3. – Gaya
- Tekanan
- Tegangan
- regangan
Cara kerja:
(a) Tahap pengujian konsolidasi adalah untuk memungkinkan tekanan air pori di
batu dan material pengisi, berdekatan dengan bidang geser untuk mendisipasi
dibawah tegangan normal sebelum pergeseran. Perilaku batu uji pada saat
konsolidasi juga dapat memaksakan batasan geser pada tingkat yang diizinkan.
(b) Setelah batu uji dipasang dalam kotak geser (shearbox), semua alat pengukur
diperiksa dan pembebanan awal dipasang serta pembacaan perpindahan dicatat.
(c) Beban normal dinaikkan sesuai dengan yang telahditentukan untuk tes,
mencatat perpindahan normal yang konsekuen (konsolidasi) dari conto sebagai
fungsi waktu dan penggunaan beban.
(d) Tahap konsolidasi dapat dianggap lengkap bila laju perubahan dari
perpindahan normal kurang dari 0,05 mm dalam 10 menit. Pemuatan geser
kemudian dapat diterapkan.
Pergeseran:
(a) Tujuan pergeseran adalah untuk menentukan nilai puncak dan kuat geser
langsung residu.
(b) Gaya geser dapat diterapkan secara bertahap biasanya diterapkan terus
menerus dengan cara mengontrol laju perpindahan gesernya.
(c) Sekitar 10 set pembacaan harus diambil sebelum mencapai kekuatan puncak.
Tingkat perpindahan geser harus kurang dari 0,1 mm/menit pada periode 10
menit sebelum mengambil satu set bacaan.
Hal ini dapat ditingkatkan sampai tidak lebih dari 0,5 mm / menit antara set
pembacaan penetapan kekuatan puncak sendiri cukup dibaca. Untuk
"pengaliran" test terutama ketika menguji diskontinuitas tanah lempung,
waktutotal untuk mencapai kekuatan puncaknya sebaiknyamelebihi 6 t100 yang
ditentukan dari kurva konsolidasi. Jika perlu tingkat geser harus dikurangi atau
penerapan kenaikan gaya geser kemudian ditunda untuk memenuhi kebutuhan
ini.
(d) Setelah mencapai kekuatan puncaknya, pembacaan harus diambil pada
penambahan sebesar 0,5-5 mm perpindahan geser yang diperlukan untuk
menentukan kurva kekuatan perpindahan (Gbr. 5). Tingkat perpindahan geser
harus 0,02-0,2 mm / menit pada periode 10 menit sebelum satu set pembacaan
diambil, dan dapat ditingkatkan sampai tidak lebih dari 1 mm / menit antara set
pembacaan lainnya.
(e) Dimungkinkan untuk nilai kekuatan residu ketika batu uji digeserpada
tegangan normal konstan dan setidaknya empat set berturut-turut pembacaan
yangdiperoleh menunjukkan tidaklebih dari 5% dari tegangan geser atas
perpindahan geser 1 cm [ 11].
(f) Setelah menetapkan kekuatan residu, tegangan normal dapat ditingkatkan
atau dikurangi [12] dan geser contined untuk mendapatkan nilai kekuatan residu
tambahan. Batu uji harus reconsolidated setiap tegangan normal baru (lihat
paragraf 6), dan pergeseran terus menerus sesuai dengan kriteria yang diberikan
dalam paragraf 7 (c) sampai 7 (e) di atas.
(g) Setelah dilakukan pengujian, bidang geser sebaiknya dibuka dan diamati
secara keseluruhan (lihat paragraf 9). Luas permukaan geser diukur dan difoto
bila diperlukan. Batu uji batuandan puing-puing geser harus diambil untuk
pengujian indeks.
7. Hubungannya yaitu sebelum kita melangkah ke pengujian kuat geser kita
terlebih dahulu harus mengetahui massa batuannya untuk mempermudah kita
dalam menganalisa hasilnya dilaboratorium.
8. pengujian kuat geser adalah pengujian besarnya tegangan geser maksimum
yang dapat diterima oleh struktur internal batuan tanpa menyebabkan bidang
geser pada batuan dapat mengalami failure. Sedangkan pengujian sifat fisik
adalah pengujian segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya.
9. Parameter :
* Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas.
* Sudut geser dalam merupakan sudut yang dubentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan.