Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Teknik
Pemukiman dengan judul "Analisis Kritis Terhadap Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemukiman Kumuh".

Dalam tugas ini, kami berusaha untuk menggali lebih dalam tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh. Kami menyadari
bahwa pemukiman kumuh merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan
pendekatan yang holistik. Oleh karena itu, kami melakukan analisis kritis terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh, baik dari segi
sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Kami berharap bahwa tugas ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang teknik
pemukiman. Kami juga berharap bahwa tugas ini dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan Bapak/Ibu sebagai dosen pengampuh mata kuliah

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Bapak/Ibu dosen pengampuh mata kuliah Teknik Pemukiman atas bimbingan,
arahan, dan dukungan yang diberikan selama proses pembuatan tugas ini.

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2

C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

ISI ............................................................................................................................ 3

A. DEFINISI DAN KARAKTERISTIIK PEMUKIMAN KUMUH ............... 3

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PEMUKIMAN


KUMUH.............................................................................................................. 6

1. Urbanisasi ................................................................................................. 7

2. Pertumbuhan penduduk ............................................................................ 8

3. Faktor lahan perkotaan ............................................................................. 9

4. Faktor ekonomi....................................................................................... 10

5. Faktor sosial budaya ................................................................................11

6. Faktor tata ruang ..................................................................................... 12

C. UPAYA PENANGGULANGAN PEMUKIMAN KUMUH ...................... 13

1. Pembersihan dan Perawatan Lingkungan............................................... 13

2. Program Penghijauan ............................................................................. 14

3. Pembangunan Infrastruktur Sederhana .................................................. 14

ii
4. Pendidikan Lingkungan .......................................................................... 15

5. Kesadaran akan Dampak Lingkungan .................................................... 15

6. Keterlibatan dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan.............. 16

D. UPAYA PEMERINTAH MENANGGULAGI PEMUKIMAN KUMUH . 17

1. Kebijakan dan Regulasi .......................................................................... 17

2. Program Rehabilitasi dan Relokasi ........................................................ 18

3. Pembangunan Infrastruktur Publik ......................................................... 18

4. Pendanaan dan Anggaran ....................................................................... 18

5. Pendidikan dan Penyuluhan ................................................................... 19

BAB III ................................................................................................................. 21

PENUTUP ............................................................................................................. 21

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 21

B. SARAN ...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kota merupakan suatu tempat pemusatan berbagai kegiatan
manusia baik dari kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, maupun kegiatan
politik dimana berkonsentrasi pada satu tata ruang di atas permuakaan
(darat) yang memiliki batas – batas wilayah administrasi yang sudah
ditetapkan. Kota merupakan suatu tata ruang permukiman berpenduduk
dengan jumlah yang banyak di atas lahan perkotaan yang terbatas, yang
pada umumnya bersifat non agraris. Perkembangan kota tidak selalu
menimbulkan dampak positif, namun memiliki dampak negatif
diantaranya munculnya kawasan permukiman kumuh di sekitar pusat
kota. Disekitar pusat kota memiliki berbagai pusat kegiatan diantaranya
pariwisata, kesehatan, pendidikan dan perdagangan serta jasa baik di
lingkup kota, provinsi maupun nasional. Kelima kegiatan tersebut
berkembang dengan cukup pesat yang mengakibatkan berkembang
kawasan permukiman di sekitar pusat kota dan buruknya berkembang
permukiman kumuh di lokasi tersebut.

Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pemukiman kumuh


contoihnya seperti peningkatan resiko kebakaran karena bangunan tidak
tersusun dengan benar, penyakit karena lingkungan yang kurang bersih,
serta resiko pencemaran lingkungan. Dengan adanya resiko-resiko tersebut
masalah pemukiman kumuh adalah masalah yang sangat serius untuk segera
diatasi. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tentang pemukiman
kumuh kita harus mengetahui terlebih dahulu apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi munculnya pemukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan permukiman kumuh.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan karakteristik dari pemukiman kumuh?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman
kumuh?
3. Bagaimana dampak dari pemukiman kumuh terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah
pemukiman kumuh?
5. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam menangani
masalah pemukiman kumuh?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami
tentang definisi serta ciri-ciri pemukiman kumuh. Selain itu pembaca juga
diharapkan dapat mengerti faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
munculnya pemukiman kumuh, dampak kepada masyarakat sekitar dan cara
penanggulangan pemukiman kumuh dengan tepat. Pembaca juga dapat
mengetahui peran pemertintah serta masyarakat luas dalam menangani
masalah pemukiman kumuh.

2
BAB II
ISI

A. DEFINISI DAN KARAKTERISTIIK PEMUKIMAN KUMUH


Permukiman dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang digunakan
sebagai tempat tinggal atau berkumpulnya rumah-rumah penduduk. Asal kata
"permukiman" berasal dari kata "mukim" yang berarti penduduk tetap, tempat
tinggal, daerah, atau kawasan. Dalam Undang-Undang No.1 tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, pasal 1 menyatakan bahwa kawasan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
di perkotaan maupun di pedesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian serta tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan
penghidupan. Oleh karena itu, kawasan permukiman tidak hanya mencakup
tempat tinggal, tetapi juga segala jenis bangunan yang mendukung kegiatan
sehari-hari dan sumber penghidupan.

Kumuh adalah sebuah kata yang digunakan untuk menggambarkan


suatu tempat atau lingkungan yang kotor, tidak terawat, dan tidak sehat.
Pemukiman kumuh seringkali dihuni oleh masyarakat yang kurang mampu dan
memiliki akses terbatas terhadap fasilitas sanitasi, air bersih, dan layanan
kesehatan. Pemukiman kumuh biasanya terbentuk secara spontan dan tidak
teratur, sehingga tata ruangnya tidak terencana dengan baik. Hal ini dapat
menyebabkan risiko banjir, kebakaran, dan penyebaran penyakit yang lebih
tinggi. Pemukiman kumuh juga seringkali memiliki masalah dalam pengelolaan

3
sampah dan limbah, sehingga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan
mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penanganan masalah
pemukiman kumuh menjadi penting untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan menjaga kesehatan lingkungan.

Pemukiman kumuh adalah masalah serius yang terdapat di hampir


semua negara di dunia. Bukan hanya di negara-negara berkembang seperti
indonesia, pemukiman kumuh juga terdapat di negara negara maju, bahkan di
negara-negara yang terkenal akan keindahan kotanya ternyata juga masih
terdapat pemukiman yang kumuh. Contohnya di Jepang, negara yang berjuluk
negeri sakura itu juga ternyata masih terdapat pemukiman kumuh. Mungkin
kesan pertama kita saat memikirkan jepang adalah tempat yang bersih dan jauh
dari kata kumuh, tapi ternyata di Jepang sendiri terdapat kota yang bernama
kamagasaki. Kota ini memang kurang terkenal di kalangan wisatawan Jepang
bahkan beberapa artikel mengatakan bahwa kota ini di hapus dari peta karena
alasan pemerintah tidak ingin wisatawan mengunjungi kota itu.

4
Lantas mengapa Jepang yang terkenal dengan penduduknya yang
terkenal bersih dan kota-kotanya yang bersih memiliki kota seperti ini?
Kamagasaki adalah sebuah kota di Jepang yang terletak di wilayah Nishinari-
ku, Osaka. Asal usul kota ini bermula pada awal abad ke-20, ketika pemerintah
Jepang mulai membangun jalur kereta api di wilayah Osaka. Banyak pekerja
migran dari berbagai daerah di Jepang datang ke Osaka untuk bekerja di jalur
kereta api tersebut. Namun, karena tingginya biaya hidup di kota tersebut,
banyak pekerja yang tidak mampu membayar sewa rumah yang layak. Sebagai
akibatnya, mereka memilih untuk tinggal di daerah-daerah yang tidak layak
huni, seperti Kamagasaki. Selain itu, pada masa setelah Perang Dunia II,
Kamagasaki menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh para pengangguran
dan gelandangan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan dan
krisis ekonomi yang melanda Jepang pada saat itu. Banyak orang yang datang
ke Kamagasaki untuk mencari pekerjaan atau sekadar bertahan hidup.Kondisi
Kamagasaki sebagai kota dengan pemukiman kumuh semakin memburuk pada
tahun 1960-an, ketika pemerintah Jepang mulai membangun kota-kota baru di
luar Osaka. Banyak perusahaan yang pindah ke kota-kota baru tersebut,
sehingga Kamagasaki kehilangan banyak lapangan pekerjaan. Akibatnya,
banyak penduduk Kamagasaki yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa hidup
dalam kondisi yang semakin memprihatinkan.

Tidak hanya di Jepang negara Sebesar Amerika Serikat saja banyak


sekali mempunyai kawasan-kawasan yang kumuh. Jika anda mengetik di kolom
pencarian google “kawasan kumuh di Amerika serikat” anda akan banyak
menjumpai artikel yang membahas tentang The junggle san jose di california.
Kawasan ini adalah salah satu dari sekian banyak kawasan kumuh di Amerika.
The Jungle San Jose menjadi kawasan kumuh karena beberapa faktor, seperti
arus urbanisasi penduduk, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi sosial
budaya masyarakat, dan karakteristik fisik alami. Tingginya laju urbanisasi di
kawasan perkotaan menyebabkan peningkatan jumlah penduduk, yang sulit
dikendalikan pertumbuhan dan perkembangannya.

5
Kedua tempat itu menandakan bahwa kawasan-kawasan kumuh tidak
hanya terdapat di negara-negara berkembang saja. Masih banyak contoh
kawasan-kawasan di negara-negara maju lain yang seperti itu. Apa saja faktor
faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kawasan kawasan kumuh? Selain
beberapa alasan yang disebutkan tadi mari kita cari tau lebih mendalam apa saja
faktor yang mempengaruhi munculnya kawasan perumahan kumuh.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PEMUKIMAN


KUMUH
Kehadiran permukiman kumuh dapat memiliki dampak yang signifikan
pada kondisi dan evolusi suatu kota. Penurunan kualitas lingkungan, ekonomi,
sosial, dan budaya sering kali terjadi akibat keberadaan permukiman kumuh.
Pemerintah juga dapat kehilangan kontrol atas populasi perkotaan, terutama di
area kumuh yang rentan terhadap peningkatan kejahatan dan penyakit. Masalah

6
ini berpotensi merusak citra perkotaan secara keseluruhan. Dampak dari
permukiman kumuh ini juga akan berpengaruh pada pembangunan kota di masa
depan.

Lantas apa saja faktor-faktor yang menjadi pendorong munculnya


pemukiman-pemukiman kumuh? Berikut adalah beberapa faktor yang
seringkali menjadi penyebab munculnya pemukiman kumuh baik di wilayah
perkotaan maupun pedesaan.

1. Urbanisasi
Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia
adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal
di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat
diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses
pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian
pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik
dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan
ekonomi. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari
desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.

Apakah urbanisasi adalah hal yang yang negatif? Urbanisasi sendiri


memiliki dampak baik yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti
meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan terciptanya lapangan kerja
baru dan peningkatan pendapatan. Mendorong pembangunan desa,
Pembangunan desa juga dapat didorongh karena adanya transfer
pengetahuan dan sumber daya dari perkotaan. Urbanisasi juga dapat
mengurangi jumlah pengangguran, salah satu faktor yang mendukung
urbanisasi adalah banyaknya lapangan pekerjaan di kota. Di samping itu
urbanisasi juga dapat menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani
dengan baik. Urbanisasi yang tidak terkendali dapat mendorong munculnya
masalah-masalah yang serius. Urbanisasi ke daerah yang padat penduduk
mengakibatkan munculnya masalah seperti bertambahnya kepadatan
bangunan, semakin berkurangnya ketersediaan lahan yang cocok untuk

7
perumahan menyebabkan masyarakat membangun rumah secara padat dan
tidak teratur,serta kurangnya perencanaan tata ruang yang baik. Masalah-
masalah tersebut yang menjadi faktor pendorong terbentuknya lingkungan
yang tidak layak huni.

2. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor utama yang
mendukung munculnya pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh seringkali
terbentuk di kawasan perkotaan yang padat penduduk, di mana jumlah
penduduk melebihi daya tampung dan kapasitas kota tersebut. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang cepat, kebutuhan akan tempat tinggal
juga meningkat. Namun, tidak semua masyarakat mampu membeli atau
menyewa tempat tinggal yang layak. Akibatnya, banyak masyarakat yang
memilih tinggal di pemukiman kumuh karena harga yang terjangkau.
Selain itu, pertumbuhan penduduk juga dapat mengakibatkan
terjadinya urbanisasi yang cepat, di mana orang-orang dari daerah pedesaan
bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan kesempatan
hidup yang lebih baik. Kondisi ini dapat memperburuk ketersediaan tempat

8
tinggal yang layak di perkotaan, sehingga menyebabkan terbentuknya
pemukiman kumuh.

3. Faktor lahan perkotaan


Pertumbuhan penduduk memiliki peran yang besar dalam
kemunculan pemukiman kumuh karena banyaknya penduduk yang tinggal
di perkotaan menyebabkan peningkatan permintaan akan lahan tempat
tinggal. Ketersediaan lahan perkotaan yang terbatas membuat harga lahan
semakin mahal, sehingga hanya beberapa orang yang mampu memiliki atau
menyewa rumah di daerah perkotaan yang layak.
Akibatnya, banyak penduduk yang memilih tinggal di pemukiman
kumuh karena harganya yang lebih terjangkau. Selain itu, pertumbuhan
penduduk yang cepat juga menyebabkan sulitnya pemerintah dalam
menyediakan infrastruktur yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
pangsa hunian yang terus meningkat.
Berdasarkan sumber yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah dan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
ketersediaan lahan perkotaan yang terbatas memang menjadi faktor utama
dalam kemunculan pemukiman kumuh. Hal ini juga terjadi di berbagai
negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

9
4. Faktor ekonomi
Pertumbuhan penduduk yang cepat memang memiliki peran yang
besar dalam kemunculan pemukiman kumuh. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh UN-Habitat pada tahun 2016, terdapat beberapa faktor
ekonomi yang mendukung munculnya pemukiman kumuh, di antaranya
adalah:
 Kesenjangan ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata atau
tidak inklusif dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi yang tinggi,
sehingga sebagian penduduk terpinggirkan dan terpaksa tinggal dalam
pemukiman kumuh.
 Kemiskinan: Tingginya tingkat kemiskinan menyebabkan sebagian
penduduk tidak mampu untuk memperoleh hunian yang layak, sehingga
mereka cenderung tinggal dalam pemukiman kumuh yang lebih murah.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pertumbuhan penduduk memainkan
peran yang besar dalam kemunculan pemukiman kumuh. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kurangnya lahan untuk pembangunan
hunian yang layak, dan kesenjangan ekonomi yang membesar, maka
munculah pemukiman kumuh sebagai solusi dari masalah tersebut.

10
5. Faktor sosial budaya
Sosial budaya dapat menjadi salah satu faktor munculnya
lingkungan kumuh melalui beberapa cara berikut:
 Kurangnya kesadaran akan pentingnya lingkungan: Budaya masyarakat
yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan
dapat menyebabkan mereka tidak peduli dengan kebersihan lingkungan
sekitar, sehingga meninggalkan sampah sembarangan dan menciptakan
lingkungan kumuh.
 Kondisi ekonomi yang rendah: Budaya masyarakat yang memiliki
kondisi ekonomi rendah dapat mengakibatkan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar, seperti tempat tinggal yang layak. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat tinggal di lingkungan kumuh yang tidak
layak.
 Kondisi sosial yang tidak stabil: Konflik sosial, ketidaksetaraan dan
ketidakadilan sosial dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk hidup
dengan damai dan sejahtera. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya
perhatian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan memunculkan
lingkungan kumuh.
 Adat dan tradisi yang tidak sejalan dengan prinsip kebersihan
lingkungan: Beberapa adat dan tradisi masyarakat dapat mengabaikan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan
lingkungan kumuh. Misalnya, tradisi membakar sampah di halaman
rumah atau tradisi membuang sampah ke sungai.

11
6. Faktor tata ruang
Tata ruang kota merupakan faktor yang dapat menyebabkan
munculnya lingkungan kumuh karena beberapa alasan:
 Keterlambatan pemerintah kota dalam merencanakan dan membangun
prasarana: Ketidakseimbangan antara pertumbuhan kota dan tingkat
pendapatan yang cukup dapat menyebabkan penduduk membangun
perumahan tanpa didasari perencanaan tapak yang memadai, yang
akhirnya menyebabkan bentuk dan tata letak kavling tanah menjadi
tidak teratur dan tidak dilengkapi prasarana dasar permukiman.
 Kebutuhan kehidupan manusia yang tidak terpenuhi: Kebutuhan
kehidupan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan fisik saja, tetapi juga
kebutuhan psikis seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
aktualisasi diri, dan kasih sayang untuk sesama
 Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka penduduk akan mencari
sumber daya yang mudah diperoleh, seperti lahan non-perkotaan untuk
membangun perumahan, yang dapat menyebabkan lingkungan kumuh
 Keterlambatan dalam mengatur lahan perumahan: Ketersediaan lahan
perumahan yang terbatas dan mahal dapat menyebabkan penduduk yang
memiliki pendapatan rendah kesulitan mendapatkan perumahan yang
layak, yang dapat menyebabkan permukiman kumuh
 Pendapatan yang rendah: Pendapatan yang rendah dapat menyebabkan
penduduk kesulitan mendapatkan perumahan yang layak, yang dapat
menyebabkan permukiman kumuh
 Keterlambatan dalam mengatur sarana dan prasarana: Ketersediaan
sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan, seperti jalan, air dan
listrik, dapat menyebabkan penduduk mencari sumber daya yang mudah
diperoleh, yang dapat menyebabkan lingkungan kumuh.
 Faktor kualitas bangunan: Kualitas bangunan rendah dapat
menyebabkan lingkungan di sekitarnya terdampak dan memburuk, yang
dapat menyebabkan permukiman kumuh.

12
 Keterlambatan dalam mengatur ketersediaan lahan: Ketersediaan lahan
yang terbatas dan mahal dapat menyebabkan penduduk mencari lahan
non-perkotaan untuk membangun perumahan, yang dapat menyebabkan
lingkungan kumuh.
 Keterlambatan dalam mengatur ketersediaan sumber daya manusia:
Ketersediaan sumber daya manusia yang mendukung kehidupan, seperti
pelayanan kesehatan dan pendidikan, dapat menyebabkan penduduk
mencari sumber daya yang mudah diperoleh, yang dapat menyebabkan
lingkungan kumuh
Semakin banyaknya faktor-faktor tersebut yang tidak terkontrol
dengan baik, semakin pesatnya perkembangan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.

C. UPAYA PENANGGULANGAN PEMUKIMAN KUMUH

Partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh


memainkan peran kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa bentuk partisipasi masyarakat yang dapat membantu
dalam penanggulangan pemukiman kumuh

1. Pembersihan dan Perawatan Lingkungan


Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembersihan
dan perawatan lingkungan di sekitar pemukiman kumuh. Ini termasuk
membersihkan sampah, mengelola limbah, dan menjaga kebersihan area
sekitar.

13
2. Program Penghijauan
Melalui penanaman pepohonan, tanaman hijau, dan taman kota,
masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan sekitar
pemukiman kumuh. Program penghijauan juga dapat membantu
mengurangi polusi udara dan memperbaiki drainase air. Program
penghijauan merupakan salah satu strategi yang efektif dalam
menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Melalui penanaman
pepohonan, tanaman hijau, dan pembangunan taman kota, program ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat, nyaman, dan
berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh.
Kehadiran ruang terbuka hijau tidak hanya meningkatkan estetika
lingkungan, tetapi juga memberikan ruang untuk kegiatan rekreasi,
olahraga, dan sosial masyarakat. Selain itu, tanaman hijau berperan dalam
menyaring polusi udara, menstabilkan iklim mikro, mengendalikan air
hujan, dan meningkatkan kesejahteraan mental masyarakat. Melalui
program penghijauan yang terencana dan terkelola dengan baik, pemukiman
kumuh dapat diubah menjadi lingkungan yang lebih berkelanjutan, nyaman,
dan ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sana

3. Pembangunan Infrastruktur Sederhana


Masyarakat dapat berperan dalam pembangunan infrastruktur
sederhana seperti jalan setapak, saluran drainase, dan fasilitas sanitasi dasar.
Hal ini dapat membantu mengurangi risiko banjir dan meningkatkan
aksesibilitas ke layanan dasar.

14
4. Pendidikan Lingkungan
Mengadakan program-program pendidikan lingkungan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan bersih dan sehat. Ini dapat dilakukan melalui kampanye
penyuluhan, seminar, dan kegiatan edukasi lainnya. Pendidikan lingkungan
oleh masyarakat memainkan peran penting dalam menanggulangi masalah
pemukiman kumuh dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif
dalam upaya-upaya perbaikan lingkungan. Berikut adalah beberapa
penjelasan tentang bagaimana pendidikan lingkungan oleh masyarakat
dapat membantu dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh:

5. Kesadaran akan Dampak Lingkungan


Pendidikan lingkungan oleh masyarakat membantu meningkatkan
pemahaman tentang dampak negatif dari pemukiman kumuh terhadap
lingkungan sekitarnya. Dengan mengetahui dampak tersebut,
masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan
dan merasa terdorong untuk bertindak.

a. Pemahaman tentang Solusi

Melalui pendidikan lingkungan, masyarakat dapat mempelajari tentang


berbagai solusi untuk menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Ini
termasuk praktik-praktik ramah lingkungan seperti pengelolaan sampah
yang baik, penghijauan, dan penggunaan energi yang efisien.

b. Peningkatan Keterampilan

Pendidikan lingkungan dapat memberikan masyarakat dengan


keterampilan praktis yang diperlukan untuk melakukan tindakan nyata
dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Misalnya,
masyarakat dapat dilatih untuk melakukan pengelolaan sampah yang
benar atau untuk membantu dalam proyek-proyek penghijauan di
lingkungan mereka.

15
c. Pemberdayaan Masyarakat

Melalui pendidikan lingkungan, masyarakat diberdayakan untuk


menjadi agen perubahan dalam lingkungannya sendiri. Mereka merasa
memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan tempat tinggal
mereka dan merasa lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kondisi pemukiman
kumuh.

d. Pengarusutamaan Isu Lingkungan

Pendidikan lingkungan membantu memperkuat kesadaran akan


pentingnya memasukkan isu lingkungan dalam agenda pembangunan
lokal dan nasional. Hal ini dapat mendorong pemerintah dan lembaga
lainnya untuk lebih memperhatikan masalah pemukiman kumuh dan
mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk menanggulanginya.
Melalui pendidikan lingkungan yang efektif dan berkelanjutan,
masyarakat dapat menjadi mitra yang kuat dalam upaya penanggulangan
pemukiman kumuh, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan
berkelanjutan bagi semua orang

6. Keterlibatan dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan


Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan
keputusan terkait pembangunan dan penataan kembali pemukiman kumuh.
Ini termasuk mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta
mengintegrasikan masukan mereka dalam kebijakan dan program
pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam program-program pembangunan terkait
penanggulangan masalah pemukiman kumuh sangat penting karena
beberapa alasan. Masyarakat merupakan pemangku kepentingan utama
dalam masalah pemukiman kumuh. Mereka yang tinggal di pemukiman
tersebut adalah yang paling memahami kondisi, tantangan, dan kebutuhan
di lingkungan mereka. Oleh karena itu, melibatkan mereka dalam

16
perencanaan dan pengambilan keputusan akan memastikan bahwa solusi-
solusi yang diusulkan benar-benar relevan dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Keterlibatan masyarakat memungkinkan adanya pemahaman
yang lebih baik tentang konteks lokal. Setiap pemukiman kumuh memiliki
karakteristik yang unik, termasuk faktor sosial, budaya, dan ekonomi.
Dengan melibatkan masyarakat, perencanaan dan implementasi program-
program pembangunan dapat disesuaikan dengan konteks lokal tersebut,
sehingga meningkatkan efektivitas dan penerimaan oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat memperkuat rasa kepemilikan dan tanggung
jawab terhadap program-program pembangunan. Dengan merasa memiliki
peran dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat akan lebih
termotivasi untuk mendukung dan melaksanakan program-program tersebut
dengan lebih aktif. Hal ini juga dapat menciptakan rasa solidaritas dan
kebersamaan di antara anggota masyarakat.
Keterlibatan masyarakat meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan pembangunan. Dengan melibatkan
masyarakat dalam pengambilan keputusan, proses tersebut menjadi lebih
terbuka dan dapat dipantau oleh semua pihak terkait. Hal ini membantu
menghindari potensi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
memastikan bahwa sumber daya yang dialokasikan benar-benar digunakan
untuk kepentingan masyarakat

D. UPAYA PEMERINTAH MENANGGULAGI PEMUKIMAN KUMUH


Peran pemerintah dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh sangat
penting untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam kondisi
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Berikut
adalah beberapa peran pemerintah yang terkait dengan penanggulangan
pemukiman kumuh:
1. Kebijakan dan Regulasi
Pemerintah dapat membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung
penanggulangan pemukiman kumuh, termasuk perencanaan tata ruang,
zonasi, dan peraturan bangunan. Hal ini penting untuk mengatur

17
pembangunan kawasan permukiman secara teratur dan mengurangi
pertumbuhan pemukiman kumuh yang tidak terkendali.

2. Program Rehabilitasi dan Relokasi


Pemerintah dapat menginisiasi program rehabilitasi dan relokasi
untuk memperbaiki kondisi pemukiman kumuh yang sudah ada. Ini meliputi
pembangunan kembali infrastruktur dasar, perumahan layak huni, dan
fasilitas publik di pemukiman kumuh yang telah ada. Program rehabilitasi
dan relokasi yang dilakukan oleh pemerintah merupakan tonggak penting
dalam upaya menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Melalui
pembangunan kembali infrastruktur yang rusak atau tidak memadai serta
pemindahan penduduk ke tempat yang lebih layak huni, program ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan
berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Dengan
pendekatan yang berbasis pada partisipasi masyarakat, program ini juga
memastikan bahwa keputusan yang diambil memperhatikan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat yang terlibat, sehingga meningkatkan efektivitas dan
penerimaan oleh masyarakat. Secara keseluruhan, program rehabilitasi dan
relokasi merupakan langkah strategis dalam menciptakan pemukiman yang
lebih baik, yang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi
juga meningkatkan ketahanan terhadap ancaman lingkungan dan bencana

3. Pembangunan Infrastruktur Publik


Pemerintah bertanggung jawab untuk membangun dan memperbaiki
infrastruktur publik di pemukiman kumuh, seperti jalan, saluran drainase,
fasilitas sanitasi, dan sumber air bersih. Infrastruktur yang memadai dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat yang tinggal di
pemukiman kumuh.

4. Pendanaan dan Anggaran


Pemerintah perlu mengalokasikan dana dan anggaran yang memadai
untuk program-program penanggulangan pemukiman kumuh. Ini termasuk

18
pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur, rehabilitasi pemukiman, dan
pelaksanaan program-program sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal
di pemukiman kumuh.

5. Pendidikan dan Penyuluhan


Pemerintah dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat, serta
mengenai risiko dan dampak negatif dari pemukiman kumuh. Hal ini dapat
dilakukan melalui kampanye penyuluhan, pelatihan, dan program edukasi
lainnya. Pendidikan dan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah
kepada masyarakat terkait masalah pemukiman kumuh memiliki peran
penting dalam meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan partisipasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah tersebut.
Pertama, pendidikan dan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan bersih,
sehat, dan layak huni. Melalui program-program ini, masyarakat diberikan
informasi tentang dampak negatif dari pemukiman kumuh terhadap
kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan mereka sendiri.
Kedua, pendidikan dan penyuluhan membantu meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Ini termasuk praktik-praktik
pengelolaan sampah yang baik, penghijauan lingkungan, pembangunan
infrastruktur dasar, dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Ketiga, program-program ini juga bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat untuk menjadi agen perubahan dalam lingkungan mereka
sendiri. Melalui penyuluhan dan pelatihan, masyarakat diberikan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan tindakan
nyata dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh di lingkungan
mereka.
Keempat, pendidikan dan penyuluhan menciptakan platform untuk
berbagi informasi, pengalaman, dan praktik terbaik antara pemerintah,

19
lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Hal ini memungkinkan
terciptanya kemitraan yang kuat dalam upaya penanggulangan pemukiman
kumuh, sehingga meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program-
program tersebut.
Kelima, program pendidikan dan penyuluhan juga membantu
mengubah sikap, perilaku, dan kebiasaan masyarakat terkait dengan
lingkungan dan kesehatan. Melalui penyuluhan yang berkelanjutan dan
terarah, diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam perilaku
masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih proaktif dalam
menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan mereka.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa pemukiman
kumuh adalah fenomena kompleks yang berkembang akibat berbagai faktor
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Karakteristiknya meliputi kondisi fisik yang
buruk, akses terbatas terhadap layanan dasar, serta ketidakstabilan sosial
ekonomi. Definisi pemukiman kumuh mencakup area perkotaan yang tidak
teratur, tidak terkelola, dan sering kali dihuni oleh penduduk miskin. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh meliputi
urbanisasi cepat, kurangnya akses terhadap tanah yang terjangkau, dan
ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan layanan dasar. Peran
masyarakat sangat penting dalam menanggulangi pemukiman kumuh melalui
partisipasi aktif dalam program-program penghijauan, perbaikan infrastruktur,
dan penyuluhan lingkungan. Di sisi lain, peran pemerintah juga tidak dapat
dipandang remeh dalam penanggulangan pemukiman kumuh, dengan
memainkan peran dalam pembuatan kebijakan, alokasi sumber daya, dan
pelaksanaan program rehabilitasi dan relokasi. Dengan demikian, upaya
penanggulangan pemukiman kumuh harus melibatkan kerjasama antara
masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak terkait lainnya untuk menciptakan
pemukiman yang lebih layak huni, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh warga
kota.

B. SARAN
Dalam upaya mengatasi masalah pemukiman kumuh, beberapa hal yang
dapat dilakukan antara lain adalah perluasan akses terhadap layanan dasar
seperti air bersih, sanitasi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Dilakukan
rehabilitasi infrastruktur di pemukiman kumuh, termasuk perbaikan jalan,
saluran air, dan sistem sanitasi, untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan penduduknya. Pemerintah harus memprioritaskan penyediaan
perumahan layak bagi penduduk pemukiman kumuh, baik dengan memperbaiki

21
kondisi rumah yang sudah ada maupun membangun perumahan baru yang
terjangkau. Program penyuluhan dan edukasi perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan
lingkungan, pengelolaan sampah, dan kesehatan. Masyarakat perlu didorong
untuk aktif berpartisipasi dalam upaya penanggulangan pemukiman kumuh,
baik melalui kegiatan gotong royong, pengelolaan lingkungan, maupun
pengembangan program-program pembangunan. Diperlukan kerjasama antara
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan lembaga
internasional dalam mengembangkan solusi-solusi yang holistik dan
berkelanjutan untuk mengatasi masalah pemukiman kumuh. Serta perlu
penguatan regulasi dan kebijakan yang mendukung penanggulangan
pemukiman kumuh, termasuk pengaturan penggunaan lahan, penataan ruang
perkotaan, dan perlindungan hak-hak penduduk.

22
DAFTAR PUSTAKA

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).


(2014). Education for Sustainable Development Goals: Learning
Objectives. Paris: UNESCO.
Tilbury, D., Stevenson, R. B., Fien, J., & Schreuder, D. (Eds.). (2002). Education
and Sustainability: Responding to the Global Challenge. International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).
United Nations Human Settlements Programme (UN-Habitat). (2016). Community
Participation in Improving Informal Settlements: A Guideline for Local
Authorities. Nairobi: UN-Habitat.
Prihatin, T. (2019). Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan
Permukiman di Kelurahan Malang. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota,
15(3), 331-344.
Suryanto, A. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengentasan Kumuh
di Kelurahan Palangkaraya Utara. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 10(2), 61-
72

23

Anda mungkin juga menyukai