Anda di halaman 1dari 19

UJI TARIK

Anggota:

Yuliana Tri Handani 21090116120034


Paolo Ciptanto Lubis 21090116120025
Jeriko Michael G Siagain 21090116130084
Aldi Tama 21090116140111
Latar Belakang
Dalam proses pembuatan sebuah kapal sudah dipastikan memerlukan bahan-bahan yang kuat. Suatu bahan
yang kuat didalam pembuatan sebuah kapal tidak hanya satu-satunya proses dalam pembuatannya. Bahan
yang kuat tersebut haruslah dibentuk untuk menyesuikan desain kapal tersebut. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk mengetahui apakah suatu pelat dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan.
Cara tersebut adalah dengan melakukan pengujian terhadap pelat yang akan digunakan pada kapal.
Pengujian dimaksud untuk mengetahui tingkat mutu pengerjaan dan integritas/kekuatan konstruksi bahan
atau peralatan, dan untuk meyakinkan bahwa bahan/peralatan sesuai dengan spesifikasi dan standar yang
diacu. Pengujian terdiri dari uji merusak, uji tak merusak dan uji hydrostatis. Uji tarik adalah tes dimana
sample dipersiapkan ditari sampai benda uji patah. Uji pengukuran dicatat dalam PSI (Pounds per Square
Inch) E7018 =70.000 PSI Sample uji tarik dalam pengelasan dapat mengungkapkan kekuatan tari lasan,
batas elastis, titik luruh, dan daktilitas.

2
1. PENGERTIAN
Let’s start with the first set of slides

3
UJI TARIK
Pengertian
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan
untuk menguji kekuatan suatu bahan/material
dengan cara memberikan beban gaya yang
sesumbu (Askeland, 1985). Hasil yang didapatkan
dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa
Teknik dan desain produk karena mengasilkan
kekuatan material.
4
Uji Tarik
Pengujian tarik adalah dasar pengujian mekanik yang dipergunakan pada material. Dimana specimen uji
yang telah distandarisasi, dilakukan pembebanan uniaxial sehingga specimen uji mengalami peregangan
dan bertambah panjang hingga akhirnya patah. Pengujian tarik relative sederhana, murah dan sangat
terstandarisasi disbanding pengujian lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pengujian menghasilkan
nilai yang valid adalah bentuk dan dimensi specimen uji, pemilihan grips dan lain-lain.

5
2. MACAM UJI TARIK
A. Uji Tarik Las Pipa (API 1104)
B. Uji Tarik Untuk Kualifikasi Prosedur Las
Kampuh Plat (ASME IX)

6
A. Uji Tarik Las Pipa (API 1104)
◈ Persiapan
Keping uji tarik halus dipotong sepanjang lebih kurang 9” dan selebar 1”. Keping dapat dipotong dengan
mesin atau dengan oxygen cut. Sebaiknya kedua sisi samping dalam kondisi halus dan sejajar.
◈ Metode
Batang uji tarik harus putus dengan antuan mesin tensile yang mampu mengukur besarnya beban ketika
batang tersebut putus. Kuat tarik dihitung dengan membagi beban maksimum pada saat kegagalan dengan
luas penampang terkecil dari batang uji (yang diukur sebelum beban ditarik dikenakan).
◈ Persyaratan
Kuat tarik satu sambungan las termasuk sona fusi dari setiap las harus > kuat tarik minimum yang
ditentukan dari material pipa tetapi tidak boleh > dengan kuat tarik sebenarnya dari material. Apabila
batang uji tarik las putus diluar jalur las dan sona fusi dan memenuhi syarat kuat tarik minimum didalam
spesifikasi, sambungan las dapat diterima sebagai telah memenuhi syarat. Apabila batang uji pas putus
dibawah kuat tarik minimum yang ditentukan dari material pipa, batang uji dibuang dan diganti dengan 7
batang yang baru.
A. Uji Tarik Las Pipa (API 1104)

8
B. Uji Tarik Untuk Kualifikasi Prosedur Las
Kampuh Plat (ASME IX)
◈ Maksud uraian ini adalah untuk memberikan petunjuk pada semua pihak
pelaksana dan inspeksi las yang memerlukan untuk kualifikasi prosedur dan juru
las kampuh plat.

9
3. SIFAT MEKANIK
UJI TARIK

10
Sifat Mekanik Uji Tarik

11
◈ Batas elastisσ E ( elastic limit)
Dalam diatas dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A, kemudian
bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke
kondisi semula) yaitu regangan “nol” pada titik O. Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A,
hukum Hooke tidak lagi berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas
regangan permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari
0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% . Tidak ada standarisasi yang universal mengenai
nilai ini. 12
Sifat Mekanik Uji Tarik

◈ Batas proporsional σp (proportional limit)


Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi tentang nilai ini.
Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.
◈ Deformasi plastis (plastic deformation)
Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada diatas yaitu bila bahan ditarik
sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.
◈ Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis ke plastis.
◈ Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya
disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
13
Sifat Mekanik Uji Tarik
◈ Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress)
Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis ke plastis.
◈ Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress)
Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya
disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
◈ Regangan luluh εy (yield strain)
Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
◈ Regangan elastis εe (elastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini akan
kembali ke posisi semula.
◈ Regangan plastis εp (plastic strain)
Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap tinggal
14
sebagai perubahan permanen bahan.

Sifat Mekanik Uji Tarik
◈ Regangan total (total strain)
Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, εT = εe+εp. Perhatikan beban dengan arah
OABE. Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban dilepaskan, posisi regangan
ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah regangan plastis.
◈ Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength)
Pada diatas ditunjukkan dengan titik C (σβ), merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam
uji tarik.
◈ Kekuatan patah (breaking strength)
Pada diatas ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau
patah.
◈ Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh biasanya
didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini 15
disebut offset-strain


3. PROSEDUR
KERJA UJI TARIK

16
Prosedur Kerja Uji Tarik
◈ Mengukur benda uji dengan ukuran standar
◈ Mengukur Panjang awal (Lo) atau gage length dan luas penampang irisan benda uji
◈ Mengukur benda uji pada pegangan (grip) atas dan pegangan bawah pada mesin uji tarik
◈ Nyalakan mesin uji tarik dan lakukan pembebanan tarik sampai benda uji putus
◈ Mencatat beban luluh dan beban putus yang terdapat pada skala
◈ Melepaskan benda uji pada pegangan atas dan bawah; kemudian satukan keduanya seperti semula.
◈ Mengukur Panjang regangan yang terjadi.

17
KESIMPULAN

Pengujian tarik dilakukan untuk


menguji bahwa bahan/peralatan sesuai
dengan spesifikasi dan standar yang
diacu. Pengujian ini untuk mencegah
efek yang timbul dari hasil pengelasan,
karena pengelasan yang tidak
sempurna pada pelat kapal akan
mengakibatkan retak dan akan
berimbas pada kekutan struktur kapal
18
dan keselamatan kapal tersebut
THANK
S!
Any questions?

19

Anda mungkin juga menyukai