Anda di halaman 1dari 10

MAJU, p-ISSN: 2355-3782

Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647


Page : 113-122

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SD NEGERI ACEH BARAT

Siti Aminah Nababan

Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujung kec. Mereubo Kab. Aceh Barat
23615. Email: sitinababan28@gmail.com

Abstraks:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving dalam materi pecahan di SD Negeri Aceh Barat. Subjek dalam peneltiian ini
adalah 22 orang siswa.Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui tes hasil belajar siswa, lembar
observasi, aktivitas guru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah “ Penerapan Model Pembelajaran Problem
Solving dapat ,meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan siswa kelas IV SD Negeri Aceh Barat, Hal
ini terbukti dengan meningkatnya presentase haisl belajar siswa pada tiap siklusnya , pelaksanaan prasiklus nilai
hasil belajar siswa mayoritas masih dibawah KKM dengan presentase ketuntasan hanya 31,81%. Sedangkan
pada siklus I hasil belajar siswa meningkat namun belum maksimal yaitu 50% setelah pelaksanaan siklus II hasil
belajar siswa menjadi lebih baik, dimana presentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 86,36% dari jumlah
siswa secara keseluruhan.

Kata kunci: Metode Problem Solving, Hasil Belajar Matematika

PENDAHULUAN kompetensi yang andal dalam pemecahan


Hakikatnya program pembelajaran masalah yang kiranya dapat diterapkan dalam
bertujuan tidak hanya memahami dan pembelajaran.
menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi. Pemecahan masalah merupakan bagian
Tetapi juga memberi pemahaman dan dari kurikulum matematika yang sangat
penguasaan tentang “mengapa hal itu penting dalam proses pembelajaran maupun
terjadi”.Berpijak pada permasalahan tersebut penyelesaiannya siswa di mungkin
maka pembelajaran pemecahan masalah memperoleh pengalaman menggunakan
menjadi sangat penting untuk diajarkan. pengetahuan, serta keterampilan yang sudah
Pada dasarnya tujuan akhir dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan
pembelajaran adalah untuk menghasilkan masalah yang bersifat tidak rutin. selanjutnya
siswa yang memiliki pengetahuan dan menurut Tanjung (2018:110) Penyebab utama
keterampilan dalam memecahkan masalah pentingnya matematika adalah kemampuan
yang dihadapi kelak di masyarakat.Untuk siswa bermatematika merupakan landasan dan
menghasilkan siswa yang memiliki wahana pokok yang menjadi syarat

113
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

mutlakyang harus dikuasai untuk dapat dalam usaha mencarri pemecahan atau
melatih siswaberpikir dengan jelas, logis, jawabannya oleh peserta didik. Permasalahan
sistematis, dankreatif, serta memiliki tersebut dapat diajukan oleh guru dan peserta
kepribadian danketerampilan untuk didik atau dari peserta didik sendiri, kemudian
menyelesaikan masalahdalam kehidupan dijadikan pembahasan dan dicari
sehari-hari. Melalui kegiatan ini aspek-aspek pemecahannya sebagai kegiatan belajar peserta
kemampuan matematik penting seperti seperti didik
penerapan aturan pada masalah tidak rutin, Berdasarkan pengalaman peneliti
penemuan pola pengintegrasian, komunikasi menilai bahwa hasil belajar matematika siswa
matematik, dan lain-lain dapat dikembangkan rendah dan hal itu berpengaruh pada prestasi
secara lebih baik. Sejalan dengan pendapat beajar siswa menjadi rendah dimana berada
Tanjung, H.S dan Nababan, S.A (2018: 56) dibawah KKM yang telah di tentukan yaitu 65.
Proses pembelajaran didalam kelas tidak Disebabkan oleh beberap faktor yaitu kurang
terlepas dari peran seorangguru yang partisipasi siswa dalam pembelajaran dikelas,
merupakan pendidik profesional., emampuan metode yang digunakan guru dalam proses
profesional guru merupakan bagiandari belajar mengajar adalah metode monoton yaitu
kompetensi yang dimiliki guru. metode ceramah diskusi, sehingga siswa
Kemampuan pemecahan masalah cenderung bosan dalam pembelajaran. Hal ini
sangat penting artinya bagi siswa dan masa berdampak dengan hasil belajar siswa menjadi
depannya.Para ahli pembelajaran sependapat rendah, sejalan dengan pendapat Tanjung dan
bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam Nababan (2018:37) hasil belajar adalah
batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui perubahan kemampuan yang dimiliki
bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan. seseorang setelah ia menerima pengalaman
Persoalan tentang bagaimana mengajarkan belajar.
pemecahan masalah tidak akan pernah
terselesaikan tanpa memerhatikan METODE
jenismasalah yang ingin dipecahkan, metode Penelitian ini menggunakan
pemecahan masalah bukan hanya sekedar pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu Metode kualitatif ini digunakan karena
metode berpikir sebab dalam pemecahan beberapa pertimbangan yang pertama
masalah dapat menggunakan metode-metode menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
lainnya yang dimulai mencari data sampai apabila berhadapan dengan kenyataan
kepada menarik kesimpulan. Metode jamak,kedua, metode ini menyajikan secara
pemecahan masalah dalam cara penyajiannya. lansung hakikat hubungan antara peneliti dan
Bahan pelajaran dengan menjadikan masalah responden.
sebagai titik tolak pembahasan untuk Jenis Penelitian yang digunakan
dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan adalah penelitian tindakan kelas.Penelitian

114
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

tindakan kelas berorientasi pada pemecahan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada
masalah yang ada didalam kelas.Penelitian gambar berikut:
tindakan kelas bertujuan meningkatkan Teknik Pengumpulan data dapat
pembelajaran secara kesinambungan yang diperoleh dari hasil observasi, tes dan
pada dasarnya melekat pada terlaksananya dokumentasi.
misi profesional pendidikan yang diemban Adapun tahapan pengolahan data
guru.Penelitian tindakan kelas merupakan merupakan tahapan penting dalam suatu
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar penelitian, karena pada tahapan ini penelitian
berupa sebuah tindakan yang sengaja dapat dirumuskan.Setelah semua data data
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas terkumpul maka dideskripsikan dan dianalisis
secara bersama, tindakan tersebut diberikan menggunakan rumus. Untuk mendapatkan
oleh peneliti atau dengan arahan dari peneliti nilai presentase dari observasi dan tes dari
yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan peneliti penelitian ini dapat digunakan rumus sebagai
dimulai dari permasalahan yang rill yang berikut:
dihadapi oleh guru dalam proses P= 100%
pembelajaran, kemudian direfleksikan secara
alternatif untuk pemecahan masalah tersebut,
Keterangan:
setelah itu masalah tersebut, ditindak-lanjuti
P : angka presentase
dengan tindakan-tindakan terencana dan
F : frekuensi yang sedang dicari
terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan
Presentasenya.
kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti,
N : jumlah prekuensi/banyak individu
guru, siswa dan staf sekolah untuk menciptak
suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Pada bab ini peneliti akan
Aceh Barat.waktu penelitian ini dilakukan
menguraikan hasil yang diperoleh dari
pada bulan Juli 2018. Adapun yang menjadi
pengamatan terhadap aktivitas guru dalam
subjek dalam penelitian ini adalah 22 orang
pembelajaran dan analisis ketuntasan hasil
siswa. Dengan rincian jumlah laki-laki 12
belajar setiap siklus.
orang dan jumlah perempuan 10 orang,
Sebelum mengambil data dari setiap
mengingat jumlah siswa tidak terlalu banyak,
siklus dilakukan test awal (pre test) untuk
maka sampel dalam penelitian ini diambil dari
mengetahui kemampuan siswa sejauh mana
seluruh populasi.
materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Pada tahapan rancangan dalam
Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai
prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berikut:
terbagi dalam 4 tahapan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alur dari

115
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

Tabel (2) Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Berdasarkan tabel (3) diatas, hasil
No Nama Nilai KKM Ketuntasan analisis siswa dengan nilai rata-rata 52,71,
Siswa
1. Andi Ilham 65 Tidak siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa atau
30
Tuntas
31,81% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak
2. Diva 65 Tidak
50
Salsabila Tuntas 15 orang atau 61,18%. Dengan demikian hasil
3. Fathul Fahri 80 65 Tuntas
4. Hamdani 65 Tidak belajar pra siklus.Menyimpulkan nilai siswa
50
Tuntas masih belum mencapai ketuntasan. Hal ini
5. Irfan Zahlul 65 Tidak
50 mengidentifikasikan bahwa siswa selama ini
Tuntas
6. Keisya 65 Tidak
60 kurang termotivasi dalam mengikuti proses
Amanda Tuntas
7. Khairun 65 Tidak pembelajaran matematika, sehingga siswa
50
Nisa Tuntas
8. Khairil 65 dalam mengikuti proses belajar mengajar
70 Tuntas
Saputra kurang terfokus pada materi yang diajarkan
9. M. Faizul 65 Tidak
30
Haq Tuntas guru, hal ini diakibatkan oleh metode
10. M. Lailatul 65 Tidak
Fajri
50
Tuntas
pembelajaran yang diterapkan guru kurang
11. Nuriza 65 menarik perhatian siswa dan bahkan membuat
70 Tuntas
Syamila
12. Naiha 65 siswa kurang betah untuk berada di dalam
70 Tuntas
Salsabila kelas.
13. Raisatul 65 Tidak
50
Hasanah Tuntas Oleh karena itu, untuk memperbaiki
14. Reval Putra 70 65 Tuntas
15. Rahmad 65 proses belajar mengajar dibutuhkan penerapan
70 Tuntas
Maulana suatu metode pembelajaran yang dapat
16. Rauzatul 65 Tidak
50 meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
Jannah Tuntas
17. S. Ahmad 65 Tidak
50 siswa, maka peneliti melakukan tindak lanjut
Zaman Huli Tuntas
18. Tajul Fajari 70 65 Tuntas dengan dengan melaksanakan siklus I.
19. Uswatun 65 Tidak
30
Hasanah Tuntas
20. Viratun 65 Tidak SIKLUS I
50
Nisa Tuntas
21. Vina Mulya 65 Tidak Siklus I dilaksanakan pada hari Senin,
30
Tuntas 1 Agustus 2016 dengan materi pecahan. Pada
22. Zian 65 Tidak
30
Manzila Tuntas siklus ini peneliti melaksanakan kegiatan
Jumlah 1160
Rata-rata Tidak
sebagai berikut:
52,71
Tuntas Pada tahap perencanaan, yang
dilakukan guru adalah menyusun RPP,
menyiapkan lembar tes, yang berupa essay
Tabel (2) Presentase Nilai Hasil Pra Siklus
sebanyak 10 butir soal, selanjutnya
No KKM Frekuensi Persentase Ket
(F) (%) menyiapkan proses pembelajaran, membuat
1. ≥65 7 31,81% Tuntas
lembar observasi guru dan siswa.
2. <65 15 68,18% Tidak
Tuntas Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
dilakukan oleh peneltii adalah melaksanakan

116
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

rencana tersebut sebagai tindakan yang 8. Khairil Saputra 50 65 Tidak Tuntas


9. M. Faizul Haq 90 65 Tuntas
mengacu pada RPP, guru menerapkan metode 10. M. Lailatul 65
70 Tuntas
pemecahan masalah, guru menyusun pokok Fajri
11. Nuriza 65
permasalahan, dan guru menyimpulkan 50 Tidak Tuntas
Syamila
12. Naiha 65
permasalahan di akhir pembelajaran. 70 Tuntas
Salsabila
Untuk hasil pengamatan mengenai 13. Raisatul 65
50 Tidak Tuntas
Hasanah
aktivitas guru dalam pembelajaran, dengan 14. Reval Putra 70 65 Tuntas
menggunakan metode belajar kelompok pada 15. Rahmad 65
90 Tuntas
Maulana
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: 16. Rauzatul 65
50 Tidak Tuntas
Jannah
Berdasarkan hasil observasi yang
17. S. Ahmad 65
50 Tidak Tuntas
dilakukan oleh kolaborator maka hasil Zaman Huli
18. Tajul Fajari 70 65 Tuntas
pengamatan dapat dilihat dari tabel diatas, 19. Uswatun 65
70 Tuntas
maka diperoleh jumlah skor 26 dari skor Hasanah
20. Viratun Nisa 50 65 Tidak Tuntas
maksimal 44. Kemudian jumlah skor diubah 21. Vina Mulya 90 65 Tuntas
22. Zian Manzila 60 65 Tidak Tuntas
terlebih dahulu kedalam bentuk presentase,
Jumlah 1410
dengan demikian diperoleh nilai hasil Rata-rata Tidak
64,09
Tuntas
observasi adalah 59,09%. Dimana kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti Tabel (4) Presentase Nilai Hasil Siklus I
pada siklus I masih tergolong rendah karena
banyak aspek-aspek kegiatan pembelajaran No KKM Frekuen Persenta Keteranga
yang dalam kategori cukup baik.Dimana guru si (F) se (%) n
1. ≥65 11 50% Tuntas
kurang memotivasi atau membangkitkan minat
2. <65 11 50% Tidak
siswa, menyusun masalah, tidak Tuntas

menghubungkan pelajaran terlebih dahulu


Berdasarkan tabel (7) diatas, masih
yang merupakan prasyarat untuk topic berikut,
ada siswa yang tidak menguasai materi yang
tidak mengkomunikasikan tujuan
disampaikan oleh guru, yaitu tentang pecahan.
pembelajaran, dan guru tidak segera memberi
Namun pada siklus I sudah ada peningkatan
kegiatan perbaikan atau pergayaan.
ketuntasan belajar siswa dari hasil pra siklus,

Tabel (3) Hasil Belajar Pada Siklus I jumlah nilai rata-rata pada siklus I adalah

No Nama Siswa Nilai KKM Ketuntasan 64,09. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11
orang siswa atau 50% dan siswa yang tidak
1. Andi Ilham 50 65 Tidak Tuntas
2. Diva Salsabila 90 65 Tuntas tuntas sebanyak 11 orang atau 50%. Pada
3. Fathul Fahri 50 65 Tidak Tuntas siklus I keberhasilan siswa belum optimal,
4. Hamdani 50 65 Tidak Tuntas
5. Irfan Zahlul 90 65 Tuntas untuk itu harus diadakan perbaikan dalam
6. Keisya 65
Amanda
50 Tidak Tuntas proses pembelajaran. Karena pencapaian
7. Khairun Nisa 50 65 Tidak Tuntas ketuntasan klasikal yang diarapkan yaitu 85%

117
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

dari total siswa yang telah menjadi ketetapan Siklus II dilakukan pada hari Selasa, 9
sekolah SD Negeri Alue Tampak, Kecamatan Agustus 2016 dan membahas tentang pecahan,
Kaway XVI belum tercapai. diakhir pembelajaran dilakukan tes. Pada
siklus II ini penulis melaksanakan kegiatan
Refleksi: yang menunjang proses pembelajaran
Berdasarkan data hasil belajar pada diantaranya:
materi pecahan dengan menggunakan metode Tahap perencanaan, guru menyusun
Problem Solving didapatkan bahwa ketuntasan RPP, membuat lembar observasi guru dan
belajar siswa secara klasikal belum tercapai. siswa,dan membuat soal test yang berupa soal
Dari hasil refleksi terhadap essay yang berisi 10 butir soal.
pembelajara yang dilaksanakan dalam siklus I Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
diatas, baik berdasarkan hasil pembelajaran dilakukan oleh peneltii adalah melaksanakan
maupun berdasarkan proses pembelajaran, rencana tersebut sebagai tindakan yang
menunjukkan bahwa tindakan (pelaksanaan ) mengacu pada RPP, guru menerapkan metode
dalam siklus I ini belum berhasil. Hal ini pemecahan masalah, guru menyusun pokok
disebabkan karena ada sebagaian siswa yang permasalahan, dan guru menyimpulkan
kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa permasalahan di akhir pembelajaran.
masih malu untuk mengeluarkan pendapat Tahap observasi aktivitas guru dalam
serta siswa belum mampu untuk manarik pembelajaran dengan menggunakan metode
kesimpulan diakhir pertemuan.Dengan pembelajaran Problem Solving pada siklus II
demikian peneliti menyimpulkan bahwa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I Berdasarkan hasil penelitian dilihat
belum berhasil.Oleh karena itu, diperlukan aktivitas guru sudah meningkat secara
tindakan selanjutnya. signifikan. Dimana skor yang diperoleh 42,
setelah di ubah dalam bentuk presentase, maka
SIKLUS II nilai hasil guru diperoleh 87,5% maka hasil
Adapun tindakan yang diambil pada observasi guru pada siklus II dalam proses
siklus II adalah sebagai berikut: belajar mengajar masuk kategori sangat baik
memotivasi/membangkitkan minat siswa, guru dimana aspek-aspek kegiatan proses belajar
harus mampu menghubungkan pelajaran mengajar sudah dapat terpenuhi.
terdahulu yang merupakan prasyarat untuk
topic berikutnya, guru harus berperan sebagai Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat

fasilitator, guru harus mampu menumbuhkan disimpulkan bahwa, aktivitas belajar siswa

permasalahan dari anak didik itu sendiri, guru dalam proses belajar mengajar sudah

harus membimbing siswa untuk mengalami peningkatan yang sangat

menyimpulkan materi di akhir pertemuan. signifikan, hal itu terlihat dari peningkatan
jumlah siswa yang memperoleh kategori baik

118
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

dan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa 19. Uswatun


90
65
Tuntas
Hasanah
pada siklus II. Aspek-aspek keaktifan siswa 20. Viratun 65
70 Tuntas
siswa yang diamati dalam mengikuti proses Nisa
21. Vina 65
pembelajaran materi pecahan telah mengalami 100
Mulya Tuntas
22. Zian 65
perbaikan. 90
Manzila Tuntas
Penilaian hasil belajar pada siklus II Jumlah 1780
Rata-rata 80,90 Tuntas
dilakukan melalui tes hasil belajar berupa post
tes secara tertulis yaitu sebanyak 10 butir dan
Tabel (6) Presentase Nilai Hasil Siklus II
dilaksanakan setelah soal tes selesai. Data
No KKM (F) (%) Keterangan
hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel
dibawah ini: 1. ≥65 19 86,36 Tuntas
Tabel (5) Hasil Belajar siswa Pada SIklus II %
2. <65 3 13,63 Tidak Tuntas
No Nama Nilai KKM Ketuntasan %
Siswa
1. Andi 65 Tidak
60 Berdasarkan tabel (11) diatas dapat
Ilham Tuntas
2. Diva 65
100 Tuntas dilihat pada presentase ketuntasan siswa
Salsabila
3. Fathul
70
65
Tuntas
mengalami peningkatan yaitu jumlah siswa
Fahri
4. Hamdani 65 Tidak yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 86,36%
70
Tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang
5. Irfan 65
100 Tuntas atau 13,63% . pada siklus II keberhasilan
Zahlul
6. Keisya 65
70 Tuntas siswa sudah optimal atau sangat efektif.
Amanda
7. Khairun 65
70 Tuntas
Nisa
8. Khairil 65 Refleksi:
70 Tuntas
Saputra Berdasarkan data hasil belajar yang
9. M. Faizul 65
100 Tuntas
Haq diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa
10. M. Lailatul 65
90 Tuntas dapat menyelesaikan soal dengan baik.Dari
Fajri
11. Nuriza 65 Tidak data tes hasil belajar yang diperoleh
60
Syamila Tuntas
12. Naiha 65 menunjukkan 85% siswa tuntas belajar.Berarti
90 Tuntas
Salsabila
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah
13. Raisatul 65
70 Tuntas
Hasanah tercapai.
14. Reval 65
90 Tuntas Berdasarkan hasil analisis, dapat
Putra
15. Rahmad 65 disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri
100 Tuntas
Maulana
16. Rauzatul 65 Tidak Alue Tampak Kecamatan Kaway XVI telah
60
Jannah Tuntas
dapat memahami berbagai materi pecahan
17. S. Ahmad 65
Tidak
Zaman 70 dengan dengan menggunakan metode problem
Tuntas
Huli
18. Tajul 65 Solving. Ketuntasan dapat tercapai dengan
90 Tuntas
Fajari adanya pendekatan guru kepada siswa serta

119
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

adanya perbaikan-perbaikan dari setiap nilai prestasi belajar siswa lebih meningkat
siklusnya sehingga pembelajaran dapat dibandingkan sebelumnya. Dimana presentase
tercapai dengan baik.Dari kenyataan ini maka siswa yang tuntas mencapai 11 siswa atau 50%
dkatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dari 22 siswa, sedangkan yang tidak tuntas
dilaksanakan siklus II berhasil. sebanyak 11 siswa atau 50%. Hal ini
Pembahasan: menunjukkan proses belajar mengajar pada
Pembahasan dalam penelitian ini siklus I belum berjalan dengan baik, sehingga
merupakan hasil observasi selama ketuntasan klasikal belum mencapai indikator
penelitian.Penelitian dimulai dari kegiatan pra yang ditentukan. Penyebab dari rendanya nilai
tindakan yang merupakan pelaksanaan pra prestasi belajar siswa pada siklus I ini adalah
siklus dengan memberikan tes awal kepada siswa belum terbiasa dengan penerapan
siswa untuk mengukur tingkat pemahaman metode problem solving yang diterapkan
siswa terhadap materi pecahan. guru.Sehingga siswa masih belum dapat
Dari hasil awal tes tersebut beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran
menunjukkan prestasi belajar siswa masih yang dilaksanakan di kelas.
sangat rendah. Dimana siswa yang mencapai Hal itu didasari oleh hasil pengamatan
ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai kolaborator terhadap aktivitas guru yang
≥ 65 sebagai KKM yang telah ditentukan dan menunjukkan masih terdapat kekurangan-
menjadi ketetapan di SD Negeri Aceh Barat kekurangan dari beberapa aspek yang diamati
hanya 31,81% siswa, sedangkan 68,18% siswa yang menunjukkan presentase aktivitas guru
lainnya memperoleh nilai < 65 yang berarti masih rendah dimana nilai presentase yang
pencapainnya tidak tuntas. Hal ini disebabkan diperoleh hanya 59,09%. Aspek-aspek yang
oleh kurangnya motivasi siswa terhadap cenderung belum terlaksana dengan maksimal
pembelajaran yang diterapkan guru, dimana antara lain: guru masih kurang memotivasi
metode yang paling dominan yang digunakan atau membangkitkan minat siswa, selain itu
dalam pembelajaran oleh guru adalah metode guru belum menghubungkan pelajaran
konvensional, dimana pembelajaran yang terdahulu yang merupakan prasyarat untuk
diterapkan lebih berpusat pada guru, hal itu topic berikutnya, guru belum bisa
menyebabkan siswa cenderung pasif dalam mengembangkan pikiran anak didik, guru
mengikuti proses belajar mengajar dan mudah belum berperan sebagai fasilitator guru tidak
bosan. membimbing siswa, serta guru tidak segera
Dari hasil test yang diperoleh pada memberi kegiatan perbaikan kepada siswa
pra-siklus maka peneliti menindak –lanjuti yang mendapatkan nilai yang rendah.
dengan melaksanakan siklus I. pada siklus ini Adapun pada siklus II, penerapan
peneliti melaksanakan proses belajar mengajar metode problem solving yang diterapkan
dengan menerapkan metode Problem Solving. untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD
Setelah dilaksanakan pembelajaran tersebut Negeri Aceh Barat, tampak menunjukkan

120
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

peningkatan yang signifikan.Hal itu dapat Barat, maka dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari peningkatan prestasi belajar penerapan metode Problem Solving dapat

siswa, hal itu dapat dibuktikan dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
pecahan di kelas IV SD Negeri Aceh Barat.
banyaknya jumlah siswa yang
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
mendapatkan nilai ≥65 dimana nilai
presentase hasil belajar siswa pada tiap
tersebut sudah mencapai KKM yang
siklusnya
ditetapkan serta persentase jumlah siswa
Pada pelaksanaan pra siklus nilai hasil
yang mencapai ketuntasan meningkat belajar siswa mayoritas masih dibawah KKM
hingga 19 siswa atau 86,36% dari 22 total dan presentase jumlah siswa yang tuntas hanya
siswa, sedangkan yang belum mencapai 31,81% dari 22 siswa. Sedangkan pada siklus
ketuntasan hanya 3 siswa atau 13,63%. I, hasil belajar siswa meningkat meningkat
Peningkatan hasil belajar siswa pada namun belum maksimal, persentase jumlah
siklus ini merupakan pengaruh dari siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM
pemahaman siswa terhadap penerapan baru mencapai 50%, setelah pelaksanaan
metode problem solving.pada siklus II siklus II hasil belajar siswa menjadi lebih
hasil observasi aktivitas guru yang baik, dimana persentase jumlah siswayang
diperoleh dari pengamatan yang dilakukan tuntas mencapai 86,36% dari jumlah siswa
oleh kolaborator menunjukkan secara keseluruhan, kemampuan guru
peningkatan persentase yang mencapai dalam mengelola pembelajaran
87,5%, dimana aspek-aspek yang diamati dikategorikan sangat baik serta aktifitas
menunjukkan peningkatan sehingga siswa selama proses pembelajaran pada
kategori yang diperoleh berdasarkan tiap-tiap kategori yang diamati dapat
indikator adalah sangat baik. dikatakan baik.
Dari pembahasan diatas penerapan
metode problem solving terbukti berhasil SARAN
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Berdasarkan kesimpulan diatas, maka

materi pecahan yang menimbulkan saran dari penulis adalah:

motivasi belajar siswa serta menimbulkan 1. Diharapkan penerapan Metode

ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran problem solving dapat terus

matematika. dilanjutkan kepada seluruh siswa


khususnya tidak hanya pada siswa
KESIMPULAN
kelas IV saja. Serta apa yang telah
Dari hasil penelitian tindakan kelas
dicapai saat ini dapat ditingkatkan
yang dilaksanakan peneliti di SD Negeri Aceh
lagi sehingga seluruh siswa dapat

121
MAJU, p-ISSN: 2355-3782
Volume 6 No. 1, Maret 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 113-122

lebih mengerti dan memahami Tanjung, H.S & Nababan, S.A. (2018).
Pengembangan perangkat
tentang materi yang diterapkan
pembelajaranMatematika berorientasi
oleh para guru. model pembelajaranBerbasis masalah
2. Dalam upaya meningkatkan mutu (PBM) untuk
meningkatkanKemampuan berpikir
pendidikan diharapkan kepada guru
kritis siswaSMA se-Kuala Nagan Raya
dapat menerapkan metode problem Aceh. Genta Mulia, Vol. IX. No. 1,
solving pada materi pecahan. 2018
3. Diharapkan pada guru bidnag studi
matematika agar dapat mengetahui
keaktifan suatu metode pembelajaran
4. Diharapkan kepada siswa agar lebih
berminat dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan saling
bekerja sama untuk mencapai
ketuntasan belajar.

DAFTAR PUSKATA

Nasution, 2006.Metode Research (Penelitian


Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah Sayiful Bahri. 2006. Strategi belajar


Mengajar. PT. Asdi Mahasatya:
Jakarta.

Tanjung, H. S. 2018. Perbedaan Kemampuan


Berpikir Kreatif dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa dalam
Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah.Genta Mulia, Vol.
IX. No. 1, 2018

Tanjung, H.S & Nababan, S.A (2018).


Pengaruh penggunaan metode
pembelajaran bermain terhadap hasil
belajar matematika siswa materi
pokok pecahan di kelas III SD Negeri
200407 Hutapadang. Bina Gogik,
Vol. 1. No. 1, 2018.

122

Anda mungkin juga menyukai