DOSEN PENGAMPU
Dian Wahyuni, SE, MM
Disusun Oleh
Kelompok III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Wahyuni, SE, MM selaku dosen
pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia yang senantiasa membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas makalah.
Bila mana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,
izinkan kami menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada
sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan
menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................. 4
1.3 TUJUAN...................... .................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi, Ruang Lingkup, dan Konsep Kependudukan ............... 5
2.1.1 Definisi Kependudukan ................................................ 5
2.1.2 Ruang Lingkup Kependudukan .................................. 5
2.1.3 Konsep Kependudukan ................................................ 8
2.2 Definisi, Ruang Lingkup, Dampak dan Cara Mengatasi
Pengangguran .............. …..… .............................................................. 10
2.2.1 Definisi Pengangguran .................................................. 10
2.2.2 Ruang Lingkup Pengangguran .................................... 10
2.2.3 Dampak Pengangguran ................................................ 11
2.2.4 Cara Mengatasi Pengangguran ................................... 13
2.3 Definisi, Konsep, dan Ruang Lingkup Ketenagakerjaan ............ 14
2.3.1 Definisi Ketenagakerjaan ............................................. 14
2.3.2 Konsep Ketenagakerjaan ............................................. 14
2.3.3 Ruang Lingkup Ketenagakerjaan ............................... 14
BAB III
PENUTUP
3.1 .KESIMPULAN ............................................................................... 16
3.2 .SARAN ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
6
Metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya
belum lama, metode ini juga dinamakan post-positivistik karena berlandaskan pada
filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil
penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),
disebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak
digunakan untuk peneltitian bidang antropologi budaya.
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode
kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.
b) Aspek-Aspek Analisis Demografi
Demografi mencakup beberapa aspek diantaranya sebagai berikut.
1) Populasi Penduduk
Pada dasarnya demografi merupakan studi tentang populasi penduduk.
Mempelajari populasi penduduk berarti akan berurusan dengan aspek kuantitas
atau jumlah penduduk. Setiap negara memiliki kebijakan tersendiri mengenai
perhitungan jumlah penduduk. Di Indonesia perhitungan jumlah penduduk
dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Data jumlah penduduk ini nantinya akan
dianalisa oleh pemerintah untuk menentukan arah kebijakan kependudukan di masa
depan.
2) Pengelompokan Penduduk
Pengelompokan penduduk merupakan upaya pemilahan/komposisi penduduk
berdasarkan variabel-variabel tertentu misalkan usia, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, kasta dan lainnya.
3) Distribusi Penduduk
Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau
wilayah tempat bermukimnya suatu penduduk. Perhitungan distribusi penduduk
mencakup kepadatan penduduk dan persentase penduduk per wilayah. Faktor yang
mempengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain keadaan geografis,
ekonomi, sosial dan politik. Mengapa sekarang banyak terjadi urbanisasi? Mengapa
penduduk banyak bermukim di daerah dataran rendah? Hal tersebut dapat terjadi
karena berbagai faktor. Berbicara distribusi penduduk berarti akan berkaitan pula
dengan pola pemukiman penduduk tersebut.
4) Kelahiran
Salah satu aspek penting dari demografi adalah kelahiran. Beberapa hal yang
berkaitan dengan kelahiran antara lain angka kelahiran, kontrasepsi, angka
perkawinan dan angka harapan hidup bayi. Tingkat kelahiran yang sangat tinggi
tanpa diimbangi dengan peningkatan taraf ekonomi akan berdampak pada
kesejahteraan penduduk itu sendiri.
7
5) Kematian
Kematian dapat diukur dengan angka kematian kasar dan angka kematian bayi.
Kematian penduduk dapat terjadi karena berbagai faktor seperti penyakit,
kecelakaan, perang atau pembunuhan. Angka kematian di wilayah negara maju dan
berkembang dapat berbeda karena berbagai faktor.
6) Migrasi
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dalam arti melewati batas teritorial
wilayah. Migrasi dapat bersifat internal maupun eksternal. Ahli demografi dapat
menganalisa penyebaran migrasi penduduk, rata-rata usia migrasi hingga faktor
pendukungnya. Migrasi dapat terjadi salah satunya akibat dorongan ekonomi.
7) Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu bagian dari kependudukan karena pada
dasarnya manusia memiliki profesi tertentu dalam menjalankan kehidupannya. Ahli
demografi dapat menganalisa tingkat partisipasi kerja penduduk, angka
pengangguran sampai tingkat rata-rata pendapatan penduduk. Dengan memantau
perkembangan kaum pekerja maka akan diketahui perkembangan suatu negara.
8) Kelembagaan Penduduk
Kelembagaan penduduk berkaitan dengan keluarga dan pernikahan. Studi
tentang kelembagaan penduduk meliputi status pernikahan, rata-rata usia
pernikahan per area dan faktor perceraian.
9) Kebijakan Penduduk
Kebijakan kependudukan sangat erat dengan peran pemerintah sebagai
pemangku kebijakan. Pertumbuhan penduduk yang cepat di negara berkembang
seperti Indonesia akan memicu lahirnya kebijakan-kebijakan seperti pembatasan
kelahiran, batasan umur perkawinan dan pemerataan penduduk per wilayah.
Kebijakan kependudukan akan berbeda tiap negara karena masalah penduduk yang
dialami negara-negara relatif berbeda sehingga memerlukan penanganan yang
berbeda.
8
Di Indonesia sendiri karakteristik yang menonjol dari masalah kependudukan
adalah: (1) jumlah penduduk yang besar; (2) pertambahan penduduk yang tinggi; (3)
persebaran yang tidak merata; (4) komposisi penduduk yang muda.
Permasalahan yang muncul pada konsep pembangunan berkelanjutan akibat
permasalahan kependudukan tersebut antara lain: (1) hasil pembangunan habis termakan
penduduk yang besar; (2) pembangunan tidak maksimal karena persebaran yang tidak
merata dengan penduduk yang rendah; (3) penyediaan lapangan kerja dan penduduk yang
besar.
Kebijaksanaan kependudukan di Indonesia dilaksanakan dalam beberapa kebijakan
seperti pengendalian pertumbuhan penduduk, penurunan tingkat kelahiran, penurunan
tingkat kematian, dan peningkatan mutu penduduk, serta persebaran dan mobilitas
penduduk.
Pengendalian pertumbuhan penduduk dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
dikemukakan bahwa kebijaksanaan kependudukan diarahkan pada pengembangan
penduduk sebagai sumber daya manusia agar menjadi kekuatan pembangunan bangsa
yang efektif dan bermutu dalam rangka mewujudkan mutu kehidupan masyarakat yang
senantiasa meningkat. Sehubungan dengan itu perlu menyebarkan penduduk, di samping
pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah, dan penciptaan
lapangan kerja. Jelaslah bahwa salah satu unsur pokok kebijaksanaan kependudukan
sebagai upaya pengembangan sumber daya adalah upaya pengendalian pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu pengendalian pertumbuhan penduduk akan ditingkatkan dan
diintensifkan dalam Repelita V. Pengendalian pertumbuhan penduduk terutama akan
dilaksanakan melalui penurunan tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian.
Penurunan tingkat kelahiran terutama akan diusahakan secara langsung melalui
pemantapan pelaksanaan program keluarga berencana yang diarahkan pada keikutsertaan
seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada. Kebijaksanaan penurunan tingkat
kelahiran perlu pula dibarengi dengan kebijaksanaan yang diarahkan kepada usaha
meningkatkan umur persalinan pertama dan dengan upaya meningkatkan kesadaran
penduduk akan kegunaan dan keuntungan mempunyai anak sedikit. Kebijaksanaan ini
selanjutnya akan mendorong pelembagaan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) akan mempercepat penurunan tingkat kelahiran. Sesuai dengan
amanat GBHN usaha langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah melalui
kebijaksanaan pelaksanaan keluarga berencana. Dengan makin banyaknya peserta
keluarga berencana, maka akan dapat diusahakan secara lebih efektif penurunan tingkat
kematian dan peningkatan peranan wanita dalam pembangunan yang akhirnya akan
menurunkan tingkat kelahiran.
Penurunan tingkat kematian dalam Repelita V secara nasioanal tingkat kematian
diharapkan dapat diturunkan dari 58 per 1.000 kelahiran pada akhir Repelita IV menjadi
sekitar 50 per 1.000 kelahiran pada akhir Repelita V. Sasaran penurunan tingkat kematian
bayi ini akan dibarengi dengan penurunan tingkat kematian kasar dari 7,9 per 1.000
penduduk pada tahun 1993. Sementara itu, angka harapan hidup pada waktu lahir
diharapkan meningkat dari 63 tahun pada tahun 1988 menjadi sekitar 65 tahun pada tahun
1993. Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran di atas, dalam Repelita V dilaksanakan
usaha-usaha peningkatan pelayanan. Hal tersebut dilakukan dengan mengusahakan agar
9
pelayanan kesehatan tidak saja dekat, tetapi juga terjangkau rakyat banyak. Dalam
hubungan ini maka jumlah Puskesmas dan fungsinya terus ditingkatkan dan
dikembangkan sehingga menjadi pusat pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Sementara itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada rakyat dilakukan
juga Pelayanan Terpadu yang memberikan pelayanan kesejahteraan ibu dan anak seperti
dalam mengatasi masalah-masalah gizi, diare, imunisasi, dan keluarga berencana. Di
samping itu untuk meningkatkan produktivitas kerja, sekaligus sebagai usaha untuk
mencapai sasaran pembangunan kependudukan, dilakukan pula upaya peningkatan
kesehatan kerja.
Peningkatan mutu penduduk dalam bentuk peningkatan status gizi berperan penting
dalam pencapaian sasaran-sasaran kependudukan. Kebijaksanaan di bidang pangan dan
gizi secara umum ditujukan bagi peningkatan upaya penyediaan pangan dan
penganekaragaman pola konsumsi pangan dalam rangka terpenuhinya kebutuhan gizi
penduduk yang semakin bermutu secara merata. Selain di bidang gizi, bidang pendidikan
juga berperan penting dalam usaha mencapai sasaran-sasaran kependudukan terutama
melalui perubahan sikap dan perilaku terhadap suatu tatanan kehidupan yang baru.
Kesadaran dan kemampuan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan cara hidup
sehat, pengendalian kelahiran, peningkatannya melalui pendidikan. Sejalan dengan ini
maka usaha-usaha di bidang pendidikan terus dilaksanakan.
Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan terhadap tenaga kerja
10
sangat rendah. Ini artinya sama dengan terjadi peningkatan pengangguran. Hal ini
terjadi ketika kemampuan ekonomi suatu negara lebih rendah dari kemampuan yang
seharusnya dicapai. Ketika siklus perekonomian sedang menurun, maka para pencari
pekerjaan dipaksa untuk menganggur kerena terlalu banyaknya tenaga kerja yang ingin
bekerja, namun pekerjaan itu tidak tersedia. Pengangguran yang disebabkan oleh
turunnya output dan pengeluaran total ini disebut dengan pengangguran cyclical.
Ketidaksebandingan dapat terjadi karena permintaan terhadap satu jenis tenaga kerja
meningkat, sedangkan permintaan untuk jenis lainnya menurun, sementara penawaran
tidak cukup mampu menyesuaikannya. Para pekerja tidak dipekerjakan bukan karena
sedang mencari perkerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, namun pada
tingkat upah berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Ketika terjadi
perubahan struktur agraris ke struktur industri, maka permintaan tenaga kerja tidak serta
merta dapat dipenuhi oleh penawaran tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh
tidak sebandingnya penawaran dengan permintaan pekerja disebut pengangguran
struktural.
d. Perubahan Teknologi.
Teknologi selalu berkembang dan ini membutuhkan tenaga kerja yang mampu
menyesuaikan perkembangan teknologinya. Sebagian perkerjaan memang digantikan
oleh mesin yang membutuhkan operator lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga kerja
untuk suatu pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi berkurang.
Teknologi telah mampu membuat Mesin yang dapat menggantikan sebagian pekerjaan
manusia. Dengan kata lain, Perkembangan teknologi telah mengurangi kesempatan
para pancari kerja yang tidak mampu mengadaptasi perkembangan ilmu dan
teknologinya.
2.2.3 Dampak Pengangguran
11
Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang
banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan
yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.· Teknologi yang
semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan
sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat,
dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih
menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak
efisien dalam waktu pengerjaan.
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kependudukan merupakan hal ihwal yang berkaitan dengan: jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut
ketaqwaan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dalam perencanaan
pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting.
Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.
Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting daripada sarana
produksi produksi yang lain seperti bahan-bahan mentah, bumi dan air
serta lain sebagainya.
Penganggur merupakan bagian dari angkatan kerja yang sekarang tidak
bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep pengangguran amat sulit
diterapkan di Indonesia. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan namun belum dapat memperolehnya. pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama
sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap pembaca atau
mahasiswa dapat mengerti dan memahami materi mengenai
Kependudukan dan Ketenagakerjaan.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna
bagi pembaca atau mahasiswa. Penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA