Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN PENDEKATAN POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG PADA SISWA


KELAS 5 SD

Milatun Nadifa
158620600189/6/A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Mila.nadifa38@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir,
M.Pd

Abstrak

Matematika merupakan mata pelajaran yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Sebab
dalam menyelesaikan soal matematika siswa perlu memahami terlebih dahulu soal tersebut, kemudian
merencanakan tindakan, melaksanakan rencana kemudian mengecek kembali hasil. Hal tersebut terkait
dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di SD yang mana terbilang tergolong masih
rendah. Masalah tersebut dijumpai pada siswa kelas 5 di SDN Cangkring Turi, Kecamatan Prambon.
Tampak bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan soal yang berbentuk
pemecahan masalah seperti soal cerita. Faktor penyebabnya adalah kesulitan siswa untuk memahami
masalah yang ada, sehingga apabila siswa sulit memahami masalah maka langkah selanjutnya yaitu untuk
merencanakan tindakan juga tidak akan terjadi; kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran
matematika; serta kurangnya perhatian guru dalam memberikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
seperti soal cerita. Tujuan dari penelitian ini adalah “Apakah pendekatan polya dapat meningkatkan
kemampua siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang pada siswa kelas 5 SD?”.
Penelitian yang digunakan ini merupakan PTK model Kemmis and Mc. Taggart yang terdiri dari 2 siklus.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang di kelas 5 SDN Cangkring Turi, Kecamatan Prambon.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) meningkatnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, (2)
menurunnya tingkat presentase siswa yang masuk dalam kategori cukup mampu dan tidak mampu, (3)
Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa.

Kata Kunci: Pendekatan polya, kemampuan menyelesaikan soal cerita, bangun ruang

PENDAHULUAN kondisi yang ada saat ini, masih banyak siswa


Untuk menyelesaikan sebuah masalah kurang memiliki kemampuan dalam
memang tidak mudah, seperti hal nya masalah memecahkan masalah terutama dalam hal
dalam menyelesaikan soal cerita pada mata menyelesaikan soal cerita. Hal ini karena siswa
pelajaran matematika, yang pada pada masih banyak yang belum bisa mengartikan
umumnya soal cerita dalam matematika sulit atau memahami soal sehingga siswa pun
untuk diselesaikan (Usman 2007:343). Sebab akhirnya tidak bisa mengambil tindakan apa
dalam menyelesaikan soal cerita dalam yang harus dilakukan.
matematika dibutuhkan kemampuan dalam Dalam hal ini, guru memiliki peranan
memecahkan masalah. Yang mana didalam penting untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan sebuah masalah tersebut juga siswa dalam memecahkan masalah. Sebab tidak
diperlukan kemampuan dalam berpikir kritis, semua siswa memiliki kemampuan untuk dapat
analitis, logis, kreatif, dan sistematis. Seperti berpikir kritis, analitis, logis, kreatif, dan
halnya yang terdapat dalam KTSP yang sistematis. Pada kenyataannya, anak yang dapat
menyatakan bahwa siswa dituntut untuk memahami dan menjawab soal-soal matematika
memiliki kemampuan memahami masalah, dengan benar belum tentu dapat menjawab soal
membuat model, dan menafsirkan solusi yang yang berbentuk sebuah soal pemecahan
diperoleh (Depdiknas, 2006:10). Melihat masalah seperti hal nya soal cerita dengan

1
benar. Seperti yang diungkapkan oleh Jalal menyelesaikan soal cerita juga dilakukan
dalam penelitiannya (2013) bahwa siswa melalui wawancara dengan guru kelas. Dari
mengalami kesulitan saat siswa diberikan soal hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh
yang berkaitan dengan pemecahan masalah. informasi bahwa kebanyakan siswa masih
Mecahkan masalah yang berbentuk soal cerita memerlukan pendampingan untuk
memang sulit sebab siswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi apa saja yang diketahui dan
mencaritahu apa yang diketahui serta ditanya ditanyakan dalam soal cerita, barulah kemudian
dari soal, serta apa tindakan atau rumus yang siswa dapat mengambil tindakan untuk
teapat digunakan untuk menyelesaikan soal memecahkan masalah.
atau masalah tersebut. Sehingga kemampuan Salah satu solusi yang dapat digunakan
siswa dalam memecahkan masalah dapat untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan
berkembang bila siswa sering melakukan diatas adalah dengan menerapkan pendekatan
latihan yang rutin. Salah satunya adalah dengan polya. Pendekatan ini dapat diterapkan kepada
memberikan siswa soal-soal latihan yang lebih siswa melalui pemberian soal yang berbentuk
merujuk ke pemecahan masalah. soal cerita. Akan tetapi tingkat kesulitannya
Selain itu, proses belajar mengajar yang disesuaikan juga dengan kemampuan siswa
masih berpusat pada guru juga dapat menjadi Sekolah Dasar. Melalui soal cerita ini
sebuah penghambat pengembangan diharapkan dapat memunculkan kemampuan
kemampuan siswa dalam memecahkan sebuah siswa dalam memecahkan masalah. Sehingga
masalah. Sebab, siswa hanya akan diam dan siswa menjadi terbiasa dan kemampuan dalam
mendengarkan penjelasan dari guru tanpa siswa memecahkan masalah pun dapat berkembang
juga berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dengan dibiasakan berlatih menyelesaikan
sependapat dengan penelitian yang dilakukan masalah soal cerita. Melaui soal yang berbertuk
Amir (2015) yang menyatakan bahwa guru soal cerita membuat siswa terlebih dahulu harus
masih mengajar dengan berorientasi pada memahami serta mengidentifikasi soal,
dirinya sehingga siswa kurang memiliki kemudian merencanakan tindakan apa yang
kesempatan dalam mengemukakan akan dipilih, barulah siswa dapat melaksanakan
pendapatnya dan siswa tidak memiliki peranan rencana tindakan dan diakhiri dengan
dalam ikut serta menyelesaikan masalah. Oleh mengecek kembali hasil. Sebagaimana yang
karena itu, sangat perlu bagi guru untuk disebutkan dalam 4 langkah pemecahan
mengajar dengan cara berpusat pada siswa agar masalah menurut polya.
dapat mengembangkan kemampuan siswa Menurut polya (1973: 5-15) bahwa terdapat
dalam memecahkan masalah. Yakni dengan empat macam fase pemecahan masalah
tidak hanya menitikberatkan hasil belajar sebagai berikut: “A four-step process for
melainkan pada proses pembelajaran yaitu solving similar to the following: (1)
bagaimana siswa dapat memahami dan understanding the problem, (2) devising a
memecahkan masalah yang ada. plan, (3) carrying out the plan, and (4)
Dari hasil penelitian yang dilakukan looking back.
peneliti di SDN Cangkring Turi, Kecamatan Berdasarkan uraian diatas maka
Prambon tepatnya di kelas 5 diperoleh bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
masih banyak siswa yang kurang dapat tingkat kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam
memecahkan persoalan matematika yang memecahkan sebuah masalah yang mana
berbentuk soal cerita. Untuk mengetahui berapa menitikberatkan pada empat fase yang seperti
presentase siswa yang kurang mampu dalam disebutkan oleh polya. Salah satu tindakan
menyelesaikan soal yang berbentuk soal cerita yang dapat dilakukan untuk mengetahui hal
maka peneliti melakukan sebuah tes (pre test) tersebut adalah dengan melakukan penelitian
Selain itu, peneliti dalam mencari informasi terhadap penerapan pendekatan polya untuk
mengenai tingkat kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan soal cerita bangun ruang pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar.

2
Beberapa instrumen tersebut dibuat peneliti
METODE untuk mempermudah dalam menemukan
Penelitian yang digunakan ini variabel yang sesuai dengan fokus penelitian.
merupakan jenis penelitian tindakan kelas Teknik pengumpulan data dalam
(PTK). Menurut Amir (2017) Penelitian penelitian ini meliputi: wawancara dengan guru
tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang kelas, observasi keaktifan siswa selama
dilakukan oleh pendidik untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran berlangsung, angket
permasalahan yang terjadi di dalam kegiatan terhadap respon siswa, serta pemberian tes
belajar mengajar, penelitian ini bisa dilakukan bentuk essay (uraian) soal cerita bangun ruang.
secara kolaboratif dengan pihak tertentu seperti Adapun hasil dari pengumpulan data tersebut
mahasiswa, guru sejawat, dosen dan antara lain: (1) data mengenai kesulitan siswa
sebagainya. PTK yang digunakan ini dalam menyelesaikan soal cerita dan sejauh
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. mana kemampuan siswa dalam memyelesaikan
Yang mana penelitian ini terdiri dari 4 tahapan soal cerita dari hasil wawancara dengan guru
yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan kelas, (2) data tentang kemampuan siswa dalam
dan refleksi. menyelesaikan soal cerita melalui hasil pre test
dan post test, (3) data keaktifan belajar siswa
selama pembelajaran serta (4) data tentang
respon siswa terhadap pembelajaran
matematika.
Setelah didapatkan kumpulan data
kemudian data dianalisis. Menurut Sugiyono
(2010: 335) analisis data adalah proses yang
dilakukan untuk menyususn data dari hasil
Model Kemmis dan Mc. Taggart wawancara, observasi, tes dsb secara sistematis
Subjek di penelitian ini adalah siswa untuk kemudian disusun sedemikian rupa
siswi kelas 5 SDN Cangkring Turi, Kecamatan hingga diperoleh kesimpulan yang mana dapat
Prambon yang berjumlah 29 siswa. Terdiri dari dipahami oleh setiap orang yang membacanya.
15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Adapun analisis data dalam penelitian ini
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini berfungsi untuk memperoleh bukti apakah
ada dua yaitu data kualitatif yakni melalui tindakan yang dilakukan dapat memperbaiki
observasi dan wawancara serta data kuantitatif masalah dalam proses pembelajaran.
yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan Peneliti disini menggunakan tes untuk
sesudah dilaksanakan tindakan. mnegetahui kemampuan siswa dalam
Instrumen penelitian merupakan alat menyelesaikan soal cerita bangun ruang
yang digunakan untuk membantu peneliti sebelum dan sesudah diberikannya tindakan.
mengumpulkan data (Arikunto, 2004). Dalam Tes yang diberikan kepada siswa dibuat oleh
penelitian ini instrumen meliputi: (1) lembar peneliti agar siswa dapat menyelesaikannya
respons siswa (2) lembar pre test dan post test melalui empat fase tahapan pendekatan polya
siswa tentang kemampuan menyelesaikan soal yaitu memahami masalah, merencanakan
cerita serta (3) lembar observasi keaktifan penyelesaikan, melaksanakan perencanaan serta
belajar siswa. Sedangkan variabel penelitian ini memeriksa kembali.
diukur dengan menggunakan instrumen yang Tes yang dilakukan siswa kemudian
dibuat peneliti yang meliputi soal pre test dan diukur dengan menggunakan indikator
post test, lembar observasi dan angket. kemampuan pemecahan masalah menurut polya
(Nuralam dalam Indrawati 2014) Seperti pada
tabel 1. Kemudian indikator tersebut akan
dilakukan penilaian dengan menngunakan
Np =
rumus :
Keterangan :
3
Np = Nilai yang dicari
R = ∑ aspek yang muncul Dari tabel diatas mengenai level
Sm = ∑ aspek keseluruhan kemampuan pemecahan masalah matematika,
Selain itu, peneliti juga menganalisis maka kriteria yang digunakan peneliti dalam
data secara deskriptif berdasarkan dari hasil penelitian ini adalah dikatakan berhasil bila
perolehan nilai yang didasarkan pada level terdapat sebanyak 75% dari presentase
kemampuan pemecahan masalah matematika keseluruhan siswa pada siklus I siswa dapat
seperti pada tabel 2. dikatakan mampu dalam menyelesaikan soal
Tabel 2. Level kemampuan pemecahan cerita yang berkaitan dengan volume bangun
masalah Matematika ruang yaitu bangun ruang balok dan bangun
Interval skor Level kemampuan ruang kubus dengan menggunakan empat fase
69 < L ≤ 100 Mampu langkah pemecahan masalah yang
31 < L ≤ 69 Cukup mampu dikemukakan oleh polya. Apabila dalam siklus
0 ≤ L ≤ 31 Tidak mampu I belum mencapai 75% siswa yang dikatakan
mampu maka akan dilakukan siklus yang ke II.
(Amir, 2015)
Sama halnya dengan siklus I bila siswa dalam
kategori mampu belum memenuhi 75% dari
Keterangan :
keseluruhan maka penelitian ini belum
L=Level kemampuan pemecahan masalah
dikatakan berhasil.

Tabel 1. Indikator kemampuan pemecahan masalah menurut polya berdasarkan langkah-langkah


pemecahan masalah
Langkah
No pemecahan Indikator
masalah
1. Memahami Siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal
soal tersebut, seperti:
(understanding) - Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal?
- Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan?
- Adakah dalm soal-soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel,
atau tanda-tanda khusus?
- Adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam soal?
2. Merencanakan - Siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang
penyelesaian penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah
(planning) yang dihadapinya
- Siswa harus mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling
menunjang dan mencari rumus-rumus yang diperlukan
3. Menyelesaikan - Siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam data
masalah yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang
(solving) sesuai
- Siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku
- Siswa mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana
pemecahannya

4
- Siswa melaksanakan langkah-langkah rencana
4. Melakukan Siswa harus berusaha mengecekulang dan menelaah kembali dengan
pengecekan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya
kembali
(checking)
(Nuralam dalam Indrawati, 2014)

Tetapi apabila mencapai 75% dari bentuk soal cerita, (3) menyiapkan lembar post
keseluruhan presentase siswa dikatakan mampu test I untuk mengetahui pemahaman siswa
dalam menyelesaikan soal cerita pada topik setelah diberikannya pendekatan polya, (4)
lanjutan yaitu sub pokok bahasan mencari salah menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa
satu rusuk bangun ruang bila diketahui selama proses pembelajaran berlangsung (5)
volumenya dengan menggunakan empat fase serta menyiapkan angket siswa.
langkah pemecahan masalah yang
dikemukakan oleh polya maka penelitian Tindakan
dikatakan berhasil dan dapat meningkatkan Pada tahap ini peneliti menerapkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pendekatan polya yang mengacu pada RPP
cerita bangun ruang pada siswa kelas 5 SD. yang telah dibuat ditahap perencanaan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah: (1) Memberikan siswa lembar angket
HASIL DAN PEMBAHASAN dan soal pre test untuk dikerjakan oleh siswa
Penilitian ini dilakukan peneliti melalui secara individu, (2) Mengajar pada sub pokok
2 siklus dan 2 kali pertemuan yang bertempat di bahasan pemecahan soal cerita mengenai
kelas 5 SDN Cangkring Turi, Kecamatan volume bangun ruang dengan menggunakan
Prambon dengan jumlah siswa 29 yang terdiri pendekatan polya seperti yang telah dibuat di
dari 15 siswa laki laki dan 14 siswa perempuan. dalam RPP, (3) Mendokumentasikan dan
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada menuliskan kegiatan yang dilakukan, (4)
hari Senin, 23 April 2018 (Siklus I) dan Selasa, Memberikan siswa lembar post test I untuk
24 April 2018 (Siklus II). dikerjakan secara individu

Siklus I Observasi
Pada siklus I ini peneliti menerapkan Pada tahap ini yang dilakukan peneliti
pendekatan polya dalam pelaksanaan adalah melakukan kegiatan pengamatan dan
pembelajaran matematika dengan tahapan : mengumpulkan serta menyusun data yang
diperoleh dari proses pembelajaran. Beberapa
Perencanaan fokus pengamatan yang dilakukan peneliti
Dalam tahap perencanaan ini yang adalah: (1) Pengamatan terhadap aktifitas
pertama kali dilakukan peneliti adalah belajar siswa selama KBM dengan
menganalisis masalah yang terjadi dalam menggunakan lembar observasi aktifitas siswa
pembelajaran dan selanjutnya mencari alternatif yang telah dibuat peneliti, (2) pengamatan
pemecahan masalahnya. Kemudian beberapa terhadap minat siswa terhadap pembelajaran
kegiatan yang dilakukan peneliti diantaranya: matematika subpokok bahasan pemecahan soal
(1) menyiapkan RPP dengan penerapan cerita tentang bangun ruang, serta (3)
pendekatan polya pada materi volume bangun pengamatan terhadap tingkat kemampuan siswa
ruang di kelas 5 SD, (2) membuat soal pre test, dalam memecahkan masalah soal cerita dengan
yang mana soal ini digunakan peneliti untuk menggunakan tes bentuk uraian atau essay.
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada Dalam hal ini diberikannya tes dalam bentuk
materi volume bangun ruang khususnya dalam essay agar siswa dapat menorganisasikan
sendiri jawabannya serta guru dapat melihat penyempurnaan diantaranya: (1) Kembali
indikator apa saja yang sudah dicapai oleh merancang RPP dengan sub pokok bahasan
siswa dalam kemampuannya memecahkan lanjutan yaitu mencari panjang rusuk sebuah
masalah. bangun ruang bila diketahui volumenya, (2)
menyiapkan lembar post test II untuk
Refleksi mengetahui pemahaman siswa setelah
Dari hasil observasi yang telah diberikannya pendekatan polya pada materi
dilaksanakan kemudian dianalisis untuk subpokok lanjutan seperti yang ada di RPP,
mengetahui hasil dari diterapkannya serta (3) kembali menyiapkan lembar observasi
pendekatan polya pada kelas 5 SDN Cangkring keaktifan siswa selama proses pembelajaran
Turi, Kecamatan Prambon pada subpokok berlangsung.
bahasan pemecahan soal cerita tentang volume
bangun ruang. Dari serangkaian tahapan diatas Tindakan
maka diperoleh hasil hasil refleksi diantaranya: Pada tahap ini peneliti menerapkan
(1) hasil pre test menunjukkan bahwa 37,93% pendekatan polya yang mengacu pada RPP
siswa dikategorikan mampu dalam melakukan yang telah dibuat ditahap perencanaan dengan
pemecahan masalah, (2) Dalam kegiatan post topik lanjutan. Beberapa kegiatan yang
test I yang dilaksanakan siswa setelah dilakukan peneliti adalah: (1) Mengajar pada
diberikannya tindakan, diketahui terdapat topik lanjutan yaitu sub pokok bahasan mencari
peningkatan yaitu 55,17% siswa yang masuk panjang rusuk sebuah bangun ruang bila
dalam kategori mampu dalam melakukan diketahui volumenya dengan menggunakan
pemecahan masalah. (3) masih terdapat siswa pendekatan polya seperti yang telah dibuat di
yang masuk dalam kategori tidak mampu dalam RPP, (3) Kembali mendokumentasikan
setelah diberikannya post test I yaitu sebesar dan menuliskan kegiatan yang dilakukan
24,14%. (4) masih terdapat siswa yang kurang selama pembelajaran, (4) Memberikan siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran (5) lembar post test II yang sudah dirancang
kemampuan dalam memecahkan masalah siswa sebelumnya oleh peneliti. Post test ke II ini
masih belum memenuhi target yaitu 75% dari untuk mengukur apakah terjadi peningkatan
keseluruhan siswa. kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
Dari penelitian yang dilaksanakan pada cerita bangun ruang.
siklus I menunjukkan belum adanya hasil
peningkatan yang signifikan serta masih ada Observasi
beberapa poin yang harus diperbaiki dalam Pada tahap siklus II ini yang dilakukan
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti peneliti adalah melakukan kegiatan pengamatan
melanjutkan ke siklus II dengan pendekatan dan mengumpulkan serta menyusun data yang
yang sama namun dengan penyempurnaan dan diperoleh dari proses pembelajaran. Beberapa
dengan topik lanjutan. fokus pengamatan yang dilakukan peneliti
adalah: (1) Kembali mengamati aktifitas belajar
Siklus II siswa selama KBM dengan menggunakan
Tahap dan kegiatan penelitian pada lembar observasi aktifitas siswa yang telah
siklus II ini sama halnya dengan siklus I. Hanya dibuat peneliti, (2) kembali mengamati minat
saja dalam siklus II ini disempurnakan lagi siswa terhadap pembelajaran matematika pada
proses pembelajarannya. Kegiatan siklus II ini topik lanjutan, serta (3) pengamatan terhadap
meliputi: tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah soal cerita dengan menggunakan tes
Perencanaan bentuk uraian atau essay yakni post test II.
Dalam perencanaan ini kegiatan yang Dalam hal ini diberikannya tes dalam bentuk
dilakukan peneliti untuk melakukan bebrapa essay agar siswa dapat menorganisasikan
sendiri jawabannya serta peneliti dapat melihat (37,93%), pada post test I menjadi 16 siswa
apakah terjadi perkembangan dalam pencapaian yang masuk kategori mampu (55,17%). Pada
indikator yang sudah dicapai oleh siswa dalam post test I ini memang sudah mengalami
kemampuannya memecahkan masalah. peningkatan, tetapi belum mencapai 75% dari
keseluruhan sehingga dilakukan post test II
Refleksi yang diperoleh hasil peningkatan sebanyak
Dari hasil penelitian ulang siklus II 79,31% yang termasuk kategori mampu.
yang telah dilakukan penelitian terhadap topik Selain itu, juga terjadi penurunan siswa
lanjutan yaitu mencari panjang rusuk bila yang masuk dalam kategori cukup mampu.
diketahui volume dari bangun ruang, Yaitu yang pada awalnya terdapat 10 siswa
mendapatkan hasil refleksi yang berupa (34,48%) menjadi 6 siswa (20,69) dan pada
peningkatan, yang mana dapat dilihat dari: (1) post test II menjadi 2 siswa (6,90%).
Hasil post test II yang dilaksanakan siswa Begitu juga dengan siswa yang masuk
setelah diberikannya tindakan ulang, diketahui pada kategori kurang mampu. Pada awal pre
terdapat peningkatan. Yang mulanya yaitu test terdapat 8 siswa (27,59%), pada post test I
55,17% siswa yang masuk dalam kategori setelah diberikannya tindakan menjadi 7 siswa
mampu menjadi 79,31% siswa yang masuk (24,14%) serta pada post test II mengalami
dalam kategori mampu. (2) terjadi penurunan penurunan lagi menjadi 4 siswa (13,80%).
terhadap banyak siswa yang masuk kategori Melalui tabel diatas maka sudah
tidak mampu pada post test I yang awalnya memenuhi kriteria keberhasilan yang dibuat
sebesar 24,14% menjadi 13,80% pada post oleh peneliti, sehingga dapat dikatakan bahwa
test penerapan pendekatan polya dalam
II. (3) Sudah ada beberapa peningkatan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa dalam menyelesaikan soal cerita
(4) kemampuan dalam memecahkan masalah mengenai bangun ruang di kelas 5 SD.
siswa sudah memenuhi target diatas 75% dari Dari hasil pre test, post test I dan post
presentase keseluruhan siswa yaitu sebesar test II, maka grafik peningkatan kemampuan
79,31%. siswa dalam menyelesaikan soal cerita bangun
Peningkatan kemampuan siswa dalam ruang menggunakan pendekatan polya pada
memecahkan masalah menggunakan kelas 5 SDN Cangkring Turi, Kecamatan
pendekatan polya dapat dilihat pada tabel Prambon dapat dilihat sebagai berikut :
dibawah ini :
Tabel 3. Data peningkatan kemampuan Hasil Akhir Peningkatan Kemampuan
pemecahan masalah dengan pendekatan polya siswa dalam menyelesaikan Soal
Cerita menggunakan pendekatan
polya
Post test Post test
kualifika Pre test
I II 13,80% Mampu
si
f % f % f % 7%
Mampu 11 37,9 1 55,1 2 79,31 Kurang
3 6 7 3 mampu
79%
Cukup 10 34,4 6 20,6 2 6,90 Tidak mampu
mampu 8 9
Tidak 8 27,5 7 24,1 4 13,80
mampu 9 4 Grafik 1. Hasil Akhir Peningkatan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam cerita menggunakan pendekatan polya
memecahkan masalah. Yang awalnya pada pre
test terdapat 11 siswa yang dinyatakan mampu
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang Amir, M.F. (2015). Pengaruh Pembelajaran
dilakukan oleh peneliti selama 2 siklus dan 2 Kontekstual terhadap Kemampuan
pertemuan pada kelas 5 di SDN Cangkring Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Turi, Kecamatan Prambon dapat disimpulkan Sekolah Dasar. 34-42
bahwa penerapan pendekatan polya dapat Amir, M.F., & Sartika, S.B. (2017) Metodologi
meningkatkan kemampuan siswa dalam Penelitian Dasar Bidang Pendidikan.
menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Hal ini bisa dibuktikan dari: (1) meningkatnya Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
yakni menyelesaikan soal cerita pada materi Jakarta: Rineka Cipta.
bangun ruang, (2) menurunnya tingkat Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat
presentase siswa yang masuk dalam kategori Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
cukup mampu dan tidak mampu, (3) Terdapat Indrawati, Desi dkk., (2014). Peningkatan
peningkatan aktifitas belajar siswa yang Kemampuan Pemecahan Masalah
awalnya berorientasi pada guru menjadi Matematika Melalui Penerapan Problem
berorientasi pada siswa. Based Learning untuk Siswa Kelas 5 SD.
Berdasarkan hasil kesimpulan yang Satya Widya, 30(1), 17-27
telah dipaparkan diatas yaitu mengenai Jalal, Ariyanti (2013). Keefektifan
penerapan pendekatan polya dalam Pembelajaran Matematika dengan
pembelajaran, maka saran yang dapat diberikan Pendekatan Pemecahan Masalah Model
peneliti antara lain: (1) guru harus memiliki Polya Ditinjau dari Kemampuan
wawasan yang luas mengenai model, Penalaran, Berpikir Kritis, dan Berpikir
pendekatan, strategi, metode, teknik Kreatif Matematika pada Siswa SMA
pembelajaran. Hal ini agar dapat diterapkan Negeri 5 Kota Ternate. Jurnal
pada siswwa sehingga pembelajaran menjadi Matematika dan Pendidikan Matematika,
lebih bermakna, (2) guru sebaiknya 2(1), 76-83.
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan Nasution, M.E., dan Usman, H. (2007). Proses
lebih menekankan pada aktifitas siswa (student Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Lembaga
centered) agar kemampuan siswa dalam Penerbit FEUI.
berpikir, menalar, memecahkan masalah dan Polya, G. (1973). How to Solve It. New Jersey:
sebagainya dapat berkembang dengan baik dan Pricenton University Press.
siswa menjadi aktif selama KBM, (3) Guru Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
sebaiknya memberikan siswa latihan soal Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
berbentuk pemecahan, hal ini agar siswa Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
terbiasa untuk memecahkan masalah, serta (4)
pendekatan polya ini sebaiknya diterapkan
dalam pembelajaran sebab dapat melatih
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
melalui tahap memahami, merencanakan,
melaksanakan dan memriksa kembali.

Anda mungkin juga menyukai