“ SIFAT-SIFAT LARUTAN “
KELOMPOK III
( penulis )
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya
mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah
pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang
tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda.
Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung
glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan
trihalose.Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri
atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya),
larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang
akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat
elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non
elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan
non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh lain
adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Ion
positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan
anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit.
Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion
tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun
non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan
asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah
larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
2.2 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Sifat-Sifat Koligatif Larutan
Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya tergantung
pada jumlah partikel zat terlarut, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan
bukan pada massa partikel.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut
ditambah dengan sedikit zat terlarut
Maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
- Penurunan tekanan uap jenuh
- Kenaikan titik didih
- Penurunan titik beku
- Tekanan osmotic
Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat larutan itu sendiri.
Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya
mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat
terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dapat
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan
elektrolit.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :
i = sifat koligatif larutan eklektrolit dengan kosentrasi m / sifat koligatif larutan non elektrolit
dengan konsentrasi m
Keterangan:
n = jumlah seluruh ion zat elektrolit (baik yang + maupun -)
α = derajat ionisasi larutan elektrolit (untuk elektrolit kuat α = 1)
Sifat koligatif larutan elektrolit dirumuskan sebagai berikut:
a. ∆P = Xt . Po. i
b. ∆Tf = m Kf . i
c. ∆Tb = m Kb . i
d. π = M . R . T . i
keterangan:
i = 1 + (n-1) α
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi
Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
2. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
3. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
4. Penghantar listrik yang baik
5. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
6. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl
Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan
elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion – ion nya.
Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan
uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu
larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat
koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat
encer.
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada
interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut
yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan
dari setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah
menguap jika suhunya semakin tinggi.
Adapun bunyi hukum Raoult yang berkaitan denganpenurunan tekanan uap adalah sebagai
berikut.
a. Penurunan tekanan uap jenuh tidak bergantung padajenis zat yang dilarutkan, tetapi tergantung
pada jumlahpartikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus denganfraksi mol zat yang dilarutkan.
Keterangan:
P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
b. Kenaikan Titik Didih Larutan (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik
didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku
pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut.
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang menguap.
Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan tekanan uap
yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas
permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut mendidih
dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar
disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan
terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari
Molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb).
Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut:
g 1000
∆Tb = Kb.m danm = x
Mr P
Maka:
g 1000
∆Tb = Kb. x
Mr P
Keterangan:
c. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya
penting dalam transfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut
semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar
seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul
pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul
atau ion) melalui dinding semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan
akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur
dengan alat osmometer, dengan memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan
menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat
dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan
osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan:
π = nRT
V
Atau
π=MRT
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Dalam sistem analisis, dikenal larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi, larutan isotonic yaitu dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama, dan larutan hipotonik yaitu larutan dengan konsentrasi terlarut rendah. Air
kelapa merupakan contoh larutan isotonik alami. Secara ilmiah, air kelapa muda
mempunyai komposisi mineral dan gula yang sempurna sehinggga memiliki
kesetimbangan elektrolit yang nyaris sempurna setara dengan cairan tubuh manusia.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA