Anda di halaman 1dari 6

1. JELASKAN PENGERTIAN KUAT GESER DAN SUDUT GESER DALAM!

2. TULISKAN RUMUS UJI KUAT GESER DISERTAI KETERANGAN!


3. HUKUM FISIKA APA YANG BEKERJA PADA DITEMUKAN DI
PENGUJIAN KUAT GESER!
4. JELASKAN PERBEDAAN GAYA, TEKANAN, TEGANGAN DAN
REGANGAN!
5. JELASKAN KEGUNAAN PENGUJIAN KUAT GESER!
6. TULISKAN DAN JELASKAN SOP PENGUJIAN KUAT GESER!
7. JELASKAN HUBUNGAN MASSA BATUAN DENGAN PENGUJIAN KUAT
GESER!
8. JELASKAN PERBEDAAN PENGUJIAN KUAT GESER DAN UJI SIFAT
FISIK!
9. JELASKAN PARAMETER DALAM MENGETAHUI UJI KUAT GESER
BATUAN!
10. JELASKAN SYARAT SAMPEL YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGUJIAN KUAT GESER!
11. TULISKAN TUJUAN PRAKTIKUM UJI KUAT GESER!
12. PRINT 1 JURNAL BAHASA INDONESIA UNTUK UJI KUAT GESER!
Jawaban :
1. * Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir
tanah terhadap desakan atau tarikan
*Sudut geser dalam merupakan sudut yang dubentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan.

2. Rumus uji kuat geser (Coulomb 1776)


τ = C + σ tg ϕ
Dimana :
τ = Kuat geser tanah ( kN/m2 )
C = Kohesi tanah ( kN/m2 )
ϕ = Sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek internal ( derajat )
σ = Tegangan normal pada bidang runtuh ( kN/m2 )

3. – Gaya
- Tekanan
- Tegangan
- regangan

4. – Gaya merupakan interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda


bermassa mengalami perubahan gerak.
- Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas
bidang tersebut.
- Tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang
bekerja pada benda dengan luas penampang benda.
- Adapun regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang batang dengan panjang mula-mula
5. Kegunaan pengujian :
Pengujian ini untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap suatu geseran
pada tegangan normal tertentu, dari hasil pengujian kuat
g e s e r i n i d a p a t ditentukan :
- Garis
- Nilai kuat geser batuan
- Sudut geser dalam
- kohesi

6. SOP Uji Kuat Geser


Persiapan:
(a) Pada pengujian ini dicatat pula dip, arah dip dan karakteristik geologi terkait
lainnya. Blok atau inti sample yang digunakan untuk pengujian dikumpulkan
dengan cara tertentu untuk meminimalkan gangguan, dan diusahakan untuk
mempertahankan kadar air alami. Dimensi sample dan letak bidang uji dalam
blok atau inti harus disesuaikan sehingga tidak dilakukan pemotongan di
laboratorium. Bidang uji sebaiknya persegi dengan luas minimal 2.500 mm2.
Sample harus disimpan dengan mengikat erat dengan kawat atau tape dan
dibiarkan dalam posisinya hingga pengujian.
(b) Sample yang tidak segera dilakukan pengujian harus diberi lapisan kedap air,
diberi label dan dikemas untuk menghindari kerusakan pada saat perjalanan ke
laboratorium.Sample rapuh memerlukan perlakuan khusus, misalnya kemasan di
lapisi busa poliuraten (Stimpson, B., Metcalfe, F. G, dan Walton, G., 1970. QJ
Engng geol. 3, No. 2, hal.127).
(c) Kemasan pelindung (kecuali kawat baja) dihilangkan beserta penyangga blok
di salah satu sisinya, sehingga bidang yang akan diuji dalam posisi yang benar
dan terorientasi. Selanjutnya bahan encapsulating dituangkan dan setelah selesai,
pada setengah bagian sample yang lain dilakukan dengan cara yang sama. Jarak
minimal antara kedua sisi bidang geser adalah 5 mm dan harus bersih dari bahan
encapsulating.

Cara kerja:
(a) Tahap pengujian konsolidasi adalah untuk memungkinkan tekanan air pori di
batu dan material pengisi, berdekatan dengan bidang geser untuk mendisipasi
dibawah tegangan normal sebelum pergeseran. Perilaku batu uji pada saat
konsolidasi juga dapat memaksakan batasan geser pada tingkat yang diizinkan.
(b) Setelah batu uji dipasang dalam kotak geser (shearbox), semua alat pengukur
diperiksa dan pembebanan awal dipasang serta pembacaan perpindahan dicatat.
(c) Beban normal dinaikkan sesuai dengan yang telahditentukan untuk tes,
mencatat perpindahan normal yang konsekuen (konsolidasi) dari conto sebagai
fungsi waktu dan penggunaan beban.
(d) Tahap konsolidasi dapat dianggap lengkap bila laju perubahan dari
perpindahan normal kurang dari 0,05 mm dalam 10 menit. Pemuatan geser
kemudian dapat diterapkan.
Pergeseran:
(a) Tujuan pergeseran adalah untuk menentukan nilai puncak dan kuat geser
langsung residu.
(b) Gaya geser dapat diterapkan secara bertahap biasanya diterapkan terus
menerus dengan cara mengontrol laju perpindahan gesernya.
(c) Sekitar 10 set pembacaan harus diambil sebelum mencapai kekuatan puncak.
Tingkat perpindahan geser harus kurang dari 0,1 mm/menit pada periode 10
menit sebelum mengambil satu set bacaan.
Hal ini dapat ditingkatkan sampai tidak lebih dari 0,5 mm / menit antara set
pembacaan penetapan kekuatan puncak sendiri cukup dibaca. Untuk
"pengaliran" test terutama ketika menguji diskontinuitas tanah lempung,
waktutotal untuk mencapai kekuatan puncaknya sebaiknyamelebihi 6 t100 yang
ditentukan dari kurva konsolidasi. Jika perlu tingkat geser harus dikurangi atau
penerapan kenaikan gaya geser kemudian ditunda untuk memenuhi kebutuhan
ini.
(d) Setelah mencapai kekuatan puncaknya, pembacaan harus diambil pada
penambahan sebesar 0,5-5 mm perpindahan geser yang diperlukan untuk
menentukan kurva kekuatan perpindahan (Gbr. 5). Tingkat perpindahan geser
harus 0,02-0,2 mm / menit pada periode 10 menit sebelum satu set pembacaan
diambil, dan dapat ditingkatkan sampai tidak lebih dari 1 mm / menit antara set
pembacaan lainnya.
(e) Dimungkinkan untuk nilai kekuatan residu ketika batu uji digeserpada
tegangan normal konstan dan setidaknya empat set berturut-turut pembacaan
yangdiperoleh menunjukkan tidaklebih dari 5% dari tegangan geser atas
perpindahan geser 1 cm [ 11].
(f) Setelah menetapkan kekuatan residu, tegangan normal dapat ditingkatkan
atau dikurangi [12] dan geser contined untuk mendapatkan nilai kekuatan residu
tambahan. Batu uji harus reconsolidated setiap tegangan normal baru (lihat
paragraf 6), dan pergeseran terus menerus sesuai dengan kriteria yang diberikan
dalam paragraf 7 (c) sampai 7 (e) di atas.
(g) Setelah dilakukan pengujian, bidang geser sebaiknya dibuka dan diamati
secara keseluruhan (lihat paragraf 9). Luas permukaan geser diukur dan difoto
bila diperlukan. Batu uji batuandan puing-puing geser harus diambil untuk
pengujian indeks.
7. Hubungannya yaitu sebelum kita melangkah ke pengujian kuat geser kita
terlebih dahulu harus mengetahui massa batuannya untuk mempermudah kita
dalam menganalisa hasilnya dilaboratorium.
8. pengujian kuat geser adalah pengujian besarnya tegangan geser maksimum
yang dapat diterima oleh struktur internal batuan tanpa menyebabkan bidang
geser pada batuan dapat mengalami failure. Sedangkan pengujian sifat fisik
adalah pengujian segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya.

9. Parameter :
* Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas.
* Sudut geser dalam merupakan sudut yang dubentuk dari hubungan antara
tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan.

10. Syarat sampel :


a. batuan yang terdapat rekahan lalu terisi material lunak
b. keberadaan tekanan air
c. mineralogi dan ukuran butiran pada batuan
d. kekasaran permukaan geser pada batuan.
11. Tujuan :
1. Mengidentifikasi parameter - parameter yang mempengaruhi kelakuan atau
sifat geser batuan.
2. Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai
kesamaan sifat dan kualitas.
3. Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa
batuan.
4. Mengetahui kuat geser langsung batuan pada tegangan normal tertentu,
mekanisme pengujian kuat geser langsung batuan dan aplikasi pengujian sifat
fisik pada dunia pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai