada konsepnya saja. Subjek berkemampuan rendah membuat kesalahan dalam memahami
masalah dan dalam merencanakan strategi pemecahan masalah, sehingga subjek menerapkan
strategi yang salah. Selain itu subjek berkemampuan matematika rendah tidak melakukan
pengoreksian kembali. Dari hasil penelitian ini berarti kemampuan memecahkan masalah
mateatika masih terbilang rendah.

Utami dan Wutsqa (2017) mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya
dengan keyakinan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal, karena keyakinan yang
dimiliki siswa dalam pemecahan masalah akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Keyakinan
yang dimaksudkan dsini adalah Self-efficacy.

Keyakinan yang dimiliki siswa dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu berupa
tindakan pemecahan masalah juga dapat disebut dengan self-efficacy. Tugas yang dimaksud
dalam penelitian ini berupa permasalahan matematika berbasis jumping task . Menurut
Fauziyah, Asari, Ma’rifah, Uchitiawati, dan Husniati (2021), jumping task adalah soal yang
dibuat dengan tingkatan yang lebih tinggi. Tujuan pemberian jumping task adalah untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir lebih tinggi dan menemukan
kreativitasnya dalam memecahkan suatu masalah. Teknik jumping task, dilakukan dengan
memberikan soal yang tingkat kesulitannya berjenjang dari soal tingkat rendah sampai ke soal
yang tingkat kesulitannya tinggi (Anwar, Munzil & Hidayat, 2017).

Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ternyata terdapat korelasi positif
antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan self-efficacy. Misalnya pada
penelitian yang dilakukan oleh Jatisunda (2017), hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara kemampuan pemecahan masalah dan self-efficacy siswa. Hubungan
tersebut masuk dalam kategori sedang, artinya hubungan antara kemampuan pemecahan
masalah matematis dan self-efficacy berada ditengah, hubungan ini menunjukkan hubungan
yang tidak begitu baik, juga tidak begitu jelek.

Penelitian ini berfokus pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam
menyelesaikan soal matematika yang berbasis jumping task, yang merupakan permasalahan non
rutin dan termasuk permasalahan level tinggi, sehingga diharapkan adanya dorogan lebih dalam
dan komprehensif. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
digunakan tahapan pemecahan masalah menurut Polya.

KAJIAN PUSTAKA

Masalah adalah suatu keadaan dimana antara hal yang diharapkan dengan kenyataan yang
sebenarnya berbeda (Jatisunda, 2017). Pemecahan masalah adalah proses menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal. Untuk
menjadi seorang pemecah masalah yang baik, siswa membutuhkan banyak kesempatan untuk
menciptakan dan memecahkan masalah dalam bidang matematika dan dalam konteks kehidupan
nyata (Yulyani, Handayani, & Somawati, 2017). Menurut Wahyudi dan Anugraheni (2017)
Pemecahan masalah matematika merupakan suatu usaha untuk mendapatkan jalan keluar atau
solusi dari sebuah masalah sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi sebuah masalah.

Jumping task adalah suatu tes yang tidak jauh berbeda dengan tes yang menggunakan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Hobri, Ummah, Yuliati, & Dafik. 2020). Sedangkan
menurut Asari (2017), jumping task merupakan soal atau permasalahan yang berada pada level
lebih lanjut atau di atas tingkatan tuntutan kurikulum. Disisi lain Anwar, Munzil dan Hidayat
(2017) mengemukakan bahwa jumping task merupakan sebuah teknik yang memberikan soal
dengan tingkat kesulitan berjenjang mulai dari soal yang tingkat kesulitannya rendah hingga
soal yang tingkat kesulitannya tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jumping task adalah
sebuah tes yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi dan berjenjang. Soal jumping task
dibuat dengan satu soal yang kemudian dari soal tersebut terus dikembangkan hingga tingkat
kesukaran soal tersebut mengalami jumping ke level selanjutnya. Misalnya, soal yang dibuat
berada pada level C2, maka soal ini telah dibuat sedemikian sehingga soal level C2 ini
mengalami jumping ke level C3, dan hal ini sudah lebih jauh dari standar kompetensi di
sekolah. Sebuah soal juga dapat dikategorikan dalam jumping task apabila soal tersebut masuk
dalam soal setingkat universitas, karena hal ini sudah jauh dari standar kompetensi di sekolah
tingkat SMA.

Dalam rangka melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan masalah maka dapat digunakan teknik jumping task (Hobri, Oktavianingtyas,
Trapsilasiwi, Murtikusuma & QA’yun, 2020). Jumping task bukanlah sebuah teknik baru di
negara-negara maju seperti jepang, teknik ini bahkan telah digunakan mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan di jepang dalam program Short-
Term Training of Lesson Study for Institution Teacher Training and Educational Personnels
(STOLS for ITTEP) terlihat bahwa guru-guru dijepang berhasil meningkatkan aktivitas belajar
siswa dikelas melalui pemberian soal jumping task (Nofrion, 2017). Menurut Hobri (2016) ada
empat hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan soal jumping task yaitu (1) apa yang
dipahami setelah mengerjakan soal jumping task dapat diterapkan atau diperdalam lebih jauh,
(2) soal jumping task dianalisis dari berbagai sumber terbaru, (3) jumping task digunakan untuk
menginterpretasikan suatu gejala atau peristiwa, (4) dalam menyelesaikan soal jumping task
maka perlu menghubungkan antara pengetahuan dan konsep yang telah dipelajari (Hobri,
Murtikusuma, Susanto, & Putri, 2021).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif, yang bertujuan untuk untuk menjelaskan atau mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal berbasis jumping task
berdasarkan self-efficacy siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMA yang ada di
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang siswa yang
dikelompokkan ke dalam masing-masing tingkatan self-efficacy.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket, tes,
wawancara dan dokumentasi. Adapun instrumen pendukung penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket self-efficacy, soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika
berbasis jumping task dan pedoman wawancara. Seluruh instrumen yang digunakan telah
divalidasi oleh dua orang ahli. Pengelompokan siswa berdasarkan tingkatan self-efficacy
mengacu pada skala penilaian yang di sajikan pada Tabel 1:
TABEL 1. Kategori Tingkat Self-efficacy Siswa

Persentase Self-efficacy
Tinggi
Sedang
Rendah
Sumber : Modifikasi Sunaryo (2017)

Pengambilan data dalam penelitian ini dimulai dengan melakukan pemberian angket yang berisi
indikator-indikator self-efficacy kepada siswa kelas XI, kemudian menganalisis hasil angket dan
mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat self-efficacy tinggi, sedang, dan rendah, selanjutnya
memilih masing-masing satu siswa dengan tingkat self-efficacy tinggi, sedang, dan rendah
sebagai subjek penelitian. Selajutnya subjek yang terpilih diberi soal matematika yang berbasis
jumping task, kemudian dilakukan wawancara berdasarkan jawaban dari tes kemampuan
pemeahan masalah matematika berbasis jumping task .

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis kemampuan pemecahan masalah matematika
menurut Polya, yaitu tahap pemecahan masalah yang berdasarkan pada 4 langkah (Memahami
masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana peyelesaian, dan memeriksa
kembali). Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi kondensasi data,
penyajian data, dan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rincian masing-masing subjek yang terpilih berdasarkan hasil pengkategorian self-efficcacy


disajikan pada Tabel 2.

TABEL 2. Hasil Pengkategorian Self-efficacy Siswa


Kategori Self-efficacy Siswa Kode Siswa
Tinggi AD
Sedang KN
Rendah NR

Adapun hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika berbasis jumpink task
berdasarkan self-efficacy siswa adalah sebagai berikut:

Subjek Self-efficacy Tinggi


1. Soal C4
Memahami Masalah

AD-a

AD-b
GAMBAR 1. Memahami Masalah Indikator C4 (Subjek AD)
Gambar 1 terlihat bahwa masih ada informasi yang diketahui dalam soal namun subjek AD
tidak memasukkannya (AD-a), selain itu subjek AD juga salah dalam menuliskan apa yang
ditanyakan pada soal (AD-b). Subjek AD tidak menuliskan bahwa paling sedikit 25% dari total
produksi adalah komputer B, padahal hal ini merupakan salah satu kendala yang ada pada soal
dan subjek AD tidak menuliskan bahwa yang ditanyakan dalam soal adalah banyaknya
komputer yang harus diproduksi untuk setiap model.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 1
P-1 : Coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui dari soal yang pertama ini?
(memperlihatkan lembar soal)
AD-1 : Jadi kak yang saya ketahui dari soal nomor satu ini bahwasanya perusahaan ini
memproduksi dua jenis komputer yaitu komputer A dan B, dimana komputer A
itu dikerjakan selama 1,5 jam untuk perbuahnya dan komputer B dikerjakan
selama 3 jam,selain itu perusahaan tersebut juga memiliki 3.400 mikroprosesor
dan memiliki waktu 6.000 jam untuk pembuatan komputer selama periode
sekarang ini. Dan dari soal ini kita diminta untuk menentukan banyaknya
komputer yang harus di produksi sehingga pendapatan perusahaan menjadi
maksimum.
P-2 : Apkah hanya itu saja kendala-kendala yang diketahu dalam soal? Apakah tidak
ada yang lainnya?
AD-2 : Ada kak
P-3 : Apa itu?
AD-3 : Yang ini kak, yang 25% (menunjuk soal) tetapi saya tidak tahu bagaimana cara
yang nantinya harus saya lakukan ketika saya ingin mengubahnya kedalam
bentuk pertidaksamaan, karena saya baru pertama kali menjumpai soal yang
demikian.
P-4 : Oh iya, jadi kamu baru pertama kali menjumpai soal yang seperti ini yah.
Selanjutnya, kenapa pada bagian yang ditanyakan kamu menuliskan laba
maksimum, padahal baru saja kamu mengatakan bahwa dalam soal ini kamu
diminta menentukan banyaknya komputer yang harus di produksi sehingga
pendapatan perusahaan menjadi maksimum?
AD-4 : Karena saya berpikir kak bahwa maksud dari keduanya itu sama saja, karena
sepengetahuan saya program linear itu hanya ada dua kemungkinan yaitu
memaksimumkan penghasilan dan meminimumkan pengeluaran

Transkrip 1 menunjukkan subjek AD kesulitan dalam menentukan apa yang diketahui dalam
soal karena subjek AD baru pertama kali mengerjakan dan menemui soal yang seperti ini.
Subjek AD juga tidak menuliskan satu informasi yang diketahui dalam soal karena subjek AD
tidak tahu bagaimana cara agar informasi ini nantinya diubah kedalam bentuk pertidaksamaan
linear (AD-3). Selain itu, subjek mengalami kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan
dalam soal, karena subjek mengira bahwa program linear itu hanya ada dua kemungkinan yaitu
memaksimumkan penghasilan dan meminimukan pengeluaran(AD-4).
Menyusun Rencana Penyelesaian

AD-c

AD-e

AD-d
GAMBAR 2. Menyusun Rencana Penyelesaian Indikator C4 (Subjek AD)

Gambar 2 menunjukkan subjek AD mampu memikirkan rencana penyelesaian dari soal nomor
satu ini, yaitu dengan membuatkan tabel untuk mengelompokkan kendala-kendala yang ada
dalam soal (AD-c) guna memudahkan subjek dalam menuliskan pertidaksamaan dari kendala-
kendala tersebut. Namun, terlihat juga bahwa subjek menuliskan fungsi objektif dari soal ini
pada bagian pertidaksamaan kendala-kendala yang ada (AD-d), padahal seharusnya
pertidaksamaan kendala yang ada dan fungsi objektif di pisahkan.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 2
P-5 : Oke dek, selanjutnya bagaimana ide penyelesaian yang kamu pikirkan untuk
memecahkan soal nomor satu ini?
AD-5 : Jadi kak untuk selesaikan soal ini, pertama saya membuat tabel, lalu saya
memisahkan kendala-kendalanya agar saya mudah membuat
pertidaksamaannya, tetatpi disini kak seperti yang saya katakan sebelumnya
bahwa ada satu kendala yang tidak saya masukkan karna saya tidak tahu cara
membuat pertidaksamaannya. Dan disini juga saya memisalkan untuk x adalah
komputer A dan y adalah komputer B.
P-6 : Oh iya. Jadi selama ini cara kamu memisalkan x dan y selalu seperti itu?
AD-6 : Iya kak, selalu seperti itu
P-7 : Tetapi kenapa di lembar jawabanmu kamu tidak menuliskan pemisalan seperti
yang kamu katakan?
AD-7 : Karena saya sudah paham kak bahwa program linear itu harus selalu dilakukan
pemisalan, dan disini ada dua hal yang harus dimisalkan yaitu komputer A dan
B
P-8 : Oke, selanjutnya ini 500x+750y itu apa?
AD-8 : Fungsi tujuannya kak untuk memaksimumkan
P-9 : Tetapi kenapa kamu menggabungkannya dengan pertidaksamaan? Padahal
fungsi tujuan itu tidak berbentuk pertidaksamaan
AD-9 : Oh iya kak. Ini saya gabung karna saya mengira ini adalah dua hal yang sama.
Selama ini juga saya mengerjakan soal program linear dengan cara yang
demikian karena pada tabel saya telah menuliskan keterangan fungsi tujuan.

Transkrip 2 menunjukkan bahwa subjek AD tidak memisahkan fungsi kendala dan fungsi tujuan
karena Ia terbiasa menulis demikian ketika mengerjakan soal program linear(AD-9). Subjek AD
juga tidak menuliskan pemisalan dan dalam lembar jawabannya (AD-7). Berdasarkan hasil
wawancara ini juga terungkap bahwa subjek AD masih kurang tepat dalam hal memisalkan
dan (AD-5).
Melaksanakan Rencana Penyelesaian dan Memeriksa Kembali

Subjek AD tidak dapat menentukan banyaknya komputer jenis A dan B yang harus diproduksi
dengan tepat. Hal ini karena subjek tidak menuliskan semua fungsi kendala yang ada pada soal
(AD-e). Subjek AD tidak melakukan pemeriksaan kembali untuk mengecek apakah jawaban
yang Ia peroleh sudah bernar atau tidak.

2. Soal C5
Memahami Masalah

GAMBAR 3. Memahami Masalah Indikator C5 (Subjek AD)

Gambar 3 menunjukkan bahwa subjek AD mampu memahami masalah yang ada pada soal
dengan baik dan benar karena subjek AD mampu menuliskan semua kendala yang diketahui
dalam soal. Subjek AD juga mampu menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. Selain itu
subjek AD juga memisahkan antara kendala pada area parkir A dan B untuk memudahkan
dalam penyelesaian masalah.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 3

P-10 : Untuk soal nomor dua ini coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui!
(memperlihatkan lembar soal)
AD-10 : Jadi kak untuk soal yang nomor dua ini diketahui bahwa pada sebuah mall ada
dua tempat parkir yaitu tempat parkir A dan B. Dimana tempat parkir A itu
luasnya 1760 m2dengan daya tampung untuk parkiran A itu 200 kendaraan.
Untuk luas rata-rata mobil kecil itu 4m2 dan mobil besar itu 20m2 dimana biaya
parkir untuk mobil kecil itu Rp.1000/jam dan mobil besar itu Rp.2000/jam.
Sedangkan, untuk area parkir B luas daerah parkirnya itu 1860m2 dimana ini
lebih luas dari area parkir A dengan daya tampung 300 kendaraan. Untuk luas
rata-rata mobil kecil itu 4m2dan mobil besar itu 20m2 dimana biaya parkir
untuk mobil kecil itu Rp.1000/jam dan mobil besar itu Rp.2000/jam. Lalu
kemudian pada soal ini kita diminta untuk membandingkan area parkir mana
yang akan mendapatkan penghasilan paling besar
P-11 : Oh iya
AD-11 : Iya kak,untuk soal ini kendala-kendalanya itu sangat jelas tidak seperti soal
nomor satu
Transkrip 3 menunjukkan bahwa subjek AD sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam
memahami masalah, karena subjek mampu menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan
pada soal dengan baik dan benar (AD-10). Hal ini didukung dengan keselarasan antara jawaban
tertulis dan jawaban lisannya.

Menyusun Rencana Penyelesaian

AD-f

GAMBAR 4. Menyusun Rencana Penyelesaian Indikator C5 (Subjek AD)

Gambar 4 menunjukkan bahwa subjek AD mampu memikirkan rencana penyelesaian dari soal
nomor dua ini. Subjek AD membuat tabel untuk mengelompokkan kendala-kendala yang ada
dalam soal guna memudahkan subjek dalam menuliskan pertidaksamaan atau fungsi dari
kendala-kendala tersebut (AD-f).

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 4
P-12 : Oke, selanjutnya bagaimana ide penyelesaian yang kamu pikirkan untuk
memecahkan soal nomor dua ini?
AD-12 : Jadi kak idenya untuk soal ini sama saja dengan soal nomor satu, pertama saya
buatkan tabel trus lalu memisahkan kendalanya agar memudahkan saya dalam
membuat pertidaksamaannya. Untuk soal nomor dua ini kak menurut saya jauh
lebih mudah daripada soal nomor satu, karena disini kendala-kendalanya jelas.
P-13 : Oh iya. Jadi ini jauh lebih mudah yah.
AD-13 : Iyya kak

Transkrip 4 menunjukkan bahwa subjek AD mampu memikirkan rencana untuk menyelesaikan


soal ini dengan baik dan benar (AD-12). Namun, seperti yang diketahui sebelumnya bahwa
subjek AD tidak memisahkan fungsi kendala dan fungsi tujuan karena Ia terbiasa menulis
demikian ketika mengerjakan soal program linear (AD-9).
Melaksanakan Rencana Penyelesaian

AD-g

GAMBAR 5. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Indikator C5 (Subjek AD)

Gambar 5 menunjukkan bahwa subjek AD kurang tepat dalam membandingkan area parkir
mana yang memperoleh penghasilan paling besar. Hal ini disebabkan karena pada saat membuat
grafik dari fungsi kendala yang ada. Subjek AD tidak mengambil titik potong antara persamaan
dan pada area parkir A serta titik potong antara persamaan
dan pada area parkir B (AD-g), sehingga subjek AD salah
mengira dalam memilih titik yang dapat memaksimumkan fungsi tujuan.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 5
P-14 : Baik, apakah kamu ada kesulitan atau kebingungan ketika memasuki tahap
penyelesaian masalah pada soal ini?
AD-14 : Tidak ada kak. Alhamdulillah aman
P-15 : Oh iya aman yah. Tapi coba kamu grafik yang kamu buat (menunjuk grafik
pada lembar jawaban AD) ada tidak titik yang terlewat? Maksud saya apakah
hanya titik-titik ini saja yang kamu peroleh dari grafik?
AD-15 : (Mengamati grafiknya) Astaghfirullah ternyata ada titik yang tidak saya ambil
kak, seharusnya ada titik disini. Perpotongan antara garis untuk persamaan ini
dan ini (sambil menunjuk gambar grafik area parkir A) dan yang ini juga
(menunjuk grafik area parkir B)
P-16 : Kenapa kamu tidak mengambil titik itu?
AD-16 : Aduh saya lupa kak, karena gambar saya terlalu kecil, sehingga saya tidak
terlalu memperhatikannya. Tunggu sebentar kak saya akan cek ulang,
sepertinya titik optimumnya ada di titik ini (sambil mencakar dan menghitung
ulang) ternyata benar disini titik maksimumnya. Tapi jawaban saya benar kak
kalau parkiran B yang memiliki penghasilan paling besar
P-17 : Iya, memang benar tetapi untuk jumlah penghasilan yang diperoleh hasilnya
salah
AD-17 : Iya kak, kedepannya saya harus lebih teliti

Transkrip 5 menunjukkan bahwa subjek AD kurang teliti ketika membuat grafik dari fungsi
kendala yang ada (AD-16), sehingga ketika melakukan uji titik pojok ada satu titik yang
terlewat padahal titik tersebutlah yang akan memaksimumkan fungsi tujuan.

Memeriksa Kembali

Subjek AD tidak melakukan pemeriksaan kembali untuk mengecek apakah jawaban yang Ia
peroleh sudah bernar atau tidak.

3. Soal C6
Memahami Masalah

GAMBAR 6. Memahami Masalah Indikator C6 (Subjek AD)

Gambar 6 menunjukkan bahwa subjek AD tidak mampu memahami masalah yang ada pada
soal, hal ini dibuktikan bahwa subjek AD hanya menuliskan kembali soal yang ada pada lembar
jawabannya. Karena subjek AD hanya menuliskan kembali soal pada lembar jawabannya maka
jelas bahwa subjek AD tidak mampu dalam menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
rencana penyelesaian dan melakukan pemeriksaan kembali.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subjek yang memiliki tingkat self-efficacy
tinggi mampu melaksanakan kegiatan memahami masalah pada soal berbasis jumping task pada
indikator C4 dan C5, karena dapat mengungkapkan dengan jelas serta dapat mengidentifikasi
informasi yang penting dalam masalah. Kemudian subjek dengan tingkat self-efficacy tinggi
juga mampu menyusun rencana atau strategi penyelesaian dari masalah yang diberikan pada
indikator C4 dan C5, karena subjek mampu menentukan langkah pertama dan menentukan
metode yang dipakai untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah. Pada kegiatan
melaksnakan rencana penyelesaian subjek tidak dapat menentukan solusi yang tepat dari
masalah yang diberikan, hal ini karena pada indikator C4 ada satu fungsi kendala yang sulit
dipahami subjek. Sedangkan pada indikator C5 subjek kurang teliti dalam menggambar grafik
sehingga ada satu titik optimum yang tidak subjek tuliskan. Selanjutnya pada kegiatan
memeriksa kembali subjek tidak melakukan pemeriksaan kembali pada indikator C4, dan untuk
indikator C5 subjek melakukan pemeriksaan kembali namun hanya menuliskannya pada lembar
cakaran. Untuk soal indikator C6 subjek tidak mampu memahami masalah, menyusun rencana
penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian serta memeriksa kembali jawaban, karena
subjek tidak pernah mengerjakan atau menemukan soal yang serupa sebelumnya.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa dengan tingakatan self-
efficacy tinggi dalam menyelesaikan soal berbasis jumping task memiliki kemampuan
pemecahan masalah matematika yang tinggi. Hal ini dikarenakan siswa yakin dengan
kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang diberikan.
Subjek Self-efficacy Sedang
1. Soal C4
Memahami Masalah

Subjek KN tidak mampu memahami masalah yang ada pada soal, karena subjek KN sama sekali
tidak menuliskan apapun pada lembar jawabannya.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 6
P-18 : Coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui dari soal yang pertama ini?
Kenapa pada lembar jawabanmu kosong? (memperlihatkan lembar soal)
KN-1 : Sebenarnya kak saya sudah mengerjakannya di kertas cakaran, tetapi saya tidak
menemukan jawabannya. Selain itu soal ini sangat susah, pemahaman saya
belum sampai disitu, tingkat kesulitannya terlalu tinggi.
P-19 : Oh iyya jadi seperti itu yah. Tetapi bisakah kamu menyebutkan kepada saya apa
saja yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan?
KN-2 : Iya kak, jadi disini yang diketahui dalam soal ada sebuah perusahaan yang
memproduksi dua jenis komputer yaitu komputer A dan B dimana untuk
membuat komputer A dibutuhkan waktu 1.5 jam dan komputer B butuh waktu 3
jam dengan ketersediaan waktunya itu 6000 jam, selain itu persediaan
mikroprosesor untuk kedua komputer itu 3400 dan disini juga dikatakan bahwa
perushaan harus memproduksi paling sedikit 25% dari total penjualan adalah
kompuetr jenis B nah kalimat ini yang membuat saya bingung, saya tidak tahu
apa maksudnya. Terus selanjutnya kak untuk kontribusi labanya komputer A
memiliki kontribusi $500 dan komputer B $750. Dan yang ditanyakan berapa
banyak komputer yang harus diproduksi sehingga perusahaan memperoleh
keuntungan maksimum
P-20 : Oh jadi salah satu yang membuat kamu bingung ada dibagian 25% nya itu?
tetapi kenapa kamu tidak lanjut mengerjakan soal ini dan mengabaikan yang
25%?
KN-3 : Iye kak. Saya tidak melanjutkannya karena saya pikir percuma saja, akan
buang-buang waktu karna nanti jawabannya akan salah juga

Transkrip 6 menunjukkan bahwa subjek KN sebenarnya mampu memahami masalah yang ada
pada soal, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara bahwa subjek KN mampu menyebutkan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, namun subjek KN tidak menuliskan
jawabannya karena ada satu kendala dalam soal yang subjek KN tidak mengerti maksudnya
(KN-2). Karena subjek KN dari awal tidak menuliskan apapun pada lembar jawabannya dan
tidak bisa memahami maksud dari soal ini maka jelas bahwa subjek KN tidak mampu dalam
menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan melakukan
pemeriksaan kembali.
2. Soal C5
Memahami Masalah

Dit KN-a
GAMBAR 7. Memahami Masalah Indikator C5 (Subjek KN)

Gambar 7 menunjukkan bahwa subjek KN mampu menuliskan apa yang diketahui dalam soal,
namun subjek KN tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal (KN-a).

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 7
P-21 : Coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui dari soal yang nomor dua
ini? (memperlihatkan lembar soal)
KN-4 : Untuk soal yang nomor dua ini diketahui kalau pada sebuah mall ada dua
tempat parkir yaitu tempat parkir A dan B. Dimana tempat parkir A itu luasnya
1760 m2 kalau parkiran B itu luasnya 1860m2 dengan daya tampung untuk
parkiran A itu 200 kendaraan dan parkiran B itu 300 kendaraan. Untuk luas
rata-rata mobil kecil di parkiran A dan B itu samaji yaitu 4m2dan mobil besar
itu 20m2 dimana biaya parkirnya juga sama untuk area parkir A dan B yaitu
untuk mobil kecil itu Rp.1000/jam dan mobil besar itu Rp.2000/jam. Kemudian
pada soal ini kita diminta untuk membandingkan area parkir mana yang akan
mendapatkan penghasilan paling besar
P-22 : Oh iya
KN-5 : Iya kak soal ini sangat jelas kendala-kendalanya tidak seperti soal nomor satu,
untuk soal ini sisa dibuatkan pertidaksamaannya lalu nanti digambarkan
grafiknya
P-23 : Tetapi kenapa disini kamu tidak menuliskan apa yang ditanyakan?
KN-6 : Oh iya kak saya lupa. Saya terlalu terburu-buru

Transkrip 7 menunjukkan bahwa subjek KN sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam
memahami masalah karena subjek mampu menuliskan apa yang diketahui pada soal (KN-4).
Namun, subjek KN tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal karena subjek KN lupa dan
terburu-buru ketika mengerjakan soal ini (KN-6).
Menyusun Rencana Penyelesaian

KN-b

KN-c

GAMBAR 8. Menyusun Rencana Penyelesaian Indikator C5 (Subjek KN)

Gambar 8 menunjukkan bahwa subjek KN mampu memikirkan rencana penyelesaian dari soal
nomor dua ini, yaitu dengan membuat tabel untuk mengelompokkan kendala-kendala yang ada
dalam soal (KN-b). Namun, dalam membuat pemisalan variabel dan nampak bahwa subjek
KN masih kurang tepat dalam membuat pemisalannya (KN-c).

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 8
P-24 : Oke, selanjutnya bagaimana ide penyelesaian yang kamu pikirkan untuk
memecahkan soal nomor dua ini?
KN-7 : Jadi kak idenya untuk menyelesaikan soal nomor dua ini saya buatkan terlebih
dahulu fungsi tujuannya setelah itu saya membuat fungsi kendalanya, nah
setelah itu saya menentukan masing-masing titik potongnya untuk kemudian
dibuatkan grafik. Setelah saya buatkan grafik saya menentukan daerah
penyelesaiannya, terakhir saya melakukan uji titik pojok
P-25 : Oh iya. Saya juga ingin bertanya, kenapa kamu memisalkan x itu mobil kecil
dan y itu mobil besar?
KN-8 : Karena itu objeknya kak, mobil kecil dan besar yang sedang dibicarakan dalam
soal, jadi itu yang harus dimisalkan
P-26 : Selama ini kamu selalu memisalkan seperti itu?
KN-9 : Iya kak yang diajarkan guruku seperti itu.

Transkrip 8 menunjukkan bahwa subjek KN mampu memikirkan rencana untuk menyelesaikan


soal ini dengan baik (KN-7). Namun dalam hal membuat pemisalan subjek KN memang
terbiasa melakukan hal demikian dan sesuai pengakuannya bahwa hal tersebut sama seperti
yang diajarkan oleh gurunya (KN-9).
Melaksanakan Rencana Penyelesaian

KN-d

GAMBAR 9. Melaksanakan Rencana Penyelesai Indikator C5 (Subjek KN)

Gambar 9 menunjukkan bahwa subjek KN kurang tepat dalam membandingkan area parkir
mana yang memperoleh penghasilan paling besar. Hal ini disebabkan karena subjek KN kurang
teliti dalam menentukan daerah penyelesaian yang ada pada grafik area parkir B, yang
mengakibatkan subjek KN salah dalam melalukan uji titik pojok (KN-d).

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 9
P-27 : Baik, apakah kamu ada kesulitan atau kebingungan ketika memasuki tahap
penyelesaian masalah pada soal ini?
KN-10 : Tidak ada kak
P-28 : Oh iya jadi tidak ada yah. Tetapi kenapa dilembar jawabanmu pada bagian
nilai optimum area parkir B titik ketiga yang dipilih itu (465,300)?
KN-11 : (Memperhatikan jawabannya) Salah ini kak, salah. Harusnya itu (259,41) entah
kenapa saya menulis angka itu
P-29 : Jadi kamu baru sadar sekarang atau bagaimana?
KN-12 : Baru sadar kak, saya kira saya jawaban saya sudah benar

Transkrip 9 menunjukkan bahwa subjek KN kurang teliti ketika menentukan titik optimum pada
area parkir B (KN-11). Oleh karena itu ketika subjek KN melakukan uji titik pojok Ia salah
dalam memilih satu titik optimum. Subjek KN baru menyadari bahwa Ia menuliskan titik
optimum yang salah pada saat kegiatan wawancara (KN-12).
Memeriksa Kembali

Subjek KN tidak melakukan pemeriksaan kembali untuk mengecek apakah jawaban yang Ia
peroleh sudah bernar atau tidak.

3. Soal C6

Subjek KN tidak menuliskan apapun pada lembar jawabannya untuk soal dengan tingkatan C6
ini. Hal ini menunjukkan bahwa subjek KN tidak dapat memahami masalah, tidak mampu
dalam menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan melakukan
pemeriksaan kembali pada soal ini.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subjek yang memiliki tingkat self-efficacy
sedang hanya mampu melaksanakan kegiatan memahami masalah pada soal berbasis jumping
task pada indikator C5, karena dapat mengungkapkan dengan jelas serta dapat mengidentifikasi
informasi yang penting dalam masalah. Kemudian subjek dengan tingkat self-efficacy sedang
juga mampu menyusun rencana atau strategi penyelesaian dari masalah yang diberikan pada
indikator C5 saja. Hal ini karena subjek mampu menentukan langkah pertama dan menentukan
metode yang dipakai untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah. Pada kegiatan
melaksnakan rencana penyelesaian subjek tidak dapat menentukan solusi yang tepat dari
masalah yang diberikan. Hal ini karena pada indikator C5 subjek kurang teliti dalam memilih
titik optimum untuk disubstitusikan kedalam fungsi tujuan sehingga subjek tidak memperoleh
solusi yang tepat. Selanjutnya pada kegiatan memeriksa kembali subjek tidak melakukan
pemeriksaan kembali pada indikator C5. Untuk soal indikator C4 dan C6 subjek tidak mampu
memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian serta
memeriksa kembali jawaban, karena subjek tidak pernah mengerjakan atau menemukan soal
yang serupa sebelumnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan tingakatan self-efficacy sedang dalam
menyelesaikan soal berbasis jumping task memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematika yang sedang. Hal ini dikarenakan subjek sudah optimis untuk dapat mengerjakan
atau menyelesaikan tugas ataupun soal pemecahan masalah matematika namun belum yakin
akan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah, belum memiliki komitmen untuk
menyelesaikan tugas atau soal pemecahan masalah matematika, dan tidak yakin dengan
prosedur dari ide yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.

Tingkatan Self-efficacy Rendah


1. Soal C4
Memahami Masalah

NR-a

GAMBAR 10. Memahami Masalah Indikator C4 (Subjek NR)

Gambar 10 menunjukkan bahwa subjek NR tidak mampu memahami masalah yang ada pada
soal. Hal ini dibuktikan bahwa subjek NR tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan
yang ditanyakan pada soal dengan baik dan benar (NR-a).
Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 10
P-30 : Coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui dari soal yang pertama ini?
(memperlihatkan lembar soal)
NR-1 : Sebenarnya soal nomor satu ini saya kurang paham kak, yang sedikit saya
pahami kak, di sini ada dua komputer yaitu komputer A dan B, lalu saya
menulis kalau komputer A itu dibuat selama 1.5 jam kemudian komputer B itu 3
jam, waktu tersedia keseluruhannya 6000 jam, lalu jumlah mikroprosesornya itu
3400. Kemudian pada soal ini kita diminta menentukan berapa banyak
komputer yang harus dibuat untuk mendapatkan keuntungan maksimum
P-31 : Oh iya, jadi itu saja yang kamu tahu dari soal ini?
NR-2 : Iya kak

Transkrip 10 menunjukkan bahwa subjek NR tidak mampu memahami masalah yang ada pada
soal. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara bahwa subjek NR hanya mampu menyebutkan
sebagian kecil dari apa yang diketahui dari soal, tetapi subjek NR mampu menyebutkan dengan
benar apa yang ditanyakan dalam soal (NR-1).

Dalam menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian serta memeriksa


kembali subjek NR tidak dapat melakukannya karena pada lembar jawabannya subjek hanya
menuliskan sebagian kecil dari apa yang diketahui dalam soal, selebihnya subjek tidak
menuliskan apa-apa lagi.

2. Soal C5
Memahami Masalah

NR-b

GAMBAR 11. Memahami Masalah Indikator C5 (Subjek NR)

Gambar 11 menunjukkan bahwa subjek NR mampu memahami masalah yang ada pada soal
karena subjek NR mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal (NR-b).
Meski demikian jawaban dari subjek NR, nampak sangat tidak beraturan sehingga hal ini dapat
membuat orang yang melihat jawabannya bingung.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 11
P-32 : Coba jelaskan kepada saya apa yang Adik ketahui dari soal yang nomor dua ini?
(memperlihatkan lembar soal)
NR-3 : Pada soal ini kak diketahui bahwa ada dua tempat parkir yaitu tempat parkir A
dan B. untuk tempat parkir A itu luasnya 1760 m2 kalau parkir B luasnya 1860 m2.
Daya tampungnya untuk parkiran A itu 200 untuk parkiran B itu 300 kendaraan.
Kemudian luas rata-rata untuk mobil kecil dan besar di area parkir A dan B itu
sama yaitu untuk mobil kecil itu 4m2 dan mobil besar itu 20m2. Selanjutnya untuk
biaya parkir di daerah parkir A dan B itu sama yaitu untuk mobil kecil seharga
Rp.1000 dan mobil besar seharga Rp.2000. Kemudian kita diminta tentukan area
parkir mana yang memperoleh pengahsilan paling besar dan berapa
penghasilannya.
P-33 : Oh iya
NR-4 : Iya kak, untuk soal yang ini saya bisa memahami semua yang diketahui dalam soal

Transkrip 11 menunjukkan bahwa subjek NR sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam
memahami masalah karena subjek mampu menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan
pada soal (NR-3). Hal ini dibuktikan dengan keselarasan antara jawaban tertulis dan jawan lisan
yang dipaparkan oleh subjek.

Menyusun Rencana Penyelesaian

NR-c

NR-d

GAMBAR 12. Menyusun Rencana Penyelesaian Indikator C5 (Subjek NR)

Gambar 12 menunjukkan bahwa subjek NR kurang mampu memikirkan rencana penyelesaian


dari soal nomor dua ini, hal ini terlihat dari lembar jawaban subjek, bahwa bahkan dalam
menuliskan fungsi kendala dari masalah yang di sajikan, subjek tidak mampu melakukaknnya
(NR-c). Pada saat menuliskan fungsi kendala subjek langsung membuatnya dalam bentuk
persamaan, padahal seharusnya fungsi kendala dibuat dalam bentuk pertidaksamaan (NR-c).
Subjek NR juga ketika menuliskan fungsi kendala, subjek menggambungkan antara kendala
luas rata-rata mobil dengan biaya parkir (NR-d) yang seharusnya biaya parkir ini merupakan
fungsi tujuan dari masalah ini.

Berikut ini petikan wawancara terkait hasil pekerjaan subjek

TRANSKRIP 12
P-34 : Oke, selanjutnya bagaimana ide penyelesaian yang kamu pikirkan untuk
memecahkan soal nomor dua ini
NR-5 : Jadi kak ini sebenarnya saya hanya asal-asal kerja, karena jujur saya tidak terlalu
paham dengan program linear. Jadi cara saya bekerja hanya asal buat
persamaannya
P-35 : Tapi disini kenapa kamu membuat persamaannya menjadi ?
Kenapa bisa sperti itu?
NR-6 : Karena luasnya mobil kecil itu 4 dan mobil besar itu 20 kemudian biaya parkirnya
itu 1000
P-36 : Oh jadi begitu yah
NR-7 : Iya kak. intinya saya tidak paham kak hehehe

Transkrip 12 menunjukkan bahwa subjek NR tidak mampu memikirkan rencana untuk


menyelesaikan soal ini. Hal ini sesuai dengan pengakuan subjek bahwa Ia tidak paham terkait
materi program linear (NR-5) sehingga Ia tidak mampu menuliskan fungsi kendala dan fungsi
tujuan dari masalah yang disajikan.

Melaksanakan Rencana Penyelesaian dan Memeriksa Kembali

Subjek NR tidak dapat membandingkan area parkir mana yang memperoleh penghasilan paling
besar. Hal ini disebabkan karena subjek NR tidak dapat menlanjutkan rencana penyelesaian
yang telah Ia susun karena rencana penyelesaian yang subjek susun salah. Selanjutnya, subjek
NR tidak dapat melakukan pemeriksaan kembali untuk mengecek jawabannya, hal ini karena
subjek NR tidak mampu memproleh hasil dari penyelesaian soal ini.

3. Soal C6

Subjek NR hanya menuliskan “Fungsi Objektif sehingga nilai maksimum di titik A” pada
lembar jawabannya dan tidak bisa memahami maksud dari soal ini. Oleh karena itu jelas bahwa
subjek NR tidak mampu dalam menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana
penyelesaian dan melakukan pemeriksaan kembali.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subjek yang memiliki tingkat self-efficacy
rendah tidak mampu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan
rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil atau solusi dari soal berbasis jumping task
pada indikator C4. Selanjutnya subjek dengan tingkat self-efficacy rendah hanya mampu
melaksanakan kegiatan memahami masalah pada soal berbasis jumping task pada indikator C5,
karena dapat mengungkapkan dengan jelas serta dapat mengidentifikasi informasi yang penting
dalam masalah. Kemudian subjek dengan tingkat self-efficacy rendah tidak mampu menyusun
rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali hasil atau
solusi dari masalah yang diberikan dari soal berbasis jumping task pada indikator C5.
Selanjutnya subjek yang memiliki tingkat self-efficacy rendah tidak mampu memahami
masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa
kembali hasil atau solusi dari soal berbasis jumping task pada indikator C6.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan tingakatan self-efficacy rendah dalam
menyelesaikan soal berbasis jumping task memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematika yang rendah. Hal ini dikarenakan siswa hanya mampu menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam
menyelesaikan soal berbasis jumping task berdasarkan self-efficacy adalah sebagai
berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal
berbasis jumping task dengan tingkatan self-efficacy tinggi tergolong tinggi. Hal ini
dikarenakan siswa yakin dengan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah
atau tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan
menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam
melaksanakan tugas. Siswa dengan self-efficacy tinggi mampu melaksanakan
keempat indikator pemecahan masalah menurut Polya yaitu siswa mampu
memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana
penyelesaian, dan memeriksa kembali solusi dari masalah yang diberikan.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal
berbasis jumping task dengan tingkatan self-efficacy sedang tergolong sedang. Hal ini
dikarenakan siswa belum yakin akan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan
masalah, belum memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas atau soal pemecahan
masalah matematika dan tidak yakin dengan prosedur dari ide yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah. Siswa dengan self-efficacy sedang hanya mampu
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, mampu menyusun rencana
penyelesaian, namun kurang dalam melaksanakan rencana penyelesaian.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal
berbasis jumping task dengan tingkatan self-efficacy rendah tergolong rendah.
Karena siswa dengan self-efficacy rendah hanya mampu melaksanakan satu indikator
pemecahan masalah menurut Polya, yaitu siswa hanya mampu memahami masalah
dari soal yang diberikan. Siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah cenderung
menjauhkan diri dari tugas-tugas yang sulit dan akan cepat menyerah ketika
menghadapi suatu permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Annizar, A. M., Maulyda, M. A., Khairunnisa G. F., & Hijriani, L. (2020), Januari 31.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA
pada topik geometri. Jurnal Elemen. 6 (1), 39-55. Maret 28, 2021.
https://core.ac.uk/reader/287211210

Anwar, B., Munzil, & Hidayat, A. (2017), Desember 30. Pengaruh collaborative learning
dengan teknik jumping task terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
Jurnal Pembelajaran Sains. 1 (2), 15-25. Maret 28, 2021.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpsi/article/view/647/3307

Asari, S. (2017), Februari. Sharing and jumping task in collaborative teaching and learning
process. Didaktika. 23 (2). 184-188. Maret 30, 2021.
http://journal.umg.ac.id/index.php/didaktika/article/download/28/16

Fauziyah, N., Asari, S., Ma’rifah, U., Uchtiawati, S., & Husniati, A. (2021). Improving
students’ creativity through sharing and jumping task in mathematics lesson study
activity. Journal of Physics: Conference Series. 1-10. Maret 28, 2021.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1764/1/012100/pdf

Hobri, Murtikusuma, R. P., Oktavianingtyas, E., Susanto, & Putri, I. W. S. 2021. The students’
interaction in mathematics collaborative learning, caring community, and jumping task.
Journal of Physics: Conference Series. 1-12. Desember 11, 2021.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1832/1/012037/pdf
Hobri, Oktavianingtyas, R., Trapsilasiwi, D., Murtikusuma, R. P., & QA’yun. 2020. Analysis of
students’ critical thinking skills on social arithmetics with jumping task. Journal of
Physics: Conference Series. 1-7. Desember 11, 2021.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1465/1/012070/pdf

Hobri, Ummah, I. K., Yuliati, N., & Dafik. (2020), Januari. The effect of jumping task based on
creative problem solving on students’ problem solving ability. International Journal of
Instruction. 13 (1), 387-486. April 02, 2021.
https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1239202.pdf

Jatisunda, M. G. (2017), Januari. Hubungan self-efficacy siswa SMP dengan kemampuan


pemecahan masalah matematis. The Original Research of Mathematics. 1 (2), 24-30.
Maret 29, 2021. http://www.jurnal.unma.ac.id/index.php/th/article/view/375/355

Nofrion, 2017. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode “Jumping Task”
Pada Pembelajaran Geografi. Jurnal Geografi. 1 (9), 11-20. Desember 27, 2021.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo/article/view/6043/5372

Sunaryo, Y. (2017). Pengukuran self-efficacy siswa dalam pembelajaran matematika di mts n 2


ciamis. Jurnal teori dan riset matematika (TEOREMA). 1 (2), 39-44. Desember 28,
2021. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/teorema/article/view/548/466

Tiro, M. A., & Bernard. (2004). Pengenalan manajemen sains. Makassar: Andira Publisher

Utami, R. W., & Wutsqa, D. U. (2017), November 9. Analisis kemampuan pemecahan masalah
matematika dan self-efficacy siswa smp negeri di kabupaten ciamis. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika. 4 (2), 166-175. Maret 28, 2021.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/14897/10186

Wahyudi, & Anugraheni, I. 2017. Strategi Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga : Satya
Wacana University Press. Maret 29, 2021. https://www.researchgate.net/profile/Dr-
Wahyudi-
Mpd/publication/324058501_Strategi_Pemecahan_Masalah_Matematika/links/5e75e72
24585157b9a4e0eae/Strategi-Pemecahan-Masalah-Matematika.pdf

Yuliyani, R., Handayani, S. D., & Somawati. 2017. Peran Efikasi Diri (Self Efficacy) Dan
Kemampuan Berpikir Positif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.
Jurnal Formatif. 7 (2), 130-143. Maret 30, 2021.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/2228

Anda mungkin juga menyukai