Anda di halaman 1dari 3

“PROBING PROMPTING” TINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

Oleh: Retno Sulistiyorini, S.Pd. SD


Guru SD N 1 Ambal.
Karangkobar – Banjarnegara

Salah satu fungsi pembelajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan


pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada siswa.
mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan informasi dan teknik-teknik
sehingga mereka dapat ikut memajukan masyarakat sekitarnya. Sebagai contoh tradisi dan
nilai-nilai dalam masyarakat, kebudayaan dari berbagai lingkungan serta pengaruhnya
terhadap hubungan dengan warga masyarakat lainnya, Pengelolaan dan penggunaan sumber-
sumber ekonomi oleh masyarakat.
. Melihat luasnya materi IPS mengakibatkan hasil ulangan harian IPS di kelas VI SD
Negeri 1 Ambal, Kecamatan Karangkobar untuk beberapa kompetensi dasar umumnya
menunjukkan nilai yang rendah. Dikarenakan standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
kelas VI memang sarat akan materi. Jika dilihat dari hasil nilai rapor semester 1 sebagian
besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 75. Hanya 40 % yang sudah memenuhi KKM, sedangkan rerata baru mencapai 66,5.
Rendahnya prestasi belajar IPS di kelas VI SD Negeri 1 Ambal , Kecamatan
Karangkobar, Banjarnegara adanya kecenderungan guru tetap menggunakan model
pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah, yang mengakibatkan pembelajaran
tampak kering dan membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru. Siswa
sebagai obyek bukan subyek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas
siswa selama proses pembelajaran.
Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik
secara individual atau kelompok terhadap proses pembelajaran IPS. Maka masalah ini harus
dicari pemecahannya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif. Salah satu
alternatif untuk pemecahan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Probing
Prompting.
Menurut Suherman (2008, hlm. 116), model pembelajaran probing prompting adalah
pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun
dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan baru yang
sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa mengontruksi konsep, prinsip dan aturan menjadi
pengetahuan baru,
Sedangkan menurut Hamdani (2011:23), pembelajaran probing prompting adalah
pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan
menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan
pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Model
pembelajaran probing prompting sangat berkaitan dengan pertanyaan. Dalam pembelajaran
probing prompting ini guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang sifatnya menggali
pengetahuan siswa dan menuntun siswa untuk mengaitkan pengetahuan baru yang
didapatkan dengan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam pembelajaran probing
prompting terdapat dua bentuk pertanyaan, yaitu probing question dan prompting question.
Mayasari (2014:68)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran probing promting
adalah sebagai berikut Mayasari, dkk (2014:57): Guru memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang sebelumnya telah dirancang sesuai dengan tujuan
pembelajaran apa yang akan dicapai, Guru memberikan waktu untuk memikirkan jawaban
dari pertanyaan tersebut kira-kira 1-15 detik sehingga siswa dapat merumuskan apa yang
ditangkapnya dari pertanyaan tersebut, Setelah itu secara acak, guru memilih seorang siswa
untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga semua siswa berkesempatan sama untuk
dipilih, Jika jawaban yang diberikan siswa benar, maka pertanyaan yang sama juga
dilontarkan kepada siswa lain untuk meyakinkan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran namun, Meminta siswa lain untuk memberi contoh atau jawaban lain
yang mendukung jawaban sebelumnya sehingga jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi
kompleks, Guru memberikan penguatan atau tambahan jawaban guna memastikan kepada
siswa bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran tersebut sudah tercapai dan
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut.
Penerapan strategi pembelajaran Probing Prompting di kelas VI SD Negeri 1 Ambal,
Kecamatan Karangkobar dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan
pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari, hal ini
berimbas meningkatkan prestasi belajar. Ketuntasan belajar dari sebelum pelaksanaan
Probing Prompting semula 40% meningkat menjadi 80% dengan KKM 75% serta dapat
meningkatkan rata-rata dari 66,5 menjadi 82,5.

Anda mungkin juga menyukai