Anda di halaman 1dari 12

Upaya Untuk Membangkitkan Mutu Pembelajaran PPKn Menggunakan

Cara Team Game Tournament Terhadap Siswa Kelas VII SMP N 29


Tanjung Jabung Timur

Mansur

Siti Utami Dewi Ningrum

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas FKIP, Universitas Terbuka

mansursur947@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan metode Time Game Tournament dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), metode PTK terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus
II. Pada setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu pelrencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara siswa,
dan dokumentasi. Hasil nilai rata-rata kelas yang semula pada tes kemampuan awal hanya
diperoleh nilai rata-rata sebesar 63,42% pada siklus I meningkat menjadi 70,85% dan pada
siklus II meningkat lagi menjadi 75,42%. Pada tes kemampuan awal siswa yang dapat
mencapai batas tuntas hanya 57,14% (12 Siswa), sedangkan pada siklus I meningkat menjadi
65,5% (15 Siswa) dan pada siklus II mencapai 75,6% (17 Siswa) yang berarti sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah da nasional sebesar 75%. Dengan demikian
Pembelajaran PPKn melalui metode TGT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn
di kelas VII SMP N 29 Tanjung jabung Timur.
Kata Kunci: Metode TGT, Kualitas Pembelajaran, PPKn, PTK

PENDAHULUAN

Kapasitas sumber daya manusia saat ini benar-benar ditetapkan dari mutu pendidikan.
Sementara itu mutu pendidikan benar-benar berpengaruh pada mutu pembelajaran sebab
mekanisme pembelajaran adalah bagian terpenting pada kegiatan pendidikan di sekolah.
Pembelajaran merupakan salah satu meaknisme untuk merangkai dan mengintegrasikan
daerah sekitar sehingga siswa mendapatkan transformasi perbuatan secara menyeluruh.
Pada mekanisme pembelajaran dibutuhkan timbal balik antara guru maupun murid sampai
terikat hubungan dua arah yang membuat pembelajaran tercapai. Guru perlu mengetahui
sebagian keadaan dari siswa mulai dari keunggulan, hal yang disukai seperti hobi, sikap,
kepribadian, dan kegiatannya di sekolah.

1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang
memiliki sifat akademis dan lisan, tidak sama dengan ilmu pengetahuan lain yang memiliki
sifat pasti. Keadaan ini akan membuat murid sering mengalami kendala pada saat
menjalani proses belajar. Sebab itu kerap kali siswa memperlihatkan sikap tidak peduli dan
bermalas-malasan saat kegiatan belajar, akibatnya hasil belajar dari siswa mengecewakan
dikarenakan siswa banyak mengalami kesalahan. Keberhasilan belajaran memiliki peran
yang penting terhadap murid itu sendiri, hal ini bertujuan untuk mengetahui sampaimana
kemampuan siswa dalam mengitu kegiatan belajar yang disampikan guru, sementara bagi
guru untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah mecapai KKM yang sebelumnya telah
ditetapkan dan penerapan strategi pembelajarannya telah sesuai (Widyanti & Slameto
2016). Kesalahan yang dialami siswa ini tidak seluruhnya diakibatkan oleh rendahnya
kepiawaian siswa dalam belajar PPKn melainkan aspek lain seperti misal nya sistem
mengajar guru, lingkungan baik pada lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat
tinggal siswa, fasilitas belajar, dorongan siswa dan lain sebagainya.
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan ilmu yang memiliki tujuan
untuk mengajak warga dan masyarakat untuk berfikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui kegiatan menanamkan pemahaman untuk keturunan selanjutnya, bahwa demokrasi
merupakan wujud dari kehidupan masyarakat yang melindungi hak-hak warga masyarakat
(Zamroni, 2014:28). Pelajaran PPKn merupakan ilmu pengetahuan yang memilik tujuan
membangun nilai, moral, dan norma dengan menyeluruh, maksud dari pelajaran PPKn
adalah membentuk masyarakat yang baik, yaitu masayarakat yang memahami, mau dan
sadar akan hak dan kewajiban (Aji, 2013:31). Dengan adanya Pendidikan
Kewarganegaraan ini, diharapkan bisa membuat kepribadian warga negara yang pandai,
santun dan bisa diandalkan. Agar dapat membuat warga negara menjadi pandai, santun dan
bisa diandalkan sehingga harus mempunyai dua sikap yaitu sikap yang memliki kepedulian
terhadap keadaan masyarakat serta sikap yang dapat melaksanakan perubahan menjadi
yang lebih baik. Rasa sikap peduli yang dimaksud adalah bagaimana cara agar bisa
mengembangkan kemampuan dan kepedulian bukan hanya tehadap lingkungan masyarakat
sekitar tetapi juga untuk masyarakat luas (Sutrisno, 2018)
Guru hendaklah dapat mebangun motivasi belajar siswa melalui cara mengamati dasar
sesungguhnya siswa berusaha jika siswa memiliki keinginan dan kepeduliannya terhadap
tugasnya, membagikan tugas yang jelas dan mudah dipahami, memberikan apresiasi
mengenai hasil tugas dan prestasi siswa, memberikan penghargaan dan sanksi yang efisien.
Kondisi sekolah serta fasilitas harus diperhatikan guna menunjang kegiatan belajar di

2
dalam ruang kelas. Hal ini membuat guru harus bisa memilih serta melaksanakan sistem
pengajaran yang baik agar bisa meningkatkan pengetahuan siswa tentang mata pelajaran
PPKn.
Sitem pembelajaran adalah sesuatu hal yang dapat didefinisikan sebagai salah satu
cara yang diterapkan untuk melaksanakan rancangan yang telah disusun dalam bentuk
kegiatan yang jelas dan realistis, guna mencapai tujuan pembelajaran (Arif, 2013).
Menentukan sistem mengajar yang benar akan menghasilkan kondisi belajar yang
mengasyikan serta membantu mekanisme belajar mengajar di kelas sehingga akan
memunculakan motivasi siswa untuk belajar. Dalam menentukan sistem harus
mencermati sejumlah hal seperti materi yang akan disampaikan, tujuannya materi yang
akan disampaikan, waktu yang ada untuk menyampaikan materi, dan jumlah siswa dan hal-
hal yang berhubungan dengan mekanisme belajar mengajar. Mekanisme belajar PPKn
diartikan sebagai sarana guna membentuk karakter serta rasa cinta terhadap negara melalui
penghayatan diri dan perubahan diri terhadap nilai agama dan budaya (Heri 2020).
Beberapa sistem belajar yang bisa digunakan guru pada saat melakukan kegiatan
mengajar diantaranya sistem ceramah, sistem interaksi tukar pikiran, memberikan
pekerjaan rumah. Sebagai pengajar harus bisa mempunyai berbagai macam sistem
pengajaran agar dapat memilih sistem yang baik sehingga dapat diimplementasikan
terhadap materi pelajaran. Sistem pengajaran yang diimplementasikan guru PPKn
kebanyakan adalah metode yang lazim digunakan. Guru dipandang sebagai tempatnya
ilmu, mengajarkan ilmu langsung memberikan asas-asas serta memberikan contoh.
Sementara siswa hanya duduk yang tertib serta memperhatikan, meniru dan mengikuti cara
yang disampaikan guru dan mengerjakan tugas yang dibagikan oleh guru tanpa adanya
penjelasan selanjutnya mengenai perihal tugas tersebut.
Sementara usaha untuk mempersiapkan siswa dan siswi yang berbobot tidak akan
berakhir pada titik tertentu dikarena terus berkembangnya tuntutan guna mencukupi
keinginan masyarakat. Institusi sekolah utamanya adalah guru selalu mengusahakan yang
baik sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan mutu belajar siswa dan siswi sehingga
menghasilkan siswa dan siswi yang berbobot dan dapat bertahan seiring berkembangnya
zaman. Dalam perihal ini meminta para guru untuk mengusahakan sistem pengajaran yang
cocok untuk murid sehingga pemahaman serta keterampilan yang terdapat pada siswa bisa
tumbuh dan bertambah.
SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur adalah gedung pusaka adiwangsa Belanda
sudah menjalani alterasi serta pembaruan bagus menurut keadaan sekalipun

3
kewajiban berawal gedungnya. Tergolong pula peralihan pengelola. Letak sekolah
begitu dekat oleh jalan membuat sekolah tempatnya yang besar. Karena tempatnya yang
besar memberi dampak yang tidak baik dalam kesinambungan pembelajaran. Keadaan
yang berisik mengakibatkan proses belajar mengajar sangat terhalang. Akibatnya perlu
dibutuhkan keadaan yang nyaman agar pembelajaran dapat berlangsung dengan
kenyamanan.
Murid di SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur terkhususnya murid di kelas VII,
sangat kurang cekatan ketika kegiatan belajar ini terjadi disetiap pelajaran utamanya pada
pelajaran PPKn, kemudia prestasi belajar PPKn siswa terbilang kurang. Hasil ujian tengah
semester genap tahun ajaran 2021/2022 memperlihatkan bahwasanya siswa kelas VII
mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55,05. Sementara itu KKM mata pelajaran PPKn
pada SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur untuk siswa kelas VII adalah 75. Yang
menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah fasilitas sekolah yang tidak
memadai seperti misalnya tidak semua siswa memiliki Lembar Kerja Siswa (LKS)
sehingga siswa mengalami kesulitan saat mencari sumber belajar untuk mempelajari dan
memahami pelajaran PPKn.
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara mengajar yang umum dilakukan
yang bisa diterapkan terhadap seluruh mata pelajaran, contohnya dengan mengajar
menggunakan sistem ceramah, tanya jawab dan lain sebagainya (Nurdyansyah 2016).
Pemilihan sistem mengajar yang tidak cocok menjadikan faktor yang utama pemicu
kurangnya prestasi murid, yang mana guru acapkali memakai sistem yang lazim sehingga
pembelajaran terasa tidak begitu menarik, siswa menjadi jenuh serta kurang aktif saat
pelajaran dimulai dikarenakan tidak diberikan waktu untuk menginterpretasikan
pemahamannya. Siswa sekedar menuruti yang diinstruksikan oleh guru, memperhatikan
serta menulis perihal disampaikan oleh guru. Guru merupakan salah satu bagian atau
sumber belajar untuk siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit untuk berkembang
dengan tingkat kemampuannya.
Menilik perihal tersebut, maka diperlukan sebuah tranformasi yang baru dalam
penerapan kegiatan belajar PPKn di SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur sehingga siswa
menjadi lebih aktif kemudian dapat tumbuh berkembang sesuai dengan kemampuan tiap-
tiap siswa. Lantas dalam upaya meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam
mekanisme belajar dapat menentukan bentuk dari pembelajaran kelompok maupun
cooperative learning.

4
Bentuk pengajaran yang digunakan adalah bentuk pengajaran Team Game Tournament
(TGT), merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang gampang untuk
diimpelementasikan, menyertakan kegiatan seluruh siswa tanpa membedakan status,
menyertakan karakter siswa sebagai tutor sebaya serta memiliki unsur game dan
reinforcement. Bentuk pembelajaran Team Game Tournament (TGT) merupakan bentuk
pembelajaran, cooperative learning merupakan salah satu bentuk pelajaran yang
memungkinkan terjadinya hubungan banyak arah , maksud dari hubungan banyak arah
yaitu hubungan yang terjadi antar siswa dengan guru dan hubungan antar siswa dengan
siswa lainnya. Sebab itu dengan terjadinya hubungan tersebut bisa membantu siswa dalam
mengetahui materi pelajaran yang disampaikan dan siswa menjadi lebih aktif dan terlibat
dalam proses belajar, tentu hal ini akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Bentuk
pembelajarn Team Game Tournament merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif
yang menuntut siswa untuk mejadi lebih aktif dalam belajar, hal ini dikarena siswa diminta
untuk bertanding dengan cara berkelompok dalam menjawab pertanyaan sebanyak-
banyaknya tentu dengan jawaban yang benar (Rochmana & Shobirin 2017).
Bentuk pembelajaran TGT ini sangat tepat jika diterapkan kepada siswa sekolah
menengah dimana anak usia remaja lebih tertarik bergerombol dan mempunyai keinginian
akan manifestasi diri yang sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan dalam sistem pengajaran
TGT siswa memiliki momen untuk bekerjasama melalui kelompok dan seluruh siswa dari
seluruh tingkat kepahaman, mempunyai giliran agar bisa memberikan hasil yang
makasimal untuk kelompoknya. Selain itu, bentuk latihan-latihan soal yang dibagikan oleh
guru dibalut kedalam bentuk game yang dipertandingkan tujuanya agar siswa dapat
memberikan nilai maksimal untuk kelompoknya sehingga dapat memenangkan
pertandingan.
Melalui bentuk pembelajaran TGT ini berharap siswa akan menjadi termotivasi dalam
mengikuti mekanisme pembelajaran PPKn. Siswa diharpakan menjadi lebih aktif dalam
kegiatan bermain sembari belajar. Pelaksanaan bentuk pembelajaran TGT bertujuan untuk
meringankan siswa saat mengikuti proses belajar sehingga siswa menjadi termotivasi
untuk ikut serta secara aktif dan tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
Melalui penjelasan tersebut maka penulis akan menjalankan observasi tindakan kelas
yang berjudul ”Upaya Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran PPKn Menggunakan Cara
Team Game Tournament (TGT) Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Tanjung Jabung
Timur Tahun Ajaran 2020/2021”.

5
Dari hasil uraian tersebut maka masalah diatas dibatasi sehingga lebih jelas, berikut
batasan masalah: “persoalan didalam penelitian ini adalah mengenai kualitas belajar
mengajar PPKn siswa kelas VII SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur tahun ajaran
2020/2021 yang kurang atau sangat rendah, akibat kurangnya mutu belajar maka akan
dikembangakan dan ditingkatkan dengan menerapkan sistem Team Game Tournament
(TGT)”. Dari hasil uarian tersebut, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : Apakah
metode Team Game Tournament (TGT) bisa meningkatkan kualitas pembelajaran PKn
siswa kelas VII SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur tahun ajaran 2020/2021 ?
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Bertujuan untuk mengetahui kenaikan kualitas pembelajaran PPKn siswa kelas
VII SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur tahun ajaran 2020/2021 melalui
metode Team Game Tournament (TGT)”.
Penelitian ini memberikan manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Manfaat
teoritis merupakan manfaat yang berkepanjangan dalam pengembangan teori
pembelajaran sementara itu manfaat praktis merupakan manfaat yang memberikan
pengaruh secara langsung terhadap bagian pembelajaran. Manfaat dari segi teoritis adalah
sebagai berikut:
a. Bisa memberikan teori maupun pengetahuan yang aktual mengenai peningkatan
mutu belajaran PPKn dengan menggunakan sistem Team Game Tournament (TGT).
b. Sebagai acuan yang digunakan untuk landasan penelitian berikutnya.
Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan suasana
baru bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga membuang rasa jenuh yang ada pada murid,
murid menjadi aktif dan berpatisipasi dalam pembelajaran dikelas, dan membuang
pendapat tentang belajar kelompok itu hanya dapat dilakukan beberapa orang saja. Manfaat
praktis ini juga memberi manfaat pada pihak sekolah, bahwasannya guru yang mengajar
agar dapat memahami karakteristik siswa sehingga mampu mencari tindakan yang sesuai
dengan keadaan siswa.
METODE

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan bentuk Penelitian Tidakan
Kelas (PTK) terbagi menjadi 2 siklus. Setiap satu siklus terbagi menjadi 4 bagian yaitu
perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan, dan refleksi (Arikunto 2015). Menurut
(Wiriatmadja 2013) menjelaskan tentang pengertian PTK, yaitu sebagai salah satu kajian
sitematik yang berupaya memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang dilaksanakan

6
oleh guru dengan melaksanakan suatu gerakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi
yang tersedia mengenai persoalan hasil tindakan penelitian. Tujuan dari PTK adalah
sebagai salah satu cara untuk membenahi berbagai macam persoalan yang jelas dan efisien
dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan mengemebnagkan budaya akademik
didalam kelas yang dialami secara langsung saat interaksi antara guru dan murid yang
sedang belajar (Arikunto 2015).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mengenai subjek dalam penelitian ini adalah
siswa siswi di kelas VII SMP Negeri 9 Tanjung Jabung Timur. Kemudian gaya penelitian
data yang dipakai adalah (1) pengamatan yaitu pada saat melaksanakan diskusi baik secara
berkelompok ataupun pada saat permainan, peneliti memantau keatifan siswa dalam
kelompok belajarnya, (2) wawancara yakni dilakasanakan oleh guru kepada siswa guna
mencari informasi untuk mendapatkan hasil yang tepat dan sesuai dengan asas-asas
pembelajaran, menentukan tindakan dan tanggapan yang muncul akibat dari tindakan yang
dilasanakan, (3) dokumentasi yakni guru mendokumentasikan dalam bentuk foto atau
video selama masa observasi.

Pada penelitian ini hasil keaktifan dari siswa, hasil belajar siswa, dan hasil dari
tanggapan murid mengenai pembelajaran dengan menggunakan sistem Team Game
Tournamet, digarap dan diuraikan secara kualitatif. Berdasarkan hasil yang telah
didapatkan, maka yang selanjutnya dilakukan adalah menganalisis hasil dari penelitian
yang dilaksanakan. Analisis tersebut dilakukanmdengan cara mencocokan hasil tindakan
dengan parameter kinerja yang sudah diterapkan, apabila hasil dari tindakan ini jauh lebih
baik atau sama dengan indikator yang sudah diterapkam, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil, tetapi apabila hasilanya adalah
sebaliknya yaitu lebih rendah dari indikator yang telah diterapkan maka peneltian ini masih
belum berhasil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode Belajar dan Rendahnya Minat Siswa Dalam Pelajaran PPKn


Penelitian pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2023 di kelas VII A SMP Negeri
29 Tanjung Jabung Timur menunjukkan bahwa siswa terlihat tidak begitu antusias dengan
pelajaran PPKn. Hal tersebut dapat terlihat ketika guru memberikan sebuah pertanyaan

7
tentang pelajaran ataupun materi, hanya sebagian murid saja yang bisa menjawab
pertanyaan tersebut. Saat pembelajaran berlangsung rata-rata siswa tidak berminat untuk
bertanya ataupun merespon pertanyaan yang diberikan guru, siswa harus dipilih terlebih
dahulu. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi,
faktor ini menjadi penyebab dari kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
dsampaikan oleh guru.
Salah satu penyebab dari kurang berminatnya siswa pada mata pelajaran PPKn
dikarena guru memakai sistem ceramah secara berulang-ulang. Siswa hanya duduk diam
memperhatikan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru dan menjalankan apa yang
diperintahkan guru sehingga hal ini menjadi penyebab siswa cepat jenuh, hal ini akan
menjadikan siswa bersikap sesuka hati sendiri serta tidak dapat mengembangkan
pengetahuannya secara maksimal jika diberikan tugas. Hal tersebut dapat ditanggulangi
seperti membenahi jalannya belajar mengajar yang menyertakan murid dengan aktif
kedalam jalannya belajar, sehingga siswa menjadi aktif dalam memanifestasikan
anggapannya tentang materi yang disampaikan dan bertanya pada saat siswa mengalami
kesulitan.
Dalam memberikan materi didalam kelas, guru selalu menggunakan sistem ceramah.
Akan tetapi, mayoritas siswa tidak mengerti mengenai penyampaian guru serta langkah-
langkah menyelasikan soal ataupun tugas tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang
didapatkan dari tugas yang diberikan oleh guru sesaat setelah selesai menyampaikan
materi. Hanya beberapa siswa yang dapat mengerjakan soal tersebut. Persoalan tersebut
dibenahi dengan cara menggunakan sistem Team Game Tournament (TGT) yang
memungkinkan siswa untuk belajar dengan santai sembari membangkitkan rasa tanggung
jawab, kerjasama, bersaing dengan cara yang sehat dan keikutsertaan belajar. Dimana
TGT menggunakan pertandingan akademik, dengan cara memberikan pertanyaan dan
sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa bertanding mewakili tim mereka
dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya sama seperti mereka.
B. Penerapan Metode Team Game Tournament Dalam Pembelajaran
Tindakan perencanaan pertama dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 April 2023
didalam ruang Tata Usaha SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur. Peneliti membuat dasar
tindakan yang nantinyta akan dilaksanakan pada saat penelitian. Peneliti mengutarakan
bahwasannya siswa mengalami beberapa permasalah saat mengajukan ataupun menjawab
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan oleh guru. Kurang
berminatnya siswa pada saat mengikuti mata pelajaran PPKn dan mengalami kesulitan

8
saat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Penerapan tindakan siklus pertama ini
akan dilakukan selama empat hari berturut-turut, pelaksanaan pertama dilakukan pada hari
Senin tanggal 1 Mei 2023, kemudian pelaksanaan kedua pada hari Selasa tanggal 2 Mei
2023, pelaksanaan ketika pada hari Rabu tanggal 3 Mei 2023 dan pelaksanaan yang
terakhir pada hari Kamis tanggal 4 Mei 2023.
Tahap perencanaan tindakan pertama meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti mendiskusikan skenario pelajaran PPKn kompetensi dasar hakekat
kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan menggunakan metode TGT.
2) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), untuk materi PPKn
kompetensi dasar hakekat kebebasan mengemukakan pendapat metode TGT.
3) Peneliti menyusun perangkat obeservasi, yang berbentuk ujian tertulis maupun
lisan serta ujian praktik. Perangkat ujian tetulis maupun lisan dari hasil pengerjaan
siswa (evaluasi akhir siklus), sedangkan perangkat ujian praktik dinilai dari
petunjuk observasi yang dilakukan oleh peneliti melalui cara memperhatikan
aktivitas serta sikap siswa selama berjalannya proses belajar mengajar
berlangsung.
Materi yang diberikan saat melaksanakan tindakan yang pertama ini berupa materi
pengertian dan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat. Saat tatap muka yang
pertama guru memberikan materi tentang akibat pembatasan kemerdekaan dan
konsekuansi kebebasan kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan memakai sistem
ceramah dengan menggunakan alat bantu peta konsep dan sarana berupa gambar.
Kemudian pada pertemuan yang ke dua guru membentuk sebuah kelompok kemudian
siswa dibagi menjadi 5 kelompok, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi
mengenai suatu kasus. Kemudian petemuan yang ke tiga dilaksanakan pertandingan. Dan
pertemuan yang ke empat guru melaksanakan tes.

C. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PPKn Melalui Metode Team Game Tournament

Dari data yang telah dilaksanakan pada proses belajar mengajar PPKn, didapatkan
representasi mengenai motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hanya beberapa siswa yang aktif dalam menyamipaikan pendapatnya dan
mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran maupun pada saat berdiskusi dengan
jumlah 12 orang jika dikalkulasikan ke dalam bentuk persen hanya sebesar (60 %) sisswa
yang aktif. Mengenai perihal motivasi dan antusiasme siswa saat mengikuti pelajaran
termasuk dalam mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok, terdapat 10 siswa

9
yang tidak konsisten mengenai tugasnya masing-masing artinya hanya 50 % atau setengah
yang emiliki rasa konsistensi terhadap tugasnya masing-masing. Kemudian siswa yang
bersungguh-sungguh saat pertandingan dilakukan dapat dilihat dari hasil nilai yang
didapatkan masing-masing kelompok saat pertandingan dilaksanakan, hanya terdapat 2
kelompok saja yang memperoleh nilai tertinggi sementara kelompok lainnya masih
mendapatkan perolehan nilai rendah artinya masih terdapat 40 % siswa yang tidak serius.
Sedangkan siswa yang aktif saat dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar berjalan
berjumlah 55% atau sebanyak 12 siswa yang aktif dari jumlah seluruh siswa yaitu 20
siswa, semenetara 45% sisanya tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru. Hal
ini terjadi dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan sistem TGT yang dilakukan. Untuk
siswa yang aktif dan bekerja pada kelompoknya pada saat menjalankan tugas yang
diberikan guru sebesar 60% atau sebanyak 14 siswa dari jumlah keselurah siswa dikelas
yaitu berjumlah 20 siswa, sementara siswa yang lainnya hanya berdiam diri dan
memperhatikan teman-temannya yang lain mengerjakan tugas. Sementara jalinan yang
terjadi anatara siswa dengan siswa yang lainnya selama prose belajar individu maupun
kerja kelompok, masih terdapat 10 siswa yang tidak mengikuti jalannya diskusi dengan
teman sekelompoknya, siswa tersebut hanya diam saja. Sehingga sebesar 50 % atau
berjumlah 10 siswa yang bekerja sama dengan baik dengan siswa lain. Siswa bisa
mengerjakan 7 soal dari 11 soal yang diajukan guru pada saat melaksanakan tatap muka.
Sehingga tingkatan tercapainya interaksi antara guru dengan siswa saat pelajaran dengan
menggunakan sistem TGT ini adalah 63,3%. Kemudian konsistensi siswa saat
melaksanakan tugas kelompok mencapai 75% hal tersebut terbukti dari hasil tes yang
dilakukan dengan hanya menyisakan 5 orang saja yang tidak dapat mengerjakan tugas
dengan baik.

Hasil dari perbincangan yang dilakukan bertujuan ini untuk mengetahui kesulitan dan
keleluasaan yang dihadapi oleh siswa saat mengikuti pelajaran PPKn dengan metode TGT.
Siswa yang termasuk kedalam nilai yang bagus mengutarakan pendapat bahwasanya
pembelajaran PPKn dengan teknik TGT sangat menyenangkan dan mengasikan, dikarena
siswa merasa belum pernah merasakan belajar dengan menggunakan sistem yang berbeda
selain ceramah serta pembelajaran TGT begitu terasa asik serta menantang. Sebagaimana
yang dikatakan murid yang bernama Rizki Fauzan megutarakan bahwasannya, ”Sistem
TGT yang diterapkan sangat menarik dan seru karena disertai dengan turnamen dan
pemberian hadiah bagi pemenang turnamen.” Hal tersebut selaras dengan yang

10
dikatakan Filmayana ”Pelajaran yang dilakukan dengan menerapkan sistem TGT benar-
benara meneyenangkan sehingga hal ini menjadikan saya semakin rajin belajar sehingga
dapat memenangkan pertandingan.”

Tetapi siswa yang tergabung dalam kelompok yang tidak mengikuti pembelajaran
PPKn dengan sistem TGT, menyampaikan bahwasannya kesulitan yang meraka alami
adalah tidak seluruh siswa yangterdapat dalam kelompoknya tersebut ingin bekerjasama.
Hal ini disampaikan siswa yang bernama M. Ramadani ia menyampikan bahwa,
”Beberapa teman kelompok saya tidak ingin bekerjasama saat menyelesaiakan tugas
kelompok, sehingga hal tersebut menjadikan saya merasa malas saat mengikuti pelajaran.”

KESIMPULAN DAN SARAN

Berlandaskan penjelasan hasil penelitian serta pembahasan, setelah melakukan


pengulasan dan menganalisis, kesimpulan dari pembahasan, bahwa penggunaan sistem
Team Game Tournament (TGT) pada mata pelajaran PPKn secara sempurna bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn siswa kelas VII SMP Negeri 29 Tanjung
Jabung Timur.

Diharapkan kepada Guru SMP Negeri 29 Tanjung Jabung Timur untuk


selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi
serta mengelola kelas sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat, disamping
menerapkan metode TGT guru juga harus menerapkan metode lain yang serupa, seperti
metode Student Teams Achievement Devition (STAD) dalam pembelajaran PPKn dalam
rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kerjasama guru dan
siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran
menjadi lebih kodusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2015) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Aji.S. ( 2013). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Implementasi Nilai-Nilai


Karakter Bangsa. Jakarta: Ghalia Indonesia

Arif, S. (2013) Pengertian Strategi, Metode, Teknik dan Taktik.

11
Heri Hidayat. (2020). Peranan Teknologi Dan Media Pembelajaran Bagi Siswa
Sekolah Dasar Di Dalam Pemblajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha, 8(2), 3-4

Nurdyansyah & Fahyuni. E.F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran, Siduarjo: Nizamia
Learning Center.

Rochmana, S., & Shobirin, M. (2017). Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui
Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Pada Materi Benda Dan Sifatnya
(Studi Pada Siswa Kelas V MI Gebanganom Semarang Timur Kota Semarang).
Elementary, 3. 91-106

Sutrisno. (2018). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mebangun Warga


Negara Global.

Wiriatmadja, R. (2013) Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Widayanti, E. R., & Slameto. (2016). Pengaruh Penerepan Metode Teams Games
Tournament Berbantuan Permainan Dadu Terhadap Hasil Belajar Ipa. Shcolaria, 6. 182-
195

Zamroni. (2014). Pendidikan Untuk Demokrasi, Tantangan Menuju Civil Society,


Yogyakarta: BIGRAF Publishing.

12

Anda mungkin juga menyukai