MATERIAL
TUJUAN PENGUJIAN
• Penelitian material:
– Memperoleh pemahaman baru dari suatu material yang
telah diketahui
– menemukan sifat-sifat material baru
– mengembangkan standar-standar yang bermakna dari
kualitas produk ataupun prosedur-prosedur pengujian.
PENJELASAN TUJUAN PENGUJIAN
• Pengujian scientific:
– Segala jenis pengujian yang bertujuan sebagai
akumulasi informasi yang teratur dan reliable
mengenai sifat-sifat dasar dan berguna bagi material
yang pada akhirnya didedikasikan bagi kepentingan
analisis yang akurat tentang perilaku material dan
bagi kepentingan desain yang efisien.
Percobaan:
• hasil masih bersifat tidak pasti,
• penelaahan lebih dalam akan dicoba untuk ditemukan.
Pengujian
• mengindikasikan adanya prosedur yang telah disusun
• batasan hasil yang ingin dicapai telah didefinisikan
Pengujian vs Percobaan
F
F
F
Beban kompressi
Beban tarik
F
Beban geser
UJI TARIK
• Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling
mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal
dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia,
misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan
JIS 2241.
• Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga
tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu
bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini
harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan
kekakuan yang tinggi (highly stiff).
Uji tarik
Standar sampel untuk uji tarik
2¼’
0,505’ ¾’
2’
R 3/8’
• Pada pembebanan
Teg.
rendah dalam uji tarik,
hubungan antara
Modulus
tegangan dan elastis
regangan linier
Pembebanan
Reg.
Mesin uji tarik (Tensile Test)
Paduan Modulus elastis Modulus geser Ratio
logam (104 MPa) (104 MPa) Poisson
Al 6,9 2,6 0,33
Cu-Zn 10,1 3,7 0,35
Cu 11,0 4,6 0,35
Mg 4,5 1,7 0,29
Ni 20,7 7,6 0,31
Baja 20,7 8,3 0,27
Ti 10,7 4,5 0,36
W 40,7 16,0 0,28
• Hubungan tegangan geser dan regangan geser
dinyatakan dengan
= G
• Dengan
= tegangan geser
= regangan geser
G = modulus geser
Sifat elastis material Z
Teg.
• Untuk material logam,
umumnya deformasi
elastis terjadi < 0,005 Reg.
0,002
regangan
Titik
• Regangan > 0,005
luluh atas
terjadi deformasi
ys
plastis (deformasi
Titik
permanen) Teg.
Luluh bawah
Reg.
Perilaku uji tarik
• Titik luluh: transisi elastis dan plastis.
• Kekuatan: kekuatan tarik merupakan kekuatan
maksimum.
• Dari kekuatan maksimum hingga titik terjadinya
patah, diameter sampel uji tarik mengecil (necking).
Keuletan (ductility)
• Keuletan: derajat deformasi plastis hingga
terjadinya patah
• Keuletan dinyatakan dengan
– Presentase elongasi,
%El. = (lf-lo)/lo x 100%
– Presentase reduksi area,
%AR = (Ao-Af)/Ao x 100%
Ketangguhan (Toughness)
• Perbedaan antara kurva
tegangan dan regangan
hasil uji tarik untuk
material yang getas dan
ulet
• ABC : ketangguhan
material getas
• AB’C’ : ketangguhan
material ulet
Logam Kekuatan Kekuatan Keuletan
luluh (MPa) tarik (MPa) %El.
Au - 130 45
Al 28 69 45
Cu 69 200 45
Fe 130 262 45
Ni 138 480 40
Ti 240 330 30
Mo 565 655 35
Uji Kekerasan (Hardness Test)
Pengujian Kekerasan Brinell
Pengujian kekerasan Brinell dilakukan dengan menekan
Indentor (Hardened steel ball dengan diameter D) dengan
beban P (Kg) terhadap suatu spesimen.
Diameter indeniasi (d) diukur setelah beban dilepas.
Kekerasan Brinell (BHN) adalah beban (P) dibagi dengan
luas permukaan indentasi yaitu :
P = Beban [kg]
D = Diameter bola [mm]
d = Diameter rata-rata indentasi [mm]
Proses Pengujian Brinell
Pengujian kekerasan harus memenuhi persyaratan
yaitu :
a) Permukaan spesimen harus halus, rata dan tegak
lurus terhadap arah pembebanan.
b) Brinell standart menggunakan :
beban (P) = 3000 kg,
Diameter bola = 10 mm, dan
Waktu penekanan = 10-15 detik.
Pengujian Kekerasan Rockwell
• Pada pengujian Rockwell beban dan indentor yang digunakan
lebih kecil dibandingkan dengan pengujian Brinell.
• Angka kekerasan langsung ditunjukkan pada mesin sehingga
waktu pengujian relatif lebih singkat dan sangat sesuai
digunakan di lapangan.
• Prosedur pengujian dilakukan dengan menekan indentor pada
benda kerja dengan beban awal (minor load) 10 kg, yang
menyebabkan kedalaman indentasi h, Jarum penunjuk diset
pada angka nol skala hitam, selanjutnya diberikan beban
mayor 140 Kg selama 10 - 15 detik.
• Beban mayor dilepas dengan cara mengembalikan posisi
pembebanan ke posisi beban awal yang menyebabkan
kedalaman indentasi h1 , sehingga angka kekerasan dapat
langsung dibaca pada skala penunjuk.
Proses Pengujian Rockwell
Pengujian Kekerasan Vickers
Pengujian kekerasan Vickers menggunakan indentor intan yang
berbentuk piramid dengan alas bujur sangkar dan sudut
puncak antara dua sisi yang berhadapan besarnya 136°
Angka kekerasan Vickers adalah beban dibagi luas
indentasi sebagai berikut :