Anda di halaman 1dari 21

DESAIN PENELITIAN

A. Judul Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAH (PR)


DENGAN ADANYA UMPAN BALIK TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
BOYOLALI PADA SUB POKOK BAHASAN IKATAN
KOVALEN

B. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia dan


kecakapan peserta didik (manusia), yang bertujuan untuk membantu peserta didik
agar dapat menumbuhkembangkan potensi penetehuan, skill, dan ketrampilan
kemanusiaanya. Di dalam Undang- Undang Reoublik Indonesia No. 20 Th. 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2004:5), dikatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran di bidang sains. Mata pelajaran
kimia di kelas X merupakan mata pelajaran yang masih baru bagi siswa, sebab
mereka baru mendapatkan materi kimia secara utuh sebagai suatu mata pelajaran di
Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya
kesulitan bagi mereka dalam mengikuti proses belajar kimia, sehingga kimia
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menjadi salah satu mata pelajaran
yang kurang disenangi oleh siswa SMA.

Untuk itu, dalam rangka pelaksanaan pengajaran Pendidikan Kimia diperlukan


pembuatan rencana atau persiapan agar proses belajar lebih efektif, efisien, dan
terarah. Dalam menyajikan mata pelajaran kimia, seorang pengajar atau guru harus
memiliki stategi belajar mengajar yang tepat sehingga siswa tertarik untuk belajar
kimia lebih lanjut. Menurut Sukarno (1981), untuk menyajikan mata pelajaran sains
seorang pengajar atau harus memiliki stategi belajar mengajar menarik dan dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, sehingga sajian yang disampaikan oleh
guru bukanlah suatu sajian yang dangkal dan tidak mempunyai arti bagi anak- anak.
Menurut Gredler ( 1991), setiap proses mengajar menuntut upaya pencapaian suatu
tujuan tertentu.

Salah satu materi pada mata pelajaran kimia yang dianggap sulit oleh siswa
adalah materi ikatan kovalen. Menurut guru kimia SMA Negeri 1 Boyolali,
kesulitan siswa pada materi ikatan kovalen adalah kesulitan dalam menentukan
jenis ikatannya dan kesulitan dalam menjelaskan proses pembentukan dari ikatan
kovalen tersebut. Siswa banyak yang tidak bisa membedakan antara ikatan kovalen
rangkap satu, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen rangkap tiga.
Berdasarkan dari Standar Ketuntasan Belajar ( SKB), hanya 30 % siswa SMA 1
Boyolali yang sudah berhasil dalam mencapai ketuntasan belajar untuk materi
ikatan kovalen dengan Standar Ketuntasan Belajar ( SKB ) 60.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dari 10 orang siswa SMA Negeri 1
Boyolali menunjukkan bahwa guru kimia sering menggunakan metode diskusi dan
selalu memberikan latihan soal di kelas. Metode yang digunakan guru dalam
mengajar ini sudah cukup baik, tapi guru tidak mengetahui apakah semua siswa bisa
mengerjakan soal latihan yang diberikan karena guru tidak mengecek setiap siswa.
Dengan kata lain guru tidak bisa mengetahui sejauhmana pemahaman semua siswa
tentang materi ikatan kovalen tersebut. Guru selalu memberikan PR diakhir
pelajaran tetapi guru tersebut tidak pernah memeriksanya sehingga dapat
menurunkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dan juga dapat membuat
siswa malas untuk membuat PR.

Menurut Muhammad Faiq Dzaki : pemberian PR kepada siswa seharusnya


disertai dengan umpan balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat
mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan PR itu. Tugas tanpa
umpan balik tidak memberikan hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas,
harus segera dan sering diberikan. Umpan balik yang demikian akan menjadi
insentif bagi siswa dalam belajar. Pemberian umpan balik terhadap pekerjaan siswa
harus dilakukan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Artinya setiap
kali siswa selesai mengerjakan tugas dan mengumpulkannya (baik tugas yang
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung maupun tugas yang diselesaikan di
rumah), guru harus segera memeriksa dan memberikan komentar yang bersifat
sebagai umpan balik yang diperlukan. Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah
diperiksa dikembalikan disertai dengan tugas agar siswa merivisi kembali tugas
tersebut..

Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran


yang dapat memantapkan konsep yang diberikan dan meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan memberikan PR yang disertai dengan adanya umpan balik dari
guru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pemberian PR
yang disertai dengan umpan balik dari guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Jumlah soal PR yang diberikan kepada siswa tidak perlu terlalu banyak, tapi
seperlunya saja. PR yang banyak ditambah lagi dengan beban pelajaran dan tugas-
tugas lainnya justru berakibat negative pada anak. Dalam hal ini David Baker dan
Gerald Le Tendre ( Gunawan, 2007) mengungkapkan bahwa:

Negara- Negara yang terkenal dengan pendidik yang memberikan PR yang


banyak, seperti Yunani, Thailand dan Iran ternyata prestasi akademik murid mereka
justru sangat buruk. Sebaliknya Negara-negara seperti Jepang, Denmark, dan Czech
Republik yang murud- murudnya menempati ranking tertinggi prestasi akademik
dalam skala dunia, ternyata guru- guru di Negara ini memberikan sangat sedikit PR.

Melihat kenyataan di atas, maka peniliti tertarik untuk menerapkan


pembelajaran kimia pada materi ikatan kovalen dengan pembelajaran yang
memberikan PR yang disertai dengan adanya umpan balik pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Boyolali.

C. Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian PR


dengan adanya umpan balik terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kovalen.
Agar lebih terarah, maka dibagi dalam sub- sub masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang diberi PR dengan
adanya umpan balik dan siswa yang diberi PR tanpa adanya umpan balik pada
materi ikatan kovalen ?

2. Seberapa besar pengaruh pengajaran dengan pemberian PR dengan adanya


umpan balik terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kovalen ?

D. Hipotesis Penelitian

Adanya perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi PR dengan adanya
umpan balik dengan siswa yang diberi PR tanpa adanya umpan balik di SMA
Negeri 1 Boyolali.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian PR dengan adanya umpan balik terhadap hasil belajar siswa pada materi
ikatan kovalen. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi PR dengan
adanya umpan balik dan siswa yang diberi PR tanpa adanya umpan balik pada
materi ikatan kovalen.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengajaran dengan pemberian PR dengan


adanya umpan balik terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kovalen.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti dalam menambah wawasan ilmu
pengetahuan sekaligus menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang diterima dalam
perkuliahan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan peneliti untuk berpikir objektif.
2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu informasi dan masukan
bagi para guru terutama guru kimia dalam pelaksanaan pembelajaran guna
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa secara aktif dan mandiri. Selain
itu, dapat juga memberikan alternatif bagi guru dalam mengajarkan materi
ikatan kovalen ditengah sedikitnya jam pelajaran.

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
serta memberikan kesempatan kepada siswa agar aktif, kreatif, kritis dan
mandiri sehingga pemahaman materi dan hasil belajar dalam pembelajaran
kimia akan lebih meningkat.

4. Bagi lembaga pendidikan

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada pihak
sekolah untuk meningkatkan kualitas kelulusan siswanya dan juga dapat
memberikan gambaran dalam upaya perbaikan mutu pembelajaran khususnya
mata pelajaran kimia.

5. Bagi pembaca

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan dapat digunakan
sebagai bahan acuan jika meneliti tentang objek yang sama sekaigus sebagai
sumber pemikiran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas batasan masalah penelitian perlu diterangkan ruang


lingkup penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti.

Untuk itu perlu dikemukakan tentang variable penelitian dan definisi


operasional sebagai berikut :

1. Variabel penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:96), yang dimaksud dengan variabel
penelitian adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titk perhatian suatu
penelitian”. Menurut Sugiyono (2000:20), Variabel penelitian adalah “ suatu
atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik
kesimpulannya. Menurut Kountur (2005) variabel adalah bentuk atau konsep
yang dapat diukr. Adapun dalam penelitian ini akan dikemukakan ada beberapa
variabel, yaitu :

a. Variabel Utama

i. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variable perlakuan yang dapat


dimanipulasi untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada
variabel terikat ( Kounter, 2005 ).

Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran dengan pemberian PR dengan adanya


umpan balik pada materi ikatan kovalen.

2. Pembelajaran dengan pemberian PR tanpa adanya umpan


balik materi ikatan kovalen.

ii. Pembelajaran Penbelajaran yang tidak memberikan


Variabel terikat

Variabel terikat merupakan hasil perlakuan terhadap varibel


bebas ( Kounter, 2005 ). Adapun variabel terikat pada
penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi ikatan
kimia menggunakan pengajaran dengan pemberian PR dengan
adanya umpan balik dan pengajaran yang memberikan PR
tanpa adanya umpan balik.
b. Variabel Kontrol

Menurut Nawawi ( 2007 ) variabel control adalah sejumlah gejala


atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan, agar tidak
mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun hal- hal yang harus dikontrol dalam penelitian ini adalah :

1. Soal pretest

2. Soal posttest

2. Definisi operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang dipergunakan


dalam peneliian ini, maka penulis berfikir perlu untuk memberikan penjelasan
sebagai berikut :

a. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1997 ) pengaruh adanya daya yang
ada atau timbul dari suatu ( orang / benda ) yang ikut membentuk watak
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa setelah diberikan
pembelajaran dengan PR yang diukur dengan tes hasil belajar.

b. Pengajaran dengan pemberian PR

Pengajaran adalah proses yang dilakukan guru untuk menyampaikn ilmu


pengetahuan kepada siswa sehingga siswa memperoleh hal- hal yang baru
dalam bidng pengetahun, kecakapan , dan ketrampilan. Pekerjaan Rumah
(PR) adalah suatu tugas sekolah yang diberi oleh guru kepada siswa untuk
dikerjakan di rumah dan bukan di sekolah. PR ini bermanfaat agar siswa
mempunyi rasa tanggungjawab terhadap tugas yang telah diberi.

c. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh siswa terhadap proses
belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur
dengan menggunakan tes hasil belajar. Yang di maksud dengan hasil belajar
dalam penelitian ini adalah skor post- test yang diperoleh siswa setelah
mempelajari materi ikatan kovalen.

d. Materi ikatan kovalen

Materi ikatan kovalen adalah salah satu materi pelajaran kimia kelas X yang
disampaikan pada semester ganjil menurut kurikulum 2004.

e. Adanya umpan balik

Adanya umpan balik adalah adanya respon/ tanggapan dari seseorang


terhadap hasil kerja yang telah dilakukan oleh seseorang yang berupa angka
atau pembenaran atau penguatan . Jadi yang dimaksud umpan balik di dalam
penelitian ini adalah guru memeriksa PR yang telah dibuat oleh siswa.

H. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka teori

Pengajaran dengan pemberian PR

1) Pengertian pengajaran dengan pemberian PR

Menurut (Arikunto : 1993), pengajaran adalah proses yang dilakukan


oleh guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga
siswa memperoleh hal- hal yang baru dalam bidang pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan. Sedangkan pekerjaan rumah ( PR) adalah
merupakan salah satu bentuk tugas yang dikerjakan di luar jam pelajaran
di sekolah. Menurut Gunawan (2008) PR yang diberikan kepada siswa
bermanfaat agar anak belajar mempunyai rasa tanggungjawab terhadap
suatu pekerjaan.

2) Jenis- Jenis Pekerjaan Rumah

Berdasarkan kesepakatan NSW Government Schools Homework ( 2008)


ada tiga jenis pekerjaan rumah yang utama, yaitu :
1. practice exercises (latihan)

Latihan, memperbolehkan para pelajar menggunakan


pengetahuan baru atau membaca ulang, merevisi dan
memperkukuh kemahiran- kemahiran yang baru diperoleh.

2. preparatory homework (persediaan)

Pekerjaan rumah persediaan adalah dimana para pelajar


memperoleh informasi latar belakang mengenai unit studi agar
mempersiapkan diri untuk pelajaran yang mendatang.

3. extension assignments (tugas lanjutan)

Tugas lanjutan, menggalakkn para pelajar agar melanjutkan


pencarian ilmu sendiri secara imajinif.

3) Cara Melakukan Pemberian PR

Menurut Pakhrudin (1985), pemberian PR hendaknya memperhatikan


hal- hal berikut :

1. PR ini diberikan kepada siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan


atau sub pokok bahasan bahkan pertemuan.

2. PR yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan baik oleh guru


sehingga dapat melahirkan penguasaan terhadap pengetahuan dan
keterampilan tertentu.

3. Guru membuat soal PR baik sewaktu mengajar maupun


sebelumnya.

4. Jumlah soal atau skop materi yang diberikan mesti mencakup


seluruh badan yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan
diupayakan ada bahan yang mengulang pelajaran yang telah lalu.

5. Guru hendaknya memberikan penjelaan yang cukup tentang materi


tersebut agar tidak timbul kesalahfahaman dalam pelaksanaannya.
6. Pemeriksaan PR tersebut bisa dilakukan beberapa menit sebelum
pelajaran dimulai pada jam bahasan berikutnya atau guru
menyediakan waktu exstra untuk itu.

7. Ketika para siswa tidak mengerjakan tugas atau belum selesai


mengerjakannya bisa diberikan hukuman yang bersifat edukatif
demi mendorong motifasi mereka.

Jumlah soal PR yang diberikan kepada siswa tidak perlu terlalu


banyak, tapi seperlunya saja. PR yang banyak akan menimbulkan waktu
yang banyak pul;a untuk menyelesaikannya sehingga akan menimbulkan
kebosanan pada siswa.

4) Manfaat memberi PR

Menurut NSW Governments Schools Homework (2008), manfaat


pekerjaan rumah (PR) antara lain :

1. Memperkukuh pertalian rumah- sekolah.

2. Memperbolehkan pelajar melatih, melanjutkan dan


mengkonsolidasikan apa yang dikerjakan di kelas.

3. Mengajar para pelajar bagaimana merencanakan dan mengatur


waktu.

4. Mengembangkan kemahiran riset.

5. Memantapkan kebiasaan studi, konsentrasi dan disiplin diri yang


akan bermanfaat selama hidup para pelajar.

6. Menegaskan peranan orang tua sebagai mitra dalam pendidikan.

7. Memberi orang tua dan penjaga pengertian tentang apa yang


diajarkan di kamar kelas dan prestasi anak- anak mereka.

8. Mengembangkan dan memberi tantangan kepada anak- anak


yang pintar dan berbakat.
PR dirancang atau diberikan kepada siswa bertujuan untuk
menguatkan pengetahuan yang telah siswa pelajari di kelas, untuk
menyiapkan diri siswa pada pelajaran yang akan datang, memperluas
pengetahuan dan siswa diharapkan dapat mengintegrasikan
pengetahuan yang mereka miliki.

Dengan demikian, keterbatasan waktu di kelas untuk


memecahkan suatu masalah atau pemahaman terhadap suatu materia
kan teratasi. Siawa didorong untuk mencari sendiri vahan atau sumber
pengetahuan yang berkenaan dengan apa yang mereka pelajari.
Menurut Gunawan (2008) PR yang diberikan untuk siswa bermanfaat
agar siswa mempunyai rasa tanggungjawab terhadap suatu pekerjaan.
Siswa akan mengerjakan PR karena ada rasa tanggungjawab ataupun
karena takut dan malu mendapat hukuman.

5). Kelemahan Pemberian PR

Kelamahan yang dapat diamati dari pemberian PR dapat digambarkan sebagai


berikut :

1. Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan siswa.

2. Seringkali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri,


melainkan meniru atau mencontek ataupun ikut- ikutan dengan alasan
kerja sama.

3. Bila pekerjaan terlalu sulit akan menimbulkan kekurangtenanangan


mental siswa, takut, khwatir, dan sebagainya.

4. Sukar untuk memberikan tuga secara individu dengan bakat, minat dan
kemampuan siswa sendiri.

5. Para siswa mengerjakan PR tidak mengikuti cara yang dikerjakan oleh


guru ataupun buku.

6. Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.

(Pakhrudin, 1985)
6).Upaya Mengaktifkan Pemberian PR

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan pemberian PR


menurut Pakhrudin (1985) sebagai berikut :

1. PR yang diberikan mempunyai pertalian erat dengan bahan yang telah


dijelaskan di kelas

2. Usahakan PR yang diberikan disadari benar manfaatnya oleh siswa guna


menimbulkan minat yang lebih besar.

3. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan PR tidak terlalu lama atau


terlalu pendek agar tidak menimbulkan kejemuan maupun kecemasan.

4. Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan cara menilai hasil pekerjaan
tersebut sehingga akan mengurangi bayaknya kesalahan dan rendahnya
nilai.

5. Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil


dan hukuman kepada yang tidak mengerjakannya.

7). Dengan Umpan Balik

Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik,


sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui keunggulan dan
kelemahan dalam mengerjakan PR itu. PR tanpa umpan balik tidak memberikan
hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas, harus segera dan sering diberikan.
Umpan balik yang demikian akan menjadi insentif bagi siswa dalam belajar
Menggunakan asesmen portofolio pada kegiatan pembelajaran
pemeriksaan dan pemberian umpan balik terhadap pekerjaan siswa harus dilakukan
oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Artinya setiap kali siswa selesai
mengerjakan PR dan mengumpulkannya, guru harus segera memeriksa dan
memberikan komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan.
Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah diperiksa dikembalikan disertai dengan
tugas agar siswa merivisi kembali PR tersebut.. Hasil-hasil pekerjaan itu
dikumpulkan dan selalu dijaga, sehingga guru dan juga siswa dapat melihat
perbedaan yang terjadi dari pengerjaan PR tersebut.
Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus memeriksa serta memberikan
umpan balik terhadap PR- PR yang dikerjakan siswa.

2. Kerangka Konsep

Sekolah adalah suatu tempat untuk mencari ilmu pengetahuan, teman dan
sebagai tempat persaingan baik dalam belajar maupun pengembangan diri siswa.
Mulai dari awal masa pendidikan formal, seorang anak belajar dalam suasana
kompetisi dan harus berjuang keras memenangkan kompetisi untuk bisa naik kelas
atau lulus.

Keberhasilan dalam sebuah proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak


hal, diantaranya adalah cara pengajaran, kurikulum,dan perangkat mengajar lainnya.
Kebanyakan guru malas untuk memberi PR kepada siswa diakhir jam pelajaran
karena mereka takut akan memberi beban kepada siswanya sehingga pemahaman
siswa tentang materi yang telah disampaikan menjadi sedikit.

Salah satu cara pengajaran yang dapat memantapkan pemahaman siswa dalam
proses belajar mengajar adalah cara pengajaran dengan pemberian PR yang disertai
dengan adanya umpan balik. Cara pengajaran ini banyak nilai positifnya antara lain :
dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, pengetahuan dan
pemahaman siswa akn menjadi lebih mandalam karen dengan mengerjakan akan
meninggalkan kesan dalm ingatan siswa, mempersiapkan diri siswa pada pelajaran
yang akan datang, memperluas pengetahuan, menguatkan pengetahuan yang telah
siswa pelajari di kelas. dan dapat membuat siswa merasa dihargai.

Cara pengajaran dengan pemberian PR yang disertai dengan adanya umpan


balik sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran kimia, hal ini berarti guru dapat
mengintegrasikan proses pembelajaran melalui cara pengajaran dengan pemberian
PR yang disertai dengan adanya umpan balik dari guru.
Diharapkan dengan diterapkannya pengajaran dengan pemberian PR yang
disertai dengan adanya umpan balik dari guru , siswa termotivasi untuk lebih giat
lagi belajar sehingga tujuan pendidikan dan hasil belajar yang diperoleh akan lebih
meningkat.

3. Materi Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen sering disebut juga dengan ikatan homopolar. Ikatan kovalen
adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua
atom yang berikatan. Ikatan kovalen biasanya terjadi antara atom nonlogam dengan
atom nonlogam. Penggunaan bersama pasangan elektron biasanya menggunakan
notasi titik elektron atau dikenal dengan struktur Lewis. Contoh senyawa yang
berikatan kovalen adalah HF, CH4, NH3, H2, dan lain- lain.

a. Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen tunggal terjadi pada senyawa seperti hidrogen ( H2), asam
klorida ( HCl), metana ( CH4), air ( H2O), dll. Pembentukan ikatan kovalen
tunggal dapat dilihat pada pembentukan molekul- molekul berikut ini.

Pembentukan molekul H2
1H = Hx ( penggambaran elektron memakai tanda silang )
1H = H ( penggambaran elektron memakai tanda titik )
Tanda titik dan silang menunjukkan elektron berasal dari atom yang berbeda.
Jika kedua atom membentuk molekul molekul H2, jumlah elektron yang
melingkari kedua atom adalah 2.

HxH ditulis H-H

b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen rangkap yang mempunyai
ikatan tak jenuh karena ikatan antaratomnya lebih dari satu. Ikatan yang ada
dalam molekul oksigen ( O2 ) merupakan ikatan kovalen rangkap dua.Dengan
nomor atom 8, oksigen mempunyai susunan elektron 2 dan 6 pada kulit- kulit
atomnya. Dengan demikian, oksigen mempunyai 6 elektron valensi dan
memerlukan 2 elektron lagi supaya stabil seperti susunan elektron pada gas
mulia.

c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga


Contoh senyawa yang di dalamnya mengandung ikatan kovalen rangkap tiga
adalah molekul nitrogen ( N2). Dengan nomor atom 7, nitrogen mempunyai
susunan elektron 2 dan 5 pada kulit- kulit atomnya. Bearti N mempunyai 5
elektron valensi, sehingga perlu 3 elektron lagi supaya stabil seperti susunan
elektron gas mulia.

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2004: 4) metode penelitian artinya “cara yang


dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yaitu memperoleh
informasi yang jelas tentang masalah yang diteliti.” Men

Menurut Subana & Sudrajat (2005) metodologi penelitian adalah suatu


prosedur penyelesaian masalah guna mencari kebenaran yang dituangkan dalam
bentuk perumusan masalah, studi literatur, asumsi- asumsi dan hipotesis,
pengumpulan dan penganalisaan data hingga penarikan keimpulan.

Jadi metode dalam suatu penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang
dapat dipergunakan oleh seorang peneliti untuk memecahkan masalah itu metode
yang dapat digunakan oleh seorang peneliti harus tepat dan sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti.

Adapun jenis-jenis metode penelitian yang dapat digunakan dalam sebuah


penelitian seperti yang dikemukakan Hadari Nawawi (2005: 61) adalah :
1. Metode Filosofis

2. Metode Deskriptif

3. Metode Historis

4. Metode Eksperimen

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Metode


Eksperimen” yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
sesuatu kegiatan dengan maksud untuk mengetahui hasil dari percobaan yang
dilakukan. Menurut Hadari Nawawi (2005: 82). Metode eksperimen dapat
diartikan “sebagai prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara
membuat suatu percobaan-percobaan tertentu terhadap suatu kegiatan.” Dalam
penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen (Quasi
Experiment). Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 78) “quasi eksperimen atau
kuasi pura-pura karena dalam penelitian ini belum memenuhi persyaratan seperti
cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan
tertentu”. Menurut Sudrajat (2005) metode eksperimen adalah metode yang
bertujuan melihat sebab akibat. Jenis eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen semu,dimana tidak mungkin mengontrol semua variabel yang
relevan kecuali dari beberapa penelitian tersebut.

2. Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah eksperimen Pretest-


Posttest Equivalent- Group Design dengan pola sebagai berikut :

Rancangan Penelitian

Kelas Pretest perlakuan Postest

R2 T1 X T2

R2 T3 C T4

Keterangan :

R1 : kelas eksperimen
R2 : kelas kontrol

X : perlakuan pada kelas eksperimen

C : perlakuan pada kelas kontrol

T1 dan T2 : pretest

T3 dan T4 : protest

3. Populasi Penelitian

Menurut Hadari Nawawi (2005 :141)“ Populasi adalah keseluruhan objek


penelitian yang dapat terdiridari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala,
nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di
dalam suatu penelitian. Jadi dapat disimpulakan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang berdasarkan karakteristik
yang telah ditetapkan. Menurut Kountur (2005) populasi adalah suatu kumpulan
menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Boyolali
yang terdiri atas empat kelas yaitu kelas XA, XB, XC, dan XD.

4. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi. Yang menjadi sampel adalah 2 kelas
dari kelas X. Sampel ditemukan dengan cara statifed random sampling. Metode ini
mengelompokkan populasi kedalam beberapa kelompok yang memiliki kesamaan
ciri-ciri kemudian memilih secara simpel random sampling anggota populasi dari
msing- masing kelompok (Kounter, 2005). Kesamaan ciri- ciri yang dimaksud di
sini adalah rata- rata nilai ulangan kimia siswa kelas X pada semeser ganjil tahun
ajaran 2009/2010. Kelas yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
kelas XA dan kelas XB. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas XA dan kelas XB
menjadi kelas eksperimen.

I. Teknik dan Alat Pengumpul Data


1. Teknik Pengumpul Data

Agar data dapat diperoleh secara objektif, maka diperlukan teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan tujuan.

Menurut Hadari Nawawi (2005: 94) dalam suatu penelitian terdapat cara
atau teknik yang dapat ditempuh yaitu :

a. Teknik observasi langsung


b. Teknik observasi tidak langsung
c. Teknik komunikasi langsung
d. Teknik komunikasi tidak langsung
e. Teknik pengukuran
f. Teknik studi documenter
Dari uraian di atas, maka teknik pengumpulan data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah teknik pengukuran. Menurut Nawawi (2007) teknik
pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk
mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma
tertentu pula. Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian
skor terhadap jawaban soal- soal pretest dan posttest yang dikerjakan siswa.

2. Alat Pengumpul Data

Alat yang dipergunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini


adalah:

a. Pedoman wawancara (interview) yaitu merupakan alat yang


digunakan dalam pengumpulan data dalam pengumpulan data, dimana
penulis akan mengadakan kontak langsung dengan guru mata pelajaran.
Penulis mengajukan sejumlah pertanyaan yang telah disusun secara lisan.
Hasil interview ini dijadikan sebagai bahan penunjang dalam mengambil
keputusan hasil penelitian.
b. Buku catatan digunakan untuk mencatat data-data yang
berkenaan dengan penelitian ini yang ada dalam arsip, buku-buku dan
dokumentasi proses belajar mengajar di kelas.
J. Prosedur Penelitian
Untuk mengantisipasi timbulnya masalah dalam pelaksanaan penelitian di
lapangan maka perlu disusun prosedur penelitian terlebih dahulu.

Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini


meliputi :

1. Tahap Persiapan

a) Melakukan observasi di kelas dan mencri rata- rata nilai ulangan ikatan
kovalen siswa kelas X SMA Negeri 1 Boyolali tahun ajaran 2009/2010.

b) Membuat perangkat pembelajara dan instrumen penelitian.

c) Melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

d) Merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

e) Melakukan uji coba instrumen penelitian.

f) Menganalisis data hasil uji coba.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Mencari informasi tentang rata- rata hasil ulangan kimia semester ganjil
siswa kelas X tahun ajaran 2009/2010 untuk menentukan sampel.

b) Memberikan pretest pada soiswa kelas kontrol dan siswa kelas


eksperimen.

c) Memberikan perlakuan :

1) Pembelajaran konvensional dan tanya jawab tanpa PR pada kelas


kontrol.

2) Pembelajaran konvensional dan tanya jawab dengan memberikan PR


pada kelas eksperimen.

3. Tahap Menganalisi Data

a) Mengolah data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest


dengan uji statistik yang sesuai.
b) Membuat kesimpulan.

K. Rencana Pengolahan Data

Adapun langkah- langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

1) Pemberian Skor

2) Menguji normalitas distribusi masing- masing kelas

3) Jika data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji- t .

4) Jika data tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan non


parametrik yaitu U Mann Whitney.

5) Menghitung Effect Size untuk melihat besarnya pengaruh pemberian PR


terhadap hasil belajar siswa

DAFTAR PUSTAKA

Husein Umar. (2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
Raja Grafindo

Nana Sudjana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Rosalina. (2005). Analisis Statistik Menggunakan Aplikasi Excel. Bandung:


Alfabeta.

Subana, Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


PT Renaka Cipta.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: (Kencana) Perdana Media Grop.
http://penelitiantindakankelas.blogsport.com/2009/03/portofolio-dalam-kegiatan-
belajar.html

Anda mungkin juga menyukai