Anda di halaman 1dari 10

BABI

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Matematikamerupakansuatuilmudasaryangmemegangperananpenting
dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar matematika, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar siswa menurun. Mengingat begitu pentingnya matematika, maka
prosespembelajaranmatematikaperlumendapatkanperhatianyangkhusus.

Proses pembelajaran matematika pada siswa merupakan sarana berpikir


untukmenumbuhkembangkancaraberpikirlogis,sistematisdankritis.Polapikir
dan pemahaman matematika yang dimiliki siswa juga merupakan tujuan dari
proses belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
yang bersifat formal diungkap oleh Soedjadi, bahwa dalam pembelajaran
matematikaperludiperhatikantujuanyangbersifatformaldantujuanyangbersifat
material. Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada penataan nalar
dan pembentukan kepribadian siswa.1 Sedangkan tujuan yang bersifat material
lebih menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan

R. Soedjadi, Matematika Sekolah untuk Masa Depan Termuat dalam KiatKiat Pendidikan
Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal PendidikanTinggi, Departemen Pendidikan
Nasional,2000),h.163.

matematika. Untuk itu dalam proses belajar mengajar di sekolah juga harus
menekankan tujuan formal sebagai salah satu usaha meningkatkan hasil belajar
matematikasiswayangcenderungmenurun.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah masih


dilaksanakannya pembelajaran yang berpusat pada guru dan tidak melibatkan
siswa secara langsung. Komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran disekolah
pada umumnya hanya satu arah yaitu oleh guru ke siswa. Hal ini menyebabkan
pembelajaranmenjadipasif.Selainitu,pengetahuanyangdiperoleh tidaktertanam
kuat pada diri siswa (cepat terlupakan) dan menyebabkan siswa menjadi belajar
menghafal (rote learning), sehingga mengakibatkan mereka tidak mengerti atau
fahamdenganmateriyangdiajarkan.Olehkarenaitu,gurudalammengajartidak
hanya menuangkan sejumlah informasi kepada siswa, tetapi mengusahakan
bagaimana agar siswa memahami konsepkonsep, mengajak siswa ikut berperan
aktifdalamprosesbelajarmengajardandapatberpikirsecaramandiri.

Belajarmemecahkanmasalahmerupakanhalyangamatpentingbagisiswa
untuk belajar secara aktif dan berpikir mandiri, karena dengan memecahkan
masalahsiswadapatmengembangkankemampuansekaligus melatih siswauntuk
mampumengintegrasikankonsepkonsep,teoremateoremadanketerampilanyang
dimilikinya. Hal itu sesuai dengan yang diungkap Suryadi dalam Sugiarti

mengemukakan dalam surveinya, bahwa pemecahan masalah matematika yang


dianggappentingbaikolehgurumaupunsiswa.2
Keberhasilansiswauntukmemecahkanmasalahdalambelajarmatematika
disekolahdipengaruhibeberapafaktor,baikdaridirisiswasendiriataudariluar.
Faktordaridiri siswadiantaranyaadalahsikap, intelektualdangayabelajar yang
dimilikisiswa.
Untuk itu sebaiknya guru harus tahu bagaimana tipe berpikir dari siswa,
sehingga guru akan mengetahui penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan
masalahmatematika,kesulitansiswadanbagianyangtidakdipahamiolehsiswa.
Dalam berpikirterdapatlangkahlangkahproseskognitif yang melibatkan ideide
untuk menghasilkan pemecahan masalah yaitu pemebentukan pengertian,
pembentukan pandapat, pembentukan keputusan, dan pembentukan kesimpulan.3
Selain tipe berpikir siswa, guru juga harus mengetahui gaya belajar siswa yang
berbedabeda.

Olehkarenaitupenelitiberanggapanbahwaseoranggurumetematikayang
baik harus mengerti tentang gaya belajar siswanya. Karena setiap individu
memiliki gaya belajar yang berbedabeda. Kesesuaian gaya mengajar dan gaya
belajarakanmempertinggiefektifitasbelajar.Gayabelajarmerupakancarasiswa

InukeSugiarti,MengidentifikasiGayaKognitifSiswaDalamMemecahkanMasalahMatematika
DenganMenggunakanPemecahanMasalahPolya, TesisSarjanaPendidikan,(Surabaya:
PerpustakaanPascasarjanaUNESA,2008)h.2 t.d.
3
AhmadHatip,TipeberpikirsiswaSMPdalammenyelesaikansoalsoalfaktorisasialjabarditinjau
dariperbedaankemampuanmatematikadanperbedaangender.(TesisUnesa,2008)t.d.h.29

yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan
pengolaha informasi, sikap terhadap informasi, mengingat, dan memecahkan
masalah.Gayabelajardapatdibedakanyaknigayabelajartipefielddependentdan
gayabelajartipefieldindependent.4 Gayabelajarfielddependentyaknigayayang
dimiliki siswa dimana siswa dengan gaya belajar ini menerima sesuatu secara
global dan mengalami kesulitan dalam memisahkan diri dari keadaan sekitarnya.
Sedangkan gaya belajar field independent kebalikan dari gaya belajar field
dependent gaya field independent adalah gaya yang dimiliki siswa dimana siswa
cenderung menyatakan suatu gambaran lepas dari latar belakang gambaran
tersebut,sertamampumembedakanobjekobjekdarikontekssekitarnya.
Meskipun ada dua macam gaya belajar siswa, namun hal ini tidak dapat
dikatakan bahwasannya siswa field dependent lebih baik dari siswa field
independentatausebaliknyakarenamasingmasingsiswadalamtipegayabelajar
apapunmemilikikelebihandankekurangannyasendirisendiridalambidangnya.
Siswa yang memiliki gaya belajar field dependent lebih kuat mengingat
informasiinformasi sosial seperti percakapan atau intraksi antara pribadi.
Berbeda dengan siswa yang memiliki gaya belajar field independent, siswa ini
lebihmudahmenguraihalhalkompleksdanlebihmudahmemecahkanmasalah.
Dalammembedakangayabelajarsiswafielddependentdanfieldindependentitu
menggunakanperspektifbangunbangungeometri.

Dr.HamzahB.Uno,M.Pd,OrientasiBarudalamPsikologiPembelajaran(Jakarta:PT.Bumi
Aksara,2006), hal.185187

Oleh karena itu pada penelitian ini dipilih materi tentang kesebangunan,
kesebangunanmerupakansalahsatumaterigeometri.MenurutSusanah,geometri
merupakanpelajaran yang mengunakanpenalardeduktif,disamping itupelajaran
geometri sangat berharga karena luasnya aplikasi dalam kehidupan seharihari.5
Halinidapatdilihatdalamkenyataanbahwabentukbangundatarseringdijumpai
dalam kehidupan sehaihari sehingga memudahkan siswa untuk menjelaskan dan
menyelesaikan soalsoal yang berkaitan dengan materi tersebut. Pada materi
kesebangunan, guru bisa mengetahui apakah siswa memahami atau tidak tentang
materiyangberkaitandengankesebangunan.Sepertimateriyangsudahdipelajari
yaitu tentang bangun datar, sudut, garis, kesejajaran, perbandingan dan lainnya.
Selain hal itu, dalam materi kesebangunan dapat digunakan untuk melihat
kemampuan analitis siswa dalam mengamati bentuk bangunbangun datar,
sehingga terlihat perbedaan antara siswa field dependent dan siswa field
independent.
Dariperbedaangayabelajaryangadapadadirisiswa,penelititermotivasi
dantertarikuntukmengungkaptipeberpikirsiswadalammenyelesaikansoaldari
masingmasing siswa field dependent dan siswa field independent. Berdasarkan
latarbelakangdiataspenelititetarikuntuk mengadakanpenelitian yang berjudul
Tipe Berpikir Siswa Field Dependent dan Field Independent Dalam
MenyelesaikanSoal Kesebangunan DiKelasIXMTsNKrian.

SusanahdanHartono,Geometri,(Surabaya:UnesaUniversityPress,2008),hal.1

B. PertanyaanPenelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian


iniadalah:

1. Bagaimana tipe berpikir siswa field dependent dalam menyelesaikan soal


kesebangunandikelasIXMTsNKrian?
2. Bagaimana tipe berpikir siswa field independent dalam menyelesaikan soal
kesebangunandikelasIXMTsNKrian?
3. Bagaimanaperbedaantipeberpikirsiswafielddependentdanfieldindependent
dalammenyelesaikansoal kesebangunandikelasIXMTsNKrian?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang ada di atas, maka penelitian ini


mempunyaitujuansebagaiberikut:

1. Untuk mendeskripsikan tipe berpikir siswa field dependent dalam


menyelesaikansoal kesebangunandikelasIXMTsNKrian.
2. Untuk mendeskripsikan tipe berpikir siswa field independent dalam
menyelesaikansoal kesebangunandikelasIXMTsNKrian.

3. Untukmendeskripsikanperbedaantipeberpikirsiswafielddependentdanfield
independentdalammenyelesaikansoal kesebangunandikelasIXMTsNKrian.

D. ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi semua kalangan yang
berkecimpungdalamduniapendidikan,antaralainadalah:
1. BagiGuru
a. Sebagai bahan masukan yang berharga dalam merencanakan upaya
memperbaikipembalajarandisekolah.
b. Sebagaiinformasibagigurutentangtipeberpikirsiswadengangayabelajar
fielddependentdan fieldindependentdalamprosesbelajarmengajar.
2. BagiPeneliti
Mendapatkanpengalamanempirisdalambidangpenelitiandanpenulisanyang
bersifatilmiahsertasebagaibekalyangberhargadimasapengabdian.

E.DefinisiOperasional

Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda, peneliti perlu untuk


mendefinisikanbeberapahal,antaralainsebagaiberikut:
1. Berpikir adalah suatu aktifitas mental yang menggunakan akal untuk
mempertimbangkan, memecahkan masalah, memutuskan, memakai sesuatu,
danpencarianjawabandalammendapatkansuatumakna.

2. Macammacam tipeberpikirdalampenelitianiniadalah:6
a. Tipeberpikirkonseptual
Yaitu tipe berpikir siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dengan
menggunakankonsepkonsepyangtelahdipelajari.
b. Tipeberpikirsemikonseptual
Yaitu tipe berpikir siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dengan
menggunakankonsepkonsepyangtelahdipelajari,namuntidaksepenuhnya
lengkap.
c. Tipeberpikirkomputasional
Yaitu tipe berpikir siswa dalam memecahkan suatu permasalahan tanpa
menggunakankonsepkonsepyangtelahdipelajari.
3. Suatukesesuaianantarduapoligon, jikasudutsudutbersesuaiannyakongruen
dan sisisisi bersesuaiannya sebanding, maka kesesuaian itu yang disebut
kesebangunandanduapoligonitusebangun.
6

LisaAmalia,Tipeberpikir siswakelaslimadalammenyelesaikansoalceritapadapokok bahasan


pecahandisekolahdasarnegerijemurwonosariI.SkripsiSarjanaPendidikan,(Surabaya:
PerpustakaanIAIN,2009),h.8.t.d.

4. SiswaFieldDependentadalahsiswayangmenerimasesuatusecaraglobaldan
mengalamikesulitandalammemisahkandiridarikeadaansekitarnya.
5. Siswa Field Indepandent adalah siswa yang cenderung menyatakan sesuatu
gambaran yang lepas dari latar belakang gambaran tersebut dan mampu
membedakanobyekobyekdarikontekssekitarnya.

F. AsumsidanBatasanPenelitian
Peneliti memerlukan asumsi sebagai salah satu syarat bagi berlakunya
keakuratandatadankesimpulanyangdiambil.Asumsidalampenelitianiniadalah
siswa mengerjakan tes pada materi kesebangunan dengan sungguhsungguh dan
hasilnya mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Hal ini
dikarenakanselamatesberlangsung,siswatidak diperbolehkan bekerjasamadan
dilakukanpengawasan.
Untuk menghindari kesalah fahaman dalam penelitian ini, maka peneliti
perlu memberikan batasan masalah dalam penelitian ini adalah lembar tugas
pengajuan soalyangdiberikanhanyaterbataspadamateri kesebangunan.

G. SistematikaPembahasan
Secara garis besar skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi terdiri atas halaman

10

judul, lembar prsetujuan, lembar pengesahan, motto, persembahan, kata


pengantar,daftarisi,sertadaftar tabeldangambar.
Adapunbagianintiskripsiterdiridarienambabyaitu:
BAB I : PENDAHULUAN yang berisi alasan pemilihan judul, permasalahan,
tujuan, manfaat penelitian, definisi operasional serta sistematika
pembahasan.
BAB II : KAJIAN TEORI yang membahas tentang kajian beberapa hal yang
berkaitandenganmasalahpenelitiandanpenyusunanskripsiini,yaitu
karakteristikmatematika,teoriperkembangankognitifPiaget,berpikir,
gayabelajarfielddependentdan fieldindependent, dankesebangunan.
BABIII :METODE PENELITIAN yang membahas tentang jenis penelitian,
subjekpenelitian,instrumenpenelitian,tehnikpengumpulandata,dan
tehnikanalisisdata.
BABIV: HASILDANANALISISDATAPENELITIANberisitentangpaparan
datahasilpenelitiandananalisisdatayangtelahdiperoleh.
BABV : PEMBAHASAN PENELITIAN berisi tentang hasilpembahasandan
diskusipeneliti.
BABVI :PENUTUP berisi tentang simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi
berisidaftarpustakadanlampiran.

Anda mungkin juga menyukai