Anda di halaman 1dari 65

PEMILIHAN BAHAN & PROSES

TMJ 623 / 2 SKS

Batu Mahadi
Siregar
DASAR ILMU BAHAN

• Bahan ialah wujud asal benda kerja dimana menurut


awalnya terdapat bahan alami yang langsung diolah
seperti kayu dan batu

• Bahan alami yang diubah wujud melalui proses fisika


dan kimia contohnya biji menjadi logam

• Bahan buatan yang didapat tidak secara alami,


melainkan dari bahan mentah melalui proses kimia yang
rumit contohnya; Gelas, Seluloid, Plastik, dan lain-lain
IKHTISAR UMUM BAHAN
PENGGOLONGAN LOGAM
Ikhtisar umum bahan besi
PEMILIHAN BAHAN
 Penentuan bahan yang tepat merupakan kompromi antara
berbagai sifat dan cara penggunaan dan sampai dimana
bahan tersebut dapat memenuhi syarat yang telah
ditentukan dan sesuai dengan standard.

 Pemilihan sering tidak semata-mata berdasarkan


pertimbangan teknik, pertimbangan ekonomis juga
memegang peranan yang sangat penting, selain
pertimbangan penggunaan dan kondisi lingkungan.

 Pemilihan bahan yang sesuai adalah didasarkan atas


perencanaan yang komprehensif terhadap beberapa aspek
dan pertimbangan pemakaian.

 Proses pengolahan dan perlakuan terhadap bahan


merupakan keinginan dan tuntutan dari penggunaan dan
perkembangan teknologi.
FAILURE IN PRODUCT
Adhesive Waer
SIFAT TEKNIS DALAM PEMILIHAN BAHAN
 Sifat mekanik
Batas mulur, Kekuatan tarik, Keuletan, Tahan aus, Perbandingan
kekuatan/berat, dan Daya tahan terhadap; tekuk, torsi, geser.

 Sifat yang diperlukan selama pembentukan


Mampu mesin (Machine ability), Mampu las (weld ability),
Karakteristik pengerjaan dingin, Karakteristik pengerjaan panas, dan
Mampu tempa.

 Sifat yang penting sehubungan dengan pengaruh lingkungan


Daya tahan karat; Dalam cuaca lingkungan biasa, dan dibawah
pengaruh unsur kimia seperti minyak, air garam dll.
Daya tahan panas
Pelapukan
PENGUJIAN DAN
EVALUASI MATERIAL
Konsep Dasar
Pengujian adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dan sifat yang dimiliki material yang diuji.

Evaluasi merupakan serangkaian aktivitas yang terkontrol dan


terdokumentasi dalam pengembangan dan penggunaan suatu
produk.

Kemajuan dan perkembangan teknologi berbagai industri


mengharuskan penggunaan produk komersial yang standard atau
bersertifikasi.

Pengendalian terhadap sifat, karakteristrik, maupun cacat produk


hanya dapat dilakukan setelah melalui proses pengujian dan
evalausi.
Tujuan
 Memberikan informasi secara bekelanjutan tentang kualitas
produk yang dihasilkan atau teknik kendali mutu.
 Memberikan informasi yang baik tentang perkembangan
baru yang diperoleh dari material atau perkembangan
material baru dari hasil penelitian dan unjuk kerja.
 Memberikan gambaran tetang metoda atau cara yang akurat
dalam melakukan pengukuran yang sangat mendasar dari
sifat-sifat dan karakteristik material atau sifat fisik yang tetap
dengan berbagai cara pengukuran.
 Memberikan pemahaman kepada peneliti-peneliti tentang
ilmu material baru dan untuk temuan sifat dari material baru
serta untuk perkembangan yang sangat berarti bagi standard
mutu atau prosedur pengujian.
Sifat-sifat Bahan
 Sifat Mekanik;
Kekuatan, kekerasan, kekakuan, keliatan, keuletan,
kepekaan takikan atau kekuatan terhadap beban
kejut dll.
 Sifat Listrik;
Kemampuan hantaran listrik dan dielektrisitas
 Sifat Magnet;
Permeabilitas, koevisitas, histerisis, dll.
 Sifat Thermal;
Panas jenis, pemuaian, konduktivitas dll
Sifat-sifat Bahan
 Sifat Kimia;
Reaksi kimia, kombinasi, segregasi, ketahanan
korosi, komposisi dll.

 Sifat Fisik;
Ukuran (dimensi), massa jenis, struktur dll.

 Sifat Pengerjaan lanjut;


mampu mesin dan mampu keras
Standard Organizing
 ACI; American Concrete Institute
 AISI; American Iron and Steel Institute
 ANSI; American National Standard Institute
 API; American Petroleum Institute
 ASCE; American Society of Civil Enginering
 ASME; American Society of Mechanical Enginering
 ASTM; American Society for Testing Materials
 BSI; British Standards Institution
 DIN; Deutsches Institut fǘr Normung
 ISO; International Standard Organisation
 JISC; Japanese Industrial Standards Committee
 SAE; Society of Automotive Engineers
 BSN; Badan Standardisasi Nasional
 Others
PENGOLONGAN
 Pengujian merusak (Destructive Test-DT)
Pengujian yang dilakukan dengan merusak benda atau
spesimen uji untuk mendapatkan sifat maupun karakteristik
material yang diuji.

 Pengujian tak-merusak (Non-Destructive Test-


NDT)
Pemeriksaan yang berhubungan dengan pengamatan atas
proses dan pembuatan produk atau konstruksi untuk
kepentingan memastikan kualitas diinginkan dapat tercapai.
Destructive Test (DT)
 Tensile Test (uji tarik)
 Torsion Test (uji puntir)
 Hardness Test (uji kekerasan)
 Impact Test (uji bentur)
 Fatique Test (uji lelah)
 Deflection Test (uji lendutan)
 Creep Test (uji melar)
Non-Destructive Test (NDT)
Pada proses pembentukan dan pengecoran logam/bahan
tidak terlepas adanya cacat produk baik cacat dimensi,
geometri maupun cacat struktur.
Untuk mendapatkan kualitas yang baik maka perlu
dilakukan pengujian terhadap cacat tersebut beberapa
pengujian yang sering dilakukan adalah:
 Visual method
 Coloring method
 Magnetic method
 Eddy Current method
 Radiological method
 Ultrasonic method
 Acoustic method
 And other Next
Pengujian Tarik
Pengujian tarik merupakan metoda pengujian yang paling utama
dilakukan untuk pengujian sifat-sifat mekanik, dan hasilnya
dibakukan secara internasional

Material yang akan diuji dibentuk menurut ukuran standard


spesimen pengujian (batang/rod, pelat), misalnya menurut
standard ASTM, DIN, JIS, ISO, dll.

Metoda pengujian dengan menarik spesimen hingga patah pada


mesin uji tarik, kecepatan crosshead (penarikan spesimen)
diusahakan tetap (konstan) selama pengujian.

Setelah beban tarik mencapai harga maksimum, maka terjadi


pengecilan penampang (necking) pada spesimen uji, sehingga
kenaikan beban tarik menurun dibandingkan pertambahan
panjang spesimen uji, dan akhirnya spesimen uji akan
patah/putus.
Next
Spesimen uji & tipikal grafik

Next
Sifat-sifat mekanik uji tarik
Data sifat-sifat mekanik yang dapat diperoleh dari uji tarik adalah:
1. Kekuatan, yaitu kemapuan material untuk menahan tegangan
tanpa terjadi kerusakan
Kekuatan luluh; yaitu kemampuan untuk menahan tegangan tetap
yang dapat menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis.
Fy
y 
A0
Kekuatan tarik; yaitu kemampuan material untuk menahan
tegangan maksimum tanpa terjadi kerusakan, hal ini merupakan
ukuran kekuatan material.
Fu
u 
A0
Next
Sifat-sifat mekanik uji tarik
2. Keuletan, yaitu kemapuan material untuk mengalir secara plastis
ketika berdeformasi, sehingga memungkinkan untuk dideformasi
plastis tanpa patah.
Perpanjangan; yaitu kemampuan untuk bertambah panjang secara
plastis sebelum patah.
LP LP  L0
  
L0 LP
Reduksi penampang; yaitu kemampuan untuk susut penampang
secara plastis sebelum patah.
A0  A f
q
A0

Next
Sifat-sifat mekanik uji tarik
3. Modulus Elastis, yaitu kemapuan material untuk menerima
tegangan tanpa terjadi deformasi plastis, dan merupakan ukuran
kekakuan (stiffness) material.

E 

4. Modulus kelentingan; yaitu kemampuan material untuk menyerap
energi pada saat berdeformasi elastis, kemudian melepaskannya
bila deformasi hilang, hal ini merupakan luas daerah dibawah
kurva elastis. 2

R  1 . . R
2 2.E
5. Modulus ketangguhan; yaitu kemampuan material menyerap
energi pada saat berdeformasi plastis tanpa terjadinya patah, hal
ini merupakan luas daerah di bawah kurva uji tarik.
Ulet : T  u . 
Getas : T  2 . u . 
3
Next
Mesin uji tarik: Servo-pulser

Back
Pengujian Puntir

Uji puntir tidak dibakukan seluas uji tarik, dan jarang diperlukan
untuk spesifikasi logam, hanya digunakan untuk menguji logam-
logam yang getas (misalnya baja perkakas), dan elemen yang
menerima beban puntir (misalnya poros gandar, dll).

Pada pengujian, salah satu ujung batang spesimen dijepit


sedangkan pada ujung yang lain diberi momen puntir (MT),
sehingga terjadi tegangan geser () dan regangan geser () yang
sebenarnya nol di pusat batang dan maksimum pada permukaan
batang.

Next
Spesimen uji puntir

Regangan geser:
r .
  tg. 
L
Laju regangan geser:
 .D.n
  ( S 1 )
60 . L
Tegangan geser:
MT . r MT . D
   2  16 . M T ( kg / mm 2 )
IP  . D4  . D9
32
Next
Hasil uji puntir
Data yang dapat diperoleh dari uji puntir:
1. Kekuatan luluh puntir: y (kg/mm2)
hampir berimpit dengan batas proporsional yang besarnya
adalah:   0,001 rad . / in
'


dimana,  ' 
L

2. Modulus Geser: G (kg/mm2)


Pada daerah elastisitas, tegangan geser sebanding dengan
regangan geser, sehingga konstanta kesebandingan disebut
modulus geser:
 G.
 MT . L
G   ( kg / mm 2 )
 IP . 

Next
Mesin uji puntir

Back
Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui ketahanan
material terhadap deformasi permanen (plastis) atau ukuran
ketahanan material terhadap lekukan.

Metode uji kekerasan:


1. Metode goresan; yaitu dengan menggoreskan alat penggores pada
permukaan benda uji. Kedalaman dan lebar goresan pada permukaan
benda uji, dinyatakan sebagai ukuran kekerasan.

2. Metoda pantulan (dinamik); yaitu dengan menjatuhkan alat penumbuk


kepermukaan benda uji, dan energi tumbukannya (tinggi pantul
penumbuk) dinyatakan sebagai ukuran kekerasan.

3. Metode penekanan (indentasi), yaitu mengukur kekerasan benda uji


dengan menggunakan indentor yang ditekankan pada permukaan benda
uji. Diameter dan kedalaman bekas penekanan indentor merupakan
ukuran kekerasan benda uji.

Next
Metoda uji kekerasan
Metoda goresan dan metoda pantulan tidak sesuai
digunakan untuk pengujian kekerasan pada logam,
disebabkan data yang diperoleh kurang akurat.

Untuk pengujian kekerasan pada logam digunakan


metoda penekanan yang menggunakan indentor, yang
terdiri dari:

1. Brinnell Hardness Tester


2. Rockwell Hardness Tester
3. Vickers Hardness Tester
4. Knoop Hardness Tester

Next
Alat uji kekerasan

Brinnell
Rockwell

Brinnell, rockwell, and vickers


Next
Standard pengujian kekerasan

Next
Standard pengujian kekerasan

Back
Pengujian Bentur
Pengujian benturan (impact) dilakukan untuk mengetahui
kegetasan dan keuletan material terhadap beban bentur yang
dipengaruhi oleh temperatur.
Metode pengujian bentur dapat dilakukan dengan;
1. Metoda Charpy (Amerika)
2. Metoda Izod (Inggris)
Harga katahanan impact adalah banyaknya energi yang
dibutuhkan untuk mematahkan spesimen, yaitu sama dengan
besarnya energi yang diserap oleh spesimen, sebesar:
Energi impact (J) = (W . H) – (W . H’)

dimana: W = berat bandul (lb)


H = tinggi bandul sebelum pembenturan terhadap spesimen (ft)
H’ = tinggi bandul setelah pembenturan terhadap spesimen (ft)
Next
Spesimen dan alat uji bentur

Charpy

Izod Next
Metoda impak charpy

Test untuk ketangguhan impak, seperti uji impak Charpy, telah dikembangkan
sebelum teori mekanika retak ada.
Uji impak adalah suatu metoda untuk mengevaluasi ketanguhan yang relatif dari
material teknik.
Uji impak Charpy secara berkelanjutan digunakan saat ini sebagai suatu metoda
pengendalian mutu yang murah untuk menilai kepekaan takik dan ketangguhan
impak dari material teknik. Pada umumnya uji ini digunakan untuk uji
ketangguhan logam. Test serupa dapat digunakan untuk polymers, keramik dan
komposit.

Pada impak, spesimen mengubah bentuk secara elastis sampai beban maksimum
berlangsung (perubahan bentuk plastis), dan suatu zone plastis kembangkan pada
bentuk itu.
Ketika spesimen uji berubah bentuk oleh impak, pekerjaan zone plastis
mengeraskan. Ini meningkatkan tegangan dan regangan pada zone plastis sampai
spesimen patah.

Next
Metoda impak charpy
Meningkatkan kekuatan luluh suatu logam dengan proses
pengerjaan dingin, biasanya dapat meningkatkan kekuatan
akan tetapi keliatan-nya menurun dan sebaliknya. Ini adalah
tegangan plastis yang mengakibatkan kegagalan

Logam pada umumnya patah dengan microvoid coalescence di mana tegangan plastis
menyebabkan pengintian kekosongan di sekitar pemasukan.

Pada logam bcc, kegagalan dapat juga terjadi dengan perpecahan (cleavage) sepanjang
{001} bidang kristal pada suatu tegangan-tarik kritis.

Back Microvoid coalescence Cleavage


Pengujian Lelah
Pengujian lelah digunakan untuk mengetahui ketahanan logam
terhadap pembebanan dinamis.

Beban dinamis dapat menyebabkan suatu komponen mengalami


patah lelah (fatique failure), meskipun tegangan yang bekerja di
bawah batas luluh logam.

Metoda pengujian lelah dengan pembebanan lentur-putar (rotary


bending).

Spesimen diberi beban lentur dan diputar, sehingga tegangan


yang bekerja pada suatu elemen spesimen akan berfluktuasi
secara sinusiodal dari tegangan tarik menjadi tegangan tekan
secara berulang-ulang terus menerus hingga spesimen patah.
Next
Spesimen dan alat

Next
Hasil pengujian lelah
Hasil dari pengujian lelah ditunjukkan dalam bentuk diagram Wohler atau
diagram S-N

Dari diagram Wohler dapat ditentukan batas kelelahan (endurance limit) suatu
logam, yaitu harga tegangan yang memberikan umur tidak terhingga dari suatu
logam. Dengan membebani konstruksi di bawah batas kelelahan maka
keamanan suatu konstruksi dapat lebih diandalkan.

Back
Pengujian Lendutan

Pengujian material terhadap ketahanan lendutan dilakukan adalah


dengan tujuan untuk mengamati dan menganalisa hubungan
tegangan lentur dan defleksi.

Elemen-elemen mesin haruslah cukup tegar untuk mencegah


pengaruh defleksi dan mempertahankan ketelitian dimensional
terhadap pengaruh beban.

Biasanya kerusakan yang terjadi pada suatu material lebih besar


diakibatkan oleh defleksi, dibandingkan akibat tegangan lentur.

Defleksi merupakan jarak antara sumbu beam dengan garis


elastis akibat beban.

Next
Alat uji lendutan
5
4
1 2

6
3

Next
Metoda Pengujian
1. Prinsip Superposisi.
Spesimen dipasang diatas dua tumpuan dan diberikan pembebanan terpusat
dititik A, B, C, secara bergantian dan besarnya beban terpusat tidak sama pada
tiap titik. Besanya defleksi diukur dengan menggunakan alat pengukur defleksi
dimana alat ini diletakkan pada titik yang akan diukur. Berapa besarnya defleksi
di titik tersebut untuk hal ini alat ini diletakkan ditengah-tengah batang.
Kemudian proses diatas diulangi dengan memberikan ketiga beban terpusat
sekaligus lalu diukur berapa besar defleksi ditengah-tengah batang.

Aplikasi Superposisi.
Spesimen diletakkan di atas tiga tumpuan (I, II, III). Tumpuan dan letaknya tidak
tepat ditengah-tengah batang Pasang alat defleksi pada tumpuan dua. Letakkan
beban PA. dititik A dan PB. dititik B, pilih titik A dan B sedemikian rupa
sehingga tidak terletak ditengah antara dua tumpuan. Kemudian diukur besarnya
lendutan dititik A, B, C. Lepaskan beban di A dan B lalu pasang beban dititik C
yaitu PC dan ukur berapa lendutannya.

Next
Metoda Pengujian
2. Teori Maxwell.
Spesimen diletakkan diatas dua tumpuan dan dipilih dua titik A dan B yang
letaknya tidak simetris, letakkan di A dan ukur berapa lendutan di titik B.
Kemudian beban yang sama di titik B dan ukur berapa lendutan di titik A.
Prosedur ini diulangi dengan memilih titik A dan B yang lain dengan beban
berbeda.

Aplikasi Teori Maxwell


Spesimen diletakkan diatas dan diberikan sebuah beban terpusat (P) yang
diletakkan pada satu titik dan diukur lendutan ditengah-tengah batang. Kemudian
beban diganti dengan beban yang berbeda lalu diukur lendutan yang terjadi pada
batang tersebut.

3. Aplikasi Kedua Prinsip.


Spesimen diletakkan diatas dua tumpuan dan diberi beban ditengah batang atau
titik A, lalu diukur lendutan yang terjadi pada titik B, C, dan D. Dan diukur juga
lendutan yang terjadi dititik A, lepaskan beban di A dan letakkan beban yang
berlainan besarnya pada titik B, C, dan D. Lalu besar lendutan diukur di titik A.

Back
Pengujian Melar
Pengujian melar (creep) dilakukan untuk mengetahui ketahanan
logam menerima tegangan pada temperatur tinggi.
Pada temperatur tinggi kekuatan logam akan menurun, dan bila
logam menerima beban maka dapat terjadi melar (deformation
creep).
Bila pembebanan berlangsung relatif lama, maka pada logam
dapat terjadi perubahan bentuk (deformation) akibat melar (creep)
yang semakin besar dan pada suatu saat logam dapat mengalami
kerusakan (repture).
Metoda pengujian melar (creep) dilakukan dengan memberi
beban tetap terhadap logam pada temperatur yang tetap, dengan
pertambahan waktu maka pada logam akan terjadi deformasi
melar (creep) dan pada waktu tertentu pula logam akan putus.

Next
Spesimen dan alat

Next
Metoda uji
Regangan melar (creep strain) yang terjadi diukur oleh alat
extensometer dan selanjutnya dicatat pada rekorder.
Pada peristiwa terjadinya melar, terdapat 3 tahapan melar yang
terjadi, yaitu:
Primary creep : laju kenaikan regangan diawali denan cepat, lalu menurun
Secondary creep : laju kenaikan regangan mulur konstan
Tertiary creep : laju kenaikan regangan mulur terjadi dengan cepat

dt
d
Slope = d/dt

Back
Cacat pada pengecoran
Misrun; Pengecoran yang telah mengeras sebelum sebelum
rongga cetakan terisi sempurna. Penyebab: fluiditas logam
lebur kurang, temperatur tuang rendah, kecepatan penuangan
lambat, bagian cross-section rongga cetakan tipis.

Cold shut; terjadi jika dua aliran logam lebur bertemu tetapi
kurang terjadi fusi antar keduanya akibat adanya pendinginan
yang prematur

Cold shots; percikan (splattering) logam lebur saat penuangan


mengakibatkan gelembung logam (solid globules) yang
mengeras terperangkap dalam cetakan.

Shrinkage cavity; depresi yang terjadi pada permukaan atau


bagian internal pengecoran akibat terjadinya pengerasan yang
menyusut. Next
Microporosity; terjadinya pengerasan yang menyusut secara
lokal dan terdistibusi secara merata pada structur dendritic.

Hot tearing/hot cracking; retaknya logam pada titik yang


mengalami tegangan (tensile stress) yang tinggi akibat dari
ketidakmampuan logam untuk menyusut secara natural.

(a) misrun;
(b) cold shut
(c) cold shot
(d) shrinkage cavity
(e) Microporosity
(f) Hot tearing/hot
cracking

Next
Cacat pada pengecoran pasir
Sand blow; Terperangkapnya gas cetak (mold gases) saat
penuangan.
Pin holes; Seperti sand blow tetapi dalam ukuran kecil dari
tersebar.
Sand wash; erosi yang terjadi pada cetakan saat penuangan
sehingga bentuk cetakan berubah.
Scabs; permukaan kasar pada permukaan akibat encrustation
logam dan pasir.
Penetration; logam lebur terpenetrasi kedalam cetakan karena
fluiditas logam yang tinggi.

Mold shift; pergeseran antara cope dan drag sehingga


mengakibatkan parting line yang menonjol.

Next
Core shift; pergeseran inti akibat dari buoyancy dari logam.
Mold crack; retaknya cetakan sehingga logam lebur
membentuk sirip pada produk akhir.

(a) sand blow


(b) pin holes
(c) sand wash
(d) Scabs
(e) Penetration
(f) mold shift
(g) core shift
(h) mold crack

Back
Visual method
Cara ini sangat konvensional sekali dan sederhana, namun dapat
dilakukan untuk mengidentifikasikan cacat secara makro.
Cacat dimensi dan geometrik dari produk yang dihasilkan dapat
dilakukan secara visual.

Back
Coloring method
Cara ini dipakai untuk mendeteksi cacat dengan penembusan zat
pada celah cacat di permukaan. Cairan fluoresen atau cairan
pewarna dipakai untuk maksud ini.
Pengamatan pertama di bawah sinar ultra violet dengan panjang
gelombang 330 - 390 mm, dan yang terakhir diamati dibawah
sinar tampak terang

Back
Magnetic method
Pengujian dengan bubuk magnet ini dapat dilakukan hanya pada
jenis material yang dapat dimagnetkan, misalnya baja berada dalam
medan magnet, fluks magnet pada baja akan terputus oleh adanya
retakan atau inklusi disekitar permukaan jadi bubuk magnet akan
diabsorb, kepekaan pengamatan sangat tinggi kalau konduksinya
baik

Back
Eddy Current method
Kalau batang uji ditempatkan dalam lilitan yang dialiri arus listrik
frekuensi tinggi, maka arus Eddy yang mengalir pada batang uji
berubah kalau ada cacat, yang akan memberikan induksi perubahan
tegangan listrik oleh impedensi lilitan atau lilitan sendiri, jadi
dihasilkan sinyal listrik.

Cara ini dipakai untuk menentukan bagian yang tidak pejal dilihat
dari amplitude dan fasa dari sinyal tersebut.

Pengujian Arus pusar dengan sensor berputar, menjamin kepekaan


pendeteksian maksimum untuk permukaan, penyimpangan panjang
pada material jelas kelihatan.

Next
Eddy Current tester

MAC 150

CIRCOGRAPH
Eddy-current dengan
sensor berputar

MAC 200 eddy current equipment ERIC VI Multi Channel


Eddy-Current Tester

Back
Radiological method

Uji penyinaran dengan mempergunakan sinar X, sinar Gamma dan


sinar Netron yang memiliki daya tembus besar melalui benda,
memungkinkan untuk mengetahui adanya cacat dari bayangan pada
film yang ditempatkan di belakang benda, yang menunjukkan
variasi intensitas, karena perbedaan absorpsi sinar oleh rongga dan
kepadatan di dalam benda.

Semakin tebal atau padat material yang diuji, maka semakin besar
tingkatan penyerapannya. Oleh karena itu, jika ada suatu rongga
(cacat) di dalam material uji, tingkatan penyerapan akan
menurunkan pada titik ini dan pada area rongga akan muncul lebih
gelap pada filma, hal ini ditunjukkan secara gambar skematik.

Next
Skematik uji radiography

General
arrangement

Appearance
of film
development

Back
Ultrasonic method
Pengujian ultrasonik mengunakan gelombang ultrasonik 1 - 5 MHz
merambat dalam bahan dan memantul ditempat cacat, dari deteksi
gelombang pantulan dapat diketahui adanya cacat.

Untuk memancarkan dan menerima gelombang ultrasonik


dipergunakan kristal barium titanat atau lainnya.

Gelombang ultrasonik memantul 100 % dari celah dan retakan,


oleh karena itu, kepekaan pengamatan sangat tinggi dibandingkan
dengan pengujian dengan penyinaran yang tidak dapat mengamati
cacat kecuali jika benda ujinya mempunyai ketebalan 1 - 2,5 inchi,
tetapi yang terdeteksi adalah puncak gelombang pantulan yang
memerlukan pengalaman untuk menentukan keadaan cacat pada
bahan.
Next
Alat dan metode

Dalam pengujian tak merusak menggunakan ultrasonik, getaran


bunyi; frekuensi tinggi dipancarkan ke dalam material oleh suatu
Ultrasonic Tester (UT) transducer.
Instrumen test kemudian mengidentifikasi isyarat yang diterima
ultrasonik baik suatu gelombang bunyi maupun rambatan
gelombang.
Dalam gaya yang ditimbulkan oleh getaran bunyi, akan ditangkap
oleh pemancar transducer sebagai UT penerima dan
mengidentifikasikan isyarat yang dicerminkan berkenaan dengan
amplitudo dan waktu.
Metoda ini akan menandai adanya material cacat seperti halnya
perubahan dimensional seperti ketebalan, rongga dan lain-lain.

Next
Alat dan metode

ECHOMAC® FD 3
Multi Channel Ultrasonic Tester

Echomac ultrasonic system


Pada gambar di atas adalah suatu sistem kompleks untuk
mendeteksi perubahan menurut golongan, cacat sebelah
dalam, dan permukaan.
Back
Acoustic method

Pengujian pancaran akustik dilakukan jika deformasi plastis atau


patahan terjadi gelombang suara dibangkitkan oleh pembebasan
gelombang tekanan.
Hal ini dinamakan pancaran akustik yang dipergunakan dalam
pengujian tak merusak bentuk baru.
Bila dipergunakan secara sempurna, dapat dipakai untuk
mendeteksi retak lelah atau retak korosi tegangan dalam komponen
mesin.

Back
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai