Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354864269

indah Aprilia,Review Jurnal Matematika (kuantitatif)

Article · September 2021

CITATIONS READS

0 3,183

1 author:

Indah Aprilia
Institut Agama Islam Negeri Kudus
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Indah Aprilia on 27 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nama: Indah Aprilia

NIM/Kelas: 1910610005 / A5TMR

Matkul : Metodologi Penelitian Pendidikan

Tugas Review Jurnal Penelitian Kuantitatif

Judul Efektivitas Model Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing


terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa.
Jurnal Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus)
Volume dan Halaman Volume. 3 Nomor. 2 Halaman. 127-138
Tahun 2020
Penulis Devi Mayasari dan Wulan Izzatul Himmah
Reviewer Indah Aprilia
Tanggal 25 September 2021
Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika pada tingkat pendidikan menengah
memiliki tujuan, salah satunya agar siswa mampu menganalisa
komponen yang terdapat pada pemecahan masalah.
Komponennya meliputi kemampuan dalam memahami masalah,
membangun model matematika, menyelesaikan model
matematika serta menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau dunia
nyata. Hasil survei internasional yang dilakukan oleh TIMMS
tahun 2015, indonesia berada pada peringkat 44 dari 49 negara
dengan rata-rata skor 397 jauh dibawah rata-rata skor
internasional yaitu 500. Sehingga Indonesia di kategorikan Low
International Benchmark dimana siswa indonesia baru memiliki
pengetahuan dasar matematika dan memecahkan masalah dalam
kata sederhana. Gambaran kelemahan siswa Indonesia dalam
menyelesaikan soal matematika dari TIMMS, diantaranya: a)
siswa lemah dalam mengerjakan soal-soal yang menuntut
kemampuan pemecahan masalah beragumentasi dan
berkomunkasi, b) siswa kurang mampu membaca soal antara lain
disebabkan kurang teliti membaca soal, salah penafsiran atau
mengalihkan soal ke proses mekanistik, c) siswa kurang antusias
serta meninggalkan saat mengerjakan soal dengan informasi
panjang, cenderung tertarik pada soal dengan prosedur rutin yang
langsung dapat dikerjakan dengan rumus. Hal demikian juga
terjadi di salah satu SMP Salatiga tahun pelajaran 2018/2019,
menurut salah satu guru matematika SMP disana, menyampaikan
bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
berbentuk pemecahan masalah tergolong rendah. Kurangnya
pemahaman materi serta kurang aktifnya siswa saat pembelajaran
disinyalir sebagai penyebab hal tersebut terjadi. Problem Posing
merujuk pada pembuatan soal oleh siswa, diharapkan dapat
terbentuknya pemahaman dalam pemecahan masalah. Oleh sebab
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model
problem posing tipe pre-solution posing terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis kuasi
eksperimental dengan desain pretest-posttest control group
design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 256 peserta didik
kelas VII di salah satu sekolah di Salatiga tahun ajaran 2018/2019
yang terbagi menjadi 8 kelas. Pengambilan sampelnya
menggunakan teknik cluster random sampling dan terpilihlah 32
siswa kelas VII E sebagai kelompok eksperimen dan 32 siswa
kelas VII H sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan model problem
posing tipe pre-solution posing sedangkan kelompok kontrol
mendapatkan pembelajaran konvensional (ceramah) kemudian
dalam tahapan pengumpulan data diberikan 4 soal uraian.
Sebelumnya soal tersebut diuji validitasnya melalui expert
judgement, lalu soal tersebut di ujikan pada peserta didik. dari
hasil uji coba soal, kemudian dihitung validitas empirisnya
dengan menggunakan pearson product moment.
Hasil dan Pembahasan Penelitian tentang penerapan model problem posing tipe pre-
solution posing dalam pembelajaran matematika terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dilaksanakan
dalam waktu 2 minggu. Sebelumnya, peserta didik diberi pre-test
terlebih dahulu. Kemudian, kelas eksperimen diberikan
pembelajaran dengan menerapkan model problem posing tipe
pre-solution posing sedangkan kelas kontrol pembelajaran
melalui konvensional yaitu ceramah dan latihan soal.
Penerapan problem posing tipe pre-solution posing dikatakan
efektif jika rata-rata skor N-Gain pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berikut merupakan data
pretest dan postest kedua kelompok:

Dari hasil diatas kemudian dilakukan perhitungan rata-rata skor


N-Gain, setelah itu di uji rata-rata skor N-Gain dengan uji
independent sample t-test disajikan pada tabel dibawah ini:

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai sig.= 0,022 < 0,05


sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat perbedaan rata-rata skor N-Gain antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol, dimana rata-rata skor N-Gain
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol
sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing
merupakan model pembelajaran yang mampu mengoptimalkan
peningkatan kemampuan masalah siswa, karena dalam model ini
siswa dilatih untuk memahami kondisi yang diberikan kemudian
merangkai soal serta menjawab pertanyaan secara urut. Model ini
lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional,
ketika pemberian tugas siswa lebih fokus pada pembagian soal
masing-masing, lebih menguasai materi, lebih aktif dan berusaha
menyelesaikan masalah yang diajukan. Sedangkan pada kelas
konvensional siswa terlihat pasif karena terpusat oleh guru baik
saat mengerjakan soal harus sama dengan cara yang diajarkan
guru.
Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan
rata-rata skor N-Gain. Siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan model problem posing tipe pre-solution posing rata-
ratanya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran secara konvensional. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa penerapan model problem posing tipe pre-
solution posing lebih efektif terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa dibandingkan dengan siswa yang
mendapatkan penerapan pembelajaran secara konvensional.
Reviewer komentar jurnal ini secara keseluruhan sudah menjelaskan atau
(kelebihan, kekurangan) memaparkan dengan baik tentang penerapan model pembelajaran
problem posing tipe pre-solution posimg terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa secara jelas. Namun masih
kurang memaparkan secara lebih rinci mengenai N-Gain serta
Alangkah bisa ditambahkan mengenai pengumpulan datanya
secara lebih jelas lagi, tidak hanya langsung rata-rata dari
perolehan data pretest dan postest.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai