Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Penguasaan Konsep

PENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONSEP


DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Arya Setya Nugroho


PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya (arya.nugroho15@gmail.com)
Ganes Gunansyah
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan konsep.
Dikarenakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, memberikan materi konsep
sebatas materi yang ada, mendominasi pembelajaran, guru menyampaikan materi konsep secara langsung.
Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran konsep. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas guru dan siswa, hasil belajar
penguasaan konsep, dan respon siswa terhadap model pembelajaran konsep. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus. Instrumen yang digunakan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa, tes, dan lembar angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar penguasaan konsep siswa, aktivitas
guru dan siswa, serta respon siswa mengalami peningkatan di setiap siklusnya dan memenuhi indikator
keberhasilan.
Kata Kunci: Pembelajaran IPS, Penguasaan Konsep, Model Pembelajaran Konsep

Abstract: The background of this research that the students have difficulty in governance the concept.
The reasons of students' difficulties in governance the concept are because teachers use the speaking
method in teaching, the teacher gives the concept of limited available materials, dominate the learning,
and teachers deliver the material concept directly.. The solution to this problem is by apllying the concept
learning model. The purpose of the study was to find out how to increase the students' learning outcomes
of governance learning concept, teacher and students activity also student responses of the concept
learning model. This study used classroom action research method consists of three cycles. The
Instruments that used were observation activity sheets and student teachers tests, and a questionnaire
sheet. The data analysis technique used is descriptive qualitative and quantitative. The resultsof the study
showed governance of the concept of student’s learning outcomes, teacher and students activity also
student responses has increased in each cycle and fulfill the success indicator.
Keyword: Social subject learning, Concept Governance, Concept Learning Model

Dengan demikian proses pembelajaran yang


PENDAHULUAN
dilakukan berlangsung kaku, sehingga kurang
Berdasar hasil observasi yang dilakukan di kelas IV mendukung pengembangan pengetahuan, sikap,
SDN Gerih II Kabupaten Ngawi dalam pembelajaran keterampilan, dan penguasaan siswa. Pada saat
IPS, secara umum pengkondisian kelas sudah baik. pembelajaran berlangsung, siswa mengalami kendala-
Namun, disamping itu terdapat kekurangan yang kendala: (1) aktivitas siswa cenderung pasif di dalam
dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran yaitu: (1) kelas, (2) siswa kurang termotivasi mengikuti proses
guru pada saat memberikan materi masih bersifat pembelajaran, (3) siswa kurang mampu mengingat materi
tradisional, (2) guru kurang memahami karakteristik dari yang diberikan oleh guru, (4) siswa tidak dapat
berbagai model-model pembelajaran yang ada, hanya membedakan dan mengelompokkan materi yang
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diberikan guru, (5) siswa hanya mencatat dan
tanpa memperhatikan dimensi pembelajaran yang ada., menghafalkan materi konsep dari guru
(3) guru memberikan materi sebatas materi yang ada Dari penyebab-penyebab di atas dapat disimpulkan
pada buku, (4) guru mendominasi pembelajaran, bahwa penguasaan konsep pada siswa masih kurang. Hal
sehingga pembelajaran berpusat pada guru, 5) guru dalam tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan peranan
menyampaikan pembelajaran dengan materi-materi guru dalam mengelola pembelajaran dalam keberhasilan
konsep dengan secara langsung pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu

1
JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0 - 216

maka pembelajaran yang diciptakan guru untuk dalam pengelompokan item-item dengan cara tertentu, c)
menumbuh kembangkan potensi anak dalam memahami mengidentifikasi karakteristik yang sama dari sebuah
berbagai konsep di pelajaran IPS harus diperhatikan. item, d) melabeli sebuah kelompok, e) menggolongkan
Untuk mengatasi permasalahan di atas penulis item-item yang telah mereka sebutkan melalui sebuah
memberikan solusi yaitu dengan menggunakan model tabel. Untuk memahami konsep lebih jauh, siswa akan
pembelajaran konsep. Peneliti mengambil model bergerak dalam tahap penginterpretasian data dan
pembelajaran konsep dikarenakan model ini sangat sesuai pengaplikasian data.
dalam penguasaan konsep yang akan diangkat sebagai Menurut Robert S. Slavin (dalam Rosalia,2013:1-2)
fokus permasalahan. Melalui penerapan model kecakapan siswa dalam memahami materi sangat
pembelajaran konsep, dihadapkan pada berbagai diperlukan karena hal itu berpengaruh pada hasil belajar
siswa dan penguasaan konsep yang ada di diri siswa.
pertanyaan pada urutan tertentu untuk memahami suatu
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep. Penguasaan konsep terbentuk ketika siswa dengan meningkatkan penguasaan konsep diharapkan
menjawab berbagai pertanyaan yang telah tersusun, siswa dapat mudah memahami konsep-konsep IPS yang
sehingga diharapkan mereka mencari dan menyelidiki sekaligus dapat diaplikasikan oleh siswa dalam
maksud dari pertanyaan tersebut serta merumuskan kehidupan siswa. Hal ini juga akan membuat mata
sendiri penemuannya. pelajaran IPS menarik perhatian siswa dikarenakan
Berdasarkan uraian di atas, pokok-pokok dari belajar IPS tidak hanya berupa hafalan dari buku, tetapi
siswa bekerjasama dalam kelompoknya secara langsung
penelitian ini adalah bagaimana aktivitas guru dan siswa,
untuk memecahkan persoalan sosial yang sedang
penguasaan konsep, dan respon siswa dengan penerapan dihadapi di lingkungannya.
model pembelajaran konsep siswa di sekolah dasar. Diharapkan hasil penelitian ini dapat mendeskripsikan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peningkatan aktivitas guru dan siswa selama proses
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan penerapan model pembelajaran konsep, serta
aktivitas guru dan siswa, hasil belajar penguasaan mendeskripsikan peningkatan keterampilan pemecahan
konsep, dan respon siswa dengan penerapan model masalah dan respon siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran konsep siswa di sekolah dasar. pembelajaran konsep.
Berkenaan dengan pengertian konsep, menurut
Sapriya (2012:63) konsep merupakan pokok pengertian METODE
yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang dengan Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan
kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran. Lahirnya Kelas (PTK). PTK berasal dari istilah bahasa Inggris
konsep karena adanya kesadaran atas atribut kelas yang Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang
ditunjukkan oleh simbol. Disamping itu menurut B. dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat
Othanel Smith dan Robert H Ennis (dalam Wahab, tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di
2012:127) yang dimaksud konsep adalah kumpulan kelas tersebut (Trianto, 2011:13).
pengertian abstrak yang berkaitan dengan symbol untuk Menurut Arikunto (2010:16), secara garis besar
kelas dari suatu benda, kejadian atau gagasan. terdapat empat tahapan yang terdiri dari : (1)
Dari pendapat tersebut, materi yang ada dalam sebuah perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
pembelajaran tentunya ada materi fakta, konsep, refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yaitu.
generalisasi, dsb. Dalam pengajaran materi konsep, Pelaksanaan merupakan tahap kedua dari penelitian
tentunya guru harus memperhatikan aspek-aspek yang tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
berkenaan dengan pengajaran materi konsep, seperti implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
bagaimana penyampaian konsep tersebut. menggunakan tindakan kelas. Adapun yang harus
Menurut Sagala (2012:71) pengajaran konsep adalah dilakukan oleh peneliti adalah : (a) melaksanakan proses
pendekatan yang secara langsung menyajikan konsep pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, (b)
tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan soal lembar kerja siswa dan lembar penilaian
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa, (c) selama proses
menurut Hilda Taba (dalam Skeel. 1995:161) model pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan terhadap
pembelajaran konsep adalah model untuk pembentukan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam
konsep bersandar pada rangkaian pertanyaan yang pembelajaran
diberikan oleh pengajar dalam urutan tertentu. Perencanaan yaitu mempersiapkan segala sesuatu yang
Disamping itu, Taba (dalam Skeel. 1995:161) akan digunakan untuk melakukan penelitian, meliputi: (1)
menegaskan bahwa konsep akan terbentuk ketika siswa merancang pembelajaran dengan menelaah kurikulum,
menjawab pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk : membuat silabus, membuat RPP, dan memilih media
a) menyebutkan item-item, b) menemukan sebuah basis pembelajaran yang akan digunakan, (2) menyiapkan
Peningkatan Penguasaan Konsep

lembar observasi dan aktivitas guru dengan peneliti angket. Lembar observasi aktifitas guru dalam proses
menyiapkan instrumen-instrumen yang akan diamati pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan guru
untuk melihat peningkatan aktivitas guru maupun siswa diamati oleh seorang observer. Pengamat memberikan
sehingga pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan penilaian berdasarkan lembar observasi tentang aktivitas
rencana peneliti, (3) menyiapkan lembar kerja siswa dan guru dalam pembelajaran. Lembar observasi aktifitas
lembar penilaian dengan peneliti menyiapkan soal lembar siswa dalam proses pembelajaran merupakan segala
kerja siswa dan lembar penilaian guna mengetahui tingkat aktivitas yang dilakukan siswa diamati oleh seorang
penguasaan siswa setelah materi disampaikan oleh guru. observer dan guru. Pengamat memberikan penilaian
Hal ini juga digunakan untuk mengetahui hasil belajar berdasarkan lembar observasi tentang aktivitas siswa
penguasaan konsep siswa. dalam pembelajaran. Lembar soal-soal tes yang diberikan
Pengamatan adalah tahap dimana peneliti dan guru siswa yang hasilnya nanti akan digunakan sebagai acuan
kelas melakukan kegiatan pengamatan dalam proses untuk menentukan hasil belajar penguasaan konsep siswa
pembelajaran sesuai dengan instrument pengamatan yang dan untuk menarik kesimpulan dari rumusan masalah
telah dirancang oleh peneliti. Adapun hal-hal yang perlu yang dibuat. Lembar angket diberikan untuk mengetahui
diamati oleh peneliti dan guru kelas antara lain : (a) respon siswa, yang berupa pertanyaan yang dijawab oleh
pengamatan dari guru kelas dan observer terhadap siswa pada lembar yang disediakan. Teknik analisis data
kegiatan peneliti dalam pembelajaran, (b) pengamatan yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dan
dari guru kelas dan observer terhadap aktifitas siswa kuantitatif.
selama proses pembelajaran. Adapun teknik analisis tes yang digunakan dalam
Refleksi merupakan tahap ke-3 ini merupakan penelitian ini, data hasil belajar didapat dari nilai siswa
kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dan setiap akhir siklus dianalisis dengan berpedoman
dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan pada pencapaian indikator keberhasilan yang telah
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan. ditetapkan sebelumnya. Perhitungan untuk mengetahui
Istilah refleksi disini sama dengan memantulkan seperti ketuntasan belajar siswa adalah digunakan rumus sebagai
halnya dengan memancarkan dan menata kerangka. berikut:
Dalam hal ini guru pelaksana, sedang memantulkan KB = x 100%
pengalamanya kepada observer yang baru saja mengamati (1)
kegiatannya dalam tindakan inilah inti dari penelitian Keterangan :
tindakan. Adapun yang perlu diperhatikan dalam tindakan KB : Persentase ketuntasan belajar
refleksi: (1) merangkum hasil observasi, (b) menganalisis ∑X : jumlah siswa yang mencapai KKM
hasil evaluasi siswa, (c) mencatat keberhasilan atau n : jumlah seluruh siswa (Aqib, 2009)
kegagalan untuk diperbaiki. Analisis hasil observasi diperoleh dari pengamat (guru
Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang kelas dan teman sejawat) untuk mengisi lembar observasi
ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan saat mengamati proses belajar mengajar pada setiap
dalam siklus 1 direfleksikan bersama tim peneliti dalam siklus. Analisis lembar observasi digunakan rumus:
suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya.
Selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah P= × %
perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II dan siklus III. (2)
Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus Keterangan:
berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat P = Presentase frekuensi kejadian yang muncul
dipecahkan secara tuntas. F = Banyaknya frekuensi aktivitas guru/siswa
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian N = Jumlah frekuensi aktivitas keseluruhan
adalah siswa kelas IV SDN Gerih II Kabupaten Ngawi Data angket respon siswa dianalisis dengan menarik
yang berjumlah 32 siswa. Lokasi dalam penelitian ini kesimpulan yang didasarkan pada presentase. Presentase
adalah SDN Gerih II yang terletak di Dsn. Jubleg RT. 06 respon siswa dapat dihitung dengan rumus:
RW 03, Ds Gerih, Kec. Gerih, Kab. Ngawi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode obsservasi, tes, angket. M= × 100 %
Pengumpulan data diperoleh peneliti dengan (3)
menggunakan beberapa instrumen penelitian. Adapun Keterangan:
instrumen penelitian yang disiapkan oleh peneliti yaitu M = Rata-rata (mean)
berupa: (1) lembar observasi aktivitas guru, (2) lembar ∑f = jumlah pemilih
observasi aktivitas siswa, (3) lembar soal tes, (4) lembar N = banyaknya subjek

3
JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0 - 216

terlaksana dengan baik, skor tersebut belum memenuhi


indikator keberhasilan dan guru juga mengalami beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN kendala dalam pembelajaran antara lain: guru kurang
Hasil Penelitian mengenal karakter siswa, memberikan bimbingan dalam
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang ada mengungkapkan konsep yang akan diajarkan kurang
dapat dilihat adanya peningkatan tiap siklusnya. Adapun dicermati dan melakukan bimbingan ke kelompok
hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut: tertentu, guru kurang bisa mengelola waktu yang ada
Aktivitas Guru sehingga pembelajaran kurang maksimal, waktu yang
Tabel 1. Data Aktivitas Guru diberikan untuk mengerjakan evaluasi sangat sedikit, dan
guru kurang cermat dalam membimbing membuat
Dari hasil aktivitas guru selama proses pembelajaran hipotesis dan membuat simpulan hanya meminta siswa
disajikan dalam bentuk diagram untuk lebih memperjelas membuat hipotesis tanpa ada bimbingan lebih lanjut.
adanya peningkatan persentase ketuntasan aktivitas guru Upaya perbaikan yang dilakukan guru untuk
dalam model pembelajaran konsep di SDN Gerih II mengatasi kendala di atas antara lain: (1) Guru perlu
Ngawi dari siklus I sampai siklus III sebagai berikut : mengenal siswa satu sama lain dengan memberikan kartu
89.3% pengenal pada masing-masing siswa agar komunikasi
78.8%
100% berjalan dengan lancar, (2) Guru melakukan bimbingan
62.5%
80% Persentase Keberhasilan pada tiap-tiap kelompok harus lebih cermat, dan lebih
60% (%)
No
40%Kegiatan Siklus Sikus Siklus
membuat pembelajaran yang bervariatif. Dengan
20% I II III berkeliling ketika siswa melakukan diskusi. Sehingga
1. Melakukan
0% kegiatan 4 siswa tidak merasa kebingungan dan lebih aktif lagi dalam
4 4
awal melakukan pembelajaran (3) Guru harus lebih bisa
Siklus I Siklus II Siklus III
2. Menuntun siswa untuk mengoptimalkan/ mengelola waktu pada siklus
menyatakan dan 3,5 berikutnya. Dengan membagi waktu untuk kapasitas
2,5 3
mengungkapkan isi
masing-masing tahapan. (4) Guru dalam membimbing
konsep yang diajarkan
membuat hipotesis dan membuat simpulan pada siswa
3. Mengelompokkan data 3,5
2,5 3,5 harus lebih menekankan indikator yang telah dibuat.
4. Mengidentifikasi 3 Sehingga hipotesis dan simpulan yang dibuat siswa lebih
2,5 2,5
data/informasi bagus.
5. Menjelaskan data/ 3 Melihat kendala tersebut guru memutuskan
2,5 3
informasi melanjutkan penelitian pada siklus II dengan menerapkan
6. Membuat hipotesis 4 upaya perbaikan. Kendala pada siklus I sebagian besar
1 3
sudah dapat teratasi. Hasil aktivitas guru pada siklus II
7. Membuat simpulan 4 mengalami peningkatan menjadi 78,75% dan belum
2,5 3
memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Namun
25 dalam pembelajaran, guru masih menemukan kendala
Jumlah 17,5 22
dalam memberikan bimbingan untuk menyimpulkan dan
Presentase (%) 62,5 78,75 89,28 memahami materi pembelajaran. Upaya perbaikan yang
dilakukan guru adalah memperhatikan dengan baik
simpulan apa yang dibuat siswa seperti mencatat di papan
tulis, guru mengulangi, memperkuat simpulan yang
dibuat siswa, dan mencoba pendemonstrasian benda
konkret untuk bahan diskusi.
Penelitian akan dilanjutkan pada siklus III sebagai
pemantapan aktivitas guru. Hasil aktivitas guru pada
siklus III juga mengalami peningkatan mencapai skor
Diagram 1. Data Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
89,28% dan dapat dikategorikan baik sekali. Kendala
IPS Siklus I-Siklus III
yang dialami pada siklus II sudah dapat diatasi dengan
upaya perbaikan yang telah dirancang. Oleh karena itu
Berdasarkan hasil pengamatan pada tiap siklus,
peneliti memutuskan untuk menghentikan siklus dan
diperoleh informasi bahwa pada siklus I, secara umum
aktivitas guru sudah memperoleh tingkat keberhasilan menyimpulkan bahwa aktivitas guru pada pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran konsep telah
dalam kategori cukup, dengan tercapainya skor 62,5% dan
berhasil dan berjalan baik.
terdapat beberapa aspek yang sudah terlaksana secara
maksimal. Namun terlepas dari beberapa aspek yang
Aktivitas Siswa
Peningkatan Penguasaan Konsep

Tabel 2. Data Aktivitas Siswa dan guru mengalami soal pada evaluasi sulit, dan siswa
(%) Persentase masih ada yang ramai pada saat presentasi. Berdasarkan
Keberhasilan kendala di atas guru memutuskan untuk melanjutkan
No Aspek Yang Diamati
Siklus Siklus Siklus
I II III
penelitian pada siklus II dengan melakukan perbaikan
1. Siswa melakukan pada beberapa aspek, antara lain: Guru harus lebih
4
kegiatan awal 4 4 memotivasi siswa untuk lebih berani bertanya, guru harus
pembelajaran lebih menekankan tahapan-tahapan dalam model
2. Siswa melakukan ice 3
2,5 3 pembelajaran sehingga mengerti apa maksud dari
breaking
3. Siswa menanggapi pembelajaran yang diberikan, guru harus membuat siswa
apersepsi dari guru 4 dalam berdiskusi lebih aktif (seperti merancang sebuah
2,5 2,5
berupa pertanyaan pengamatan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih
sebagai stimulus
4. Siswa melakukan aktif dalam berdiskusi dan lebih aktif), guru perlu
diskusi untuk 3,5 mencermati setiap kata pada soal, diharapkan siswa tidak
2,5 3,5
pengelompokkan, bingung dalam memahami soal dan tidak mengalami
mengidentifikasi data
kesulitan, dan guru harus lebih menekanakan kontrak
5. Siswa membuat 3
2 2 belajar, sehingga siswa tidak ramai saat teman yang lain
simpulan
6. Siswa melakukan 3,5 melakukan presentasi.
2,5 3
presentasi Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan
7. Siswa mengerjakan 3,5 dengan dicapainya skor sebesar 78,3% dan belum
1,5 3,5
evaluasi
24,5 memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Kendala
Jumlah 17,5 21,5
yang dihadapi pada siklus II adalah Siswa dalam
87,5 menyimpulkan materi masih menjawab dengan asal-
Persentase(%) 62,5 78,3
asalan, siswa kurang aktif dalam ice breaking dan
menanggapi apersepsi dalam pembelajaran, dan dalam
Data hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran
presentasi siswa masih kurang lengkap dalam mengaitkan
juga disajikan dalam diagram 4.2 untuk lebih
dengan benda teknologi sehari-hari. Upaya yang
memperjelas adanya peningkatan persentase keberhasilan
dilakukan guru adalah (1) guru harus lebih memotivasi
aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III sebagai
siswa dalam pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat
berikut:
ditingkatkan dengan melakukan ice breaking yang lebih
meningkatkan motivasi siswa dan dengan pembelajaran
87.5% yang lebih memerankan siswa (pendemonstrasian benda
100% 76.8% teknologi) dan melakukan apersepi lebih terstruktur, (2)
80% 62.5% dalam kegiatan selanjutnya guru menggunakan benda
konkret, supaya dalam melakukan presentasi siswa tidak
60%
ambigu dalam mempresentasikan hasil. Sehingga sesuai
40% dengan benda konkret tersebut.
20% Hal tersebut mendorong peneliti untuk melajutkan
penelitian pada siklus III. Aktivitas siswa pada siklus III
0% kembali mengalami peningkatan mencapai skor 87,5%
Siklus I Siklus II Siklus III dan telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
Kendala yang dialami pada siklus I dan II sudah dapat
Diagram 2. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
diatasi dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
IPS Siklus I-Siklus III
aktivitas siswa selama pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran konsep telah
terlaksana dengan baik.
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada tiap siklus
menghasilkan kesimpulan bahwa aktivitas siswa pada
siklus I secara umum cukup, hal tersebut dapat dilihat Hasil Penguasaan Konsep
dari skor yang dicapai siswa pada siklus I adalah sebesar Tabel 3. Data Hasil Penguasaan Konsep
Siklus Siklus Siklus
62,5%. Kendala yang dialami siswa pada silkus I antara No Aspek
I II III
lain: siswa cenderung malu-malu dan tidak berani
1 Nilai Terendah 15 40 40
mengajukan pertanyaan atau hal yang belum dimengerti, 2 Nilai tertinggi 70 85 90
kerjasama siswa dalam melakukan diskusi kurang, siswa 3 Rata-rata Hasil 34,22 67,19 71,25
JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0 - 216

Belajar Siklus Persentase Keberhasilan


4 Siswa Tuntas Belajar 1 26 28 (%)
5 Siswa tidak tuntas
31 6 4 I 63,8
Belajar
II 80,6
6 Persentase
3,12 81,25 87,5 III 89,4
Keberhasilan (%)

Untuk lebih memudahkan dalam melihat peningkatan Berdasarkan hasil angket respon siswa, didapatkan
penguasaan konsep dapat dilihat pada hasil tes evaluasi informasi bahwa respon siswa terhadap model
siswa dalam tiap siklus, di bawah ini : pembelajaran konsep pada siklus I mencapai skor 63,8%
dengan kategori baik namun belum memenuhi indikator
87.5% keberhasilan penelitian. Pada siklus II respon siswa
100% 81.3%
mengalami peningkatan seiring dengan diterapkannya
80% beberapa upaya perbaikan pada beberapa aspek di atas,
skor yang dicapai adalah 80,6% dan telah memenuhi
60%
indikator keberhasilan penelitian.
40% Respon siswa terhadap pembelajaran kembali
20% meningkat pada siklus III mencapai skor 89,4% dengan
kategori sangat baik. Sebagian besar siswa telah
0% menunjukkan ketertarikan terhadap pembelajaran dengan
Siklus I Siklus II Siklus III disertai pengamatan di lingkungan sekolah dan
Diagram 3. Data Hasil Penguasaan Konsep Selama pendemonstrasian benda konkret yang mengaktifkan
Siklus I-Siklus III motorik siswa dan menumbuhkan motivasi belajar
mereka, serta pemberian reward yang mengaktifkan minat
Presentase keberhasilan hasil belajar penguasaan belajar siswa, serta sumber belajar yang beragam dapat
konsep pada siklus I mencapai skor sangat rendah sekali menambah pengetahuan mereka. Sehingga dapat
yaitu 3,12% yang berarti belum memenuhi indikator disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang sangat
keberhasilan penelitian. Kendala yang dialami terlihat dari baik terhadap penerapan model pembelajaran konsep.
soal evaluasi yang terlalu sulit dan sebagian besar soal
sulit dipahami oleh siswa. Pengelolaan waktu pada siklus
ini sangat tidak teratur dan imbasnya pada waktu Pembahasan
pengerjaan soal yang hanya mendapat waktu 10 sampai Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan
15 menit saja dengan soal sebanyak 10 butir esai.. aktivitas guru pada proses pembelajaran mulai siklus I
Pada siklus II hasil tes mengalami peningkatan sampai dengan siklus III mengalami peningkatan proses
mencapai skor 81,25%, namun belum memenuhi indikator dan hasil pembelajaran. Dilihat dari aspek melakukan
keberhasilan. Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh kegiatan awal yang dilakukan oleh guru yang
peneliti dengan terus membimbing dan memberi contoh memperoleh hasil selalu konstan yaitu mulai dari siklus I
nyata dalam tiap langkah kegiatan penguasaan konsep. sampai III mencapai nilai 4 atau persentase keberhasilan
Melakukan demonstrasi pada benda konkret, 100%. Dalam hal ini guru melakukan kegiatan dengan
membuktikan siswa lebih memaknai maksud yang baik, yaitu guru selalu melakukan salam pada siswa, ice
disampaikan dan memahami konsep yang ditanamkan breaking, apersepi pada siswa, dan menyampaikan tujuan
pada siswa. Upaya perbaikan tersebut berdampak pada pembelajaran yang akan disampaikan. Hal tersebut sangat
hasil peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus III dipengaruhi dalam guru mempersiapkan berbagai aspek
yakni mencapai skor 87,5%, dan telah memenuhi pembelajaran yang meliputi mempersiapkan RPP, lembar
indikator keberhasilan penelitian. Sehingga dapat kerja siswa, lembar penilaian, dan materi pembelejaran.
disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa selama Perlakuan guru tersebut sangat sesuai dengan pendapat
pembelajaran IPS dengan menggunakan model Sachkan (2008:24) bahwa salah satu tugas guru dalam
pembelajaran konsep telah terbukti mengalami proses belajar mengajar adalah tugas administratif yang
peningkatan. dimana berkaitan dengan penyiapan administrasi dalam
proses pembelajaran seperti, menyusun RPP, silabus,
pengembangan materi dan evaluasi. Disamping itu, guru
Respon Siswa dalam melakukan ice breaking untuk memotivasi siswa
Tabel 4. Data Respon Siswa dalam kegiatan awal ini sangat besar pengaruhnya dalam
melakukan melakukan proses pembelakaran berikutnya.
Peningkatan Penguasaan Konsep

Dengan memotivasi siswa, diharapkan membuat dan menjelaskan masing-masing sebesar 3,5 dan 3 atau
konsentrasi dan minat belajar siswa muncul. Hal tersebut 87,5% dan 75%. Dalam hal ini sangat erat kaitannya
sesuai dengan pendapat yang dikatakan oleh Eysenk dalam penguasaan kelas dan kelompok oleh guru.
(dalam Slameto, 2003:170), bahwa motivasi konsistensi, Bagaiman guru bisa mengatur dan mengontrol kegiatan
serta arah umum dari tingkah laku manusia, sedangkan siswa secara keseluruhan, sehingga bisa menciptakan
menurut Maslow (dalam Slameto, 2003:171), bahwa proses pembelajaran yang disiplin pada aturan yang
tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh sudah ada. Dan perlakuan bimbingan yang dilakukan
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini guru secara keseluruhan menjadi aspek yang sangat
(yang memotivasi tingkah laku seseorang). penting dilakukan di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan
Kemudian aktivitas guru dalam menuntun siswa Kaluge (2003:117), bahwa guru harus berperan besar
untuk menyatakan dan mengungkapkan isi konsep yang dalam menciptakan disiplin kelas yang baik karena
diajarkan memperoleh hasil pada siklus I sebesar 2,5 atau didalam kelas maupun sekolah merupakan masa
persentase keberhasilan 62,5% atau dikategorikan baik, pembenatukan disiplin yang sangat menentukan untuk
namun sangat minimal. Dalam tahapan ini guru membuat masa selanjutnya. Untuk membuat siswa disiplin, guru
media tetapi tidak ditunjukan pada siswa, sehingga siswa diharapkan mampu menjaadi contoh atau panutan bagi
seolah-olah bingung dan hanya membayangkan saja. siswa-siswanya.
Yang mengakibatkan siswa tidak terangsang untuk Hasil tersebut dapat meningkat pada siklus III,
belajar. Hal ini sejalan dengan Gagne (dalam Sadiman tahapan mengelompokkan, mengidentifikasi, dan
dkk, 2006:6) yang menyatakan bahwa media adalah menjelaskan data memperoleh hasil masing-masing
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa dapat sebesar 3,5, 3, dan 3 atau 85%, 75%, dan 75%. Dengan
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs meningkatnya hasil tersebut, dikarenakan perlakuan yang
(dalam Sadiman dkk, 2006:6) berpendapat bahwa media diberikan pada siklus selanjutnya berbeda dari yang
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan Surya (dalam
serta merangsang siswa untuk belajar. Sumaatmadja, 2005:12.10) pembelajaran sendiri
Selanjutnya guru melakukan perbaikan pada siklus merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk
selanjutnya. Dan pada siklus II dan siklus III memperoleh memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keberhasilan masing-masing sebesar 3 dan 3,5 atau secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
persentase sebesar 75% dan 87,5%. Pada tahapan ini guru individu itu sendiri dalam interaksi dengan
sudah melakukan kegiatan dengan baik, terbukti dari lingkungannya. Perlakuan yang diberikan pada siklus II
meningkatnya hasil dari siklus I menuju siklus II dan III. dan III, guru memberikan perlakuan kepada siswa, agar
Hal ini dadasari pada perlakuan kegiatan yang dilakukan siswa langsung berinteraksi dengan benda-benda
guru. Guru tidak hanya menunjukkan media, tetapi guru teknologi di sekitar sekolah. Dan dengan demonstrasi
menyuruh melakukan pengamatan di lingkungan sekolah benda, siswa diharpakan mampu meningkatkan
pada siklus II dan melakukan demonstrasi benda-benda pengetahuan dalam mengidentifikasi dan menjelaskan
teknologi pada siklus III. Kegiatan tersebut sangat benda-benda teknologi yang diharapkan oleh guru.
berperan dalam meningkatkan respon siswa terhadap Aktivitas lain, yaitu membuat simpulan. Dalam aspek
pembelajaran. Guru tidak hanya memberikan gambar ini guru melakukan bimbingan membuat simpulan
sebagai media, tetapi mengamati langsung dan dengan baik, yang ditunjang oleh guru menunjukkan
melakukan demontrasi langsung terhadap benda pada siswa data yang relevan, membimbing embuat
teknologi. Sehingga dalam mengungkapkan isi konsep simpulan, menunjukkan simpulan yang benar, dan
yang diajarkan, perhatian dan tujuan pencapaian konsep meminta siswa mengulangi simpulan yang benar. Hal
siswa akan terpenuhi. Hal ini sejalan dengan pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Anitah (2007:34), bahwa
yang dikemukakan Anitah (2007:6), bahwa dengan kegiatan menyimpulkan atau membuat ringkasan materi
informasi siswa akan memperoleh gambaran jelas tentang pelajaran digunakan untuk memantapkan penguasaan
kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang siswa terhadap pokok materi, selain itu akan sangat
akan dipelajari, sehingga siswa akan memusatkan berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku
perhatiannya untuk mencapai kemampuan tersebut. sumber.
Pada aktivitas mengelompokkan, mengidentifikasi, Dari data di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru
dan menjelaskan data/ informasi pada siklus I menggunakan model pembelajaran konsep mengalami
memperoleh hasil yang sama yaitu 2,5 atau persentase kemajuan dan mencapai hasil yang terbaik pada
sebesar 62,5%. Bahkan pada siklus II yang aktivitas pembelajaran ini, hal yang paling penting untuk
mengidentifikasi data/informasi memperoleh hasil tetap. diperhatikan adalah membangun keaktifan siswa melalui
Hasil tersebut berbeda dengan aktivitas mengelompokkan diskusi kelompok dan menanamkan lebih dalam ke

7
JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0 - 216

dalam ingatan siswa mengenai materi yang dipelajari hal menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
ini sesuai dengan asimilasi konsep menurut Ausubel berdiskusi dengan temannya maka berdasarkan hasil
(dalam Dahar, 2011:65) dalam proses ini anak-anak yang diperoleh tersebut telah dibuktikan bahwa siswa
diberi nama konsep dan atribut konsep itu. Ini berarti akan lebih mudah mempelajari konsep yang sulit jika
bahwa mereka akan belajar arti konseptual baru dengan saling berdiskusi dengan teman sejawat. Dari hasil yang
memperoleh penyajian atribut-atribut kriteria konsep, diperoleh dan terlaksananya aktivitas siswa yang
kemudian mereka akan menghubungkan atribut-atribut mengakibatkan penguasaan konsep siswa yang
ini dengan gagasan-gagasan relevan yang sudah ada meningkat.
dalam struktur kognitif mereka. Hal itu terbukti dengan Pada aspek membuat simpulan di siklus I dan II
aktivitas bimbingan guru dalam membimbing siswa memperoleh hasil yang sama yaitu sebesar 2 atau 50%.
mempelajari konsep dan menanamkan konsep pada Hal ini dikarenakan guru tidak memperkuat kesimpulan
siswa. Sehingga mengakibatkan kemampuan konsep pada siswa sebelumnya. Sehingga siswa tidak melakukan
siswa meningkat dilihat dari persentase keberhasilan tiap tanya jawab pada materi yang diberikan oleh guru.
siklus. Karena segala sesuautu jika dilakukan penguatan,
Dengan menerapkan model pembelajaran konsep hasilnya akan maksimal. Setelah dilakukan penguatan,
diharapkan aktivitas siswa secara aktif dalam proses aktivitas siswa dalam membuat simpulan meningkat pada
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat pada siklus III. Hal ini sejalan dengan Slavin (dalam Dahar,
aktivitas siswa melakukan kegiatan awal pembelajaran 2011:6) penguat didefinisikan sebagai suatu konsekuensi
siswa sangat aktif terbukti dengan nilai yang selalu yang memperkuat (berarti meningkatkan frekuensi)
konstan yaitu 4 atau persentase sebesar 100% pada tiap- perilaku. Gage (dalam Dahar, 2011:6) penguat ialah
tiap siklus. Hal ini dipengaruhi bimbingan guru yang baik setiap stimulus yang meningkatkan kekuatan.
disaat kegiatan awal, sehingga siswa duduk dengan rapi, Kemudian pada tahapan siswa melakukan presentasi,
menjawab salam dari guru dengan semangat, berdoa dilihat dari siklus I sebesar 2,5 atau 62,5%. Hasil tersebut
bersama-sama, dan mendengarkan saat diabsen. sangat rendah karena pada siklus I dalam melakukan
Sedangkan pada aspek siswa melakukan ice breaking apersepsi siswa tidak antusias dan tidak memberikan
dan menanggapi apersepsi siswa lebih demokrasi dalam tanggapan. Setelah dilakukan perbaikan dengan
memberikan respon dilihat dari tiap siklus mengalami memberikan penghargaan pada siswa yang aktif dan lebih
peningkatan. Sesuai dengan tujuan pengajaran IPS yaitu memperhatikan aspek persentase siswa, hasil pada siklus
anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang II dan III meningkat keberhasilannya. Hal ini terbukti
demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang dengan diberikan penghargaan siswa semakin antusias
cinta damai (Gunawan,2011:40) mengikuti pelajaran. Hal ini sejalan dengan teori yang
Pada tahapan siswa melakukan diskusi untuk dikembangkan Maslow (dalam Slameto, 2003:171), yang
mengelompokkan, mengidentifikasi data, hasil yang menyatakan bahwa penghargaan merupakan kebutuhan
diperoleh pada siklus I sebesar 2,5 atau persentase rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh
sebesar 62,5%. Disini sangat rendah sekali dikarenakan orang lain. Secara tidak langsung ini merupakan
model diskusi yang dilakukan siswa hanya mengerjakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat, dan lain
soal dari LKS yang diberikan guru. Sehingga siswa yang sebagainya. Dengan pemberian tersebut siswa lebih aktif
bekerja hanya sebagian saja dan tidak maksimal. Lain dalam memberikan tanggapan, siswa lebih berani
halnya pada siklus II dan III, memperoleh hasil 3,5 atau mengungkapkan pendapatnya dan berani bertanya.
persentase 87,5%. Hal tersebut diperngaruhi dari model Dari diagram 3 hasil belajar penguasaan konsep tiap
diskusi siswa yaitu pada siklus II siswa melakukan siklus mengalami peningkatan. Pada awal siklus sangat
pengamatan di sekitar sekolah dengan berkelompok, dan rendah sekali persentase keberhasilan hanya 3,12%. Hal
pada siklus III siswa lebih inspiratif dalam berdiskusi ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru
karena siswa dituntut melakukan demonstrasi benda- membuat soal sangat sulit dan cenderung ambigu dalam
benda teknologi yang dipersiapkan oleh guru.Sehingga kata-katanya. Selain itu media yang digunakan sebagai
siswa lebih aktif dan lebih memaknai kegiatan yang proses memaknai konsep hanya berupa gambar, sehingga
dilakukan oleh siswa tentunya dengan bimbingan guru. kurang bermakna. Setelah dilakukan perbaikan pada soal
Melalui berdiskusi, siswa diharpkan saling menukar dan evaluasi dalam proses pembelajaran dengan
pikiran antar siswa satu dengan siswa yang lain. Dengan membawa siswa melakukan pengamatan di sekitar
demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran tidak sekolah persentase keberhasilan meningkat. Dan lebih
terpusat pada guru semata, melainkan juga pada siswa memuaskan hasilnya pada siklus III dengan melakukan
yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai demonstrasi menggunakan benda nyata lebih bermakna
dengan Trianto (2007:41) siswa akan lebih mudah dan sangat berpengaruh pada hasil belajar. Dan hal ini
Peningkatan Penguasaan Konsep

terbukti mengalami peningkatan hasil belajar penguasaan tabel. Untuk memahami konsep lebih jauh, siswa akan
konsep pada siswa. Penelitian sesuai dengan tujuan bergerak dalam tahap penginterpretasian data dan
pembelajaran IPS menurut Wahab dalam Gunawan pengaplikasian data. Dan dapat disimpulkan bahwa
(2011:21) bahwa tujuan pengajaran IPS tidak semata- model pembelajaran konsep sangat berdampak positif
mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal untuk kegiatan sisa dalam proses pembelajaran. Dan itu
sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. jelas berpengaruh pada hasil belajar penguasaan konsep
Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan siswa.
mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya Pada hasil observasi respon siswa di siklus I dengan
dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan persentase 63,8% dan dinyatakan baik, tetapi tidak
akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya. mencapai keberhasilan. Dan hasilnya sangat rendah.
Sejalan dengan Slavin (dalam Rosalia,2013:1) kecakapan Dengan kata lain, respon siswa sangat kurang terhadap
siswa dalam memahami materi sangat diperlukan karena proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa model
hal itu berpengaruh pada hasil belajar siswa dan ini belum menarik respon siswa terhadap proses
penguasaan konsep yang ada di diri siswa. Hal yang pembelajaran. Namun dalam perbaikan selanjutnya
demikian jauh lebih bermakna dalam memberikan dengan memberikan reward pada aktivitas pembelajaran,
penguasaan konsep bagi siswa bila dibandingkan dengan terbukti membuat respon siswa semakin meningkat
penelitian yang dilakukan Rosalia yang meningkatkan dengan meningkatnya hasil respon siswa pada siklus II
penguasaan konsep dengan model NHT. Diadaptkan hasil dan III. Dan kualitas model pembelajaran konsep
pada siklus I sebesar 69,23% dan siklus II sebesar 78,29. ditingkatkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan
Hasil tersebut mengalami peningkatan dan tuntas secara secara langsung bagi siswa pada benda konkret yang
keberhailan yang ditetapkan oleh Rosalia. Dalam sudah dipersiapkan oleh guru maupun yang ada di sekitar
pelaksanaannya, Rosalia mengalami banyak kendala sekolah.dari hal tersebut, peningkatan respon siswa dari
untuk menigkatkan penguasaan konsep siswa. Dari masing-masing siklus yang mngakibatkan penguasaan
meningkatnya hasil dari siklus I ke siklus II, Rosalia konsep meningkat. Dikarenakan respon siswa yang baik
mengambil tindakan memberikan soal yang sama, dalam menanggapi tingkatan fase yang diberikan oleh
kemudian memberikan penjelasan materi kepada siswa. guru dan terhadap pertanyaan-pertanyaan guru. Hal ini
Perbaikan tersebut sangat berbeda dengan perbaikan yang sesuai dengan Rifda (2011) Model pembelajaran konsep
dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan memberikan Hilda Taba sebagai model pembelajaran secara induktif
motivasi minat belajar dengan memberikan reward pada yang terdiri atas langkah-langkah terstruktur yang dibagi
siswa, member bentuk pembelajaran yang lain tiap menjadi beberapa fase. Guru menjadi motor penggerak
siklusnya seperti melakukan pengamatan sekitar pada untuk menjangkau fase demi fase melalui pertanyaan-
siklus II dan melakukan demonstrasi benda secara pertanyaan yang di aju kan kepad a si swa secara
langsung pada siklus III. Dan guru tidak secara langsung sambu ng-men yambun g. S ehin gg a
memberikan penjelasan materi pada siswa, namun siswa mengaki bat kan siswa terlihat aktif dalam kegaiatan
yang menemukan konsep-konsep materi itu sendiri. pembelajaran, siswa juga sudah lebih berani
Tentunya dengan tahapan pada model pembelajaran mengutarakan pertanyaan dan lebih berani
konsep. Inilah yang membedakan penelitian yang mengemukakan pendapat. Hal ini sesuai dengan Sagala
dilakukan Rosalia yang memberikan penjelasan materi di (2012:71) pengajaran konsep adalah pendekatan yang
awal pelajaran terhadap siswa. secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan
Ini terbukti dengan model pembelajaran konsep dapat kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana
meningkatkan penguasaan konsep siswa, apalagi dengan konsep itu diperoleh. Dari pendapat tersebut penyajian
inovatif perlakuan yang diberikan pada saat proses konsep yang melibatkan siswa Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran. Selain perlakuan tersebut, kualitas dari penerapan pembelajaran menggunakan model
tahapan model sangat berpengaruh dengan memaknai pembelajaran konsep, mendapatkan respon yang sangat
pembentukan konsep untuk siswa. Dah hal tersebut baik dari siswa kelas IV SDN Gerih II Ngawi.
sangat sesuai dengan Taba (dalam Skeel. 1995:161)
menegaskan bahwa konsep akan terbentuk ketika siswa PENUTUP
menjawab pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk : Simpulan
a) menyebutkan item-item, b) menemukan sebuah basis Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang
dalam pengelompokan item-item dengan cara tertentu, c) telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
mengidentifikasi karakteristik yang sama dari sebuah guru dengan menggunakan model pembelajaran konsep
item, d) melabeli sebuah kelompok, e) menggolongkan dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Aspek yang
item-item yang telah mereka sebutkan melalui sebuah

9
JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 0 - 216

paling menonjol adalah pada aktivitas di saat guru disediakan oleh guru dan pada hasil belajar penguasaan
melakukan kegiatan awal, membimbing siswa dalam konsep yang meningkat.
menyebutkan, menggolongkan, pengkategotian, Supaya respon siswa terhadap pembelajaran konsep
mengidentifikasi, dan menyimpulkan data. Rata-rata lebih meningkat, guru hendaknya mengembangkan
aktivitas guru juga mengalami peningkatan. pembelajaran IPS dengan baik. Seperti memancing siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan reward, agar siswa termotivasi mengikuti
menggunakan model pembelajaran konsep mengalami pembelajaran. Karena dengan model pembelajaran
peningkatan. Aspek yang paling menonjol adalah konsep siswa merasa senang dan antusias selama
aktivitas di saat siswa melakukan kegiatan awal pembelajaran berlangsung dan mendapatkan hasil belajar
pembelajaran, ice breaking, menanggapi apersepsi, yang optimal.
melakukan diskusi mengidentifikasi dan
pengelompokaan data, membuat simpulan, dan
melakukaan presentasi. Rata-rata aktivitas siswa juga DAFTAR PUSTAKA
mengalami peningkatan. Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan
Hasil belajar penguasaan konsep siswa dengan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
penerapan model pembelajaran konsep dalam
pembelajaran IPS sangat baik. Hal ini ditunjukkan pada Anitah. Sri W, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD.
hasil belajar terhadap pembelajaran IPS di setiap siklus Jakarta: Universitas Terbuka
mengalami peningkatan.
Respon siswa dengan penerapan model pembelajaran Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
konsep pada pembelajaran IPS dapat dikatakan sangat Bandung: CV. Yrama Widya
baik. Hal ini ditunjukkan pada data angket siswa terhadap
pembelajaran IPS di setiap siklus mengalami Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teri belajar &
peningkatan. Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga
Saran
Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep,
Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran
dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta
konsep, khususnya pada materi konsep. Karena lebih
efektif dalam menyebutkan, menggolongkan,
Kaluge, Laurens. 2003. Sendi-sendi Manajemen
mengidentifikasi, dan menyimpulkan materi yang
Pendidikan. Surabaya: UNESA University Pers
berhubungan dengan konsep. Apabila dengan
Anggota IKAPI
menggunakan benda konkret dalam pembelajaran lebih
bermakna dalam mempelajari materi konsep.
Nursid Sumaatmadja, dkk. 2005. Konsep Dasar IPS.
Guru hendaknya memfasilitasi siswa dalam
Jakarta: Universitas Terbuka
pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran konsep, agar siswa menjadi lebih aktif
Rosalia, Lia Angela. 2013. Peningkatan Penguasaan
dalam pembelajaran seperti memberikan reward pada
Konsep Kenampakan Alam dalam Pelajaran IPS
proses pembelajaran, mengajak siswa keluar kelas untuk
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
melakukan pengamatan, pendemonstrasian benda
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/
konkret, dan melatih kerjasama dalam kelompok. Pada
view/430 (Vol 2, No. 4 tahun 2013) (diunduh hari
akhirnya aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
Jum’at tanggal 1 Maret 2013 pukul 19.00)
berlangsung menjadi hidup dan berkembang.
Evaluasi yang diberikan pada siswa, hendaknya lebih
Sadiman, Arief S, dkk. 2006. Media Pendidikan:
memenuhi materi yang berkenaan konsep dan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
disesuaikan dengan materi yang ada. Dalam pembuatan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
soal evaluasi harus lebih menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa. Selain itu dalam proses
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran.
pembelajaran yang pada akhirnya mengarah pada
Bandung: Penerbit Alfabeta
evaluasi, guru lebih memahami dan memaknai
bagaimana mengajarkan materi konsep yang baik pada
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS Konsep dan
siswa. Seperti dengan mendemonstrasikan benda yang
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
konkret. Hal ini terbukti pada saat guru memfasilitasi
siswa untuk mendemonstrasikan benda konkret yang
Peningkatan Penguasaan Konsep

Skeel, Dorothy J.1995.Elementary Social Studies


Challenges for Tomorrow’s World. USA: Harcourt
Brace College Publishers
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan


Kelas (classroom Action Research) teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustakarya

Wahab, Abdul Aziz. 2012. Metode dan Model-model


Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung:
Penerbit Alfabeta

11

Anda mungkin juga menyukai