Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH SOAL CERITA SKALA

Nurul Istiqomah
SD Negeri 5 Sidoharjo
e-mail: nurulistiqomahh@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah soal cerita
skala melalui penerapan metode Polya pada siswa kelas V SD Negeri 5 Sidoharjo tahun pelajaran
2019/2020. Bentuk Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis metode
interaktif yang terdiri dari empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode Polya untuk meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah soal cerita skala pada siswa kelas V SD Negeri 5 Sidoharjo
tahun pelajaran 2019/2020..

Kata Kunci: Metode Polya, menyelesaikan masalah soal cerita, skala


Sebagian besar siswa pasti menanggap menyelesaikan soal cerita (2011:571). Maka
matematika merupakan pelajaran yang paling diperlukan inovasi dalam pembelajaran
sulit dibandingkan pelajaran lain. Padahal matematika terutama penyelesaian soal cerita.
sebenarnya, matematika tidak sesulit yang Tujuannya agar permasalahan menyelesaikan
dibayangkan. Matematika selalu ditemui soal cerita matematika tidak lagi dianggap
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sulit oleh peserta didik.
pelajaran matematika sangat penting terutama Salah satu langkah pemecahan
untuk menanamkan proses berpikir logis, masalah mengenai anggapan matematika
analitis, sistimatis, kritis, dan kreatif. sebagai pelajaran sulit dapat menggunakan
Menurut Suherman, “Matematika langkah pemecahan masalah dengan
kedudukannya sebagai ratunya ilmu menerapkan metode Polya. Tim MKPBM
pengetahuan dan sebagai suatu ilmu yang menyatakan, “Langkah-langkah dalam
berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan. pembelajaran pemecahan masalah menurut
Maka matematika tumbuh dan berkembang Polya ada 4, yaitu: (1) memahami masalah,
untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga (2) menentukan rencana strategi pemecahan
untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan masalah, (3) menyelesaikan strategi
dalam pengembangan dan oprasionalnya. penyelesaian masalah, dan (4) memeriksa
(2001:29). Dengan demikian, permasalahan kembali jawaban yang diperoleh” (2001: 84).
mengenai anggapan matematika sebagai Hal tersebut menunjukkan bahwa metode
pelajaran sulit harus dipecahkan. Polya menerapkan langkah-langkah
Ahmadi (dalam Aisyah, 2007: 6) pemecahan masalah yang tersusun runtut.
menyatakan “Masalah yang dihadapi dalam Langkah pemecahan yang runtut sangat
pembelajaran matematika biasanya dibutuhkan dalam membimbing siswa sekolah
dinyatakan dalam bentuk soal cerita, baik dasar untuk menyelesaikan permasalahan
tertulis ataupun lisan. Soal cerita lebih sulit dalam pembelajaran matematika.
dipecahkan daripada soal-soal yang Langkah pertama dalam metode Polya
melibatkan bilangan-bilangan.” Sejalan adalah memahami masalah. Artinya, siswa
dengan Ahmadi, Nafi’an pun menjelaskan harus mampu memahami permasalahan yang
bahwa berdasarkan keadaan di lapangan, ada dalam soal matematika. Langkah kedua
masalah yang sering dirasakan sulit oleh adalah menentukan rencana strategi
siswa dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah. Pada langkah kedua ini,
siswa perlu lebih dibimbing untuk Kenyataan tersebut, dikuatkan dengan
menemukan rencana pemecahan masalah. hasil pre-test yang dilaksanakan oleh peneliti
Pembimbingan dapat dilakukan dengan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
pemberian stimulus untuk membantu proses siswa masih mendapatkan nilai di bawah
berpikir siswa. Setelah siswa menemukan KKM sebesar ≥60 yang telah ditetapkan. Pada
rencana pemecahan masalah, langkah ketiga kemampuan menyelesaikan masalah soal
adalah menyelesaikan strategi penyelesaian cerita 4 siswa atau 26,67% yang mencapai
masalah. Artinya, siswa diminta untuk KKM sebesar ≥60. Sedangkan, 11 siswa atau
menyelesaikan masalah menggunakan 73,33% masih berada di bawah KKM sebesar
rencana penyelesaian yang telah <60 dengan nilai rata-rata 50. Berdasarkan
ditemukannya. Langkah terakhir adalah hasil pre-test menunjukkan bahwa
memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. kemampuan menyelesaikan masalah soal
Artinya, siswa dibiasakan untuk meneliti cerita siswa kelas V SD Negeri 5 Sidoharjo
kembali hasil penyelesaiannya sudah sesuai masih rendah. Hasil pre-test ini digunakan
dengan masalah yang diberikan atau belum. sebagai data awal dalam penelitian ini.
Menurut Tim MKPBM, “Langkah- Berbagai penyebab rendahnya
langkah Polya meliputi: menyajikan masalah kemampuan menyelesaikan masalah soal
dalam bentuk yang lebih jelas, menyatakan cerita tersebut, perlu ditemukan alternatif
masalah dalam bentuk yang lebih operasional, solusi pemecahannya. Agar rendahnya
menyusun rencana kerja dan prosedur kerja kemampuan menyelesaikan masalah soal
yang perkirakan baik, mengetes hipotesis dan cerita dapat diselesaikan sehingga tidak
melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya, menjadi masalah yang berkelanjutan. Adapun
mengecek kembali hasil yang sudah solusi yang dapat digunakan untuk
diperoleh”( 2001:84 ). Dengan demikian, meningkatkan kemampuan menyelesaikan
metode Polya sangat sesuai untuk melatih masalah soal cerita dapat menerapkan metode
siswa dalam berpikir logis, analitis, sistimatis, Polya.
kritis, dan kreatif secara runtut. Pelaksanaan penerapan model Polya
Menurut hasil wawancara dengan untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas V SD Negeri 5 Sidoharjo menyelesaikan masalah soal cerita dalam
menunjukkan bahwa matematika pun menjadi materi skala. Pemilihan materi skala
pelajaran yang paling sulit dibandingkan didasarkan pada pertimbangan skala sebagai
pelajaran lain, terutama dalam menyelesaikan salah satu materi yang sulit di kelas V yang
masalah berbentuk soal cerita. Hasil dialami oleh siswa dari waktu ke waktu.
wawancara tersebut, dikuatkan dengan data Adapun tujuan yang ingin dicapai
yang dimiliki oleh peneliti sebagai guru kelas dalam penelitian ini adalah untuk
V. Berdasarkan data, kemampuan siswa meningkatkan kemampuan menyelesaikan
dalam menyelesaikan masalah soal cerita masalah soal cerita skala dengan menerapkan
menunjukkan kategori rendah. metode Polya pada siswa kelas V SD Negeri
Rendahnya kemampuan siswa dalam 5 Sidoharjo tahun pelajaran 2019/2020.
menyelesaikan masalah soal cerita disebabkan
oleh beberapa hal. Antara lain (a) siswa masih METODE
kesulitan memahami soal cerita ditunjukkan Penelitian ini dilaksanakan di SD
dengan kesulitan dalam menentukan apa yang Negeri 5 Sidoharjo. Subjek penelitian ini
diketahui dan ditanyakan dalam soal cerita; adalah siswa kelas V berjumlah 15 siswa,
(b) siswa masih kesulitan dalam menemukan terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa
rumus yang digunakan dalam penyelesaian perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan
masalah soal cerita yang diberikan; (c) siswa selama 2 bulan yaitu Oktober – Desember
belum mampu menyelesaikan soal cerita yang 2019 tahun pelajaran 2019/2020.
diberikan; (d) siswa hanya menjawab soal Bentuk penelitian ini adalah penelitian
cerita sesuai dengan keinginannya sehingga tindakan kelas (PTK) yang berlangsung
jawaban sering mengalami kesalahan. selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap sebagai berikut: 1) perencanaan
(planning); 2) pelaksanaan tindakan (acting);
3) observasi (observing); dan 4) refleksi
(reflecting).
Data penelitian ini adalah data
kuantitatif dan kualitatif. Adapun yang
termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini
adalah hasl pre-test kemampuan
menyelesaikan masalah soal cerita skala dan
hasil tes kemampuan menyelesaikan masalah
soal cerita skala. Data kualitatif adalah hasil Aisyah, Nimas. (2007). Pengembangan
wawancara dengan siswa kelas V SD Negeri Pembelajaran Matematika SD.
5 Sidoharjo, silabus pembelajaran, dan Jakarta: Direktorat Jenderal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pendidikan Tinggi Departemen
Teknik pengumpulan data yaitu Pendidikan Nasional.
wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan
Validitas data adalah validitas isi, triangulasi Melalui Problem Based Learning.
sumber, dan teknik pengumpulan data. Data Jakarta : Kencana Prenada Media
yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis Group.
menggunakan model analisis interaktif yang Dewi, Sari Kusuma. (2014). Penerapan
terdiri dari kegiatan pengumpulan data (data Model Polya Untuk
collection), reduksi data (data reduction), Meningkaykan Hasil Belajar
penyajian data (data display), dan penarikan Dalam Memecahkan Soal Cerita
kesimpulan (verification). Matematika Siswa Kelas V SDN
No.2 Sepang Tahun Pelajaran
HASIL 2012/2013. Skripsi. Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nafi’an, M.I. (2011). Kemampuan Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Ditinjau Dari Gender di Sekolah
Dasar. Prosiding Makalah
Seminar Nasional Matematika
Dalam matematika hal seperti itu biasanya dan Pendidikan Matematika, hlm.
berupa pemecahan masalah yang didalamnya MP-571 – MP-577. Yogyakarta.
termuat soal cerita untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
FMIPA Universitas Negeri
hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan Yogyakarta.
menyangkut berbagai hal teknik dan strategi Suherman, Erman. (2001). Strategi
pemecah masalah,pengetahuan, keterampilan Pembelajaran Matematika
dan pemahaman merupakan elemen-elemen Kontemporer. Bandung: JICA.
penting dalam belajar matematika terkadang TIM MKPBM Jurusan Pendidikan
guru menghadapi kesulitan dalam mengajarkan Matematika. (2001). Strategi
cara menyelesaikan masalah dengan baik.
Sementara dipihak lain siswa mengalami
Pembelajaran Kontemporer.
kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah Bandung: FPMIPA UPI
yang diberikan guru, kesulitan ini muncul,
karena mencari jawaban dipandang sebagai
satu-satunya tujuan yang ingin dicapai, karena
hanya terfokus pada jawaban.

Anda mungkin juga menyukai