Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA N ........


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/I
Materi Pokok : Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia
Sub Materi : Sel Volta, Sel Elektrolisis, dan Korosi
Alokasi Waktu : 6 x 45 (3 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis proses yang terjadi dan melakukan perhitungan zat
atau listrik yang terlibat pada suatu sel Volta, serta penerapannya
dalam kehidupan.
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
dan cara mengatasinya
3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday
untuk menghitung besaran-besaran yang terkait sel elektrolisis.
4.4 Merancang sel Volta dengan menggunakan bahan di sekitar.
4.5 Mengajukan gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya
korosi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.4.1 Menggambarkan dan menjelaskan susunan sel Volta atau sel Galvani
beserta fungsi tiap bagiannya.
3.4.2 Menuliskan lambang/notasi sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel
Volta.
3.4.3 Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar.
3.4.4 Menjelaskan deret keaktifan logam (deret volta).
3.4.5 Menggambarkan dan menjelaskan susunan sel elektrolisis beserta fungsi
tiap bagiannya.
3.4.6 Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda aktif ataupun elektroda inert.
3.5.1 Menjelaskan pengertian korosi, faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi.
3.6.1 Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrokimia.
4.4.1 Merancang percobaan sederhana tentang sel volta.
4.5.1 Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.

C. Tujuan Pembelajaran
Aspek Pengetahuan
1. Siswa dapat membedakan Sel Volta dan Sel Galvani.
2. Siswa dapat menghitung nilai potensial sel (E°).
3. Siswa dapat memberi contoh aplikasi sel volta dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi korosi dan
cara pencegahannya.
5. Siswa dapat menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel
elektrolisis.

Aspek Keterampilan
1. Siswa dapa menjelaskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada
reaksi elektrolisis.
2. Siswa dapat mengajukan/memprediksi gagasan untuk mengatasi/mencegah
terjadinya korosi

Aspek Sikap
1. Siswa dapat menampilkan perilaku disiplin pada saat masuk pembelajaran.
2. Siswa dapat menunjukan sikap jujur dalam menjawab dan mengumpulkan
hasil LKS (tugas) maupun saat ulangan.
3. Siswa dapat menunjukan sikap teliti selama proses pembelajaran
berlangsung.
4. Siswa dapat menunjukan sikap tanggung jawab selama proses
pembelajaran berlangsung.
5. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dalam melakukan diskusi
kelompok.

D. Materi Pembelajaran
1. Sel Volta dan Sel Elektrolisis
2. Deret Volta
3. Korosi
4. Hukum Faraday

E. Strategi pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Mrodel : Discovery Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi, dan Pemberian Tugas (Resitasi)

F. Media dan Bahan


1. Media/Alat : Lembar Kerja Siswa, Laptop, LCD Proyektor
2. Bahan : Power Point, Software editing video

G. Sumberr belajar
1. Sudarmo, U. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Edisi Revisi. Jakarta :
Erlangga
2. Buku teks kimia kelas XII karangan Unggul Sudarmo Bab II halaman 23 – 50,
Phibeta
3. Buku teks kimia kelas XII Semester I karangan Parning-Horale-Tiopan Bab
II halaman 43-76 , Yudisthira
4. Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
5. Supardi, KI. 2014. Kimia Dasar II.cetakan keempat. Semarang: Swadaya
Manunggal CV
H. Langkah – langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama (2x45 menit)
Tahap Deskripsi kegiatan Alokasi
pembelajaran waktu
Kegiatan Guru menciptakan suasana kelas yang religius 15 menit
pendahuluan dengan memberi salam pembuka, berdoa bersama
siswa sebelum rmelakukan pelajaran, serta mengecek
kehadirarn siswa

Guru bertanya kepada siswa apa yang dimaksud sel


volta dan sel galvani.

Kegiatan inti Mengamati (Observing) 65 menit


 Siswa mengamati penjelasan guru melalui
media PowerPoint dan video.
 Siswa mempelajari penjelasan guru dan video
terkait proses sel elektrokimia dalam
kehidupan.
Menanya (Questioning)
 Siswa menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan bahan bacaan/observasi.
Mengumpulkan Data (Experimenting)
 Siswa diberikan soal latihan yang harus
dikerjakan.
 Siswa menuliskan reaksi yang terjadi anoda
dan katode.
 Siswa menggunakan data potensial sel untuk
menentukan kespontanan reaksi.
 Siswa menggunakan hukum Nerst dan deret
Volta untuk memprediksi/ menganalisis
potensial sel.
Mengasosiasi (Associating)
 Siswa menyimpulkan bahwa dalam sel
elektrokimia melibatkan reaksi redoks.
 Siswa menyimpulkan karakteristik sel
elektrokimia.
 Siswa menuliskan notasi sel Volta.
 Siswa berlatih menentukan kespontanan reaksi
elektrokimia berdasarkan data potensial
reduksi/oksidasi dan deret Volta.
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Guru memilih beberapa siswa untuk maju ke
depan menuliskan hasil jawaban latihan soal.
 Siswa lain menyimak dan memberikan
tanggapan jika ada jawaban yang kurang tepat.
Kegiatan Siswa dibantu guru merefleksi hasil pengerjaan 10 menit
penutup siswa.
Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan siswa.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat
sebuah lagu yang berisi rangkuman sel elektrokimia.
Guru menutup kelas dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2 (2x45 menit)
Kegiatan Guru menciptakan suasana kelas yang religius 10 menit
dengan memberi salam pembuka, berdoa bersama
pendahuluan
siswa sebelum melakukan pelajaran, serta
mengecek kehadiran siswa.

 Guru memberikan masalah kepada siswa,


“Mengapa paku bisa berkarat ?”
Kegiatan inti Mengamati (Observing) 70 menit
 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
secara heterogen.
 Siswa mencari informasi tentang pengertian
korosi, faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi dan menjelaskan beberapa
cara untuk mencegah terjadinya korosi
secara berkelompok.
Menanya (Questioning)
 Siswa menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan bahan literatur.
Mengumpulkan Data (Experimenting)
 Siswa menuliskan hasil diskusi dalam bentuk
laporan secara berkelompok.
Mengasosiasi (Associating)
 Siswa menghubungkan materi korosi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
 Siswa lain memberikan pertanyaan dan
sanggahan terhadap presentasi kelompok
tertentu.
Kegiatan Siswa dibantu guru merefleksi hasil analisis siswa. 10 menit
penutup Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan siswa.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya secara komunikatif.
Guru menutup kelas dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
Pertemuan 3 (2x45 menit)
Kegiatan Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan 10 menit
pendahuluan memberi salam pembuka, berdoa bersama siswa
sebelum melakukan pelajaran, serta mengecek
kehadiran siswa.
Kegiatan inti Mengamati (Observing) 70 menit
 Membahas konsep hukum Faraday dalam
perhitungan sel elektrolisis secara diskusi
informasi.
Menanya (Questioning)
 Siswa menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan materi Hukum Faraday.
Mengumpulkan Data (Experimenting)
 Siswa diberikan soal-soal latihan yang harus
dikerjakan
 Siswa menggunakan hukum Faraday untuk
menganalisis hubungan antara arus listrik yang
digunakan dengan jumlah hasil reaksi yang
terjadi.
Mengasosiasi (Associating)
 Berlatih memecahkan masalah terkait
perhitungan kimia dalam elektrolisis
menggunakan hukum Faraday.
Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa menuliskan hasil jawaban latihan.
Kegiatan Siswa dibantu guru merefleksi hasil analisis siswa. 10 menit
penutup Guru memberikan tambahan informasi sebagai
penguatan atas kesimpulan siswa.
Guru menutup kelas dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
Lampiran 1. Bahan ajar
Sel Volta
Sel Volta Prisip dasar dari sel volta ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Sel Volta


Logam zink (Zn) dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion Zn 2+
(misalnya larutan ZnSO4), sedangkan logam tembaga (Cu) dicelupkan ke dalam
larutan yang mengandung ion Cu2+ (larutan CuSO4) . Logam zink akan larut sambil
melepas dua elektron.

Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan tetapi tertinggal pada


logam zink. Elektron tersebut selanjutnya akan mengalir ke logam tembaga melalui
kawat penghantar. Ion Cu2+ akan mengambil elektron dari logam tembaga, kemudian
akan mengendap.

Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron


(listrik). Akan tetapi, bersamaan dengan melarutnya logam zink, larutan dalam gelas
kimia A menjadi bermuatan positif. Hal ini akan menghambat pelarutan logam zink
selanjutnya. Sementara itu, larutan dalam gelas kimia B akan bermuatan negatif
seiring dengan mengendapnya ion Cu2+. Hal ini akan menahan pengendapan ion
Cu2+. Jadi, aliran elektron yang disebutkan di atas tidak akan berkelanjutan. Untuk
menetralkan muatan listriknya, kedua gelas kimia A dan B dihubungkan dengan suatu
jembatan garam, yaitu larutan garam (seperti NaCl atau KNO3). Jembatan garam
melengkapi rangkaian sel volta, sehingga menjadi suatu rangkain yang tertutup.
Listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup.
Logam zink dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian
sel elektrokimia di atas disebut elektrode. Secara definisi, elektrode tempat terjadinya
reaksi oksidasi disebut anode, sedangkan elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi
disebut katode. Oleh karena oksidasi adalah pelepasan elektron, maka anode adalah
kutub negatif, sedangkan katode merupakan kutub positif. Pada sel elektrokimia di
atas, anode adalah logam zink dan katode adalah tembaga. Notasi Sel Volta Susunan
suatu sel volta dinyatakan dengan suatu lambang/ notasi singkat yang disebut juga
diagram sel. Untuk contoh gambar di atas, diagram selnya dinyatakan sebagai
berikut:

Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode di sebelah


kanan. Notasi tersebut menyatakan bahwa pada anode terjadi oksidasi Zn menjadi
Zn2+ , sedangkan di katode terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu. Dua garis sejajar (II)
yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis
tunggal menyatakan batas antarfase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+
dalam larutan, sedangkan Cu padatan).
1. Pengukuran Potensial Elektroda Standar
Untuk mengukur harga potensial suatu elektrode, maka elektrode
tersebut disusun menjadi suatu sel elektrokimia dengan elektrode standar
(hidrogen-platina) dan besarnya potensial dapat terbaca pada voltmeter yang
dipasang pada rangkaian luar. Potensial elektrode yang diukur dengan elektrode
standar kondisi standar, yaitu pada suhu 25o C dengan konsentrasi ion-ion 1 M
dan tekanan gas 1 atm, disebut potensial elektrode standar dan diberi lambang
Eo.
Tabel 1. Potensial Elektrode Standar, Eo (volt)
Reaksi elektrode Potensial standar
Li (aq) + e ↔ Li(s) -3,04
K+ (aq) + e ↔ K(s) -2,92
Ba2+ (aq) + 2e ↔ Ba(s) -2,90
Ca2+ (aq) + 2e ↔ Ca(s) -2,87
Na+ (aq) + e ↔ Na(s) -2,71
Mg2+ (aq) + 2e ↔ Mg(s) -2,37
Al3+ (aq) + 3e ↔ Al(s) -1,66
Mn2+ (aq) + 2e ↔ Mn(s) -1,18
2H2O(l) + 2e ↔ H2(g) + 2OH- -0,83
(aq)
Zn2+ (aq) + 2e ↔ Zn(s) -0,76
Cr3+ (aq) + 3e ↔ Cr(s) -0,74
Fe2+ (aq) + 2e ↔ Fe(s) -0,44
Zn2+ (aq) + 2e ↔ Zn(s) -0,76
Cr3+ (aq) + 3e ↔ Cr(s) -0,74
Fe2+ (aq) + 2e ↔ Fe(s) -0,44
Cd2+ (aq) + 3e ↔ Cr(s) -0,40
Ni2+ (aq) + 2e ↔ Ni(s) -0,28
Co2+ (aq) + 2e ↔ Co(s) -0,28
Sn2+ (aq) + 2e ↔ Sn(s) -0,14
Pb2+ (aq) + 2e ↔ Pb(s) -0,13
2H+ (aq) + 2e ↔ H2(s) 0,00
Cu2+ (aq) + 2e ↔ Cu(s) +0,34
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH- +0,40
(aq)
I2(s) + 2e ↔ 2I- (aq) +0,54
Ag+ (aq) + e ↔ Ag(s) +0,80
Hg2+ (aq) + e ↔ Hg(s) +0,85
Br2(l) + 2e ↔ 2Br- (aq) +1,07
O2(g) + 4H+ + 4e ↔ 2H2O(l) +1,23
Cl2(g) + 2e ↔ 2Cl- (aq) +1,36
Au3+ (aq) + 3e ↔ Au(s) +1,52
F2(g) + 2e ↔ 2F- (aq) +2,87

2. Potensial Elektroda Standar dan Potensial Sel


Potensial sel volta (Eo sel )merupakan beda potensial yang terjadi antara
dua elektrode pada suatu sel elektrokimia. Potensial sel dapat ditentukan
berdasarkan selisih antara elektrode yang mempunyai potensial elektrode tinggi
(katode) dengan elektrode yang mempunyai potensial elektrode rendah (anode)

Katode adalah elektrode yang mempunyai harga Eo lebih besar (lebih


positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai Eo lebih kecil
(lebih negatif).
3. Potensial Elektroda Standar dan Reaksi Spontan
Harga potensial elektrode dapat digunakan untuk meramalkan apakah
suatu reaksi kimia dapat berlangsung spontan. Untuk menentukan spontan atau
tidaknya suatu reaksi redoks dapat dilihat dari harga potensial reaksinya (Eo
redoks). Bila Eo redoks > 0 (positif), maka reaksi dapat berlangsung spontan,
sedangkan bila Eo redoks < 0 (negatif) reaksi tidak berlangsung spontan, artinya
untuk berlangsungnya reaksi tersebut harus ada tambahan energi dari luar.
4. Potensial Elektroda Standar dan Daya Reduksi-Oksidasi
Harga Potensial elektrode dapat digunakan untuk mengetahui daya
oksidasi dan daya reduksi suatu zat. Bila harga potensial reduksi suatu zat
semakin positif, berarti zat tersebut semakin mudah mengalami reduksi, dan
bertindak sebagai oksidator kuat (daya oksidasinya besar). Sebaliknya, bila
potensial reduksi standar suatu zat semakin negatif, maka berarti zat tersebut
semakin mudah mengalami oksidasi, dan bertindak sebagai sebagai reduktor
kuat (daya reduksinya besar).
Daya oksidasi dan reduksi juga dapat ditentukan berdasarkan deret
volta/deret elektrokimia. Deret volta/deret elektrokimia merupakan susunan
unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode. Berikut deret volta dari
beberapa logam:
Li- K- Ba- Ca- Na- Mg- Al- Mn- Zn- Cr- Fe- Ni- Co- Sn- Pb- (H)- Cu- Hg- Ag- Au

Pada deret Volta, dari kiri ke kanan makin mudah mengalami reaksi
reduksi atau dari kanan ke kiri makin mudah mengalami reaksi oksidasi.
Logam-logam di sebelah kiri atom H memiliki harga E° negatif sedangkan
logam-logam di sebelah kanan atom H memiliki harga E° positif.
Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik.Zat yang terurai
dapat berupa padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan adalah arus
searah (direct current = dc ). Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi
dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode (reaksi oksidasi) dan
katode (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel volta terletak pada kutub
elektrode. Pada sel volta, anode (–) dan katode (+), sedangkan pada sel elektrolisis
sebaliknya, anode (+) dan katode (–). Pada sel elektrolisis anode dihubungkan dengan
kutub positif sumber energi listrik, sedangkan katode dihubungkan dengan kutub
negatif. Oleh karena itu pada sel elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan
dikatode akan terjadi reaksi reduksi.

Gambar 2. Sel Elektrolisis


Ketika kedua elektrode karbon dihubungkan dengan sumber energi listrik
arus searah, dalam sel elektrolisis terjadi reaksi redoks, yaitu penguraian air menjadi
gas H2 dan gas O2. Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis adalah:
Elektrolisis larutan berbeda dengan elektrolisis air.Elektrolisis larutan,
Misalnya larutan NaI, terdapat ion Na+ dan ion I– .Kedua ion ini bersaing dengan
molekul air untuk dielektrolisis.Di katode terjadi persaingan antara molekul H2O dan
ion Na+ (keduanya berpotensi untuk direduksi).Demikian juga di anode, terjadi
persaingan antara molekul H2O dan ion I– (keduanya berpotensi dioksidasi). Spesi
mana yang akan keluar sebagai pemenang? Pertanyaan tersebut dapat dijawab
berdasarkan nilai potensial elektrode standar.
Setengah reaksi reduksi di katode:

Berdasarkan nilai potensialnya, H2O lebih berpotensi direduksi


dibandingkan ion Na+ sebab memiliki nilai E° lebih besar.Perkiraan ini cocok dengan
pengamatan, gas H2 dilepaskan di katode. Setengah reaksi oksidasi di anode:

Berdasarkan nilai potensial, ion I– memenangkan persaingan sebab nilai E°


lebih besar dibandingkan molekul H2O. Reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis:

Korosi
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-hari,
besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Proses
perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi
bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode. Reaksi perkaratan:

Fe2+ yang dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe3+.


Sedangkan OH– akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau dengan ion
H dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) dari hasil perubahan dengan air hujan.
Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus senyawa Fe2O3.xH2O.
Karat ini bersifat katalis untuk proses perkaratan berikutnya yang disebut autokatalis.
Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air. Proses korosi pada besi
dapat dilihat pada gambar .

Gambar 3. Proses Korosi

Oleh karenanya untuk mecegah korosi harus di hindarkan kontak antara


logam dengan faktor-faktor pencetus diatas, dengan cara mengecat, melapisi dengan
vaselin/minyak atau logam yang lebih tahan korosi atau perlindungan katodik.

Lampiran 2. Instrumen Penilaian

INTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Penilaian
No Nama
Tes formatif 1 Tes formatif 2 Tes formatif 3 Ulangan harian
1.
2.
3.
4.

Soal Pilihan Ganda


1. Proses perubahan energy yang terjadi pada sel volta adalah energi ……
a) Listrik kimia
b) Kimia listrik
c) Listrik potensial
d) Kimia kinetic
e) Listrik kinetic
2. Pada aliran Volta dengan electrode Zn dan Cu, aliran alektron bergerak ….
a) dari Zn ke Zn 2+ d) dari Cu ke Zn
b) dari Zn ke Cu e) dari Cu2+ ke Pb2+
c) dari Cu ke Cu2+
3. Fungsi jembatan garam dalam sel volta adalah:
a) menambah muatan positif
b) menambah muatan negative
c) menjaga keseimbangan kation dan anion
d) mengurangi muatan positif
e) mengurangi muatan negative
4. Suatu sel volta ditulis dalam diagram sel sebagai berikut :
Cu(s) / Cu2+(aq) // 2Ag+(aq) / 2 Ag(s)
Reaksi sel dari notasi di atas adalah ….
a) 2Ag(s) + Cu2+ (aq) 2Ag+(aq) + Cu(s)
b) 2Ag(s) + Cu(s) 2Ag+(aq) + Cu2+(aq)
+
c) 2Ag (aq) + Cu(s) Ag(s) + Cu2+(aq)
d) 2Ag+(aq) + Cu2+ (aq) 2Ag(s) + Cu(s)
e) Ag+(aq) + Cu(s) Ag(s) + Cu2+(aq)
5. Reaksi sel dari suatu sel volta adalah ….
Al(s) + 3Ag+ (aq) Al3+ (aq) + 3 Ag(s)
Jika dari data tersebut ditulis dalam diagram sel adalah …..
a) Al(s) / 3Ag+(aq) // Al3+(aq) / 3 Ag(s)
b) Al(s) / Al3+(aq) // 3Ag3+(aq) / 3 Ag(s)
c) Al(s) / 3Ag(s) // Al3+(aq) / 3 Ag+(aq)
d) 3Ag+(aq) / Al(s) // 3 Ag(s) / Al3+(aq)
e) 3Ag(s) / Al(s) // 3Ag+(aq) / Al3+(aq)

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Karakter Skor Indikator


Rasa Ingin 1 Tidak menunjukan antusias dalam
Tahu pengamatan/eksperimen, sulit terlibat dalam kegiatan
kelompok walaupun sudah di dorong untuk terlibat.
2 Menunjukan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusian dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok setelah di suruh untuk terlibat.
3 Menunjukan rasa ingin tahu yang besar, antusias dan
aktif dalam kegiatan kelompok
Jujur 1 Tidak menunjukan kejujuran dalam menggunakan
data hasil pengamaan) dan berusaha mencari jawaban
dari kelompok lain dengan cara menyontek.
2 Menunjukan kejujurannya dengan menggunakan data
hasil pengamatan (data apa adanya), namun kurang
menunjukan kerjasama kelompok dalam
menyelesaikan masalah yang ada di LKS
3 Menunjukan kejujurannya dengan menggunkana data
hasil pengamatan (data apa adanya) dan menunjukan
kerjasama kelompok dalam menyelesaikan masalah
yang ada di LKS
Tanggung 1 Tidak ikut mengerjakan tugas kelompok yang tertera
Jawab dalam LKS
2 Ikut mengerjakan tugas kelompok, namun tidak
dengan sungguh-sungguh.
3 Ikut mengerjakan tugas kelompok dengan sungguh-
sungguh
Karakter Skor Indikator
Teliti 1 Tidak mengamati percobaan yang dilakukan.
2 Mengamati percobaan yang dilakukan dengan
seksama, namun tidak mencatat hasil pengamatannya.
3 Mengamati dan mencatat hasil percobaan yang
dilakukan dengan seksama dan sistematis.

Sikap
Rasa Ingin Jumlah
No Nama Jujur Teliti Tanggung Jawab
Tahu Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
..

Kriteria penilaian:
Rentang jumlah skor: 10 – 12 (baik)
7–9 (cukup)
4–6 (kurang)

INTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

No Kelompok ............
Aspek yang dinilai Nama Nama Nama Nama Nama Nama
siswa siswa siswa siswa siswa siswa
1 Aktif mendengar
2 Aktif bertanya
3 Mengemukakan pendapat
4 Mengendalikan diri
5 Menghargai orang lain
6 Bekerja sama dengan orang lain
7 Berbagi pengetahuan yang dimiliki
8 Mengatur waktu dengan tepat
Jumlah skor

Petunjuk pengisian:
Skor maksimum 4
Skor minimum 1
Kriteria penilaian:
Rentang jumlah skor: 28 – 32 Nilai: AB (amat baik)
20 – 27 Nilai: B (baik)
12 – 19 Nilai: C (cukup)
0 – 11 Nilai: K (kurang)

Lampiran 3. Media Pembelajaran

Video lagu berisi rangkuman Materi Elektrokimia

Video Animasi Pembelajaran Elektrokimia


DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta
Chamidiyah. 2015. Pembelajaran melalui Brain Based Learning dalam Pendidikan
Anak Usia Dini. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(2), 279-
300.
De Porter, Bobbi et al, 2000. Quantum Teaching; Mempraktekkan Quantum Learning
Di ruang -ruang Kelas. Bandung. Kaifa.
De Porter. Bobbi & Hernacki, Mike. 2006. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman & Menyenangkan. Bandung: PT Mizah Pustaka.
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Nirmalasari, Marintan. 2011. Pengembangan Model Memorization Learning dalam
Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik pada Pelajaran Kimia SMA. Jurnal
Penelitian Pendidikan, Edisi Khusus No.2: 178-190.
Qonitah, F., Mulyani, B. And Susilowati, E. (2013) ‘Pengaruh Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tgt ( Teams Games Tournament ) Dengan
Permainan Word Square Dan Crossword Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau
Dari Kemampuan Memori Siswa Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Kelas X Sma Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012 / 2013’, 2(2), Pp. 125–
131.

Semarang, 2 November 2018

Mengetahui
Kepala SMA….. Guru Mata Pelajaran

(…......................) (Mipa Amarul Haq)


NIP.………. NIM. 4301416057

Anda mungkin juga menyukai