Anda di halaman 1dari 18

TUGAS:

Sesuaikan tulisan bapak/ibu dengan template jurnal dibawah ini. Isi


perkomponen tidak perlu lengkap yang penting dapat mewakili
penulisan perkomponen artikel.

Mohon untuk dapat menuliskan refleksi pengerjaan tugas ini pada kotak berikut!
Kesulitan atau kendala apa yang dihadapi pada tugas workshop
publikasi ilmiah dan karya inovasi :

Saya terkendala dengan waktu, karena begitu sibuknya di sekolah


menyiapkan kegiatan ujian sekolah bagi siswa, dan banyaknya tugas
– tugas yang mendadak yang harus saya selesaikan sendiri. Seperti
misalnya pelaporan Barang Milik Daerah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS ENAM
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GALUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

I Gede Bayu Indrawan

iindrawan82@guru.sd.belajar.id

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Galungan di Kelas VI yang
kemampuan siswanya untuk materi Matematika cukup rendah. Tujuan penulisan
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis
datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.
Setelah melaksanakan penelitian selama dua siklus terdapat peningkatan hasil
belajar siswa. Sesuai dengan hasil observasi pra siklus hasil belajar siswa masih
tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dari rata–rata kelas 55,48 dan ketuntasan
belajar siswa 30,30%. Sedangkan pada siklus I maka rata–rata kelas menjadi
66,24 dan ketuntasan belajar siswa 54,55%. Dan pada siklus II maka rata - rata
kelas 70,06 dan ketuntasan belajar siswa 78,79%. Kesimpulan yang dapat
disampaikan berdasarkan semua hasil analisis data yang telah dilakukan adalah
upaya menjawab apa yang tertuang pada rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis tindakan dan semua hasil pembahasan. Penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
VI semester I Sekolah Dasar Negeri 1 Galungan tahun pelajaran 2022 / 2023.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Model Problem Based Learning,
Hasil Belajar

PENDAHULUAN adalah sebagai suatu bidang kajian


Latar Belakang Masalah untuk mempersiapkan siswa mampu
Pembelajaran di kelas akan sangat merefleksikan pengalamannya sendiri
efektif apabila guru melaksanakannya dan pengalaman orang lain,
dengan memahami peran, fungsi dan mengungkapkan gagasan-gagasan dan
kegunaan mata pelajaran yang perasaan serta memahami beragam
diajarnya. Di samping pemahaman nuansa makna, sedang kegunaannya
akan hal-hal tersebut keefektipan itu adalah untuk membantu siswa
juga ditentukan oleh kemampuan guru mengenal dirinya, budayanya, budaya
untuk merubah model pengajaran orang lain, mengemukakan gagasan
menjadi model pembelajaran sesuai dan perasaan, berpartisipasi dalam
yang diharapkan oleh Permen No. 41 masyarakat, membuat keputusan yang
tahun 2007 tentang Standar Proses. bertanggung jawab pada tingkat
Peran mata pelajaran matematika pribadi, sosial, menemukan serta
adalah untuk pengembangan menggunakan kemampuan analitic dan
intelektual, sosial dan emosional siswa imajinatif yang ada dalam dirinya. Di
serta berperan sebagai kunci penentu samping mengetahui peran, fungsi dan
menuju keberhasilan dalam kegunaan matematika, sebagai seorang
mempelajari suatu bidang tertentu. guru juga diperlukan untuk mampu
Fungsi mata pelajaran matematika menerapkan beberapa metode ajar
sehingga paradigma pengajaran dapat Model-model pembelajaran juga
dirubah menjadi paradigma merupakan hal yang sangat penting
pembelajaran sebagai tuntutan dalam penerapannya di lapangan,
peraturan yang disampaikan seperti model Problem Based Learning
pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 yang dijadikan objek penelitian sebagai
tentang Standar Proses, Permen No. 16 upaya untuk memajukan suatu bidang
tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi tertentu. Model sangat berkaitan
Guru). dengan teori. Model merupakan suatu
Kejadian yang sering terjadi di analog konseptual yang digunakan
lapangan yang terjadi selama proses untuk menyarankan bagaimana
pembelajaran yang dilakukan selama meneruskan penelitian empiris
ini yang menyebabkan rendahnya sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi
prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya model merupakan suatu struktur
disebabkan oleh faktor luar seperti konseptual yang telah berhasil
kesibukan guru, keadaan rumah tangga, dikembangkan dalam suatu bidang dan
lingkungan dan lain-lain. Kelemahan- sekarang diterapkan, terutama untuk
kelemahan yang ada tentu banyak pula membimbing penelitian dan berpikir
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dalam bidang lain, biasanya dalam
guru itu sendiri seperti kemauan bidang yang belum begitu berkembang
menyiapkan bahan yang lebih baik, (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar,
kemauan guru itu sendiri untuk 1989: 5).
menerapkan metode-metode ajar yang Cuplikan di atas menunjukkan
telah didapat di bangku kuliah. Selain betapa pentingnya model untuk
itu guru juga kurang mampu untuk diterapkan dalam mencapai suatu
dapat mengembangkan keterampilan keberhasilan, begitu pula terhadap
mengajar yang dapat menarik perhatian kegunaan model - model pembelajaran.
siswa dan merangsang siswa untuk Sebelum ada model, dikembangkan
belajar. Keterampilan yang mesti terlebih dahulu teori yang mendasari
dikuasai guru dalam melaksanakan model tersebut, sehingga boleh
pembelajaran ada 7, yaitu: 1) dikatakan bahwa teori lebih luas
keterampilan bertanya, 2) keterampilan daripada model. Model - model, baik
memberi penguatan, 3) keterampilan model fisika, model - model komputer,
mengadakan variasi, 4) keterampilan model - model matematika, semua
menjelaskan, 5) keterampilan mempunyai sifat “jika – maka”, dan
membuka dan menutup pelajaran, 6) model - model ini terkait sekali pada
keterampilan membimbing diskusi, 7) teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna
keterampilan mengelola kelas. Wilis Dahar, 1989: 5).
Keterampilan - keterampilan ini Semua uraian di atas menunjukkan
berhubung dengan kemampuan guru hal - hal yang perlu dalam upaya
untuk menguasai dasar-dasar meningkatkan keseuaian pembelajaran
pengetahuan yang berhubungan dengan Problem Based Learning yang akan
persiapan dan pelaksanaan proses dilakukan dan prestasi belajar siswa
pembelajaran yang akan memberikan seperti penguasaan metode - metode
dukungan terhadap cara berpikir siswa ajar; penguasaan model - model
yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah pembelajaran; penguasaan teori - teori
yang menunjukkan profesionalisme belajar; penguasaan teknik - teknik
guru (I G. A. K. Wardani dan Siti tertentu; penguasaan peran, fungsi serta
Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30). kegunaan mata pelajaran. Apabila betul
- betul guru menguasai dan mengerti Apakah model pembelajaran Problem
tentang hal-hal tersebut dapat diyakini Based Learning dapat meningkatkan
bahwa prestasi belajar peserta didik hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
pada mata pelajaran matematika tidak 1 Galungan.
akan rendah. Namun kenyataannya
hasil belajar siswa kelas VI di semester Tujuan Penelitian
ganjil tahun ajaran 2022 / 2023 baru Berdasarkan rumusan masalah yang
mencapai nilai rata – rata 69. telah disampaikan, maka tujuan
Melihat kesenjangan antara harapan penelitian ini adalah :
- harapan yang telah disampaikan Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil
dengan kenyataan lapangan sangat jauh belajar siswa setelah diterapkan model
berbeda, dalam upaya memperbaiki pembelajaran Problem Based Learning
mutu pendidikan utamanya pada mata dalam pembelajaran
pelajaran matematika, sangat perlu
kiranya dilakukan perbaikan cara Manfaat Penelitian
pembelajaran. Salah satunya adalah Secara teoritis, hasil penelitian ini
perbaikan pembelajaran dengan diharapkan akan bermanfaat sebagai
menggunakan model pembelajaran acuan dalam memperkaya teori dalam
Problem Based Learning. Oleh rangka peningkatan kompetensi guru.
karenanya penelitian ini sangat penting Sedangkan secara praktis penelitian ini
untuk dilaksanakan. diharapkan bermanfaat bagi sekolah,
khususnya SD Negeri 1 Galungan
Rumusan Masalah dalam rangka meningkatkan hasil
Melihat adanya kesenjangan antara belajar matematika. Di samping itu,
harapan dengan kenyataan yang ada di penelitian ini juga diharapkan
lapangan seperti yang sudah bermanfaat sebagai informasi yang
dipaparkan pada latar belakang berharga bagi teman-teman guru,
masalah, maka rumusan penelitian ini kepala sekolah di sekolahnya masing –
dapat disampaikan sebagai berikut: masing.

METODE PENELITIAN bahan pengajaran dan membimbing


Model Pembelajaran Problem Based pengajaran di kelas. Dari pendapat
Learning tersebut di atas dapat disimpulkan
Model pembelajaran merupakan bahwa model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan kerangka konseptual dalam wujud
prosedur yang sistematis dalam suatu perencanaan pembelajaran yang
mengorganisasi pengalaman belajar melukiskan prosedur yang sistematis
untuk mencapai tingkat belajar tertentu yang digunakan sebagai pedoman
(Udin S. W., 1997). Joyce, dkk. (2003) dalam pembelajaran di kelas.
mengemukakan bahwa suatu model istilah model pembelajaran
pembelajaran adalah suatu perencanaan mempunyai empat ciri khusus yakni: 1)
atau pola yang digunakan sebagai rasional teoretik yang logis yang
pedoman pelaksanaan pembelajaran di disusun oleh para pencipta, 2) landasan
kelas. Oemar Hamalik (2003: 24) pemikiran tentang apa dan bagaimana
menjelaskan bahwa model siswa belajar, 3) tingkah laku mengajar
pembelajaran merupakan suatu rencana yang diperlukan agar model tersebut
atau pola yang digunakan untuk dapat berhasil, 4) lingkungan belajar
membentuk kurikulum, merancang yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai (Wina kepada apa yang sedang mereka
Sanjaya, 2006: 128). pikirkan pada saat mereka melakukan
Sintaks suatu model pembelajaran kegiatan itu. Pada problem based
menggambarkan keseluruhan urutan learning peran guru lebih berperan
alur langkah yang pada umumnya sebagai pembimbing dan fasilitator
diikuti oleh serangkaian kegiatan sehingga siswa belajar berpikir dan
pembelajaran (Nana S., 1989: 43). memecahkan masalah mereka sendiri.
Sintaks pembelajaran menunjukkan Belajar berbasis masalah menemukan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa akar intelektualnya pada penelitian
yang perlu dilakukan oleh guru atau John Dewey (Ibrahim, 2000). Pedagogi
siswa dan tugas-tugas khusus yang Jhon Dewey menganjurkan guru untuk
dilakukan oleh siswa. Sintaks dari mendorong siswa terlibat dalam proyek
bermacam model pembelajaran atau tugas yang berorientasi masalah
mempunyai komponen yang sama dan membentu mereka menyelidiki
seperti diawali dengan menarik masalah - masalah tersebut.
perhatian siswa dan memotivasi siswa Pembelajaran yang berdayaguna atau
agar terlibat dalam proses berpusat pada masalah digerakkan oleh
pembelajaran. Demikian pula setiap keinginan bawaan siswa untuk
model pembelajaran selalu mempunyai menyelidiki secara pribadi situasii yang
tahap menutup pelajaran. Namun bermakna merupakan hubungan
demikian ada perbedaan seperti problem based learning dengan
perbedaan pengelolaan lingkungan psikologi Dewey. Selain Dewey, ahli
belajar, perbedaan peran siswa, psikologi Eropa Jean Piaget tokoh
perbedaan peran guru, perbedaan ruang pengembang konsep konstruktivisme
fisik dan perbedaan sistem sosial kelas. telah memberikan dukungannya.
Perbedaan-perbedaan tersebut harus Pandangan konstruktivisme- kognitif
dipahami oleh para guru dalam yang didasari atas teori Piaget
menerapkan model pembelajaran agar menyatakan bahwa siswa dalam segala
dapat dilaksanakan dengan baik. usianya secara aktif terlibat dalam
Model pembelajaran problem based proses perolehan informasi dan
learning (pembelajaran berbasis membangun pengetahuannya sendiri
masalah), awalnya dirancang untuk (Ibrahim, 2000).
program graduate bidang kesehatan Adaptasi struktur problem based
oleh Barrows, Howard (1986) yang learning dalam kelas-kelas sains
kemudian diadaptasi dalam bidang dilakukan dengan menjamin penerapan
pendidikan oleh Gallagher (1995). beberapa komponen penting dari sains.
Problem based learning disetting Empat penerapan esensial dari problem
dalam bentuk pembelajaran yang based learning adalah seperti diurutkan
diawali dengan sebuah masalah dengan dalam Gallagher et.al (1995) adalah:
menggunakan instruktur sebagai 1) Orientasi siswa pada masalah. Pada
pelatihan metakognitif dan diakhiri saat mulai pembelajaran, guru
dengan penyajian dan analisis kerja menyampaikan tujuan pembelajaran
siswa. secara jelas, menumbuhkan sikap
Model pembelajaran problem based positif terhadap pelajaran. Guru
learning berlandaskan pada psikologi menyampaikan bahwa perlu adanya
kognitif, sehingga fokus pengajaran elaborasi tentang hal-hal sebagai
tidak begitu banyak pada apa yang berikut:
sedang dilakukan siswa, melainkan
- Tujuan utama dari pembelajaran yang berhubungan dengan masalah
adalah tidak untuk mempelajari yang akan dipecahkan.
sejumlah informasi baru, namun
lebih kepada bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan 3) Membantu penyelidikan siswa. Pada
bagaimana menjadikan pebelajar tahap ini guru mendorong siswa
yang mandiri. untuk mengumpulkan data-data atau
- Permasalahan yang diselidiki tidak melaksanakan eksperimen sampai
memiliki jawaban mutlak ”benar”. mereka betul-betul memahami
Sebuah penyelesaian yang kompleks dimensi dari masalah tersebut.
memiliki banyak penyelesaian yang Tujuannya agar siswa
terkadang bertentangan. mengumpulkan cukup informasi
- Selama tahap penyelidikan dalam untuk membangun ide mereka
pembelajaran, siswa didorong untuk sendiri. Siswa akan membutuhkan
mengajukan pertanyaan dan mencari untuk diajarkan bagaimana menjadi
informasi dengan bimbingan guru. penyelidik yang aktif dan
- Pada tahap analisis dan penyelesaian bagaimana menggunakan metode
masalah siswa didorong untuk yang sesuai untuk masalah yang
menyampaikan idenya secara sedang dipelajari.
terbuka. Setelah siswa mengumpulkan cukup
Guru perlu menyajikan masalah data mereka akan mulai
dengan hati-hati dengan prosedur menawarkan penjelasan dalam
yang jelas untuk melibatkan siswa bentuk hipotesis, penjelasan dan
dalam identifikasi. Hal penting di pemecahan. Selama tahap ini guru
sini adalah orientasi kepada situasi mendorong semua ide dan
masalah menentukan tahap untuk menerima sepenuhnya ide tersebut.
penyelidikan selanjutnya. Oleh
karena itu pada tahap ini presentasi 4) Mengembangkan dan menyajikan
harus menarik minat siswa dan hasil karya. Pada tahap ini guru
menimbulkan rasa ingin tahu. membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan hasil
2) Mengorganisasikan siswa untuk karya yang akan disajikan. Masing-
belajar. Problem based learning masing kelompok menyajikan hasil
membutuhkan keterampilan pemecahan masalah yang diperoleh
kolaborasi diantara siswa menurut dalam suatu diskusi. Penyajian hasil
mereka untuk menyelidiki masalah karya ini dapat berupa laporan,
secara bersama. Oleh karena itu poster maupun media-media yang
mereka juga membutuhkan bantuan lain.
untuk merencanakan penyelidikan
dan tugas-tugas belajarnya. 5) Menganalisis dan mengevaluasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam proses pemecahan masalah. Tahap
kelompok-kelompok belajar akhir ini meliputi aktivitas yang
kooperatif juga berlaku untuk dimaksudkan untuk membantu
mengorganisasikan siswa ke dalam siswa menganalisis dan
kelompok problem based learning. mengevaluasi proses berpikir
Intinya di sini adalah guru mereka sendiri dan disamping itu
membantu siswa mendefinisikan juga mengevaluasi keterampilan
dan mengorganisasikan tugas belajar penyelidikan dan keterampilan
intelektual yang telah mereka informasi yang diterima sehingga
gunakan. mengorganisasikan siswa timbul suatu pemahaman dan
untuk belajar, (3) membimbing penguasaan terhadap materi yang
penyelidikan individual maupun diberikan.
kelompok, (4) mengembangkan dan Dengan adanya pemahaman dan
menyajikan hasil karya dan (5) penguasaan yang didapat setelah
menganalisis dan mengevaluasi melalui proses belajar mengajar maka
proses pemecahan masalah (Nur, siswa telah memahami suatu perubahan
2000: 13); Arends, 2004: 406). Jika dari yang tidak diketahui menjadi
jangkauan masalahnya sedang- diketahui. Oleh karena itu hasil belajar
sedang saja, kelima tahapan yang dimaksud disini adalah
tersebut mungkin dapat kemampuan-kemampuan yang dimiliki
diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali seorang siswa setelah ia menerima
pertemuan. Namun untuk masalah perlakukan dari pengajar (guru).
yang kompleks mungkin akan Sebagian terbesar perkembangan
dibutuhkan setahun penuh untuk individu berlangsung melalui kegiatan
menyelesaikannya. Model belajar belajar. Belajar erat kaitannya dengan
berbasis masalah, pada umumnya pembelajaran. Pembelajaran pada
diterapkan pada bidang-bidang hakikatnya merupakan, “Proses
sains, untuk penerapannya pada interaksi antara guru dengan siswa,
bidang matematika, perlu adanya baik interaksi secara langsung seperti
modfikasi. Secara garis besar kegiatan tatap muka maupun secara
kelima langkah tersebut tetap, yang tidak langsung, yaitu dengan
perlu sedikit penyesuaian adalah menggunakan berbagai media
pada kegiatan guru dan kegiatan pembelajaran” (Rusman, 2015:21).
siswa. Tujuan pembelajaran dikatakan
berhasil dicapai apabila hasil belajar
Hasil Belajar siswa sesuai dengan apa yang
Belajar dan mengajar merupakan diharapkan. Hasil belajar merupakan
konsep yang tidak bisa dipisahkan. suatu hasil atau nilai yang diperoleh
Belajar merujuk pada apa yang harus siswa setelah selesai mengerjakan tes
dilakukan seseorang sebagai subyek pada akhir pembelajaran. Sunariah
dalam belajar. Sedangkan mengajar (2014: 44) menyatakan bahwa hasil
merujuk pada apa yang seharusnya belajar merupakan hasil penilaian
dilakukan seseorang guru sebagai terhadap kegiatan pembelajaran
pengajar. Dua konsep belajar mengajar sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan
yang dilakukan oleh siswa dan guru siswa dalam memahami pembelajaran
terpadu dalam satu kegiatan. Antara yang dinyatakan dengan nilai berupa
keduanya itu terjadi interaksi dengan huruf atau angka.
guru. Kemampuan yang dimiliki siswa Menurut Sutikno (2014: 180) hasil
dari proses belajar mengajar saja harus belajar adalah kemampuan yang
bisa mendapatkan hasil bisa juga dimiliki peserta didik setelah
melalui kreatifitas seseorang itu tanpa mengalami aktivitas belajar. Hasil
adanya intervensi orang lain sebagai belajar ini dapat dilihat dari
pengajar. Dalam melakukan kegiatan penguasaan peserta didik terhadap mata
belajar terjadi proses berpikir yang pelajaran yang telah ditempuhnya.
melibatkan kegiatan mental, terjadi Menurut Nawawi (dalam Susanto,
penyusunan hubungan informasi - 2014: 5) menyatakan bahwa hasil
belajar sebagai tingkat keberhasilan Sejalan dengan pendapat diatas,
siswa dalam mempelajari materi menurut Susanto (2013:5), hasil belajar
pelajaran di sekolah yang dinyatakan siswa adalah, ”Kemampuan yang
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes diperoleh anak setelah melalui kegiatan
mengenai sejumlah materi pelajaran belajar”. Menurut Nawawi (dalam
tertentu. Susanto, 2013:5), hasil belajar
Menurut Bundu (2006:17), hasil merupakan, “Tingkat keberhasilan
belajar adalah, “Tingkat penguasaan siswa dalam mempelajari materi
yang dicapai siswa sesuai dengan pelajaran di sekolah yang dinyatakan
tujuan pendidikan yang ditetapkan dengan skor yang diperoleh dari hasil
yang meliputi aspek kognitif, afektif, tes”. Hasil belajar adalah kemampuan -
dan psikomotor”. Tujuan pendidikan kemampuan yang dimiliki siswa
adalah, “Untuk meningkatkan setelah menerima pengalaman
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, belajarnya. Sedangkan menurut
akhlak mulia serta keterampilan untuk Horwart Kingsley dalam bukunya
hidup mandiri dan mengikuti Sudjana membagi tiga macam hasil
pendidikan lebih lanjut” (Rusman, belajar mengajar : (1). Keterampilan
2015:26). dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.

HASIL DAN PEMBAHASAN siswa, sehingga diperlukan adanya


Deskripsi Siklus Pertama sedikit pengetahuan atau penguasaan
Pelaksanaan perbaikan siswa terhadap konsep materi yang
pembelajaran pada siklus I dipelajari, oleh karenanya peneliti
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. berencana memberikan pemahaman
Setelah dilaksanakan perbaikan awal mengenai konsep ilmiah yang
pembelajaran dengan peneliti. Maka akan dipelajari, tujuannya untuk
penjelasan guru mengenai materi membantu siswa memahami materi,
pembelajaran kurang bisa dipahami sebelum memasuki fase pemecahan
oleh para siswa dilanjutkan dengan masalah. Dan bilamana peneliti
pelaksanaan kegiatan percobaan di luar beranggapan bahwa penjelasan awal
kelas untuk meningkatkan pemahaman yang diberikan menurut pengamatan
siswa akan materi pembelajaran. Hal peneliti tidak berjalan efektif, maka
tersebut sebagaimana diuraikan pada akan ditindaklanjuti dengan menyuruh
penjelasan di bawah ini : siswa membaca buku pelajaran.
1. Perencanaan Dalam model pembelajaran
Sebelum masuk ke dalam berbasis masalah terkait dengan proses
tahapan pelaksanaan tindakan terlebih memberikan pertanyaan atau
dahulu peneliti merumuskan permasalahan dan jawaban atau
perencanaan tindakan, yaitu dengan pemecahan masalah, maka peneliti juga
berkonsultasi dengan rekan sejawat harus menyiapkan suatu pertanyaan
selaku mitra yang bertindak sebagai atau permasalahan yang mesti
observer khususnya berkaitan dengan dipecahkan oleh siswa, dan terkait
konsepsi awal siswa sebagaimana dengan pemberian pertanyaan atau
terungkap dalam Tabel. Selain itu permasalahan kepada siswa ada
dalam tindakan pembelajaran dengan beberapa hal yang mesti direncanakan
mengunakan model pembelajaran oleh peneliti, yaitu antara lain :
berbasis masalah menuntut peran aktif
1) Permasal bahkan kurang merespon. Hal ini
ahan yang dikemukan harus bersifat terlihat dari antusias siswa menjawab
sederhana, menarik dan pertanyaan dari peneliti. Hanya
proporsional, sesuai dengan tingkat sebagian kecil menjawab terutama
pemahaman dan kemampuan siswa. siswa yang sering membaca buku
2) Sesekali penunjang pembelajaran, hal ini
peneliti akan mengemukakan suatu membuat peneliti mengajukan
permasalahan yang tidak lengkap. pertanyaan yang lebih banyak dengan
3) Permasal menunjuk siswa yang sering membaca
ahan yang akan dikemukan adalah buku penunjang pembelajaran.
permasalahan yang membutuhkan Adapun pertanyaan yang
banyak jawaban. diajukan oleh peneliti adalah
4) Memberi pertanyaan - pertanyaan yang mengacu
kesempatan kepada siswa untuk pada indikator yang akan dicapai.
menjawab atau memberikan Setelah melaksanakan
tanggapan dengan membantu apersepsi, peneliti menjelaskan apa saja
seperlunya saja. yang akan dipelajari dalam
5) Peneliti pembelajaran hari itu. Sebelum
akan mengunakan metode dikusi kegiatan yang mengarah ke model
dan tanya jawab. pembelajaran berbasis masalah
Mengingat dalam pelaksanaan dilaksanakan, peneliti banyak
Siklus pertama, peneliti menggunakan melakukan tanya jawab dengan siswa
model diskusi dan tanya jawab dalam terutama beberapa pertanyaan yang
proses pemecahan masalah dan diajukan dalam apersepsi yang belum
menarik kesimpulan maka sangat terjawab.
dituntut peran aktif siswa, oleh karena Setelah dirasa cukup, peneliti
itu maka peneliti sedapat mungkin mulai menjelaskan prosedur
menciptakan penguasaan kelas dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
situasi belajar yang kondusif, sehingga Kemudian peneliti membagi siswa
proses belajar mengajar menjadi efektif menjadi empat kelompok secara acak
dan setiap kelompok terdiri dari 4
2. Pelaksanaan sampai 5 orang siswa. Setiap kelompok
Dalam kegiatan awal subjek memberi nama kelompoknya sesuai
penelitian yaitu kelas enam melakukan dengan materi yang akan dipelajari.
pembiasaan seperti biasanya yaitu Tujuan dibuat kelompok tersebut
berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. adalah agar siswa mampu bekerjasama
Siswa memberikan salam kepada dalam menyelesaikan dan memecahkan
peneliti, suasana kelas cukup kondusif. masalah. Siswa mulai termotivasi hal
Sebelum pelajaran dimulai peneliti ini terlihat dari antusias siswa dalam
mengecek kehadiran siswa, dan semua melaksanakan pembelajaran terutama
siswa hadir pada hari itu. secara berkelompok.
Sebelum melaksanakan Peneliti meminta siswa untuk
pembelajaran terlebih dahulu peneliti mengatur tempat duduk kelompok.
melakukan apersepsi, yang ditujukan Dalam kegiatan belajar secara
untuk mengetahui pengetahuan awal berkelompok peneliti membagikan
yang dimiliki siswa tentang pokok lembar kerja siswa yang memuat
bahasan yang akan dipelajari. Pada permasalahan yang harus diselesaikan
awalnya siswa kurang termotivasi, bersama. Pada saat proses
pembelajaran secara berkelompok telah diberikan peneliti. guru
berlangsung ternyata masih terdapat berkeliling ke setiap kelompok dan
siswa yang acuh dan tidak menunjukan memberikan arahan yang diperlukan.
motivasinya dalam bekerja kelompok, Dalam mencari alternatif untuk
hal ini mungkin disebabkan karena memecahkan masalah siswa
mereka masih bingung dengan kondisi membutuhkan waktu yang banyak,
belajar seperti hari itu. Untuk itu guru mereka mencari dari berbagai sumber
memberikan motivasi dengan yang ada. Pada tahap ini hanya
Orientasi, merupakan salah satu tahap beberapa siswa yang aktif, sedangkan
dalam langkah pembelajaran berbasis yang lainnya masih kurang aktif.
masalah. Dalam tahap ini, guru 3) Memili
mengajak siswa untuk memecahkan h pendekatan pemecahan masalah
suatu permasalahan. Serta memberikan Dalam tahapan ini siswa
motivasi agar siswa fokus pada diminta untuk mengambil dan memilih
permasalahan yang disajikan. Siswa keputusan mengenai alternatif
diarahkan untuk menyelesaikan lembar pemecahan masalah yang akan
kerja siswa dengan tahapan sebagai dipilihnya. Setelah menemukan
berikut : beberapa alternatif, siswa diminta
1) Menge untuk memilih alternatif terbaik yang
nali masalah dibutuhkan dalam pemecahan masalah
Dari lembar kerja yang tersebut. Dalam tahapan ini hanya
diberikan peneliti, maka siswa diminta sebagian siswa yang bisa memilih
untuk mengidentifikasi masalah apa alternatif terbaik untuk memecahkan
saja yang terjadi, peneliti memberikan permasalahan yang ada.
kesempatan kepada siswa untuk 4) Menca
mengungkapkan masalah yang muncul. pai kesimpulan yang dapat
Peneliti membimbing dan dipertanggungjawabkan.
mengarahkan siswa untuk Pada tahap ini siswa diminta
mengidentifikasi masalah tersebut untuk mempresentasikan dan
dengan cara mengamati fenomena yang menyimpulkan hasil diskusi
diberikan sehingga siswa dapat kelompoknya. Sama seperti memilih
mengemukakan pertanyaan alternatif untuk memecahkan masalah,
berdasarkan masalah yang didapat. dalam membuat kesimpulan siswa
Dalam tahapan ini hanya ada beberapa masih kurang terlatih dalam menilai
siswa yang berani mengajukan dan menyimpulkan. Mungkin karena
pertanyaan dalam setiap kelompoknya pembelajaran dengan menerapkan
ketika mereka mengalami kesulitan model pembelajaran berbasis masalah
dalam mengidentifikasi masalah. Tapi bagi siswa masih belum terbiasa, akan
pada dasarnya siswa sudah dapat tetapi dalam mempresentasikan hasil
mengenali permasalahan yang diskusi kelompoknya ada beberapa
disajikan. siswa yang kurang aktif dalam
2) Mencari alternatif pendekatan untuk berdiskusi sehingga tidak berani untuk
memecahkan masalah presentasi ke depan kelas. Kemudian
Dalam tahap ini peneliti guru meminta salah satu kelompok
memberikan waktu kepada semua untuk mempresentasikan hasil diskusi.
kelompok untuk mengumpulkan ide Kelompok yang lain mendengarkan
menyelesaikan masalah baik dengan dan ada kelompok yang memberikan
membuka buku ataupun materi yang tanggapan kepada kelompok yang
presentasi. Setelah diskusi kelompok 3. Jumlah siswa yang belum tuntas
berakhir, posisi duduk siswa kembali belajarnya sebanyak 15 siswa atau
pada keadaan semula. Sebelum sebesar 45,45%.
melaksanakan tahap akhir yaitu Dari penjelasan sebagaimana
ulangan akhir, peneliti bersama - sama tersebut di atas dapat peneliti
dengan siswa menyimpulkan materi simpulkan bahwa hasil nilai tes
yang telah dipelajari, hal ini dilakukan formatif mengalami peningkatan dari
agar siswa mengingat kembali materi pra siklus, karena sebelum perbaikan
pembelajaran dan bisa menyimpulkan pembelajaran maka siswa yang tuntas
sendiri. 10 orang atau 30,30%, meningkat
Rata - rata nilai pada siklus I menjadi 18 orang siswa atau 54,54%
siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 atau selama siklus pertama berlangsung
Galungan, diperoleh melalui terjadi sebuah peningkatan sebanyak 8
perhitungan sebagai berikut. orang siswa atau 24,24%.
Penjelasan mengenai aspek
hasil belajar yang diamati adalah
respon siswa terhadap pernyataan, rasa
ingin tahu, dan motivasi dalam
pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
Sedangkan untuk Daya Serap pengamatan ini dilakukan oleh peneliti
Siswa, maka diperoleh melalui selama kegiatan perbaikan
perhitungan sebagai berikut. pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan format observasi yang
telah dipersiapkan.
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa dari 33 siswa
terdapat 18 orang siswa yang tuntas
belajarnya (54,54%) dilihat dari hasil
Sedangkan untuk Ketuntasan
belajarnya, sedangkan 15 orang siswa
belajar siswa, maka diperoleh melalui
(45,46%) belum tuntas dilihat dari hasil
perhitungan sebagai berikut.
belajarnya. Melihat hasil di atas maka
peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran pada siklus kedua dengan
harapan pada siklus kedua, hasil belajar
siswa dapat mencapai perolehan di atas
70% sesuai dengan kriteria
Berdasarkan uraian di atas keberhasilan yang telah ditetapkan.

3. Observasi
tentang Rekapitulasi Nilai Pada kegiatan apersepsi,
Pembelajaran pada Siklus I di atas peneliti berusaha menarik perhatian
dapat diterangkan sebagai berikut: siswa agar aktif mengikuti
1. Nilai rata - rata hasil belajar pada pembelajaran tetapi masih ada siswa
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang kurang aktif, padahal dalam
siklus pertama sebesar 66,24. model pembelajaran berbasis masalah
2. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya peran aktif siswa merupakan suatu
sebanyak 18 siswa atau sebesar keharusan, karena peran peneliti hanya
54,54%. sebagai fasilitator.
Dalam tahapan pemecahan Dari hasil diskusi dengan para
masalah melalui kegiatan diskusi siswa, maka dapat peneliti simpulkan
kelompok, ada beberapa siswa yang bahwa kegiatan dalam pembelajaran
kurang aktif untuk memberikan yang mengarah pada pembelajaran
masukan atau pendapat mengenai berbasis masalah sudah nampak atau
permasalahan yang dipecahkan, selain sesuai. Peneliti perlu mengemas
itu beberapa siswa kesulitan masalah secara baik sesuai dengan
memberikan komentar atau pokok bahasan. Pada kegiatan diskusi
mengemukakan pendapat yang sesuai kelompok masih ada beberapa siswa
dengan konsep ilmiah. Kendala yang yang kurang aktif. Hal ini harus lebih
dihadapi dalam penerapan model diperhatikan lagi. Adapun kendala
pembelajaran berbasis masalah adalah lainnya adalah mengenai pengaturan
susahnya menuntut peran aktif siswa waktu yang melebihi waktu yang telah
dalam pembahasan dan penyelesaian ditentukan, penggunaan media harus
permasalahan dan di samping itu dari lebih dimaksimalkan serta peneliti
proses tanya jawab ternyata belum juga harus lebih memotivasi siswa agar
memberikan hasil yang maksimal lebih aktif dalam kegiatan kelompok
untuk membantu siswa memberikan untuk memecahkan permasalahan.
jawaban kesimpulan akhir dari Walaupun pada siklus pertama
permasalahan yang telah dipecahkan. ini hasil belajar siswa sudah
Penerapan model pembelajaran menunjukan peningkatan tetapi untuk
berbasis masalah dalam pembahasan mendapatkan nilai yang lebih
dan pemecahan permasalahan, peneliti maksimal, maka peneliti memutuskan
menggunakan model diskusi kelompok untuk melanjutkan kegiatan pada siklus
dan tanya jawab, sehingga dituntut kedua. Dengan pertimbangan bahwa
peran aktif siswa untuk berpikir dalam masih banyaknya siswa yang kurang
pembahasan dan penyelesaian aktif dalam kegiatan pemecahan
permasalahan dengan caranya sendiri. masalah. Jadi kesimpulannya dalam
Dan temuannya adalah, secara siklus kedua nanti peneliti harus
kualitatif terdapat kemajuan atas memperhatikan beberapa hal sebagai
kemampuan berpikir siswa dalam berikut untuk perbaikan dalam
memberikan jawaban permasalahan pembelajaran :
yang sesuai dengan konsep ilmiah atas 1) Untuk kegiatan dalam
materi yang dipelajari. pembelajaran berbasis masalah,
peneliti hendaknya mengemas
4. Refleksi masalah atau peristiwa yang
Setelah melakukan ketiga berkaitan dengan tema secara baik.
tahapan diatas, peneliti bersama 2) Lebih mengefektifkan
observer mulai merefleksi, waktu, terutama kegiatan siswa
merenungkan beberapa hal maupun dalam mencari informasi maupun
kendala apa saja yang ditemukan dalam data untuk pemecahan masalah.
pelaksanaan yang telah dilakukan. 3) Penggunaan media
Selain dilihat dari hasil ulangan siswa, bahan ajar yang harus di
peneliti juga melihat dari hasil maksimalkan.
pengamatan (observasi) yaitu aktivitas 4) Memotivasi siswa yang
siswa dan beberapa wawancara yang kurang antusias dalam siklus
telah dilakukan peneliti dengan siswa pertama terutama dalam kegiatan
disela - sela waktu jam istirahat.
secara berkelompok untuk menciptakan penguasaan kelas dan
memecahkan masalah. situasi belajar yang kondusif, sehingga
Deskripsi Siklus Kedua proses belajar mengajar menjadi
Pelaksanaan perbaikan efektif.
pembelajaran siklus kedua
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. 2. Pelaksanaan
Setelah mempertimbangkan hasil Subyek penelitian yaitu kelas
refleksi pada siklus pertama, maka VI seperti biasa melakukan pembiasaan
pada siklus kedua peneliti mencoba yaitu berdoa yang dipimpin oleh ketua
menyempurnakan pelaksanaan kelas. Siswa memberikan salam kepada
perbaikan pembelajaran. Hal tersebut peneliti, suasana kelas cukup kondusif.
sebagaimana diuraikan pada penjelasan Sebelum pelajaran dimulai peneliti
di bawah ini : mengecek kehadiran siswa, dan semua
1. Perencanaan siswa hadir pada hari itu.
Dalam tindakan pada siklus Sebelum melaksanakan
pertama, peneliti merencanakan dengan pembelajaran terlebih dahulu peneliti
menggunakan model diskusi kelompok melakukan apersepsi, yang ditujukan
dan tanya jawab untuk pemecahan untuk mengetahui pengetahuan awal
masalah, dalam tindakan siklus kedua serta mengulang materi yang telah
maka peneliti akan mengunakan model dipelajari sebelumnya. Pada siklus
tanya jawab kemudian untuk justifikasi kedua ini siswa sudah tidak terlihat
jawaban dan penarikan kesimpulan seperti pada siklus pertama. Pada siklus
akan ditindaklanjuti dengan diskusi kedua siswa lebih antusias, hal ini
kelas dan ulangan tertulis. Sama terlihat dari pertanyaan yang
halnya dengan tindakan siklus dilontarkan oleh peneliti mendapatkan
pertama, untuk memberikan sedikit respon yang baik dari para siswa.
pengetahuan maupun pemahaman Peneliti lebih memotivasi lagi siswa
siswa terhadap konsep materi yang yang pada siklus pertama kurang
dipelajari, maka peneliti juga antusias. Dan akhirnya siswa yang
berencana memberikan pemahaman paling sering membaca buku lebih
awal mengenai konsep ilmiah yang berani untuk menyatakan pendapatnya
akan dipelajari melalui penjelasan di serta menjawab pertanyaan dari
depan kelas, tujuannya untuk peneliti.
membantu siswa memahami materi, Setelah melaksanakan
sebelum memasuki fase pemecahan apersepsi, peneliti menjelaskan apa saja
masalah. Dan bilamana peneliti yang akan dipelajari dalam
beranggapan bahwa penjelasan awal pembelajaran hari itu. Sebelum
yang diberikan menurut pengamatan kegiatan yang mengarah ke model
peneliti tidak berjalan efektif, maka pembelajaran berbasis masalah
akan ditindaklanjuti dengan menyuruh dilaksanakan, peneliti banyak
siswa membaca buku pelajaran maupun melakukan tanya jawab dengan siswa
buku penunjang pembelajaran di terutama beberapa pertanyaan yang
perpustakaan. diajukan dalam apersepsi yang belum
Mengingat model diskusi dan terjawab. Pada kegiatan selanjutnya,
tanya jawab dalam proses pemecahan siswa sudah mulai tahu dan paham apa
masalah dan menarik kesimpulan maka yang harus dilakukan selanjutnya.
sangat dituntut peran aktif siswa, oleh Sebelum peneliti membagi siswa
karenanya, peneliti sedapat mungkin menjadi beberapa kelompok, siswa
sudah mengatur posisi duduk seperti 2) Menca
pada siklus sebelumnya. tidak ada ri alternatif pendekatan untuk
perubahan anggota kelompoknya memecahkan masalah itu
karena peneliti menetapkan kelompok Dalam tahap ini peneliti
sesuai pada siklus sebelumnya. Setiap memberikan waktu kepada semua
kelompok memberi nama kelompoknya kelompok untuk mengumpulkan ide
sesuai dengan kelompok pada siklus untuk menyelesaikan masalah baik
pertama. dengan membuka buku ataupun materi
Dalam kegiatan belajar secara yang telah diberikan peneliti. Peneliti
berkelompok peneliti membagikan berkeliling ke setiap kelompok dan
lembar kerja yang memuat beberapa memberikan arahan yang diperlukan.
permasalahan yang harus diselesaikan Dalam kegiatan ini siswa terlihat aktif
bersama. Pada saat proses dengan membuka - buka berbagai
pembelajaran secara berkelompok sumber referensi yang ada. Terutama
berlangsung siswa banyak menunjukan yang sudah mereka persiapkan.
perubahan yang semula acuh dan tidak 3) Memili
menunjukan motivasinya dalam h dan menerapkan pendekatan
bekerja kelompok, sudah menunjukan pemecahan masalah
peningkatan yaitu dengan aktif Dalam tahapan ini siswa
memberikan pendapatnya pada diminta untuk mengambil dan memilih
kelompok tersebut. Pada siklus kedua keputusan mengenai alternatif
ini peneliti membimbing siswa untuk pemecahan masalah yang akan
menyelesaikan lembar kerja dengan dipilihnya. Sama halnya dengan
tahapan - tahapan yang sama pada tahapan mencari alternatif pemecahan
siklus kedua yaitu sebagai berikut: masalah, dalam memilih alternatif
1) Menge pemecahan masalah pun sudah mulai
nali masalah menunjukan peningkatan yang cukup
Dari lembar kerja, siswa baik.
diminta untuk mengidentifikasi 4) Menca
masalah apa saja yang terjadi, peneliti pai kesimpulan yang dapat
memberikan kesempatan kepada para dipertanggungjawabkan.
siswa untuk mengungkapkan masalah Pada tahap ini siswa diminta
yang muncul. Semua kelompok untuk mempresentasikan dan
mengidentifikasi masalah tersebut menyimpulkan hasil diskusi dengan
dengan cara mengamati fenomena yang kelompoknya. Pada siklus kedua, rata -
diberikan sehingga siswa dapat rata setiap kelompok mengajukan
mengemukakan pertanyaan kelompoknya untuk mempresentasikan
berdasarkan masalah yang didapat. hasil diskusinya di depan kelas. Tetapi
Pada tahap ini siswa sudah untuk mengefektifkan waktu,
memperlihatkan kemajuan atau kelompok yang maju hanya satu
peningkatan dalam mengenali masalah kelompok dengan di undi secara acak.
yang diberikan. Terlihat dari Namun kelompok yang lainpun tetap
meningkatnya siswa yang aktif dalam memberikan tanggapan atas hasil
setiap kelompok belajarnya, bahkan presentasi kelompok yang di depan
ada siswa yang semula tidak pernah kelas. Setelah diskusi kelompok
bertanya sebelumnya pada peneliti, berakhir, posisi duduk siswa kembali
pada siklus kedua ini mulai berani pada keadaan semula. Sebelum peneliti
bertanya. memberikan ulangan terakhir, peneliti
bersama - sama dengan siswa tuntas 18 siswa (54,55%) meningkat
menyimpulkan materi yang telah menjadi 26 siswa (78,79%) atau
dipelajari. meningkat sebanyak 8 orang siswa
Rata - rata nilai kelas VI (24,24%). Melihat hasil di atas maka
Sekolah Dasar Negeri 1 Galungan peneliti menyimpulkan bahwa hasil
dalam mata pelajaran matematika, pengamatan terhadap peningkatan hasil
melalui perhitungan sebagai berikut. belajar sudah mencapai angka di atas
70%.
Penjelasan mengenai aspek
hasil belajar yang diamati adalah
respon siswa terhadap pernyataan, rasa
ingin tahu, dan motivasi dalam
Sedangkan untuk Daya Serap pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
Siswa, maka diperoleh melalui pengamatan ini dilakukan oleh peneliti
perhitungan sebagai berikut. selama kegiatan perbaikan
pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan format observasi yang
telah dipersiapkan.
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa dari 33 siswa
terdapat 26 orang siswa yang tuntas
Sedangkan untuk Ketuntasan
belajarnya (78,79%) dilihat dari hasil
belajar siswa, maka diperoleh melalui
belajarnya. Melihat hasil di atas maka
perhitungan sebagai berikut.
peneliti menyimpulkan bahwa hasil
pengamatan terhadap peningkatan hasil
belajar siswa sudah mencapai angka di
atas 70%.

3. Observasi
Berdasarkan uraian di atas Pada kegiatan apersepsi,
tentang Rekapitulasi Nilai peneliti berusaha menarik perhatian
Pembelajaran matematika pada Siklus siswa agar aktif mengikuti
kedua di atas dapat diterangkan sebagai pembelajaran tetapi masih ada siswa
berikut: yang kurang aktif, padahal dalam
1. Nilai rata - rata hasil belajar siswa model pembelajaran berbasis masalah
pada pelaksanaan perbaikan peran aktif siswa merupakan suatu
pembelajaran siklus kedua sebesar keharusan, karena peran peneliti hanya
70,06 sebagai fasilitator.
2. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya Dalam tahapan pemecahan
sebanyak 26 orang siswa atau permasalahan melalui kegiatan tanya
sebesar 78,79%. jawab hanya sebagian siswa yang aktif
3. Masih ada 7 orang siswa yang bertanya atau memberikan pendapatnya
belum tuntas belajarnya atau sebesar mengenai permasalahan yang
21,21% dipecahkan, dan sebagian dari
Berdasarkan penjelasan pertanyaan siswa menunjukan siswa
sebagaimana tersebut di atas dapat kurang memahami konsep
disimpulkan bahwa ketuntasan belajar permasalahan.
siswa mengalami peningkatan dari
siklus I, karena pada siklus I siswa
Dalam kegiatan diskusi kelas, Setelah melakukan ketiga
ada beberapa siswa yang kurang aktif tahapan diatas, peneliti mulai
untuk memberikan masukan atau merefleksi, merenungkan beberapa hal
pendapat mengenai permasalahan yang apa saja yang di temukan dalam
dipecahkan, selain itu terlihat jika pelaksanaan yang telah dilakukan. Baik
siswa kesulitan memberikan komentar dari siklus pertama sampai dengan
atau mengemukakan pendapat yang siklus kedua. Dengan berpedoman pada
sesuai dengan konsep ilmiah. hasil pengamatan (observasi) dari
Kesimpulan yang diberikan beberapa wawancara yang telah
siswa terkait dengan permasalahan dilakukan peneliti dengan para siswa
yang telah dipecahkan juga belum disela - sela waktu jam istirahat. Selain
sesuai dengan konsep ilmiah. Karena dari hasil pengamatan selama
dengan metode tanya jawab dan pembelajaran,dilihat pula hasil ulangan
diskusi, ternyata siswa juga belum juga siswa pada siklus pertama dan siklus
berhasil memberikan kesimpulan kedua.
sesuai dengan konsep ilmiah, maka Melihat hasil di atas maka
ditindaklanjuti dengan ulangan tertulis peneliti menyimpulkan bahwa hasil
untuk mengembalikan pemahaman pengamatan terhadap peningkatan hasil
siswa agar dapat memberikan belajar sudah mencapai angka di atas
kesimpulan sesuai dengan konsep 70%, sehingga proses perbaikan
ilmiah. pembelajaran dinyatakan berhasil dan
tuntas.
4. Refleksi

SIMPULAN DAN SARAN akhir siklus ketiga meningkat


SIMPULAN menjadi 70,67.
Berdasarkan hasil analisis data
dan temuan - temuan yang didapatkan SARAN
peneliti selama proses perbaikan Berdasarkan hasil refleksi pada
pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus II dan temuan - temuan yang
dua siklus, dapat disimpulkan bahwa : diperoleh selama penelitian, maka
1. Penggunaan dapat diajukan beberapa saran guna
model pembelajaran berbasis meningkatkan kualitas pembelajaran
masalah pada pembelajaran matematika sebagai berikut.
matematika dapat meningkatkan 1. Kepada Guru, harus mampu
ketuntasan belajar siswa. Hal ini membentuk keheterogenan anggota
terindikasi dari peningkatan dalam kelompok belajar, terutama
ketuntasan belajar siswa dari dari segi kemampuan.
30,30% atau 10 orang siswa pada Keheterogenan anggota kelompok
pra siklus, menjadi 100% atau 33 ini berfungsi untuk memberikan
siswa pada siklus terakhir. Hal motivasi belajar kepada siswa, baik
tersebut dibuktikan dengan kenaikan yang memiliki kemampuan lebih
hasil belajar yang terus mengalami atau kurang. Siswa yang memiliki
peningkatan dari pra siklus sebesar kemampuan lebih akan menjadi
55,48 meningkat menjadi 66,24 tutor bagi siswa masih kurang
pada siklus I, dan pada siklus II pengetahuannya. Hal tersebut dapat
meningkat menjadi 70,06. dan pada menyebabkan terjadi interaksi dari
teman sebaya yang memiliki
orientasi yang sama untuk lanjut tentang model pembelajaran
memajukan kelompoknya, sehingga berbasis masalah dalam bidang ilmu
siswa dengan kemampuan yang pengetahuan sosial maupun bidang
lebih akan dapat lebih memantapkan ilmu yang lainnya yang sesuai.
pengetahuannya tersebut, sedang Maka peneliti juga harus
pada siswa yang berkemampuan memperhatikan kendala – kendala
rendah akan dapat belajar lebih yang dialami dalam penelitian ini
banyak dari teman sebayanya sebagai bahan pertimbangan untuk
tersebut. perbaikan dan penyempurnaan
2. Kepada Sekolah, khususnya kepada penelitian yang akan dilaksanakan.
kepala sekolah agar membina para Berdasarkan hasil analisis data
guru dalam memilih dan dan temuan - temuan yang didapatkan
menerapkan model pembelajaran peneliti selama proses perbaikan
yang tepat sehingga dapat pembelajaran yang dilaksanakan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. dua siklus, dapat disimpulkan bahwa
3. Kepada Dinas yang terkait seperti Penggunaan model
Dinas Pendidikan Pemuda dan pembelajaran berbasis masalah pada
Olahraga disarankan dalam pembelajaran matematika dapat
menyikapi kualitas pendidikan meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
sudah sepantasnya untuk selalu Hal ini terindikasi dari peningkatan
meningkatkan sarana - prasarana ketuntasan belajar siswa dari 30,30%
belajar yang memadai baik dari segi atau 10 orang siswa pada pra siklus,
kuantitas maupun kualitas dan menjadi 100% atau 33 siswa pada
meningkatkan kualitas sumber daya siklus terakhir. Hal tersebut dibuktikan
manusia, karena dengan sarana - dengan kenaikan hasil belajar yang
prasarana yang memadai dan terus mengalami peningkatan dari pra
sumber daya manusia yang siklus sebesar 55,48 meningkat
berkualitas akan dapat mencapai menjadi 66,24 pada siklus I, dan pada
hasil belajar yang optimal. siklus II meningkat menjadi 70,06. dan
4. Kepada Peneliti lain yang berminat pada akhir siklus ketiga meningkat
untuk mengadakan penelitian lebih menjadi 70,67.

DAFTAR RUJUKAN Pembelajaran Konvensional Pada


Siswa Kelas XI Program Ilmu
Dasna, I Wayan. 2006. Pembelajaran Sosial SMA Negeri 9 Semarang
Berbasis Masalah. Artikel. Tahun 2006/2007. Skripsi.
Malang: Universitas Negeri Semarang: Universitas Negeri
Malang. Semarang

Gunarto. 2013. Model Dan Metode Hayati, Sri. 2014. Belajar Dan
Pembelajaran Di Sekolah. Pembelajaran Berbasis
Semarang: Universitas Islam Cooperative Learning. Bandung:
Sultan Agung Semarang Universitas Pendidikan Indonesia

Hidayati, Oktia Fajri Puji. 2007. Studi Kartowagiran Badrun. 2005. Dasar –
Komparasi Hasil Belajar Dasar Penelitian Tindakan.
Geografi Antara Pembelajaran Makalah. Yogyakarta:
Berbasis Masalah Dengan Universitas Negeri Yogyakarta.
Pratiwi, Dwi Astuti. 2010.
Nasution, Nurul Rafiqah. 2012. Pembelajaran Berbasis Masalah
Penerapan Model Pembelajaran Dengan Metode Proyek Dan
Berbasis Masalah Terhadap Resitasi Ditinjau Dari Kreativitas
Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Konsep Diri Siswa. Tesis.
Matematika Siswa. Artikel. Surakarta: Universitas Sebelas
Medan: Universitas Medan Maret

Anda mungkin juga menyukai