Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

3.2
Nama Kelompok : NI PUTU VALENTIA PUTRI FEBRIANTI / 27
Nama Anggota Kelompok/Nomor Absen :
1. NI PUTU INDAH DARMAYANTI / 25
2. NI PUTU INTAN TRISNA DEWI / 26
3. NI PUTU VALENTIA PUTRI FEBRIANTI / 27

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : XII MIPA
Semester : Ganjil
Waktu : 2 x 40 menit (2 JP)

Kompetensi Dasar :
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit

Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Membedakan penurunan tekanan uap jenuh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
2. Membedakan kenaikan titik didih larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
3. Membedakan penurunan titik didih larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
4. Membedakan tekanan osmosis larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit

PETUNJUK UNTUK PESERTA DIDIK

1) Baca Indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam LKPD


2) Pada langkah mengorientasikan, peserta didik mengamati permasalahan terkait indikator
pencapaian kompetensi.
3) Pada langkah mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat
menelusuri informasi dan membaca literature terkait sifat koligatif larutan elektrolit.
4) Pada langkah menyelidiki, peserta didik diharapkan dapat mengumpulkan informasi dan
data terkait permasalahan yang diberikan.
5) Pada langkah mengembangkan dan menyajikan, peserta didik diminta untuk
mengumpulkan informasi dengan cara: eksperimen atau mengamati objek/kejadian atau
membaca sumber lain untuk dapat membuktikan dugaan yang telah dirumuskanmenyipakan
laporan sementara hasil kajian untuk mengatasi permasalahan yang diberikan.
6) Pada langkah menganalisis dan evaluasi, peserta didik diminta untuk melakukan analisis
terhadap hasil kajian yang diperoleh oleh kelompok lain (tuliskan kekurangan dan
kelebihannya)
Jika terdapat kesulitan dalam memahami pelajaran, bisa bertanya pada teman sejawat, dan jika
teman sejawat tidak bisa menjawab, boleh ditanyakan pada guru pembimbing.

Langkah 1. Mengorientasikan

Permasalahan.

Seperti yang kalian ketahui, bahwa sifat koligatif larutan bergantung pada konsentrasi atau
jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenisnya apakah partikel itu berupa
molekul, atom ataupun ion.

Larutan NaCl 0,01 m memiliki penurunan titik beku sebesar 0,0359oC. Nilai ini hampir dua
kali lebih besar daripada penurunan titik beku urea dengan konsentrasi yang sama.

Bagaimana kalian menjelaskan perbedaan ini?

Jawab :

Urea merupakan larutan non elektronik, sedangkan garam (NaCl) merupakan larutan
elektronik. larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih tinggi daripada larutan non elektrolit.
Pada larutan elektrolit terjadi penambahan jumlah zat terlarut karena terurai menjadi ion- ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-
ion. Itulah sebabnya titik beku larutan NaCl lebih besar daripada larutan urea.

Langkah 2. Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran

Tontonlah video berikut :


https://www.youtube.com/watch?v=7AHbBkI_rwI
https://www.youtube.com/watch?v=A1hv-KIFMA0
Bacalah buku paket dan modul tentang sifat koligatif larutan elektrolit
Langkah 3. Menyelidiki

Tuliskan informasi yang kalian peroleh dari video maupun buku dan modul tentang sifat koligatif
larutan elektrolit selengkapnya!

Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada jumlah (kuantitas) partikel zat
terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis atau identitas partikel zat terlarut – tidak
peduli dalam bentuk atom, ion, ataupun molekul. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya
memandang “kuantitas”, bukan “kualitas”

Sifat larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat yang bergantung
pada jenis zat terlarut. Sebagai contoh, larutan NaCl (garam dapur) terasa asin, namun larutan
CH3COOH (asam cuka) terasa asam.

Berikut penjelasan lengkap sifat-sifatnya, yaitu:

Penurunan Tekanan Uap

Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat
terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang
volatil. Secara ideal, tekanan uap dari pelarut volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut
non-volatil berbanding lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat
koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult: tekanan uap dari pelarut di
atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap
dari pelarut murni, P°pelarut. Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P°pelarut−Plarutan berbanding
lurus terhadap fraksi mol dari Xterlarut.

Kenaikan Titik Didih

Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan
eksternal. Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan oleh keberadaan zat terlarut non-
volatil, dibutuhkan kenaikan temperatur untuk menaikkan tekanan uap larutan hingga sama dengan
tekanan eksternal. Jadi, keberadaan zat terlarut dalam pelarut mengakibatkan terjadinya kenaikan
titik didih; titik didih larutan, Tb, lebih tinggi dari titik didih pelarut murni, Tb°. Kenaikan titik didih,
ΔTb, yaitu Tb−Tb° berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan, sebagaimana:

Penurunan Titik Beku

Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel
pelarut yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut. Hal
serupa juga terjadi dalam banyak kasus di mana hanya partikel-partikel pelarut yang memadat
(membeku), meninggalkan partikel-partikel zat terlarut membentuk larutan yang konsentrasinya
lebih pekat. Titik beku dari suatu larutan adalah temperatur di mana tekanan uap larutan sama
dengan tekanan uap pelarut murni. Pada temperatur ini, dua fasa – pelarut padat dan larutan cair –
berada dalam kesetimbangan.

Oleh karena terjadinya penurunan tekanan uap larutan dari tekanan uap pelarut, larutan
membeku pada temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni — titik beku
larutan, Tf, lebih rendah dari titik beku pelarut murni, Tf°. Dengan kata lain, jumlah partikel-partikel
pelarut yang keluar dan masuk padatan yang membeku per satuan waktu menjadi sama pada
temperatur yang lebih rendah. Sifat koligatif larutan berupa penurunan titik beku, ΔTf, yaitu Tf° – Tf
berbanding lurus terhadap konsentrasi (molalitas, m) larutan.

Tekanan Osmosis

Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran
semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat dilewati
partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa perpindahan
selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi
zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.

Sifat Koligatif Larutan Osmosis :

Pendekatan sifat koligatif larutan elektrolit kuat sedikit berbeda dengan sifat koligatif larutan
nonelektrolit. Hal ini dikarenakan sifat elektrolit yang dapat terdisosiasi menjadi ion-ion dalam
larutan, misalnya satu unit senyawa CaCl2 dapat terdisosiasi menjadi 3 partikel ketika dilarutkan,
yakni 1 ion Ca2+ dan 2 ion Cl− .Oleh karena itu, perlu ikut diperhitungkan faktor van’t Hoff (i) pada
perhitungan larutan elektrolit.

Langkah 4. Mengembangkan dan Menyajikan

Jawablah permasalahan yang diberikan pada langkah 1 sesuai dengan hasil penyelidikan kalian di
atas!

Dapat diketahui bahwa penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan
konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya. Pada molal yang sama, titik beku
larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai
menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non
elektrolit.

Larutan NaCL 0,01 m memiliki penurunan titik beku sebesar 0,0359oC. Nilai ini hampir dua kali lebih
besar daripada penurunan titik beku urea dengan konsentrasi yang sama.

Hal tersebut terjadi karena adanya suatu faktor yang biasa disebut faktor van't Hoff pada larutan
elektrolit dan dinyatakan dengan lambang ( i ). Faktor van't Hoff adalah perbandingan antara sifat
koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif larutan yang
diharapkan dari suatu zat non-elektrolit pada konsentrasi yang sama.

Sifat koligatif bergantung kepada konsentrasi partikel dalam larutan baik partikel itu berupa atom,
molekul ataupun ion, tetapi tidak bergantung kepada jenis zat terlarut. Zat elektrolit dalam
larutannya akan terurai menjadi ion-ionnya baik sebagian maupun seluruhnya. Jadi, untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dibandingkan
jumlah partikel dalam larutan non-elektrolit. Oleh sebab itu, larutan elektrolit memiliki harga sifat
koligatif yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non-elektrolit.

Langkah 5. Menganalisis dan Evaluasi

Silahkan amati hasil kajian salah satu kelompok (langkah 4), analisis kelebihan dan kekurangannya.
Nama kelompok yang diamati : -NI MADE ANGELIKA HELDA ROSA / 22

-NI MADE DWITYA RAHAYUNI / 23

-NI PUTU AMANDA SRI APRILIA / 24

Kelebihan dan kekurangan :

Kelebihan :

Pada kajian kelompok mereka memiliki beberapa kelebihan karena kajian yang mereka buat
sudah lengkap dan dijabarkan dengan faktor-faktor yang sudah ada, seperti factor “van’t Hoff”.
Sehingga kajian yang mereka buat sudah sesuai dengan teori yang ada.

Kekurangan :

Pada kajian kelompok mereka kekurangannya hanya terlalu panjang dan bertele-tele.
Sehingga jika kita hanya membaca sekali kurang memahami materi tersebut, sehingga harus
membacanya berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai