Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Teknik
Pemukiman dengan judul "Analisis Kritis Terhadap Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemukiman Kumuh".
Dalam tugas ini, kami berusaha untuk menggali lebih dalam tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh. Kami menyadari
bahwa pemukiman kumuh merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan
pendekatan yang holistik. Oleh karena itu, kami melakukan analisis kritis terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh, baik dari segi
sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Kami berharap bahwa tugas ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang teknik
pemukiman. Kami juga berharap bahwa tugas ini dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan Bapak/Ibu sebagai dosen pengampuh mata kuliah
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
C. TUJUAN ...................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
ISI ............................................................................................................................ 3
1. Urbanisasi ................................................................................................. 7
4. Faktor ekonomi....................................................................................... 10
ii
4. Pendidikan Lingkungan .......................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................. 21
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 21
B. SARAN ...................................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kota merupakan suatu tempat pemusatan berbagai kegiatan
manusia baik dari kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, maupun kegiatan
politik dimana berkonsentrasi pada satu tata ruang di atas permuakaan
(darat) yang memiliki batas – batas wilayah administrasi yang sudah
ditetapkan. Kota merupakan suatu tata ruang permukiman berpenduduk
dengan jumlah yang banyak di atas lahan perkotaan yang terbatas, yang
pada umumnya bersifat non agraris. Perkembangan kota tidak selalu
menimbulkan dampak positif, namun memiliki dampak negatif
diantaranya munculnya kawasan permukiman kumuh di sekitar pusat
kota. Disekitar pusat kota memiliki berbagai pusat kegiatan diantaranya
pariwisata, kesehatan, pendidikan dan perdagangan serta jasa baik di
lingkup kota, provinsi maupun nasional. Kelima kegiatan tersebut
berkembang dengan cukup pesat yang mengakibatkan berkembang
kawasan permukiman di sekitar pusat kota dan buruknya berkembang
permukiman kumuh di lokasi tersebut.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan karakteristik dari pemukiman kumuh?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman
kumuh?
3. Bagaimana dampak dari pemukiman kumuh terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah
pemukiman kumuh?
5. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam menangani
masalah pemukiman kumuh?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami
tentang definisi serta ciri-ciri pemukiman kumuh. Selain itu pembaca juga
diharapkan dapat mengerti faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
munculnya pemukiman kumuh, dampak kepada masyarakat sekitar dan cara
penanggulangan pemukiman kumuh dengan tepat. Pembaca juga dapat
mengetahui peran pemertintah serta masyarakat luas dalam menangani
masalah pemukiman kumuh.
2
BAB II
ISI
3
sampah dan limbah, sehingga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan
mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penanganan masalah
pemukiman kumuh menjadi penting untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan menjaga kesehatan lingkungan.
4
Lantas mengapa Jepang yang terkenal dengan penduduknya yang
terkenal bersih dan kota-kotanya yang bersih memiliki kota seperti ini?
Kamagasaki adalah sebuah kota di Jepang yang terletak di wilayah Nishinari-
ku, Osaka. Asal usul kota ini bermula pada awal abad ke-20, ketika pemerintah
Jepang mulai membangun jalur kereta api di wilayah Osaka. Banyak pekerja
migran dari berbagai daerah di Jepang datang ke Osaka untuk bekerja di jalur
kereta api tersebut. Namun, karena tingginya biaya hidup di kota tersebut,
banyak pekerja yang tidak mampu membayar sewa rumah yang layak. Sebagai
akibatnya, mereka memilih untuk tinggal di daerah-daerah yang tidak layak
huni, seperti Kamagasaki. Selain itu, pada masa setelah Perang Dunia II,
Kamagasaki menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh para pengangguran
dan gelandangan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan dan
krisis ekonomi yang melanda Jepang pada saat itu. Banyak orang yang datang
ke Kamagasaki untuk mencari pekerjaan atau sekadar bertahan hidup.Kondisi
Kamagasaki sebagai kota dengan pemukiman kumuh semakin memburuk pada
tahun 1960-an, ketika pemerintah Jepang mulai membangun kota-kota baru di
luar Osaka. Banyak perusahaan yang pindah ke kota-kota baru tersebut,
sehingga Kamagasaki kehilangan banyak lapangan pekerjaan. Akibatnya,
banyak penduduk Kamagasaki yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa hidup
dalam kondisi yang semakin memprihatinkan.
5
Kedua tempat itu menandakan bahwa kawasan-kawasan kumuh tidak
hanya terdapat di negara-negara berkembang saja. Masih banyak contoh
kawasan-kawasan di negara-negara maju lain yang seperti itu. Apa saja faktor
faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kawasan kawasan kumuh? Selain
beberapa alasan yang disebutkan tadi mari kita cari tau lebih mendalam apa saja
faktor yang mempengaruhi munculnya kawasan perumahan kumuh.
6
ini berpotensi merusak citra perkotaan secara keseluruhan. Dampak dari
permukiman kumuh ini juga akan berpengaruh pada pembangunan kota di masa
depan.
1. Urbanisasi
Pengertian urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia
adalah, suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal
di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat
diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses
pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian
pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik
dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan
ekonomi. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari
desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.
7
perumahan menyebabkan masyarakat membangun rumah secara padat dan
tidak teratur,serta kurangnya perencanaan tata ruang yang baik. Masalah-
masalah tersebut yang menjadi faktor pendorong terbentuknya lingkungan
yang tidak layak huni.
2. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor utama yang
mendukung munculnya pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh seringkali
terbentuk di kawasan perkotaan yang padat penduduk, di mana jumlah
penduduk melebihi daya tampung dan kapasitas kota tersebut. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang cepat, kebutuhan akan tempat tinggal
juga meningkat. Namun, tidak semua masyarakat mampu membeli atau
menyewa tempat tinggal yang layak. Akibatnya, banyak masyarakat yang
memilih tinggal di pemukiman kumuh karena harga yang terjangkau.
Selain itu, pertumbuhan penduduk juga dapat mengakibatkan
terjadinya urbanisasi yang cepat, di mana orang-orang dari daerah pedesaan
bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan kesempatan
hidup yang lebih baik. Kondisi ini dapat memperburuk ketersediaan tempat
8
tinggal yang layak di perkotaan, sehingga menyebabkan terbentuknya
pemukiman kumuh.
9
4. Faktor ekonomi
Pertumbuhan penduduk yang cepat memang memiliki peran yang
besar dalam kemunculan pemukiman kumuh. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh UN-Habitat pada tahun 2016, terdapat beberapa faktor
ekonomi yang mendukung munculnya pemukiman kumuh, di antaranya
adalah:
Kesenjangan ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata atau
tidak inklusif dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi yang tinggi,
sehingga sebagian penduduk terpinggirkan dan terpaksa tinggal dalam
pemukiman kumuh.
Kemiskinan: Tingginya tingkat kemiskinan menyebabkan sebagian
penduduk tidak mampu untuk memperoleh hunian yang layak, sehingga
mereka cenderung tinggal dalam pemukiman kumuh yang lebih murah.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pertumbuhan penduduk memainkan
peran yang besar dalam kemunculan pemukiman kumuh. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kurangnya lahan untuk pembangunan
hunian yang layak, dan kesenjangan ekonomi yang membesar, maka
munculah pemukiman kumuh sebagai solusi dari masalah tersebut.
10
5. Faktor sosial budaya
Sosial budaya dapat menjadi salah satu faktor munculnya
lingkungan kumuh melalui beberapa cara berikut:
Kurangnya kesadaran akan pentingnya lingkungan: Budaya masyarakat
yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan
dapat menyebabkan mereka tidak peduli dengan kebersihan lingkungan
sekitar, sehingga meninggalkan sampah sembarangan dan menciptakan
lingkungan kumuh.
Kondisi ekonomi yang rendah: Budaya masyarakat yang memiliki
kondisi ekonomi rendah dapat mengakibatkan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar, seperti tempat tinggal yang layak. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat tinggal di lingkungan kumuh yang tidak
layak.
Kondisi sosial yang tidak stabil: Konflik sosial, ketidaksetaraan dan
ketidakadilan sosial dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk hidup
dengan damai dan sejahtera. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya
perhatian terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan memunculkan
lingkungan kumuh.
Adat dan tradisi yang tidak sejalan dengan prinsip kebersihan
lingkungan: Beberapa adat dan tradisi masyarakat dapat mengabaikan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan
lingkungan kumuh. Misalnya, tradisi membakar sampah di halaman
rumah atau tradisi membuang sampah ke sungai.
11
6. Faktor tata ruang
Tata ruang kota merupakan faktor yang dapat menyebabkan
munculnya lingkungan kumuh karena beberapa alasan:
Keterlambatan pemerintah kota dalam merencanakan dan membangun
prasarana: Ketidakseimbangan antara pertumbuhan kota dan tingkat
pendapatan yang cukup dapat menyebabkan penduduk membangun
perumahan tanpa didasari perencanaan tapak yang memadai, yang
akhirnya menyebabkan bentuk dan tata letak kavling tanah menjadi
tidak teratur dan tidak dilengkapi prasarana dasar permukiman.
Kebutuhan kehidupan manusia yang tidak terpenuhi: Kebutuhan
kehidupan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan fisik saja, tetapi juga
kebutuhan psikis seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
aktualisasi diri, dan kasih sayang untuk sesama
Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka penduduk akan mencari
sumber daya yang mudah diperoleh, seperti lahan non-perkotaan untuk
membangun perumahan, yang dapat menyebabkan lingkungan kumuh
Keterlambatan dalam mengatur lahan perumahan: Ketersediaan lahan
perumahan yang terbatas dan mahal dapat menyebabkan penduduk yang
memiliki pendapatan rendah kesulitan mendapatkan perumahan yang
layak, yang dapat menyebabkan permukiman kumuh
Pendapatan yang rendah: Pendapatan yang rendah dapat menyebabkan
penduduk kesulitan mendapatkan perumahan yang layak, yang dapat
menyebabkan permukiman kumuh
Keterlambatan dalam mengatur sarana dan prasarana: Ketersediaan
sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan, seperti jalan, air dan
listrik, dapat menyebabkan penduduk mencari sumber daya yang mudah
diperoleh, yang dapat menyebabkan lingkungan kumuh.
Faktor kualitas bangunan: Kualitas bangunan rendah dapat
menyebabkan lingkungan di sekitarnya terdampak dan memburuk, yang
dapat menyebabkan permukiman kumuh.
12
Keterlambatan dalam mengatur ketersediaan lahan: Ketersediaan lahan
yang terbatas dan mahal dapat menyebabkan penduduk mencari lahan
non-perkotaan untuk membangun perumahan, yang dapat menyebabkan
lingkungan kumuh.
Keterlambatan dalam mengatur ketersediaan sumber daya manusia:
Ketersediaan sumber daya manusia yang mendukung kehidupan, seperti
pelayanan kesehatan dan pendidikan, dapat menyebabkan penduduk
mencari sumber daya yang mudah diperoleh, yang dapat menyebabkan
lingkungan kumuh
Semakin banyaknya faktor-faktor tersebut yang tidak terkontrol
dengan baik, semakin pesatnya perkembangan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.
13
2. Program Penghijauan
Melalui penanaman pepohonan, tanaman hijau, dan taman kota,
masyarakat dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan sekitar
pemukiman kumuh. Program penghijauan juga dapat membantu
mengurangi polusi udara dan memperbaiki drainase air. Program
penghijauan merupakan salah satu strategi yang efektif dalam
menanggulangi masalah pemukiman kumuh. Melalui penanaman
pepohonan, tanaman hijau, dan pembangunan taman kota, program ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat, nyaman, dan
berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh.
Kehadiran ruang terbuka hijau tidak hanya meningkatkan estetika
lingkungan, tetapi juga memberikan ruang untuk kegiatan rekreasi,
olahraga, dan sosial masyarakat. Selain itu, tanaman hijau berperan dalam
menyaring polusi udara, menstabilkan iklim mikro, mengendalikan air
hujan, dan meningkatkan kesejahteraan mental masyarakat. Melalui
program penghijauan yang terencana dan terkelola dengan baik, pemukiman
kumuh dapat diubah menjadi lingkungan yang lebih berkelanjutan, nyaman,
dan ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sana
14
4. Pendidikan Lingkungan
Mengadakan program-program pendidikan lingkungan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan bersih dan sehat. Ini dapat dilakukan melalui kampanye
penyuluhan, seminar, dan kegiatan edukasi lainnya. Pendidikan lingkungan
oleh masyarakat memainkan peran penting dalam menanggulangi masalah
pemukiman kumuh dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif
dalam upaya-upaya perbaikan lingkungan. Berikut adalah beberapa
penjelasan tentang bagaimana pendidikan lingkungan oleh masyarakat
dapat membantu dalam menanggulangi masalah pemukiman kumuh:
b. Peningkatan Keterampilan
15
c. Pemberdayaan Masyarakat
16
perencanaan dan pengambilan keputusan akan memastikan bahwa solusi-
solusi yang diusulkan benar-benar relevan dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Keterlibatan masyarakat memungkinkan adanya pemahaman
yang lebih baik tentang konteks lokal. Setiap pemukiman kumuh memiliki
karakteristik yang unik, termasuk faktor sosial, budaya, dan ekonomi.
Dengan melibatkan masyarakat, perencanaan dan implementasi program-
program pembangunan dapat disesuaikan dengan konteks lokal tersebut,
sehingga meningkatkan efektivitas dan penerimaan oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat memperkuat rasa kepemilikan dan tanggung
jawab terhadap program-program pembangunan. Dengan merasa memiliki
peran dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat akan lebih
termotivasi untuk mendukung dan melaksanakan program-program tersebut
dengan lebih aktif. Hal ini juga dapat menciptakan rasa solidaritas dan
kebersamaan di antara anggota masyarakat.
Keterlibatan masyarakat meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan pembangunan. Dengan melibatkan
masyarakat dalam pengambilan keputusan, proses tersebut menjadi lebih
terbuka dan dapat dipantau oleh semua pihak terkait. Hal ini membantu
menghindari potensi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
memastikan bahwa sumber daya yang dialokasikan benar-benar digunakan
untuk kepentingan masyarakat
17
pembangunan kawasan permukiman secara teratur dan mengurangi
pertumbuhan pemukiman kumuh yang tidak terkendali.
18
pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur, rehabilitasi pemukiman, dan
pelaksanaan program-program sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal
di pemukiman kumuh.
19
lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Hal ini memungkinkan
terciptanya kemitraan yang kuat dalam upaya penanggulangan pemukiman
kumuh, sehingga meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program-
program tersebut.
Kelima, program pendidikan dan penyuluhan juga membantu
mengubah sikap, perilaku, dan kebiasaan masyarakat terkait dengan
lingkungan dan kesehatan. Melalui penyuluhan yang berkelanjutan dan
terarah, diharapkan akan terjadi perubahan positif dalam perilaku
masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih proaktif dalam
menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan mereka.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa pemukiman
kumuh adalah fenomena kompleks yang berkembang akibat berbagai faktor
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Karakteristiknya meliputi kondisi fisik yang
buruk, akses terbatas terhadap layanan dasar, serta ketidakstabilan sosial
ekonomi. Definisi pemukiman kumuh mencakup area perkotaan yang tidak
teratur, tidak terkelola, dan sering kali dihuni oleh penduduk miskin. Faktor-
faktor yang mempengaruhi terbentuknya pemukiman kumuh meliputi
urbanisasi cepat, kurangnya akses terhadap tanah yang terjangkau, dan
ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan layanan dasar. Peran
masyarakat sangat penting dalam menanggulangi pemukiman kumuh melalui
partisipasi aktif dalam program-program penghijauan, perbaikan infrastruktur,
dan penyuluhan lingkungan. Di sisi lain, peran pemerintah juga tidak dapat
dipandang remeh dalam penanggulangan pemukiman kumuh, dengan
memainkan peran dalam pembuatan kebijakan, alokasi sumber daya, dan
pelaksanaan program rehabilitasi dan relokasi. Dengan demikian, upaya
penanggulangan pemukiman kumuh harus melibatkan kerjasama antara
masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak terkait lainnya untuk menciptakan
pemukiman yang lebih layak huni, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh warga
kota.
B. SARAN
Dalam upaya mengatasi masalah pemukiman kumuh, beberapa hal yang
dapat dilakukan antara lain adalah perluasan akses terhadap layanan dasar
seperti air bersih, sanitasi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Dilakukan
rehabilitasi infrastruktur di pemukiman kumuh, termasuk perbaikan jalan,
saluran air, dan sistem sanitasi, untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan penduduknya. Pemerintah harus memprioritaskan penyediaan
perumahan layak bagi penduduk pemukiman kumuh, baik dengan memperbaiki
21
kondisi rumah yang sudah ada maupun membangun perumahan baru yang
terjangkau. Program penyuluhan dan edukasi perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan
lingkungan, pengelolaan sampah, dan kesehatan. Masyarakat perlu didorong
untuk aktif berpartisipasi dalam upaya penanggulangan pemukiman kumuh,
baik melalui kegiatan gotong royong, pengelolaan lingkungan, maupun
pengembangan program-program pembangunan. Diperlukan kerjasama antara
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan lembaga
internasional dalam mengembangkan solusi-solusi yang holistik dan
berkelanjutan untuk mengatasi masalah pemukiman kumuh. Serta perlu
penguatan regulasi dan kebijakan yang mendukung penanggulangan
pemukiman kumuh, termasuk pengaturan penggunaan lahan, penataan ruang
perkotaan, dan perlindungan hak-hak penduduk.
22
DAFTAR PUSTAKA
23