Anda di halaman 1dari 12

JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No.

3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa

Siti Apsoh1*, Awan Setiawan2, Meri Marsela3


1,2,3
STKIP Bina Mutiara Sukabumi, Jl. Pembangunan Salakaso Desa Pasirhalang Kecamatan Sukaraja,
Kabupaten Sukabumi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Email: sitiapsoh0401099003@gmail.com 1*

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model project based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa. Dimana siswa memecahkan masalah dan menghasilkan produk
sebagai hasil akhirnya, kegitan kegiatan dalam project based learning ini mencakup tahapan
pengamatan, menanyakan, menentukan masalah, dan memecahkan masalah. Metode penelitian ini
adalah kuasi eksperimen terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak. Kelas
IV A sebanyak 21 siswa sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan model project based learning dan
kelas IV B sebanyak 21 siswa tidak mendapatkan perlakuan model project based learning. Instrumen
pada penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji parametrik
metode Independent Sampel T Test diperoleh signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
memenuhi kriteria (Sig. (2-tailed)) < 0,05 yaitu 0,000<0,05, maka H0 ditolak H1 diterima yang berarti
ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok. Jumlah rata- rata posttest kelas eksperimen sebesar
61,42 dan kelas kontrol sebesar 40.2381 hal tersebut menunjukan bahwa model project based learning
sangat berpengaruh terhadap hasil kemampuan berpikir kritis siswa, dengan menggunakan uji N-Gain
maka diperoleh nilai 45% dengan kategori efektif. Dengan demikian, hal ini menunjukan bahwa model
project based learning berpengaruh tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran matematika kelas IV di SDN Jambelaer.

Keywords: Kemampuan berpikir kritis, Model Project Based Learning, Pembelajaran matematika

PENDAHULUAN mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari


Matematika merupakan salah satu ilmu terutama dalam pemecahan masalah yang ada
yang mempunyai peranan sangat penting kaitannya dengan matematika.
dalam berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Sejalan dengan hal tersebut,
manusia di dalam kehidupannya. Aktivitas ketertarikan siswa terhadap proses
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak pembelajaran matematika masih kurang pada
terlepas dari pemanfaatan dan penerapan sekolah dasar saat ini, pada mata
konsep-konsep yang ada dalam kehidupan pembelajaran matematika banyak sekali
manusia. Matematika merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi guru terutama guru
mata pelajaran inti yang diperoleh di Sekolah kelas IV salah satunya adalah moralitas dan
Dasar dan juga jenjang perguruan tinggi. motivasi yang kurang pada diri siswa
Pembelajaran matematika pada jenjang tersebut, menyebabkan siswa bertindak
sekolah dasar bertujuan untuk memberikan sesuka hati pada saat proses pembelajaran
pengetahuan dasar kepada peserta didik berlangsung. Sebagian siswa tidak
sehingga kemampuan tersebut dapat mereka memperhatikan guru sedang menjelaskan
kembangkan secara terus menerus dan dapat pelajaran di depan kelas, ada juga siswa yang

174
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

banyak melamun, bercerita bahkan tertidur di yang dipelajari sebelumnya terhadap


dalam kelas ketika proses pembelajaran pembelajaran matematis.”.
berlangsung. Hanya beberapa siswa saja yang Matematika tidak hanya menerapkan
mengikuti pembelajaran dengan baik. kemampuan pembelajaran matematis saja,
Sehingga masih banyak siswa yang dalam pembelajaran matematika juga penting
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan memperhatikan kemampuan berpikir kritis
tugas atau soal yang diberikan. siswa, ketidak mampuan siswa dalam berpikir
Siswa kelas IV ketika mengerjakan soal kritis matematika dapat dilihat pada proses
lebih terbiasa dengan soal latihan yang sama pembelajaran. Siswa tidak mampu
persis dengan contoh yang telah diberikan mengidentifikasi masalah dan menemukan
guru, ketika diberikan soal yang berbeda , jawabannya. Begitu pula hasil dari penelitian
hampir semua siswa di kelas IV tidak dapat penyelesaian masalah, terlebih jika
memecahkan permasalahan yang diberikan permasalahan yang diberikan berbeda dengan
guru, hal tersebut membuat siswa memiliki contoh yang diajarkan guru. Kemampuan
pemikiran tingkat rendah, sehingga siswa berpikir kritis merupakan komponen penting
tidak mampu memecahkan masalah. Siswa yang harus dimiliki siswa terutama dalam
merasa kebingungan dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini
menyelesaikannya, hal ini juga dikarenakan dimaksudkan supaya siswa mampu membuat
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi atau merumuskan, mengidentifikasi,
ajar yang dijelaskan oleh guru, dengan kata menafsirkan, dan merencanakan pemecahan
lain proses jawaban siswa dalam yang masalah. Akan tetapi kenyataan di lapangan
menunjukan bahwa kesalahan- kesalahan yang menunujukan masih kurangnya kemampuan
dilakukan oleh siswa ketika mengerjakan soal berpikir kritis siswa akibat kurangnya
yang berkaitan dengan kemampuan keterlibatan siswa dalam proses
pemecahan masalah matematis merupakan pembelajaran, sehingga pembelajaran jadi
kesalahan dari kecerobohan dan kurang kurang menyenangkan dan menantang.
cermat, kesalahan mentransformasikan Kenyataan ini tentu saja tidak sesuai
informasi, kesalahan keterampilan proses, dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
kesalahan memahami soal. Dari hasil 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 yang
penelitian yang dilakukan (Santoso et al, menyatakan bahwa “Proses pembelajaran
2013) menyatakan bahwa: “Masih banyak pada satuan Pendidikan diselenggarakan
siswa yang tidak mampu mengkaitkan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
masalah yang dihadapi dengan konteks menantang, memotivasi peserta didik untuk
kejadian yang ada dikehidupan nyata, tidak berpartisipasi aktif serta memberikan ruang
mampu memanfaatkan data atau informasi yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
pada soal, sehingga perencaan menuju kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
langkah berikutnya menjadi terhenti dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
kesulitan di dalam menerapkan pengetahuan didik.” Berdasarkan permasalahan tersebut,

175
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

maka harus dicari solusi dari permasalahan atau apakah prosedur dapat
yang terjadi. Sebuah solusi dimana siswa digeneralisasikan.”
dapat berperan aktif dalam proses belajar Salah satu solusi yang penulis anggap
mengajar, menggunakan kreatifitas dalam mampu mengurangi permasalahan yang
proses membangun pengetahuan dan terjadi dan dalam rangka mencapai
pemahaman mereka, sehingga pengetahuan itu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran
tidak hanya bertahan dalam jangka waktu adalah dengan melakukan inovasi pendidikan
yang sementara dan membuat siswa mampu salah satunya dengan menggunakan model-
menggali pengetahuan mereka untuk dapat model pembelajaran yang inovatif untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. merubah kebiasaan guru dan upaya untuk
Polya (dalam Ruseffendi, 1991) mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
mengemukakan bahwa: “Untuk memecahkan Salah satu upaya yang dilakukan yaitu
suatu masalah ada empat langkah yang dapat menerapkan model pembelajaran berbasis
dilakukan, yaitu: 1) memahami masalah, masalah dengan menggunakan proyek dalam
kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
ini adalah: data yang diketahui, mencari apa Pembelajaran berbasis masalah membantu
yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah untuk meningkatkan perkembangan
informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang keterampilan belajar sepanjang hayat dalam
harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan
asli dalam bentuk yang lebih operasional belajar aktif. Pembelajaran berbasis masalah
(dapat dipecahkan). 2) merencanakan berbasih proyek ini memfasilitasi
pemecahannya, kegiatan yang dapat dilakukan keberhasilan pemecahan masalah,
pada langkah ini adalah : mencoba mencari, komunikasi, kerja kelompok, dan
menemukan atau mengingat masalah yang keterampilan interpersonal dengan lebih baik
pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dibandingkan pendekatan yang lain.
dengan masalah yang akan dipecahkan, Made Wena (dalam Lestari, 2015)
mencari pola atau aturan, menyusun prosedur menyatakan bahwa: “Model project based
penyelesaian. 3) menyelesaikan masalah learning adalah model pembelajaran yang
sesuai rencana, kegiatan yang dapat dilakukan memberikan kesempatan kepada peserta didik
pada langkah ini adalah : menjalankan mengelola pembelajaran dikelas dengan
prosedur yang telah dibuat pada langkah melibatkan kerja proyek. Kerja proyek
sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. merupakan suatu bentuk kerja yang memuat
4) memeriksa kembali prosedur dan hasil tugas kompleks berdasarkan pertanyaan dan
penyelesaian, kegiatan yang dapat dilakukan permasalahan yang menantang dan menuntun
pada langkah ini adalah : menganalisis dan peserta didik merancang, memecahkan
mengevaluasi apakah prosedur yang masalah, membuat keputusan, melakukan
diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan peserta didik”. Memecahkan

176
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

masalah menggunakan proyek sebagai inti meningkatkan keterampilan proses sains,


pembelajaran. Siswa dituntut melakukan kemampuan pemevahan masalah, dan hasil
kegiatan eksplorasi, penilaian, interpestasi, belajar siswa.
sintesis dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk kegiatan hasil belajar. METODE PENELITIAN
Pembelajaran berbasis proyek merupakan Desain penelitian ini adalah eksperimen
pembelajaran yang menggunakan masalah semu (quasi eksperimen) dengan
sebagai langkah awal mengumpulkan menggunakan desain Nonequivalent Control
pengetahuan baru. Group Design. Dalam desain ini terdapat dua
Model Project Based Learning (PjBL) kelompok yang dipilih secara random
dapat meningkatkan pada kegiatan (Sugiyono, 2018), kemudian diberi pretest
pembelajaran yang dikaitkan dengan objek dan setelah perlakuan selanjutnya diberi
yang mampu untuk menggali dan postest untuk mengetahui keadaan awal
mengembangkan kemampuan akademik yang perebdaan kelompok eksperimen dan
dimiliki oleh peserta didik (Lestari et al, kelompok kontrol. Soal yang digunakan pada
2021). Oleh sebab itu melalui model ini pretest dan postest sama. Populasi dan
peserta didik diharapkan mampu membangun Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas
keaktifan dan kemampuan berpikir kritisnya IV SDN Jambelaer pada semester 2 tahun
siswa dalam belajar. Guru pun bisa pelajaran 2021/2022. yang berjumlah 42
memanfaatkan model pembelajaran Project orang. 21 orang sebagai kelompok
Based Learning ini untuk menyelesaikan eksperimen yang mendapatkan perlakuan
masalah dalam pembelajaran di kelas agar dengan menggunakan model project based
tidak monoton sehingga siswa bisa belajar learning, sedangkan 21 orang sebagai
dengan aktif dan kreatif di dalam kelas. Hasil kelompok kontrol yang mendapat perlakuan
penelitian yang dilaksanakan oleh (Roza, dengan menggunakan model konvensional.
Zulfahmi, dkk 2018) terdapat pengaruh pada Instrument yang digunakan dalam
hasil rata-rata postest kelas kontrol dan kelas penelitian ini adalah tes dan dokumentasi.
eksperimen 79,90 dan hasil pretes kelas Teknik analisis menggunakan metode statistik
kontrol dan eksperimen 72,90. Hasil uji N- dengan uji persyaratan analisis data yaitu: Uji
gain menunujkan bahwa peningkatan Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis
keterampilan berpikir kritis peserta didik dan Uji N-Gain.
mencapai 0,389 yaitu pada kriteria sedang.”
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui perbedaan peningkatan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
kemampuan berpikir kritis siswa. Begitu juga Jambelaer yang beralamat di Kp. Pasirbaru,
hasil penelitian Nasir (2023), Solong (2022), Desa Cisolok pada kelas IV, yakni kelompok
syahrul (2022) dan Hartati (2022), bahwa A sebagai kelompok eksperimen dan
model Project Based Learning dapat kelompok B sebagai kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen menggunakan model
177
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

project based learning dan kelompok kontrol pretes kelompok eksperimen dengan nilai sig
menggunakan konvensional. Data kuantitatif 0,200 sedangkan pada kelompok kontrol nilai
dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan sig 0,200 maka sig > 0,05 menunjukkan
hasil pretes dan postes pada kemampuan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
berpikir kritis. Peneliti melakukan pretes yaitu Dasar pengujian uji normalitas skor postes
dengan memberikan tes berupa tes soal esay kelompok eksperimen dan kelompok control :
yang berjumlah 15 soal tentang bangun ruang. 𝐻0 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
Selanjutnya setelah dilakukan beberapa matematika berdistribusi normal
treatmen pembelajaran, peneliti kemudian 𝐻1 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
memberikan tes untuk menilai dan mengukur matematika tidak berdistribusi normal
kembali kemampuan berpikir kritis. Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
Tujuannya untuk mengetahui apakah diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
kemampuan berpikir kritis siswa masih sama ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel
atau terdapat perbedaan peningkatan. Adapun dibawah ini merupakan hasil output dari uji
data yang diperoleh tersebut dilakukan normalitas.
pengolahan menggunakan bantuan SPSS Tabel 2. Uji Normalitas Skor Postes
versi 22. Hasil analisis data penelitian secara Eksperimen dan Kontrol
kuantitatif diuraikan sebagai berikut.
Uji Normalitas
Dasar pengujian uji normalitas skor
pretes kelompok eksperimen dan kelompok
Dari hasil uji analisis yang telah
control :
dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-
𝐻0 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
Smirnov pada sig > 0,05 dapat di peroleh skor
matematika berdistribusi normal
postes kelompok eksperimen dengan nilai sig
𝐻1 : Skor pretes dan postes mata pelajaran
0,118 sedangkan pada kelompok kontrol nilai
matematika tidak berdistribusi normal
sig 0,069 maka sig > 0,05 menunjukkan
Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0 bahwa data tersebut berdistribusi normal.
diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1 Uji Homogenitas
ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel dibawah Dasar pengambilan keputusan uji
ini merupakan hasil output dari uji normalitas. homogenitas skor pretes eksperimen dan
Tabel 1. Uji Normalitas Skor Pretes kontrol :
Eksperimen dan Kontrol
𝐻0 : Kedua kelompok populasi memiliki
varians yang homogen
𝐻1 : Kedua kelompok populasi memiliki
varians yang tidak homogen
Dari hasil uji analisis yang telah Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
dilakukan dengan pengujian Kolmogorov- diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
Smirnov pada sig > 0,05 dapat di peroleh skor ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel
178
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

dibawah ini merupakan hasil output dari uji match terhadap kemampuan
homogenitas. pemahaman matematis siswa pada mata
Tabel 3. Uji Homogenitas Skor Pretes pelajaran matematika materi tentang
Eksperimen dan Kontrol bangun datar.
𝐻1 : Terdapat perbedaan peningkatan
penggunaan model pembelajaran make
a match terhadap kemampuan
Data yang di uji homogenitas dengan
pemahaman matematis siswa pada mata
bantuan SPSS versi 22 menunjukkan nilai sig
pelajaran matematika materi tentang
0,692 > 0,05 artinya varians skor pretes kedua
bangun datar.
kelas tersebut homogen dan selanjutnya akan
Dengan kriteria pengambilan keputusan
dilakukan uji hipotesis.
yaitu apabila nilai sig > 0,05 maka 𝐻0
Dasar pengambilan keputusan uji homogenitas
diterima dan 𝐻1 ditolak. Artinya tidak
skor postes eksperimen dan control :
terdapat perbedaan pada skor pretes
𝐻0 : Kedua kelompok populasi memiliki
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
varians yang homogen
Apabila nilai sig < 0,05 maka 𝐻1 diterima dan
𝐻1 : Kedua kelompok populasi memiliki
𝐻0 ditolak artinya terdapat sebuah perbedaan
varians yang tidak homogen
antara skor pretes di kelompok eksperimen
Adapun kriteria pengujiannya yaitu 𝐻0
dan kontrol. Hasil analisis uji t dapat dilihat
diterima apabila nilai sig > 0,05 dan 𝐻1
pada tabel berikut.
ditolak apabila nilai sig < 0,05. Tabel di
Tabel 5. Skor Pretes Kelompok Eksperimen
bawah ini merupakan hasil output dari uji dan Kelompok Kontrol
normalitas.
Tabel 4. Uji Homogenitas Skor Postes
Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil dari pengujian


melalui uji independen sampel test
Data yang di uji homogenitas dengan
menunjukkan bahwa nilai sig (2tailed) 0,544
bantuan SPSS versi 22 menunjukkan nilai sig
maka dengan demikian 𝐻0 ditolak dan 𝐻1
0,780 > 0,05 artinya varians skor postes kedua
diterima, yang berarti terdapat perbedaan
kelas tersebut homogen dan selanjutnya akan
dalam skor pretes pada kelas eksperimen dan
dilakukan uji hipotesis
kontrol.
Uji Hipotesis
Dasar pengambilan keputusan skor
Dasar pengambilan keputusan skor
postes kelompok eksperimen dan kelompok
pretes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol :
kontrol :
𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan
𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan
penggunaan model pembelajaran
penggunaan model pembelajaran make a
Project based learning terhadap
179
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

kemampuan berpikir kritis siswa pada konvensional. Berdasarkan pembelajaran


mata pelajaran matematika materi yang di analisis dengan menggunakan N-
tentang bangun ruang. Gain.
𝐻1 : Terdapat perbedaan peningkatan Uji Normalitas N-Gain
penggunaan model project based 𝐻0 : Skor N-Gain berdistribusi
learning terhadap kemampuan berpikir 𝐻1 : Skor N-Gain tidak berdistribusi
kritis siswa pada mata pelajaran Kriteria pengujiannya dengan
matematika materi tentang bangun menggunakan uji Kolmogorov Semirnov
ruang. ditentukan nilai sig dengan taraf signifkansi
Dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu < 0,05 dengan kategori jika signifikansi
yaitu apabila nilai sig > 0,05 maka 𝐻0 < 0,05 maka soal tersebut tidak berdistribusi
diterima 𝐻1 ditolak artinya tidak ada normal, sedangkan jika signifikansi > 0,05
perbedaan pada skor postes kelompok maka soal tersebut berdistribusi normal. Hasil
eksperimen dan kelompok kontrol. Apabila analisis normalitas N-Gain dapat dilihat pada
nilai sig < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 tabel berikut.
diterima artinya terdapat sebuah perbedaan Tabel 7. Uji Normalitas N-Gain
antara pretes di kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil Analisis uji
independen sampel t test dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 6. Skor Postes Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil analisis uji
dan Kelompok Kontrol Kolmogorov Smirnov dapat diperoleh nilai
sig sebesar 0,200 pada kelas eksperimen dan
pada kelas kontrol diperoleh nilai 0,108,
dikarenakan nilai sig, > 0,005 maka dapat di
simpulkan bahwa H0 diterima dan H1 di
Berdasarkan hasil dari pengujian melalui tolak, sehingga dapat di simpulkan bahwa
uji independen sample t test menunjukkan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol
bahwa nilai sig (2 tailed) 0,000 maka dengan berdistribusi normal.
demikian 𝐻1 ditolak dan 𝐻0 diterima, yang Uji Homogenitas N-Gain
berarti terdapat perbedaan dalam skor postes Tabel 8. Uji Homogenitas N-Gain
pada kelas eksperimen dan kontrol.
Uji N-Gain
Uji N-Gain dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbandingan peningkatan Data yang di uji homogenitas dengan bantuan
hasil belajar antara kelompok eksperimen SPSS versi 22 menunjukan nilai sig 0,153 >
model project based learning dengan 0,05 jadi nilai postest kedua kelas tersebut
kelompok kontrol yang menggunakan model homogen.

180
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

Uji N-Gain Pemberian soal pretes ini bertujuan untuk


Tabel 9. Uji N-Gain mengukur kemampuan awal siswa sebelum
diberikan perlakuan (treatment) tentan materi
yang akan dipelajarai serta memberikan
gambaran umum tentang materi yang akan
Dari hasil statistik melalui uji dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran dalam
independent sampel test berdasarkan hasil penelitian ini dilakukan sebanyak 1 kali
analisis uji t hipotest di peroleh nilai sig (2- pertemuan di kelas dengan pemberian
tailed) 0,000 berarti nilai sig (2-tailed) 0,000 < treatment menggunakan model project based
0,05. Maka dapat di simpulkan bahwa H0 di learning. Dilakukan langkah- langkah yang
tolak dan H1 diterima artinya terdapat terdapat pada model pembelajaran project
perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis based learning sebagai berikut Menurut
siswa , antara kelas eksperimen dan kelas Abidin (2014) menyatakan : kegiatan
kontrol. pembelajaran diawali dengan Pra proyek,
Berdasarkan hasil penelitian yang tahapan ini merupakan kegiatan yang
sudah dilakukan, maka hasil analisis data dilakukan guru diluar jam pelajaran. Pada
menunjukan bahwa: “Terdapat pengaruh tahap ini guru merancang deskripsi proyek,
penggunaan model project based learning menentukan batu pijakan proyek, menyiapkan
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa media dan berbagai sumber belajar, dan
pada mata pelajaran matematika di kelas IV menyiapkan kondisi pembelajaran.
SDN Jambelaer. Dapat dijelaskan bahwa dari Fase 1: mengidentifikasi masalah,
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas pada fase ini siswa melakukan pengamatan
eksperimen dengan menggunakan model terhadap obyek tertentu. Berdasarkan
project based learning lebih berpengaruh pengamatan tersebut siswa mengidentifikasi
tinggi dibanding dengan kelas yang hanya masalah dan membuat rumusan masalah
menggunakan model pembelajaran dalam bentuk pertanyaan. Fase 2: Membuat
konvensional saja. Hal tersebut sudah jelas desain dan jadwal pelaksanaan proyek,, pada
membuktikan bahwa dengan model project tahap ini siswa secara kolaboratif baik dengan
based learning cocok digunakan dalam anggota kelompok maupun dengan guru
pembelajaran matematika sehingga dapat mulai merancang proyek yang akan mereka
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis buat, menentukan penjadwalan pekerjaan
siswa pada mata pelajaran matematika, berikut proyek, dan melakukan aktivitas persiapan
merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan lainnya. Fase 3: melaksanakan penelitian,
dalam penelitian pada kelas eksperimen dan pada tahap ini siswa melakukan kegiatan
kelas kontrol. penelitian awal sebagai model dasar bagi
Deskripsi pembelajaran kelas eksperimen produk yang akan dikembangkang.
Penelitian pada kelas eksperimen Berdasarkan kegiatan penelitian tersebut
dimulai dengan memberikan soal pretes. dengan teknik analisis data yang relevan

181
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

dengan penelitian yang dilakukan. Fase 4 : bentuk lembar kerja siswa untuk mengukur
menyusun draf produk, pada tahap ini siswa kemampuan pemahaman siswa terhadap
mulai membuat produk awal sebgaia rencana materi yang dipelajari. Pada pertemuan
dan hasil penelitian yang dilakukannya. Fase 5 terakhir siswa kelas kontrol diberikan soal
: mengukur, menilai, dan memperbaiki postes, pemberian soal postes ini sesuai
produk, pada tahap ini siswa melihat kembali dengan materi yang telah dipelajari. Postes ini
produk awal yang mereka buat, mencari bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir
kelemahan, dan memperbaiki produk yang siswa selama proses pembelajaran.
telah dibuat. Dalam praktiknya, kegiatan Deskripsi analisis kemampuan berpikir
mengukur dan menilai produk dapat dilakukan kritis siswa kelas eksperimen dan siswa
kelas kontrol
dengan meminta pendapat atau kritik dari Menurut Jhon Dewey merupakan
anggota kelompok lain ataupun dari guru. proses yang persisten (terus menerus)
Fase 6 : yaitu finalisasi dan publikasi produk. Berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa
Pada tahap ini siswa melakukan finalisasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
produk. Setelah diyakini sesuai dengan bahwa dari nilai rata-rata yang diperoleh pada
harapan, produk dipublikasikan. Terakhir saat pretes kelas eksperimen dan pretes pada
Pascaproyek, pada tahap ini guru menilai, kelas kontrol ada perbedaan (29,76 untuk
memberikan penguatan, masukan, dan saran kelas eksperimen 31,90 untuk kelas kontrol)
perbaikan atas produk yang telah dihasilkan berdasarkan hasil uji t terhadap tes awal
siswa. untuk kedua kelas tidak ada perbedaan yang
Deskripsi pembelajaran kelas kontrol terlalu signifikan. Hal ini berarti kemampuan
Penelitian pada kelas kontrol dimulai awal siswa kelas eksperimen dan kelas
dengan memberikan soal pretes. Pemberian kontrol sebelum diberikan perlakuan adalah
soal pretes dilakukan untuk mengukur sama. Kondisi yang relatif sama pada kelas
kemampuan awal siswa tentang materi yang eksperimen maupun kelas kontrol
akan dipelajari dan memberikan gambaran dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya
umum tentang materi yang akan dipelajari kurikulum, tempat pembelajaran yang sama
serta menyampaikan tujuan pembelajaran. dan sumber belajar yang sama. Faktor lain
Penelitian dilanjutkan dengan pemberian yang mempengaruhi kemampuan berpikir
materi pada kelas kontrol dengan kritis kedua kelas adalah siswa belum terbiasa
menggunakan pembelajaran model diadakanya pretes. Oleh karena itu, sebagian
konvensional. Dalam kelas ini peneliti siswa belum ada yang belajar terlebih dahulu
menyampaikan materi yang sama seperti pada mengenai materi yang digunakan.
kelas eksperimen namun dengan perlakuan Berdasarkan hasil kemampuan awal
yang berbeda. Pada pembelajaran di kelas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
kontrol peneliti hanya menyampaikan materi yang relatif sama, maka pengujian hipotesis
pelajaran kemudian setelah pembahasan dilanjutkan pada tes akhir atau postes. Dari
selesai siswa diberikan soal latihan dalam hasil postes dapat diperoleh nilai rata-rata

182
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

yang berbeda anatara kelas eksperimen dan based learning menurut Aris Shoimin
kelas kontrol. Kelas eksperimen diperoleh (2014:132) adalah Siswa didorong untuk
nilai rata-rata sebesar 61,42 sedangkan nilai memiliki kemampuan memecahkan masalah
rata-rata kelas kontrol sebesar 40,23 dalam situasi nyata; Siswa memiliki
berdasarkan uji t terhadap tes akhir untuk kemampuan untuk membangun
kedua kelas diperoleh hasil bahwa terdapat pengetahuannya sendiri melakukan aktivitas
perbedaan skor rata-rata postes kemampuan belajar; Pembelajaran berfokus pada masalah
berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen sehingga materi yang tidak ada hubungannya
dan kelas kontrol. Adapun adanya pengaruh tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini
penggunaan model project based learning mengurangi beban siswa dengan menghafal
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa atau menyimpan informasi; Terjadi aktivitas
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok;
disebabkan ketika proses pembelajaran di Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber
kelas eksperimen sangat terlihat adanya pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet,
semangat dalam pembelajaran sehingga wawancara dan observasi; Siswa memiliki
aktivitas siswa terlihat sangat aktif dan kemampuan menilai kemajuan belajarnya
bergairah. Selain itu juga adanya perbedaan sendiri; Siswa memiliki kemampuan dalam
peningkatan antara peningkatan kelas melakukan komunikasi ilmiah dalam keiatan
eksperimen dan kelas kontrol dapat diskusi atau presentasi hasil pekerjaan
disebabkan dari faktor internal berupa mereka; Kesulitan belajar siswa secara
fisiologis dan psikologis. Dimana ketika individual dapat diatasi melalui kerja
pembelajaran meningkatnya perhatian, minat, kelompok dalam bentuk peer teaching.
dan motivasi yang menyebabkan siswa Dengan demikian terbukti bahwa model
menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran project based learning
pembelajaran, faktor lain yang mempengaruhi berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
kurang meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SDN Jambelaer. Oleh
kritis siswa kelas eksperimen dan kelas karena itu, model project based learning ini
kontrol yaitu dalam penggunaan pembelajaran dapat dijadikan alternative pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran yang dalam peningkatan mutu pendidikan
sudah biasa diberikan kepada siswa sehingga khususnya dalam mata pelajaran matematika
dengan demikian kebiasaan seperti itu
membuat siswa merasa bosan, jenuh dan KESIMPULAN
monoton, sehingga ketika diberikan model Berdasarkan hasil penelitian dari
pembelajaran project based learning yang analisis data bahwa dilihat dari hasil tes awal
disampaikan menimbulkan perhatian, (pretes) nilai rata-rata siswa kelas eksperimen
semangat dan minat yang besar untuk belajar. dan kelas kontrol hampir sama yaitu didapat
Hal ini membuktikan bahwa signifikansi (2-tailed) sebesar 0,200 < 0,05
keunggulan dari model pembelajaran project yang berarti H0 ditolah dan H1 diterima.

183
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

Sehingga untuk tes awal (pretes) terdapat Hartati, H., Azmin, N., Nasir, M., & Andang,
perbedaan secara signifikansi. Setelah A. (2022). Keterampilan Proses Sains
Siswa melalui Model Pembelajaran
dilakukantes awal kemudian masing-masing Problem Based Learning (PBL) pada
kelas diberikan perlakuan (treatment) yang Materi Biologi. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
berbeda. Kelas eksperimen diberikan Pendidikan, 5(12), 5795-5799.
Lestari, T. (2015). Peningkatan Hasil Belajar
perlakuan dengan menggunakan model
Kompetensi Dasar contoh-contoh
pembelajaran project based learning Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran
sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan Project Based Learning dan Metode
dengan menggunakan pembelajaran Pembelajaran Demonstrasi Bagi Peserta
Didik Kelas XI Multimedia SMK
konvensional. Berdasarkan hasil belajar dari Muhammadiyah Wonosari. Skripsi. FT,
tes akhir (postes) untuk kelas eksperimen dan Pendidikan Teknik Informatika,
kelas kontrol terdapat perbedaan yang Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
signifikan. Hasil tersebut terlihat dari rata-rata Lestari, L., Nasir, M., & Jayanti, M. I. (2021).
perolehan uji hipotesis nilai signifikansi (2- Pengaruh Model Project Based
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 berarti H1 Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas
diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat
VIII SMP Negeri 2 Sanggar. JISIP
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor (Jurnal Ilmu Sosial dan
postes hasil belajar siswa pada kedua kelas. Pendidikan), 5(4).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nasir, M., Fahruddin, F., Haljannah, M., &
Nehru, N. (2023). Implementasi Model
terdapat pengaruh penggunaan model Pembelajaran Problem Based Learning
pembelajaran project based learning terhadap untuk Meningkatkan Keterampilan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di Proses Sains Siswa SMAN 5 Kota
Bima. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu
SDN Jambelaer. Pendidikan, 6(1), 289-296.
Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar
UCAPAN TERIMAKASIH Matematika Modern dan Masa Kini
Ucapan terimakasih penulis sampaikan untuk Guru Seri Kelima. Bandung:
kepada semua pihak yang telah mendukung Tarsito.
Zulfahmi, H. B., & Suriyanti, T. A. (2019).
dan ikut membantu kesuksesan dalam Penerapan Model Project Based
penelitian ini, Kepala Sekolah, guru, siswa Learning Terhadap Kemampuan
dan seluruh staff SDN Jambelaer. Berpikir Kritis Peserta Didik di Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah. Tarbiyah Al-
Awlad: Jurnal Kependidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Dasar, 9(2), 119-129.
Abidin, Y. (2014). Desain sistem Santosa, N., & Sukestiyarno, S. (2013).
pembelajaran dalam konteks kurikulum Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
2013. Refika Aditama. Pembelajaran Matematika Dengan
Hamzah, A. (2021). Penelitian Berbasis Strategi Master Dan Penerapan
Proyek Metode Kuantitatif, Kualitatif Scaffolding. Unnes Journal of
dan R & D Kajian Teoritik & Contoh- Mathematics Education Research, 2(2).
contoh Penerapannya. CV Literasi Shoimin, A. (2021). 68 model pembelajaran
Nusantara Abadi. inovatif dalam kurikulum 2013.

184
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2. No. 3 Juli 2023
https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005

Syahrul, S., Nasir, M., & Nurfathurrahmah, N.


(2022). Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1
Lambitu. Oryza: Jurnal Pendidikan
Biologi, 11(2), 54-58.
Solong, A., Nasir, M., & Ferawati, F. (2022).
Pengaruh Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran
2022/2023. JUPENJI: Jurnal Pendidikan
Jompa Indonesia, 1(3), 12-17.
Sugiyono. (2017). Metode Peneitian.
Bandung: Alfabeta

185

Anda mungkin juga menyukai