PENDAHULUAN
(life skills). Untuk dapat bertahan hidup, setiap manusia harus dibekali dengan
masalah yang terjadi dalam kehidupannya di lingkungan sosial. Maka dari itu,
keterampilan seperti itu penting untuk ddidalami oleh siswa disetiap pelajaran
20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah pendidikan yang dapat
Indonesia seutuhnya adalah manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab, berakhlak mulia, memiliki
yang dewasa dan mandiri serta bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial.
formal.
1
Nurkamilah et al. (2018) maka dalam mempelajari kemampuan dalam
atas, sikap teliti, aktif serta cekatan, sikap yang pasti seta transparan dalam
rasa ingin tahu siswa yang lebih mendalam dan senang belajar matematika harus
merasa kurang menarik dalam belajar, kemudian yang parahnya siswa dihadapkan
pada tugas-tugas yang sangat sulit dan harus membutuhkan keterampilan berpikir
kritis yang membuat siswa bosan dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
mengerjakan soal yang berbeda, pertanyaan di dalam kelas pada saat sedang
Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah pemikiran logis dan reflektif yang
fokus memutuskan sesuatu yang akan dilakukannya (Permana & Setyawan, 2019)
kemampuan kognitif (Priyadi et al., 2018), yang menunjang peserta ini untuk
kritis, peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara logis, sistematis, dan
terukur.
2
Keterampilan berpikir kritis harus dapat dikuasai peserta didik, karena
2019). Berpikir kritis adalah suatu usaha aktif mengelola informasi dengan
bahwa pentingnya keterampilan berpikir kritis bagi peserta didik yaitu untuk
beda bergantung dari model pembelajaran apa yang digunakan dan kemampuan
pembelajaran aktif.
sejak sekolah dasar sampai sekolah menegah. Matematika adalah salah satu mata
pelajaran yang ikut serta dalam mencerdaskan generasi bangsa agar mampu
temukan baik sadar ataupun tidak sadar. Matematika juga membantu siswa
merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Materi matematika dipahami
melalui berfikir kritis, dan berfikir kritis dilatih melalui pembelajaran matematika.
3
Akan tetapi, tidak heran lagi jika matematika menjadi mata pelajaran yang
masih dianggap sulit dipahami para siswa. Siswa cenderung menghindar bahkan
takut untuk belajar matematika, sehingga dapat mengurangi prestasi siswa dalam
dalam dunia pendidikan dan sangat banyak kaitannya dalam kehidupan sehari-
hari, namun matematika masih saja dianggap sebagai momok yang menakutkan
bagi siswa. Siswa cenderung takut dan merasa kesulitan dalam belajar
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang diminati. Anggapan
tersebut muncul karena siswa kesulitan dan kurang gigih mengerjakan soal
matematis siswa. Semakin tinggi disposisi matematis siswa, maka siswa lebih
percaya diri dan antusias dalam belajar matematika serta gigih untuk
4
Hasil wawancara dan observasi dengan guru matematika di sekolah SMK
Negeri 4 Kota yaitu Ibu Iqramina diperoleh bahwa pada saat proses pembelajaran,
siswa sering meminta guru untuk memberikan contoh-contoh soal. Jika soal yang
diberikan guru sama dengan contoh soal sebelumnya, siswa percaya diri
jawaban siswa lain yang salah. Namun, jika siswa diberi soal yang sedikit berbeda
untuk membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
matematis siswa masih tergolong rendah, karena siswa kurang minat dalam
menerima materi yang diajarkan guru tanpa mempelajari atau memikirkan ulang
apa yang telah disampaikan. Siswa cenderung fokus pada penjelasan guru saja
tanpa ada inisiatif bertanya, jadi saat guru memberikan soal siswa menjawab soal
adanya interaksi yang kurang baik karena minimnya keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif karena peserta didik hanya
menulis dan mendengarkan saja saat materi diberikan. Sehingga peserta didik sulit
5
untuk memahami konsep yang diberikan oleh guru. Apalagi dalam pelajaran
Matematika, Matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Oleh karena mereka
mendengarkan dari guru saja, peserta didik tidak menemukan langsung manfaat
dari pembelajaran yang dialaminya. Pada situasi ini, tentunya kita sebagai tenaga
upaya untuk mencari solusi permasalahan ini. Untuk itu dibutuhkan model
disposisi matematis pada peserta didik, namun tetap fokus pada konsep-konsep
materi. Model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning
mana memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk merancang dan membuat
suatu proyek dari materi pembelajaran (Nugroho et al., 2019). Model ini sering
dipilih oleh guru karena kelebihannya selain memberi kesan mandiri kepada
peserta didik, juga fokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara
pengetahuan esensial dari pelajaran lain (Suharini & Handoyo, 2020). Selain
6
pembelajaran yang berkesan dan pencapaian aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang maksimal, maka model ini merupakan salah satu rekomendasi
bagi siswa.
kemampuan berpikir kritis siswa dan penyelesaian masalah terhadap siswa kelas
X MIPA SMKN 4 Medan di materi Fungsi Eksponen. Hasil penilaian siswa yang
kritis dan kemampuan penyelesaian masalah matematis siswa sangat rendah pada
materi Fungsi Eksponen, terbukti pada saat diberikan soal mengenai fungsi eksponen
baik berupa soal kontekstual maupun tidak mengenai fungsi eksponen, siswa belum mampu
berpikir kritis dan siswa masih mengalami kesulitan mengelola dan memanfaatkan informasi
yang diketahui sehingga berakibat kesulitan dalam penyelesaian masalah. Dari hasil tes, 5
soal cerita yang diberikan berkaitan dengan materi Fungsi Eksponen, didapatkan
nilai rata – rata sebesar 58,5 dari 36 siswa di dalam satu kelas yang mengikuti
tes. Selain observasi didapatkan pula hasil wawancara dengan guru mata pelajaran
dalam bentuk grafik masih rendah. Hal ini diduga berkaitan dengan kemampuan
siswa berpikir kritis dalam menggunakan dan mengelola informasi antara yang
7
1. Siswa belum
mampu
menganalisis soal
2. Siswa belum
mampu
menghubungkan
dan
mengembangkan
konsep fungsi
eksponen untuk
menyelesaikan
masalah.
3. Siswa belum
mampu
menggunakan
Gambar 1. Hasil Jawaban Siswa
Beberapa fakta yang sudah dikemukakan di atas, maka dari itu peneliti
memandang perlu untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai pengaruh Project
Based Learning dan Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis
8
Medan masih tergolong rendah.
keterampilan berpikir kritis dan disposisi matematis pada siswa, namun tetap
1. Aspek yang diteliti yaitu kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis
siswa;
2. Model pembelajaran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu Project Based
Medan?
9
2. Apakah penggunaan model Project Based Learning berpengaruh secara
Medan?
adalah.
berikut.
10
kemampuan berpikir kritis siswa dan disposisi matematis siswa pada Fungsi
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam menentukan
11