PENDAHULUAN
Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan inti dari proses pendidikan formal,
pengajar dan siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan dalam proses belajar
mengajar merupakan hal yang sangat diharapkan baik oleh guru maupun siswa.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercermin dalam hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa adalah perolehan hasil yang dicapai seorang siswa dalam
mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Akan tetapi hal
tersebut sulit dilakukan karena masih banyak siswa yang belum mampu mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan sedangkan hasil belajar siswa yang belum
1
2
harus mencapai KKM khususnya pada mata pelajaran IPS. Seperti halnya di SMP
IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Jalaksana bahwa hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) pada kenyataannya masih banyak siswa
yang nilainya masih dibawah KKM dari standar KKM sebesar 75. Berdasarkan
data yang diperoleh peneliti dari Guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
pernyataan bahwa “hasil rata-rata ulangan harian dari seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Jalaksana pada mata pelajaran IPS yang mampu mencapai nilai
Dari pernyataan diatas menunjukan bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Jalaksana masih banyak yang belum menunjukan hasil belajar seperti yang
Rendahnya hasil belajar siswa bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar
apa yang di sampaikan oleh guru, guru terkadang hanya asal menyampaikan
materi tanpa memikirkan keadaan siswa dan kemampuan siswa, bahkan guru
cenderung monoton dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dan
tidak bersemangat dalam belajar. Hal ini menyebabkan aktivitas siswa dalam
proses belajar menjadi kurang aktif, pada akhirnya siswa tidak mampu memahami
belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu guru perlu mencoba menerapkan
hasil belajar siswa, tetapi dalam menentukan metode pembelajaran harus mengacu
pada keadaan dan kemampuan siswa agar metode pembelajaran yang digunakan
untuk diterapkan dan dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu metode
siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman maupun guru serta dapat
melatih kereatifitas dan imajinasi siswa dalam membuat pertanyaan sesuai dengan
topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut, selain itu dapat pula
melatih kesiapan siswa dalam menerima pertanyaan. Setiap siswa akan membuat
4
satu pertanyaan dalam selembar kertas, kemudian kertas tersebut dibuat seperti
bola dan dilempar dari satu murid ke murid yang lain dan tiap murid akan
mendapat satu pertanyaan yang harus dijawab. Dengan proses seperti itu maka
Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1
B. Rumusan Masalah
dan penawaran” mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Jalaksana
Kabupaten Kuningan?
dan penawaran” mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Jalaksana
Kabupaten Kuningan?
C. Tujuan Penelitian
dan penawaran” mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Jalaksana
Kabupaten Kuningan.
dan penawaran” mata pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 1 Jalaksana
Kabupaten Kuningan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat tercapai dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan kepada para
E. Batasan Penelitian
Melihat begitu luas dan beragamnya masalah yang akan diteliti, maka
2. Objek penelitian dilakukan hanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
3. Materi pelajaran untuk penelitian diambil satu pokok bahasan dari beberapa
pokok bahasan yang ada di kelas VIII Semester genap tahun pelajaran
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Belajar
Pada dasarnya belajar merupakan proses yang dilakukan oleh siswa yang
menjelaskan bahwa : “Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah
laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini dapat
merupakan proses yang dapat merubah tingkah laku individu ke arah yang lebih
positif, misalkan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa setelah individu tersebut melakukan interaksi dengan sumber belajar.
Ini berarti bahwa hasil belajar sangat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau masyarakat.
7
8
b. Pengertian Pembelajaran
belajar dari individu berupa perubahan yang terdapat pada diri individu, yang
proses belajar dengan ditandai pada perubahan tingkah laku secara keseluruhan,
seperti pengetahuan, skill, tingkah laku, perbuatan dan hasil belajar itu sendiri
faktor intern (dari siswa itu sendiri) dan faktor ekstern (yang timbul dari luar).
Faktor intern ialah faktor yang terdapat pada diri siswa itu sendiri,
diantaranya sebagai berikut:
1) Kecerdasan.
Yaitu kemampuan kognitif siswa yang meliputi kemampuan mengingat-
ingat faktor atau hubungan, dapat memusatkan perhatian, kemampuan
mengambil makna dari hasil bacaannya atau pendengarannya,
kemampuan mengemukakan pendapat lisan atau tulisan dan kecepatan
belajar.
10
2) Kesiapan.
Yaitu kesiapan siswa untuk mampu mencerna pelajaran, di dalamnya
termasuk pematangan mental, jasmani, emosional, dan sosial.
3) Bakat.
Yaitu kemampuan seorang anak yang ada dan tumbuh secara alami atau
pembawaan sejak lahir. Siswa memiliki bakat yang berbeda-beda satu
sama lain. Bakat tersebut dapat dibina dan dibimbing agar bakat yang
dimiliki dapat disadari oleh siswa sehingga akan memotivasi siswa
untuk belajar lebih giat dan berusaha mencapai hasil belajar yang
maksimal.
4) Kemampuan belajar.
Yaitu suatu proses belajar seseorang (siswa) tidak hanya menerima
informasi baru itu saja, tetapi siswa tersebut harus dapat memproduksi
informasi baru itu agar dapat bermanfaat. Dia harus dapat menemukan
kembali informasi baru yang pernah diterima dan mampu
menerapkannya secara berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.
5) Minat.
Yaitu keinginan/dorongan yang timbul dari dalam diri siswa untuk
menguasai suatu (pelajaran) sehingga menimbulkan usaha untuk
mempelajarinya. Kemampuan seorang siswa dalam belajar harus
didorong agar mereka sungguh-sungguh dalam melakukan proses
pembelajaran dan berusaha untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Sedangkan faktor ekstern ialah yang timbul dari luar, diantaranya sebagai
berikut:
1) Kemampuan guru.
Yaitu kemampuan dalam menciptakan suasana didalam kelas agar
terjadi interaksi belajar-mengajar yang memotivasi siswa untuk belajar
dengan baik dan sungguh-sungguh.
2) Suasana belajar.
Yaitu suasana yang dapat mendukung dalam proses belajar-mengajar
seperti bersikap wajar (menerima) terhadap jawaban yang tidak benar
yang diberikan oleh siswa. Memberi kebebasan dan kesempatan (cukup
waktu) untuk melakukan penelaahan kepada siswa yang diberi
pertanyaan serta hati-hati dalam menilai siswa yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan respon lisan.
3) Pribadi guru.
Yaitu pribadi yang baik dan seorang guru yang meliputi sikap, tingkah
laku dan perbuatannya akan menjadi teladan baik siswa pada khususnya
dan bagi masyarakat pada umumnya.
4) Metode penyajian materi pelajaran.
Yaitu keterampilan guru dalam penyampaian pelajaran.
jelas hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya baik
11
faktor intern maupun ekstern. Hasil belajar siswa dapat dirubah oleh diri siswa itu
dimana seorang guru sebagai pengajar harus pandai dan jeli dalam menentukan
metode pembelajaran apa yang sesuai dengan keadaan siswa, sehinnga dengan
siswa.
mengukur hasil belajar disebut tes hasil belajar atau tes prestasi belajar atau
pengukuran tes atau penilaian kepada siswa. Adapun tes tersebut meliputi tes
formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif, dan masing-masing tes dapat
digunakan untuk menetukan keberhasilan nilai raport, dan tes sumatif digunakan
dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS dipadukan memuat
saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS Terapdu dirancang untuk
bahwa Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu adalah bidang studi yang
6. Metode Pembelajaran
instruktur”.
mengajar dikelas, baik secara individu atau secara kelompok, hal ini agar
oleh siswa dengan baik, selain itu metode pembelajaran juga dapat
dan kreatif. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan baik akan
harus jeli dan melihat kepada prinsip-prinsip tersebut, seorang guru tidak
pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan
dalam diri murid, dapat melatih murid mengemukakan gagasan dan perasaan
snowball throwing sangat bermanfaat bagi siswa baik dalam proses belajar
kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru,
17
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Dengan demikian semua murid
terkuat pada pengetahuan sekitar murid, dan kurang efektif digunakan untuk
diketahui oleh guru, oleh karena itu guru harus pintar-pintar dalam menggunakan
tersebut.
pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar dari
pembelajaran ceramah lebih banyak dikuasai oleh guru sehingga siswa terkesan
lebih pasif karena hanya mendengarkan penuturan dari guru. Menurut Ruseffendi,
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik”.
bahwa metode ceramah atau metode konvensional adalah suatu penyampaian atau
oleh guru kepada peserta didik dikelas. Metode ceramah ini sangat bergantung
kepada guru dengan penguasaan materinya yang baik, karena jika guru tidak
menguasai materi yang disampaikan kepada siswa maka siswa tidak akan
menerima materi yang sebenarnya dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar
siswa.
guru harus memperhatikan prosedur yang ada seperti menurut Sagala (2003:202),
mengemukakan bahwa :
Agar metode ceramah itu menjadi metode yang baik, perlu diperhatikan hal-
hal berikut:
1) Metode konvensional digunakan jika jumlah khalayak cukup banyak.
2) Metode konvensional dipakai jika guru akan memperkenalkan materi
pelajaran baru.
3) Metode konvensional dipakai jika khalayaknya telah mampu menerima
informasi melalui kata-kata.
4) Sebaiknya konvensional diselingi oleh penjelasan melalui gambar dan
alat-alat visual lainnya.
5) Sebelum konvensional dimulai sebaiknya guru berlatih dulu
memberikan ceramah-ceramah.
20
metode ini dapat berjalan secara baik dan siswa dapat mencerna materi
guru dan siswa hanya mendengarkan sehingga siswa menjadi pasif dalam
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan metode ini sangat laris
dingunaakan oleh guru-guru dalam mengajar, hal ini karena metode ceramah
21
bahwa :
9. Konsep Pembelajaran
Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah pada pokok
bahasan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar dengan standar
a. Permintaan
22
yang ingin dibeli atau dibutuhkan oleh konsumen pada berbagai macam tingkat
dua yaitu :
membeli barang atau jasa pada tingkat harga tertentu dan pada waktu
tertentu pula.
untuk membeli barang atau jasa pada tingkat harga tertentu dan pada
yaitu :
barang atau jasa, maka semakin besar jumlah permintaan akan barang dan
23
jasa tersebut, sebaliknya jika semakin tinggi harga suatu barang dan jasa,
maka semakin kecil jumlah permintaan akan barang dan jasa tersebut”.
b. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang akan dijual atau
yang menentukan harga barang atau jasa tersebut adalah pihak produsen.
harapan produsen.
jasa, maka semakin besar pula jumlah penawaran barang dan jasa tersebut
dari pihak produsen, sebaliknya jika semakin rendah harga suatu barang
atau jasa, maka semakin kecil jumlah penawaran barang dan jasa tersebut
1) Pada harga atau jasa rendah, ternyata hanya produsen yang efisien
2) Pada harga tinggi, produsen kurang efisien pun dapat menjual hasil
banyak.
c. Harga Pasar
penawaran terhadap suatu barang atau jasa, sehingga harga pasar terjadi
itu harga pasar dapat diartikan sebagai harga yang telah disepakati oleh
B. Penelitian Terdahulu
uji-t menunjukan t-hitung 2,37 dan t-tabel 1,66 pada taraf signifikansi 5% yang
berarti t-hitung > t-tabel (2,37>1,66) maka H0 di tolak dan Ha diterima. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan metode cooperative learning tipe snowball throwing lebih tinggi
25
dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sartika (2012). Dengan judul “Upaya
Negeri 147 Palembang” Dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dalam penelitian ini terdapat 2 siklus, tiap siklus terdiri dari: perencanaan,
mengukur keberhasilaan siswa adalah jika siswa memperoleh hasil belajar 60 dan
ketuntasan secara klasikal 85%. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh
hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 71,57 dan ketuntasan hasil belajar
sebesar 81,57%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 77,10 dan
ketuntasan hasil belajar sebesar 89,47%. Hasil dari penelitian ini disimpulkan
3. Penelitian yang dilkukan oleh Tri Yudi Waluyo Pambudi (2013). Dengan
pembelajaran kooperatif tps (think pair share) tanpa melalui snowball throwing.
26
Berdasarkan data pretest dan posttest terjadi peningkatan nilai kelas eksperimen
51% dan pada kelas kontrol 48% dan melalui uji-t diperoleh untuk kelas
eksperimen 1,2 dan kelas kontrol 0,8 jadi dapat disimpulkan hasil belajar siswa
kelas ekperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol.
Berdasarkan uji perbedaan rata-rata hasil belajar, diperoleh t-hitung (4) > t-tabel
(1), maka disimpulkan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol. Pada uji ketuntasan belajar, secara klasikal jumlah siswa
sedangkan pada kelas control sebanyak 27 siswa yang berarti kelas eksperimen
kooperatif tps ( think pair share) melalui snowball throwing terhadap hasil belajar
siswa kelas x pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks dengan memberikan
C. Kerangka Pemikiran
agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat
yang masih rendah hasil belajaranya. Sementara itu, upaya yang dilakukan
sekolah atau guru sebagai pengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa
aktivitas belajar siswa untuk mengoptimalkan hasil belajar. hal ini bisa
dari sekian banyak metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru
materi yang telah didapat siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh
baik dari guru maka akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Masalah :
Hasil Belajar Siswa Masih
Rendah
Pembelajaran Pembelajaran
Menggunakan Metode Menggunakan Metode
Snowball Throwing Konvensional
Hasil Belajar
Hipotesis
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
jawaban sementara terhadap rumusan pada suatu masalah penelitian”. Agar dalam
pemecahan masalah lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang telah
berikut :
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
yang tepat, sebab dengan pemilihan metode yang tepat dapat membantu
pembelajaran.
pemanipulasian tadi”.
penelitian, untuk itu desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini
30
31
31
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan :
E = Kelompok/kelas eksperimen
K = Kelompok/kelas kontrol
O1 = Tes awal
O2 = Tes akhir
kelompok yang terbagi kedalam dua kelas. Kelompok pertama yaitu kelompok
dua kali, yaitu pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum kelompok
32
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik, sedangkan post-
perlakuan yang berbeda, dari hasil post-test tersebut, maka akan diketahui apakah
1. Variabel
mengungkapkan bahwa : “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
yaitu :
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependen
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
penelitian merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain yang
karena itu penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek
yang bervariasi.
snowball throwing akan berakibat atau berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
snowball throwing, sedangkan yang menjadi veriabel dependen (Y) adalah hasil
belajar siswa. Jadi antara variabel independen dan variabel dependen dalam
2. Pengukuran
posttest dengan menggunakan tes tertulis berupa butir soal yang berbentuk Pilihan
Ganda (Multiple Choice) sebanyak 20 soal pretest dan 20 soal postest. Untuk
evaluasi tersebut akan dikaji dan diteliti oleh peneliti, sehingga bisa dibandingkan
C. Subjek Penelitian
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpualannya”. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam
penelitian ini, sampel hanya diambil dua kelas yaitu kelas VIII B sebanyak 35
siswa dan kelas VIII C sebanyak 36 siswa, dimana kedua kelas tersebut akan
mendapatkan perlakuan berbeda yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang
Dipilihnya kedua kelas tersebut didasari atas pertimbangan dan pengalaman guru
mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 1 Jalaksana bahwa kedua kelas tersebut
cenderung memiliki kemampuan yang sama dari kelas yang lainnya. Untuk lebih
Tabel 3.2
Subjek Penelitian
1. Dokumentasi
dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
digunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, jumlah siswa dan hasil
belajar siswa.
2. Tes
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Oleh karena itu dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu berupa tes
penawaran, tes ini diberikan pada siswa SMP Negeri 1 Jalaksana yaitu kelas VIII
B sebagai kelas eksperimen sebanyak 35 siswa dan VIII C sebagai kelas kontrol
sebanyak 36 siswa.
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda
(Multiple Choice) sebanyak 20 (dua puluh) soal untuk pretest dan 20 (dua puluh)
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dari tiap-tiap
butir soal. Jika terdapat butir soal yang tidak valid dan bedanya tidak signifikan,
maka butir soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian, sedangkan butir soal
yang valid, signifikan dan reliabel akan digunakan dalam penelitian dan diberikan
diberikan tes awal (pre-tes), yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas.
uji coba. Uji coba instrumen penelitian dilakukan peneliti di kelas IX. Dalam hal
ini peneliti memilih kelas IX A karena dengan alasan bahwa kelas IX A yang
analisis dengan tujuan supaya instrument yang dipakai untuk memperoleh data
benar-benar dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba
meliputi:
37
tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan
dengan betul. Tingkat kesukaran dinyatakan dengan TK dan dicari dengan rumus:
U +L
TK =
Rumus: T
Keterangan:
tersebut dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang
U−L
DP= 1
T
Rumus: 2
3. Menguji Validitas
U−L
Rumus: Vi =
N
Keterangan:
4. Menguji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut
{
2n ∑ ( WL+WH )−∑ ( WL+WH )
}
2
K
KR 20 = 1−
K −1 0 , 677 ( WL−WH )
2
Rumus:
Keterangan:
K = jumlah item
sebagai berikut:
0,20-0,39 = rendah
0,40-0,59 = cukup
0,60-0,79 = tinggi
Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yang
berupa pilihan ganda yang terdiri dari 20 item soal untuk pretest dan dari 20 item
soal lagi untuk postest, dengan 4 option yaitu a, b, c, dan d. Uji coba ini dilakukan
pada kelas IX yaitu diluar kelas objek penelitian dan pernah belajar materi
diperoleh dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil ukur sesuai dengan makna
dan tujuan diadakannya penelitian. Berikut peneliti tampilkan rekapitulasi hasil uji
instrumen :
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal (Pretest)
Tk, Dp, Vi, Reliabilitas
No Tingkat
Skor Daya Pembeda Validitas Reliabilitas
Item Kesukaran
Soal U L ITK Kriteria IDP Kriteria IVal Kriteria IRel Kriteria
1 9 6 0,83 Mudah 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
2 9 6 0,83 Mudah 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
3 9 4 0,72 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
4 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
5 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
6 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
7 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
8 3 1 0,22 Sukar 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
0,721 Reliabel
9 9 5 0,78 Mudah 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
10 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
11 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
12 3 1 0,22 Sukar 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
13 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
14 9 4 0,72 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
15 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
16 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
41
Keterangan :
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal (Postest)
Tk, Dp, Vi, Reliabilitas
No Tingkat
Skor Daya Pembeda Validitas Reliabilitas
Item Kesukaran
Soal U L ITK Kriteria IDP Kriteria IVal Kriteria IRel Kriteria
1 9 4 0,72 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
2 9 7 0,89 Mudah 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
3 9 6 0,83 Mudah 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
4 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
5 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
6 3 1 0,22 Sukar 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
7 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
8 3 1 0,22 Sukar 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
9 9 7 0,89 Mudah 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
10 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
0,684 Reliabel
11 9 5 0,78 Mudah 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
12 3 0 0,17 Sukar 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
13 8 3 0,61 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
14 9 4 0,72 Sedang 0,56 Digunakan 0,56 Baik Sekali
15 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
16 8 4 0,67 Sedang 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
17 3 1 0,22 Sukar 0,22 Diperbaiki 0,22 Cukup
18 9 6 0,83 Mudah 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
19 8 5 0,72 Sedang 0,33 Diperbaiki 0,33 Baik
20 4 0 0,22 Sukar 0,44 Digunakan 0,44 Baik Sekali
42
Keterangan :
1. Tingkat kesukaran
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Soal
1 Mudah 1, 2, 9, 18 4 20 2, 3, 9, 11, 18 5 25
3, 4, 5, 6, 7, 1, 4, 5, 7, 10,
2 Sedang 10, 11, 13, 12 60 13, 14, 15, 16, 10 50
14, 15, 16, 19 19
6, 8, 12, 17,
3 Sukar 8, 12, 17, 20 4 20 5 25
20
TOTAL 20 100 20 100
dengan kategori mudah 4 item soal (20%), sedang 12 item soal (60%), dan sukar 4
item soal (20%). Sedangkan untuk soal postest mempunyai tingkat kesukaran
yang bervariasi juga dengan kategori mudah 5 item soal (25%), sedang 10 item
43
soal (50%), dan sukar 5 item soal (25%). Untuk perhitungan lebih jelasnya dapat
dilihat di lampiran.
2. Daya Pembeda
sebagai berikut :
Tabel 3.6
Daya Pembeda Soal
1 Diganti 0 0 0 0 0 0
1, 2, 8, 12, 17, 2, 3, 6, 8, 9,
2 Diperbaiki 6 30 9 45
18 12, 17, 18, 19
3, 4, 5, 6,7, 9, 1, 4, 5, 7, 10,
3 Digunakan 10, 11, 13, 14, 14 70 11, 13, 14, 11 55
15, 16, 19, 20 15, 16, 20
TOTAL 20 100 20 100
penelitian ini mempunyai daya pembeda yang berbeda, dengan kategori 14 item
soal (70%), yang bisa langsung digunakan dan 6 item soal (30%), yang harus
diperbaiki lagi. Sedangkan untuk soal postest mempunyai daya pembeda yang
berbeda, dengan kategori 11 item soal (55%), yang bisa langsung digunakan dan 9
item soal (45%), yang harus diperbaiki lagi. Untuk perhitungan selengkapanya
3. Validitas
Hasil analisis uji validitas soal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.7
Uji Validitas Soal
4 Jelek 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan data yang tertera di atas bahwa dari 20 soal pretest dan 20
soal postest yang telah di ujicobakan, validitas soal dibagi menjadi 3 kriteria soal,
yaitu soal baik sekali, soal baik dan soal cukup. Diperoleh soal pretest yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai tingkat validitas yang berbeda, dengan
kategori baik sekali 14 item soal (70%), kategori baik 2 item soal (10%), kategori
cukup 4 item soal (20%) dan tidak ada soal yang berkategori jelek. Sedangkan
untuk soal postest mempunyai tingkat validitas yang berbeda pula, dengan
kategori baik sekali 11 item soal (55%), kategori baik 4 item soal (20%), kategori
cukup 5 item soal (25%) dan tidak ada soal yang berkategori jelek. Untuk
dan validitas soal, maka dapat disimpulkan soal-soal yang harus diganti,
diperbaiki, dibuang, atau langsung digunakan. Dari 20 soal pretest dan 20 soal
postets yang telah diujicobakan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Jalakasana
diperoleh untuk 20 soal pretest diantaranya 14 soal bisa langsung digunakan, dan
6 soal harus diperbaiki. Sedangkan untuk 20 soal postest diantaranya 11 soal bisa
4. Reliabilitas
Instrumen yang baik, disamping harus valid juga harus reliabel (dapat
dipercaya) artinya nilai ketepatan yang mana bila digunakan pada kelompok yang
sama pada waktu yang berbeda akan menghasilkan nilai yang sama pula. Berikut
hasil analisis uji reliabilitas soal Pretest dan soal Postest dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas Soal Pretest
WL +
WL WH (WL + WH)2 WL - WH
∑ WH
109 32 141 1273 77
KR 20 =
20
20−1 (
1−
2(9)(141 )−(1273 )
0 , 677(77 )2 )
KR 20 =
20
19
1−
(( 2538)−( 1273)
0 ,677 ( 5929) )
46
KR 20 =1 ,053 1−
( ( 1265 )
(4013 , 933 ) )
KR 20 =1 ,053(1−0 , 315)
KR 20 =0 , 721
Tabel 3.9
Uji Reliabilitas Soal Postest
KR20 =
20
20−1
1−
(
2(9)(145 )−(1417 )
0 ,677 (71)2 )
KR 20 =
20
19
1−
(
( 2610)−( 1417 )
0 , 677( 5041) )
KR 20 =1 ,053 1−
( ( 1193)
( 3412 ,757 ) )
KR 20 =1 ,053(1−0 , 350)
KR 20 =0 , 684
rumus KR 20 diperoleh nilai reliabilitas soal pretest sebesar 0,721 dan soal
postest sebesar 0,684 sehingga hasil analisis uji reliabilitas soal Pretest dan
soal Postest tersebut memiliki nilai tingkat reliabilitas yang tinggi, hal ini
pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Jenis data yang di peroleh
dari hasil penelitian ini yaitu data interval yang bersifat kuantitatif, sedangkan
1. Menguji Normalitas.
tersebut berdistribusi normal dengan menggunakan uji chi kuadrat karena jumlah
n = banyak data
r = rentang
f 1 = frekuensi
x 1 = nilai tengah
n = banyaknya data
Keterangan :
BK = Batas kelas.
x = Nilai rata-rata.
Sd = Standar deviasi.
Oi = Frekuensi observasi
Ei = Frekuensi ekspektasi
f. Menentukan normalitas
1) Jika χ2hitung < χ2tabel 0,95 (db), maka dinyatakan normal. Untuk
2) Jika χ2hitung > χ2tabel 0,95 (db), maka dinyatakan tidak normal. Untuk
2. Menguji Homogenitas
berikut:
Vb
Rumus: F =
Vk
V k = varians kecil
Rumus: db 1 = n1 - 1
db 2 = n2 - 1
51
e. Penentuan homogenitas
dilanjutkan dengan uji-t, sedangkan apabila kedua data berdistribusi normal tetapi
3. Uji N-Gain
Spost – Spre
N gain=
Smakes−Spre
Tabel 3.10
52
Batasan Kategori
Ngain> 0,700 Tinggi
0,7 >Ngain ≥ 0,3 Sedang
Ngain< 0,300 Rendah
4. Menguji hipotesis
a. Uji Hipotesis No 1
dilakukan uji perbedaan dua rata-rata pada hasil postest, yaitu dengan
Keterangan :
v1 = Varians variabel 1
v2 = Varians variabel 2
Keterangan:
db = n1 + n2 – 2
5) Pengujian hipotesis No 1
- jika thitung > ttabel 0,95 (db), maka H1 diterima, Terdapat perbedaan
- Jika thitung < ttabel 0,95 (db), maka H1 ditolak, Tidak terdapat
b. Uji Hipotesis No 2
berikut:
- Terima H0 jika thitung < ttabel , Tidak terdapat perbedaan peningkatan (gain)
- Tolak H0 jika thitung > ttabel , Terdapat perbedaan peningkatan (gain) antara