BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Untuk menentukan kadar Asam Asetat yang terkandung di dalam cuka
(cuka dagang).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
dalam air yang mengandung cita rasa, dan garam organik yang berbeda-beda
sesuai dengan asalnya.
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Dahulu kala cuka
dihasilkan oleh berbagai bakteri pengasil asam asetat, dan asam asetat
merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur. Penggunaan asam
asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama. Asam asetat cair
adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam
asetat memiliki dikostanta dielektrik yang sedang yaitu 6,2, sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar seperti garam organik dan gula maupun
senyawa non polar seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercampur mudah
dengan pelarut atau nonpilar lainnya seperti air, klorofom dan heksana. Sifat
kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini memuatnya
digunakan secara luas dalam industri kimia. Asam asetat diprouksi secara
sintetis maupun secara alami melalui fermentasi bakter. Sekarang hanya 10%
dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan
hokum yag mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah
berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri
kimia, 75% diantaranya di produksi melalui metanol. Sisanya melalui
metode-metode alternatif.
𝐴𝑐𝑒𝑡𝑜𝑏𝑎𝑐𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑐𝑒𝑡𝑖
C2H5OH+O2 → CH3COOH+H2O
5) Nutrisi
Acetobacter aceti membutuhkan nutrisi untuk melakukan fermentasi
etanol menjadi asam cuka. Nutrisi pada media fermentasi adalah zat-zat
yang mengandung fosfor dan nitrogen seperti super fosfat, amonium
sulfat, amonium fosfat, urea, dan magnesium sulfat. Acetobacter aceti
membutuhkan unsur C, H, O, N, dan P dalam jumlah besar. Jika
kekurangan unsur C, H, O, N, dan P maka Acetobacter aceti tidak akan
tumbuh dan berkembangbiak dengan baik (Dewati, 2008).
jumlah besar untuk berbagai kegunaan lain. Asam organik ini bisa diproduksi
dalam berbagai konsentrasi. Dalam bentuk murni, asam asetat dikenal sebagai
asam asetat glasial karena mengkristal dalam suhu dingin. Bentuk asam ini
sangat korosif dan bisa berbahaya jika mengenai kulit sehingga orang yang
bekerja menggunakan senyawa ini harus menggunakan alat pelindung.
Terdapat beberapa cara pembuatan asam asetat. Salah satu metode adalah
fermentasi bakteri, teknik yang digunakan untuk membuat cuka, di mana
asam asetat dihasilkan sebagai produk sampingan dari penguraian bakteri.
Teknik lain melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan asam ini, seperti
yang dilakukan dalam pembuatan untuk penggunaan industri. Ketika
digunakan untuk keperluan makanan, asam asetat biasanya diproduksi secara
biologis karena memerlukan label keamanan makanan. Senyawa berwarna
bening ini memiliki rasa asam yang khas, meskipun mencicipi langsung tidak
dianjurkan kecuali jika secara jelas diperuntukkan bagi konsumsi manusia.
Asam asetat juga memiliki bau yang kuat dan tajam. Selain sebagai penyedap
makanan, asam ini juga digunakan sebagai pengawet. Kondisi asam akan
menghambat pertumbuhan bakteri, menjaga makanan aman dari kontaminasi.
Dalam industri, asam asetat digunakan dalam berbagai proses.
M × Mr
% kadar asam asetat = ...........
R ....(2.3)
Rapat massa CH3COOH%
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
14
15
3.2 Bahan
1. KOH ( Kalium Hidroksida)
2. CH3COOH (Asam Asetat)
3. Indikator PP
4. Aquades
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan, kita dapat mengetahui kadar asam asetat dalam
cuka dagang menggunakan metode titrasi asam basa.
5.2 Saran
A. Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya, alat-alat dan bahan-bahan yang disediakan di
laboratorium disusun dengan baik sehingga tampak rapi dan praktikan
merasa nyaman saat melakukan praktikum.
B. Saran Untuk Asisten
Sebaiknya, saat praktikan sedang melakukan praktikum, asisten
selalu mengawasi praktikannya agar tidak terjadi kesalahan yang
seharusnya tidak terjadi.
19
17
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Mustafal. 2013. Seri Pedalaman Materi Kimia untuk SMA/MA. Jakarta :
ESIS.
Hasibuan, Maharani. 2015. Penetapan Kadar Asam Asetat Dalam Larutan Cuka
Makanan Dengan Metode Titrimetri di Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Medan. Medan : Universitas Sumatra Utara.
Lanovia, Cindy. 2015. Laporan Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka
Makan.
Suyatno, dkk. 2018. Kimia SMA/MA Kls XI (Diknas). Jakarta : Grasindo.