Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SIFAT KOLIGATIF

LARUTAN ELEKTROLIT DAN


NON ELEKTROLIT
Selasa, 18 Maret 2014
sifat koligatif larutan

MAKALAH
SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

KHALIMA TUSA’DIYAH
841413042
S1 KEPERAWATAN / B
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit” ini dalam waktu
yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar II.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT. Yang telah meridloi pembuatan makalah dengan baik.
2. Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar
3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya tulis ini sangat penulis
harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya guna mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I……………..................................................................................
Pendahuluan…………………………………………………………
1.1. Latar Belakang………………………………………………….
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………
1.3. Maksud dan Tujuan…………………………………………….
Bab II………………………………………………………………….
Pembahasan………………………………………………………….
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit……………….
2.2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit…………….
2.3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia……………………………….
2.4. Pentingnya Larutan Elektrolit……………………………………
2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit……………………………………………………..
Bab III…………………………………………………………………
Penutup………………………………………………………………..
3.1. Kesimpulan………………………………………………………
3.2. Saran…………………………………………………………….
Daftar pustaka………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi
fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-
partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung
komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan
bermuatan negative (anion).
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular
dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan
penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non
elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik
tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika
pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut
bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada
umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak
menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+
mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl-
mengalami reduksi karena melepaskan satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit serta pembahasan mengenai sifat–sifat, contoh dan penerapannya, agar kita
dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta
memahami konsep dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit.
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
2. Bagaimana sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
3. Bagaimana larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita ?
4. Bagaimana contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit ?
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami arti dari larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit
3. Agar mahasiswa mampu memahami larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita
4. Agar mahasiswa mampu memahami contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit
dan non elektrolit.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas
zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan
mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit.
Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat
dtunjukkan dengan alat uji elektrolit seperti pada Gambar. Jika larutan menghantarkan arus
listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan pada
salah satu atau kedua elektroda.
Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan
ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan
dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut :

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi
hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit
maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan,
larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah
larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
2.2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta
(part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah :
1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni
2. Peningkatan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Gejala tekanan osmotik.
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan
nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah
jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit
jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka
sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun
cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat
tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan
itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :
 Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
 Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
 Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat
terlarut.
a. Penurunan Teknan Uap
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan dari
setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika
suhunya semakin tinggi.
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk
melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke dalam
cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu larutan,
maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karene sebagian yang lain penguapannya
dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult lalu dirumuskan
sebagai berikut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap cairan
tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada diatas permukaan
cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap diatas permukaan akan
mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekanan uap sudah jenuh akan
terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh.
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan
tekanan uap. Pada suhu 20 C tekanan uap air jenuh diatas permukaan air adalah 17,53
mmHg. Besarnya penurunan tekanan uap air akibat adanya zat terlarut disebut penurunan
tekanan uap larutan.
Sejak tahun 1887 – 1888 Francois Mario Roult telah mempelajari hubungan antara
tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya
tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut
murninya. Penurunan tekanan uap menurut hukum Roult, tekanan uap salah satu cairan dalam
ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan P A = XA
. PAo. Dari hukum Roult ternyata tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada tekanan uap
pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi
mol zat terlarut.

P = Po . X pelarut

P = tekanan uap larutan


X = fraksi mol
P = tekanan uap pelarut murni
Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut.Untuk
menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap penurunan tekanan
uap dapat dituliskan :

P = Po – P

Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Roult dapat
ditulis :

P larutan = X pelarut . P pelarut


Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih rendah diatas
larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
b. Peningkatan Titik Didih
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik didih
larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku pada titik
beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai berikut :
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang menguap.
Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan tekanan uap
yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas permukaan
zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika
tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada
saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari
larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti tekanan uap air
murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar) pada saat air dipanaskan
sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm (misalnya
dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100 C.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu 100 C
tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk dapat
mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih tinggi.
Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih.
Menurut hukum Roult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali
molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb). Dapat dirumuskan sebagai :

Δ Tb = Kb . m

Jika :
M = n x 1000
P

Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tb = Kb ( n x 1000 )
p

Tb = besar penurunan titik beku


Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. Kb diperoleh dengan mengukur
kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya, mengandung zat
terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih larutan merupakan titik
didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau Tb = Tb + Tb (Oxtoby,
2001).
c. Penurunan Titik Beku
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar
partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar
molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan
proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak
antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya partikel-partikel zat
terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan
maka akan terjadi penurunan titik beku larutan tersebut.
Seperti halnya kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil
kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) dinyatakan dengan
persamaan :

ΔTf = Kf . m
Tf = Kf ( n x 1000 )
p
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan ttitik beku molal
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik
bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik didih, dapat
digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui.
Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini kita hanya
mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan dari larutan adalah
pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut, maka situasinya akan lebih
rumit. Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap
pelarut, sebagimana ditentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada
dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut
dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanan uap yang sama. Ini
berarti bahwa suhu beku larutan dapat diidentifikasi sebagi suhu ketika kurva tekanan uap
pelarut padat murninya berpotongan dengan kurva larutan. Jika zat terlarut ditambahkan ke
dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama
pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih dengan demikian bertanda negatif dan penurunan
titik beku dapat diamati.
d. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya penting
dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut semipermiabel, yang
membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar seperti protein dan
karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul
zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding
semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik
disebut tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan
memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan
sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan hipotonis
ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat dihentikan jika diberi
tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik
dirumuskan, berdasarkan persamaan gas ideal :

PV = nRT
Maka tekanannya :
P = nRT
V

Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan π, dari persamaan diatas dapat diperoleh :

π = nRT
V

Atau

π=MRT

Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff. Penyimpangan ini
terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi ion, sehingga zat terlarut
jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor pengali atau lumrah disebut faktor
Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut :

π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)

Tetapan titik beku molal (Kf)

Pelarut Titik beku (oC) Kf (oC)


Air 0 1,86
Benzena 5,4 5,1
Fenol 39 7,3
Naftalena 80 7
Asam asetat 16,5 3,82
Kamfer 180 40
Nitrobenzena 5,6 6,9

Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan
demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
 Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
2. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
3. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu menyala
4. Penghantar listrik yang baik
5. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
6. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH,
Ca(OH)2, Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl
 Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak
menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah (Al(OH)3,
NH4OH), garam NH4CN
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala
4. Derajat ionisasi = 0 Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.
2.3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti :
protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan
tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi
ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma
terinci dalam tabel di bawah ini : No. Elektrolit Ekstraseluler Intraseluler Plasma Interstitial1.

Kation : • Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq


Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31
mEq2. Anion : • Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
 Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
 Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
 Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
 Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.
a. Kation :
 Sodium (Na+) : - Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion sodiumdi tubulus
ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
 Potassium (K+) : - Kation berlebih di ruang intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
 Calcium (Ca++) :- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle-
Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifanprotrombin dan
trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.

b. Anion :
 Chloride (Cl -) : - Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
 Bicarbonat (HCO3 -) : - Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram untuk menurunkan PH.
 Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) : - Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
2.4. Pentingnya Larutan Elektrolit
Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan
segala mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim, pembentuk
hormon, melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2 tubuh, seperti aktivitas
permeabilitas membran sel. selain dibutuhkan untuk tubuh, larutan elektrolit juga umum
digunakan untuk elektrokimia sperti pengisi pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
cairan intraseluler dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di
dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di
luarsel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti :
protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi elektrolit dalam cairan
tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi
ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
2.5. Contoh Larutan yang Termasuk kedalam Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Berdasarkan jenis larutan :
a) Larutan asam (zat yang melepas ion H+ jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah :

1. Asam klorida/asam lambung : HCl


2. Asam florida : HF
3. Asam sulfat/air aki : H2SO4
4. Asam asetat/cuka : CH3COOH
5. Asam sianida : HCN
6. Asam nitrat : HNO3
7. Asam posfat : H3PO4
8. Asam askorbat/Vit C

b) Larutan basa (zat yang melepas ion OH- jika dilarutkan dalam air), contohnya adalah :

1. Natrium hidroksida/soda kaustik : NaOH


2. Calsium hidroksidab : Ca(OH)2
3. Litium hidroksida : LiOH
4. Kalium hidroksida : KOH
5. Barium hidroksida : Ba(OH) 2
6. Magnesium hidroksida : Mg(OH)2
7. Aluminium hidroksida : Al(OH)3
8. Besi (II) hidroksida : Fe(OH)2
9. Besi hidroksida : Fe(OH)3
10. Ammonium hidroksida : NH4OH

c) Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah :
1. Natrium klorida/garam dapur : NaCl
2. Ammonium clorida : NH4Cl
3. Ammonium sulfat : (NH4)2SO4
4. Calcium diklorida : CaCl2
Berdasarkan jenis ikatan :
1. Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2,
AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
2. Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki
perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH,
H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit)
dan zat pelarut (jumlahnya banyak).
solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit solvent (zat
pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak
2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan
didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non
elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan
larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau reaksi kimia : proses
terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat yang dilarutkan ke dalam air).
4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Adanya
larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala terang.
Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau bahkan tidak
menyala. Kelompok larutan elektrolit : larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air
hujan, air kali dan air sumur. Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula,
larutan alkohol.
5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang berikatan dan senyawa
kovalen polar yang berikatan kovalen polar.

3.2. Saran
Kebutuhan cairan tubuh tak hanya berasal dari konsumsi air putih saja, melainkan
juga dari makanan dan minuman yang mengandung air. Meskipun begitu, akan jauh lebih
baik bila kita memilih untuk mengkonsumsi air putih ketimbang jenis minuman lainnya yang
banyak mengandung gula, kalori, kafein dan zat-zat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Brady, James.1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta : Erlangga
Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Keenan, Klenifelter. 2000. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Oxtoby david w, dkk . 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Surabaya : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : Institut Tekhnologi Bandung
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit.html
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html diakses pada senin, 10
Desember 2013 pukul 15.00 WIB.
http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-dan-
Elektrolit.html diakses pada Senin, 26 November 2012 pukul 15.00 WIB

Diposting oleh Khalima Tusa'diyah di 21.14 1 komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Mengenai Saya

Khalima Tusa'diyah
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2014 (1)
o ▼ Maret (1)
 sifat koligatif
larutan
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
 Beranda

Minggu, 06 Februari 2011

Perbandingan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan


Nonelektrolit
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan
partikel-partikel di dalam larutan ini. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan
elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya,
larutan nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga
larutan C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku
air murni, sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+dan 1
mol Cl–.
Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, secara teoretis akan
menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C. Sedangkan larutan CaCl2 1 M mempunyai 3 mol ion per
1.000 g air, secara teoretis
akan menurunkan titik beku tiga kali lebih besar dibandingkan larutan C6H12O6 1 M.
Contoh:
C6H12O6(s) --->C6H12O6(aq)
1 mol................. 1 mol
Jumlah partikelnya 1 × 6,02 × 1023 molekul.
NaCl(s)---> Na+(aq) + Cl–(aq)
1 mol .........1 mol......... 1 mol
Jumlah partikelnya 2 × 6,02 × 1023 (ion Na+ dan Cl–).
CaCl2(s) --->Ca2+(aq) + 2 Cl–(aq)
1 mol........... 1.mol .........2 mol
Jumlah partikelnya 3 × 6,02 × 1023 partikel (ion Ca2+ dan ion Cl–).
Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Larutan
elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada
larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk
larutan elektrolit lemah. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut.
α = jumlah molekul zat yang terurai/jumlah molekul mula-mula

Menurut Van’t Hoff, i = 1 + (n – 1)α


i= jumlah partikel yang diukur/jumlah partikel yang diperkirakan

Sifat koligatif larutan elektrolit adalah sebagai berikut.

1. Kenaikan titik didih


ΔTb = Kb ×m{1 + (n −1) α}

2. Penurunan titik beku

ΔTf = Kf ×m{1 + (n −1) α}

Keterangan:
n = jumlah ion yang dihasilkan dari ionisasi satu molekul zat elektrolit
α = derajat ionisasi zat elektrolit

3. Tekanan osmosis
π = MRT {1 + (n −1)α }
π = mol/liter × {1 + (n −1)α }

Hal-hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan larutan elektrolit antara lain:
1. a. Elektrolit yang menghasilkan dua ion (n = 2), yaitu CH3COOH, HCl, NaOH, NaCl.
b. Elektrolit yang menghasilkan tiga ion (n = 3), yaitu Ca(OH)2, H2SO4, Na2CO3.
c. Elektrolit yang menghasilkan empat ion yaitu FeCl3, AlCl3.
2. Makin banyak ion yang dihasilkan dari larutan elektrolit, makin besar pula harga ΔTb dan ΔTf.
3. Besarnya harga α menunjukkan kuatnya larutan elektrolit.
Makin besar harga α, makin besar pula harga ΔTb dan ΔTf.
4. Larutan elektrolit kuat mempunyai α = 1.
ΔTb = Kb × m × n
ΔTf = Kf × m × n
π=M×R×T×n
5. Pada elektrolit biner berlaku:
ΔTb = Kb × m × (1 + α)
ΔTf = Kf × m × (1 + α)
π = M × R × T × (1 + α)

Contoh soal:
1. Suatu larutan elektrolit biner 0,05 mol dalam 100 gram
air mempunyai α =2/3 . Jika Kf = 1,86 °C/m, tentukan
penurunan titik beku larutan tersebut!
Jawab:
ΔTf = Kf × m × (1 +2/3 )
= 1,86 °C/m × 0,05 mol × 1.000/100 × (1 +2/3)
= 1,86 °C/m × 0,5 ×5/3
ΔTf = 1,55 °C

2. Tetapan kenaikan titik didih molal air adalah 0,5 °C/m.


Jika 1 mol H2SO4 dilarutkan dalam 100 gram air dan
dipanaskan, tentukan kenaikan titik didih dan titik didih
larutan tersebut!
Jawab:
ΔTb = Kb × m × n
= 0,5 × 1 × 3
ΔTb = 1,5 °C
Titik didih larutan = 100 °C + 1,5 °C = 101,5 °C.

3. Tentukan tekanan osmosis 29,25 gram NaCl dalam


2 liter larutan yang diukur pada suhu 27 °C!
(Mr NaCl = 58,5, R = 0,082 L.atm.mol–1K–1)
Jawab:
π=M×R×T×n
= (29,25 / 58,5):2 × 0,082× 300× 2
= 0,25 × 0,082 × 600
π = 12,3 atm

Diposting oleh Maria Sundus RW di 14.20

Label: Sifat Koligatif larutan


3 komentar:

Budhi Gunawan mengatakan...

Mana penurunan tekanan uapnya.


www.creativesmilekids.com

19 Agustus 2011 12.30

Noer Latif mengatakan...

thx,, big thx


ga ada buku paket, nemu referensi bagus ^_^

14 September 2011 02.10

obat mata herbal mengatakan...

informasi dalam blog ini sungguh sangat kaya akan pengetahua dan wawasan baru
ygmungkin blom di dapat di buku pada umumnya.

23 Agustus 2013 05.45

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting Lama Beranda

silahkan ngobrol
search
Search

about me
MARIA SUNDUS RW

LIHAT PROFIL LENGKAPKU

popular posts

Kenaikan titik didih (ΔTb) dan penurunan titik beku (ΔTf)

Setiap zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan mempunyai harga
yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan...

Tata Nama Senyawa Kimia

Banyaknya senyawa yang ditemukan di dunia sehingga himpunan kimia sedunia atau yang disebut
IUPAC (International Union of Pure and Applied ...

Bentuk Molekul

1. Teori Domain Elekt ron ●Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan
(PEI dan pasangan elektron bebas (PEB) ato...

Kurva Titrasi Asam Basa


Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang berbeda
selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva ti...

 Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

A. Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan
terbagi menjadi 2 golongan yaitu larutan...

Isotop, Isobar dan Isoton

1. Isotop Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor massa yang berbeda
disebut dengan isotop. Contoh: Nomor at...

Ikatan Kovalen

Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang
berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketid...

Ikatan Kovalen Koordinasi

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektr...

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

1). Pengecualian Aturan Oktet a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet Meliputi senyawa
kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu...
 Larutan penyangga

1. Larutan Penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah : Larutan yang mempunyai pH
tetap dan mampu menahan pe...

labels
 Hidrokarbon (20)
 Ilmuwan Islam (13)
 Soal-Soal (13)
 Reaksi Oksidasi Reduksi (12)
 Artikel Iptek (11)
 Struktur Atom (8)
 Materi Kimia (7)
 Asam Basa (6)
 Ikatan Kimia (5)
 Sifat Koligatif larutan (4)
 Termokimia (4)
 Daftar Nilai (3)
 Laju Reaksi (3)
 Perhitungan Kimia (3)
 Video Kimia Youtube (3)
 Koloid (2)
 Hasil Kali Kelarutan (1)
 Power Point Kimia (1)
 Sistem Periodik Unsur (1)

followers
blog archive
 ► 2016 (1)

 ▼ 2011 (30)

o ► Oktober (2)

o ► Agustus (8)

o ► Juni (2)

o ▼ Februari (6)

 Soal Sifat Koligatif Larutan

 Penyetaraan Reaksi Redoks Metode bilangan oksidasi...

 Perbandingan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit da...


 Tekanan osmosis larutan

 Kenaikan titik didih (ΔTb) dan penurunan titik bek...

 Penurunan tekanan uap

o ► Januari (12)

 ► 2010 (28)

 ► 2009 (74)

kata-kata mutiara

kalender
n

Anda mungkin juga menyukai