Anda di halaman 1dari 121

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan

siswa dan guru, atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa

merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk itu guru

harus memiliki kompentensi-kompentensi baik dalam merencanakan pembelajaran,

menyampaiakan materi pembelajaran, memilih dan menggunakan metode, sumber

dan media pembelajaran.

Keberhasilan suatu pendidikan dan pengajaran tentunya tidak hanya

terbatas pada angka-angka prestasi belajar saja, akan tetapi harus terkait dengan

kemampuan seorang anak didik untuk mereflesikan sikap positif melalui

serangkaian aktifitas yang selektif dan efektif. Dalam prestasi yang demikian

itu,maka kita dapat memahami bahwa aspek nilai yang ditransfer dalam dunia

pendidikan dan pengajaran harus selalu terkait dengan unsur pengetahuan, sikap

dan keterampilan. Untuk mengetahui hal ini maka seorang guru harus banyak

berinteraksi dengan siswa baik pada saat proses belajar mengajar maupun diluar

proses belajar mengajar.

Peranan guru sebagai pengelola kelas sangat penting. Berhasil atau

tidaknya tujuan pencapaian banyak tergantung pada situasi kegiatan belajar

mengajar yang dilaksanakan dalam kelas. Keterampilan guru dalam mengajar

sangat menentukan ketercapaian pengajaran di sekolah. Keterampilan mengajar

1
2

adalah sejumlah kompetensi guru yang kinerjanya secara profesional. Untuk itu

seorang guru yang bertugas mengajar dan mendidik harus mempunyai keterampilan

mengajar yang memadai agar situasi belajar mengajar lancar dan tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya tercapai. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki

oleh seorang guru adalah keterampilan memilih metode pembelajaran yang tepat.

Kenyataanya pada proses pembelajaran di kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima

dalam menggunakan metode pembelajaran yang kurang bervariasi pada pelajaran

Biologi yang diperoleh melalui penilaian kognitif kurang memuaskan sehingga

peneliti mencoba mencari alternatif metode pembelajaran lain sehingga hasil

belajar siswa lebih memuaskan.

Berdasarkan prasurvey yang peneliti lakukan pada tanggal 17 Juli 2018,

siswa belum menunjukkan adanya respon yang baik dalam mengikuti pelajaran

Biologi. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif siswa hanya mendengar

penjelasan guru tanpa mengajukan pertanyaan, siswa terlihat kurang

memperhatikan guru saat proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan

guru mata pelajaran Biologi kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima Kabupaten Pidie,

bahwa masalah yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar Biologi antara lain;

metode pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi sehingga siswa cepat

bosan dan kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, pembelajaran

Biologi yang monoton (kurang menarik), siswa kurang menghargai guru, siswa

kurang disiplin pada saat proses pembelajaran, siswa belum dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran Biologi. Berdasarkan nilai Ulangan Akhir Semester XI

Biologi 3 SMAN 1 Delima Kabupaten Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019 diperoleh


3

hasil pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data UAS Kelas IX IPA 3 Mata Pelajaran Biologi SMAN 1 Delima

No. Nilai Hasil Belajar Kategori Jumlah Siswa Presentase


1. ≥ 65 Tuntas 7 37%
2. < 65 Belum Tuntas 12 63%
Jumlah 19 100%

Kriteria tuntas dan belum tuntas tersebut didasarkan atas penetapan kriteria

ketuntasan minimal (KKM), dimana KKM mata pelajaran Biologi di SMAN 1

Delima Kabupaten Pidie adalah 65. Dari data di atas, diketahui sebanyak 12 siswa

belum tuntas dalam mata pelajaran Biologi yakni mencapai 63% dan 7 siswa (37%)

tuntas. Berdasarkan masalah yang terjadi pada saat proses pembelajaran Biologi di

SMAN 1 Delima yaitu: metode yang di gunakan kurang bervariasi, siswa kurang

aktif saat proses pembelajaran, siswa kurang memperhatikan guru saat

pembelajaran, siswa kurang disiplin saat proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa yang belum memuaskan.

Dalam menggunakan metode pembelajaran harus sesuai dengan apa yang

diharapk an yaitu: untuk perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Biologi. Salah satu solusinya adalah dilaksanakannya proses

pembelajaran yang menerapkan keaktifan siswa, agar siswa lebih tertarik dalam

belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan metode Talking

Stick. Metode talking stick merupakan metode pembelajaran intertaktif karena

menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran.

Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan. Dengan

adanya metode ini pembelajaran akan lebih menarik dan siswa dilatih untuk lebih
4

bertangung jawab. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru menggunakan

media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan metode Talking Stick. Dan

diharapakan dengan pergantian metode pembelajaran ini hasil belajar siswa akan

lebih memuaskan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata

pelajaran Biologi SMAN 1 Delima.

Dalam PTK ini diidentifikasi masalahnya adalah :

1. Metode pembelajaran yang digunakan kurang Bervariasi.

2. Siswa kurang disiplin pada saat proses pembelajaran.

3. Siswa kurang menghargai guru saat proses pembelajaran.

4. Siswa kurang memperhatikan guru dalam proses pembelajaran.

5. Hasil belajar siswa rendah dalam mata pelajaran Biologi.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak meluas dari yang dimaksud, maka peneliti

membatasi ruang lingkup yang akan diteliti yakni sebagai berikut: Meningkatkan

hasil belajar siswa mata pelajaran Biologi materi resparasi dengan menggunakan

metode Talking Stick pada kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima semester I Tahun

Pelajaran 2018/2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan


5

dibahas dalamPenelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah dengan menggunakan

metode pembelajaran Talking Stick akan meningkatkan hasil belaja siswa pada

pelajaran Biologi materi resparasi kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima semester I

Tahun Pelajaran 2018/2019.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

siswa menggunakan metode Talking Stick pada mata pelajaran Biologi pada siswa

kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil

penelitian tindakan kelas yang diperoleh diharapkan banyak memberi manfaat di

antaranya:

1. Bagi siswa

- Meningkatkan hasil belajar siswa.

- Melatih siswa untuk belajar lebih giat lagi.

2. Bagi guru

- Sebagai acuan dalam mendapatkan cara yang efektif dalam penyajian

pelajaran.

- Menambah wawasan tentang pentingnya penggunaan metode

pembelajaran bagi keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

3. Bagi sekolah

- Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat


6

menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa seperti

yang diharapkan.
7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori Variabel Penelitian (Terikat)

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut pendapat Slameto belajar secara psikologis adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono belajar adalah

suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik, sehingga

dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku.

Belajar merupakan suatu proses dimana di dalamnya terjadi suatu interaksi

antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya

perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Benyamin Bloom,

seperti yang dikutip oleh Nana Sudjana, bahwa hasil belajar secara garis besar

membaginya menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari 6 aspek, yakni pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

7
8

dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan karakterisasi. Ranah

psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak.

Hasil belajar adalah hasil baik yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang,

pada saat menuntut ilmu, di dalam proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar.

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga

ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu:

1) Pengetahuan atau ingatan

2) Pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada

pengetahuan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri

sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberikan contoh lain dari

yang telah dicontohkan.

3) Aplikasi merupakan penggunaan abstraksi pada situasi yang konkrit

atau khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau

petunjuk.

4) Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan

kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan

seseorang mempunyai pemahaman dan dapat memilahkan integritas

menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal

memahami prosesnya dan sistematikanya.


9

5) Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam

bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam

berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan.

6) Evaluasi merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, materi.

7) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yaitu:

a) Penerimaan merupakan semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk masalah, situasi, gejala.

b) Jawaban merupakan reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulasi yang datang dari luar.

c) Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

dan stimulus.

d) Organisasi merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem

organisasi, yang termasuk kedalam organisasi adalah konsep tentang

nilai.

e) Internalisasi atau karakteristik nilai merupakan keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya.

2. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak terdiri dari enam aspek yaitu:


10

1) Gerak refleks merupakan keterampilan pada gerakan

yang tidak sadar.

2) Keterampilan gerak dasar.

3) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya

membedakan visual, auditif, dan motoris.

4) Kemampuan dalam bidang fisik, misalnya keharmonisan,

kekutan, dan ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana

sampai yang kompleks.

6) Gerakan ekspresif dan interpretatif

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya

perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut

Purwanto berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai

berikut.

a. Faktor Internal

1) Faktor jasmaniah

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama faktor kesehatan,

kedua cacat tubuh.

2) Faktor Psikologi

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.


11

Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut: intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah

tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang sangat mempengaruhi belajar ini mencakup:

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam

masyarakat seperti: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern yaitu berkenaan dengan faktor yang ada dalam diri

siswa yang sedang belajar. Sedangkan faktor ekstern adalah segala faktor yang ada
12

diluar diri siswa yang sedang belajar.

B. Kajian tentang Hakikat Biologi / IPA

1. Hakikat Biologi / IPA

Biologi berhubungan dengan cara mencari tahu alam secara sistematis,

sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Pendidikan Biologi diharapankan dapat menjadi cara bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Biologi diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecah masalah-masalah yang dapat diselesaikan. Penerapan

Biologi perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap

lingkungan. Pembelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan proses dan sikap

ilmiah.

1. Ruang Lingkup Biologi / IPA

Ruang lingkup bahan kajian Biologi melalui aspek- aspek berikut:

Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

a. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair padat dan gas.

b. Energi dan perubahanya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

c. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainya.
13

Ruang lingkup Biologi yang meliputi makhluk hidup dan proses

kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan

lingkungan serta kesehatan.benda atau materi, energi dan bumi berserta

alam semesta.

2. Tujuan Pembelajaran Biologi

Mata pelajaranIPA bertujuan agar pesrta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a. keyakinan terhadap kebasaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan ketentraman alam ciptanya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Biologi

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Biologi lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Biologi

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ketahap selanjutnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan


14

Pembelajaran Biologi yaitu memperoleh keyakinan, mengembangkan

keterampilan, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan memperoleh

bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Biologi sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ketahap selanjutnya.

3. Materi “Sistem Pernapasan”

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari

pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam

tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan

membuang karbondioksida ke lingkungan. Sistem pernafasan pada dasarnya

dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya

(pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga

jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan

setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui oksidasi

bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri

atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses

pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan oksigen (O2). Respirasi

anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan makanan dengan tidak

membutuhkan oksigen (O2).

a. Sistem Respirasi Manusia

Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan

udara (ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan

CO2 yang disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan
15

menuju jaringan tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan

jaringan disebut respirasi internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan

menggunakan untuk membuat energi (ATP) yang dinamakan respirasi sel.

b. Alat-Alat Respirasi

Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring,

trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Di dalam sel-sel tersebut gas

oksigen menuju mitokondria untuk melakukan respirasi seluler. Respirasi seluler

adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi melalui proses

glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa

membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan

gas karbondioksida. Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan

alat-alat pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring,

trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu

berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara

umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta fungsinya.

1. Rongga Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di

dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk

menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut

masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga

memiliki konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga dapat

menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Pangkal tenggorokan (Faring)


16

Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan

(nasofarings) di bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) di bagian

belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh karena itu

jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan masuk ke dalam

saluran pernafasan.

Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran

pernafasan akan terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut

lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa tersedak. Pada bagian belakang

farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis).

Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka akan

menimbulkan suara.

3. Batang Tenggorokan (trakea)

Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang

memiliki silia-silia pada dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk

menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran pernafasan.

Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi terletak di rongga dada.

Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10 cm.

4. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah

berbatasan dengan diafragma, sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh

tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut dengan rongga

dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus. Sedangkan paru-

paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.


17

Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam

(pleura visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung

menyelimuti paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang

rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua

pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai

pelumas paru-paru.

Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh

darah. Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung

bronkiolus. Alveolus memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak

terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu dapat berlangsung pertukaran gas

oksigen dan karbon dioksida secara difusi.

4. Bronkus

Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi

menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa

bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-

masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang merupakan salah satu

bagian paru-paru.

5. Bronkiolus

Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus

menuju ke gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir

mirip dengan struktur yang menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya

mengalami modifikasi menjadi sisik.

6. Alveolus
18

Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi

pertukaran gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang

dewasa bisa mencapai antara 97 sampai 194 m2.

Mekanisme Pernapasan

Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi

atas pernapasan dada dan pernapasan perut.

a. Pernapasan Dada

Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas

kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari

2 tahap, yaitu:

 Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi

sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru

mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada

lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen

terhisap masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.

 Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi

dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada

kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan

tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer

sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran

pernafasan.

b. Sistem Pernafasan Perut


19

Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada

aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:

 Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi,

sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan

udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu

saluran pernafasan.

 Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot

dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi

semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan

udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang

kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui saluran pernafasan.

c. Volume Udara Pernapasan

Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan

menghembuskan udara ± 500 cc yang disebut volume tidal. Setelah melakukan

pernapasan biasa, kita masih dapat menghirup udara sekuat-kuatnya sebanyak ±

1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan menghembuskan udara

sekuat-kuatnya hingga ± 1500 cc yang disebut volume cadangan ekspirasi. Volum

udara , volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi

mencapai 3500-4000 cc, yang disebut kapasitas vital paru-paru. Setelah

menghembuskan napas sekuat-kuatnya, didalam paru-paru masih tersisa udara

sebanyak ± 1000 cc yang disebut sebagai volume residu. Jumlah keseluruhan udara

yang tertampung secara maksimal dalm paru-paru disebut kapasitas total paru-
20

paru.

Frekuensi Pernapasan

Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap

menit. Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.

1. Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi

pernapasan menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang

dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan,

sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.

2. Jenis Kelamin

Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena

itu, laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.

3. Suhu Tubuh

Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena

manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan

laju metabolismenya, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.

4. Posisi Tubuh

Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya

pada saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan

lebih banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada

saat orang duduk.

Pertukaran Gas di Dalam Tubuh


21

Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru,

melainkan juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan

parsial udara. Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara

pernapasan melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas

yang terjadi di dalam sel dengan “lingkungannya”. Udara lingkungan dapat

dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan

secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pernapasan secara langsung

adalah pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan

tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan

pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung

melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas

tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).

Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua

tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.

1. Respirasi Eksternal

Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan

kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara

dan darah. Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru

yang mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–)

dengan persamaan reaksi seperti berikut, (H+) + (HCO3–) => H2 + CO3

Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi

sebagai berikut.

H2CO3 => H2O + CO2.


22

Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas

yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.

Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial.

Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di

paru-paru sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ± 100

mmHg, dan di vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke

dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47 mmHg, tekanan

parsial CO2 dalam arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ±

40 mmHg. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat

berdifusi dari darah ke alveolus.

2. Respirasi Internal

Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen

meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.

Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah

dan masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam

cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan

karena sel-sel secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular.

Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya

perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.

Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan

parsial O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon

dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel

tubuh. Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ±
23

41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan

CO2 berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200

ml karbon dioksida per hari.

Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

· Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh

plasma darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi

ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3–).Ion H+ bersifat racun, oleh sebab

itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk

ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit

diganti oleh ion klorit. Persamaan reaksinya sebagai berikut,

H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)

· Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk

karboksihemoglobin. Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai

berikut,

CO2 + Hb => HbCO2

Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian

dari hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.

Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH

· Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam

karbonat (H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru

dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan

10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-

ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga
24

karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.

Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat

(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah

yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

gangguan fisiologis yang disebut asidosis.

Gangguan pada Sistem Respirasi

1. Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran

hidung yang mengarah ke sinus tersumbat.

2. Tonsilitis, yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan

membengkak. Peradangan dan pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah

pangkal faring disebut amandel. jika terjadi pada nasofaring disebut adenoid.

3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau

serak.

4. Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh

infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi

bakteri.

5. Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan

bakteri sehingga bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini

mengakibatkan terganggunya proses pertukaran udara.

6. Tuberkulosis atau TBC, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberkulosis.

7. Bronkitis kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga
25

suplai udara ke paru-paru terganggu.

8. Emfisema, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya

dinding-dinding alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi

berkurang

9. Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan

peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik

berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa

berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut

terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan

seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui,

saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah

leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu

saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke

paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin

lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi

pertukaran gas, oksigen (O2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida

(CO2 ) dikeluarkan.

10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab

kanker ini salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu

yang lama, baik aktif maupun pasif.

11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan

demam. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.


26

Teknologi Sistem pernapasan

Salah satu bentuk teknologi sistem respirasi untuk mengatasi gangguan

sistem respirasi adalah suatu alat respirasi yang disebut dengan respirator Emerson

atau paru-paru besi. Paru-paru besi merupakan suatu alat berupa lemari logam

kedap udara yang di dalamnya menempel sebuah pompa yang dapat mengubah

kuantitas dan tekanan udara. Alat tersebut berfungsi sebagai alat pernapasan buatan

dan biasa digunakan ketika otot-otot pernapasan mengalami kerusakan berat.

Sistem Respirasi Pisces

Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran

tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang

berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-

kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen

mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah

yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan

CO2 berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan

tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)

insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula

kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan

paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi

juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat

pertukaran ion, dan osmoregulator.

1. Sistem Pernapasan pada Ikan Bertulang Sejati


27

Contoh ikan bertulang sejati adalah ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam

rongga insang yang terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari

lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang

yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen

atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir

dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan

merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2

berlangsung.

Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.

Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.

Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju

insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan

berulang-ulang.

a) Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang

tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut

bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup.

Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil

daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga

terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.

b) Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut

menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti

membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir melalui

celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang.


28

Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah

melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.

Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat

oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan

bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.

2. Sistem Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan

Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai operkulum contohnya ikan

hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan

tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut

akibat gerakan naik turun rongga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah,

volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air

di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang

pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume

rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air

mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada

saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.

3. Sistem Pernapasan pada Ikan Paru-Paru ( Dipnoi )

Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain

mempunyai insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung

udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu

pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan

kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
29

keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus

memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.

Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan

hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas

menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan

paru-paru afrika, ikan paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland

(Australia). Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok

memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan

ke atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan

rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2),

sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan

oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung

renang yang terletak di dekat punggung.

B. Konsep Teori Variabel Penelitian (Bebas)

1. Pengertian Metode Talking stick

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya

digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara

atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku),

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian

sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Talking Stick termasuk

salah satu metode pembelajaran kooperatif. pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara


30

kolaboratif dalam mencapai tujuan. Kolaboratif sendiri diartikan sebagai

falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama.

Peserta didik betanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha

menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

dihadapkan pada mereka dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Metode

talking stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif karena memiliki ciri-ciri

yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk

berani mengemukakan pendapat. Talking Stick dalam Proses belajar mengjar

dikelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat

yang diberikan dari satu siswa kesiswa yang lain pada saat guru menjelaskan materi

pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang

memegang tongkat itu yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan

tersebut. Hal ini dilakuakan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran

menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Metode Talking Stick adalah sebuah metode pendidikan yang dilaksanakan


31

dengan cara pemberi kebebasan pada peserta didik untuk dapat bergerak dan

bertindak dengan leluasa sejauh mungkin menghindari unsu-unsur perintah dan

tidak ada unsur paksaan yang merugikan bagi pesrta didik dengan maksud untuk

menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri.

2. Langkah-langkah Metode Talking Stick

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode Talking Stick ini

adalah sebagai berikut:

a. Membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan absensi

b. Memberikan apersepsi

c. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan

d. Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran

e. Memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan

f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

g. Guru memberikan penjelasan aturan dalam metode Talking Stick

h. Guru memberi tongkat dan siswa diberikan kesempatan untuk

menjawab pertanyaan yang telah di berikan secara bergiliran

i. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

j. Membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa dan memberi

penguatan terhadap materi yang telah disampaikan

k. Menutup pelajaran dan berdo’a.

3. Keuntungan dan Kelemahan Metode Talking Stick

a. Keuntungan Metode Talking Stick yaitu:

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial


32

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa

dewasa.

7. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia.

9. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik.

10. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

dan agama.

b. Kelemahan metode Talking Stick

Metode Talking Stick ini jika diterapkan, maka tidak semua

siswa yang secara emosional belum terlatih untuk berani

mengungkapkan atu berbicar didepan guru maka metode ini kurang

sesuai. Kerena setiap siswa memiliki kemampuan tingkat menangkap,

menalar, dan beradaptasipun berbeda.

C. Hipotesis Tindakan
33

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori tersebut dapat

dirumuskan hipotesis tindakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah

sebagai berikut: Penggunaan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi pada materi respirasi

Siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima.


34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Biologi yang diperoleh dari hasil semester siswa. Hasil belajar

adalah hasil baik yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang, pada saat menuntut

ilmu di dalam proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Untuk indikator

hasil belajar apabila siswa sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan di SMAN

1 Delima mata pelajaran Biologi yaitu 65. Adapun indikator-indikator yang akan

diujikan kepada siswa yaitu :

1. Siswa dapat menyebutkan sistem Respirasi.

2. Siswa dapat menyebutkan alat-alat Respirasi.

B. Metode Talking Stick

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode Talking

Stick. Suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan bantuan

tongkat yang menekankan pada keaktifan siswa.19 Bertujuan untuk melatih peseta

didik agar lebih bertanggung jawab.20 Langkah-langkah Menggunakan Metode

Talking Stick.

1. Membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan absensi

2. Memberikan apersepsi

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan

4. Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran

34
35

5. Memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan

6. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

7. Guru memberikan penjelasan aturan dalam metode Talking Stick

8. Guru memberi tongkat dan siswa diberikan kesempatan untuk

menjawab pertanyaan yang telah di berikan secara bergiliran

9. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

10. Membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa dan memberi

penguatan terhadap materi yang telah disampaikan

11. Menutup pelajaran dan berdo’a

C. Setting Lokasi Penelitian

Setting Lokasi Penelitian ini adalah SMAN 1 Delima Kabuapten Pidie

Provinsi Aceh .

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima,

berjumlah 29 siswa,

E. Prosedur Penelitian

Pada prosedur penelitian ini akan difokuskan pada kegiatan pokok

perencanssaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan

perenungan (refleksi). Kegiatan-kegiatan itu disebut dengan siklus. Apabila

dalam satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan

yang dimaksud, maka peneliti melanjutkan pada siklus yang selanjutnya


36

Pada prosedur penelitian ini akan difokuskan pada kegiatan pokok

perencanssaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan

perenungan (refleksi). Kegiatan-kegiatan itu disebut dengan siklus. Apabila

dalam satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan

yang dimaksud, maka peneliti melanjutkan pada siklus yang selanjutnya.

Pada prosedur penelitian ini akan difokuskan pada kegiatan pokok

perencanssaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasi), dan

perenungan (refleksi). Kegiatan-kegiatan itu disebut dengan siklus. Apabila

dalam satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan

yang dimaksud, maka peneliti melanjutkan pada siklus yang selanjutnya.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus meliputi tahap- tahap sebagai berikut:


37

1. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Dalam

setiap siklus, pertemuan ke-1 diadakan kegiatan pembelajaran, sedangkan

pertemuan ke-2 diadakan evaluasi atau tes formatif. Setiap siklus ini

meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan hal yang perlu dipersiapkan yaitu meliputi kegiatan-

kegiatan sebagai berikut :

1) Rencana pembelajaran

2) Desain pembelajaran

3) Bahan Materi

4) Tes

5) Lembar observasi

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran

akan ditetapkan. Pelaksanaan tindakan dalam kelas dilaksanakan oleh guru

setelah memahami perencanaan yang disusun, adapun tujuan yang ingin

dicapai pada materi ini yaitu siswa dapat menimbulkan minat belajar dengan

menggunakan metode Talking Stick. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap- tahap sebagai

berikut:
38

Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Dalam

setiap siklus, pertemuan ke-1 diadakan kegiatan pembelajaran,

sedangkan pertemuan ke-2 diadakan evaluasi atau tes formatif. Setiap

siklus ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

Siklus I

c. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan hal yang perlu dipersiapkan yaitu meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Rencana pembelajaran

2) Desain pembelajaran

3) Bahan Materi

4) Tes

5) Lembar observasi

d. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran

akan ditetapkan. Pelaksanaan tindakan dalam kelas dilaksanakan oleh guru

setelah memahami perencanaan yang disusun, adapun tujuan yang ingin

dicapai pada materi ini yaitu siswa dapat menimbulkan minat belajar

dengan menggunakan metode Talking Stick.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan pembelajaran di

kelas adalah sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan materi Biologi.

2) Guru memberikan penjelasan materi Biologi.


39

3) Siswa memberi kesempatan kepada siswa untuk memehami

materi selama ( 10 menit)

4) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara bergiliran

dengan menggunakan bantuan tongkat.

5) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi Biologi.

6) Guru memberi catatan singkat pada siswa untuk di tulis di

bukunya masing-masing.

7) Guru memberi tugas untuk dikerjakan siswa.

e. Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan

terhadap jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

Talking Stick yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti

dengan menggunakan lembar observasi.

f. Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi terhadap tindakan kelas yang telah

dilakukan, maka penulis melakukan refleksi terhadap keseluruhan langkah

dan rangkaian proses tindakan sebagai bahan rujukan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan kegagalan Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi siklus I maka dikembangkan tindakan

kelas pada siklus II. Pelaksanaan siklus II ini untuk memperbaiki hal-hal

yang belum dicapai pada siklus I. Prosedur pelaksanaan siklus II ini sama

dengan siklus I yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi.


40

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan, maka peneliti

ini menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengambilan data dengan terjun secara langsung

ke lapangan dengan mengambil data secara langsung (berhubungan langsung

dengan masalah yang diangkat). Menurut Trianto, Observasi dalam sebuah

pengertian di artikan sebagai perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan

seluruh indra untuk mendapatkan data. Observasi merupakan pengamatan

langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan

atau bila dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat

berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dalam pelaksanaan penelitian.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar sehubungan dengan

topik bahasan yang menggunakan metode Talking Stick. Tes pada umumnya

digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar

kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran. Dan digunakan untuk mengevaluasi hasil rata-rata

nilai belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode Talking Stick. Tes

yang digunakan yaitu berupa esay. Tes dilakukan pada setiap awal dan akhir

pertemuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana daya serap

siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru selama proses pembelajaran

berlangsung

.
41

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis

atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan

peneliti untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, jumlah guru, jumlah

siswa, sarana prasarana sekolah dan semua data yang berhubungan dengan

sekolah.

G. Instrumen Penelitian

a. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas pembelajaran

1) Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru

Tabel 3.1 kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam proses Pembelajaran
Biologi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dengan diterapkan metode
Talking Stick.

No. Aspek yang diamati


Kegiatan Pendahuluan
1.  Mempersiapkan siswa dalam kondisi masuk pada pembelajaran
 Melakukan apersepsi dan memotivasi
 Memberikan pertanyaan yang dapat merangsang siswa dalam
pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai
Kegiatan Inti
2  Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran
 Memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
 Guru memberikan penjelasan aturan dalam metode Talking Stick
 Guru memberi tongkat dan siswa diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan yang telah di berikan secara bergiliran
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Kegiatan Penutup
42

3  Membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa dan memberi


penguatan terhadap materi yang telah disampaikan
 Menutup pelajaran dan berdo’a

2) Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa

Tabel 3.2 Tabel kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dalam proses Pembelajaran

Biologi pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dengan diterapkan metode Talking

Stick.

No Indikator Aktivitas Belajar Siswa Skor


Kriteria
1 Siswa memperhatikan ketika guru
menerangkan

2 Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru


3 Siswa berani bertanya
4 Siswa bersemangat dalam pembelajaran
5 Siswa mencatat materi yang diberikan

Dalam penelitian ini digunakan tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes

ini menggunakan butir soal/instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa yang disusun

mengacu pada indikator dan kompetensi dasar yang diterapkan. Adapun kisi-kisi soal

dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Siklus I

No Indikator No Soal Tingkat Skor


Kesukaran
Md Sd Su
1 Menyebutkan ciri-ciri khusus yang 1 √ 10
dimiliki hewan
2 Menjelaskan hewan-hewan 2 √ 20
yangmemiliki kemampuan beradaptasi 3 25
secara khusus!
3 Menyebutkan fungsi-fugsi organ 4 √ 25
43

yang dimiliki hewan untuk


menyesuaikan diri
dengan lingkunganya
4 Menyebutkan jenis hewan 5 √ 20
berdasarkan golongannya
JUMLAH 5 10

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus II

No Indikator No Tingkat Kesukaran Skor


Soal
Md Sd Su
1 Menyebutkan ciri-ciri khusus yang 1 √ 1
dimiliki tumbuhan
2 Menjelaskan ciri khusus yang 2 √ 2
dimiliki tumbuhan dengan 3
lingkungan hidupnya. 2
3 Menyebutkan fungsi dari ciri khusus 4 √ 2
yang dimiliki tumbuhan
4 Menyebutkan jenis tumbuhan 5 √ 2
berdasarkan jenis makananya
JUMLAH 5 1

Md = Mudah Sd = Sedang Su = Sukar

I. Indikator Keberhasilan

Indikator kebarhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran Biologi dari siklus ke siklus yaitu hasil belajar

siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan tercapainya kriteria

krtuntasan minimum (KKM) mata pelajarn Biologi yang memperoleh nilai ≥65 dan

dinyatakan tuntas yaitu mencapai 70%.


44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

a. Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Penelitian

Kondisi sebelum dilaksanakan Pembelajaran Biologi dengan menggunakan

metode Talking Stick pada siswa kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima, beberapa

siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, kemauan

siswa untuk belajar kurang, siswa kurang disiplin dalam belajar, beberapa siswa

tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mata pelajaran Biologi dianggap

membosankan bagi siswa karena cakupan materinya yang cukup luas. Kurangnya

kedisiplinan siswa dalam belajar tersebut berakibat pada kurangnya pemahaman

materi dan hasil belajar siswa, masih banyak yang belum mencapak KKM yaitu

sebesar ≥ 65.

b. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan penerapan metode Talking

Stick dalam proses pembelajaran dan setiap siklus terdiri dari 2 kali

pertemuan. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:

a) Menetapkan kelas penelitian, adapun kelas yang dijadikan sebagai objek

penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 dengan jumlah 29 orang.

b) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus (Lampiran1), SK,

KD, RPP (Lampiran 2), mempersiapkan alat evaluasi berupa kisi-kisi

soal ( Lampiran 3) yang akan diteskan pada awal siklus (pretest) dan

44
45

diakhir siklus (posttest) yang terdapat pada Lampiran 4, serta

mempersiapkan bahan ajar (buku panduan) yang digunakan dalam

pembelajaran.

c) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan

kinerja guru dalam proses pembelajaran.

d) Menyiapkan media-media pembelajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan

Sebelum pertemuan pertama ini guru sebelumnya memberikan tes

soal untuk mendapatkan nilai awal siswa pretest.Untuk memperoleh hasil

belajar pretest berupa nilai mata pelajaran Biologi siswa kelas XI IPA 3

SMAN 1 Delima dilaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

model konvensional kemudian dilakukan tes dengan materi pelajaran

tentang “Sistem Respirasi”, dengan menggunakan tes evaluasi setelah

proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil belajar pretest yang diperoleh

digunakan sebagai pembanding terhadap hasil belajar siswa dengan proses

pembelajaran mennggunakan metode Talking Stick.

a) Pertemuan ke 1

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Jum’at,25 Agustus

2018 dilakukan selama 2 x 35 menit. Materi sub pokok bahasan “Sistem

Respirasi” dengan menggunakan metode Talking stick. Dalam pertemuan

pertama ini guru sebelumnya memberikan tes soal untuk mendapatkan nilai

awal siswa (pretest). Adapun pada pertemuan pertama ini kegiatan yang
46

dilakukan guru dan siswa antara lain:

1. Kegiatan awal

(1) guru memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.

(2) Mengisi daftar hadir siswa, pada pertemuan pertama guru

memperkenalkan diri,

(3) guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan memberikan

pertanyaan, Siswa yang berani mengangkat tangan dan menjawab

pertanyaan sangatlah sedikit karena siswa masih malu dan kurang

percaya diri sehingga takut akan salah. Dari hal ini guru dapat

mengetahui respon siswa pada pertemuan pertama ini masih sangat

rendah.

(4) Memberikan motivasi dengan memberikan permainan ringan “jari

jemari” kepada siswa untuk menarik perhatian siswa dan melatih

konsentasi siswa sebelum masuk dalam materi pelajaran sehingga

siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

(5) Menyampaikan tujuan dari pembelajaran dan materi yang akan

diajarkan kepada siswa.

2. Kegiatan inti.

(1) Guru menjelaskan materi. Pada pertemuan pertama ini yang

dijelaskan yaitu tentang pengertian Sistem Respirasi

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami

meteri selama 10 menit.

(3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.


47

(4) Guru memberi pertanyaan secara begiliran kepada siswa dengan

menggunakan bantuan tongkat.

(5) Guru memberi tugas untuk dikerjakan siswa.

3. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir ini guru bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan dan memberi penguatan tentang materi yang telah dibahas. Dan

mengucapkan salam. Selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Selasa, tanggal 29 Agustus 2018. Peneliti masih bertindak sebagai pengajar

yang dibantu dengan 1 orang guru sebagai penilai (observer). Adapun

proses pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

(1) Guru memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.

(2) Mengisi daftar hadir siswa, melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan

(3) Memberikan motivasi dengan memberikan permainan “pegang

anggota tubuh” kepada siswa untuk menarik perhatian siswa dan

melatih konsentasi siswa sebelum masuk dalam materi pelajaran.

(4) Menyampaikan tujuan dari pembelajaran sesuai dengan indikator.

2. Kegiatan Inti

(1) Menjelaskan materi

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami

meteri selama 10 menit.

(3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.


48

(4) Guru memberi pertanyaan secara begiliran kepada siswa dengan

menggunakan bantuan tongkat.

(5) Guru memberi catatan singkat untuk siswa.

3. Kegiatan Akhir

Akhir dari pembelajaran adalah guru menyampaikan kesimpulan

bersama siswa dan siswa mengerjakan soal postest yang berjumlah 5 soal

essay, kemudian guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan

yang akan datang dan menghimbau kepada seluruh siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya. Agar pertemuan yang akan datang siswa

lebih mudah dalam memahami materi. Guru menutup pembelajaran

dengan berdoa bersama dan mengucap salam.

3) Observasi

Proses pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar. Ada beberapa hal yang diamati dari kegiatan

pembelajaran, diantaranya yaitu:

a) Hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

Talking Stick Siklus I.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer dari 2

kali kegiatan belajar mengajar, pengelolaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru yang menerapkan metode Talking Stick dengan

tujuan mengukur sejauh mana kemampuan guru dalam menggunakan

metode Talking Stick. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar

observasi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:


49

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan metode Talking Stick
Siklus I

Skor Skor Kriteri


No. Aspek yang diamati Pertemua Rata- a
n rata
I II
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam kondisi 75 79 77 Baik
masuk pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan memotivasi 77 77 77 Baik

3. Memberikan pertanyaan yang dapat 75 77 76 Baik


merangsang siswa dalam
pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 76 78 77 Baik

5. Memberikan penjelasan 78 78 78 Baik


tentang kompetensi yang
akan dicapai
Kegiatan Inti
6. Guru memberikan penjelasan 78 80 79 Baik
tentang materi pembelajaran
7. Memfasilitasi siswa dengan media 79 80 79,5 Baik
yang telah disiapkan
8. Guru membagi siswa menjadi 80 80 80 Baik
beberapa kelompok
9. Guru memberikan penjelasan 79 80 79,5 Baik
aturan dalam metode Talking
Stick
Guru memberi tongkat dan siswa
10. diberikan kesempatan untuk 79 80 79.5 Baik
menjawab pertanyaan yang telah di
berikan secara bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal- 80 80 80 Baik
hal yang belum diketahui siswa
Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan bersama-sama
12. dengan siswa dan memberi 76 79 77,5 Baik
penguatan terhadap materi yang
telah disampaikan
50

13. Menutup pelajaran dan berdo’a 77 79 78 Baik

Jumla 1009 1027 1018


h
Skor Nilai = (X = ∑ x : n) 78 79 78 Baik

Adapun data hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan metode Talking

Stick Siklus I dalam bentuk Gambar 4.3 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Talking


Stick Siklus I

82

80

78

76

74
Pertemuan I
72 Pertemuan II

70

68

66

64
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Skor nilai dari pertemuan pertama yaitu 78 pada pertemuan kedua yakni 79,

sehingga diperoleh rata-rata 78. Dari semua aspek mendapatkan kriteria baik,

sehingga pembelajaran yang terjadi pada siklus I sudah berjalan dengan baik tetapi

belum maksimal. Dari hasil evaluasi di atas tentunya akan dijadikan bahan kajian

untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

b) Observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran Aktivitas belajar

siswa dalam materi pembelajaran siklus I diamati menggunakan lembar


51

observasi yang telah disiapkan oleh observer yang berkerjasama dengan

guru kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Presentase aktivitas belajar siswa

( Lampiran 7) dari tiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Presentase Aktivitas Belajar Siklus I

No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan Rata-Rata Kriteria


1 2
1 Siswa memperhatikan ketika guru 58% 84% 71% Cukup
menerangkan

2 Siswa berani menjawab pertanyaan 47% 79% 63% Kuran


dari guru g

3 Siswa berani bertanya 53% 63% 58% Kuran


g
4 Siswa bersemangat dalam 63% 74% 69% Cukup
pembelajaran

5 Siswa mencatat materi 68% 84% 76% Cukup


yang diberikan

Jumlah 58% 77% 68% Cukup

Keterangan :

90% ke atas = A (sangat baik)


80% - 89% = B (baik)
65% - 79% = C (cukup)
55% - 64 % = D (kurang)
Kurang dari 55 % = E (gagal)

Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa

dengan menggunakan metode Talking Stick aktivitas siswa pada siklus I mengalami

peningkatan pada pertemuan 1 dan 2. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil

belajar siswa dalam Pembelajaran Biologi dengan menggunakan metodeTalking

Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Grafik Presentase Aktivitas Belajar Siklus I


52

90
84 84
79
80 76
74
71 69
70 68
63 63 63
60 58 58
53
50 47
Pertemuan I
Pertemuan II
40
Rata-rata
30

20

10

0
1 2 3 4 5

Berdasarkan Gambar 4.4 dan Tabel 4.6 dapat dilihat setiap aktivitas

mengalami kenaikan. Aktivitas pertama yaitu siswa memperhatikan ketika guru

menerangkan pada pertemuan pertama yaitu 58%, pertemuan kedua 84% dengan

rata-rata 71%. Aktivitas kedua yaitu siswa berani menjawab pertanyaan dari guru

pada pertemuan pertama 47%, pertemuan kedua 79% dengan rata-rata 63%.

Aktivitas ketiga yaitu siswa berani bertanya, pada pertemuan pertama yaitu 53%,

pada pertemuan kedua 63% dengan rata-rata 58%. Aktivitas keempat yaitu siswa

bersemangat dalam pembelajaran, pada pertemuan pertama aktivitas siswa sebesar

63% sedangkan pertemuan kedua naik menjadi 74% dengan hasil rata-rata 69%.

Aktivitas kelima yaitu siswa mencatat materi yang diberikan guru, pada pertemuan

pertama aktivitas siswa mencapai 68% dan pada pertemuan kedua 84% dengan

rata-rata 76%.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata keseluruhan aspek


53

yang diamati dari setiap pertemuan meningkat, karena proses pembelajaran dari

guru memberikan reward bagi anak-anak yang berani bertanya dan juga menjawab.

Pertemuan pertama ke pertemuan kedua meningkat sebesar 19%. Presentase rata-

rata keseluruhan dari seluruh aktivitas siswa pada siklus I yaitu 68% dengan kriteria

cukup. Hal tersebut yang manjadi dasar perlunya diadakan perbaikan guna

mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

c) Hasil Belajar Siklus I

Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan siklus I, dengan

melihat rata-rata dari pretest dan posttest yang sudah diberikan guru kepada siswa

kelas XI IPA 3 dengan jumlah siswa 19 siswa. Data hasil siswa dapat dilihat pada

Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Indikator Siklus I
Pre-test Post-test
1 Rata-rata 59 67
2 Skor tertinggi 75 80
3 Skor terendah 40 50
4 Tingkat ketuntasan 42 58

Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar siswa (Lampiran 8) dalam

Pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode Talking Stick kelas XI IPA 3

SMAN 1 Delima dilihat pada Gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I


54

90
80
80 75
70 67
59 58
60
50
50
40 42 Pre Test
40 Post Test

30

20

10

0
1 2 3 4

Dari Gambar 4.5 dan Tabel 4.7 terlihat bahwa setelah pelaksanaan

pembelajaran selama 1 siklus dengan 2 kali pertemuan, siswa yang tuntas

berjumlah 58%.

4) Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi, bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada

siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus berikutnya.

a) Guru belum bertindak tegas kepada siswa yang sering mengganggu

temannya ketika proses pembelajaran sehingga membuat kelas menjadi

kurang kondusif.

b) Guru belum mampu mengelola waktu dengan baik, karena waktu yang

tersedia cukup sedikit.

c) Aktivitas yang dilakukan oleh beberapa siswa ada yang mengobrol dengan

teman.
55

d) Masih ada siswa yang tidak berani ketika menjawab pertanyaan, malu

karena takut salah ketika menjawab.

Tindakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah:

a) Guru harus memberi teguran atau bertindak tegas kepada siswa yang

mengganggu temannya sehingga tidak mengulanginya lagi.

b) Pengelolaan waktu agar diperhatikan, sesuai dengan jatah waktu yang

disediakan dengan materi pelajran yang disampaikan.

c) Guru harus memberi pengawasan dan perhatian lebih kepada siswa

yang sering mengobrol saat pembelajaran berlangsung.

d) Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa, merangsang siswa

agar berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan maupun

mengungkapkan pendapat baik itu menggunakan reward berupa

hadiah atau pujian sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran.

c. Siklus II

Setelah diadakan refleksi maka dilaksanakan siklus II. Adapun tahapan pada

siklus II sama dengan siklus I yaitu terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Perencanaan tindakan kelas pada siklus II seperti siklus I,

dilanjutkan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

materi pokok bahasan yaitu proklamasi kemerdekaan republik indonesia,


56

kemudian menyiapkan soal tes dan menyiapkan lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan ke 1

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 05

September 2018 dilakukan selama 2 x 35 menit. Materi sub pokok

bahasan “ciri khusus tumbuhan” dengan menggunakan metode Talking

Stick. Dalam pertemuan pertama ini guru sebelumnya memberikan tes

soal untuk mendapatkan nilai awal siswa (pretest).

1. Kegiatan Awal

(1) Guru memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.

(2) Mengisi daftar hadir siswa, melakukan apersepsi dengan

memberikan pertanyaan kepada siswa “Apa ciri khusus dari

kaktus?” banyak siswa yang mengangkat tangan untuk

menjawab pertanyaan dan siswa yang biasanya tidak berani

untuk mengangkat tangan pun ikut berpartisipasi untuk

menjawab pertanyaan, sehingga guru memberi kesempatan lebih

kepada siswa yang tadinya kurang percaya diri atau jarang

mengangkat tangan untuk mau menjawab pertanyaan yaitu

Kamaludin Hamid “daunya berduri.”

(3) Memberikan motivasi dengan memberikan permainan “tebak

tangan” kepada siswa, siswa harus menyebutkan jumlah jari

tangan guru secara cepat hal ini untuk menarik perhatian siswa

dan melatih konsentasi siswa sebelum masuk dalam materi


57

pelajaran.

(4) Menyampaikan tujuan dari pembelajaran sesuai dengan

indikator.

2. Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan materi. Pada pertemuan pertama ini yang dijelaskan

yaitu tentang ciri khusus dari kaktus dan kantong semar.

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami meteri

selama 10 menit.

(3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

(4) Guru memberi pertanyaan secara begiliran kepada siswa dengan

menggunakan bantuan tongkat.

(5) Guru memberi tugas untuk dikerjakan siswa.

3. Kegiatan Akhir

Akhir dari pembelajaran adalah menyampaikan kesimpulan

bersama-sama siswa dan guru menginformasikan untuk materi pertemuan

berikutnya

a) Pertemuan ke II

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 08 September

2018 dilakukan selama 2 x 35 menit. Materi sub pokok bahasan yaitu “alat-

alat Respirasi ” dengan menggunakan metode Talking Stick.

1. Kegiatan Awal

• Guru memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.

• Mengisi daftar hadir siswa, melakukan apersepsi dengan


58

memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan

diajarkan, Banyak siswa yang lebih percaya diri dan memiliki

keberanian untuk mengangkat tangan menjawab pertanyaan yang

diberikan guru.

• Setelah guru mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang

materi yang akan dipelajari guru memberikan motivasi dengan

permainan “ibu berkata” kepada siswa dimana setiap siswa diminta

untuk melakukan gerakan jika diawal perintah ada kata-kata ibu

berkata, hal ini untuk menarik perhatian siswa dan melatih

konsentasi siswa sebelum masuk dalam materi pelajaran.

• Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan materi “Alat-alat Respirasi”.

• Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami

meteri selama 10 menit.

• Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

• Guru memberi pertanyaan secara begiliran kepada siswa dengan

menggunakan bantuan tongkat.

• Guru memberi tugas untuk dikerjakan siswa.

c. Kegiatan Akhir

Akhir dari pembelajaran guru mengadakan postest. Soal postest

tersebut terdiri dari 5 soal essay, dan dikerjakan secara individu dengan

waktu yang di tentukan, setelah waktu habis guru menutup diakhir


59

pertemuan siklus II dengan memberikan saran pada siswa untuk tetap

semangat dan giat dalam belajar. Kemudian guru menutup pelajaran.

2. Observasi

a. Hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

Talking Stick Siklus II.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer dari 2

kali kegiatan belajar mengajar atau tatap muka, pengelolaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang menerapkan metode

Talking Stick dengan tujuan mengukur sejauh mana kemampuan guru

dalam menggunakan metode Talking Stick. Pengamatan dilakukan

menggunakan lembar observasi yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel

4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan metode Talking Stick
Siklus II
Skor Skor
No. Aspek yang diamati Pertemuan Rata Kriteria
-
rata
I II
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam 80 82 81 Baik
kondisi masuk pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan 80 81 80,5 Baik
memotivasi
3. Memberikan pertanyaan yang 82 82 82 Sangat
dapat merangsang siswa dalam Baik
pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan 78 82 80 Baik
pembelajaran
5. Memberikan penjelasan 81 81 81 Sangat
tentang kompetensi yang Baik
akan dicapai
60

Kegiatan inti
6. Guru memberikan 82 82 82 Sangat
penjelaskan tentang materi Baik
pembelajaran
7. Memfasilitasi siswa dengan 80 81 80,5 Baik
media yang telah disiapkan
8. Guru membagi siswa 82 81 81,5 Sangat
menjadi beberapa Baik
kelompok
9. Guru memberikan penjelasan 81 82 80,5 Baik
aturan dalam metode Talking
Stick
Guru memberi tongkat dan
10. siswa diberikan kesempatan 81 82 81,5 Sangat
untuk menjawab pertanyaan Baik
yang telah di berikan secara
bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal- 80 81 81,5 Sangat
hal yang belum diketahui siswa Baik
Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan bersama-
12. sama dengan siswa dan memberi 81 81 81 Sangat
penguatan terhadap materi yang Baik
telah disampaikan
13. Menutup pelajaran dan berdo’a 80 80 80 Baik

Jumla 1048 1058 1053


h
Skor Nilai = (X = ∑ x : n) 81 81 81 Sangat
Baik

Keterangan:
Skor Maksimal = 100
Sangat Baik = 81 – 100
Baik = 71 – 80
Cukup = 61 – 70
Kurang = 50 – 60

Adapun data hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan metode Talking

Stick Siklus II dalam bentuk Gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Grafik Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Talking


61

Stick Siklus II

100

90

80

70

60

50 Pertemuan I
Pertemuan II
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Skor nilai dari pertemuan pertama yaitu 81, pada pertemuan kedua yakni 81,

sehingga diperoleh rata-rata 81. Aspek-aspek pada siklus I telah mengalami

peningkatan pada siklus II.

d) Observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran Aktivitas belajar

siswa dalam materi pembelajaran siklus diamati menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan oleh observer yang berkerjasama dengan guru

kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Presentase aktivitas belajar siswa dari tiap

pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Presentase Aktivitas Belajar Siklus II

No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan Rata Kriteria


1 2 -
Rata
1 Siswa memperhatikan ketika 68% 84% 76% Cukup
guru menerangkan
62

2 Siswa berani menjawab 68% 89% 79% Cukup


pertanyaan dari guru

3 Siswa berani bertanya 74% 84% 79% Cukup


4 Siswa bersemangat dalam 79% 84% 82% Baik
pembelajaran

5 Siswa mencatat materi Sangat Baik


yang diberikan 84% 95% 90%

Jumlah 75% 87% 81% Baik

Berdasarkan data aktivitas belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa

dengan menggunakan metode Talking Stick aktivitas siswa pada siklus II

mengalami peningkatan pada pertemuan 1 dan 2. Untuk lebih jelasnya peningkatan

hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode

Talking Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima. Dapat dilihat pada Gambar 4.7

berikut:

Gambar 4.7 Grafik Presentase Aktivitas Belajar Siklus II

100 95
89
90 84 84 84 84
79
80 74
70 68 68

60
Pertemuan I
50
Pertemuan II
40 Rata-rata

30

20

10

0
1 2 3 4 5

Berdasarkan Gambar 4.7 dan Tabel 4.9 dapat dilihat setiap aktivitas
63

mengalami kenaikan. Aktivitas pertama yaitu siswa memperhatikan ketika guru

menerangkan pada pertemuan pertama yaitu 68%, pertemuan kedua 84%

dengan rata-rata 76%. Aktivitas kedua yaitu siswa berani menjawab pertanyaan

dari guru pada pertemuan pertama 68%, pertemuan kedua 89% dengan rata-rata

79%. Aktivitas ketiga yaitu siswa berani bertanya, pada pertemuan pertama

yaitu 74%, pada pertemuan kedua 84% dengan rata-rata 79%. Aktivitas

keempat yaitu siswa bersemangat dalam pembelajaran, pada pertemuan

pertama aktivitas siswa sebesar 79% sedangkan pertemuan kedua sama 84%

dengan hasil rata-rata 82%. Aktivitas kelima yaitu siswa mencatat materi yang

diberikan guru, pada pertemuan pertama aktivitas siswa mencapai 84% dan

pada pertemuan kedua 95% dengan rata-rata 90%.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata keseluruhan

aspek yang diamati dari setiap pertemuan meningkat, karena di awal

pembelajaran guru menghimbau akan memberikan reward untuk siswa yang

memenuhi kriteria diatas. Pertemuan pertama ke pertemuan kedua meningkat

sebesar 12%. Presentase rata-rata keseluruhan dari seluruh aktivitas siswa pada

siklus II yaitu 81% dengan kriteria baik.

e) Hasil Belajar Siklus II

Berikut ini hasil belajar terkait penggunaan metode Talking Stick pada

pelajaran Biologi kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima tentang materi Ciri Khusus

Mahkluk Hidup, bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian

pada siklus II adalah pada Tabel 4.10 sebagai berikut:


64

Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan
No Indikato Pre-test Post-test
r
1 Rata-rata 67 76
2 Skor tertinggi 80 100
3 Skor terendah 50 60
4 Tingkat ketuntasan 63 84

Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran

Biologi dengan metode Talking Stick kelas XI IPA 3 SMAN 1 Delima dilihat pada

Gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II

120

100
100
84
80
80 76
67
63
60
60 Pre- Test
50 Post Tes

40

20

0
1 2 3 4
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa setelah pelaksanaan pembelajaran

selama 1 siklus dengan 2 kali pertemuan, siswa yang tuntas berjumlah 84% pada

tes terakhir siklus II.

Hasil ini menunjukan bahwa pada siklus II ini ketuntasan hasil belajar pada

mata pelajaran Biologi telah mengalami peningkatan dari siklus I. Adanya


65

peningkatan ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran

akan selalu diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih

termotivasi untuk belajar dengan bersungguh-sunguh.

3. Refleksi Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer terhadap proses

pembelajaran pada siklus II, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Pengelolaan kelas sudah baik, namun siswa perlu selalu dimotivasi agar

perhatiannya terpusat pada penjelasan guru

b. Proses pembelajaran menggunakan metode Talking Stick, dari pengamatan

sudah mampu menghasilkan kegiatan belajar siswa yang cukup tinggi.

c. Pada saat proses pembelajaran masih ada beberapa siswa yang mengobrol,

tetapi presentasinya lebih sedikit dari siklus I.

d. Pengelolaan waktu sudah baik dalam menyampaikan materi pelajaran.

e. Guru selalu memberikan bimbingan secara khusus kepada siswa yang masih

kurang aktif dalam dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

memancing siswa yang berkaitan dengan materi.

B. Pembahasan

1. Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian Kondisi sebelum dilaksanakan

Pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode Talking Stick pada siswa

kelas XI IPA 3 di SMAN 1 Delima, siswa menganngap mata pelajaran Biologi

membosankan karena cakupan materinya yang cukup luas. Siswa kurang

disiplin dalam belajar, beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan
66

oleh guru. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar tersebut berakibat pada

kurangnya pemahaman materi dan hasil belajar siswa, masih banyak yang

belum mencapai KKM yaitu sebesar ≥ 65.

2. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Metode

Talking Stick Siklus I dan II

Dari hasil penelitian rata-rata persentase Aktivitas guru dengan

menggunakan metode Talking Stick pada siklus I da siklus II, dapat dilihat pada

Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Rata-rata Presentase Aktivitas Guru Dengan metode Talking Stick
pada siklus I dan siklus II

Skor
No. Aspek yang diamati Pertemua Rata Peningkat
n - an
siklu siklu
rata
sI sII
Kegiatan Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam 77 81 79 4%
kondisi
masuk pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan 77 80,5 78,7 3,5%
memotivasi 5
3. Memberikan pertanyaan yang 76 82 79 8%
dapat
merangsang siswa
dalam pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan 77 80 78,5 3%
pembelajaran
5. Memberikan penjelasan 78 81 79,5 3%
tentang kompetensi yang
akan dicapai
Kegiatan inti
6. Guru memberikan 79 82 80,5 3,5%
penjelaskan tentang materi
pembelajaran
7. Memfasilitasi siswa dengan 79,5 80,5 80 1%
media yang telah disiapkan
67

8. Guru membagi siswa 80 81,5


menjadi beberapa 80,7 1,5%
kelompok 5
9. Guru memberikan penjelasan 79,5 80,5
aturan dalam metode Talking 80 1%
Stick
Guru memberi tongkat dan
10. siswa diberikan kesempatan 79,5 81,5 80,5 2%
untuk menjawab pertanyaan
yang telah di berikan secara
bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal- 80 81,5
hal yang belum diketahui siswa 80,7 1,5%
5
Kegiatan
Penutup
Membuat kesimpulan bersama-
12. sama dengan siswa dan memberi 77,5 81 79,2 3,5%
penguatan terhadap materi yang 5
telah disampaikan
13. Menutup pelajaran dan berdo’a 78 80 79 2%

Jumla 1018 1053 1030 34,5%


h
Skor Nilai = (X = ∑ x : n) 78 81 79 3%

Gambar 4.9 Grafik Rata-rata Presentase Aktivitas Guru dalam metode Talking
Stick Pada Siklus I dan Siklus II.
68

100

90

80

70

60

50 Pertemuan I
Pertemuan II
40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Berdasarkan Gambar 4.9 dapat diambil kesimpulan, dengan menggunakan

metode Talking Stick Aktivitas yang dilakukan guru dapat berjalan dengan baik,

peran siswa dalam proses pembelajaran sudah aktif, sehingga berkembangnya

potensi yang dimiliki siswa secara mandiri dalam rangka meningkatkan hasil

belajar. Berarti penggunaan metode Talking Stick dapat meningkatkan proses

pembelajaran yang baik. Dilihat dari peningkatan pada saat guru memberikan

materi kepada siswa pada siklus 1 dan 2 mengalami peningkatan sebesar 3,5%.

C. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata presentase aktivitas belajar siswa

dengan strategi pembelajaran inkuiri sosial pada siklus I dan II dapat dilihat pada

Tabel 4.12 berikut:


69

Tabel 4.12 Rata-rata Presentase Aktivitas Belajar Siswa dengan metode Talking
Stick pada Siklus I dan II

No Kegiatan Belajar Siswa yang Diamati Siklus Siklus Peningkat


I II a
n
1 Siswa memperhatikan ketika guru 71% 76% 5%
menjelaskan
2 Siswa berani menjawab pertanyaan dari 63% 79% 16%
guru
3 Siswa berani bertanya 58% 79% 21%

4 Siswa bersemangat dalam pembelajaran 69% 82% 13%


5 Siswa mencatat materi yang diberikan 76% 90% 14%

Jumlah 337% 406% 69%

Rata- 68% 81% 13%


rata

Gambar 4.10 Grafik Rata-rata Presentase Aktivitas Siswa dalam metode Talking
Stick Pada Siklus I dan Siklus II.
90
90 82
79 79
76 76
80
71 69
70 63
58
60

50 Siklus I
Siklus II
40
Peningkatan
30
21
16 14
20 13

10 5

0
1 2 3 4 5

Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.10 pembahasan aktivitas siswa pada

saat pembelajaran pada siklus I dan siklus II tiap-tiap indikator sebagai berikut:

a. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan.


70

Aktivitas belajar siswa pada saat memperhatikan penjelasan guru

pada siklus I sebesar 71%, sedangkan siswa yang lain tidak memperdulikan

dan bersikap acuh terhadap penjelasan guru terkadang mereka malah

mengobrol dengan temannya. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

tersebut guru memberikan perhatian dan menegur siswa yang tidak

memperhatikan pelajaran. Pada siklus II aktivitas belajar siswa

memperhatikan penjelasan guru menerangkan sebesar 76% dan mengalami

peningkatan 5%.

b. Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru

Pada siklus I aktivitas belajar siswa dalam menjawab pertanyaan

dari guru 63%, hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan perintah dari gurunya. Adapun upaya guru untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa tersebut yaitu guru lebih banyak

mengarahkan siswa, memotivasi serta memberi teguran supaya

pembelajaran maksimal kembali, sedangkan pada siklus II kegiatan belajar

siswa tersebut sebesar 79% dan mengalami peningkatan sebesar 16%.

c. Siswa berani bertanya

Pada siklus I aktivitas belajar siswa tersebut sebesar 58%, hal ini

disebabkan banyak siswa yang pasif karena siswa kurang memperhatikan

penjelasan dan perintah dari guru, dan masih ada beberapa siswa yang

kurang faham dengan materi yang diberikan, sehingga siswa tidak berani

bertanya tentang materi yang belum faham tersebut. Dan pada siklus II

untuk kegiatan belajar siswa ini sebesar 79% dengan peningkatan 21%.
71

d. Siswa bersemangat dalam pembelajaran

Kegiatan belajar siswa ini pada siklus I mencapai 69%, hal tersebut

disebabkan masih ada beberapa siswa yang melakukan aktivitasnya sendiri

sehingga tidak terfokus kepada guru, untuk mengatasi masalah tersebut guru

banyak memotivasi siswa, guru lebih banyak mengarahkan siswa, serta

memberi teguran supaya siswa lebih tefokus kepada penjelasan guru dan

lebih bersemangat. Pada siklus II untuk aktivitas belajar siswa ini sekitar

82%, dengan peningkatan 13%.

e. Siswa mencatat materi yang diberikan

Kegiatan belajar siswa ini pada siklus I mencapai 76%, hal tersebut

disebabkan masih ada beberapa siswa yang malas untuk menulis dan tidak

memperhatikan perintah dari guru, untuk mengatasi masalah tersebut guru banyak

memotivasi siswa, guru lebih banyak mengarahkan dan membimbing siswa. Pada

siklus II untuk aktivitas belajar siswa ini sekitar 90%, dengan peningkatan 14%.

D. Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian diperoleh data hasil Belajar Biologi dengan metode Talking

Stick pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan siklus II


72

No Indikator Siklus I Siklus II


Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 Rata-rata 59 67 67 76
2 Skor tertinggi 75 80 80 100
3 Skor terendah 40 50 50 60
4 Tuntas 42% 58% 63% 84%
5 Tidak tuntas 58% 42% 37% 16%

Gambar 4.11 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I dan siklus II

90 84

80

70 63
58
60

50 42 Pre Test
40 Post Tes

30

20

10

0
Siklus I Siklus II

Menurut Tabel 4.13 dan Gambar 4.11 di atas tersebut diketahui bahwa hasil

belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 58% dan yang tidak tuntas belajar

sebesar 42%. Sedangkan pada siklus I belum tuntas karena masih di bawah target

keberhasilan yaitu 70% dari KKM 65.

Kemudian peneliti melakukan tindakan siklus II, pada siklus II ini hasil

belajar siswa yang tuntas sebesar 84% dan tidak tuntas sebesar 16% dengan

peningkatan sebesar 26% pada siklus II, siklus II sudah memenuhi target

ketuntasan yaitu 70% siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65. Peningkatan ini
73

disebabkan karena proses pembelajaran pada siklus II dilakukan upaya-upaya

memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar. Upaya-upaya yang dilakukan antara

lain: Menekankan penjelasan materi, memotivasi siswa untuk lebih giat lagi

membaca, mengarahkan siswa untuk lebih selalu memperhatikan penjelasan guru,

memberikan umpan balik dan menimbulkan rasa percaya diri kepada siswa untuk

bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini sesuai dengan langkah-

langkah yang ada pada metode Talking Stick yaitu dengan mengilirkan tongkat

siswa yang memegang tongkat di berikan pertanyaan . Oleh karena dalam

menerapkan metode Talking Stick terjadi peningkatan hasil belajar siswa, terlihat

dari peningkatan dari siklus I dan siklus II. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak

berencana melakukan tindakan berikutnya


74

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua

siklus, dan berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA. Metode Talking Stick dengan presentase

siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebesar 58% dan siklus II sebesar 84% atau

mengalami peningkatan sebesar 26%.

Terjadinya hasil belajar sesuai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa,

rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 68% dan siklus II

81% atau mengalami peningkatan sebesar 13%. Serta rata-rata presentase Aktivitas

guru dalam penerapan metode Talking Stick pada siklus I sebesar 78% dan pada

siklus II sebesar 81% atau mengalami peningkatan sebesar 3%.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar mata pelajaran Biologi lebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk Guru

Diharapkan metode Talking Stick ini dapat dijadikan alternatif yang

dapat memberikan kontribusi pemikiran dan informasi khususnya bagi guru

mata pelajaran Biologi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena

74
75

dengan diterapkannya metode Talking Stick ini siswa menjadi lebih

interaktif dan menarik perhatian siswa sehingga dapat membantu

pemahaman siswa dalam memahami materi Biologi.

2. Untuk Kepala Sekolah

Diharapkan pihak kepala sekolah lebih memberikan motivasi kepada

guru mata pelajaran Biologi yang akan menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan metode Talking Stick dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Peserta Didik

Diharapkan peserta didik mendapatkan cara belajar yang baru

sehingga peserta didik lebih tertarik dalam memahami materi melalui

usahanya sendiri dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan

mengembangkan pemikiran bagi peserta didik.


76

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2012.

Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2008.

Aunurrrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2012.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ramayana Pers dan STAIN
Metro,2008.

Iqbal Hasan, Pokok pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif), Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.

Kunandar, Langkah-Langkah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2012.

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2013.

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011.

Nym Kusmariyatni, “ Pengaruh Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar


Biologi Siswa XI Biologi 3 SD Negeri 1 Karangasem Tahun Pelajaran
2013/2014” Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD, ( Indonesia: Singaraja), Vol: 2 No:1 Tahun 2014.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Cetakan 1, 2009. Slameto, Belajar dan Faktor faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011. Sugiyono,


Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sumadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2008.
77

Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.

Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2006.

Zuhairi, et all, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2016.
78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMA 1 DELIMA


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Alokasi waktu : 2 X 45 menit

I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan
bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
Indikator :
2.1.1. Aktif dalam kegiatan pembelajaran
2.1.2. Bekerjasama dalam diskusi kelompok
2.1.3. Disiplin dalam menyajikan hasil proyek
79

3.8. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun


organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
Indikator :
3.8.1 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia.
3.8.2 Mengimplementasikan pencegahan terjadinya gangguan
fungsi sistem respirasi pada manusia.
3.8.3 Menganalisis keterkaitan antara penyebab gangguan fungsi
dan pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia.
4.9.Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh
pencemaran udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif
merokok pada remaja untuk menentukan keputusan.
Indikator :
4.9.1 Merancang desain mengenai proyek pencegahan terjadinya
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia.
4.9.2 Membuat proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi
sistem respirasi pada manusia.
4.9.3 Mengomunikasikan hasil proyek pencegahan terjadinya
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dalam bentuk
presentasi
Materi Pembelajaran
Materi Penjelasan Gambar
Penyebab Gangguan pada sistem respirasi dapat
gangguan disebabkan oleh virus, kelainan
pada sistem genetika/keturunan, ataupun aktivitas
respirasi yang tidak sehat.
- Virus contohnya adalah influenza
yang disebabkan oleh virus
influenza.
- Kelainan genetic contohnya
adalah asma
- Aktivitas yang tidak sehat
contohnya adalah merokok. Zat
yang terkandung dalam rokok
meliputi :
1. Karbon monoksida (CO). Gas CO
adalah sejenis gas yang tidak
memiliki bau. Gas CO yang
dihasilkan sebatang rokok dapat
mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di
hisap oleh siapa saja. Gas CO
80

mempunyai kemampuan
mengikat hemoglobin (Hb) yang
terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding
oksigen, sehingga setiap ada asap
rokok disamping kadar oksigen
udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang
diangkut adalah CO dan bukan
O2 (oksigen).
2. Nikotin yang terkandung di
dalam asap rokok antara 0.5 – 3
mg, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah
atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan
komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin
seperti dibensakridin,
dibensokarbasol, dan nitrosamin-
lah yang bersifat karsinogenik.
Pada paru, nikotin dapat
menghambat aktivitas silia.
3. Tar Tar adalah sejenis cairan
kental berwarna coklat tua atau
hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket
dan menempel pada paru-paru.
Kadar tar pada rokok antara 0,5-
35 mg per batang. Tar merupakan
suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan
nafas dan paru-paru.

Pencegahan Pencegahan yang dilakukan untuk


gangguan menghindari gangguan fungsi sistem
fungsi respirasi :
sistem 1. Melakukan kampanye atau melalui
respirasi media informasi mengajak
masyarakat untuk tidak merokok.
2. Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahaya dari
merokok.
3. Meningkatkan kepedulian
81

terhadap kualitas udara bersih di


lingkungan sekitar

III. Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Scientific approach
Strategi : Pengamatan, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi
Model Pembelajaran : Proyek Based Learning

IV. Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran


A. Media
 Video, Laptop, LCD, Whiteboard
B. Alat/Bahan
 Alat : spidol
C. Sumber Pembelajaran :
Amien, M. (1995). Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2.
Jakarta: Balai Pustaka.
Anggitalina Pramilia Dewi, Supriyanto, dan Endah Peniati. (2012).
Penugasan Proyek Untuk Mengoptimalkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa. Unnes Journal of Biology Education. 1(1).
Aryulina, Diah. (2006). Biologi SMA/MA IX. Jakarta : Erlangga
Mihardi, Satria., Mara Bangun Harahap, Ridwan Abdullah Sani. (2013).
The Effect of Proyek Based Learning Model with KWL Worksheet
on Student Creative Thinking Process in Physics Problems.
Journal of Education and Practice. 4(25).
Priadi, Arif. (2009). Biologi SMA XI. Bogor : Yudhistira.
V. Kegiatan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama
No Tahapan/ Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Syntax Waktu
1. Kegiatan Guru membuka Siswa menjawab salam 15 menit
Pembuka pelajaran dengan guru dan menyebutkan
memberi salam dan nama yang tidak hadir
melakukan absensi. di kelas
Guru meminta salah Siswa memulai kegiatan
seorang siswa pembelajaran dengan
memimpin do’a membaca do’a
Apersepsi Guru bertanya kepada Siswa menjawab
siswa, pertanyaan,
“Anak-anak, coba “Ada hembusan udara”
kalian menangkupkan
tangan di depan
wajah. Apakah yang
terjadi?”
“Apakah proses yang “Proses bernafas, Bu”
menyebabkan kalian
dapat
82

menghembuskan
nafas?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah keluar rumah
ketika pagi hari?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah berada
disekitar perokok?”
“Bagaimanakah “Ketika pagi hari udara
kondisi pada kedua segar, sedangkan
keadaan tersebut?” ketika berada di
sekitar perokok terasa
sesak”
Motivasi Guru menampilkan Siswa mengamati video
video mengenai yang ditampilkan oleh
perokok dan orang guru.
sekelilingnya
menderita sesak nafas.
Guru membimbing Siswa menentukan topic
siswa untuk pembelajaran,
menentukan topik  Perokok aktif
pembelajaran. dan perokok
pasif dapat
menyebabkan
kelainan pada
sistem respirasi.
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 1 : Guru menampilkan Mengamati:
Goal video tentang organ Siswa mengamati video
Description pernapasan pada yang ditampilkan
perokok dan bukan Menanya:
perokok Siswa bertanya
Guru meminta siswa “Mengapa organ
mendiskusikan pernapasan pada
gangguan fungsi perokok dan bukan
sistem respirasi pada perokok berbeda?”
manusia akibat asap Menalar:
rokok. Siswa diharapkan
mendiskusikan
gangguan fungsi sistem
respirasi pada manusia
akibat asap rokok di
tinjau dari :
- Zat yang
terkandung
83

dalam rokok
- Akibat merokok
- Bahaya
merokok
Step 2 : Guru membagi siswa Siswa diharapkan
Specify dalam 3 kelompok. mampu melakukan
Criteria Guru meminta setiap penyelidikan berkaitan
kelompok dengan dampak dari
menentukan salah satu asap rokok terhadap
produk pencegahan sistem respirasi
terjadinya gangguan berdasarkan berbagai
fungsi sistem respirasi sumber.
pada manusia akibat Siswa diharapkan
pencemaran udara. mampu menentukan
proyek berupa:
- Brosur anti
rokok
- Poster anti
rokok
- Video himbauan
bahaya merokok
Step 3 : Guru menanyakan Siswa diharapkan
Background pada siswa mengenai menjawab :
Knowledge pengetahuan awal, - Menyebabkan
“Apa yang kalian gigi menjadi
ketahui dari akibat hitam
merokok?” - Kanker mulut
- Gangguan
kehamilan dan
janin
- Udara menjadi
pengap
- Kanker paru-
paru
Siswa menjawab bahwa
perokok pasif juga
dapat menderita
gangguan sistem
respirasi.
Step 4 : Guru meminta setiap Siswa diharapkan dapat
Generated kelompok untuk membuat proyek :
Ideas membuat proyek - Brosur anti
untuk mencegah rokok
akibat negative dari - Poster anti
merokok rokok
- Video himbauan
84

bahaya merokok
Mencoba:
Siswa membuat
rancangan proyek yang
akan dilakukan
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 10 Menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas untuk yang diberikan guru
melaksanakan proyek.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Kedua


No Tahapan/Sy Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
ntax Waktu
1. Kegiatan Guru membuka Siswa menjawab salam 15 menit
Pembuka pelajaran dengan guru dan menyebutkan
memberi salam dan nama yang tidak hadir
melakukan absensi. di kelas

Guru meminta salah Siswa memulai


seorang siswa kegiatan pembelajaran
memimpin do’a dengan membaca do’a
Apersepsi Guru mengajak siswa Siswa menyebutkan
untuk mengingat proyek :
kembali proyek yang - Brosur anti
telah ditentukan oleh rokok
setiap kelompok. - Poster anti
Guru bertanya : rokok
“Apakah proyek yang - Video himbauan
telah dipilih oleh bahaya merokok
masing-masing
kelompok?”

Motivasi Guru meminta siswa Siswa mengatur hasil


untuk menampilkan di proyek kelompok di
depan kelas hasil dari depan kelas.
proyek yang telah Siswa menempatkan
dibuat oleh masing- hasil proyek di depan
masing kelompok. kelas untuk menarik
perhatian teman
sekelas.
85

2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 5: Guru meminta siswa Mengkomunikasikan:
Implement untuk menyampaikan Siswa menyampaikan
Solution hasil proyek hasil proyek melalui
presentasi
Step 6: Guru memberikan Siswa menanggapi
Reflect kesempatan kepada atau mengajukan
kelompok lainnya pertanyaan kepada
untuk menanggapi kelompok yang
atau mengajukan presentasi..
pertanyaan.
Generalize Guru memberikan Siswa memperhatikan
konfirmasi terhadap tambahan dari guru atas
presentasi siswa. pertanyaan dari siswa
yang masih kurang jelas
dan dari pembahasan
presentasi tiap
kelompok yang kurang
jelas.
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 10 menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas berupa resume yang diberikan guru
materi sistem
pencernaan.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam

VI. Lampiran
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Ranah Metode Bentuk
Sikap Observasi dan Tes Lembar Observasi dan
Penilaian antar Teman
Keterampilan Observasi Lembar Observasi
Psikomotor
Lembar Penilaian
Produk
Pengetahuan Tes Tes Uraian

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


a. Instrumen Afektif
Berilah tanda centang (√) pada kolom 1, 2, 3 atau 4 pada setiap aspek
yang dinilai berdasarkan sikap keseharian siswa dalam proses
86

pembelajaran.

Rubrik Penilaian Sikap

Aspek yang Deskriptor


dinilai
Aktif dalam 1. Melakukan diskusi bersama dengan rekan kelompok
kegiatan 2. Mengajukan pertanyaan pada saat presentasi hasil
pembelajaran diskusi kelompok
3. Menyampaikan opini saat kegiatan diskusi kelompok
4. Menanggapi pertanyaan maupun sanggahan dari siswa
lain saat presentasi hasil diskusi
Bekerja sama 1. Berinteraksi dengan semua anggota kelompok saat
dalam kelompok diskusi
Bekerja sama dalam:
2. Membuat rancangan proyek kelompok
3. Menaati pembagian tugas dalam kelompok
4. Mengatur hasil proyek kelompok di depan kelas
Disiplin dalam Tepat waktu dalam:
menyajikan hasil 1. Melakukan diskusi rancangan proyek
diskusi 2. Menyampaikan rancangan proyek
3. Menyampaikan hasil proyek kelompok
4. Mengumpulkan hasil proyek

Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor

 Rubrik Penilaian Keterampilan


No Aspek yang dinilai Deskriptor
1. Mengkomunikasikan secara 1. Susunan hasil analisis kelompok yang
tertulis rancangan proyek sistematis
pencegahan terjadinya 2. Menggunakan bahasa baku dan EYD
gangguan fungsi sistem yang baik.
respirasi pada manusia 3. Tulisan jelas
akibat pencemaran udara. 4. Sesuai dengan konsep materi

2. Membuat produk proyek 1. Judul produk tepat dan menarik


pencegahan terjadinya 2. Produk sesuai dengan konsep materi
gangguan fungsi sistem pembelajaran yang diberikan di kelas.
respirasi pada manusia 3. Konten produk berisi himbauan
akibat pencemaran udara. 4. Kesesuaian rancangan dengan hasil
proyek
3. Mengkomunikasikan 1. Menyampaikan produk hasil proyek
87

produk hasil proyek dengan suara yang lantang


kelompok di depan kelas. 2. Menyampaikan hasil diskusi dengan
gerak tubuh yang sesuai
3. Menyampaikan hasil diskusi dengan
badan tegak
4. Menyampaikan hasil diskusi dengan
melakukan kontak mata yang tegas
kepada seisi kelas

Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor

b. Instrumen Kognitif
Soal:
1. Sebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia!
2. Bagaimanakah cara pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem
respirasi?
3. Bagaimanakah keterkaitan antara penyebab dengan pencegahan terhadap
gangguan sistem respirasi sehingga dapat menimbulkan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya merokok? Berikan contoh produk yang dapat
diterapkan kepada masyarakat dan pemanfaatannya!
No Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
.
1 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi 
sistem respirasi pada manusia
2 Mengimplementasikan pencegahan 
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
3 Menganalisis keterkaitan antara penyebab 
gangguan fungsi dan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
Jumlah 1 1 1

Kisi-Kisi Ranah Kognitif


Keterangan:
C1: Mengingat (Remember)
C2: Memahami (Understand)
C3: Menerapkan (Apply)
C4: Menganalisis (Analyze)
C5: Mengevaluasi (Evaluate)
C6: Mencipta (Create)

88

 Rubrik Penilaian Kognitif


No. Kriteria Penilaian Skor
Soal
1.  Menyebutkan 1 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 5
pada manusia
 Menyebutkan 2 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 10
pada manusia
 Menyebutkan 3 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 15
pada manusia
Skor maksimal 15
2.  Menyebutkan 1 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 5
sistem respirasi pada manusia
 Menyebutkan 2 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 10
sistem respirasi pada manusia
 Menyebutkan 3 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 15
sistem respirasi pada manusia
Skor maksimal 15
3.  Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 10
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 1
proyek yang dibahas
 Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 20
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 2
proyek yang dibahas
 Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 30
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 3
proyek yang dibahas
Skor maksimal 30
Skor Total 60
Nilai kognitif = (skor perolehan/skor maksimal) x 100 = 100

Nama teman yang dinilai : ………………………………….


Nama penilai : ………………………………….
Kelas : ……………………………….....
Semester : ………………………………….
Waktu penilaian : …………….....................…….

Petunjuk dalam mengerjakan soal!


1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
2. Berilah tanda cek (V) sesuai dengan keadaan dan kondisi yang terjadi
dalam kegiatan pengerjaan proyek.
Ketentuan Penilaian :
1 :Tidak pernah melakukan sesuai pernyataan.
2 :Kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan.
89

3 :Sering melakukan sesuai pernyataan.


4 :Selalu melakukan sesuai pernyataan.
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Mengajukan ide atau pendapat dalam kelompok.
2 Memaksa teman untuk menerima pendapat
atau idenya.
3 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak
dipahami dalam melakukan pekerjaan
kelompok.
4 Membantu teman dalam kelompok apabila
sedang mengalami kesulitan.
5 Mendahulukan kepentingan pribadi dalam
kerja kelompok.
6 Mendahulukan kepentingan kelompok
dibandingkan kepentingan pribadi dalam
kerja kelompok.
7 Bersedia menyelesaikan tugas sesuai
kesepakatan pembagian dalam kelompok.
8 Mengajukan solusi apabila terjadi
permasalahan dalam kelompok.
9 Tepat waktu dalam menghadiri kegiatan
kerja kelompok.
10 Menyelesaikan pembagian tugas dalam
kelompok dengan tepat waktu.
11 Melanggar aturan yang telah disepakati oleh
kelompok.
12 Mendahului pulang sebelum kegiatan
kelompok berakhir.
13 Peduli terhadap anggota lain dalam
kelompok
Nilai Penilaian antar teman = (Skor perolehan/skor maksimal) x 100
Skor Maksimal = 100
90

LEMBAR PENILAIAN PRODUK

Kelompok :
Jenis Produk :

N SKOR
ASPEK PENILAIAN
O 1 2 3 4 5
1 Perencanaan Proyek
2 Rancangan Pembuatan Produk
3 Persiapan Pembuatan Produk
4 Pembuatan Produk
5 Presentasi Produk

Mengetahui Delima, 25 Agustus 2018


Kepala SMAN 1 Delima Guru Peneliti

Drs. T.S. ANWAR YULIANI, S.Si


NIP. 196504021995011003 NIP. 197408292008012001
91

LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok :
Anggota :

Bekerjalah dalam kelompok dan buatlah rancangan!


1. Penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………

2. Pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………
a. Rumusan Masalah
b. Judul Produk
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
c. Tujuan Produk
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………

d. Alat dan Bahan


………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
92

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………

e. Estimasi Biaya
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

f. Cara membuat
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

g. Hasil Proyek
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

3. Menganalisis keterkaitan antara penyebab gangguan fungsi dan


pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………….
………………………………………....................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
...................

4. Kesimpulan
…………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………
…………………………....
………………………………………………………………………………………
………………………....
93

………………………………………………………………………………………
……
94

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : XI IPA 3
Siklus/Pertemuan : I/1
Indikator Aktivitas yang Kriteria
SKOR
No Nama Siswa di Amati Penilaian
1 2 3 4 5
1 Hasanah - - √ √ √ 3 Cukup
2 Hidayatullah - √ √ - - 2 Kurang
3 Khairunnisa √ √ - √ - 3 Cukup
4 Lia Maulina √ √ √ - - 3 Cukup
5 M. Kaisar √ √ √ - - 3 Cukup
6 M. Zikrullah √ √ √ √ √ 5 Baik
7 Maidatul jannah √ √ √ - - 3 Cukup
8 Misbah Agustina - - √ - - 1 Kurang
9 Misratul Maulida √ √ √ √ √ 5 Baik
10 Mistahul Jannah - - - √ √ 2 Kurang
11 M. Alfi - - √ √ √ 3 Cukup
12 M. Kaisar √ - √ - √ 3 Cukup
13 M. Rafiki √ - - √ √ 3 Cukup
14 Muhammad - - - √ √ 2 Kurang
Suhil
15 Mulia Fitri - - - √ √ 2 Kurang
16 Nadia Suci √ √ - √ √ 4 Baik
17 Nastasya Putri - - - √ √ 2 Kurang
18 Noratul Emi √ - - √ √ 3 Cukup
19 Rauzatul Jannah √ √ - √ √ 4 Baik
20 Reza Fahlevi - - √ √ √ 3 Cukup
21 Rosmina - √ √ - - 2 Kurang
22 Safira √ √ - √ - 3 Cukup
23 Safriani √ √ √ - - 3 Cukup
24 Sarah Rizkia √ √ √ - - 3 Cukup
25 Syeka Nejla √ √ √ √ √ 5 Baik
26 Tiara Fitria √ √ √ - - 3 Cukup
27 Tursina Akmalita - - √ - - 1 Kurang
28 Ulul Azmi √ √ √ √ √ 5 Baik
29 Usilul Amal - - - √ √ 2 Kurang
Delima,25 Agustus 2018
Observer

HUSNA, SE
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA
95

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


Mata Pelajaran : IPA
Kelas : XI IPA 3
Siklus/Pertemuan : I/2
No Nama Siswa Indikator Aktivitas yang SKO KRITERIA
di Amati R PENILAIAN
1 2 3 4 5
1 Hasanah √ - - √ √ 3 Cukup
2 Hidayatullah √ √ √ √ √ 5 Baik
3 Khairunnisa √ √ √ √ √ 5 Baik
4 Lia Maulina √ √ √ √ √ 5 Baik
5 M. Kaisar √ √ √ √ √ 5 Baik
6 M. Zikrullah √ √ √ √ √ 5 Baik
7 Maidatul jannah √ √ √ √ √ 5 Baik
8 Misbah Agustina - √ - - √ 2 Kurang
9 Misratul Maulida √ √ √ √ √ 5 Baik
10 Mistahul Jannah √ √ - - √ 3 Cukup
11 M. Alfi - √ - √ √ 3 Cukup
12 M. Kaisar √ - √ √ - 3 Cukup
13 M. Rafiki - √ - - √ 2 Kurang
14 Muhammad Suhil √ - √ √ - 3 Cukup
15 Mulia Fitri √ √ √ - - 3 Cukup
16 Nadia Suci √ √ √ √ √ 5 Baik
17 Nastasya Putri √ √ - √ √ 4 Baik
18 Noratul Emi √ √ √ √ √ 5 Baik
19 Rauzatul Jannah √ - - √ √ 3 Cukup
20 Reza Fahlevi √ - - √ √ 3 Cukup
21 Rosmina √ √ √ √ √ 5 Baik
22 Safira √ √ √ √ √ 5 Baik
23 Safriani √ √ √ √ √ 5 Baik
24 Sarah Rizkia √ √ √ √ √ 5 Baik
25 Syeka Nejla √ √ √ √ √ 5 Baik
26 Tiara Fitria √ √ √ √ √ 5 Baik
27 Tursina Akmalita - √ - - √ 2 Kurang
28 Ulul Azmi √ √ √ √ √ 5 Baik
29 Usilul Amal √ √ - - √ 3 Cukup
Delima,25 Agustus 2018
Observer

HUSNA, SE
DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
96

No Nama siswa Nilai Keterangan Nilai Keterangan


pretes T TT postes T TT
1 Hasanah 40 √ 50 √
2 Hidayatullah 75 √ 65 √
3 Khairunnisa 50 √ 70 √
4 Lia Maulina 60 √ 75 √
5 M. Kaisar 55 √ 70 √
6 M. Zikrullah 75 √ 80 √
7 Maidatul jannah 65 √ 65 √
8 Misbah Agustina 50 √ 65 √
9 Misratul Maulida 70 √ 80 √
10 Mistahul Jannah 40 √ 55 √
11 M. Alfi 50 √ 60 √
12 M. Kaisar 55 √ 65 √
13 M. Rafiki 65 √ 65 √
14 Muhammad Suhil 65 √ 60 √
15 Mulia Fitri 55 √ 70 √
16 Nadia Suci 55 √ 75 √
17 Nastasya Putri 60 √ 60 √
18 Noratul Emi 65 √ 65 √
19 Rauzatul Jannah 70 √ 70 √
20 Reza Fahlevi 40 √ 50 √
21 Rosmina 75 √ 65 √
22 Safira 50 √ 70 √
23 Safriani 60 √ 75 √
24 Sarah Rizkia 55 √ 70 √
25 Syeka Nejla 75 √ 80 √
26 Tiara Fitria 65 √ 65 √
27 Tursina Akmalita 50 √ 65 √
28 Ulul Azmi 70 √ 80 √
29 Usilul Amal 40 √ 55 √
Jumlah 1115 1265
Nilai rata-rata 59 67
Nilai tertinggi 75 80
Nilai terendah 40 50
97

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMA 1 DELIMA


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas / Semester : XI / I
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Alokasi waktu : 2 X 45 menit

VII. Kompetensi Inti


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

VIII. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar
1.2.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan
bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
2.2.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
Indikator :
2.1.1. Aktif dalam kegiatan pembelajaran
2.1.2. Bekerjasama dalam diskusi kelompok
2.1.3. Disiplin dalam menyajikan hasil proyek
98

3.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun


organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
Indikator :
3.8.4 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia.
3.8.5 Mengimplementasikan pencegahan terjadinya gangguan
fungsi sistem respirasi pada manusia.
3.8.6 Menganalisis keterkaitan antara penyebab gangguan fungsi
dan pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia.
4.10. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh
pencemaran udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif
merokok pada remaja untuk menentukan keputusan.
Indikator :
4.9.4 Merancang desain mengenai proyek pencegahan terjadinya
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia.
4.9.5 Membuat proyek pencegahan terjadinya gangguan fungsi
sistem respirasi pada manusia.
4.9.6 Mengomunikasikan hasil proyek pencegahan terjadinya
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dalam bentuk
presentasi
Materi Pembelajaran
Materi Penjelasan Gambar
Penyebab Gangguan pada sistem respirasi dapat
gangguan disebabkan oleh virus, kelainan
pada sistem genetika/keturunan, ataupun aktivitas
respirasi yang tidak sehat.
- Virus contohnya adalah influenza
yang disebabkan oleh virus
influenza.
- Kelainan genetic contohnya
adalah asma
- Aktivitas yang tidak sehat
contohnya adalah merokok. Zat
yang terkandung dalam rokok
meliputi :
4. Karbon monoksida (CO). Gas CO
adalah sejenis gas yang tidak
memiliki bau. Gas CO yang
dihasilkan sebatang rokok dapat
mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di
hisap oleh siapa saja. Gas CO
99

mempunyai kemampuan
mengikat hemoglobin (Hb) yang
terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding
oksigen, sehingga setiap ada asap
rokok disamping kadar oksigen
udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang
diangkut adalah CO dan bukan
O2 (oksigen).
5. Nikotin yang terkandung di
dalam asap rokok antara 0.5 – 3
mg, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah
atau plasma antara 40 – 50 ng/ml.
Nikotin bukan merupakan
komponen karsinogenik. Hasil
pembusukan panas dari nikotin
seperti dibensakridin,
dibensokarbasol, dan nitrosamin-
lah yang bersifat karsinogenik.
Pada paru, nikotin dapat
menghambat aktivitas silia.
6. Tar Tar adalah sejenis cairan
kental berwarna coklat tua atau
hitam yang merupakan substansi
hidrokarbon yang bersifat lengket
dan menempel pada paru-paru.
Kadar tar pada rokok antara 0,5-
35 mg per batang. Tar merupakan
suatu zat karsinogen yang dapat
menimbulkan kanker pada jalan
nafas dan paru-paru.

Pencegahan Pencegahan yang dilakukan untuk


gangguan menghindari gangguan fungsi sistem
fungsi respirasi :
sistem 4. Melakukan kampanye atau melalui
respirasi media informasi mengajak
masyarakat untuk tidak merokok.
5. Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahaya dari
merokok.
6. Meningkatkan kepedulian
100

terhadap kualitas udara bersih di


lingkungan sekitar

IX. Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Scientific approach
Strategi : Pengamatan, Diskusi, Tanya jawab, Presentasi
Model Pembelajaran : Proyek Based Learning

X. Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran


D. Media
 Video, Laptop, LCD, Whiteboard
E. Alat/Bahan
 Alat : spidol
F. Sumber Pembelajaran :
Amien, M. (1995). Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2.
Jakarta: Balai Pustaka.
Anggitalina Pramilia Dewi, Supriyanto, dan Endah Peniati. (2012).
Penugasan Proyek Untuk Mengoptimalkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa. Unnes Journal of Biology Education. 1(1).
Aryulina, Diah. (2006). Biologi SMA/MA IX. Jakarta : Erlangga
Mihardi, Satria., Mara Bangun Harahap, Ridwan Abdullah Sani. (2013).
The Effect of Proyek Based Learning Model with KWL Worksheet
on Student Creative Thinking Process in Physics Problems.
Journal of Education and Practice. 4(25).
Priadi, Arif. (2009). Biologi SMA XI. Bogor : Yudhistira.

XI. Kegiatan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama
No Tahapan/ Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Syntax Waktu
1. Kegiatan Guru membuka Siswa menjawab salam 15 menit
Pembuka pelajaran dengan guru dan menyebutkan
memberi salam dan nama yang tidak hadir
melakukan absensi. di kelas
Guru meminta salah Siswa memulai kegiatan
seorang siswa pembelajaran dengan
memimpin do’a membaca do’a
Apersepsi Guru bertanya kepada Siswa menjawab
siswa, pertanyaan,
“Anak-anak, coba “Ada hembusan udara”
kalian menangkupkan
tangan di depan
wajah. Apakah yang
terjadi?”
“Apakah proses yang “Proses bernafas, Bu”
menyebabkan kalian
101

dapat
menghembuskan
nafas?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah keluar rumah
ketika pagi hari?”
“Apakah kalian “Pernah, Bu”
pernah berada
disekitar perokok?”
“Bagaimanakah “Ketika pagi hari udara
kondisi pada kedua segar, sedangkan
keadaan tersebut?” ketika berada di
sekitar perokok terasa
sesak”
Motivasi Guru menampilkan Siswa mengamati video
video mengenai yang ditampilkan oleh
perokok dan orang guru.
sekelilingnya
menderita sesak nafas.
Guru membimbing Siswa menentukan topic
siswa untuk pembelajaran,
menentukan topik  Perokok aktif
pembelajaran. dan perokok
pasif dapat
menyebabkan
kelainan pada
sistem respirasi.
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 1 : Guru menampilkan Mengamati:
Goal video tentang organ Siswa mengamati video
Description pernapasan pada yang ditampilkan
perokok dan bukan Menanya:
perokok Siswa bertanya
Guru meminta siswa “Mengapa organ
mendiskusikan pernapasan pada
gangguan fungsi perokok dan bukan
sistem respirasi pada perokok berbeda?”
manusia akibat asap Menalar:
rokok. Siswa diharapkan
mendiskusikan
gangguan fungsi sistem
respirasi pada manusia
akibat asap rokok di
tinjau dari :
- Zat yang
102

terkandung
dalam rokok
- Akibat merokok
- Bahaya
merokok
Step 2 : Guru membagi siswa Siswa diharapkan
Specify dalam 3 kelompok. mampu melakukan
Criteria Guru meminta setiap penyelidikan berkaitan
kelompok dengan dampak dari
menentukan salah satu asap rokok terhadap
produk pencegahan sistem respirasi
terjadinya gangguan berdasarkan berbagai
fungsi sistem respirasi sumber.
pada manusia akibat Siswa diharapkan
pencemaran udara. mampu menentukan
proyek berupa:
- Brosur anti
rokok
- Poster anti
rokok
- Video himbauan
bahaya merokok
Step 3 : Guru menanyakan Siswa diharapkan
Background pada siswa mengenai menjawab :
Knowledge pengetahuan awal, - Menyebabkan
“Apa yang kalian gigi menjadi
ketahui dari akibat hitam
merokok?” - Kanker mulut
- Gangguan
kehamilan dan
janin
- Udara menjadi
pengap
- Kanker paru-
paru
Siswa menjawab bahwa
perokok pasif juga
dapat menderita
gangguan sistem
respirasi.
Step 4 : Guru meminta setiap Siswa diharapkan dapat
Generated kelompok untuk membuat proyek :
Ideas membuat proyek - Brosur anti
untuk mencegah rokok
akibat negative dari - Poster anti
merokok rokok
103

- Video himbauan
bahaya merokok
Mencoba:
Siswa membuat
rancangan proyek yang
akan dilakukan
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 11 Menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas untuk yang diberikan guru
melaksanakan proyek.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Kedua


No Tahapan/Sy Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
ntax Waktu
1. Kegiatan Guru membuka Siswa menjawab salam 15 menit
Pembuka pelajaran dengan guru dan menyebutkan
memberi salam dan nama yang tidak hadir
melakukan absensi. di kelas

Guru meminta salah Siswa memulai


seorang siswa kegiatan pembelajaran
memimpin do’a dengan membaca do’a
Apersepsi Guru mengajak siswa Siswa menyebutkan
untuk mengingat proyek :
kembali proyek yang - Brosur anti
telah ditentukan oleh rokok
setiap kelompok. - Poster anti
Guru bertanya : rokok
“Apakah proyek yang - Video himbauan
telah dipilih oleh bahaya merokok
masing-masing
kelompok?”
104

Motivasi Guru meminta siswa Siswa mengatur hasil


untuk menampilkan di proyek kelompok di
depan kelas hasil dari depan kelas.
proyek yang telah Siswa menempatkan
dibuat oleh masing- hasil proyek di depan
masing kelompok. kelas untuk menarik
perhatian teman
sekelas.
2. Kegiatan 65 menit
Inti
Step 5: Guru meminta siswa Mengkomunikasikan:
Implement untuk menyampaikan Siswa menyampaikan
Solution hasil proyek hasil proyek melalui
presentasi
Step 6: Guru memberikan Siswa menanggapi
Reflect kesempatan kepada atau mengajukan
kelompok lainnya pertanyaan kepada
untuk menanggapi kelompok yang
atau mengajukan presentasi..
pertanyaan.
Generalize Guru memberikan Siswa memperhatikan
konfirmasi terhadap tambahan dari guru atas
presentasi siswa. pertanyaan dari siswa
yang masih kurang jelas
dan dari pembahasan
presentasi tiap
kelompok yang kurang
jelas.
3. Kegiatan Guru memberikan Siswa mengerjakan tes 10 menit
Penutup evaluasi kepada siswa yang diberikan guru
dengan tes tertulis
Guru memberikan Siswa mencatat tugas
tugas berupa resume yang diberikan guru
materi sistem
pencernaan.
Guru mengakhiri Siswa menjawab salam
pembelajaran dengan dari guru
mengucapkan salam

XII. Lampiran
1. Metode dan Bentuk Instrumen
Ranah Metode Bentuk
Sikap Observasi dan Tes Lembar Observasi dan
Penilaian antar Teman
Keterampilan Observasi Lembar Observasi
105

Psikomotor
Lembar Penilaian
Produk
Pengetahuan Tes Tes Uraian

2. Instrumen dan Rubrik Penilaian


c. Instrumen Afektif
Berilah tanda centang (√) pada kolom 1, 2, 3 atau 4 pada setiap aspek
yang dinilai berdasarkan sikap keseharian siswa dalam proses
pembelajaran.

Rubrik Penilaian Sikap

Aspek yang Deskriptor


dinilai
Aktif dalam 5. Melakukan diskusi bersama dengan rekan kelompok
kegiatan 6. Mengajukan pertanyaan pada saat presentasi hasil
pembelajaran diskusi kelompok
7. Menyampaikan opini saat kegiatan diskusi kelompok
8. Menanggapi pertanyaan maupun sanggahan dari siswa
lain saat presentasi hasil diskusi
Bekerja sama 5. Berinteraksi dengan semua anggota kelompok saat
dalam kelompok diskusi
Bekerja sama dalam:
6. Membuat rancangan proyek kelompok
7. Menaati pembagian tugas dalam kelompok
8. Mengatur hasil proyek kelompok di depan kelas
Disiplin dalam Tepat waktu dalam:
menyajikan hasil 5. Melakukan diskusi rancangan proyek
diskusi 6. Menyampaikan rancangan proyek
7. Menyampaikan hasil proyek kelompok
8. Mengumpulkan hasil proyek

Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor
106

 Rubrik Penilaian Keterampilan


No Aspek yang dinilai Deskriptor
4. Mengkomunikasikan secara 5. Susunan hasil analisis kelompok yang
tertulis rancangan proyek sistematis
pencegahan terjadinya 6. Menggunakan bahasa baku dan EYD
gangguan fungsi sistem yang baik.
respirasi pada manusia 7. Tulisan jelas
akibat pencemaran udara. 8. Sesuai dengan konsep materi

5. Membuat produk proyek 5. Judul produk tepat dan menarik


pencegahan terjadinya 6. Produk sesuai dengan konsep materi
gangguan fungsi sistem pembelajaran yang diberikan di kelas.
respirasi pada manusia 7. Konten produk berisi himbauan
akibat pencemaran udara. 8. Kesesuaian rancangan dengan hasil
proyek
6. Mengkomunikasikan 5. Menyampaikan produk hasil proyek
produk hasil proyek dengan suara yang lantang
kelompok di depan kelas. 6. Menyampaikan hasil diskusi dengan
gerak tubuh yang sesuai
7. Menyampaikan hasil diskusi dengan
badan tegak
8. Menyampaikan hasil diskusi dengan
melakukan kontak mata yang tegas
kepada seisi kelas

Keterangan
Nilai 4, apabila memenuhi 4 deskriptor
Nilai 3, apabila memenuhi 3 deskriptor
Nilai 2, apabila memenuhi 2 deskriptor
Nilai 1, apabila memenuhi 1 deskriptor

d. Instrumen Kognitif
Soal:
4. Sebutkan penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia!
5. Bagaimanakah cara pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem
respirasi?
6. Bagaimanakah keterkaitan antara penyebab dengan pencegahan terhadap
gangguan sistem respirasi sehingga dapat menimbulkan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya merokok? Berikan contoh produk yang dapat
diterapkan kepada masyarakat dan pemanfaatannya!
No Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6
.
1 Menyebutkan penyebab gangguan fungsi 
sistem respirasi pada manusia
2 Mengimplementasikan pencegahan 
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
107

pada manusia
3 Menganalisis keterkaitan antara penyebab 
gangguan fungsi dan pencegahan
terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi
pada manusia
Jumlah 1 1 1

Kisi-Kisi Ranah Kognitif


Keterangan:
C1: Mengingat (Remember)
C2: Memahami (Understand)
C3: Menerapkan (Apply)
C4: Menganalisis (Analyze)
C5: Mengevaluasi (Evaluate)
C6: Mencipta (Create)

 Rubrik Penilaian Kognitif


No. Kriteria Penilaian Skor
Soal
1.  Menyebutkan 1 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 5
pada manusia
 Menyebutkan 2 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 10
pada manusia
 Menyebutkan 3 penyebab gangguan fungsi sistem respirasi 15
pada manusia
Skor maksimal 15
2.  Menyebutkan 1 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 5
sistem respirasi pada manusia
 Menyebutkan 2 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 10
sistem respirasi pada manusia
 Menyebutkan 3 pencegahan terjadinya gangguan fungsi 15
sistem respirasi pada manusia
Skor maksimal 15
3.  Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 10
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 1
proyek yang dibahas
 Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 20
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 2
proyek yang dibahas
 Menganalisis penyebab dan pencegahan terjadinya 30
gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia dengan 3
proyek yang dibahas
Skor maksimal 30
Skor Total 60
Nilai kognitif = (skor perolehan/skor maksimal) x 100 = 100
108

Mengetahui Delima, 15 September 2018


Kepala SMAN 1 Delima Guru Peneliti

Drs. T.S. ANWAR YULIANI, S.Si


NIP. 196504021995011003 NIP. 197408292008012001
109

LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok :
Anggota :

Bekerjalah dalam kelompok dan buatlah rancangan!


1. Penyebab gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………

2. Pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………
a. Rumusan Masalah
b. Judul Produk
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
c. Tujuan Produk
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………

d. Alat dan Bahan


………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
110

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………

e. Estimasi Biaya
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

f. Cara membuat
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

g. Hasil Proyek
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………

3. Menganalisis keterkaitan antara penyebab gangguan fungsi dan


pencegahan terjadinya gangguan fungsi sistem respirasi pada manusia
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………….
………………………………………....................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
...................

4. Kesimpulan
…………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………
…………………………....
………………………………………………………………………………………
111

………………………....…………………………………………………
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : XI IPA 3
Siklus/Pertemuan: II/1

Indikator Aktivitas yang KRITERIA


No di Amati SKOR
Nama Siswa PENILAIAN
Urut
1 2 3 4 5
1 Hasanah - - √ √ √ 3 Cukup
2 Hidayatullah √ - √ √ √ 4 Baik
3 Khairunnisa √ √ √ - - 3 Cukup
4 Lia Maulina √ √ - √ √ 4 Baik
5 M. Kaisar √ √ √ - - 4 Baik
6 M. Zikrullah √ √ √ √ √ 5 Baik
7 Maidatul jannah √ √ √ √ √ 5 Baik
8 Misbah Agustina - √ √ - √ 3 Cukup
9 Misratul Maulida √ √ √ √ √ 5 Baik
10 Mistahul Jannah - √ - √ √ 3 Cukup
11 M. Alfi - √ √ √ √ 4 Baik
12 M. Kaisar √ - √ - √ 3 Cukup
13 M. Rafiki √ - - √ √ 3 Cukup
14 Muhammad Suhil - √ √ √ - 3 Cukup
15 Mulia Fitri √ - √ √ √ 4 Baik
16 Nadia Suci √ - √ √ √ 4 Baik
17 Nastasya Putri - √ - √ √ 3 Cukup
18 Noratul Emi √ √ √ √ √ 5 Baik
19 Rauzatul Jannah √ √ √ - √ 4 Baik
20 Reza Fahlevi - - √ √ √ 3 Cukup
21 Rosmina √ - √ √ √ 4 Baik
22 Safira √ √ √ - - 3 Cukup
23 Safriani √ √ - √ √ 4 Baik
24 Sarah Rizkia √ √ √ - - 4 Baik
25 Syeka Nejla √ √ √ √ √ 5 Baik
26 Tiara Fitria √ √ √ √ √ 5 Baik
27 Tursina Akmalita - √ √ - √ 3 Cukup
28 Ulul Azmi √ √ √ √ √ 5 Baik
29 Usilul Amal - √ - √ √ 3 Cukup
Delima, 05 September 2018
Observer

HUSNA, SE
112

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SMAN 1 DELIMA


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Mata Pelajaran : IPA


Kelas : XI IPA 3
Siklus/Pertemuan : II/2

No Nama Siswa Indikator Aktivitas yang di SKOR Kriteria


Urut Amati Penilaian
1 2 3 4 5
1 Hasanah - - √ √ √ 3 Cukup
2 Hidayatullah √ - √ √ √ 4 Baik
3 Khairunnisa √ √ √ - - 3 Cukup
4 Lia Maulina √ √ - √ √ 4 Baik
5 M. Kaisar √ √ √ - - 3 Cukup
6 M. Zikrullah √ √ √ √ √ 5 Baik
7 Maidatul jannah √ √ √ √ √ 5 Baik
8 Misbah Agustina - √ √ - √ 3 Cukup
9 Misratul Maulida √ √ √ √ √ 5 Baik
10 Mistahul Jannah - √ - √ √ 3 Cukup
11 M. Alfi - √ √ √ √ 4 Baik
12 M. Kaisar √ - √ √ √ 4 Baik
13 M. Rafiki √ - - √ √ 3 Cukup
14 Muhammad Suhil - √ √ √ - 3 Cukup
15 Mulia Fitri √ - √ √ √ 4 Baik
16 Nadia Suci √ - √ √ √ 4 Baik
17 Nastasya Putri - √ - √ √ 3 Cukup
18 Noratul Emi √ √ - √ √ 4 Baik
19 Rauzatul Jannah √ √ √ - √ 4 Baik
20 Reza Fahlevi - - √ √ √ 3 Cukup
21 Rosmina √ - √ √ √ 4 Baik
22 Safira √ √ √ - - 3 Cukup
23 Safriani √ √ - √ √ 4 Baik
24 Sarah Rizkia √ √ √ - - 3 Cukup
25 Syeka Nejla √ √ √ √ √ 5 Baik
26 Tiara Fitria √ √ √ √ √ 5 Baik
27 Tursina Akmalita - √ √ - √ 3 Cukup
28 Ulul Azmi √ √ √ √ √ 5 Baik
29 Usilul Amal - √ - √ √ 3 Cukup
113

DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

No Nama siswa Nilai Keterangan Nilai Keterangan


pretes T TT postes T TT
1 Hasanah 50 √ 70 √
2 Hidayatullah 70 √ 75 √
3 Khairunnisa 70 √ 75 √
4 Lia Maulina 70 √ 80 √
5 M. Kaisar 75 √ 85 √
6 M. Zikrullah 80 √ 100 √
7 Maidatul jannah 75 √ 80 √
8 Misbah Agustina 50 √ 65 √
9 Misratul Maulida 80 √ 100 √
10 Mistahul Jannah 60 √ 80 √
11 M. Alfi 50 √ 60 √
12 M. Kaisar 60 √ 60 √
13 M. Rafiki 60 √ 60 √
14 Muhammad Suhil 75 √ 80 √
15 Mulia Fitri 70 √ 75 √
16 Nadia Suci 75 √ 80 √
17 Nastasya Putri 50 √ 65 √
18 Noratul Emi 75 √ 80 √
19 Rauzatul Jannah 75 √ 80 √
20 Reza Fahlevi 50 √ 70 √
21 Rosmina 70 √ 75 √
22 Safira 70 √ 75 √
23 Safriani 70 √ 80 √
24 Sarah Rizkia 75 √ 85 √
25 Syeka Nejla 80 √ 100 √
26 Tiara Fitria 75 √ 80 √
27 Tursina Akmalita 50 √ 65 √
28 Ulul Azmi 80 √ 100 √
29 Usilul Amal 60 √ 80 √
Jumlah 1270 1450
Nilai rata-rata 67 76
Nilai tertinggi 80 100
Nilai terendah 50 60

KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE TALKING STICK


114

SIKLUS II PERTEMUAN I

No. Aspek yang diamati Skor Kriteria


Pertemuan
I
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam kondisi 80 Baik
masuk
pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan memotivasi 80 Baik
3. Memberikan pertanyaan yang dapat 82 Sangat Baik
merangsang
siswa dalam pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 78 Baik
5. Memberikan penjelasan tentang 81
kompetensi yang akan dicapai Sangat Baik
Kegiatan Inti
6. Guru memberikan penjelasan tentang 82
materi pembelajaran Sangat Baik
7. Memfasilitasi siswa dengan media yang 80
telah disiapkan Baik
8. Guru membagi siswa menjadi 82
beberapa kelompok Sangat Baik
9. Guru memberikan penjelasan aturan 81
dalam metode Talking Stick Sangat Baik
Guru memberi tongkat dan siswa
10. diberikan kesempatan untuk menjawab 81 Sangat Baik
pertanyaan yang telah di berikan secara
bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal-hal 80
yang belum diketahui siswa Baik
Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan bersama-sama
12. dengan siswa dan memberi penguatan 81 Sangat Baik
terhadap materi yang telah disampaikan
13. Menutup pelajaran dan berdo’a 80 Baik
Jumla 1048
h
Skor Nilai = (X = ∑ x : n) 81 Baik

KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE TALKING STICK


SIKLUS II PERTEMUAN II
115

No. Aspek yang diamati Skor Kriteria


Pertemuan
I
Kegiatan
Pendahuluan
1. Mempersiapkan siswa dalam kondisi 82 Sangat Baik
masuk
pada pembelajaran
2. Melakukan apersepsi dan memotivasi 81 Sangat Baik
3. Memberikan pertanyaan yang dapat 82 Sangat Baik
merangsang
siswa dalam pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 82 Sangat Baik
5. Memberikan penjelasan tentang 81
kompetensi yang akan dicapai Sangat Baik
Kegiatan Inti
6. Guru memberikan penjelasan tentang 82
materi pembelajaran Sangat Baik
7. Memfasilitasi siswa dengan media yang 81
telah disiapkan Sangat Baik
8. Guru membagi siswa menjadi 81
beberapa kelompok Sangat Baik
9. Guru memberikan penjelasan aturan 82
dalam metode Talking Stick Sangat Baik
Guru memberi tongkat dan siswa
10. diberikan kesempatan untuk 82 Sangat Baik
menjawab pertanyaan yang telah di
berikan secara bergiliran
11. Guru bertanya jawab tentang hal-hal 81
yang belum diketahui siswa Sangat Baik
Kegiatan Penutup
Membuat kesimpulan bersama-sama
12. dengan siswa dan memberi penguatan 81 Sangat Baik
terhadap materi yang telah disampaikan
13. Menutup pelajaran dan berdo’a 80 Baik
Jumla 1058
h
Skor Nilai = (X = ∑ x : n) 81 Sangat Baik
FOTO KEGIATAN SEMINAR PTK

FOTO PENELITI MEMAPARKAN MATERI PTK

FOTO PENELITI MEMAPARKAN MATERI PTK


FOTO KEGIATAN SEMINAR PTK

FOTO PESERTA SEMINAR MENDENGAKAN MATERI YANG


DISAMPAIKAN

FOTO KEGIATAN TANYA JAWAB PADA SAAT SEMINAR


FOTO KEGIATAN PTK SIKLUS I
FOTO KEGIATAN PTK SIKLUS I
FOTO KEGIATAN PTK SIKLUS II
FOTO KEGIATAN PTK SIKLUS II

Anda mungkin juga menyukai