Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti
benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan meregang dan
mengalami deformasi sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile).
Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat
perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut
dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength). Nilainya tidak bergantung pada
ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis bahan. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor dalam bahan, temperatur dan kelembaban
lingkungan pengujian, dan penyiapan spesimen.
Dimensi dari kekuatan tarik adalah gaya per satuan luas. Dalam satuan SI, digunakan
pascal (Pa) dan kelipatannya (seperti MPa, megapascal). Pascal ekuivalen dengan Newton per
meter persegi (N/m²). Satuan imperial diantaranya pound-gaya per inci persegi (lbf/in² atau
psi), atau kilo-pound per inci persegi (ksi, kpsi).
Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada
uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu,
bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji
(Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari
pengukuran perpanjangan benda uji.
Gambar: Alat uji tarik milik jurusan Teknik Mesin UMS
Force = gaya
Gage length = panjang pengukuran = panjang antara dua titik
Grip = pemegang/pencengkeram yang kuat
Movable crosshead = blok alat yang bergerak
Gambar: pemegang benda uji (spesimen)
Gambar: Spesimen hasil pengujian kekuatan tarik, yang patah setelah terdeformasi, sebelum
patah terjadi penyempitan bahan (necking)
Tegangan yang dipergunakan adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian
tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda
uji.
P
A0
Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier
rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur (gage length) benda
uji, ΔL, dengan panjang awalnya, L0.
L L L 0
L0 L0
P P
L0
P P
L0 ΔL
- Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang
besar.
- Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung
benda uji paling sedikit meregang.
Gambar: Kurva umum tegangan - regangan hasil uji tarik.
σ N/mm2
B
σB
σF
Y F
σR R
Y’
A ε%
F’ F’’
1. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan
beban yang diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:
P L0
L
A E
E
2. Y disebut titik luluh (yield point) atas.
3. Y’ disebut titik luluh bawah.
4. Pada daerah YY’ benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut daerah
luluh.
5. Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik
maksimum atau kekuatan tarik bahan (B). Pada titik ini terlihat jelas benda kerja
mengalami pengecilan penampang (necking).
6. Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F (failure)
7. Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR disebut
daerah elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan elastis.
8. Melewati batas proporsional sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal dengan
daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis.
9. Jika setelah benda kerja putus dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur
pertambahan panjangnya (ΔL), maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran ini
adalah regangan plastis (AF’).
Pengujian Lengkung/Bending/Lentur (Bend Test)
Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang
dilakukan terhadap specimen dari bahan baik bahan yang akan digunakan sebagai konstruksi
atau komponen yang akan menerima pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan
dalam pembentukan. Pelengkungan (bending) merupakan proses pembebanan terhadap
suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.
Dengan pembebanan ini bahan akan mengalami deformasi dengan dua buah gaya yang
berlawanan bekerja pada saat yang bersamaan.
Bola brinell yang standar internasional tersebut ada 2 bahan pembuatannya. Ada yang terbuat dari
baja yang di keraskan/dilapis chrom, dan ada juga yang terbuat dari tungsten carbide. Tungsten
carbide lebih keras dari baja, jadi tungsten carbide biasanya dipakai untuk pengujian benda yang keras
yang dikhawatirkan akan merusak bola baja. Namun untuk pengujian bahan yang tingkat
kekerasannya belum diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih dahulu menggunakan
metoda rockwell c, dengan menggunakan indentor kerucut intan, untuk menghindari rusaknya
indentor. Seperti yang kita ketahui bahwa intan adalah logam yang paling keras saat ini, jadi intan
tidak akan rusak jika di indentasikan ke material yang keras.
Untuk bahan/ material pengujian brinel harus disiapkan terlebih dahulu. Material harus bersih dan
diusahakan halus. Harus rata dan tegak lurus, bersih dari debu, karat, dan terak.
Dimana:
Pengujian ini menggunakan 2 beban, yaitu beban minor = 10 kgf dan beban mayor = 60 kgf sampai
dengan 150 kgf tergantung material yang akan di uji dan tergantung menu rockwell yang dipilih. Beban
minor sebesar 10 kgf diberikan dengan tujuan untuk menyamaratakan semua permukaan benda uji.
Dengan adanya sedikit penekanan membuat material yang akan di uji tidak perlu di persiapkan sehalus
dan semengkilap mungkin, cukup bersih dan tidak berkarat. Perbedaan kedalaman hasil indentasi
berdampak pada tingkat kekerasan material. Semakin dalam indentasi semakin lunak material yang
kita uji. Untuk menguji material yang kekerasannya sama sekali belum diketahui, sebaiknya
menggunakan rockwell HRC. HRC menggunakan indentor kerucut intan (material yang sangat keras)
dan beban 150 kgf. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah rusaknya indentor karena kalah keras
dibandingkan material yang di uji.
Hargai Impak
HI= E/A
Dimana:
HI = Harga Impak (Joule/mm2)
E = Energi Impak yang terserap (Joule)
A = Luas Penampang spesimen (mm2)
Pengujian Mulur (Creep Test)
Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap. Meskipun
sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan yang
mampu mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai kompensasi terhadap
pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur relatif tinggi, creep terjadi pada semua
level tegangan, tetapi pada temperatur tertentu laju creep bertambah dengan meningkatnya
tegangan.
Creep (mulur) adalah deformasi (perubahan bentuk) permanen material fungsi terhadap
waktu jika material tsb diberikan beban (tegangan) konstan pada temperatur tinggi (>
0.4*Temperatur Lelehan (K)). Mekanisme Creep diawali dengan adanya sliding (pergeseran)
diantara butir-butir logam dan terjadi permanent deformasi (pengecilan penampang)
selanjutnya patah.
Pengujian Puntir (Torsion Test)
Uji puntir merupakan salah satu pengujian material yang berguna untuk mengukur seberapa
besar gaya puntir yang dapat dilakukan dan menentukan sifat-sifat seperti batas luluh geser
dari suatu material dan modulus elastisitas geser. Caranya adalah dengan memuntir batang
uji terus-menerus sampai batang uji itu putus atau mencapai jumlah puntiran yang
ditentukan.
Pengujian Kelelahan (Fatigue Test) Dan Perambatan Retak (Crack
Propagation)
Material yang diberi beban dinamis/berulang/cyclic akan rusak pada suatu harga tegangan
tertentu yang mana harga tegangannya jauh lebih kecil dibanding dengan harga kekuatan
tarik maksimum material tersebut.
Macam pembebanan pengujian kelelahan adalah axial loading (tension-compression),
bending (rotating bending/flexural bending), dan pengujian pada struktur dengan
pembebanan yang mirip keadaan sebenarnya.
Prosedur Pengujian:
Dari bahan yang diuji dibuat sejumlah batang uji dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Batang uji pertama diuji dengan beban berulang yang besar sampai patah. Batang uji
berikutnya diuji dengan beban yang makin kecil. Dalam pengujian dicatat besarnya beban dan
jumlah siklus beban pada saat patah. Dari beban dihitung besarnya tegangan yang terjadi
pada batang uji. Semua data kemudian diplot dalam suatu grafik Stress – Number of cycles
(kurva S-N).
Kekuatan tarik maksimum baja perkakas (tool steel, AISI type H13 hot work tool steel)
adalah 1990 Mpa atau 289000 psi. Kekuatan luluh baja perkakas (tool steel, AISI type H13
hot work tool steel) adalah 1650 Mpa atau 239000 psi.
Dengan tegangan yang makin kecil batang uji mengalami patah pada jumlah siklus makin
besar (umur kerja makin panjang). Untuk beberapa jenis logam (termasuk logam ferrous)
pada tegangan yang rendah tidak mengalami kelelahan. Kekuatan lelah (fatigue strength)
menunjukkan ketahanan terhadap beban siklik (berulang), dinyatakan dengan besarnya
tegangan yang menyebabkan kelelahan pada jumlah siklus tertentu. Batas lelah (fatigue
limit): kekuatan lelah (fatigue strength) untuk jumlah siklus tak terhingga, atau batas
tegangan terbesar yang tidak lagi menimbulkan kelelahan.
Perambatan Retak.
Kerusakan akibat kelelahan dimulai dari adanya awalan retak (crack initiation) yang kemudian
merambat sedikit demi sedikit setiap kali menerima beban, sampai akhirnya sisa penampang
tidak lagi mampu menahan beban yang bekerja. Permukaan patahan terdiri dari dua daerah,
daerah yang menampakkan garis-garis halus yang menandai tahapan perambatan retak
(biasanya permukaan ini halus, karena selama proses perambatan retak selalu saling
bergesekan) dan daerah yang permukaannya lebih kasar (yang patah terakhir karena tidak
lagi mampu menerima beban). Bentuk permukaan patahan ini tergantung pada jenis
pembebanan (pulsating flexural, alternating flexural atau rotating bending), ada tidaknya
konsentrasi tegangan dan tinggi rendahnya tingkat beban.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan thd kelelahan:
Uji Radiography:
yaitu dengan menggunakan sinar X untuk mendapatkan gambaran dalam material. Pada
Prinsipnya hampir sama dengan sinar X atau X ray yang digunakan untuk tubuh manusia,
tetapi panjang gelombang yang digunakan berbeda (lebih pendek).