Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725

terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK

Sumarni S1), Bimo Budi Santoso2), Achmad Rante Suparman3)


1,2,3
Universitas Papua Manokwari
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat
E-mail: arnhysumarni@gmail.com1) , achmad.unipa@gmail.com3)

Abstrak. Penelitian pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbung dari pencapaian kognitif siswa di SMA
Negeri 01 Manokwari (studi pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan) yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
pembelajaran konvensional hasil belajar kognitif siswa dan untuk mengukur persen pengaruh dari kedua model yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen metode penelitian kuasi dengan desain pretest posttest.
Teknik pengambilan data sampel dilakukan dengan purposive sampling.Instrument yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar kognitif siswa adalah test essay.Analisis data digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensial
menggunakan software SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kognitif, model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari model pembelajaran konvensional dengan persen pengaruh 29,49%.

Kata Kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar kognitif

Abstract. Study the effect of inquiry learning model guided of the cognitive achievement of students in SMA Negeri
01 Manokwari (studies on the subject solubility and solubility product) which aims to determine whether there is a
significant difference between the learning model of guided inquiry and conventional learning model of cognitive
achievement of students and to measure the percent effect of both models was carried out. This study uses research
method quasy experimental design with pretest posttest design. Mechanical sampling was done by purposive
sampling. Instrument used to measure cognitive achievement of students is a test essay. Analysis of the data used is
descriptive analysis and inferensial using the software SPSS 22. The results showed that there were differences in
the results of a cognitive learning which the guided inquiry learning model is better than the conventional learning
model with the effect of 29,49 percent.

Keywords: guided inquiry, student’s cognitive

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 59


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

PENDAHULUAN peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses


Mutu pendidikan ini menyangkut pada pembelajaran.
setiap jenjang pendidikan, salah satunya adalah Pemilihan model pembelajaran yang kurang
Sekolah Menengah Atas. Upaya peningkatan tepat juga mempengaruhi hasil belajar peserta
mutu pendidikan dapat dimulai dengan didik.Model pembelajaran konvensional yang
memperbaiki proses pembelajaran yang kurang umumnya digunakan adalah model pembelajaran
sesuai dalam proses belajar mengajar di dalam yang hanya melibatkan metode pembelajaran
kelas. Proses belajar mengajar pada masa ini ceramah, penugasan dan diskusi.Metode
bukanlah proses belajar mengajar yang berpusat penugasan yang digunakan guru adalah
pada guru sebagai pendidik. Proses pembelajaran penugasan yang hanya langsung diberikan pada
yang demikian akan menempatkan guru sebagai peserta didik dari Lembar Kerja Siswa (LKS)
pusat dalam pembelajaran, peserta didik akan yang ada pada peserta didik. Guru kurang
kurang aktif dan hanya menerima materi yang menuntun peserta didik dalam menyelesaikan
diberikan oleh guru. soal-soal khususnya pada soal hitungan, sehingga
Suasana belajar dan pembelajaran itu peserta didik hanya mengacu pada contoh soal
diarahkan agar peserta didik dapat yang ada pada buku LKS tersebut. Selain itu,
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti dalam proses pembelajaran ini guru cenderung
proses pendidikan itu harus berorientasi kepada berfokus pada peserta didik yang aktif dan
siswa (student active learning). Pendidikan mampu.
adalah upaya pengembangan potensi anak didik. Model pembelajaran konvensional tersebut
Dengan demikian, anak harus dipandang sebagai dirasa kurang efektif jika diterapkan dalam
organisme yang sedang berkembang dan pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan
memiliki potensi.Tugas pendidikan adalah hitungan dan pemahaman konsep. Hasil belajar
mengembangkan potensi yang dimiliki anak pada pokok bahasan Ksp pada tahun sebelumnya
didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau cukup rendah dan tidak sesuai dengan target
memaksa agar anak dapat menghafal data dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
fakta (Sanjaya, 2013). ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Pemilihan
SMA Negeri 01 Manokwari merupakan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi
salah satu sekolah yang turut bertugas peserta didik menjadi salah satu faktor penunjang
meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah ini dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.
adalah salah satu sekolah unggulan di kota Model pembelajaran inkuiri terbimbing
Manokwari, Papua Barat. Namun, proses merupakan salah satu model pembelajaran yang
pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut tepat diterapkan pada kondisi kelas yang
masih berorientasi pada guru. Proses pendidikan kemampuan peserta didiknya bervariasi.Model
yang demikian menyebabkan peserta didik lebih pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
cenderung bergantung pada guru. Sehingga, adalah model pembelajaran yang berpusat pada

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 60


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

peserta didik, peserta didik juga dilatih pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
mengembangkan kemampuan berpikir, peserta kelarutan serta untuk mengetahui persen
didik dilatih berpikir kritis.Selain itu, dapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
membangkitkan gairah belajar pada peserta didik. inkuiri terbimbingterhadap hasil belajar kognitif
peserta didik di SMA Negeri 01 Manokwari.
Pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan
agar para peserta didik bebas mengembangkan
METODE PENELITIAN
konsep yang mereka pelajari.Peserta didik diberi
Penelitian ini merupakan penelitian quasi
kesempatan untuk memecahkan masalah yang
eksperiment dengan desain eksperimen Pretest-
mereka hadapi secara individu atau berkelompok,
Posttest grup. Desain tersebut dapat dilihat pada
di dalam kelas peserta didik dilatih untuk
tabel berikut ini:
berinteraksi dengan kawan sebayanya untuk
Tabel 1. Desain Penelitian
saling bertukar informasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
Grup Pretest Variabel Posttest
yang signifikan antara model pembelajaran Terikat
inkuiri terbimbing dan model pembelajaran (R) Eksperimen Y1 X Y2
konvensional terhadap hasil belajar kognitif
(R) Kontrol Y1 - Y2
peserta didik di SMA Negeri 01 Manokwari studi
(Sukardi, 2003)

Variabel penelitian dalam penelitian ini ada 2 Penelitian ini merupakan penelitian quasi
yaitu variabel Bebas (independen) dan variabel eksperiment yang menggunakan dua sampel yang
terikat (dependen)..Pada penelitian ini populasi independent. Adapun teknik analisis data yang
yang digunakan ialah semua peserta didik kelas digunakan pada penelitian ini ada dua macam,
XI IPA di SMA Negeri 01 Manokwari pada yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel yang inferensial.Teknik analisis deskriptif digunakan
digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI untuk mendeskripsikan skor hasil belajar kognitif
MIA 5 dan kelas XI MIA 7 di SMA Negeri 01 peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas
Manokwari dengan menggunakan teknik kontrol. Teknik analisis inferensial digunakan
pengambilan porpusive sampling. untuk menguji hipotesis penelitian.Sebelum
Teknik pengumpulan data pada penelitian melakukan analisis statistik inferensial, maka
ini terbagi menjadi 2 yaitu dengan melalui teknik sebagai uji prasyarat dilakukan uji normalitas dan
nontest meliputi observasi, dan wawancara uji homogenitas dengan menggunakan SPSS
(interview).Sedangkan, teknik yang ke-2 adalah 22.Pada penelitian ini juga dilakukan uji standar
dengan menggunakan teknik tes.Teknik tes yang gain dan menghitung persen pengaruh. Uji
digunakan adalah teknik tes formatif yaitu tes standar gain bertujuan untuk mengetahui tingkat
hasil belajar melalui pretest dan posttest. klasifikasi efektifitas model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan model pembelajaran
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 61
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

konvensional. Gain adalah selisih antara nilai Jika sig < α


posttest dan pretest, gain menunjukkan (0,025), maka H0 ditolak
peningkatan pemahaman atau penguasaan materi
setelah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis yang akan diuji dengan uji kesamaan
Hasil belajar diperoleh melalui instrument
dua rata-rata adalah sebagai berikut:
penelitian berupa tes.Sebelum menerapkan
H0 : μ1 = μ2,
pembelajaran dengan menggunakan model
H1 : μ1 ≠ μ2,
pembelajaran inkuiri terbimbing (kelas
Dimana :
eksperimen) dan pembelajaran konvensional
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(kelas kontrol). Kedua kelas masing-masing
dalam penggunaan model Inkuiri Terbimbing
diberikan pretest. Setelah masing-masing kelas
terhadap hasil belajar kognitif pada pokok
melakukan proses belajar mengajar dengan
bahasanKelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
perlakuaan yang berbeda, setelah itu pada
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan
masing-masing kelas diberikan posttest yang
dalam penggunaan model inkuiri terbimbing
digunakan untuk mengukur sejauh mana
terhadap hasil belajar kognitif pada pokok
peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil
bahasanKelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
analisis data dihitung dengan bantuan Software
µ1 : Rata-rata hasil belajar kognitif kelompok
SPSS 22.Hasil analisis data hasil belajar kognitif
eksperimen
peserta didik pada kedua kelas dapat dilihat pada
µ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif kelompok
Tabel 2 dan Tabel 3.
kontrol
Kriteria Pengujian : Jika sig ≥ α
(0,025), maka H0 diterima
Tabel 2 Statistik Deskriptif Pretest Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
Statistik Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
Mean 7,3636 5,4706
Median 7,0000 5,0000
Standar Deviation 3,85534 3,03750
Minimum 0 0
Maximum 15,00 15,00
Range 15,00 15,00

Tabel 3 Statistik Deskriptif Posttest Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik


Statistik Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
Mean 53,5455 34,1176
Median 50,00 27,50
Standar Deviation 29,55619 19,51963
Minimum 10,00 5,00
Maximum 98,00 75,00
Range 88,00 70,00

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 62


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

Berdasarkan perolehan nilai dari Tabel 3 dan pemahaman peserta didik tentang Kelarutan
diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan dan Hasil Kali Kelarutan yang diajarkan.
nilai tertinggi dari tes hasil belajar kognitif Uji normalitas yang digunakan dalam
peserta didik pada kelas eksperimen yang pengolahan data pretest dan posttest dari kelas
menggunakan model pembelajaran inkuiri eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf
terbimbing lebih tinggi dibanding rata-rata dan signifikan 0,05 dengan kriteria pengujian data
nilai tertinggi dari tes hasil belajar kognitif sampel berdistribusi normal jika sig > 0,05. Uji
peserta didik kelas kontrol yang menggunakan normalitas menggunakan bantuan Software SPSS
model pembelajaran konvensional. Hal ini 22 dapat dilihat hasil pengujian tersebut pada
menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri Tabel 4 dan Tabel 5 dibawah ini.
terbimbing memberikan pengaruh pengetahuan

Tabel 4 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Kolmogrov Smirnov
Model Statistic Df Sig.

Hasil Eksperimen 0,126 33 0,200*


Belajar Kontrol 0,138 34 0,101

Tabel 5 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Model Kolmogrov Smirnov
Statistic Df Sig.
Hasil Eksperimen 0,131 33 0,161
Belajar Kontrol 0,180 34 0,007

Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, uji kelas kontrol.Berdasarkan nilai signifikan yang
normalitas dihitung dengan menggunakan diperoleh hal tersebut menunjukkan bahwa kelas
Kolmogrov-smirnov diperoleh nilai signifikan eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas
pada pretest sebesar 0,200* pada kelas kontrol tidak berdistribusi normal.
eksperimen dan 0,101 pada kelas kontrol kedua Uji homogenitas dilakukan untuk
nilai pretest ini berada diatas 0,05. Hal ini mengetahui homogen atau tidaknya varian data
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas dari sampel yang diambil. Dari data pretest dan
kontrol berdistribusi normal.Sedangkan, nilai posttest kedua kelas yang telah diperoleh dengan
signifikan yang diperoleh pada posttest sebesar menggunakan bantuan Software SPSS 22 dapat
0,161 pada kelas eksperimen dan 0,007 pada dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 63


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

Tabel 6 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Hasil Berdasarkan nilai rata-rata 1,364 1 65 0,247
Belajar Berdasarkan nilai tengah 1,354 1 65 0,249
Berdasarkan nilai tengah dengan 1,354 1 62,867 0,249
mengikuti df
Berdasarkan pemangkasan nilai 1,403 1 65 0,241
rata-rata

Tabel 7 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Hasil Berdasarkan nilai rata-rata 11,206 1 65 0,001
Belajar Berdasarkan nilai tengah 9,549 1 65 0,003
Berdasarkan nilai tengah dengan 9,549 1 64,688 0,003
mengikuti df
Berdasarkan pemangkasan nilai 11,206 1 65 0,001
rata-rata

Bedasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, uji yang sama. Sedangkan, data posttest diperoleh
homogenitas menggunakan Levene Statistic pada sig 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
data pretest diperoleh sig 0,247 > 0,05. Hal ini kedua kelas memiliki varian yang tidak homogen
menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varian dengan kata lain memiliki varians yang berbeda.
yang homogen dengan kata lain memiliki variasi
Tabel 8 Hasil Perhitungan Standar Gain
Statistik Kelas Nilai Klasifikasi
Standar Gain Eksperimen 0,499 Sedang
Kontrol 0,303 Sedang

Nilai yang diperoleh dari kedua kelas klasifikasi sedang. Hal ini menandakan bahwa
tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas kedua kelas tersebut diberi perhatian yang sama.
tersebut berada pada klasifikasi yang sama yaitu

Tabel 9 Hasil Persen Pengaruh Model Pembelajaran


Statistik Nilai
Rata-rata Posttest Eksperimen 53,55
Rata-rata Posttest Kontrol 34,12
% Pengaruh 29,49%

Pada pengujian hipotesis penelitian,hasil tersebut dilanjutkan dengan pengujian


pengujian yang diperoleh pada hasil pretest kelas Independent Sampel t Test. Pengujian
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil Independent Sampel t Test dilakukan degan
bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal bantuan Software SPSS 22 dapat dilihat hasil
dan homogen. Sehingga, data pretest kedua kelas pengujiannya pada Tabel 10 berikut ini:
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 64
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

Tabel 10 Hasil Uji Independent Sampel t Test Nilai Pretest


t-test for equality of means
T Df Sig. (2- Mean Std.error
tailed) difference difference
Equal variances 2,236 65 0,029 1.893 0,847
assumed
Aqual variances not 2,228 60,780 0,030 1.893 0,850
assumed

Berdasarkan Tabel 10 diatas menunjukkan peserta didik sebelum diberikan perlakuan


bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan penggunaan model pembelajaran yang
terhadap hasil belajar kognitif berbeda pada kedua kelas tersebut.

Tabel 11 Hasil Uji Non Parametrik Posttest

Hasil_Belajar
Mann-Whitney U 342.000
Wilcoxon W 937.000
Z -2.756
Asymp.Sig.(2-tailed) 0,006

Berdasarkan hasil pengujian non diberikan pertanyaan seputar soal hitungan yang
parametrik yang telah dilakukan menunjukkan harus dikerjakan berdasarkan contoh soal yang
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam terdapat pada buku pegangan peserta didik
penggunaan model Inkuiri Terbimbing terhadap dengan bimbingan guru. Peserta didik
hasil belajar kognitif pada pokok bahasan menyelesaikan masalah dengan kelompok yang
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. telah ditentukan oleh guru. Guru membentuk 6
Pelaksanaan pembelajaran dengan model kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai dengan 4-6 orang peserta didik yang ditentukan secara
guru mengkondisikan peserta didik terlebih acak. Melalui proses diskusi kelompok ini peserta
dahulu dengan memberikan motivasi pada didik dapat saling bertukar pikiran, saling
peserta didik sebelum memulai pembelajaran membantu dan berbagi ilmu dengan peserta didik
serta menginformasikan langkah-langkah yang lain. Setelah peserta didik duduk bersama
pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu kelompoknya masing-masing selanjutnya guru
pembelajaran akan berpusat pada peserta didik mengarahkan peserta didik dalam proses
dengan mencari jawaban atas pertanyaan atau praktikum dengan menjelaskan proses praktikum
permasalahan yang telah ditentukan guru diawal yang terdapat pada LKS dan yang akan dilakukan
pembelajaran. Peserta didik akan memecahkan pada tiap-tiap kelompok, sehingga dalam
pertanyaan atau permasalahan tersebut dengan memecahkan pertanyaan atau permasalahan
melakukan praktikum sesuai dengan LKS yang peserta didik dapat mencari solusi atas
dibagikan oleh guru, selain itu juga peserta didik pertanyaan atau permasalahan tersebut. Pada saat
Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 65
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

proses tersebut berlangsung guru mengontrol dan disampaikan oleh peserta didik dengan
membimbing peserta didik dalam kelompok- bimbingan yang diberikan oleh guru. Pada proses
kelompok tersebut. ini peserta didik secara aktif mengajukan dirinya
Penerapan model pembelajaran inkuiri untuk membuat kesimpulan apa yang telah
terbimbing ini dilakukan sebanyak empat kali diperoleh pada proses pembelajaran tersebut. Hal
sesuai dengan materi-materi yang telah dibagi. tersebut diakibatkan mulai timbulnya rasa
Materi-materi yang dikembangkan menjadi percaya diri dan semangat dalam mengikuti
pertanyaan dan permasalahan yang diberikan pembelajaran.
kepada peserta didik tiap pertemuan tidaklah Berdasarkan analisis tingkat kesukaran tes
sama. Adapun konsep pada pertemuan pertama dengan subbab materi memperkirakan
adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
kelarutan serta persamaan kesetimbangan hasil merupakan indikator yang digunakan untuk
kali kelarutan (Ksp)”, pada pertemuan kedua menyusun soal tes pada nomor 4.Pada soal
“Hubungan antara kelarutan dan hasil kali tersebut kedua kelas memiliki klasifikasi yang
kelarutan serta pengaruh penambahan ion berbeda.Kelas eksperimen memiliki klasifikasi
sejenis”, “memprediksi terbentuknya endapan” sedang.Sedangkan, pada kelas kontrol memiliki
pada pertemuan ketiga, dan pada pertemuan klasifikasi sukar. Hal tersebut disebabkan pada
keempat “hubungan antara Ksp dan pH serta pelaksanaan pembelajaran peserta didik pada
prinsip kegunaan kelarutan dan hasil kali kelas kontrol terbiasa mengerjakan soal yang
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari”. sama dengan soal-soal yang diberikan pada
Peserta didik akan mempresentasikan hasil contoh dan latihan soal sehingga, ketika bentuk
diskusi kelompoknya didepan kelas, peserta didik soalnya digantikan peserta didik akan
juga akan menjelaskan jawaban yang diperoleh kebingungan. Peserta didik pada kelas ini kurang
dari kelompoknya. Pada langkah ini peserta didik aktif bertanya dalam proses pembelajaran.
dilatih untuk berani mengungkapkan Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas
pendapatnya didepan kelas, peserta didik juga eksperimen peserta didik aktif dalam
akan merasa bangga dengan kemampuan yang pembelajaran dan cukup aktif bertanya pada guru
diperoleh setelah berani mempresentasikan hasil ketika proses diskusi atau presentase teman
belajarnya selain itu peserta didik juga dilatih kelompok lainnya mempresentasekan
untuk bertanggung jawab dengan jawabannya. jawabannya sehingga mereka lebih dapat
Proses ini berlangsung dengan arahan guru pada mengantisipasi bentuk-bentuk soal yang akan
langkah ini guru bertindak sebagai pengarah diberikan oleh guru.
dalam proses tersebut. Selama proses pembelajaran pada kelas
Langkah terakhir pada model pembelajaran eksperimen berlangsung seluruh kegiatan
ini adalah pembuatan kesimpulan. Kesimpulan pembelajaran melibatkan peserta didik, sehingga
dari proses pembelajaran berlangsung peserta didik tampak menunjukan keaktifan

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 66


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

peserta didik dalam proses pembelajaran. pembelajarannya.Kedua, siswa masih belum


Peranan guru pada proses pembelajaran inkuiri terbiasa menggunakan alat dan bahan dalam
terbimbing ini hanyalah bertindak sebagai kegiatan praktikum, sehingga guru mengatasinya
motivator, fasilitator, penanya serta pengarah. dengan mengarahkan dan membimbing siswa
Sementara siswa sendiri yang akan terlibat aktif dalam kegiatan praktikum. Kendala lainnya
dalam proses pembelajaran. Motivasi yang suasana kelas menjadi ramai terutama saat proses
diberikan pada peserta didik diawal pembelajaran diskusi dan hal ini dapat menganggu proses
agar peserta didik lebih semangat dan percaya belajar dan konsentrasi peserta didik, untuk
diri dalam mengikuti proses pembelajaran. mengatasi kesulitan tersebut guru lebih ekstra
Fasilitas yang diberikan oleh guru berupa alat, mengendalikan kelas dan kegiatan pembelajaran
bahan, LKS pada praktikum yang akan dilakukan agar diskusi dapat terarah.
peserta didik serta sebagai penunjuk jalan keluar Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
dalam kesulitan yang dialami oleh peserta didik. bahwa perbandingan rata-rata hasil belajar
Penanya pada proses pembelajaran guru akan kognitif peserta didik menggunakan model
menyadarkan peserta didik terhadap kekeliruan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari
peserta didik melalui pertanyaan. Guru juga pada rata-rata peserta didik yang menggunakan
memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan model pembelajaran konvensional.Hal tersebut
yang diharapkan. Sehingga dalam proses disebabkan karena pembelajaran dengan model
presentasi tiap-tiap kelompok guru dapat pembelajaran inkuiri terbimbing menuntut
mengarahkan pembicaraan peserta didik agar aktivitas peserta didik lebih meningkat.
tidak keluar dari topik yang sedang dibahas. Selama proses pembelajaran berlangsung
Hal yang menjadi kendala dalam di kelas kontrol, tidak terdapat suasana yang
penerapan model pembelajaran inkuiri membangun keaktifan peserta didik untuk
terbimbing ini, ialah peserta didik belum terbiasa mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
belajar dengan model inkuiri terbimbing disebabkan peserta didik beranggapan bahwa
menyelesaikan permasalahan diberikan oleh diskusi dan praktikum yang dilaksanakan
guru.Hal ini terjadi karena peserta didik sudah merupakan diskusi kelompok biasa. Tidak
terbiasa dengan model pembelajaran adanya tanggung jawab peserta didik terhadap
konvensional yang mana peserta didik terbiasa proses diskusi dan melakukan praktikum ini yang
hanya mendapatkan penjelasan dari guru untuk menjadi salah satu penyebab tidak efektifnya
memahami konsep materi pelajaran.Untuk proses pembelajaran yang berlangsung. Tidak
mengatasi kesulitan itu guru membimbing peserta adanya tanggung jawab serta tidak fokusnya
didik melalui pertanyaan-pertanyaan yang peserta didik dalam proses pembelajaran inilah
mengarahkan peserta didik dan juga yang mengakibatkan prestasi belajar peserta didik
membimbing dan mengarahkan peserta didik kurang maksimal. Selain itu, peserta didik hanya
secara langsung dalam tahap-tahap berharap dan bergantung pada guru sehingga

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 67


Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ISSN-P: 2549-1725
terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik

proses pembelajaran yang berlangsung sangat yang diperoleh dari penerapan model
monoton dikarenakan proses pembelajaran hanya pembelajaran inquiry terbimbing adalah sebesar
berlangsung satu arah. Oleh karena itu hasil 29,49%
belajar kognitif peserta didik yang menerima
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing
Sanjaya, W. Strategi Pembelajaran Berorientasi
lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang
Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.
menerima pelajaran dengan model konvensional. 2013.
Setiowati Hanifah, Nugroho Agung & Agustina
Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh Widiastuti. Penerapan Model Pembelajaran
oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan
diantaranya: nilai maksimal kelas eksperimen Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali
adalah 98. Sedangkan nilai maksimal kelas Kelarutan Kelas XI MIA SMA Negeri 1
kontrol adalah 75. Banyudono Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal
Pendidikan Kimia. Vol 4. No 4. 2015.
Penerapan model pembelajaran Inkuiri Sidin, A M. Evaluasi Pembelajaran.
Makasar.Universitas Negeri Makasar. 2012.
Terbimbing terhadap hasil belajar kognitif Slameto.Belajar dan Faktor-Faktor Yang
dibuktikan juga dengan menghitung besarnya Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta. 2013.
Suardana, I K. Penilaian Portopolio dalam
pengaruh dari penerapan model pembelajaran Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri
Terbimbing di SMP Negeri 2 Singaraja.Jurnal
inkuiri terbimbing tersebut. Persen pengaruh dari Penelitian dan Pengembangan
penerapan model pembelajaran inkuiri Pendidikan.1(2).122-134. 2007.
Suprijono,A. Cooperative Learning. Yogyakarta
terbimbing terhadap hasil belajar kognitif peserta :Pustaka Belajar. 2013.
Sudarmo, U. Kimia Untuk Sma/Ma Kelas XI.Jakarta
didik diperoleh dari nilai rata-rata posttest antara :Erlangga. 2014.
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta
:Bumi Aksara. 2003.
rata-rata posttest yang diperoleh dari kelas Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.
Alfabeta. 2008.
eksperimen sebesar 53,55 dan nilai rata-rata
Suprapto.Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan Dan
posttest yang diperoleh dari kelas kontrol sebesar Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:
Caps. 2013.
34,12 dengan nilai maksimal yang digunakan Surjaweni,W.V. SPSS Untuk Penelitian.Yogyakarta.
Pustaka Baru Press. 2014.
sebessar 100. Besar persen pengaruh yang
Syah,M. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt Raja Grafindo
didapat sebesar 29,49%. Persada. 2005.
Trianto, Model - Model Pembelajaran Inovatif
Berorentasi Konstruktivis, Prestasi Pustaka.
KESIMPULAN Jakarta. 2011,
Umiyati N & Haryono.Buku Siswa Kimia Untuk
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat SMA/MA XI Peminatan Matematika dan Ilmu
– Ilmu Alam. Surakarta. Mediatama. 2014.
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang Zaini, H. Strategi Pembelajaran Aktif Implementasi
dan Kendala Di Dalam Kelas.Makalah
signifikan dalam penggunaan model
disajikan pada seminar dan Lokakarya
pembelajaran inquiry terbimbing terhadap hasil Nasional “Peneningkatan Kualitas
Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju
belajar kognitif peserta didik di SMA Negeri 1 Profesionalisme Guru.FKIP Universitas
Manokwari studi pada pokok bahasan Kelarutan Sebelas Maret. Surakarta. 2009.

dan Hasil Kali Kelarutan. Persentasi pengaruh

Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol. 1 (1) 2017, p. 59-68 68

Anda mungkin juga menyukai