Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

MENGENAI PEMUKUMAN KUMUH


Dosen Pengampu: Yohanis Bara Lotim, S.T,M.T

Disusun Oleh:
 ALIYA DUALOLO
 YULIUS BONTONG
 RUT SATTU
 YEHEZKIEL SANJAYA PUTRA
 YESRIEL MASIGA
 DIDIT NATANAEL

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2022
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan LAPORAN MENGENAI PEMUKIMAN KUMUH tak lupa salam kami panjatkan kepada
tuhan yang maha esa, karena berkatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makal ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami.Namun sebagai manusia biasa kami tidak luput dari kesalahan dan kekurangan baik
dari segi penyampain materi maupun tata bahasa . Tetapi walaupun demikian saya berusaha sebisa
mungkin menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Demikiansemoga makalh ini dapat bermamfaat bagi kami dan bahkan para pembaca pada
umumnya . Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Tagari,30 November 2022

DAFTAR ISI
Halaman kata pengantar......................................................................I
Halaman daftar isi................................................................................I
BAB I
PENDAHULUAAN
A .LATAR BELAKANG....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................1
BAB II
PEMBAHAAN...................................................................................2
1. Komponen Fisik
 Kondisi rumah
 Jenis rumah
 Kepadatan bangunan
 KDB
 Jumlah penghuni
 Sirkulasi udarah
 Pencahayaan

2. Komponen Sosial
 Pendidikan
 Kesehatan

3. Komponen budaya

 Kebiasaan Penduduk
 Adat Istiadat

4. Komponen sanitasi lingkungan

 Air bersih
 Tidak memiliki MCK
 Sampah
 Air limbah
 Drainase
 Jalan lingkungan
 Frekuensi banjir
 Tidak ada penerangan dan komunikasi

5. Komponen ekonomi

 Pendapatan perkapita
 Jenis dan status pekerjaan

BAB III

PENUTUP

Saran..............................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke -4 setelah china,
india dan amerika serikat. Kondisi seperti ini dapat menjadi keuntungan maupun beban pembangunan
nasional ,tergantung dari kesiapan pemerintah sebagai penyelenggara negara. Jika melihat kenayataan
saat ini, kondisi tersebut belum bisa dimamfaatkan secara optimal sehingga menjadi masalah dan beban
pemerintah. Ledakan jumlah penduduk yang tidak disertai kualias SDM dan persebaran penduduk yang
tidak merata menjadi faktor utama timbulnya permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas dan urbanisasi ynag menyebabkan berbagai permasalhan pembangunan khususnya di kota -
kota besar

Toraja dan kota-kota besar lainnya seperti Bandung,Surabaya,dan Makassar menjadi pusat segala
aktifitas masyarakat.Aktivitas di bidang perekonomian misalnya,menjadi daya tarik utama masyarakat
luar kota untuk berpindah.Akan tetapi mereka yang tidak memiliki modal dan kompetensi yang cukup
akan kalah bersaing,menjadi pengangguran dan tinggal di pinggiran kota.terbentuknya pemukiman
kumuh merupakan akibat dari tidak terbendungnya arus urbanisasi yang tidak sebanding dengan luas
lahan hunian.Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan harus mendapatkan solusi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka kelompok 3 mengemukakan beberapa rumusan


masalah mengena “pemukiman kumuh di Daerah Perkotaan “,sebagai berikut :

1.Apa yang dimaksud dengan pemukiman kumuh?

2.Faktor apa yang menyebabkan pemukiman kumuh?

3.Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah pemukiman kumuh di daerah perkotaan?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah studi Kependudukan

2.Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pemukiman kumuh di daerah perkotaan .

3.Untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pemukiman kumuh di daerah

Perkotaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemukiman kumuh

2.1.1 Defenisi Pemukiman Kumuh

Pengertian pemukiman kumuh (slum settlement) sering dicampuradukkan dengan


pengertian pemukiman liar (squatter sttemant). Oleh karena itu, perlu dijelaskan
terlebih dahulu perbedaan umum dari keduanya agar tidak membingungkan. Pada
dasarnya a squatter adalah orang yang menghuni suatu lahan yang bukan miliknya
atau bukan haknya, atau tanpa ijin dari pemiliknya. Pengertian pemukiman liar ini
mengacu pada legalitas, baik itu legalitas kepemilikan lahan/tanah, penghunian atau
pemukiman, serta pengadaan sarana dan prasarananya. Sedangkan pengertian
pemukiman kumuh mengacu pada aspek lingkungan hunian atau komunitas.
Pemukiman kumuh dapat diartikan sebagai suatu lingkungan yang telah mengalami
penurunan kualitas baik secara fisik, sosial ekonomi maupun sosial budaya, yangtidak
memungkinkan dicapainya kehidupan yang layak bagi penghuninya, bahkan dapat
pula dikatakan bahwa para penghuninya benar-benar dalam lingkungan yang sangat
Membahayakan kehidupannya.

Pemukiman kumuh juga dapat diartikan sebagai pemukiman yang tumbuh


secara spontan di perkota dan mempunyai kualitas dibawah standar minimal dalam
lingkungan yang kurang sehat dan tidak di dukung oleh jasa pelayanan kota seperti air
minum, sanitasi dan drainase. Menurut definisi UNHabitat, rumah tangga dan
perkuminan kumuh ( slum household) adalah kelompok individu yang tinggal di
bawah satu atap di daerah perkotaan yang tidak mempunyai salah satu dari indekator
berikut :
1.Rumah yang kokoh, yang dapat melindungi penghuninya dari kondisi cuaca yang
ekstrim
2.Ruang huni yang cukup, yang berarti tidak lebih dari 3 orang menghuni 1 ruang
bersama
3.Akses yang mudah ke air bersih( aman) dalam jumlah yang cukup dan harga yang
terjangkau
4.Akses ke sanitasi yang memadai, dalam bentuk toilet pribadi atau MCK bersama

5. Kepastian atau rasa aman (secure tenure), yang dapat melindungi penghuninya dari

Penggusuran.

2.1.2 Faktor penyebab pemukiman kumuh


o Pemukiman kumuh dapat disebabkan oleh beberapa hal:
1. Faktor Urbanisasi dan Migrasi Penduduk
Substansi tentang urbanisasiyaitu proses modernisasi wilayah desa menjadi kota
sebagai dampak dari tingkat keurbanan (kekotaan) dalam suatu wilayah (region)atau
negara.
Rumusan beberapa faktor secara umum yang dapat mempengaruhi terjadinya
proses keurbanan, antara lain:
a. Ketimpanga tingkat pertumbuhan ekonomi antara desa dengan perkotaan
b. Peluang dan kesempatan kerja yang lebih terbuka didaerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan.
c. Terjadinya pola perubahan minat tentang lapangan pekerjaan dari pertanian
keindustri, utamanya bagi penduduk usia kerja di pedesaan.
d. Lebih majunya teknologi dan infrastruktur prasarana transportasi, sehingga
memudahkan tejadinya mobilitas penduduk baik yang permanen atau yang ulang
alik.
e. Kebradaan fasilitas perkotaan yang lebih menjajikan, utamanya aspek
pendidikan, kesehatan, pariwisata dan aspek sosial lainnya.
2. Faktor lahan perkotaan
Pertumbuhan dan perkembangan kota yang sangat pesat telah menyebabkan
berbagai persoalan serius diantaranya permasalahan perumahan. Permasalahan
perumahan sering disebabkan oleh ketidakaseimbangan. Antara penyediaan unit
huniaan. Bagi kaum mampu dan kaum tidak mampu di perkotaan. Disamping itu
sebagian kaum tidak mampu tidak menguasai sumber daya kunci untuk menopang
pembangunan.
3. Faktor ekonomi seperti kemiskinan dan krisis ekonomi.
Faktor ekonomiatau kemiskinan mendorong bagi pendatang untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik di Kota- kota.Dengan keterbatasan
pengetahuan,keterampilan,dan modal,maupun adanya persaingan yang sangat ketat
di antara sesama pendatang maka pendatang -pendatang tersebut hanya dapat tinggal
dan menbangun rumah dengan kondidi yang sangat minim di Kota-kota .Di sisi lain
pertambahan jumlah pendatang yang sangat banyak mengakibatkan pemerintah tidak
mampu menyediakan hunian yang layak.
4. Faktor bencana

Faktor bencana dapat pula menjadi salah satu pendorong perluasan kawasan
kumuh. Adanya bencana alam seperti misalnya banjir, gempa, gunung meletus, longsong
maupun bencana akibat perang atau pertikaian antar suku juga menjadi penyebab jumlah rumah
kumuh meningkat dengan cepat.

2.1.3 Solusi mengatasi permasalahan pemukiman kumuh.


1. Pembangunan rumah susun sewa sederhana.
Rumah susun sewa sederhana atau bisa diesbut pula Rusunawa menjadi
salah satu alternatif bagi keluarga menengah kebawah untuk memiliki tempat
tinggal yang layak. Rusunawa sendiri merupakan fasilitas dari pemerintah
umtuk mengurangi pemukiman kumuh khususya di kota-kota dengna
kepadatan penduduk yang tinggi dan ruang tanah yang tidak lagi banyak.

2. Peningkatan Bantuan Sosial


Bantuan sosial memang sudah banyak di sediakan oleh pemerintah.Namun
dikarenakan belum cukup banyak menjangkau untuk semua keluarga
menengah ke bawah,maka perlu adanya peningkatan untuk meratakan
keseluruhan sehingga dalam hal ini dapat membantu keluarga menengah ke
bawah untuk memiliki tempat tinggal yang layak serta aman.
3. Mulai Mengontrol Pembangunan Pemukiman dengan ketat
Bukan hal asing lagi bila di Idonesia banyaknya pemukiman kumuh
dikarenakan padatnya tempat tinggal serta penduduk yang tidak padat
namun tidak diimbangi dengan ruang.Oleh karena itu, pemerintah perlu
menelaah kebijakan pembangunan rumah tinggal dan juga menyiasati tempat
tinggal khususnya perkotaan agar tertib dan lebih terkontrol.
4. Pemerataan penduduk dikota-kota besar
Seperti yang diketahui bahwa salah satu penyebab adanya pemukiman
penduduk adalah ketika banyaknya masyarakat disuatu wilayah secara
berlebihan dan tidak merata.
5. Pemerataan pembangunan di seluruh kota.
Masyarakat umumnya melalukan urbanisasi dikarenakan fasilitas umum
yang ada dikota besar lebih memadai dibanding kota-kota lainnya. Hal ini
menyebabkan pula kepadatan penduduk yang berimbas pada sempitnya lahan
untuk tempat tinggal sehingga terciptanya pemukiman kumuh.

Adapun penelitian yang telah kami lakukan yang telah memuat lima komponen
 Komponen Fisik
 Kondisi Rumah
 Rumah yang pertama yang kami telah survei terbilang tidak layak huni sebab sudah banyak
kerusakan bahkan tempatnya terdapat banyak tumpukan barang dan sampah dan juga banyak
sekitaran dinding yang sudah bannyak ditambal.
 Rumah yang kedua tidak jauh berbeda dari rumah yang pertama sudah ada banyak kerusakan
dan juga sebagian besar dinding sudah ditambal dengan atap seng.

 Rumah ketiga adalah rumah jawa yangbisa dikatakan sedikit layak huni, setiap dinding rumah di
beri dinding papan kayu dan juga menggunakan tripleks.

 Jenis Rumah

 Pada perumahan pertama yang kami survei ad dua macam rumah yaitu rumah panggung dan
rumah jawa. Pada perumahan tersebut kami memilih salah satu rumah yaitu panggung, rumah
panggung itu mempunyai kolong yang mana kolong rumah menggunakan dinding tripleks.
 Rumah kedua juga adalah rumah panggung yang sedikit lebih luas dari rumah yang pertama
kami survei, kolong rumah juga sudah menggunakan dinding triplek.
 Pada rumah ketiga, perumahan ini berbentuk rumah jawa.

 Kepadatan bangunan
 Pada rumah pertama, untuk kepadatan bangunan bia dikatakan lumayan padat, sebab
banyaknya bangunan yang berdiri yang juga digunakan sebagai tempat untuk bekerja setiap
harinya
 Pada rumah kedua juga adalah pemukiman yang amat padat karena disekitanya terdapat
banyak bangunan yang berdiri.
 Pada rumah yang ketiga, juga adalah lokasi pemukiman yang padat karena terdapat banyak
perumah disekitarnya.

 KDB

Koefisien dasar bangunan(KBD) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai
dasar bangunan yang dapat dibangun.

 Pada perumahan yang pertama yang kami survei, rumah tersebur berbentuk rumah panggung
yang atas dan bawahnya sudah dihuni yang artinya rumah tersebut bertingkat dua.
 Pada rumah kedua juga sangat mirip dengan rumah yang pertama yang atas dan bawahnya
sudah dihuni dan juga rumah tersebut bertingkat dua.
 Pada rumah yang ketiga adalah rumah jawa.

 Jumlah penghuni

 Didalam rumah pertama terdapat 2 orang dalam keluarga tersebut.


 Pada rumah kedua terdapat 3 orang dalam keluarga tersebut.
 Pada rumah ketiga terdapat 4 orang dalam keluarga tersebut.

 Sirkulasi Udara

 Pada rumah pertama rumah tersebut mempuyai tempat sirkulasi udara karena setiap sudut
rumah memilki ventilasi.
 Pada rumah kedua ,sedikit kurang bagus sebab kuranagnya ventilasi
untuk tempat keluar masuknya udara kedalam rumah
 Pada rumah ketiga, rumah berbentuk rumah jawa ini memiliki banak lubang ventilasi sebagai
tempat keluar masuknya udara kedalam dan luar rumah.

 Pencahayaan

 Rumah pertama, untuk pencahayaan pada malam hari sudah memiliki pencahayaan dari lampu
yang sudah menerangi setiap ruangan dan untuk malam hari juga sangat bagus karena tidak ada
pohon atau bangunan lain yang menghalagi cahaya yang menerangi rumah.
 Untuk rumah kedua, pada siang hari terkena sinar matahari tetapi sidikit ada bangunan yang
menghalagi cahaya dn pada malam hari sudah ada pencahayan dari listrik.
 Pada rumah yag ketiga, dikelilingi oleh bangunan yang tinggi sehingga sinar matahar sedikit
terhalangi dan malam hari sudah banyak penerangan.

 KOMPONEN SOSIAL
 Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari suatu generasi kegenerasi berikutnya melaluinya pengajaran,
pelatihan, atau penelitian
 Untuk rumah pertama pendidikan ialah:
Ayah :sederajat SD
Ibu :sederajat SD
 Untuk rumah kedua pendidikan ialah:
Ayah :sederajat SMP
Ibu :SMA
Anak : TK
 Untuk rumah ketiga Pendidikan

Ayah :

Ibu :
Anak :
 Kesehatan

Didefenisikan sebagai suatu kedaan sehat fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.


Untuk Kesehatan Pada Rumah Pertama
Ayah :Normal
Ibu : Normal
 Untuk kesehatan Pada Rumah Kedua
Ayah : Normal
Ibu : Normal
Anak : Normal
 Untuk Kesehatan Pada Rumah Ketiga
Ayah : normal
Ibu : normal
Anak :normal
 KOMPONEN BUDAYA
 Kebiasaan Penduduk

 Kebiasaan penduduk Rumah Pertama :


Adalah mereka selalu ikut berbaur dengan sesama dilingkungan sekitar.
 Kebiasaan penduduk Pada Rumah Kedua :
Adalah mereka selalu ikut berbaur dengan sesama dilingkungan sekitar.
 Kebiasaan penduduk pada rumah ketiga :
Adalah mereka selalu ikut berbaur dengan sesama dilingkungan sekitar.

 Adat Istiadat

Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat merupakan pola perilaku anggota


masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
 Adat istiadat pada rumah pertama:
Adalah meraka masih menganut adat sendiri yaitu adat dari Jawa.
 Adat istiadat pada rumah kedua:
Adalah mereka masih menganut budaya mereka sendiri yaitu Bugis.
 Adat istiadat rumah ketiga:
Adalah bahwa mereka masih menganut adat mereka sendiri yaitu Makassar meskipun
berdomisili di sini
 KOMPONEN EKONOMI
 Pendapatan perkapita :

 Pendapatan perkapita pada rumah pertama


Pendapatan mereka ialah 2.400.000.00,-
 Pendapatan perkapita pada rumah kedua
Pendapatan mereka ialah 2.500.000.00,-
 Pendapatan perkapita pada rumah ketiga

 Jenis dan status pekerjaan :

 Untuk pekerjaan pada rumah pertama

Pekerjaan Ayah adalah seorang Wiraswasta

Pekerjaan Ibu adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)

 Untuk pekerjaan pada rumah kedua

Pekerjaan ayah adalah seorang montir

Pekerjaan ibu adalah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT)

 KOMPONEN SANITASI LINGKUNGAN

Sanitasi lingkungan adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia


terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Pada pemukuman kumuh yang kami teliti yang
pertama yaitu

 Air
Air adalah senyawa yang penting penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak di planet lain.
 Pada rumah pertama ialah:

Pada rumah ini air yang digunakan ialah langssung air bersih yaitu berasal dari PDAM yang
bersih

 Pada rumah kedua rumah ialah:

Pada rumah ini juga suah menggunakan air bersih yang berasal dari PDAM yang bersih.

 Pada rumah ketiga ialah:

Pada rumah ini juga sudah menggunkan air bersih yang berasal dari PDAM yang besrsih.

 MCK ( Mandi, Cuci, kakus)

Mandi, Cuci, Kakus singkatan dari MCK merupakan salah satu sarana fasilitas umum
yang digunakan bersama untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air oleh beberapa
keluarga dilokasi pemukiman tertentu yang dinilai tingkat kemampuan ekonomi rendah
dan berpenduduk cukup padat. Pada perumahan

 pada rumah yang pertama ialah:

pada rumah ini terlihat dari pantauan kami MCK rumah ini masih terlihat tidak
layak karena untuk dijadikan jamban sebab tempatnya sangat terlihat dan bagunannya yang sangat
minim.

 Pada rumah kedua ialah:

MCK rumah ini sudah terbilang bagus karena tersembunyi didalam rumah dan
dindingnya pun juga sudah bagus

 pada rumah ketiga ialah:

rumah ini juga sama dengan rumah yang kedua dimana MCKnya sudah beradda
didalam rumah dan sudah berdinding yang rapi.

 Sampah ( buang sembarangan)


Sampah adalah sisa kegiatan manusia sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak beguna lagi dan dibuang.
 Pada rumah pertama:
Dari Pantauan sekitar kami terdapat banyak sampah yang bertumpuhkan, namun
sampah itu juga ada yang masih diolah dan ada juga yang sudah tidak terpakai.
 Pada rumah kedua:
Rumah ini sudah terlihat bersih sangat jarang ada sampah yang terlihat disekitah
rumah.
 Pada rumah ketiga:
Rumah ini juga sudah lumayan bersih terlihat hanya saja masih ad sedikit sampah
yang berserahkan.
 Air limbah
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas akibat ulah manusia.Air
limbah perkotaan biasanya dialirkan disaluran air kombinasi atau saluran sanitasi, dan
 Pada rumah yang pertama :
Aliran airnya sudah mengikuti selokan yang dibuat tetapi airnya menuju satu kolam
di samping perumahan
 Pada perumahan kedua :
Rumah ini sudah memiliki saluran air disamping rumah yang dimana airnya menuju
ke sungai
 Pada rumah ketiga:
Sisa airnya maupun air hujan mengarah kesungai melalui saluran air disekitar rumah.
 Drainase (alami dan alah kadarnya)

Drainase adalah merupakan saluran yang digunakan untuk meyalurkan massah air berlebih
dari sebuah kawasan seperti perumahan, perkotaan, dan jalan

 Pada perumahan pertama:

Memiliki saluran air yang mengarah ke arah kolam.

 Pada perumahan kedua:

Memiliki saluran air yang mengarah jauh kesungai.

 Pada perumahan ketiga:

Memiliki saluran air menuju kearah sungai.

 Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan yang berada dilingkungan perumahan, atau jalan servis untuk
lingungan perumahan.
 Pada perumahan pertama,
Rumah sangat dekat dengan jalan raya.
 Pada perumahan kedua
Rumah juga sangat dekat dengan jalan raya.
 Pada perumahan ketiga
Rumah juga sangat dekat dengan jalan raya
 Frekuensi Banjir
Seberapa sering, rata-rata, debit dari besarnya diberikan terjadi dilokasi tertentu pada
sungai. Biasanya dinyatakan sebagai probabilitas bahwa debit akan melebihi beberapa ukuran
dalam satu tahun.

 Pada perumahan pertama:


Sangat kecil kemugkinan akan terkena banjir sebab lokasinya yang jauh dari
sungai
 Pada perumahan kedua:
Tidak jauh berbeda dengan perumahan yang pertama sebab lokasinya yang
terbilang aman.
 Pada perumahan yang ketiga:
Lokasi yang srategis membuatnya tidak mudah untuk terkena banjir.

 Tidak Ada Penerangan dan Komunikasi

 Pada perumahan yang pertama:


Rumah ini sudah memiliki liistrik yang dugunakan sebagai penerangandan juga
sudah memilik alat kommunikasi.
 Pada perumahan kedua:
Perumahan ini juga sudah memiliki penenrangan dan juga alat komunikasi.
 Pada perumahan ketiga:
Tidak berbeda dari keduanya diatas rumah ini juga sudah memiliki penerangan dan
juga sudah mempunyai alat komunikasi.
BAB III
PENUTUP

Saran
Perumahan kumuh menjadi salah satu hal yang harus dibenahi pemerintah,
supaya masyarakat dapat merasakn pemerataan dalam darah tersebut. Dari survei
kami dibeberapa tempat didalamnya masih banyak kekurangan. Olehnya kami
mengharapkan saran yang mampu dan bisa ditambahkan untuk menjadi sebuh
pengalaman lagi. Maka dari itu sebagai generasi muda yang akan merubah masa
depan bangsa marilah kita bersemangat bersama untuk negara supaya kedepannya
dapat mengubah bangsa menjadi bangsa yang sejatherah. Contoh kecilnya
membantu masyarakat membangun atau memperbaiki rumah mereka.

Anda mungkin juga menyukai