Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH TRANSMIGRASI TERHADAP PENINGKATAN

EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTA

BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

RAUDATUL JANNAH

NIM. 1801015026

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Transmigrasi Terhadap Peningkatan Ekonomi

Masyarakat di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai

Kartanegara

Nama Mahasiswa : Raudatul Jannah

NIM : 1801015026

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Skripsi Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Dr. Rahcmad Budi Suharto, S.H., S.E., M.Si Dr. H. Adi Wijaya, SE., M.Si
NIP. 19801108 200501 1 001 NIP. 19600606 198803 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9


2.1 Dasar Teori ............................................................................................... 9
2.1.1 Teori Transmigrasi .......................................................................... 9
2.1.2 Konsep Masyarakat ....................................................................... 19
2.1.3 Peningkatan Ekonomi.................................................................... 22
2.2 Hubungan Antara Transmigrasi Dengan Peningkatan Ekonomi............ 25
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 27
2.4 Definisi Konsep ...................................................................................... 33
2.5 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 34
2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35


3.1 Definisi Operasional ............................................................................... 35
3.2 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian .................................................... 35
3.3 Rincian Data Yang Diperlukan ............................................................... 36
3.4 Jangkauan Penelitian ............................................................................... 37
3.5 Populasi dan Sampel ............................................................................... 37
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
3.7 Alat Analisis............................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44


LAMPIRAN ......................................................................................................... 46

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Transmigrasi ........................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 29
Tabel 3.1 Skala Pengukuran .................................................................................. 40
Tabel 3.2 Skoring Nilai Responden ...................................................................... 43

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 34

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 46

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk merupakan suatu perubahan populasi penduduk yang

bisa terjadi kapan saja. Ditemukan bahwa distribusi penduduk di permukaan bumi

tidak merata seiring dengan pertambahan penduduk. Namun secara umum

penduduk hidup dalam kelompok pada suatu wilayah dengan banyak sumber daya

dan fasilitas kehidupan. Dahulu masyarakat memang memilih tinggal di bantaran

sungai untuk memudahkan aktifitas hidup mereka ketika mencari sumber

kehidupan.

Sejalan dengan waktu, hal itu berkembang sehingga pada kehidupan modern,

dimana pusat-pusat sumber daya dan fasilitas hidup selalu menjadi prioritas pilihan

tempat tinggal sehingga hal ini menyebabkan tiap kota di negara berkembang dan

negara yang maju mempunyai pola keruangan yang tidak sama. Perbedaan ini

disebabkan adanya berbagai unsur dan faktor lain seperti luas daerah, topografi,

budaya, politik dan sosial ekonomi. Perbedaan kepadatan penduduk biasanya

dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain faktor fisiografi dimana

penduduk selalu memilih tempat tinggal yang relatif baik, tanah yang subur, air

yang cukup serta iklim yang cocok. Faktor yang lain adalah faktor hiologis dan

kebudayaan. (Hasyim, 2009)

1
2

Di sisi lain, pulau-pulau seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Irian

Jaya sangat bermanfaat untuk pertanian, tetapi pulau tersebut belum berkembang

padahal memiliki lahan yang sangat luas. Mengatasi kesenjangan itu, surplus petani

tidak bertanah di Pulau Jawa dan surplus petani tidak bertanah di luar Jawa.

Indonesia bertujuan untuk menyediakan lahan bagi yang tidak memilikinya.

Partisipasi dalam program ini bersifat sukarela, artinya calon yang ingin mengikuti

transmigrasi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti usia kepala keluarga,

kesehatan fisik dan mental, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

pengalaman bertani. Pada tempat tujuan nanti, para transmigran akan diberikan

rumah dan tanah yang dapat mereka nikmati sepenuhnya.

Transmigrasi merupakan salah satu alternatif penting untuk mengatasi

masalah kepadatan penduduk, khususnya di Pulau Jawa. Hal ini karena ditinjau dari

keadaan pulau yang penduduknya sangat padat dibandingkan dengan pulau-pulau

lain di Indonesia. Umumnya, para pendatang berasal dari kelompok berpenghasilan

rendah yang tidak memiliki cukup lahan untuk mengembangkan pertanian mereka.

Berdasarkan hal tersebut, jelas bagi penduduk menginginkan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik dibandingkan dengan tempat tinggal di daerah asalnya. Namun

pada kenyataannya kesuksesan yang diharapkan tidak selalu bertahan lama ataupun

tidak sesuai dengan yang diinginkan. Semua yang terjadi memiliki tantangan yang

perlu diatasi untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pemindahan kelompok

pendatang dengan sistem budaya ke wilayah lain dengan kondisi fisik dan sosial

budaya yang berbeda menimbulkan persoalan yang perlu diperhatikan.


3

Pada zaman orde baru, transmigrasi dilaksanakan sebagai salah satu langkah

persebaran penduduk terutama di pulau Jawa, Bali dan Lombok ke wilayah

perkampungan baru. Penyelenggaraan transmigrasi sendiri berdasarkan UU No.

15/1997 Tentang Transmigrasi (sebelum UU No.3/1972) dan Peraturan Pemerintah

(PP) No.2/1999 Tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (sebelum PP No.42/1973).

Untuk saat ini dasar hukum yang digunakan UU RI No. 28/2009 Tentang Perubahan

atas UU No.15/1997 Tentang Ketransmigrasian dan PP No.3/2014.

Pelaksanaan program transmigrasi pada masa pemerintahan saat ini bukan

hanya sekedar memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yang lain, tapi juga

ada pembekalan keahlian bagi transmigran dan masyarakat setempat untuk

memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada. Terdapat banyaknya persoalan

di daerah transmigrasi, biasanya didominasi oleh benturan antara para transmigran

dan masyarakat asal di daerah tersebut. Oleh karena itu, sebelum diadakannya

program transmigrasi, mereka akan diberikan wawasan agar tidak terjadi bentrokan

kepentingan antara pendatang dan masyarakat asal. Sebagaimana dapat berbagi

peran dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang tersedia. Jika para

transmigran maupun masyarakat asal mempunyai kesadaran bersama untuk

membangun daerah, program transmigrasi tentunya bisa mencapai kesuksesan.

Sebagaimana kesuksesan transmigrasi memang diperlukan satu pemahaman

bersama antara masyarakat pendatang dan masyarakat asal.


4

Melalui program transmigrasi diharapkan tumbuhnya kerja sama yang saling

menguntungkan antara masyarakat transmigrasi dengan masyarakat yang berada di

sekitar lokasi pemukiman transmigrasi, sebagaimana program transmigrasi juga

ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja. Selanjutnya

diharapkan pula adanya kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak,

diantaranya agar dengan melihat sistem pertanian yang dilakukan oleh masyarakat

transmigran masyarakat setempat di sekitar lokasi transmigrasi dapat mengikutinya

yaitu sistem pertanian yang menetap. (Heeren, 2000: 67)

Adapun dalam pelaksanaannya, penempatan transmigrasi dibagi menjadi dua

jenis yaitu Transmigrasi Umum dan Transmigrasi Swakarsa. Sebagaimana

transmigrasi di Indonesia salah satunya terdapat di Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai kartanegara tepatnya di 8 desa yaitu; Desa Kota Bangun I, Kota

Bangun II, Kota Bangun III, Sumber Sari, Sari Nadi, Sukabumi, Wonosari dan

Loleng. Merupakan wilayah yang ada di Kalimantan Timur. Kecamatan Kota

Bangun menjadi tempat tujuan transmigrasi dari Pulau Jawa karena wilayahnya

mudah dijangkau dan merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah

tengah Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan

Kota Bangun berada pada posisi antara 116°27' BT – 116°46' BT dan 0°07' LS –

0°36' LS dengan luas 897,9 km2. Mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata

curah hujan per bulannya 184,417 mm dan rata-rata hari hujan berkisar 15 hari per

bulan di tahun 2016. Sehingga terlihat dari segi potensi wilayahnya mempunyai

tanah yang subur memungkinkan untuk pertanian dan perkebunan, karena adanya

sumber air yang cukup untuk melakukan pembangunan sarana irigasi.


5

Secara garis besar program transmigrasi ini terdapat di 8 Desa yang masing-

masing mempunyai luas wilayah dan jumlah kepala keluarga sebagai berikut:

Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Transmigrasi

Luas Wilayah Jumlah


No Nama Desa/Kelurahan
(Km2) Kepala Keluarga (KK)
1 Kota Bangun I 13 307
2 Kota Bangun II 16 500
3 Kota Bangun III 21 593
4 Sumber Sari 24 414
5 Sari Nadi 19 406
6 Sukabumi 20 373
7 Wonosari 14 200
8 Loleng 143 200
Sumber: Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kutai Kartanegara, 2020

Salah satu daerah tujuan transmigrasi di Kalimantan Timur adalah Kecamatan

Kota Bangun Kabupaten Kutai kartanegara. Melihat dari data di atas, Desa Kota

Bangun III menjadi desa yang paling banyak jumlah transmigrasinya. Desa ini

berkembang menjadi sebuah pemukiman setelah sebelumnya pemerintah setempat

menjadikan daerah ini sebagai kawasan transmigrasi. Berdasarkan data Dinas

Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kutai Kartanegara, program transmigrasi ini

dilaksanakan di Desa Kota Bangun III pada tahun 2010 dengan jumlah 593 KK

sehingga dengan adanya transmigran tersebut, berpotensi besar mengalami

peningkatan ekonomi.
6

Desa Kota Bangun III yang bermata pencarian dari hasil pertanian dan

perkebunan kemudian membuat beberapa inovasi produk dari hasil produksi

mereka. Hal ini tentunya membuka peluang usaha untuk masyarakat setempat

dengan menggunakan sumber daya alam yang ada. Penyelenggaraan transmigrasi

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat

sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh

persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan berbagai masalah yang ada, tentunya mempunyai pengaruh dalam

pelaksanaan transmigrasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di suatu

wilayah yang seharusnya dibahas lebih detail agar terdapat kajian yang lebih baik.

Berdasarkan hal ini penulis mengambil judul “Pengaruh Transmigrasi Terhadap

Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten

Kutai Kartanegara.”
7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah transmigrasi berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di

Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara?

2. Apakah motif dari masyarakat yang melakukan transmigrasi di Kecamatan Kota

Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh transmigrasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat

di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Mengetahui motif dari masyarakat yang melakukan transmigrasi di Kecamatan

Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan ke pihak-pihak terkait baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat yaitu:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah kabupaten Kutai

Kartanegara dalam hal pertumbuhan penduduk khususnya di bidang

transmigrasi.
8

b. Sebagai bahan pijakan referensi dan bahan pertimbangan bagi peneliti

berikutnya yang berhubungan dengan masalah yang sama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi penulis, dapat berguna untuk menambah pengetahuan dalam bidang

kependudukan dan pengetahuan terkait dengan pengaruh transmigrasi

terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai Kartanegara.

b. Bagi pemerintah Kutai Kartanegara, sebagai bahan pertimbangan dan

masukan dalam merencanakan program kependudukan khususnya di bidang

transmigrasi.

c. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain

baik mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman

maupun mahasiswa dari kampus lainnya yang ingin mengulas tentang

pengaruh transmigrasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Teori Transmigrasi

Transmigrasi adalah pemindahan penduduk dari Jawa yang padat

penduduknya ke Luar Jawa yang kurang padat penduduknya, dan mempunyai

berbagai tujuan, diantaranya mengurangi penduduk di Jawa, menambah

pembangunan daerah-daerah yang kekurangan penduduk, pertimbangan-

pertimbangan strategis, usaha mempercepat proses asimilasi dan sebagainya.

(Hardjosudarmo, 1965:26) Transmigrasi ialah perpindahan, dalam hal ini

memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya

dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya

penyebaran penduduk yang lebih seimbang. (Heeren, 1979:6)

Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk yang disponsori oleh pemerintah.

Kebijakan transmigrasi ditempuh pemerintah karena penyebaran penduduk di

kawasan Negara ini dianggap berat sebelah, ada daerah yang terlalu padat

penduduknya dan ada yang terlalu jarang, sehingga kehidupan penduduk dan

perkembangan daerah beserta masyarakatnya tidak seperti yang diharapkan. Tujuan

transmigrasi tidak hanya memindahkan petani dari pulau Jawa yang terlalu padat,

melainkan untuk menuju pembangunan perekonomian. Tidak hanya untuk

kepentingan petani-petani dari pulau Jawa yang kekurangan tanah, juga untuk

pembangunan daerah-daerah yang ditangani transmigran. (Prawiro, 1979:116)

9
10

Transmigrasi ada dua bentuk yang pertama adalah transmigrasi umum dan

yang kedua Transmigrasi swakarsa. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang

dilaksanakan dengan biaya pemerintah sepenuhnya. Sedangkan transmigrasi

swakarsa ditanggung oleh transmigran yang bersangkutan, atau oleh pihak lain,

perorangan atau yayasan yang bergerak dalam bidang perpindahan pemukiman

penduduk. Tetapi, tanah tetap menjadi tanggungan pemerintah. Apabila ada orang

perorangan atau yayasan yang melaksanakan pemindahan tanpa bantuan

pemerintah sama sekali, dan melalui prosedur perpindahan biasa, maka proses ini

tidak termasuk kategori transmigrasi. (Prawiro, 1979:119)

Transmigran akan dihadapkan dengan berbagai tekanan yang sangat berat

baik di bidang ekologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan yang dapat menyebabkan

kerentanan bagi transmigran. Sumber daya lahan transmigrasi yang ada umumnya

termasuk kategori lahan marjinal sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk

mengelolanya. Transmigran Penduduk Asal (TPA) maupun Transmigran Penduduk

Setempat (TPS) memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam, sehingga

mereka akan membawa budaya dan kebiasaannya masing-masing ke lokasi

transmigrasi. Begitu pula di bidang pertanian, transmigran akan membawa

kebiasaan bertani di daerahnya masing-masing dan terkadang hal ini tidak sesuai

dengan kondisi jenis lahan dan karakteristik fisika-kimia tanahnya. Latar belakang

pekerjaan pun akan mempengaruhi cara transmigran dalam mengelola lahan secara

beragam. Untuk menghadapi tekanan ekologi berupa lahan marjinal tentunya

transmigran harus beradaptasi baik dalam hal kegiatan bidang pertanian agar dapat

bertahan hidup dan memperoleh pendapatan yang layak, hal ini dikarenakan
11

program transmigrasi menekankan pada kegiatan di bidang agroforestry. Akan

tetapi terdapat juga transmigran yang tidak memiliki keahlian dalam bidang

pertanian akan mencari pekerjaan lainnya selain di bidang pertanian. (Balai Besar

Pengembangan Latihan Masyarakat Jakarta, 2021)

Secara umum gagasan pemindahan penduduk dilandasi oleh realitas

kesenjangan jumlah penduduk antara satu wilayah dengan wilayah lain yang

berdampak pada sektor ekonomi dan penghidupan rakyat. Pada 1951, secara

eksplisit tujuan transmigrasi dilandasi oleh kepentingan pemerataan ekonomi

seperti tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Sosial untuk memakmurkan dan

menyejahterakan rakyat dengan cara memindahkan penduduk dari daerah satu ke

daerah lain. Selain itu dijabarkan pula tugas dari Jawatan Transmigrasi sebagai

penyelenggara utama program tersebut yaitu:

1. Mengumpulkan penduduk di daerah yang padat untuk dipindahkan ke daerah-

daerah lain;

2. Melakukan pembukaan tanah-tanah kosong dan hutan-hutan yang baik buat

pemindahan penduduk (transmigrasi);

3. Memindahkan kaum transmigran dari tempat asalnya, ke tampat-tempat yang

sudah dibuka menurut rencana yang telah disusun;

4. Membangun usaha-usaha bagi penghidupan transmigran di tanah transmigrasi;

5. Menjamin hidup kaum transmigran menurut batas yang ditentukan, sejak

diberangkatkan dari tempat asalnya sampai mereka mendapat hasil penghidupan

sendiri di tempat yang baru;


12

6. Memperbaiki keadaan para transmigran yang lama di tanah-tanah transmigrasi.

(Inventaris ANRI No. 3460).

Tujuan dan tugas di atas, sepintas hanya berdasarkan kepentingan pemerataan

ekonomi rakyat. Meskipun demikian, aspek-aspek lain tentu tidak dapat diabaikan

terutama terkait dengan alasan politik dan keamanan. (Manay, 2016). Salah satu

tugas pokok program Transmigrasi yang dominan adalah pemanfaatan sumber daya

alam yang tersedia dan penyebaran potensi sumber daya manusia yang terkait

dengan peningkatan kesejahteraan dan pembangunan pada suatu wilayah. Pusat

pemukiman transmigrasi memasarkan barang dan jasa yang hasilnya untuk

memenuhi kebutuhan itu sendiri, sekaligus menjadi pasar produksi dari luar

pemukiman. Sebagaimana, output tersebut akan meningkatkan integritas dan

interaksi dengan masyarakat setempat. Aliran barang dan jasa dari wilayah

transmigrasi tersebut dapat mendorong komunikasi antar wilayah dan

pengembangan sektor jasa yang saling terhubung.

Menurut Soegiharto. S dalam konsepnya tentang transmigrasi (2008: 26)

menyatakan bahwa sarana-sarana penyelenggaraan transmigrasi yang ingin dicapai

meliputi:

1. Pada tingkat pemukiman, kesehatan, pelayanan administrasi pemerintah, dan

peningkatan wilayah pemukimannya, membangun rasa aman, mengembangkan

dinamika interaksi masyarakat, partisipasi dan kemandirian masyarakat.


13

2. Pada tingkat daerah, sasarannya adalah upaya peningkatan produksi, perbaikan

distribusi dan kepastian hukum atas kepemilikan lahan, perluasan kesempatan

kerja dan kesempatan berusaha, pemantapan dan pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan, peningkatan pendapatan asli daerah, peningkatan investasi serta

tercapainya keseimbangan dan kelestarian.

3. Pada tingkat nasional, sasarannya adalah tercapainya persebaran penduduk dan

tenaga kerja yang seimbang dan serasi, penyebaran pembanguanan kawasan

yang seimbang, yang dikaitkan dengan kegiatan usaha yang sesuai dengan

potensi daerah, terutama mengurangi pendapatan antar golongan masyarakat

meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa serta mendorong tercapainya

ketahanan nasional yang semakin dinamis.

Menurut Soegiharto. S (2008) menyatakan bahwa sasaran pembangunan

transmigrasi terdiri dari program pokok dan program penunjang, dan masing-

masing mempunyai program ikutan lain yaitu program pokok dan program-

program penunjang. Program ini terdiri dari program pengembangan pemukiman

dan lingkungan transmigrasi, serta program pengarahan dan pembinaan

transmigrasi. Adapun pendapat diatas dapat dijelaskan sebaga berikut:

1. Program pengembangan pemukiman dan lingkungan transmigrasi bertujuan

menyiapkan transmigrasi baru, termasuk untuk para pekebun berpindah,

perambah hutan, dan mengembangkan pemukiman transmigrasi yang telah ada.

Program ini dilaksanakan dengan:

a. Menyiapkan areal bagi pembangunan pemukiman dan lingkungan

transmigrasi, yang umumnya semula merupakan areal hutan yang dapat


14

dikonversi, lalu membuat rencana pengembangan jangka panjang dan

menengah serta rencana teknis tata ruang pemukiman yang disesuaikan

dengan rencana umum tenaga ruang kabupaten.

b. Melaksanakan pembangunan jaringan jalan, pembukaan lahan, pengukuran

dan pengkaplingan, pembangunan rumah serta sarana dan prasarana

pemukimannya, serta fasilitas umum lainnya.

c. Melaksanakan pendayagunaan, lingkungan seperti konservasi lahan dan air,

membangun hutan desa dan membina kesehatan lingkungan.

d. Memberikan penetapan hak pemilikan tanah kepada transmigran.

e. Mengembangkan pemukiman transmigrasi yang ada dengan melaksanakan

rehabilitasi/peningkatan kualitas prasarana dan sarana yang telah ada di

daerah transmigrasi.

2. Program pengarahan dan pembinaan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan

keinginan masyarakat untuk bertransmigrasi, menyiapkan calon transmigrasi,

mengarahkan dan menempatkan transmigran, dan membina transmigran serta

para pekebun berpindah dan perambah hutan di permukaannya yang baru,

sehingga kehidupan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan, program

ini dilaksanakan dengan:

a. Mengadakan penerangan dan penyuluhan untuk menumbuhkan minat

bertransmigrasi, baik transmigrasi umum, transmigrasi swakarsa berbantuan

maupun transmigrasi swakarsa mandiri di daerah asal transmigran.

b. Melaksanakan pendaftaran, seleksi dan menyediakan perlengkapan, fasilitas

angkutan dan akomodasi untuk transmigran umum dan transmigran swakarsa


15

bantuan, serta memberikan bantuan jaminan hidup untuk beberapa waktu

sebelum usaha transmigran dapat menghasilkan.

c. Melakukan pembinaan sosial budaya terutama di bidang pendidikan,

kesehatan dan keluarga berencana, serta lingkungan hidup di pemukiman

transmigran.

d. Meningkatkan penyediaan sarana produksi pertanian seperti bibit, pupuk,

pestisida dan pakan ternak.

e. Mendorong penggunaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan usaha

tani yang produktif serta meningkatkan efisiensi pengangkutan dan

pengolahan hasil pertanian untuk mengurangi hasil produksi dan

meningkatkan nilai tambah yang diterima oleh trasmigran.

f. Meningkatkan kemampuan usaha kelompok transmigran, memberi

penyuluhan pertanian lapangan dan penyuluhan kehutanan

Dalam konteks transmigrasi sebagai program untuk meningkatkan

pemerataan pembangunan daerah dan memperkuat persatuan kesatuan bangsa,

pemukiman transmigrasi selain diharapkan mampu berkembang baik, juga mampu

berdampak positif pada pengembangan wilayah sekitarnya. Jika perkembangan

permukiman transmigrasi tidak terkait dengan wilayah sekitarnya, akan

mengakibatkan perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat, dan dapat memicu

ketidakpuasan antar wilayah serta membuka peluang munculnya ketidakstabilan

politik daerah. Ketidakstabilan politik akan sangat merugikan daerah dalam jangka

menengah dan panjang. Berdasarkan hal tersebut, perlu dikembangkan

penyelenggaraan transmigrasi yang memiliki keterkaitan dengan wilayah


16

sekitarnya sehingga mampu mendorong perkembangan wilayah desa-desa

sekitarnya serta perkembangan ekonomi daerah. (Junaidi dkk, 2012)

Manakala dipahami bahwa program transmigrasi memang masih sangat

diperlukan, namun tentulah harus disadari juga bahwa konteks lingkungan sosial

yang berbeda menuntut dilakukannya penyempurnaan terhadap program

transmigrasi dan juga kelembagaan transmigrasi. Adapun perubahan konteks yang

melatarbelakangi tuntutan penyempurnaan program tersebut adalah pelaksanaan

otonomi daerah dan keterbatasan dana. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap program transmigrasi. Hal ini terjadi karena

di era otonomi daerah terjadi perubahan yang sangat mendasar dalam sistem

pemerintahan. Sebagaimana banyak diketahui, praktik otonomi daerah sekarang ini

sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip administrasi publik, khususnya prinsip

kesatuan perintah dan jenjang hirarkhi. Ada banyak anggapan bahwa Kabupaten

dan Kota tidak memiliki hubungan hirarkhi dengan Provinsi, ini merupakan

anggapan yang keliru dan merusak sistem tata pemerintahan. Meskipun di dalam

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 memang sudah ada penegasan tentang

koordinasi antara Kabupaten/Kota-Provinsi Pemerintah Nasional, bahkan ada

sebagian pakar yang menyatakan bahwa Undang Undang tersebut kembali merubah

arah desentralisasi menjadi sentralisasi. Akan tetapi kenyataan empiris di lapangan

koordinasi antara Kabupaten/Kota - Provinsi - Pemerintah Nasional tetap tidak

mudah untuk dilaksanakan. (Ratminto, 2004)


17

Pelaksanaan otonomi daerah juga berimbas pada program transmigrasi karena

hubungan antara Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten atau Kota kurang tertata dengan baik. Akibatnya timbul penolakan

terhadap program transmigrasi karena program transmigrasi dianggap memiliki

delapan kelemahan. Adapun delapan alasan penolakan Program Trasmigrasi

(Yudohusodo, 2003: 249-251) adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah dianggap hanya memperhatikan etnis pendatang peserta

transmigrasi, dan tidak memperhatikan penduduk lokal di sekitar unit

permukiman transmigrasi.

2. Program transmigrasi dianggap memudarkan sosio kultural masyarakat lokal di

sekitar unit permukiman transmigrasi.

3. Proses perencanaan kawasan permukiman transmigrasi kurang atau tidak

dikomunikasikan dengan masyarakat sekitar, sehingga mereka tidak merasa

terlibat dan tidak merasa ikut bertanggungjawab akan keberadaan program

transmigrasi.

4. Program transmigrasi terkesan menyebabkan kerusakan lingkungan.

5. Transmigran yang didatangkan ke suatu lokasi kurang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat setempat, baik dalam hal kultur budaya dan tradisinya, maupun

dalam hal kompetensi keahlian dan ketrampilannya.

6. Program transmigrasi cenderung dikelola dengan pendekatan yang berorientasi

proyek dan para pelaksananya ada yang bersifat arogan.

7. Ada permukiman transmigrasi yang dibangun secara eksklusif sehingga terkesan

secara fungsional tidak terkait dengan kawasan lingkungannya.


18

8. Ada banyak permukiman transmigrasi yang tidak layak huni, tidak layak usaha

dan tidak layak berkembang, sehingga justru menjadi desa tertinggal.

Transmigrasi memiliki tujuan yaitu menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian sebagaimana yang

tercantum dalam pokok yang mengatur mengenai program transmigran, antara lain:

1. Bagian dari pembangunan nasional yang penyelenggaraanya diarahkan untuk

membantu suksesnya pembangunan daerah terutama di bidang pertanian yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan taraf hidup,

pengembangan daerah, pemerataan penyebaran penduduk, pemerataan

penyebaran pembangunan keseluruhan wilayah negara, pemanfaatan sumber

daya alam dan sumber daya manusia, kesatuan dan persatuan nasional,

pertahanan nasional memperkuat ketahanan nasional.

2. Pada umumnya penduduk yang ditransmigrasikan adalah mereka yang keadaan

sosial ekonominya lemah yang sebagian besar dan mereka terdiri dari petani

yang rnempunyai atau tidak rnempunyai tanah di daerah yang penduduknya

padat.

Transmigrasi pada dasarnya memiliki tujuan yaitu untuk menyeimbangkan

penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, mempercepat lajunya

pembangunan daerah, pemerataan sumber daya alam dan sumber daya manusia

serta meningkatkan taraf hidup para transmigrasi dan memperkuat ketahanan

nasional. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi tujuan

transmigrasi adalah untuk meratakan sebaran penduduk terutama ke luar Pulau

Jawa, memberikan bantuan kepada penduduk untuk meningkatkan taraf hidup


19

di bidang pertanian, untuk menumbuhkan daerah-daerah ekonomi dan pertanian

yang baru diluar Pulau Jawa, menciptakan lapangan kerja, memanfaatkan

sumber-sumber alam serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa agar

tercipta suatu pertahanan dan keamanan nasional. (Distransnaker Kabupaten

Katingan, 2019)

2.1.2 Konsep Masyarakat

Secara umum pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu

atau orang yang hidup bersama, masyarakat disebut dengan “society” artinya adalah

interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan, berasal dari kata latin

socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab

syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Konsep tentang masyarakat pasti sering kita dengar, seperti : masyarakat desa

dan masyarakat kota. Meskipun secara mudah dapat diartikan bahwa masyarakat

itu berarti warga namun pada dasarnya konsep masyarakat itu sendiri sangatlah

abstrak dan sulit ditangkap. (Subandi, 2010).

Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984: 11) bahwa

masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari

individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya, masyarakat sebagai

sekumpulan manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup

lama, mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dan mereka

merupakan suatu sistem hidup bersama.


20

Untuk menentukan identitasnya, menurut Soerjono Soekanto, buku

Sosiologi: Suatu Pengantar (2003), masyarakat mempunyai ciri-ciri yang khas.

Adapun daftar ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Hidup Berkelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup sendiri.

Ketidakmampuan itu mendorong manusia hidup berkelompok. Sebab, manusia

senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Konsep tersebut mengantarkan

masing-masing individu hidup bermasyarakat.

2. Melahirkan Kebudayaan

Ketika manusia membentuk kelompok, mereka selalu berusaha mencari jalan

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan berupaya menyatukan

pikiran dan pengalaman bersama agar terbentuk suatu rumusan yang dapat

menjadi pedoman tingkah laku mereka, yakni kebudayaan. Selanjutnya, budaya

itu dipelihara dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

3. Mengalami Perubahan

Beragam latar belakang yang menyatukan tiap-tiap individu menjadi suatu

masyarakat, membuat manusia mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap

sebagai upaya masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Sebagai

contoh, masyarakat beralih menggunakan surat elektronik untuk menggantikan

surat kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan teknologi.


21

4. Berinteraksi

Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi

ditempuh untuk mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan

berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial yang hidup.

5. Terdapat Kepemimpinan

Masyarakat cenderung mengikuti peraturan yang diberlakukan di

wilayahnya. Contohnya, dalam lingkup keluarga, kepala keluarga mempunyai

wewenang tertinggi untuk mengayomi keluarganya. Istri dan anak patuh kepada

ayah atau suaminya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam masyarakat, ada peran

pemimpin yang membantu menyatukan individu-individu.

6. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada kedudukan dan perannya di

dalam masyarakat. Ketidakseimbangan hak dan kewajiban masing-masing

individu atau kelompok menimbulkan adanya penggolongan masyarakat dalam

kelas-kelas tertentu. Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial didasari

atas kasta.

Sebagaimana transmigrasi dapat memiliki konsekuensi positif dan negatif

bagi kehidupan masyarakat. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk suatu

wilayah, interaksi dan konflik antar penduduk tidak dapat dihindari. Pertukaran

antar warga dapat meningkatkan kerja sama dan rasa persatuan. Namun, konflik

juga dapat menghancurkan struktur masyarakat. Transmigrasi dapat berdampak

positif jika transmigran tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk


22

sebagian besar masyarakat asal. Misalnya, orang yang bertransmigrasi adalah

seorang dokter yang dapat mendukung kesehatan di tempat tujuan transmigrasi.

2.1.3 Peningkatan Ekonomi

Peningkatan berasal dari kata tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari

sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti

pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara

umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan

kualitas maupun kuantitas. “Peningkatan juga dapat berarti penambahan

keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga

berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.”

(Adi S, 2007:46)

Perlu dipahami bahwa pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kegiatan

ekonomi masyarakat yang menyebabkan peningkatan jumlah produksi barang dan

jasa di suatu negara pada periode tertentu. Peningkatan ekonomi merupakan suatu

hal yang sepenuhnya harus dilakukan untuk memberikan kesejahteraan kepada

masyarakat. Sebagaimana peningkatan ekonomi merupakan satu indikator yang

sangat berpengaruh dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang

terjadi pada suatu negara. Hal ini akan menunjukan seberapa jauh kegiatan

perekonomian yang akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada

kurun waktu tertentu.

Menurut Boediono (2001: 35), peningkatan ekonomi adalah proses kenaikan

output perkapita dalam jangka panjang. Peningkatan ekonomi merupakan indikator

untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan


23

(necessary condition) bagi penurunan pengangguran. Adapun syarat kecukupannya

ialah bahwa peningkatan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat

pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap

golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal

ini berarti peningkatan itu perlu dipastikan terjadi sektor-sektor dimana penduduk

miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara

tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan

manfaat peningkatan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa

yang padat modal.

Menurut teori Klasik bahwa output akan berkembang sejalan dengan

perkembangan penduduk. Adam Smith yang melopori teori klasik ini berasumsi

bahwa pada masa itu lahan belum bersifat langka, modal belum ada yang

diperhitungkan, tapi hanya jumlah tenaga kerja yang diperhitungkan. Akibatnya

pertambahan penduduk dipandang sebagai faktor yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi. Mengingat output berkembang sejalan dengan

perkembangan penduduk, maka waktu itu belum berlaku konsep the law of

diminishing return seperti apa yang ditemukan oleh David Ricardo pada periode

selanjutnya. Karena menurut teori ini penduduk dianggap sebagai faktor pendorong

peningkatan ekonomi, maka semboyan banyak anak banyak rejeki berlaku artinya

semakin banyak anak semakin banyak tenaga kerja yang bisa dilibatkan untuk

menggarap tanah sehingga menambah output.

Pada dasarnya kegiatan ekonomi merupakan proses penggunaan faktor-faktor

produksi untuk menghasilkan output, sehingga proses ini menciptakan aliran


24

imbalan atas faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Seiring

dengan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor-

faktor produksi juga meningkat sehingga terjadilah peningkatan ekonomi. Menurut

(Murni, 2006) peningkatan ekonomi harus mencerminkan peningkatan output per

kapita. Dengan peningkatan perkapita, berarti terjadi peningkatan ekonomi adalah

suatu kondisi terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya

peningkatan output perkapita dan meningkatkan standar hidup masyarakat.

The law of diminishing return terungkap setelah penduduk semakin

bertambah begitu juga dengan produksi nasional, namun setelah jaman keemasan

tersebut mulai dirasakan bahwa semakin lama penduduk semakin bertambah,

sementara jumlah lahan tidak bertambah yang menyebabkan lahan terasa semakin

sempit. Setiap pekerja baru akan mendapatkan lahan yang semakin kecil untuk

digarap. Menurunnya rasio antara lahan yang digarap dengan jumlah pekerja yang

banyak akan menimbulkan penurunan marginal product sehingga akan

menurunkan upah rill. (Musdalifah, 2018)

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan ekonomi Indonesia menurut

(Subandi, 2010) yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Sumber Daya Manusia, sama halnya dengan proses pembangunan,

peningkatan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia

merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya

proses pembangunan, tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya

selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk

melaksanakan proses pembangunan.


25

2. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses

pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia

digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisien, kualitas

dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan

pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

3. Faktor tradisi, faktor tradisi memberikan dampak tersendiri, terhadap

pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai 21

pembangkit atau pendorong proses pembangunan. Tradisi yang dapat

mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur,

ulet dan sebagainya. Adapun tradisi yang dapat menghambat proses

pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros dan sebagainya.

4. Faktor sumber daya alam, sebagian besar Negara berkembang bertumpu kepada

sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun

demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses

pembangunan ekonomi, apabila tidak di dukung oleh kemampuan sumber daya

manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya

alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,

kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut

2.2 Hubungan Antara Transmigrasi Dengan Peningkatan Ekonomi

Menurut (Rusli, 2012) Transmigrasi merupakan salah satu bentuk migrasi

internal dan perpindahan tempat tinggal yang permanen di Indonesia. Transmigrasi

merupakan migrasi yang direncanakan, mulai dari proses penyeleksian transmigran


26

hingga penempatan mereka dan berbagai bantuan fasilitas bagi transmigran agar

transmigrasi yang direncanakan berjalan dengan lancar. (Wika dkk, 2018)

Transmigrasi memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari penggunanya.

Transmigrasi sangat erat kaitannya dengan peningkatan ekonomi sehingga

transmigrasi dibuat oleh pemerintah dari sisi pembangunan kewilayahan, misi

transmigrasi adalah memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sebagai

wahana bagi penduduk untuk melakukan mobilitas, baik secara horizontal (gerak

keruangan) maupun secara vertikal (peningkatan kesejahteraan).

Transmigrasi bila berjalan dengan baik, tentunya akan memberikan

kontribusi yang sangat signifikan terutama bagi peningkatan ekonomi bangsa

Indonesia. Transmigrasi juga bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan

memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam mengolah sumber daya di pulau

lain seperti perkebunan dan pertanian. Sebagai petunjuk, sumber daya manusia

memiliki potensi dan tidak merugikan daerah, tetapi cenderung tersedia semaksimal

mungkin. Maka, transmigrasi tidak hanya berhasil meningkatkan ekonomi para

transmigran dan penduduk lokal, namun juga berhasil memajukan wilayah tujuan

transmigrasi. Hal ini disebabkan karena kedatangan suku Jawa yang sebagai

transmigran akan mempengaruhi kehidupan sosial seperti interaksi sosial,

perubahan sosial dan sebagainya bagi penduduk, perubahan-perubahan dalam

aspek ekonomi dan juga politik kemungkinan besar terjadi pula di daerah yang

menjadi tujuan transmigrasi tersebut.


27

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya memuat penelitian yang telah dilakukan oleh

penelitian lain, baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi. Adapun penelitiannya

sebagai berikut:

Penelitian oleh Sri Rum Giyarsih (2015) dengan judul penelitian “Dampak

Transmigrasi Terhadap Tingkat Kesejahteraan Warga Transmigran di Desa

Tanjung Kukuh Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu.”

Dengan hasil penelitian bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dengan

melihat hal itulah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan faktor yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan warga serta faktor yang berkontribusi dari

program transmigrasi terhadap kesejahteraan warga transmigran. Kedua,

mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkat kesejahteraan warga

transmigran pada lokasi transmigrasi dari sebelum mereka menjadi warga

transmigran dan setelah mereka menjadi warga transmigran. Hasil penelitian

menunjukkan warga transmigrasi masih tergolong ke dalam kategori miskin.

Kategori miskin ini disebabkan masyarakat pendapatan utamanya masih dari

menjadi buruh serabutan dan kebun karet yang mereka miliki belum memiliki hasil

karena belum masuk pada masa sadap.

Penelitian oleh Firman (2020) dengan judul penelitian “Pengaruh

Transmigrasi Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Polewali

(Studi Kasus Kecamatan Wonomulyo).” Dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa transmigran berpengaruh tidak signifikan terhadap peningkatan ekonomi

masyarakat di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali. Dimana kedatangan


28

transmigran di kecamatan Wonomulyo tidak berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan ekonomi yang membuat pendapatan warga lokal menjadi meningkat.

Hanya sebesar 10% sedangkan 90% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

pada penelitian ini.

Penelitian oleh Musdalifah (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh

Transmigrasi Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Paselloreng

Kabupaten Wajo.” Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa transmigrasi

berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan perekonomian warga lokal di

Desa Passeloreng Kabupaten Wajo. Dimana transmigrasi (X) bernilai tetap, maka

peningkatan ekonomi masyarakat (Y) bernilai 52,582. Sedangkan pada variabel

transmigrasi bernilai 0,10 dan signifikan 0,041 lebih kecil dari 0.05 artinya

kedatangan transmigran ke Desa Passeloreng membuat pendapatan warga lokal

menjadi meningkat, hal ini disebabkan oleh faktor sumber daya manusia, faktor

ilmu pengetahuan dan teknologi dan faktor tradisi.

Penelitian oleh Ghina Ulfa Saefurrahman dkk (2020) dengan judul penelitian

“Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor

Industri Pengolahan.” Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya

pengaruh secara signifikan dari variabel penyerapan tenaga kerja di Kabupaten

Lampung Selatan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi pada sektor industri. Di

Kabupaten Lampung Selatan pada industri pengolahan belum banya menyerap

tenaga kerja yang banyak terserap terdapat pada sektor jasa-jasa dibandingkan

dengan tenaga kerja di sektor industri pengolahan. Selain itu faktor lain yang

menyebabkan tidak berpengaruhnya tenaga kerja di industri pengolahan


29

dikarenakan oleh adanya penggunaan teknologi di zaman yang modern saat ini. Hal

ini selaras dengan perspektif ekonomi Islam bahwasannya Islam tidak melarang

konsep tentang perubahan teknologi bahkan dalam kenyataanya Islam mendukung

kemajuan teknologi. Islam juga melihat bahwa faktor teknologi sangat penting

dalam pertumbuhan ekonomi.

Penelitian oleh Ayuni (2020) dengan judul penelitian “Pengaruh

Transmigrasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Luwu

Makmur.” Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa transmigrasi berpengaruh

terhadap kesejahteraan. Dimana diperoleh nilai konstanta sebesar 3.760 yang

artinya jika transmigrasi (X) bernilai tetap, maka kesejahteraan ekonomi

masyarakat (Y) bernilai 3,760. Sedangkan pada variabel transmigrasi (X) bernilai

0,410 dengan nilai probabilitas signifikan 0,003 < 0,05. Karena nilai signifikansi

kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa transmigrasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi warga lokal di Desa Buangin

Kabupaten Luwu Timur.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Alat
Judul Variabel Hasil Penelitian
Peneliti Analisis

Sri Rum Dampak Transmig- - Hasil analisis data


Giyarsih Transmigrasi rasi dan menunjukkan
(2015) Terhadap Kesejahte- bahwa warga
Tingkat raan transmigrasi masih
Kesejahte- tergolong ke dalam
raan Warga kategori miskin.
Transmigran Kategori miskin ini
di Desa disebabkan
Tanjung masyarakat
Kukuh pendapatan
30

Kecamatan utamanya masih


Semendawai dari menjadi buruh
Barat serabutan dan
Kabupaten kebun karet yang
Ogan mereka miliki
Komering belum memiliki
Ulu hasil karena belum
masuk pada masa
sadap.
Firman Pengaruh Transmig- Regresi Hasil analisis data
(2020) Transmigrasi rasi dan Linier menunjukkan bahwa
Terhadap Pening- Sederhana transmigran
Peningkatan katan berpengaruh tidak
Ekonomi Ekonomi signifikan terhadap
Masyarakat peningkatan ekonomi
Kabupaten masyarakat di
Polewali Kecamatan
(Studi Kasus Wonomulyo
Kecamatan Kabupaten Polewali.
Wonomulyo) Dimana kedatangan
transmigran di
kecamatan
Wonomulyo tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
peningkatan ekonomi
yang membuat
pendapatan warga
lokal menjadi
meningkat. Hanya
sebesar 10%
sedangkan 90%
dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian
ini.
Musdalifah Pengaruh Transmig- Regresi Hasil analisis data
(2018) Transmigrasi rasi dan Linier menunjukkan bahwa
Terhadap Pening- Sederhana transmigrasi
Peningkatan katan berpengaruh positif
Ekonomi Ekonomi signifikan terhadap
Masyarakat peningkatan
di Desa perekonomian warga
Paselloreng lokal di Desa
Kabupaten Passeloreng
Wajo Kabupaten Wajo.
31

Dimana transmigrasi
(X) bernilai tetap,
maka peningkatan
ekonomi masyarakat
(Y) bernilai 52,582.
Sedangkan pada
variabel transmigrasi
bernilai 0,10 dan
signifikan 0,041 lebih
kecil dari 0.05 artinya
kedatangan
transmigran ke Desa
Passeloreng membuat
pendapatan warga
lokal menjadi
meningkat, hal ini
disebabkan oleh faktor
sumber daya manusia,
faktor ilmu
pengetahuan dan
teknologi dan faktor
tradisi.
Ghina Ulfa Pengaruh Tenaga Regresi Hasil analisis data
Saefur- Penyerapan Kerja dan Linier menunjukkan bahwa
rahman dkk Tenaga Kerja Pertum- Sederhana tidak adanya pengaruh
(2020) Terhadap buhan secara signifikan dari
Pertumbuhan Ekonomi variabel penyerapan
Ekonomi tenaga kerja di
Pada Sektor Kabupaten Lampung
Industri Selatan terhadap
Pengolahan variabel pertumbuhan
ekonomi pada sektor
industri. Di Kabupaten
Lampung Selatan
pada industri
pengolahan belum
banya menyerap
tenaga kerja yang
banyak terserap
terdapat pada sektor
jasa-jasa dibandingkan
dengan tenaga kerja di
sektor industri
pengolahan. Selain itu
faktor lain yang
menyebabkan tidak
32

berpengaruhnya
tenaga kerja di
industri pengolahan
dikarenakan oleh
adanya penggunaan
teknologi di zaman
yang modern saat ini.
Hal ini selaras dengan
perspektif ekonomi
Islam bahwasannya
Islam tidak melarang
konsep tentang
perubahan teknologi
bahkan dalam
kenyataanya Islam
mendukung kemajuan
teknologi. Islam juga
melihat bahwa faktor
teknologi sangat
penting dalam
pertumbuhan ekonomi
Ayuni Pengaruh Transmig- Regresi Hasil analisis data
(2020) Transmigrasi rasi dan Linier menunjukkan bahwa
Terhadap Kesejahtera- Sederhana transmigrasi
Kesejahtera- an Ekonomi berpengaruh terhadap
an Ekonomi kesejahteraan. Dimana
Masyarakat diperoleh nilai
di Kabupaten konstanta sebesar
Luwu 3.760 yang artinya
Makmur jika transmigrasi (X)
bernilai tetap, maka
kesejahteraan
ekonomi masyarakat
(Y) bernilai 3,760.
Sedangkan pada
variabel transmigrasi
(X) bernilai 0,410
dengan nilai
probabilitas signifikan
0,003 < 0,05. Karena
nilai signifikansi
kurang dari 0,05.
Maka dapat
disimpulkan bahwa
transmigrasi
berpengaruh positif
33

dan signifikan
terhadap kesejahteraan
ekonomi warga lokal
di Desa Buangin
Kabupaten Luwu
Timur.

2.4 Definisi Konsep

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan dengan jelas,

maka dikemukakan konsep sebagai berikut:

1. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain

dalam rangka pembentukan masyarakat baru untuk membantu pembangunan

daerah (Swasono dan Singarimbun, 1986).

2. Peningkatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam

perkonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam

masyarakat bertambah. Masalah peningkatan ekonomi dapat dipandang sebagai

masalah makro ekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya

kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan

selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan

menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang.

Disamping itu negara kerja bertambah sebagai akibat dari perkembangan

penduduk dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah, dan pengalaman

kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. (Sukirno, 2003: 15)


34

2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Konsep yang diwujudkan melalui suatu kerangka menunjukkan tahapan yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yang sebenarnya. Ada variabel

yang direncanakan masuk dalam penelitian ini, yaitu transmigrasi. Maka dapat

disusun kerangka konsep tentang pengaruh banyaknya transmigrasi terhadap

peningkatan ekonomi di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berdasarkan pada analisis di atas, maka kerangka konsep penelitian ini

ditunjukkan pada Gambar 2.1, yaitu:

Pengaruh Transmigrasi Terhadap


Peningkatan Ekonomi Masyarakat
di Kecamatan Kota Bangun
Kabupaten Kutai Kartanegara

Transmigrasi (X) Peningkatan Ekonomi (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

diduga bahwa transmigrasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat, serta untuk mengetahui motif dari masyarakat

yang melakukan trasmigrasi di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai

Kartanegara.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Dalam penulisan ini akan diberikan definisi secara operasional mengenai

indikator-indikator yang digunakan dalam pengukuran variabel yang akan diteliti

yaitu :

1. Transmigrasi (X) dalam penelitian ini adalah perpindahan penduduk dari Pulau

Jawa ke Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai

Kartanegara.

2. Peningkatan Ekonomi (Y) adalah peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat

yang menyebabkan peningkatan jumlah produksi barang dan jasa di Desa Kota

Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara dalam

periode tertentu.

3.2 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode

penelitian deskriptif adalah karakteristik penelitian yang dapat mengungkapkan

atau membedah berbagai fenomena alam dan sosial dalam masyarakat secara

spesifik. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014:39) penelitian kuantitatif adalah

jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat diperoleh

dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi

(pengukuran).

35
36

Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab

adanya atau timbulnya perubahan variabel dependen, disebut juga variabel yang

mempengaruhi (Zulfikar, 2016). Sedangkan variabel dependen adalah variabel

yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel yang menjadi akibat karena

adanya variabel independen.

Jadi diketahui bahwa variabel independen (variabel bebas) yaitu transmigrasi

(X) dan variabel dependen (variabel terikat) yaitu peningkatan ekonomi (Y).

Penelitian ini dilakukan di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai Kartanegara.

3.3 Rincian Data Yang Diperlukan

Objek penelitian adalah pengaruh transmigrasi terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten

Kutai Kartanegara, dengan demikian untuk mengetahui apakah transmigrasi

mempunyai pengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Kota

Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara, maka

diperlukan data-data sebagai bahan utama di dalam melakukan penelitian. Adapun

data-data yang diperlukan secara garis besar sebagai berikut:

1. Jumlah transmigrasi penduduk yang terjadi di Desa Kota Bangun III Kecamatan

Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Jumlah peningkatan ekonomi yang terjadi di Desa Kota Bangun III Kecamatan

Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Data-data lain yang berhubungan dan diperlukan dalam penulisan ini.


37

3.4 Jangkauan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini lokasi objeknya adalah transmigrasi

penduduk yang terjadi di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah data primer diperoleh dari para penduduk yang bertransmigrasi menjadi

objek penelitian serta data lainnya yang terkait dalam penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah masyarakat setempat dan transmigrasi yang ada di Desa Kota

Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang di pelajari

dari sampel itu, kesimpulannya akan diperlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili).

Teknik sampel yang digunakan pada peneliti ini teknik porposive sampling,

adalah teknik pengampilan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak

dijadikan sampel. Supaya sampel yang diambil dari penelitian ini dapat mewakili

populasi, maka ditentukan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi yang

menghitung dengan menggunakan rumus dari slovin dalam Widodo (2017: 69)

yaitu:
38

𝑵
n = {𝟏+𝑵 (𝒆)𝟐 }

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Kesalahan dalam Pengambilan Sampel

Dimana jumlah populasinya diperkirakan dalam parameter 593 populasi

dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 10% maka diperoleh

sebesar:

𝑵
n = {𝟏+𝑵 (𝒆)𝟐 }

𝟓𝟗𝟑
n = {𝟏+𝟓𝟗𝟑 (𝟎,𝟏)𝟐 }

𝟓𝟗𝟑
n = {𝟏+𝟓𝟗𝟑 (𝟎,𝟎𝟏)}

𝟓𝟗𝟑
n = {𝟏+𝟓,𝟗𝟑}

n = 86

Jadi, mengacu pada perhitungan di atas bahwa jumlah sampel yang akan

diambil sejumlah 86 sampel dalam pengukuran pengaruh transmigrasi terhadap

peningkatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai

Kartanegara dengan lokasinya yaitu di Desa Kota Bangun III.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dibutuhkan berupa data primer. Data primer

tersebut dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data kuesioner yang merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat


39

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun

teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Observasi, merupakan suatu proses pengamatan dari pencatatan secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti di Desa Kota Bangun III

Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk menjawabnya di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Dokumentasi, merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti di Desa

Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara

sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan

perkiraan.

3.7 Alat Analisis

Dalam analisis ini, digunakan metode analisis regresi linier sederhana, yaitu

menganalisis data-data dan hal yang berhubungan dengan variabel. Data dalam

penelitian ini berbentuk angka-angka atau serta menganalisis masalah yang sedang

diteliti berdasarkan data-data yang diperoleh. Dengan kata lain merupakan suatu

model persamaan yang menggambarkan hubungan satu variabel bebas/predictor

(X) dengan satu variabel tak bebas/response (Y) maka digunakan adalah peralatan

statistik, yaitu regresi linier sederhana. Menurut Sugiyono (2014: 270) regresi

sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel


40

independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier

sederhana adalah:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Peningkatan Ekonomi a = Konstanta

X = Transmigrasi b = Koefisien regresi

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert, sebagaimana digunakan

dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi 86 orang

responden di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun yang menjadi variabel

penelitian, yang terdiri atas variabel X (transmigrasi) dan variabel Y (peningkatan

ekonomi).

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis akan menggunakan indeks,

yang lebih sederhana dengan memberikan skor atau nilai-nilai ke dalam 5 jenjang

gradasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

Keterangan Nilai Pernyataan Positif


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono, 2010
41

Sedangkan untuk menguji tingkat signifikan regresi variabel independen

terhadap variabel dependen maka peneliti menggunakan:

1. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dari uji t diambil satu keputusan. Dasar pengambilan

keputusannya yaitu:

a. Apabila nilai thitung > ttabel, dan nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05

(5%) maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

b. Apabila nilai thitung < ttabel, dan nilai signifikannya lebih besar dari 0,05

(5%) maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

2. Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui persentase besarnya

pengaruh dari variabel independen (pemberian kredit usaha rakyat) dengan

variabel dependen (pendapatan masyarakat).

Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content validity)

menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang diukur.

Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir

instrument dengan skor total.


42

Dalam melakukan validitas, digunakan alat ukur berupa program computer

yaitu SPSS for Windows, dan jika suatu alat ukur berupa program computer

yaitu signifikan antar skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor

tersebut adalah valid atau membandingkan hasil data dengan tabel yaitu jika data

lebih besar dari tabel maka dikatakan valid.

b. Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

Instrument dikatakan reliabel adalah jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberi nilai crombch’s Alpa lebih besar dari 0,60.

2. Uji Normalitas

Uji nomalitas merupakan salah satu pengujian untuk menguji apakah data-data

yang telah digunakan telah terdistribusi secara normal pengujian normalitas data

menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov Teast. Uji Kolmogrov-Smirnov dipilih

karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan

pengujian menggunakan grafik yang dapat dilihat dari tingkat signifikannya,

diantaranya.

a. Jika signifikan <0,05 maka data terdistribusi normal

b. Jika signifikan >0,05 maka data tidak terdistribusi lengkap


43

Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji hipotesis yang

telah diajukan sebelumnya. Dasar keputusan pengambilannya, adalah:

a. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak

b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima

Tabel 3.2 Skoring Nilai Responden

No Keterangan Skoring Persentase


1 Sangat Rendah 0 – 20 20%
2 Rendah 21 – 40 40%
3 Sedang 41 – 60 60%
4 Tinggi 61 – 80 80%
5 Sangat Tinggi 81 – 100 100%
Sumber: Sugiyono, 10
44

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Fran. 2020. “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Perkembangan Wilayah


Kepenghuluan Labuhan Tangga Baru, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan
Hilir.” Skripsi. Riau: Universitas Islam Riau
Adipradana, Yudha. 2021. Transmigrasi: Tantangan Berat di Era Kedaulatan
Pangan Bangsa. Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat (blog).
Diakses pada 30 Maret 2022. https://bbplm- jakarta.kemendesa.go.id/index.
php/view/detil/691/transmigrasi-tantangan-berat-di-era-kedaulatan-pangan-
bangsa
Ayuni. 2020. “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat di Kabupaten Luwu Makmur” Skripsi. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar
Firman. 2020. “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Kabupaten Polewali (Studi kasus Kecamatan Wonomulyo)."
Skripsi. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar
Giyarsih, Sri Rum. 2015. “Dampak Transmigrasi terhadap Tingkat Kesejahteraan
Warga Transmigran di Desa Tanjung Kukuh Kecamatan Semendawai Barat
Kabuapaten Ogan Komering Ulu” dalam Jurnal Bumi Indonesia Vol.4, No. 4
(hlm 1). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Handayani, Hesti. 2015. “Analisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sragen Tahun
1995-2013.” Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hasyim, Wahid. 2009. “Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali Tahun 2007” dalam Jurnal Administrasi Publik, Vol.3,
No.2, (hlm 211). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Junaidi. 2012. “Pengembangan Penyelenggaraan Transmigrasi di Era Otonomi


Daerah: Kajian Khusus Interaksi Permukiman Transmigrasi dengan Desa
Sekitarnya” dalam Jurnal Visi Publik Vol.9, No.1 (hlm 522). Jambi:
Universitas Jambi

Legiani, Wika Hardika dkk. 2018. “Transmigrasi dan Pembangunan di Indonesia:


Studi Deskriptif Sosiologi Kependudukan dan Pembangunan” dalam Jurnal
Hermeneutika Vol. 4, No. 1, (hlm 25). Banten: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
Levang, Patrice. 2003. Ayo ke Tanah Sabrang: Transmigrasi di Indonesia.
Diterjemah oleh Sri Ambar Wahyuni Prayoga. Jakarta, KPG: Kepustakaan
Populer Gramedia
45

Manay, Helman. 2016. “Proyek Demografi Dalam Bayang-Bayang Disintegrasi


Nasional: Studi Tentang Transmigrasi di Gorontalo 1950-1960” dalam Jurnal
Sejarah Citra Lekha, Vol. 1 No. 2, (hlm 93). Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo
Maruwae, Abdulrahim dan Ardiansyah. 2020. “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Daerah Transmigran” dalam jurnal Oikos-Nomos Vol.13, No.1
(hlm 39). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
“Mengulas Singkat Pengertian Transmigrasi.” 2019. Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Timur. Diakses pada 19 Februari 2022.
https://disnakertrans.lomboktimurkab.go.id/baca-berita-178-mengulas--
singkat-pengertian-transmigrasi.htm

Musdalifah. 2018. “Pengaruh Transmigrasi Terhadap Peningkatan Ekonomi


Masyarakat Di Desa Paselloreng Kabupaten Wajo.” Skripsi. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar
Nova, Yosi. 2016. “Dampak Transmigrasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat:
Studi Sejarah Masyarakat Timpeh Dharmasraya” dalam Jurnal Ilmu Sosial
Mamangan Vol. 5, No.1 (hlm 23). Lubuk Sikaping: STAI-YDI Lubuk
Sikaping
Prasetyo, Donny dan Irwansyah. 2020. “Memahami Masyarakat dan Perspektifnya”
dalam Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol 1, Issue 1, (hlm
163). Dinasti Review

Ratminto. 2004. “Prospek Kelembagaan Transmigrasi: Demokratisasi Administrasi


Program Transmigrasi” dalam Jurnal Administrasi Publik Vol.3, No.2 (hlm
211). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Saefurrahman, Ghina Ulfa dkk. 2020. “Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor Industri Pengolahan.” dalam
jurnal Islamic Economics Vol.1, No.1 (hlm 1). Lampung: UIN Raden Intan
Lampung
“Transmigrasi: Pengertian, Tujuan, Jenis dan Dampaknya.” 2019. Dinas
Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Katingan. Diakses pada 19
Februari 2022. https://distransnaker.katingankab.go.id/berita-184-transmig
rasi-pengertian-tujuan-jenis-dan-dampaknya.html

Welianto, Adi. 2022. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.


Kompas.com (blog). Diakses pada 2 April 2022. https://www.kompas.com
/skola/read/2020/07/26/184500569/faktor-yang-memengaruhi-pertumbuhan
-ekonomi?page=all
46

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian


Variabel Transmigrasi

1. Tingkat Pemukiman

Bagaimana tingkat pemukiman yang terdapat dalam sebuah transmigrasi

yang akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Desa Kota Bangun III

Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara?

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Dengan Meningkatnya
pemukiman tidak akan
mempengaruhi peningkatan
ekonomi masyarakat lokal
2 Tingkat kesuburan tanah yang
tidak menguntungkan
3 Padatnya penduduk
mengakibatkan lahan pekerjaan
semakin sempit
4 Pengaruh transmigrasi terhadap
tingkat pemukiman sangat
berpengaruh pada peningkatan
ekonomi
5 Meningkatnya pemukiman tidak
akan mempengaruhi peningkatan
ekonomi masyarakat lokal

2. Tingkat Daerah

Seperti apa tingkat daerah dalam proses perubahan sikap atau tata laku

seseorang atau kelompok pada peningkatan ekonomi transmigrasi di Desa Kota

Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara?


47

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Adanya kepemilikan lahan sangat
membantu dalam proses
peningkatan ekonomi
2 Kurangnya keterampilan
membuat masyarakat dan
transmigrasi susah menapat
pekerjaan
3 Hasil olahan produktif dapat
meningkatkan perekonomian
masyarakat
4 Tingkat kesuburan tanah yang
tidak menguntungkan
5 Banyaknya penduduk yang
kurang berkualitas mengakibatkan
banyak pengangguran

3. Tingkat Nasional

Seperti apa pencapaian pada tingkat persebaran penduduk dan tenaga kerja

dalam tingkat nasional di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun

Kabupaten Kutai Kartanegara?

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Persebaran penduduk dan tenaga
kerja yang seimbang
2 Kegiatan usaha sesuai dengan
potensi daerah
3 Penyebaran pembangunan
kawasan yang seimbang dalam
tingkat nasional
4 Program pemerintah yang
mengedepankan kesejahteraan
dengan membuka lapangan
pekerjaan
5 Adanya transmigrasi ada
keuntungan bagi Masyarakat lokal
mendapat ketenagakerjaan
48

Variabel Peningkatan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Seperti apa pengaruh SDM dalam proses pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi di Desa Kota Bangun III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai

Kartanegara?

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Sumber daya manusia selaku
subjek dalam proses
pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Sumber daya manusia merupakan
faktor terpenting dalam proses
pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
3 Sumber daya manusia yang
berkualitas, tangguh tidak
berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi
4 Rasa malas dan ketergantungan
diri pada orang lain membuat
Masyarakat Desa Kota Bangun III
5 Padatnya penduduk
mengakibatkan tingkat
pengangguran semakin banyak

2. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

dalam mendorong adanya percepatan proses pembangunan di Desa Kota Bangun

III Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara?


49

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Teknologi yang canggi sama
sekali tidak berpengaruh pada
tingkat pembangunan di Desa
Kota Bangun III
2 Pengetahuan dan teknologi tidak
mempengaruhi tingkat
pembangunan di Desa Kota
Bangun III
3 Tingginya pendidikan
mempengaruhi tingkat
pembangunan di Desa Kota
Bangun III
4 Pendidikan mempengaruhi tingkat
pembangunan di Desa Kota
Bangun III
5 Penggunaan teknologi tidak
berkaitan dengan tingkat
pembangunan

3. Faktor Sumber Daya Alam

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Meningkatkan partisipasi
masyarakat baik itu masyarakat
transmigrasi maupun masyarakat
setempat dalam mengawasi dan
menjaga kelestarian lingkungan
2 Melakukan reboisasi atau
penanaman kembali hutan yang
telah rusak
3 Bersama-sama masyarakat
setempat dan transmigrasi untuk
melakukan upaya menjaga
kelestarian lingkungan
4 Adanya usaha-usaha kelompok
tani
5 Diperlukan adanya suatu wadah
atau organisasi yang mampu
mengoptimalkan sumber daya
alam dan sumber daya manusia

Anda mungkin juga menyukai