Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI PEMAHAMAN KONSEP

Gita Aldira Abelta*, Chandra Ertikanto, Ismu Wahyudi


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
*email: gitabelta@gmail.com

Abstract: Influence of Use Student Worksheets Based on Guided Inquiry to the Student
Achievement throught understanding Concepts. The purpose of this research was to find out the
influence of use a student worksheets based on guided inquiry to the student achievement through
the understanding of the concept. The research was conducted in SMPN 3 Natar with non-
equivalent control group design. Data were tasted using independent sample T-test. The results of
this test showed that there is a significant influence on student study achievement with the values
obtained Sig. (2-tailed) 0.00. The students understanding studying a using student worksheets
based on guided inquiry in understand concept is 51.30%, not understand the concept is 44.70%,
the lucky guess is 10.00%, and misconception is 3.20% of all students experimental class.
Keywords: Student Worksheets Based on Guided Inquiry, Reflection of Light, Understanding of
the Concept.
Abstrak: Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
melalui Pemahaman Konsep. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh
penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar melalui pemahaman
konsep. Penelitian dilakukan di SMPN 3 Natar dengan desain non-equivalent control group. Data
tersebut diuji dengan menggunakan uji independent sample T-test. Hasil uji ini menunjukkan
terdapat pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,00. Pemahaman konsep siswa pada pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terbimbing
paham konsep 51,30%, tidak paham konsep 44,70%, lucky guess 10,00% dan miskonsepsi 3,20%
dari seluruh siswa kelas eksperimen.
Kata kunci: LKS Inkuiri Terbimbing, Pemantulan Cahaya, Pemahaman Konsep.

PENDAHULUAN
Banyak faktor yang menyebab- dan kurang melibatkan siswa dalam
kan ketidak berhasilan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam
mencapai hasil belajar pada mata pembelajaran. Pembelajaran seperti
pelajaran fisika. Faktor tersebut ini menimbulkan ketidakpahaman
antara lain faktor internal dan atau ketidaktahuan pada diri siswa
eksternal siswa. Faktor internalnya mengenai proses maupun sikap dari
dapat berupa bakat, minat, sikap, konsep fisika yang akan diperoleh.
intelegensi, dan motivasi dari siswa Sehingga siswa dalam menghadapi
sedangkan faktor eksternalnya misal- tatangan dunia luar atau terjun
nya guru. Guru sebagai pengelola langsung ke masyarakat supaya
pembelajaran harus mampu meng- mampu mengetahui proses dan
organisasi dan menggali potensi yang bagaimana harus bersikap yang
ada pada siswa agar dapat meningkat- seharusnya dari konsep fisika yang
kan keberhasilan hasil belajarnya. dipelajarinya. Hendaknya dilakukan
Proses pembelajaran IPA fisika perubahan dari pembelajaran yang
di SMPN 3 cenderung bersifat bersifat teacher-centered ke pem-
teacher centered dengan metode pem- belajaran yang berorientasi pada
belajaran yang cenderung monoton siswa aktif (student-centered).

93
Salah satu upaya yang dapat di- mengajar, salah satunya aktif meng-
laksanakan dalam pembelajaran fisika ajukan pertanyaan yang baik terhadap
adalah dengan menggunakan model materi yang disampaikan dan per-
inkuiri terbimbing. Model inkuiri tanyaan tersebut tidak harus selalu
terbimbing adalah satu cara yang di- dijawab guru karena semua siswa
gunakan dalam pendidikan sains. tidak lagi menganggap masalah atau
Pembelajaran inkuiri diawali dari pertanyaan yang ada dalam pem-
permasalahan yang diajukan guru belajaran sebatas tugas sekolah,
dengan tidak mudah dijelaskan karena mereka memiliki kemampuan
dengan cepat. Kemudian siswa untuk menginternalisasi masalah
melakukan pengamatan sampai pada tersebut sehingga solusi yang didapat
kesimpulan. Setiap tahapnya guru lebih mudah diterima dan ‘masuk
mengontrol pertanyaan-pertanyaan akal’.
yang diungkapkan, hipotesis yang Tahapan pembelajaran inkuiri
telah dibuat dan apa yang siswa terbimbing menurut Trianto (2010:
amati. 30) yaitu: (1) Menyajikan pertanyaan
Penelitian yang dilakukan oleh atau masalah. Guru membimbing
Wahyudin, dkk (2010) dengan siswa mengidentifikasi masalah di-
metode inkuiri terbimbing me- tuliskan di papan tulis. Guru membagi
nunjukkan bahwa siswa mengalami siswa kedalam kelompok. (2) Mem-
peningkatan hasil belajar dan pe- buat hipotesis. Guru memberikan
mahaman konsep siswa. Penelitian kesempatan kepada siswa untuk
serupa dilakukan oleh Dewi, dkk memberikan pendapat dalam bentuk
(2013) terdapat hasil belajar IPA hipotesis. Guru membimbing siswa
antara siswayang mengikuti model dalam menentukan hipotesis yang
pembelajaran inkuiri terbimbing relevan dengan permasalahan dan
dengan siswa yang mengikuti model memperioritaskan hipotesis mana
pembelajaran konvensional. Hasil yang akan menjadi prioritas
belajar IPA yang belajar dengan penyelidikan. (3) Merancang per-
model pembelajaran inkuiri ter- cobaan. Guru memberikan
bimbing lebih baik dari pada kesempatan kepada siswa untuk
kelompok siswa yang belajar dengan menentukan langkah-langkah yang
model pembelajaran konvensional. sesuai dengan hipotesis yang akan
Penggunaan LKS berbasis model dilakukan. Guru membimbing siswa
pembelajaran inkuiri terbimbing yang merancang langkah-langkah percoba-
digunakan mampu meningkatkan an. (4) Melakukan percobaan untuk
hasil belajar siswa melalui pe- mengumpulkan informasi. Guru
mahaman konsepnya untuk itu perlu membimbing siswa mendapatkan
dilakukannya penelitian pengaruh informasi melalui percobaan. (5)
penggunaan lembar kerja siswa Mengumpulkan dan menganalisis
(LKS) berbasis inkuiri terbimbing data. Guru memberikan kesempatan
terhadap hasil belajar siswa melalui kepada setiap kelompok untuk
pemahaman konsep siswa. menyampaikan hasil pengolahan data
Metode inkuiri siswa ditempat- yang terkumpul. (6) Membuat
kan sebagai subjek pembelajaran, kesimpulan. Guru membimbing siswa
sehingga menurut Anam (2015: 7) dalam membuat kesimpulan. Men-
inkuiri mendorong siswa untuk ciptakan, menjaga dan mengembang-
terlibat aktif dalam proses belajar kan suasana belajar yang kondusif

94
dan produktif menurut Anam tingkat keyakinan siswa dalam
(2015: 9) merupakan kunci utama dari menjawab suatu pertanyaan.
keberhasilan proses belajar. Salah Jika tingkat keyakinan siswa
satu cara untuk mewujudkan hal dalam menjawab soal adalah tinggi
tersebut adalah dengan memosisikan dan ternyata jawabanya benar, maka
siswa sebagai bagian penting dalam dikatakan siswa tersebut memahami
belajar sehingga merupakan bagian konsep dengan baik (paham
penting bagi siswa untuk me- konsep). Sedangkan jika jawabannya
ngembangkan pengetahuan yang salah, maka siswa tersebut mengalami
dimilikinya. miskonsepsi. CRI biasanya didasar-
Pemahaman konsep siswa dalam kan pada suatu skala, sebagai contoh
pembelajaran dapat dilihat dengan skala enam (0-5) seperti berikut: 0
menggunakan tes yang dilengkapi jika total menduga, 1 jika hampir
dengan derajat keyakinan atau CRI menduga, 2 jika tidak yakin, 3 jika
(certainly of Response Index). CRI yakin, 4 jika hampir pasti, dan 5 jika
menurut Suhandi dan Wibowo (2012) pasti.
merupakan indeks yang menunjukkan

Tabel 1.Analisis jawaban siswa dengan metode CRI.

Kriteria Jawaban CRI Rendah CRI Tinggi


Jawaban benar Jawaban benar tapi Jawaban benar tapi
CRI rendah berarti CRI tinggi berarti
tidak tahu konsep memahami konsep
(lucky guess) dengan baik
Jawaban salah Jawaban salah tapi Jawaban salah tapi
CRI rendah berarti CRI tinggi berarti
tidak tahu konsep terjadi miskonsepsi
(Suhandi dan Wibowo, 2012)

Penjelasan mengenai analisis jawaban posttest design. Penelitian ini meng-


siswa melalui CRI dijabarkan dalam gunakan kelas kontrol dan kelas
Tabel 1. eksperimen, kemudian diberi pretest
Tujuan penelitian ini adalah dan posttest untuk mengetahui ke-
untuk mengetahui pengaruh peng- adaan awal sehingga besarnya pe-
gunaan LKS berbasis inkuiri ter- ngaruh dari penggunaan LKS berbasis
bimbing siswa pada materi pe- inkuiri terbimbing dapat diketahui
mantulan cahaya dan juga untuk secara pasti. Secara umum desain
mengetahui bagaimana pemahaman penelitian ditunjukkan pada
konsep siswa setelah menggunakan Gambar 1.
LKS berbasis inkuiri untuk siswa
SMPN 3 Natar. O1 X1 O2

METODE O3 X2 O4
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuasi eksperimen dengan Gambar 1. Desain Penelitian
non equivalent control group pretest- (Sugiyono, 2011: 79)

95
Penelitian ini merupakan studi menggunakan program SPSS versi
eksperimen dengan populasi 21.0.
penelitian yaitu seluruh siswa Data yang telah diperoleh
SMP Negeri 3 Natar pada semester kemudian dianalisis menggunakan
genap tahun pelajaran 2016/2017. beberapa macam uji, yaitu uji N-gain,
Penelitian pada dua kelas ini di- uji normalitas, dan uji Independent
lakukan secara sengaja untuk kelas Sample T-Test. Data penguasaan
yang siswanya memiliki kemampuan konsep siswa dianalisis menggunakan
awal siswa relatif sama, oleh karena skor gain yang ternormalisasi. Uji
itu pengambilan sample pada normalitas dilakukan terhadap data
penelitian ini menggunakan teknik pretest dan data posttesthasil belajar
purposive sampling. Sampel pada melalui pemahaman konsep siswa,
penelitian adalah siswa kelas VIII F yang telah didapat dari hasil pem-
sebagai kelas kontrol dan siswa kelas belajaran pada kelas kontrol dan kelas
VIII G sebagai kelas eksperimen. eksperimen. Untuk melihat pe-
Dalam desain penelitian ini, ningkatan hasil belajar siswa, maka
kelompok eksperimen adalah satu data hasil prestest dan posttest pada
kelas terpilih yang mendapatkan kelas kontrol dan kelas eksperimen
perlakuan menggunakan LKS ber- harus terdistribusi normal. Pada
basis inkuiri terbimbing, sedangkan penelitian ini uji normalitas yang
kelas kontrol mendapatkan perlakuan digunakan adalah uji kolmogrov-
menggunakan LKS yang biasa di- smirnov. Data dikatakan memenuhi
gunakan di sekolah. Penilaian tingkat asumsi normalitas atau terdistribusi
hasil belajar siswa melalui normal jika pada kolmogorov-smirnov
pemahaman konsep dapat dilihat dari nilai sig. > 0.05 sebaliknya data yang
hasil jawaban siswa pada lembar tes nilai sig. < 0.05 tidak terdistribusi
soal. normal (Arikunto, 2012: 111).
Tes soal digunakan untuk me- Setelah dilakukan uji normalitas,
ngetahui hasil belajar melalui pe- selanjutnya dilakukanlah uji
mahaman konsep siswa yang di- Independent Sample T-Test. Uji ini
lengkapi dengan CRI. Tes ini dilakukan untuk membandingkan dua
digunakan pada saat tes awal (pretest) sampel yang berbeda (bebas).
dan akhir (posttest) yang berbentuk Independent Sample T-Test digunakan
soal pilihan ganda. untuk mengetahui ada atau tidaknya
Penelitian ini terdapat satu peningkatan rata-rata antara dua
bentuk variabel yaitu variabel terikat. kelompok sampel yang tidak ber-
Variabel terikatnya adalah hasil hubungan. Analisis ini digunakan
belajar. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui diterima atau
dalam penelitian ini adalah Rencana tidaknya hipotesis yang telah dibuat.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kriteria pengujiannya yaitu jika
Lembar tes soal pretest dan posttest probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05, maka
yang digunakan untuk mengetahui Ho ditolak dan jika probabilitas
hasil belajar melalui pemahaman (Asymp.Sig) > 0,05, maka Ho di-
konsep, dan analisis CRI pemahaman terima (Priyatno, 2010).
konsep siswa. Sebelum instrumen
digunakan dalam sampel, instrumen HASIL DAN PEMBAHASAN
diuji terlebih dahulu dengan uji Penelitian mengenai pengaruh
validitas dan uji reliabilitas dengan dari penggunaan LKS berbasis

96
inkuiri terbimbing terhadap hasil kelas eksperimen menggunakan
belajar melalui pemahaman konsep media pembelajaran yaitu LKS ber-
siswa SMP Negeri 3 Natar pada basis inkuiri terbimbing selama pem-
materi pemantulan cahaya mulai di- belajaran. Semua kegiatan pem-
laksanakan pada hari selasa 07 belajaran berlangsung di dalam ruang
Februari 2017. Sebelum dilakukan kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada
pengumpulan data instrument hasil kelas eksperimen ini diikuti oleh 39
belajar melalui pemahaman konsep siswa dan dilakukan menyesuaikan
siswa dalam penelitian ini, terlebih jadwal pelajaran IPA di sekolah yaitu
dahulu instrument diuji untuk me- pada hari Selasa pukul 07.30 WIB
ngetahui layak atau tidaknya soal sampai dengan pukul 08.50 WIB dan
tersebut digunakan untuk penelitian. Kamis pukul 09.40 WIB sampai
Pengujian ini dilakukan sebelum dengan pukul 11.00 WIB. Keseluruh-
dimulainya penelitian yang dilaksana- an proses pembelajaran sebanyak
kan pada hari selasa tanggal 31 empat kali pertemuan.
Januari 2016. Agar data yang diper- Kelas yang digunakan sebagai
oleh dapat dipercaya dan konsistensi kelas kontrol adalah kelas VIIIF di
dari instrumen soal yang digunakan, SMP Negeri 3 Natar. Pembelajaran
maka dilakukan uji validitas dan kelas kontrol menggunakan media
reabilitas pada setiap butir soalnya. pembelajaran yaitu lembar kerja siswa
Uji validitas soal pretest dan yang biasa digunakan di sekolah
posttest, penelitian ini diolah dengan selama pembelajaran. Semua kegiatan
menggunakan program computer pembelajaran berlangsung di dalam
SPSS versi 21.0.Instrumen yang di- ruang kelas. Pelaksanaan pem-
katakan valid memiliki validitas belajaran pada kelas ini diikuti oleh
tinggi, sedangkan instrumen yang 38 siswa dan dilakukan menyesuaikan
kurang valid memiliki validitas jadwal pelajaran IPA di sekolah yaitu
rendah. N=32 dan =0,05 maka pada hari Selasa pukul 09.40 WIB
rtabel adalah 0,35. Tabel 1 memper- sampai dengan pukul 11.00 WIB dan
lihatkandari butir soal hasil belajar Kamis pukul 07.30 WIB sampai
ranah kognitif ada sebanyak 25 butir dengan pukul 08.50 WIB. Keseluruh-
soal yang memiliki Pearson an proses pembelajaran sebanyak
Correlation > 0,35 yaitu 20 butir soal empat kali pertemuan.
sehingga dinyatakan valid.
Uji reliabilitas soal hasil belajar Data Hasil Belajar Siswa Melalui
melalui pemahaman konsep secara Pemahaman Konsep Siswa
lengkap terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data hasil belajar siswa diper-
memperlihatkan bahwa nilai oleh dari kelas kontrol dan kelas
Cronbach’s Alpha sebesar 0,86. Hal eksperimen. Data diperoleh dengan
ini menyatakan bahwa butir soal hasil memberikan 20 butir soal uraian pada
belajar siswa melalui pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol
konsep bersifat sangat reliabel,karena sebelum diberi perlakuan dan setelah
berada dalam rentang nilai diberi perlakuan. Lembar soal terdiri
Cronbach’s Alpha antara 0,80 sampai dari 20 butir pertanyaan pilihan ganda
dengan 1,00. dengan soal inkuiri dan soal konsep-
Kelas yang digunakan sebagai tual dengan pilihan analisis CRI. Pe-
kelas eksperimen adalah kelas VIII G ningkatan hasil belajar melalui pe-
di SMP Negeri 3 Natar. Pembelajaran mahaman konsep diperoleh dari skor

97
N-gain yang dihitung dari skor pretest Pengujian CRI untuk meng-
dan skor posttest. identifikasi bagaimana pemahaman
Tabel 3 memperlihatkan bahwa konsep siswa kelas eksperimen pada
nilai Asymp. Sig.(2-tailed) pada kelas penelitian yang dilaksanakan di
eksperimen sebesar 0,20 yang lebih SMPN 3 Natar. Penelitian ini meng-
besar dari pada 0,05, sehingga dapat gunakan lembar test berisi soal
disimpulkan bahwa data skor N-gain konseptual dan soal mengenai proses
pada kelas eksperimen berdistribusi inkuiri dengan bentuk pilihan ganda
normal. Pada kelas kontrol, data skor sebanyak 4 pilihan. Dalam proses pe-
N-gain penguasaan konsep siswa ngumpulan data-data yang digunakan
memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk menjawab permasalahan
sebesar 0,09 yang lebih besar dari penelitian, maka setiap siswa selain
pada 0,05, sehingga dapat disimpul- diminta untuk menjawab soal yang
kan bahwa data skor N-gain pada diberikan, juga mereka diminta untuk
kelas kontrol berdistribusi normal. membubuhkan nilai CRI untuk setiap
Tabel 4 memperlihatkan bahwa jawaban yang dipilihnya pada setiap
nilai signifikansi dari uji kesamaan soal yang diberikan.
varian (homogenitas) dengan F test Penentuan seorang siswa meng-
adalah 0,08. Karena signifikansi lebih alami miskonsepsi, tidak tahu
dari 0,05, maka dapat disimpulkan konsep, lucky guess, dan paham
bahwa kedua varian sama (varian konsep didasarkan pada jawaban soal
kelompok kelas kontrol dan kelas konseptual dan nilai CRI yang
eksperimen adalah sama). Peng- diberikannya, maka tepat tidaknya
gunaan uji t menggunakan Equal peng-identifikasian tersebut sangat
variances assumed. Karena ber-gantung pada kejujuran siswa
signifikansi pada uji t adalah sebesar dalam mengisi CRI. Hasil analisis
0,000 kurang dari 0,05, maka dapat pemahaman konsep dengan CRI
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha dalam penelitian ini dapat dilihat pada
diterima. Tabel 5.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Soal

Nomor Butir Pearson Correlation Keterangan


(1) (2) (3)
1 0,48 Valid
2 0,59 Valid
3 0,42 Valid
4 0,50 Valid
5 0,55 Valid
6 0,50 Valid
7 0,35 Valid
8 -0,31 Tidak Valid
9 0,39 Valid
10 0,44 Valid
11 0,17 Tidak Valid
12 0,65 Valid
13 0,68 Valid
14 0,41 Valid

98
(1) (2) (3)
15 0,58 Valid
16 -0,48 Tidak Valid
17 0,59 Valid
18 0,59 Valid
19 0,48 Valid
20 0,46 Valid
21 0,22 Tidak Valid
22 0,60 Valid
23 0,45 Valid
24 0,11 Tidak Valid
25 0,58 Valid

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Soal

Cronbach’s Alpha N of Items


0,86 20

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas N-gain

Kontrol Eksperimen
Parameter
Pretest Posttest Pretest Posttest
N-gain 0,33 0,50
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,09 0,20

Tabel 4. Hasil Uji Independent Sample T-Test

Levene's Test for T-Test for Equality of


Equality of Variances Means
Sig. (2-
F Sig. T Df
tailed)
Equal variances
3,09 0,08 -5,99 75,00 0,00
assumed
Equal variances not
-6,01 72,02 0,00
assumed

Tabel 5. Hasil Penilaian CRI

Kategori
Paham Tidak Lucky
Sub Topik Miskonsepsi
Konsep Paham Guess
(%)
(%) Konsep (%) (%)
Cermin Datar 51,30 35,90 10,30 2,50
Cermin Cekung 55,20 34,00 9,60 1,20
Cermin Cembung 51,30 32,50 10,20 6,00
Rata-rata 52,70 34,10 10,00 3,20

99
67.31
56.05

35.13 36.03 Kontrol


Eksperimen

pretest posttest

Gambar 1. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Siswa

52.70%

34.10%

10.00%
3.20%

Paham Konsep Tidak Tahu Konsep Lucky Guess Miskonsepsi

Gambar 2. Grafik pemahaman konsep siswa

PEMBAHASAN terbimbing pada materi pemantulan


Rata-rata Hasil Belajar siswa cahaya sehingga memudahkan siswa
pada kelas eksperimen saat posttest mempelajari materi tentang
adalah 67,31lebih besar dari pada pemantulan cahaya. Lembar Kerja
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas Siswa berbasis inkuiri terbimbing ini
kontrol saat posttest yaitu 56,05 ter- memudahkan siswa dalam memper-
lihat pada gambar 1. Penelitian yang oleh pengetahuan baru. Proses pem-
telah dilakukan ini dapat membukti- belajaran dengan menggunakan LKS
kan bahwa pembelajaran dengan inkuiri seperti ini dapat meningkatkan
menggunakan LKS berbasis inkuiri hasil belajar melalui membuat siswa
pada materi pemantulan cahaya aktif di kelas sehingga siswa dapat
berpengaruh te rhadap hasil belajar menemukan dan mengerti tentang
siswa. Perbedaan yang mendasar konsep-konsep dasar pada materi
sehingga menyebabkan rata-rata hasil pemantulan cahaya. Hal tersebut di-
belajar siswa kelas eksperimen dukung oleh Anam (2015: 9) melalui
dengan menggunakan LKS berbasis menciptakan, menjaga dan
inkuiri lebih tinggi dari pada kelas mengembangkan suasana belajar yang
kontrol dengan menggunakan LKS kondusif dan produktif merupakan
yang biasa digunakan disekolah kunci utama dari keberhasilan proses
adalah karena kelas eksperimen belajar. Salah satu cara untuk me-
menggunakan LKS berbasis inkuiri wujudkan hal tersebut adalah dengan

100
memosisikan siswa sebagai bagian dapat memberikan kesempatan
penting dalam belajar sehingga kepada siswa untuk terlibat dalam
merupakan bagian penting bagi siswa pembelajaran, sehingga menjadikan
untuk mengembangkan kemampuan siswa lebih aktif. Keterlibatan dan
yang dimilikinya. Melalui metode keaktifan dalam pembelajaran akan
pembelajaran inkuiri terbimbing dan lebih meningkatkan hasil belajar
menggunakan LKS berbasis inkuiri siswa sehingga mudah untuk me-
telah mampu menciptakan susana mahami materi pembelajaran.
belajar yang aktif dan memposisikan Hasil penelitian yang telah
siswa sebagai bagian penting dalam dilakukan ada beberapa hal yang
pembelajaran. perlu diketahui bahwa dalam
Hasil belajar siswa menurut penggunaan LKS berbasis inkuiri ter-
Susanto (2012: 5) adalah ke- bimbing, kemampuan guru sebagai
mampuan yang diperoleh anak setelah mediator dan fasilitator dalam
melalui kegiatan belajar. Karena mengelola pembelajaran merupakan
belajar itu sendiri merupakan suatu bagian penting dalam pembelajaran.
proses dari seseorang yang berusaha Pengelolaan kelas yang baik dapat
untuk memperoleh suatu bentuk membuat pembelajaran berjalan
perubahan prilaku yang relative dengan efektif, sehingga skenario
menetap. Kemampuan dalam hal ini yang telah ditetapkan, baik dalam
adalah pengetahuan siswa dalam persiapan belajar dalam kelompok,
menjawab soal pelajaran IPA presentasi kelas maupun dalam
khususnya pada materi pemantulan memacu antusias siswa dalam belajar
cahaya. dapat terlaksana dengan baik.
Belajar merupakan proses yang Hasil analisis pemahaman konsep
membutuhkan waktu menurut siswa digunakan untuk mengetahui
Sumiati dan Asra (2007: 39). Hasil apakah peningkatan hasil belajar pada
belajar tidak terjadi tiba-tiba, tetapi kelas eksperimen benar-benar dapat
memerlukan usaha. Usaha memerlu- menjadikan siswa paham konsep.
kan waktu, cara dalam hal ini metode Pengujian pemahaman konsep di-
pembelajaran. Metode pembelajaran lakukan untuk jawaban siswa kelas
secara umum dapat di pratekan pada eksperimen pada soal konseptual saat
siapapun namun dalam memodifikasi posttest.
metode pembelajaran. Untuk peneliti- Soal konseptual dalam posttest
an ini menggunakan metode pem- terdapat pada nomor soal 3, 5, 6, 7,
belajaran inkuiri terbimbing yang 11, 12, 13, 14, 17, 19 dan 20.Soal
telah meningkatkan hasil belajar nomor 3, 5, 6, dan 7 merupakan soal
siswa. konseptual untuk sub materi pe-
Hasil penelitian yang sejalan mantulan cahaya dan pemantulan
dengan penelitian ini adalah cahaya pada cermin datar. Soal nomor
penelitian dari Hardiyanti (2016) 11, 12, 13, dan 14 untuk sub materi
bahwa hasil belajar siswa terhadap pemantulan cahaya pada cermin
penggunaan LKS berbasis inkuiri cekung. Soal nomor 17, 19 dan 20
terbimbing pada materi fluida statis untuk sub materi pemantulan cahaya
menunjukkan perbedaan N-gain pada pada cermin cembung. Tingkatan
kelas eksperimen yakni 0,84 dengan pemahaman konsep dibagi menjadi 4,
peningkatan yang tinggi. Penggunaan yaitu paham konsep, tidak paham
LKS berbasis inkuiri terbimbing konsep, lucky guess, dan miskonsepsi.

101
Berikut disajikan data pemahaman siswa yang termasuk kategoori lucky
konsep dari siswa kelas VIII G SMPN guess yaitu sebesar 5,10% dan 2,60%
3 Natar pada hasil postest. dan siswa yang termasuk kategoori
Pada kelas VIII G, tingkat tidak tidak tahu konsep yaitu sebesar
paham konsep yaitu sebesar 35,10%, 25,70% dan 53,80%. Siswa yang
lucky guess 10,00%, miskonsepsi termasuk dalam kategori paham
3,20%, dan tingkat paham konsep, konsep pada butir soal ini jauh lebih
yaitu sebesar 52,70%. Dari persentase besar jika dibandingkan dengan siswa
tersebut dapat dilihat bahwa tingkat yang tidak tahu konsep.
paham konsep siswa pada kelas Pertanyaan merupakan dasar
eksperimen yang menggunakan LKS peran guru untuk membimbing siswa
berbasis inkuiri terbimbing mencapai dalam memecahkan masalah yang
nilai yang lebih tinggi disbanding diberikan pada siswa sehingga siswa
kategori yang lain terlihat pada tidak mengalami kebingungan. Hal
Gambar 2. tersebut didukung oleh Arikunto
Materi pemantulan pada cermin (2010: 115) Pemahaman materi
cembung, yaitu pada butir soal merupakan kemampuan menyerap arti
nomor 17,19, dan 20 siswa banyak dari materi suatu bahan yang
mengalami miskonsepsi pada soal dipelajari. Pemahaman materi bukan
nomor 20, yaitu sebanyak 18,00 %. hanya sekedar mengingat mengenai
Berdasarkan wawancara yang apa yang pernah dipelajari tetapi me-
dilakukan pada soal 17 terhadap siswa nguasai lebih dari itu, yakni me-
yang mengalami miskonsepsi, libatkan berbagai proses kegiatan
penyebabnya adalah siswa beranggap- mental sehingga lebih bersifat
an bahwa untuk nilai titik fokus sama dinamis.
dengan nilai jari-jari kelengkungan Pemahaman dijelaskan oleh
cermin. Siswa beranggapan jika 30 Susanto (2012: 7) merupakan
cm merupakan jarak titik fokus dan kemampuan untuk menerangkan dan
pada cermin cembung nilai titik fokus menginterpretasikan sesuatu melalui
bernilai positif. Saat siswa kemampuan untuk memberikan
beranggapan seperti itu maka jawaban interpretasi atau menafsirkan secara
siswa sangat yakin pada pilihan C. luas sesuai dengan keadaan yang ada
apabila dihitung dengan benar dengan disekitarnya dan Sagala (2011: 71)
nilai titik fokusnya setengah dari nilai menjelaskan konsep diperoleh dari
jari-jari kelengkungan yaitu 15 cm fakta, peristiwa, pengalaman melalui
dan bernilai negatif maka dihasilkan generalisasi dan berpikir abstrak.
jawaban A. Pada butir soal nomor 20, Hasil penelitian yang telah di-
siswa yang termasuk kategori tidak lakukan ada beberapa hal yang perlu
tahu konsep yaitu sebesar 18,00%, diketahui bahwa dalam penggunaan
lucky guess 23,00% dan paham LKS berbasis inkuiri terbimbing,
konsep sebesar 41,00%. Soal nomor untuk melihat kemampuan
20 ini soal yang paling besar pemahaman konsep siswa, guru dapat
membuat siswa menjadi lucky guess mengarahkan siswa untuk men-
diantara 19 soal lainnya. Sedangkan, dapatkan konsep yang diperoleh dari
untuk soal nomor 17, dan 19, siswa fakta, peristiwa, pengalaman melalui
tidak mengalami miskonsepsi, generalisasi dan berpikir abstrak
kategori siswa yang paham konsep melalui berbagai proses kegiatan
yaitu sebesar 69,20% dan 43,60%, metal yang melatih kemampuan untuk

102
memberikan interpretasi atau me- Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
nafsirkan secara luas sesuai dengan Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil
keadaan yang ada disekitarnya. Belajar IPA. Jurnal Pendidikan
Penelitian mengenai bagaimana Dasar Volume 3 Nomor 1 Halaman
pemahaman konsep siswa yang telah 9. Universitas Pendidikan Ganesha
dilakukan ini sejalan dengan hasil (Online). Tersedia di pasca.undik-
penelitian dari Tangkas (2014) bahwa sha.ac.id diakses pada 08 Desember
implementasi pembelajaran fisika 2016
siswa kelas X SMAN 3 Amlapura Hardiyanti, ND. 2016. Pengaruh
dengan menggunakan model pem- Penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing
belajaran berbasis inkuiri mampu terhadap Hasil Belajar Siswa pada
meningkatkan pemahaman konsep Materi Fluida Statisdi SMAN 1
siswa lebih signifikan. Seputih Mataram. Jurnal pembelajar-
an fisika.Universitas Lampung (On
SIMPULAN Line). Volume 4 Nomor 1 Halaman
Berdasarkan hasil penelitian dan 5-9. Tersedia di digilib.unila.ac.id
pembahasan yang telah dilakukan, diakses pada 4 maret 2017
maka dapat disimpulkan (1) Ada Priyatno, D. 2010. Teknik Mudah
pengaruh penggunaan lembar kerja dan Cepat Melakukan Analisis Data
siswa berbasis inkuiri terbimbing ter- Penelitian dengan SPSS dan Tanya
hadap hasil belajar siswa SMPN 3 Jawab Ujian Pendadaran.
Natar. Dapat ditunjukkan dari hasil Yogyakarta. Gaya Media
menggunakan Independent Sample T- Sagala, S. 2011. Konsep dan
test yang diperoleh nilai Sig. (2- Makna Pembelajaran. Bandung:
tailed) sebesar 0,00 < 0,05; Alfabeta.
(2) Pemahaman konsep siswa setelah Sugiyono. 2011. Metode
melakukan pembelajaran meng- Penelitian Pendidikan Pendekatan
gunakan LKS berbasis inkuiri Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
terbimbing, siswa lebih dominan Alfabeta.Bandung
sudah paham konsep dengan Suhandi, A., dan Wibowo,
persentase sebesar 52,70%, tidak FC.2012. Pendekatan Multi
paham konsep sebesar 35,10%, lucky representasi dalam Pembelajaran
guess 10,00%, dan hanya 3,20% Usaha Energi dan Dampak Terhadap
siswa yang mengalami miskonsepsi Pemahaman Konsep Mahasiswa.
sebesar dari seluruh siswa kelas Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia
eksperimen. Volume 8 Nomor 1 Halaman 1-7.
Universitas Pendidikan Indonesia (On
DAFTAR RUJUKAN Line). Tersedia di journal.unnes.ac.id.
Anam, K. 2015. Pembelajaran diakses pada 30 Oktober 2016
Berbasis Inkuiri: Metode dan Sumiati., dan Asra. 2007.
Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Metode Pembelajaran. CV Wacana
Arikunto, S. 2010. Prosedur Prima. Bandung
Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta Susanto, A. 2012. Teori Belajar
___________. 2012. Dasar- dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Jakarta: Kencana Prenada Media
Aksara. Jakarta Group
Dewi, NL., Dantes, N., dan Tangkas, IM. 2012. Pengaruh
Sadia, IW. 2013. Pengaruh Model Implementasi Model Pembelajaran

103
Inkuiri Terbimbing Terhadap Ke- Wahyudin., Sutikno., dan Isa, A.
mampuan Pemahaman Konsep dan 2010. Keefektifan Pembelajaran
Keterampilan Proses Sains Siswa Berbantuan Multimedia Meng-
Kelas X SMAN 3 Amlapura. Jurnal gunakan Metode Inkuiri Terbimbing
pendidikan IPA. Volume 2 Nomor 1 untuk Meningkatkan Minat dan
Halaman 7-9. Universitas Pendidikan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendi-
Ganesha (On line). Tersedia di dikan Fisika Volume 6 Nomer 1
pasca.undiksha.ac.id diakses pada Halaman 58. Universitas Negeri
tanggal 4 maret 2016. Semarang (On line). Tersedia di
Trianto. 2010. Model journal.unnes.ac.id. diakses pada 24
Pembelajaran Terpadu. Surabaya: September 2016.
Bumi Aksara.

104

Anda mungkin juga menyukai