Anda di halaman 1dari 6

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol.

1 no, 3, Oktober 20013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA


MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN
METODE PROBLEM SOLVING

Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

ABSTRACT: Improper learning steps resulted in low student synthesis and analytical
skills in solving a physics problem or symptom. Therefore, this research is done in order
to improve student synthesis and analytical skills. Specific objectives of research are: (1)
achievement of lesson plans, (2) student procedural skills, (3) student learning outcomes
after following learning, (4) the response of student towards learning. This type of
research uses classroom action research. Data retrieval techniques through achievement
test, observation, questionnaires, and documentation.

Keywords: Synthesis and analytical skills, direct instruction, problem solving, heat
transfer.

PENDAHULUAN mengkaji, menemukan, dan


Proses belajar mengajar sesuai memprediksi.
KTSP 2006 di atur dalam Peraturan Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Negeri 1 Banjarmasin khususnya kelas
tentang Standar Nasional Pendidikan X 2, selama ini proses belajar mengajar
yang diperjelas dengan Peraturan fisika hanya bersumber pada guru,
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 akibatnya siswa tidak terlatih untuk
tahun 2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang mengembangkan kemampuan berfikir
Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar analisis sintesis dalam menyelesaikan
dan Menengah menjelaskan bahwa mutu suatu masalah atau gejala fisika.
pembelajaran di sekolah dikembangkan Sebagian siswa mengalami kesulitan
dengan menggunakan model mengidentifikasi variabel yang
pembelajaran yang mengacu pada diketahui, ditanya, dan strategi untuk
standar proses, melibatkan peserta didik memecahkan soal yang diberikan serta .
secara aktif, demokratis, mendidik, Hal ini mengindikasikan kemampuan
memotivasi, mendorong kreatifitas, dan analisis sintesis siswa masih rendah
dialogis, diharapkan siswa mencapai karena kurang terlatih.
pola pikir dan kebebasan berfikir Berdasarkan permsalahan di atas,
sehingga dapat melaksanakan aktivitas diperlukan suatu alternatif solusi untuk
intelektual yang berupa berfikir, meningkatkan kemampuan analisis
berargumentasi, mempertanyakan, sintesis siswa. Salah satu strategi

265
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013

pembelajaran yang efektif untuk perpindahan kalor adalah perpindahan


meningkatkan kemampuan analisis kalor secara konduksi, perpindahan
sintesis siswa adalah pengajaran kalor secara konveksi, dan perpindahan
langsung dengan metode problem kalor secara radiasi. Untuk mempelajari
solving. materi ini, siswa terlebih dahulu harus
Adapun rumusan masalah dalam menguasai operasi matematik seperti
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) penjumlahan, pengurangan, perkalian,
Bagaimana keterlaksanaan RPP selama pembagian, penarikan akar, dan
proses pengajaran langsung dengan pemangkatan bilangan. Pada dasarnya
metode problem solving?, (2) materi ajar perpindahan kalor bersifat
Bagaimana keterampilan prosedural abstrak sehingga untuk mengajarkan
siswa selama proses pengajaran materi ini diperlukan kemampuan
langsung dengan metode problem mendeskripsikan peristiwa, analisis
solving?, (3) Bagaimana hasil belajar sintesis, dan problem solving.
siswa setelah diterapkan pengajaran Kemampuan Analisis Sintesis dalam
langsung dengan metode problem Pembelajaran Fisika
solving?, daan (4) Bagaimana respon Kemampuan analisis sintesis siswa
siswa terhadap pembelajaran pengajaran dalam hasil belajar berkenaan dengan
langsung dengan metode problem kemampuan untuk membagi materi ke
solving?. dalam bagian-bagian yang lebih kecil
(komponen), sehingga struktur
TINJAUAN PUSTAKA organisasinya dapat dipahami kemudian
Karakteristik Materi Ajar menghimpun bagian-bagian itu ke dalam
Perpindahan Kalor suatu sistem sehingga membentuk suatu
Materi ajar perpindahan kalor pola atau struktur baru berdasarkan
merupakan sub pokok bahasan dari Suhu berbagai informasi atau fakta. Jenjang
dan Kalor yang dipelajari di SMA kelas ini meliputi identifikasi bagian-bagian
X pada semester genap. Standar menjadi suatu komponen diketahui,
kompetensinya adalah menerapkan ditanya dan dijawab. Kemudian dapat
konsep kalor dan prinsip konservasi dianalisis sintesis keterkaitan diatara
energi pada berbagai perubahan energi. bagian-bagian yang telah dijabarkan ke
Sedangkan kompetensi dasarnya adalah dalam sebuah rumus standar, serta
menganalisis cara perpindahan kalor. mengenal prinsip-prinsip peng-
Sub-sub pokok bahasan dalam materi organisasian yang termuat sehingga

266
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013

dapat membuat transformasi rumus jika berlangsung. Problem/masalah yang


perlu perubahan bentuk rumus untuk dihadapkan kepada siswa itu hendaklah
menyelesaikan persoalan tersebut. jelas atau bersih dari kesalahan dan tidak
Tingkat berpikir analisis dan memiliki dua pengertian yang berbeda,
sintesis merupakan keterampilan sesuai dengan kemampuan anak, tidak
berpikir tingkat tinggi dengan istilah- terlalu mudah juga tidak terlalu sulit
istilah serupa yang sering digunakan sehingga tidak bias dipecahkan oleh para
seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, siswa, menarik minat siswa, sesuai
dan pemecahan masalah. Keterampilan dengan pelajaran anak di waktu yang
prosedural siswa menggambarkan lalu, sekarang maupun di masa
keterampilan siswa dalam mendatang, dan praktis dalam arti
menyelesaikan persoalan dengan mungkin dijumpai dalam kehidupan
mengikuti langkah-langkah sesuai sehari-hari.
dengan metode pembelajaran yang Metode problem solving ini
digunakan. Hasil belajar di sini diterapkan pada saat guru mengajar
menggambarkan tingkat intelektual yang dengan menggunakan model pengajaran
lebih tinggi dari pemahaman dan langsung. Dengan menggunakan metode
aplikasi karena memerlukan pemahaman ini yang disetting ke dalam model
isi dan bentuk struktural dari materi pengajaran langsung, diharapkan siswa
(Bloom dalam Pratama, 2011). dapat menyelesaikan suatu
Pengajaran Langsung dengan Metode masalah/persoalan tahap demi tahap dan
Problem Solving sekaligus mengasah kemampuan
Metode problem solving adalah prosedural siswa itu sendiri. Adapun
sebuah metode pemecahan masalah di fase-fase pada pembelajaran ini sama
mana pada umumnya siswa diberi suatu dengan fase pada model pengajaran
masalah yang harus dipecahkan sendiri langsung, namun pada kegiatan
selama proses pembelajaran pembelajarannya sedikit berbeda.

267
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013

Tabel 1 Tingkah laku mengajar (sintaks) pengajaran langsung dengan metode problem
solving
No Fase Peran Guru
1 Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang
mempersiapkan siswa pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan
siswa untuk belajar
2 Mendemonstrasikan pengetahuan Sehubungan dengan tingkat analisis sintesis siswa
atau keterampilan yang masih rendah, maka guru mendemonstrasikan
pengetahuan deklaratif dengan cara menjelaskan
konsep dan rumus perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi sambil menghubungkannya
dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, serta
mendemonstrasikan keterampilan prosedural dengan
cara menyajikan masalah berupa soal latihan
kemudian mengajarkan cara untuk menyelesaikannya
tahap demi tahap
3 Membimbing pelatihan Guru membimbing pelatihan dengan memberikan
masalah baru kepada siswa seperti pada fase 2
4 Mengecek pemahaman dan Guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan
memberikan umpan balik masalah selanjutnya yang serupa dengan fase 2 atau
menanyakan kembali pertanyaan yang sama seperti
fase 2
5 Memberikan kesempatan untuk Guru memberikan masalah yang berbeda namun
pelatihan lanjutan dan penerapan serupa dengan fase 2 dan fase 3
(Adaptasi dari Kulsum, 2011)

METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah


Jenis penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Banjarmasin dengan jumlah siswa laki-
dalam penelitian ini untuk mengatasi laki sebanyak 12 orang dan siswa
adanya masalah yang ada dalam kelas X perempuan sebanyak 20 orang,
2 SMA Negeri 1 Banjarmasin berkaitan memiliki rata-rata umur 15-16 tahun,
dengan kemampuan analisis sintesis pada materi ajar Perpindahan Kalor serta
siswa yang rendah dengan menerapkan peneliti selaku guru yang mengajar.
pengajaran langsung dengan metode Adapun teknik pengumpulan data
problem solving. dalam penelitian ini meliputi observasi,
Adapun alur penelitian tindakan tes, angket, dan dokumentasi.
kelas yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan alur penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
tindakan kelas model Hopkins Keterlaksanaan RPP model
(Arikunto, 2008). pengajaran langsung dengan metode

268
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013

problem solving meningkat dan perhitungan THB siswa siklus II


berkategori sangat baik, dengan memberikan ketuntasan hasil belajar
persentase keterlaksanaan pada siklus I siswa secara klasikal meningkat menjadi
yaitu sebesar 96.67%, pada siklus II 93,55% karena ada 29 siswa yang tuntas
sebesar 100%, dan pada siklus III dan hanya 2 siswa yang tidak tuntas.
sebesar 100%. Hal ini disebabkan guru Pada siklus III terdapat 31 siswa yang
mulai terbiasa dalam menerapkan mencapai ketuntasan sehingga
kegiatan pembelajaran yang ada dan ketuntasan klasikalnya meningkat
mampu mengelola kelas dengan baik. menjadi 96,77%. Siswa sudah belajar
Pada siklus I setiap prosedur yang dari pengalaman sebelumnya dan
diamati dikerjakan dengan proporsi ≥ semakin teliti memahami pernyataan
85% siswa. Akan tetapi masih ada soal dan terampil melakukan analisis
beberapa siswa yang mendapat skor sintesis persoalan.
paling rendah pada beberapa prosedur. Hasil temuan respon siswa yaitu
Pada siklus II setiap prosedur yang rata-rata attention (perhatian) siswa
diamati dikerjakan dengan proporsi ≥ sebesar 3,97 dengan kategori baik. Rata-
89% siswa. Pada siklus II ini rata relavace (keterkaitan) siswa sebesar
keterampilan prosedural siswa lebih 3,74 dengan kategori baik. Rata-rata
meningkat daripada siklus I dan confidence (keyakinan) siswa sebesar
tergolong sangat baik. Pada siklus III 3,86 dengan kategori baik. Rata-rata
setiap prosedur yang diamati dikerjakan satisfaction (kepuasan) siswa sebesar
dengan proporsi 100% siswa. Tidak ada 3,90 dengan kategori baik. Sehingga
lagi siswa yang mendapat skor paling berdasarkan analisis data respon siswa
rendah pada beberapa prosedur. diperoleh gambaran bahwa secara umum
Keterampilan prosedural siswa lebih siswa memberikan respon positif
meningkat daripada siklus I dan siklus II terhadap pembelajaran.
dengan perolehan skor maksimum dan
kriteria sangat baik ditiap keterampilan SIMPULAN
prosedural yang diamati. Berdasarkan temuan hasil
Setelah guru menghitung hasil THB penelitian, dapat disimpulkan bahwa
siswa siklus I ternyata ketuntasan hasil keefektifan pengajaran langsung dengan
belajar siswa secara klasikal hanya metode problem solving dalam
sebesar 6,25% karena hanya 2 orang meningkatkan kemampuan analisis
siswa saja yang tuntas. Hasil sintesis siswa kelas X 2 SMA Negeri 1

269
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013

Banjarmasin pada materi ajar Sardiman, A. M. (1986). Interaksi dan


Motivasi Belajar Mengajar.
perpindahan kalor semester genap tahun
Jakarta: Rajawali Pers.
ajaran 2011/2012.
Schug, M. C, S. G. Tarver, & R. D.
Western. (2001). Direct Instruction
DAFTAR PUSTAKA And The Teaching Of Early
Reading. Thiensville: Wisconsin
Ali, R. (2010). Effect Of Using Problem
Policy Research Institute.
Solving Method In Teaching
Mathematics On The Achievement
Sunarti, T. (2003). Interaksi Belajar
Of Mathematics Students. Journal
Mengajar. Jakarta: Departemen
of Asian Social Science.
Pendidikan Nasional.
Arikunto, S. (2008). Penelitian
Suprijono, A. (2011). Cooperative
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Learning Teori & Aplikasi
Aksara.
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Trianto. (2008). Mendesain
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and
Dogru, M. (2008). The Application of
Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas
Problem Solving Method On
Pustaka Publisher.
Teacher Trainees On The Solution
Of The Environtmental Problems.
Trianto. (2010). Mendesain Model
Journal of Environtmental &
Pembelajaran Inovatif Progresif:
Science Education, ISSN 1306-
Konsep, Landasan dan
3065.
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Cerdas Pustaka

270

Anda mungkin juga menyukai