3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model project based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Dimana siswa memecahkan masalah dan menghasilkan produk
sebagai hasil akhirnya, kegitan kegiatan dalam project based learning ini mencakup tahapan
pengamatan, menanyakan, menentukan masalah, dan memecahkan masalah. Metode penelitian ini
adalah kuasi eksperimen terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Kelas
IV A sebanyak 21 siswa sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan model project based learning dan
kelas IV B sebanyak 21 siswa tidak mendapatkan perlakuan model project based learning. Instrumen
pada penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji parametrik
metode Independent Sampel T Test diperoleh signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
memenuhi kriteria (Sig. (2-tailed)) < 0,05 yaitu 0,000<0,05, maka H0 ditolak H1 diterima yang berarti
ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok. Jumlah rata- rata posttest kelas eksperimen sebesar
61,42 dan kelas kontrol sebesar 40.2381 hal tersebut menunjukan bahwa model project based learning
sangat berpengaruh terhadap hasil kemampuan berpikir kritis siswa, dengan menggunakan uji N-Gain
maka diperoleh nilai 45% dengan kategori efektif. Dengan demikian, hal ini menunjukan bahwa model
project based learning berpengaruh tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran matematika kelas IV di SDN Jambelaer.
Keywords: Kemampuan berpikir kritis, Model Project Based Learning, Pembelajaran matematika
174
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
175
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
maka harus dicari solusi dari permasalahan atau apakah prosedur dapat
yang terjadi. Sebuah solusi dimana siswa digeneralisasikan.”
dapat berperan aktif dalam proses belajar Salah satu solusi yang penulis anggap
mengajar, menggunakan kreatifitas dalam mampu mengurangi permasalahan yang
proses membangun pengetahuan dan terjadi dan dalam rangka mencapai
pemahaman mereka, sehingga pengetahuan itu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran
tidak hanya bertahan dalam jangka waktu adalah dengan melakukan inovasi pendidikan
yang sementara dan membuat siswa mampu salah satunya dengan menggunakan model-
menggali pengetahuan mereka untuk dapat model pembelajaran yang inovatif untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. merubah kebiasaan guru dan upaya untuk
Polya (dalam Ruseffendi, 1991) mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
mengemukakan bahwa: “Untuk memecahkan Salah satu upaya yang dilakukan yaitu
suatu masalah ada empat langkah yang dapat menerapkan model pembelajaran berbasis
dilakukan, yaitu: 1) memahami masalah, masalah dengan menggunakan proyek dalam
kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
ini adalah: data yang diketahui, mencari apa Pembelajaran berbasis masalah membantu
yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah untuk meningkatkan perkembangan
informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang keterampilan belajar sepanjang hayat dalam
harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan
asli dalam bentuk yang lebih operasional belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah
(dapat dipecahkan). 2) merencanakan berbasih proyek ini memfasilitasi
pemecahannya, kegiatan yang dapat dilakukan keberhasilan pemecahan masalah,
pada langkah ini adalah : mencoba mencari, komunikasi, kerja kelompok, dan
menemukan atau mengingat masalah yang keterampilan interpersonal dengan lebih baik
pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dibandingkan pendekatan yang lain.
dengan masalah yang akan dipecahkan, Made Wena (dalam Lestari, 2015)
mencari pola atau aturan, menyusun prosedur menyatakan bahwa: “Model project based
penyelesaian. 3) menyelesaikan masalah learning adalah model pembelajaran yang
sesuai rencana, kegiatan yang dapat dilakukan memberikan kesempatan kepada peserta didik
pada langkah ini adalah : menjalankan mengelola pembelajaran dikelas dengan
prosedur yang telah dibuat pada langkah melibatkan kerja proyek. Kerja proyek
sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. merupakan suatu bentuk kerja yang memuat
4) memeriksa kembali prosedur dan hasil tugas kompleks berdasarkan pertanyaan dan
penyelesaian, kegiatan yang dapat dilakukan permasalahan yang menantang dan menuntun
pada langkah ini adalah : menganalisis dan peserta didik merancang, memecahkan
mengevaluasi apakah prosedur yang masalah, membuat keputusan, melakukan
diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan peserta didik”. Memecahkan
176
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
project based learning dan kelompok kontrol pretes kelompok eksperimen dengan nilai sig
menggunakan konvensional. Data kuantitatif 0,200 sedangkan pada kelompok kontrol nilai
dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan sig 0,200 maka sig > 0,05 menunjukkan
hasil pretes dan postes pada kemampuan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
berpikir kritis. Peneliti melakukan pretes yaitu Dasar pengujian uji normalitas skor postes
dengan memberikan tes berupa tes soal esay kelompok eksperimen dan kelompok control :
yang berjumlah 15 soal tentang bangun ruang. 𝐻0 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
Selanjutnya setelah dilakukan beberapa matematika berdistribusi normal
treatmen pembelajaran, peneliti kemudian 𝐻1 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
memberikan tes untuk menilai dan mengukur matematika tidak berdistribusi normal
kembali kemampuan berpikir kritis. Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
Tujuannya untuk mengetahui apakah diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
kemampuan berpikir kritis siswa masih sama ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel
atau terdapat perbedaan peningkatan. Adapun dibawah ini merupakan hasil output dari uji
data yang diperoleh tersebut dilakukan normalitas.
pengolahan menggunakan bantuan SPSS Tabel 2. Uji Normalitas Skor Postes
versi 22. Hasil analisis data penelitian secara Eksperimen dan Kontrol
kuantitatif diuraikan sebagai berikut.
Uji Normalitas
Dasar pengujian uji normalitas skor
pretes kelompok eksperimen dan kelompok
Dari hasil uji analisis yang telah
control :
dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-
𝐻0 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
Smirnov pada sig > 0,05 dapat di peroleh skor
matematika berdistribusi normal
postes kelompok eksperimen dengan nilai sig
𝐻1 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
0,118 sedangkan pada kelompok kontrol nilai
matematika tidak berdistribusi normal
sig 0,069 maka sig > 0,05 menunjukkan
Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0 bahwa data tersebut berdistribusi normal.
diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1 Uji Homogenitas
ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel dibawah Dasar pengambilan keputusan uji
ini merupakan hasil output dari uji normalitas. homogenitas skor pretes eksperimen dan
Tabel 1. Uji Normalitas Skor Pretes kontrol :
Eksperimen dan Kontrol
𝐻0 : Kedua kelompok populasi memiliki
varians yang homogen
𝐻1 : Kedua kelompok populasi memiliki
varians yang tidak homogen
Dari hasil uji analisis yang telah Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
dilakukan dengan pengujian Kolmogorov- diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
Smirnov pada sig > 0,05 dapat di peroleh skor ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel
178
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
dibawah ini merupakan hasil output dari uji match terhadap kemampuan
homogenitas. pemahaman matematis siswa pada mata
Tabel 3. Uji Homogenitas Skor Pretes pelajaran matematika materi tentang
Eksperimen dan Kontrol bangun datar.
𝐻1 : Terdapat perbedaan peningkatan
penggunaan model pembelajaran make
a match terhadap kemampuan
Data yang di uji homogenitas dengan
pemahaman matematis siswa pada mata
bantuan SPSS versi 22 menunjukkan nilai sig
pelajaran matematika materi tentang
0,692 > 0,05 artinya varians skor pretes kedua
bangun datar.
kelas tersebut homogen dan selanjutnya akan
Dengan kriteria pengambilan keputusan
dilakukan uji hipotesis.
yaitu apabila nilai sig > 0,05 maka 𝐻0
Dasar pengambilan keputusan uji homogenitas
diterima dan 𝐻1 ditolak. Artinya tidak
skor postes eksperimen dan control :
terdapat perbedaan pada skor pretes
𝐻0 : Kedua kelompok populasi memiliki
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
varians yang homogen
Apabila nilai sig < 0,05 maka 𝐻1 diterima dan
𝐻1 : Kedua kelompok populasi memiliki
𝐻0 ditolak artinya terdapat sebuah perbedaan
varians yang tidak homogen
antara skor pretes di kelompok eksperimen
Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
dan kontrol. Hasil analisis uji t dapat dilihat
diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
pada tabel berikut.
ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel di
Tabel 5. Skor Pretes Kelompok Eksperimen
bawah ini merupakan hasil output dari uji dan Kelompok Kontrol
normalitas.
Tabel 4. Uji Homogenitas Skor Postes
Eksperimen dan Kontrol
180
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
181
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
dengan penelitian yang dilakukan. Fase 4 : bentuk lembar kerja siswa untuk mengukur
menyusun draf produk, pada tahap ini siswa kemampuan pemahaman siswa terhadap
mulai membuat produk awal sebgaia rencana materi yang dipelajari. Pada pertemuan
dan hasil penelitian yang dilakukannya. Fase 5 terakhir siswa kelas kontrol diberikan soal
: mengukur, menilai, dan memperbaiki postes, pemberian soal postes ini sesuai
produk, pada tahap ini siswa melihat kembali dengan materi yang telah dipelajari. Postes ini
produk awal yang mereka buat, mencari bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir
kelemahan, dan memperbaiki produk yang siswa selama proses pembelajaran.
telah dibuat. Dalam praktiknya, kegiatan Deskripsi analisis kemampuan berpikir
mengukur dan menilai produk dapat dilakukan kritis siswa kelas eksperimen dan siswa
kelas kontrol
dengan meminta pendapat atau kritik dari Menurut Jhon Dewey merupakan
anggota kelompok lain ataupun dari guru. proses yang persisten (terus menerus)
Fase 6 : yaitu finalisasi dan publikasi produk. Berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa
Pada tahap ini siswa melakukan finalisasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
produk. Setelah diyakini sesuai dengan bahwa dari nilai rata-rata yang diperoleh pada
harapan, produk dipublikasikan. Terakhir saat pretes kelas eksperimen dan pretes pada
Pascaproyek, pada tahap ini guru menilai, kelas kontrol ada perbedaan (29,76 untuk
memberikan penguatan, masukan, dan saran kelas eksperimen 31,90 untuk kelas kontrol)
perbaikan atas produk yang telah dihasilkan berdasarkan hasil uji t terhadap tes awal
siswa. untuk kedua kelas tidak ada perbedaan yang
Deskripsi pembelajaran kelas kontrol terlalu signifikan. Hal ini berarti kemampuan
Penelitian pada kelas kontrol dimulai awal siswa kelas eksperimen dan kelas
dengan memberikan soal pretes. Pemberian kontrol sebelum diberikan perlakuan adalah
soal pretes dilakukan untuk mengukur sama. Kondisi yang relatif sama pada kelas
kemampuan awal siswa tentang materi yang eksperimen maupun kelas kontrol
akan dipelajari dan memberikan gambaran dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya
umum tentang materi yang akan dipelajari kurikulum, tempat pembelajaran yang sama
serta menyampaikan tujuan pembelajaran. dan sumber belajar yang sama. Faktor lain
Penelitian dilanjutkan dengan pemberian yang mempengaruhi kemampuan berpikir
materi pada kelas kontrol dengan kritis kedua kelas adalah siswa belum terbiasa
menggunakan pembelajaran model diadakanya pretes. Oleh karena itu, sebagian
konvensional. Dalam kelas ini peneliti siswa belum ada yang belajar terlebih dahulu
menyampaikan materi yang sama seperti pada mengenai materi yang digunakan.
kelas eksperimen namun dengan perlakuan Berdasarkan hasil kemampuan awal
yang berbeda. Pada pembelajaran di kelas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
kontrol peneliti hanya menyampaikan materi yang relatif sama, maka pengujian hipotesis
pelajaran kemudian setelah pembahasan dilanjutkan pada tes akhir atau postes. Dari
selesai siswa diberikan soal latihan dalam hasil postes dapat diperoleh nilai rata-rata
182
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
yang berbeda anatara kelas eksperimen dan based learning menurut Aris Shoimin
kelas kontrol. Kelas eksperimen diperoleh (2014:132) adalah Siswa didorong untuk
nilai rata-rata sebesar 61,42 sedangkan nilai memiliki kemampuan memecahkan masalah
rata-rata kelas kontrol sebesar 40,23 dalam situasi nyata; Siswa memiliki
berdasarkan uji t terhadap tes akhir untuk kemampuan untuk membangun
kedua kelas diperoleh hasil bahwa terdapat pengetahuannya sendiri melakukan aktivitas
perbedaan skor rata-rata postes kemampuan belajar; Pembelajaran berfokus pada masalah
berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen sehingga materi yang tidak ada hubungannya
dan kelas kontrol. Adapun adanya pengaruh tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini
penggunaan model project based learning mengurangi beban siswa dengan menghafal
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa atau menyimpan informasi; Terjadi aktivitas
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok;
disebabkan ketika proses pembelajaran di Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber
kelas eksperimen sangat terlihat adanya pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet,
semangat dalam pembelajaran sehingga wawancara dan observasi; Siswa memiliki
aktivitas siswa terlihat sangat aktif dan kemampuan menilai kemajuan belajarnya
bergairah. Selain itu juga adanya perbedaan sendiri; Siswa memiliki kemampuan dalam
peningkatan antara peningkatan kelas melakukan komunikasi ilmiah dalam keiatan
eksperimen dan kelas kontrol dapat diskusi atau presentasi hasil pekerjaan
disebabkan dari faktor internal berupa mereka; Kesulitan belajar siswa secara
fisiologis dan psikologis. Dimana ketika individual dapat diatasi melalui kerja
pembelajaran meningkatnya perhatian, minat, kelompok dalam bentuk peer teaching.
dan motivasi yang menyebabkan siswa Dengan demikian terbukti bahwa model
menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran project based learning
pembelajaran, faktor lain yang mempengaruhi berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
kurang meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SDN Jambelaer. Oleh
kritis siswa kelas eksperimen dan kelas karena itu, model project based learning ini
kontrol yaitu dalam penggunaan pembelajaran dapat dijadikan alternative pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran yang dalam peningkatan mutu pendidikan
sudah biasa diberikan kepada siswa sehingga khususnya dalam mata pelajaran matematika
dengan demikian kebiasaan seperti itu
membuat siswa merasa bosan, jenuh dan KESIMPULAN
monoton, sehingga ketika diberikan model Berdasarkan hasil penelitian dari
pembelajaran project based learning yang analisis data bahwa dilihat dari hasil tes awal
disampaikan menimbulkan perhatian, (pretes) nilai rata-rata siswa kelas eksperimen
semangat dan minat yang besar untuk belajar. dan kelas kontrol hampir sama yaitu didapat
Hal ini membuktikan bahwa signifikansi (2-tailed) sebesar 0,200 < 0,05
keunggulan dari model pembelajaran project yang berarti H0 ditolah dan H1 diterima.
183
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
Sehingga untuk tes awal (pretes) terdapat Hartati, H., Azmin, N., Nasir, M., & Andang,
perbedaan secara signifikansi. Setelah A. (2022). Keterampilan Proses Sains
Siswa melalui Model Pembelajaran
dilakukantes awal kemudian masing-masing Problem Based Learning (PBL) pada
kelas diberikan perlakuan (treatment) yang Materi Biologi. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
berbeda. Kelas eksperimen diberikan Pendidikan, 5(12), 5795-5799.
Lestari, T. (2015). Peningkatan Hasil Belajar
perlakuan dengan menggunakan model
Kompetensi Dasar contoh-contoh
pembelajaran project based learning Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran
sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan Project Based Learning dan Metode
dengan menggunakan pembelajaran Pembelajaran Demonstrasi Bagi Peserta
Didik Kelas XI Multimedia SMK
konvensional. Berdasarkan hasil belajar dari Muhammadiyah Wonosari. Skripsi. FT,
tes akhir (postes) untuk kelas eksperimen dan Pendidikan Teknik Informatika,
kelas kontrol terdapat perbedaan yang Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
signifikan. Hasil tersebut terlihat dari rata-rata Lestari, L., Nasir, M., & Jayanti, M. I. (2021).
perolehan uji hipotesis nilai signifikansi (2- Pengaruh Model Project Based
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 berarti H1 Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas
diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat
VIII SMP Negeri 2 Sanggar. JISIP
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor (Jurnal Ilmu Sosial dan
postes hasil belajar siswa pada kedua kelas. Pendidikan), 5(4).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nasir, M., Fahruddin, F., Haljannah, M., &
Nehru, N. (2023). Implementasi Model
terdapat pengaruh penggunaan model Pembelajaran Problem Based Learning
pembelajaran project based learning terhadap untuk Meningkatkan Keterampilan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di Proses Sains Siswa SMAN 5 Kota
Bima. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
SDN Jambelaer. Pendidikan, 6(1), 289-296.
Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar
UCAPAN TERIMAKASIH Matematika Modern dan Masa Kini
Ucapan terimakasih penulis sampaikan untuk Guru Seri Kelima. Bandung:
kepada semua pihak yang telah mendukung Tarsito.
Zulfahmi, H. B., & Suriyanti, T. A. (2019).
dan ikut membantu kesuksesan dalam Penerapan Model Project Based
penelitian ini, Kepala Sekolah, guru, siswa Learning Terhadap Kemampuan
dan seluruh staff SDN Jambelaer. Berpikir Kritis Peserta Didik di Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah. Tarbiyah Al-
Awlad: Jurnal Kependidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Dasar, 9(2), 119-129.
Abidin, Y. (2014). Desain sistem Santosa, N., & Sukestiyarno, S. (2013).
pembelajaran dalam konteks kurikulum Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
2013. Refika Aditama. Pembelajaran Matematika Dengan
Hamzah, A. (2021). Penelitian Berbasis Strategi Master Dan Penerapan
Proyek Metode Kuantitatif, Kualitatif Scaffolding. Unnes Journal of
dan R & D Kajian Teoritik & Contoh- Mathematics Education Research, 2(2).
contoh Penerapannya. CV Literasi Shoimin, A. (2021). 68 model pembelajaran
Nusantara Abadi. inovatif dalam kurikulum 2013.
184
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
185