Anda di halaman 1dari 17

One Dimensional Steady State Conduction

The Plane Wall

Kelompok 2
- Irbahurrofi D. P. 16050754015
- M. Faqih Z. 16050754017
- M. Firdaus 160507540
- Yoga Prasetyo 16050754025
- Fajar Dian 16050754029
Pada satu dimensi plane wall, temperature hanya mengalir pada sumbu x. Pada gambar 3.1
sebuah dinding memisah dua keadaan temoeratur yang berbeda. Perpindahan panas hanya terjadi
pada temperature tinggi ke tempperatur rendah.

3.1.1 Distribusi Temperatur


Pendistribusian temperatur pada dinding dapat ditentukan dengan menyelesaikan
persamaan panas dengan kondisi dinding yang tepat.


Untuk konduksi 1 dimensi plane wall, tanpa adanya pembangkitan panas dan dalam
kondisi steady, persamaan yang dapat digunakan adalah


Pada persamaan tersebut, jika konduktifitas thermal pada dindingnya diasumsikan
konstan, maka persamaan tersebut dapat diintegralkan dua kali untuk mendapatkan
general solution

Untuk mendapatkan konstanta pada 1 2 kita terapkan kondisi X=0 dan X=L,
dimana dan , kemudian kita masukkan ke general solution, sehingga
utuk distribusi temperature kita dapatkan rumus


Untuk menentukan persamaan laju perpindahan panas (heat transfer rate) maka kita
gunakan hukum Fourier, sehingga untuk laju perpindahan panas kita dapatkan rumus


Perlu diingat bahwa A adalah luas dinding yang normal terhadap arah perpindahan panas,
dan untuk plane wall, heat transfer hanya ditinjau pada arah sumbu x, maka heat fluxnya
adalah

Konduktivitas atau keterhantaran termal, ( k ), adalah suatu besaran intensif bahan yang
menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan panas. Konduksi termal adalah
suatu fenomena transport di manaperbedaan temperatur menyebabakan transfer
energi termal dari satudaerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang
lebihrendah.
The heat capacity rate ( C ) jumlah panas fluida yang mengalir dari laju alir massa
tertentu dapat menyerap atau melepaskan per unit perubahan suhu per satuan waktu.
Fluks panas( q ), kadang-kadang juga disebut sebagai kerapatan fluks panas atau
intensitas laju alir panas adalah aliran energi per satuan luas per satuan waktu.
Analogi antara difusi panas adalah sama seperti sebuah muatan listrik.
Hambatan termal adalah rasio potensial penggerak terhadap laju transfer yang sesuai pada
konduksi dinding datar

,1,2
Rt cond = = = thermal resistance ( )

Dengan catatan semakin besar harga


K maka semakin bersifat konduktor

Adapun rumus dari electrical resistance


,1 ,2
= = = Boltzman Constant

The Boltzmann constant adalah konstanta fisik yang berkaitan dengan energi kinetik
rata-rata partikel dalam gas dengan suhu gas.
Koefisien perpindahan panas adalah karakteristik kuantitatif perpindahan panas
konvektif antara media fluida (fluida) dan permukaan (dinding) yang dialirkan oleh
fluida.
Resistansi pada perpindahan panas secara konveksi juga di pengaruh hukum pendinginan
newton
1
= =

h = Koefisien Tranfer Panas ( 2)



q = Heat Transver rate (W)

Kecepatan perpindahan panas pada sirkuit termal dapat ditentukan dari pertimbangan elemen
secara terpisah, karena konstan di seluruh jaringan.
,1 ,1 ,1 ,2 ,2 ,2
= 1 = = 1
1. . 2
Laju Perpindahan panas karena perpindahan suhu
,1 ,2 1 1
= dimana jika seri = + . +
1 2
Resistansi termal Radiasi jika koevisien konveksi kecil
1
= =

3.1.3 The Composite Wall

Sircuit panas setara juga dapat digunakan untuk system yang lebih kompleks , sepertidinding
composit dinding semacam itu mungkin melibatkan sejumlah panas seri dan parallel.
Figure 3.2 Sircuit panas setara untuk dinding komposit seri

Resistansi karena lapisan bahan yang berbeda. Perhatikan seri dinding komposit pada gambar
3.2 perpindahan panas satu dimensi untuk system ini dapat dinyatakan sebagai berikut.

Dimana adalah suhu keseluruhan perpedaan dan penjumlahan mencangkup


semua tahanan panas karenanya.

Sebagai alternatif , laju perpindahan panas dapat dikaitkan dengan perbedaan suhu dan
hambatan yang terkait dengan masing-masing elemen , sebagai contoh.
Dengan system komposit , seringkali mudah untuk bekerja dengan koefisien perpindahan
panas keseluruhan U , yang di definisikan oleh sebuah ekspresi yang serupa dengan hukum
pendinginan newton , demikian.

Dimana T adalah suhu secara keseluruhan , koefisien perpindahan panas keseluruhan terkait
dengan ketahanan panas total dan dari persamaan 3.14 dan 3.17 kita lihat AU= 1/ oleh
karena itu untuk dinding komposit pada gambar 3.2
Figure 3.3 Sirkuit panas setara untuk dinding parallel seri

Secara umum kita bisa menulis.

Dinding komposit juga dapat dicirikan oleh konfigurasi parallel seri , seperti yang ditunjukkan
pada gambar 3.3 meskipun arus panas multidimensi , hal ini untuk mengasumsikan kondisi satu
dimensi. Dengan asumsi ini 2 sircuit panas yang berbeda dapat digunakan untuk kasus (a)
dianggap bahwa permukaan normal ke arah x adalah isothermal , sedangkan untuk kasus (b) di
asumsikan bahwa permukaan sejajar dengan arah x adalah adiabatic. Diperoleh hasil yang
berbeda dan nilai q pengurung yang sesuai dengan kecepatan perpindahan panas actual
perpindahan ini meningkat seiring bertambahnya [ - ] karena efek multidimensi menjadi
lebih signifikan.

RESISTENSI KONTAK
Dalam sistem komposit, suhu turun antar muka antar material mungkin cukup besar. Perubahan suhu ini
disebabkan oleh apa yang dikenal sebagai kontak termal.

GAMBAR 3.4 Penurunan suhu akibat tahanan kontak termal.

Resistensi (Rt,c) Efeknya ditunjukkan pada Gambar 3.4, dan untuk area unit antarmuka, resistansi
didefinisikan sebagai :
Adanya resistansi kontak yang terbatas terutama disebabkan oleh efek kekasaran permukaan.

TABEL 3.1 Resistansi kontak termal untuk (a) antarmuka metalik dalam kondisi vakum dan (b)
antarmuka aluminium (10-m kekasaran permukaan, 10N/m) dengan cairan antarmuka yang berbeda.

TABEL 3.2 Resistansi termal dari antarmuka solid / solid yang representatif

Untuk padatan yang konduktivitas termalnya melebihi cairan antarmuka, resistansi kontak dapat
dikurangi dengan meningkatkan area titik kontak.
Resistansi kontak juga dapat dikurangi dengan memilih cairan antarmuka dari konduktivitas
termal yang besar

Dalam hal ini, tidak ada cairan (antarmuka yang dievakuasi) menghilangkan konduksi di celah,
sehingga peningkatkan resistensi kontak. Jika lebar celah karakteristik L menjadi kecil ( dalam kasus
permukaan yang sangat halus dalam kontak), L / mfp dapat mendekati nilai yang konduktivitas termal
dari gas antarmuka dikurangi oleh efek mikroskop.
Untuk memprediksi Rt,c. hasil yang paling andal adalah yang telah didapat secara eksperimental.
Setiap zat interstisial yang mengisi celah antara menghubungi permukaan dan konduktivitas termalnya
melebihi udara akan menurunkan resistensi kontak dua kelas materi yang sesuai untuk tujuan ini adalah
logam lunak dan gemuk termal.
Tidak seperti antarmuka di atas yang tidak permanen, banyak antarmuka melibatkan sendi ikatan
permanen. Sendi bisa terbentuk dari epoxy, yang lembut solder kaya timah, atau solder keras seperti
paduan emas / timah.
Contoh Soal

1. Dinding komposit berisi tiga bahan berbeda. tembok setinggi 4 meter dan
lebar 10 sentimeter. Suhu di sisi kiri dinding, T1, adalah 50 derajat celcius,
sedangkan suhu di sisi kanan dinding, T2, adalah 125 derajat celcius.
panjang, konduktivitas termal, dan koefisien perpindahan panas diberikan
di bawah ini. Bahan kedua dan ketiga digabungkan dengan pasta termal
sehingga resistansi kontak antara kedua bahan ini dapat diabaikan. apa
resistansi kontak antara bahan 1 dan 2 jika laju perpindahan panas adalah
50 W?

2. Sebuah pagar rumah berisi tiga bahan berbeda sedang dipanaskan. Pagar
setinggi 6 meter, panjang 8 meter, dan lebar 2 meter. Suhu di sisi kiri pagar,
T1, adalah 20 derajat celcius, sedangkan suhu di sisi kanan pagar, T2, adalah

100 derajat celcius. Jika 1 = 1.5 , 2 = 1.6 , dan 1 = 1.3 , serta
. . .
perpindahan panas konveksi dan radiasi diabaikan Berapa W perpindahan
panas yang terjadi?
3. Hitung perpindahan panas (qx) yang terjadi pada susunan balok berikut jika
diketahui :

T1 = 25 0C,

T2= 80 0C,

KA = 0,038 W/m.0K,

KB = 0,12 W/m.0K,

KC = 1,7 W/m.0K, dan

KD = 0,04 W/m.0K
Jawaban :

1. Diketahui : = = 65 = 0.65
1 = 20 = 0.2
2 = 15 = 0.15
3 = 30 = 0.3
= 10 = 0.1
=4
1 = 50 = 323.15 2
2 = 125 = 398.15 1

1 = 75 2


2 = 100 2


1 = 1.5


2 = 1.6


3 = 1.3

= 50
"
Ditanya : =

Jawab : Susunan rangkaiannya adalah Seri

50 = (0.4 1 )(398.15 323.15 )


50
= (0.4
1 )(398.15 323.15 )

50
= 0.4 2 75


= 1.6667 2
1
=

1
=
1.6667
2

2
= 0.6

= R",

= 1 + 2 + 1 + 3 + 2 + 4 + 5
1 1
= + 1 + 1 + 3 + 2 + 4 +
1 1 3 4 2

2 1 0.2 0.15 0.3 1


0.6 = + + 1 + + 2 + +
75 2 1.5 1.6 1.3 100 2

2 2 2 2 2 2 2
0.6 = 0.0133 + 0.1333 + 1 + 0.0938 +0 + 0.230 + 0.01

2 2
0.6
= 0.4812
+ 1

2 2
1" = 0.6 0.4812

2
1" = 0.1188

2. Diketahui : = =8
=2
=6 T1=20oC

1 = 2
2 = 2
qx
3 = 2
1 = 20 = 293.15
2 = 100 = 373.15

1 = 1.5


2 = 1.6


3 = 1.3

Ditanya : =

Jawab : Susunan rangkaiannya adalah Rangkaian Paralel


1 1 1 1
= + +
123 1 2 3

1 1 1 1
= + +
123
1 1 2 2 3 3
1
1 1 1
123 = ( + + )

1 1 2 2 3 3

1 1 2 2 3 3 1
123 = ( + + )

1 (1 ) 2 (2 ) 3 (3 ) 1
123 = ( + + )

1

1.5 (2 2 ) 1.6 (2 2 ) 1.3 (2 2 )
123 = ( + + )
8 8 8

1

1.5 4 2 1.6 4 2 1.3 4 2
123 = ( + + )
8 8 8

1
6 6.4 5.2
123 =( + + )
8 8 8

1
123 = (0.75 + 0.8 + 0.65 )

1
123 = (2.2 )


123 = 0.4545


=
123

(373.15 293.15 )
=

0.4545

80
=

0.4545

= 176.0176

3. Diketahui : = = 1.7
= 0.5
= 0.5
= 0.5
= 0.7
=1
=1
= 1
= 0.4
= 0.6
= 1
1 = 25 = 298.15
2 = 80 = 353.15

= 0.038


= 0.12


= 1.7


= 0.04

Ditanya : =

Jawab : Susunan rangkaiannya adalah Seri-Paralel


1 1 1
= +

1 1 1
= +


1

1 1
= ( + )

1
=( + )

( ) ( ) 1
= ( + )

1

0.12 (0.4 1 ) 1.7 (0.6 1 )
= ( + )
0.5 0.5

1

0.12 0.4 2 1.7 0.6 2
= ( + )
0.5 0.5

1
0.048 1.02
=( + )
0.5 0.5

1
= (0.096 + 2.04 )

1
= (2.136 )


= 0.4682

= + +


= + +


= + +
( ) ( )

0.5 0.5
= + 0.4682 +
0.04
0.038 (1 1 ) (1 1 )
0.5 0.5
= + 0.4682 +
0.04 1 2
0.038 1 2
0.5 0.5
= + 0.4682 +
0.04
0.038


= 13.1579 + 0.4682 + 25


= 38.6261

(353.15 298.15 )
=

38.6261

55
=

38.6261

= 1.4239

Anda mungkin juga menyukai