Anda di halaman 1dari 59

Bahan Konstruksi Besi dan Baja

Materi
1. SIFAT DASAR MEKANIK
2. LOGAM BESI
3. BAJA UNTUK KONSTRUKSI
4. PENCEGAHAN KOROSI
5. KLASIFIKASI BAJA MENURUT STRUKTUR
Jenis Material
• Logam
Kuat, ulet, mudah dibentuk dan bersifat penghantar panas dan
listrik yang baik
• Keramik
Keras, getas dan penghantar panas dan listrik yang buruk
• Polimer
kerapatan rendah, penghantar panas dan listrik buruk dan
mudah dibentuk
• Komposit
merupakan ganbungan dari dua bahan atau lebih yang
masing-masing sifat tetap
Logam
Komposit
1. Sifat Dasar Mekanik
• Material dalam penggunaannya
Gaya/beban
dikenakan gaya atau beban.
• Karena itu perlu diketahui sifat dan
karakter material agar deformasi yg
terjadi tidak berlebihan dan tidak
terjadi kerusakan atau patah
• Karakter material tergantung pada: Material
– Komposisi kimia
– Struktur mikro
– Sifat material: sifat mekanik, sifat
fisik dan sifat kimia
Sifat mekanik
• Kekuatan (strength): ukuran besar gaya yang
diperlukan utk mematahkan atau merusak suatu
bahan
• Kekuatan luluh (yield strength): kekuatan bahan
terhadap deformasi awal
• Kekuatan tarik (tensile strength): kekuatan
maksimun yang dapat menerima beban.
• Keuletan (ductility): berhubungan dengan besar
regangan sebelum perpatahan
Sifat Mekanik
• Kekerasan (hardness): ketahanan bahan terhadap
penetrasi pada permukaannya
• Ketangguhan (toughness): jumlah energi yang
mampu diserap bahan sampai terjadi perpatahan
• Mulur/rayapan (creep)
• Kelelahan (fatique): ketahanan bahan terhadap
pembebanan dinamik
• Patahan (failure)
Konsep tegangan (stress) dan
regangan (strain)
F • Pembebanan statik:
F
– Tarik
– Kompressi
– Geser

F
F
F Beban kompressi
Beban tarik
F
Beban geser
Mesin uji tarik (Tensile Test)
Uji tarik – sampel besi/baja
Standar sampel untuk uji tarik
2¼’

0,505’ ¾’

2’
R 3/8’

• Tegangan teknik,  = F/Ao (N/m2=Pa)


• Regangan teknik,  = (li-lo)/lo
• Tegangan geser,  = F/Ao
Deformasi elastis
Beban
dihilangkan
• Pada pembebanan
rendah dalam uji tarik, Teg.
hubungan antara
Modulus
tegangan dan regangan elastis
linier
Pembebanan

Reg.
Deformasi elastis
• Hubungan tersebut masih dalam daerah
deformasi elastis dan dinyatakan dengan ?
• Hubungan di atas dikenal sebagai Hukum
Hooke
• Deformasi yang mempunyai hubungan
tegangan dan regangan linier (proporsional)
disebut sebagai deformasi elastis
Paduan Modulus elastis Modulus geser Ratio
logam (104 MPa) (104 MPa) Poisson
Al 6,9 2,6 0,33
Cu-Zn 10,1 3,7 0,35
Cu 11,0 4,6 0,35
Mg 4,5 1,7 0,29
Ni 20,7 7,6 0,31
Baja 20,7 8,3 0,27
Ti 10,7 4,5 0,36
W 40,7 16,0 0,28
Hubungan Tegangan-Regangan
• Hubungan tegangan geser dan regangan geser
dinyatakan dengan
= G
• Dengan
 = teg.geser
= reg.geser
G = modulus geser
Sifat elastis material
Z
• Ketika uji tarik dilakukan pada
suatu logam, perpanjangan pada
arah beban, yg dinyatakan dlm
regangan z mengakibatkan
terjadinya regangan kompressi
pada x sb-x dan y pada sb-y z
• Bila beban pada arah sb-z y
uniaxial, maka x = y .
x
• Ratio regangan lateral & axial Z
dikenal sebagai ratio Poisson
 = x/y

• Harga selalu positip, karena tanda x dan y


berlawanan.
• Hubungan modulus Young dengan modulus
geser dinyatalan dengan
E = 2 G (1 + )
• Biasanya <0,5 dan untuk logam umumnya
G = 0,4 E
Deformasi plastis ys
Teg.
• Untuk material logam,
umumnya deformasi
elastis terjadi < 0,005 Reg.
0,002
regangan
Titik
• Regangan > 0,005 luluh atas
terjadi deformasi
plastis (deformasi ys
Titik
permanen) Teg. Luluh bawah

Reg.
Deformasi plastis
• Ikatan atom atau molekul putus: atom atau
molekul berpindah tdk kembali pada posisinya
bila tegangan dihilangkan.
Perilaku uji tarik
• Titik luluh: transisi elastis & plastis
• Kekuatan: kekuatan tarik = kekuatan maksimum
• Dari kekuatan maksimum hingga titik terjadinya patah,
diameter sampel uji tarik mengecil (necking)
Keuletan (ductility)
• Keuletan: derajat deformasi plastis hingga
terjadinya patah
• Keuletan dinyatakan dengan
– Presentasi elongasi,
%El. = (lf-lo)/lo x 100%
– Presentasi reduksi area,
%AR = (Ao-Af)/Ao x 100%
Ketangguan (Toughness)
• Perbedaan antara kurva
B tegangan dan regangan
hasil uji tarik utk material
B’ yang getas dan ulet
Teg.
• ABC : ketangguhan
material getas

A C C’ • AB’C’: ketangguhan
Reg. material ulet
Logam Kekuatan Kekuatan Keuletan
luluh (MPa) tarik (MPa) %El.
Au - 130 45
Al 28 69 45
Cu 69 200 45
Fe 130 262 45
Ni 138 480 40
Ti 240 330 30
Mo 565 655 35
Tegangan dan regangan
sebenarnya
• Pada daerah necking,
luas tampang lintang sebenarnya
sampel uji material
Teg. teknik
• Tegangan sebenarnya
T = F/Ai
• Regangan sebenarnya
Reg.
T = ln li/lo
Bila volume sampel uji tidak berubah, maka
Aili = Aolo

• Hubungan tegangan teknik dengan tegangan


sebenarnya
T =  (1 + )
• Hubungan regangan teknik dengan
regangan sebenarnya
T = ln (1+ )
Uji Kekerasan (Hardness Test)
Uji Mulur (Creep Test)
Uji Kelelahan (Fatique Test)
Patahan (Failure)
2. Logam Besi
• Logam besi paling banyak digunakan dalam pekerjaan teknik
• Logam yang sebagian terdiri dari atom besi disebut logam besi (ferrous
metal), logam yang tidak berisi besi disebut logam non besi (non-ferrous
metal)
• Logam besi dibagi 6 macam: baja karbon, baja paduan, baja perkakas, baja
tahan karat dan besi tuang.
• Besi diperoleh dari biji besi, besi yang terdapat dalam biji besi dalam bentuk
oksida besi (Fe2O3). Biji besi tercampur dengan bahan lain seperti silika,
alumina, mangaan, belerang, fosfor.
• Biji besi yang diperoleh dari alam disebut besi gubal (pig iron) yang terdiri
dari 90%-95% besi, 3%-4% karbon, sisanya belerang, mangaan, fosfor.
• Besi gubal merupakan bahan dasar pembuatan besi tuang,besi tempa, dan
baja.
• Besi gubal bersifat lunak dan getas sehingga tidak dapat digunakan untuk
bahan struktur
Logam besi
• Baja karbon
• Baja paduan
• Baja pekakas & dies
• Baja tahan karat
• Besi tuang
Baja karbon
• Menurut kandungan C
– Baja karbon rendah: C<0,3%, utk baut, mur,
lembaran, pelat, tabung, pipa, komponen mesin
berkekuatan rendah
– Baja karbon menengah: 0,3%<C<0,6%, utk
roda gigi, axle, batang penghubung, crankshaft,
rel, komponen utk mesin pengerjaan logam
– Baja karbon tinggi: 0,6%<C<1,0%, utk mata
pahat, kabel, kawat musik, pegas
Klasifikasi baja menurut AISI & SAE
Baja seri 1045 utk yoke ball
• 1045 termasuk seri 10xx atau seri baja
karbon
• Angka 45 merupakan kandungan karbon =
45/100 % = 0,45%
Baja Paduan (Alloy Steel)
• Baja paduan rendah berkekuatan tinggi
(high strength alloy steel)
– C<0,30%
– Strukturmikro: butir besi- halus, fasa kedua
martensit & besi-
– Produknya: pelat, balok, profil
• Baja fasa ganda (Dual- phase steel)
– Strukturmikro: campuran besi- & martensit
Baja tahan karat
• Sifatnya tahan korosi, kekuatan & keuletan
tinggi dan kandungan Cr tinggi
• Kandungan lain : Ni, Mo, Cu, Ti, Si, Mg,
Cb, Al, N dan S
Jenis baja tahan karat
• Austenitik (seri 200 & 300)
– Mengandung Cr, Ni dan Mg
– Bersifat tidak magnit, tahan korosi
– Utk peralatan dapur, fitting, konstruksi, peralatan
transport, tungku, komponen penukar panas, linkungan
kimia
• Ferritik (seri 400)
– Mengandung Cr tinggi, hingga 27%
– Bersifat magnit, tahan korosi
– Utk peralatan dapur.
Jenis baja tahan karat
• Martemsitik (seri 400 & 500)
– Mengandung 18%Cr, tdk ada Ni
– Bersifat magnit, berkekuatan tinggi, keras, tahan patah
dan ulet
– Utk peralatan bedah, instrument katup dan pegas
• Pengerasan presipitasi
– Mengandung Cr, Ni, Cu, Al, Ti, & Mo
– Bersifat tahan korosi, ulet & berkekuatan tinggi pada
suhu tinggi
– Utk komponen struktur pesawat & pesawat ruang
angkasa
Jenis baja tahan karat
• Struktur Duplek
– Campuran austenit & ferrit
– Utk komponen penukar panas & pembersih air
Besi Cor (Tuang)
• Dibuat dengan cara dituang/dicor dari bahan besi gubal
• Besi gubal ini dilebur untuk memperoleh karbon yang diinginkan,
kemudian dituang/dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan
• Besi tuang berisi 2-4% karbon dan mengandung
a. Belerang (S), menyebabkan besi tuang keras dan getas, cepat mengeras dan
menyebabkan cacat berupa pori-pori udara, kandungan belerang tdk boleh lebih dari
0,1%.
b. Fosfor (P), membuat besi mudah mencair dan bertambah getas, bila mengandung
fosfor lebih dari 0,3% besi tuang menjadi hilang kekerasannya dan tidak mudah
dikerjakan, bila menginginkan besi yang halus dan tipis , kadar fosfornya 1-1,5%.
e. Silikon (Si), bila kandungannya kurang dari 2,5% menjadikan besi bersifat lebih
mudah dituang. Silikon mengurangi besarnya susut pengerasan dan menjadikan besi
bersifat lebih lunak,
d. Mangaan (Mn), membuat besi tuang lebih keras dan getas. Kandungan mangaan tdk
boleh lebih dari 0,7 %.
Besi cor
• Besi tuang
disusun oleh besi,
2,11-4,50%
karbon dan 3,5%
silikon
• Kandungan Si
mendekomposisi
Fe3C menjadi Fe-
 dan C (garfit)
Sifat besi tuang
• Keras dan mudah melebur/mencair
• Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
• Temperatur leleh 1250o
• Tidak berkarat
• Tidak dapat diberi muatan magnit
• Dapat dikeraskan dgn cara dipanasi kemudian didinginkan
secara mendadak
• Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang
• Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik
kuat tekan sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
• Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung
dengan baut dan sekrup.
Pemakaian besi tuang
• Pipa yang menahan tekanan dari laur sangat tinggi
• Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
• Bagian struk rangka yang menahan gaya tekan
• Bagian mesin, blok mesin
• Pintu gerbang,tiang lampu
• Sendi, rol jembatan
Jenis besi cor
• Besi cor kelabu
• Besi cor nodular (ulet)
• Besi cor tuang putih
• Besi cor malleable
Besi cor kelabu
• Disusun oleh serpihan
C (grafit) yang
tersebar pada besi-
• Bersifat keras & getas
Besi cor nodular (ulet)
• C (grafit)nya
berbentuk bulat
(nodular) tersebar
pada besi-.
• Nodular terbentuk
karena besi cor kelabu
ditambahkan sedikit
unsur magnesium dan
cesium
• Keras & ulet
Besi cor putih
• Disusun oleh besi-
dan besi karbida
(Fe3C)
• Terbentuk melalui
pendinginan cepat
• Getas, tahan pakai &
sangat keras
Besi cor malleable
• Disusun oleh besi-
dan C (grafit)
• Dibentuk dari besi cor
putih yang dianil pada
800-900oC dalam
atmosphere CO & CO2
3. Baja untuk Konstruksi
• Terletak diantara sifat besi tuang dan besi tempa, besi tuang
mengandung banyak karbon, besi tempa sedikit karbon, besi tuang
kuat menahan tekan, besi tempa kuat menahan tarik,
• Baja dapat dipakai untuk menahan tarik dan tekan
• Baja merupakan paduan antara besi dan karbon, besi murni tanpa
karbon tidak dapat kuat, akan tetapi bila dipadu karbon kekuatannya
bertambah.
• Bila besi dipadu karbon disebut BAJA, besi dipadu dengan logam lain
disebut BAJA PADUAN (Steel alloy)
• Baja dibagi 3 jenis sesuai kandungan karbonnya,
• 1. Baja dengan sedikit karbon, baja lunak atau baja struktur,
kandungan karbonsampai 0,25%
• 2. Baja dengan karbon sedang , kadar karbon, 0,25%-0,7%
• 3. Baja dgn karbon banyak, kadar karbon 0,7-1,5%
3.1 Faktor yang mempengaruhi sifat baja
1. Kandungan Karbon
Semakin banyak karbon baja semakin kuat dan keras, tetapi sifat daktalitasnya berkurang
2. Kandungan bahan lain
a.Belerang (S) sampai0,1% kandungan belerang tidak mempengaruhi sifat baja, sifat
dapat ditempa berkurang pada temperatur tinggi, kelebihan belerang meyebabkan baja
kurang kuat dan daktalitasnya berkurang.
b.Fosfor, menambah sifat cair baja saat leleh,kelebihan fosfor mengurangi kekuatan,
daktalitas dan mengurangin ketahanan terhadap benturan
b. Silikon, sampai 0,2% silikon tidak berpengaruh thd sifat bajanya, jika berlebih
kekuatan dan elastisitas naik, tanpa mengurangi sifat daktalitasnya.
c. Mangaan , sampai 1% sedikit menaikan kekuatan baja, diatas 1,5% baja menjadi sangat getas
3. Pemanasan
Sifat baja dapat diubah sesuai dengan keinginan dengan cara pemanasan dan
pendinginan yang terkontrol.
Tabel pemakaian baja
Persen karbon Pemakaian
0,05-0,10 Pipa-pipa,kawat,paku,badan mobil,plat tipis,tabung
0,10-0,20 Paku keling,baut,pipa, tabung,kawat, bagian mesin yang
hanya menahan gaya ringan
0,20-0,30 Gir, plat ketel,bagian mesin,kawat pipa
0,30-0,40 Gir,kunci,as
0,40-0,50 Bagian mesin yang menahan beban berat, gir,as,kawat,per
0,60-0,70 Rel,kunci mur,bagian lokomotif
0,70-0,80 Per,palu
0,80-0,90 Alat-alat (kunci),alat pembuat lubang,pisau untuk mesin
potong dengan pemanasan
0,90-1,00 Bor,gunting,as,per
1,00-1,10 Per,bor,alat peruncing,as
1,10-1,20 Alat-alat pertukangan kayu,gunting
1,20-1,30 Bor,silet,pisau
1,30-1,40 Silet,bagian pemecah batu,bor
3.2 Sifat magnit baja
Agar diperoleh sifat magnit yang baik, maka unsur unsur
dalam baja harus sbb;
• Karbon, makin sedikit makin baik sifat magnitnya,
sebaiknya maksimal 0,1%
• Silikon, memperburuk sifat magnitnya, sebaiknya
seminimal mungkin
• Belerang,makin banyak makin buruk sifat magnitnya
• Fosfor,makin banyak makin buruk, kandungan belerang
dan fosfor sebaiknya tidak lebih dari 0,30%
• Mangaan, kandungannya tdk boleh lebih dari 0,3%
3.3 Pengerjaan baja
• Pengerjaan mekanis pada baja diberikan untuk
menaikan kualitasnya dengan cara memberikan
gaya terhadap butir-butirnya sehingga jaraknya
makin dekat.
• Pengerjaan mekanis dapat berupa pengerjaan
panas dan dingin
– Pengerjaan panas, baja dipanaskan sampai di atas
temperatur rekristalisasi kemudian dibentuk
– Pengerjaan dingin, baja dibentuk pada temperatur
kamar
• Drawing, dipakai pada pabrik kawat dan batang baja bulat. Baja
dimasukan melalui lubang atau alat lain lalu ditarik sehingga
berbentuk kawat,
• Forging, Baja dipanasi sampai temperatur tertentu, diletakan diatas
alas dan ditempa dengan palu berkali-kali. Hal ini memperbaiki
ukuran butir baja dan memampatkan sehingga bj sedkit bertambah
• Pressing, dikerjakan dengan alat pres. Baja yang akan dibentuk
diletakan diatas cetakan, ditekan perlahan-lahan sampai baja mengisi
penuh cetakan sehingga mencapai bentuk yang diinginkan, contoh
plat baja tangki,silinder berlubang,body mobil,dsb
• Rolling, dipakai alat rol khusus. Baja yang akan dibenruk dipijarkan
lalu dipaksakan masuk melalui beberapa rol (roda gilas) yang
mempunyai ukuran lubang berturut-turut dari besar ke kecil sampai
mencapai ukuran baja yang diinginkan, pengerjaan dengan rol agar
baja lebih mampat. Contoh baja tulangan beton, baja profil, rel,
pelat,dsb
• Extrusion, logam yang telah dipanaskan ditekan dengan tekanan
besar agar melewati lubang. Contoh pipa, tabung, batang baja
sifat baja
Baja Lunak Baja Keras
• Berat jenis 7,80 • Berat jenis 7,9
• Temperatur leleh sekitar 1400oC • Temperatur leleh 1300oC
• Daktail (liat) • Dapat diberi muatan magnit permanen
• Mudah dilas • Dapat di las
• Lebih elastis dan kuat daripada baja
• Dapat diberi muatan magnit lunak
• Lebih keras dan kuat dari besi • Mudah berkarat
tempa • Kuat tarik dan geser hampir sama
• Hampir dipakai pada semua struktur • Dipakai pada bagian alat yang
(kuda-kuda,kolom,balok,pelat menerima beban kejut dan getaran
buhul,baja tulangan) sehingga seperti pangkal kunci/alat, baja
disebut baja struktur prategang, baut mutu tinggi
4. Pencegahan korosi
• Tarring, permukaan baja dilapisi dengan gas batubara
(coaltar) diproses dengan temperatur pnas dengan bantuan
sikat, gas batu bara ini sedikit meresap dipermukaan baja
• Electroplating, permukaan logam baja dilapisi dengan
perak,copper,nikel dengan proses electrolysis
• Galvanizing, baja yang telah dibersihkan permukaannya
direndam dalam cairan seng sehingga permukaannya terlapisi
seng
• Metal spraying, Permukaan baja disemprot gas/cairan
seng,alumunium atau timah
• Dilapisi cat
• Dimasukan dalam beton
5. Klasifikasi Baja menurut Struktur

Baja dapat diklasifikasikan berdasarkan :


• Baja pearlit
• Baja martensit
• Baja austensit
• Baja ferrit
• Baja karbit / ledeburit
• Baja pearlit (sorbit dan trostit), dihasilkan jika
unsur-unsur paduan relatif kecil yaitu maximum 5
%, baja ini mampu digunakan di mesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment
(hardening & tempering)
• Baja martensit, perpaduan dari unsur lebih dari 5%
sangat keras dan sukar di mesin. Baja autensit,
terdiri dari 10 – 30 % unsur paduan tertentu (Mi,
Mn, atau Co) misalnya : baja tahan karat (stainless
steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat
resistant steel).
• Baja ferrit, terdiri dari sejumlah besar unsur
paduan (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah.
Tidak dapat dikeraskan.
• Baja karbit (ledeburit), terdiri sejumlah karbon
dan unsur-unsur pembentuk karbit (Cr, W, Mn, Ti,
Zr).

Anda mungkin juga menyukai