Anda di halaman 1dari 31

MODUL – 3

KONSEP DAN UKURAN


MORTALITAS

DIKLAT TEKNIS
DASAR-DASAR DEMOGRAFI

DISUSUN OLEH :

Diedit oleh: Achmad Sopian, S.Pd

BADAN KEPENDUDUKAN DAN


KELUARGA BERENCANA NASIONAL
KOWI, HOTEL USSU BOGOR, 2013

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya Modul Konsep dan Ukuran Mortalitas telah tersusun.
Sehingga Modul “Konsep dan Ukuran Mortalitas” dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman peserta dalam Diklat Teknis Dasar-Dasar Demografi
bagi ASN BKKBN, PLKB/PKB, Mitra kerja, maupun Motivator.
Dengan adanya misi BKKBN dalam mewujudkan pembangunan yang
berwawasan kependudukan maka semua pegawai BKKBN baik di pusat dan daerah
harus memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar demografi.
Modul ini masih perlu dikembangkan oleh masing-masing pengguna dan
ditindak lanjuti melalui praktek lansung di lapangan dalam memenuhi kebutuhan
operasional serta dari sumber kepustakaan. Saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan bahan ajar sangatlah kami harapkan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya modul ini. Semoga modul ini dapat
memberikan manfaat kepada setiap peserta ajar dan pembacanya.

Bogor, Mei 2013,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................... i

KATA PENGANTAR ............................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................... 1

A. Latar Belakang ......................................... 1

B. Deskripsi Singkat .................................... 5

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta ............ 5

D. Tujuan Pembelajaran ............................... 5

1. Kompetensi Dasar .............................. 5

2. Indikator Keberhasilan ........................ 5

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........ 6

F. Petunjuk Belajar ....................................... 6

BAB II. KONSEP MORTALITAS.................................. 7

A. Pengertian Mortalitas ............................... 7

B. Istilah-Istilah dalam Mortalitas……… ....... 7

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas 8

D. Latihan ..................................................... 9

E. Rangkuman ............................................. 9

F. Evaluasi.................................................... 9

G. Umpan Balik ............................................. 10

BAB III. UKURAN-UKURAN MORTALITAS ............ 11

A. Ukuran-Ukuran Mortalitas …… ................ 11

iii
B. Rangkuman ............................................. 22

C. Evaluasi ................................................... 22

D. Umpan Balik ............................................. 23

BAB V. PENUTUP ................................................... 25

Kunci Jawaban ......................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….. 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN
`

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasional bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya. Pencapaian tujuan dimaksud memerlukan waktu dan sasaran

bertahap. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam

pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan

sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan.

Sebagai sumber daya pembangunan kuantitas penduduk menjadi modal

utama, disamping kualitas yang lebih tinggi untuk menjamin dan

mempercepat proses terwujudnya tujuan pembangunan. Pembangunan

masalah kependudukan dirasakan merupakan suatu hal yang sangat penting

terutama menyangkut karakteristiknya seperti pertumbuhan, kepadatan,

penyebaran, kematian dan kelahiran.

Pembangunan kependudukan tidak lagi dipahami secara sempit, hanya

sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan

tetapi sasarannya jauh lebih luas untuk mewujudkan kesejahteraan

penduduk. Dengan demikian, kebijakan kependudukan merupakan bagian

integral dari kebijakan pembangunan secara keseluruhan, dan kebijakan

kependudukan harus diletakkan dalam rangka kebijakan pembangunan

jangka panjang.

1
Pengetahuan tentang keadaan kependudukan sangat mempengaruhi

kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam berbagai bidang seperti

pendidikan,kesejahteraan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Hal ini sekaligus

menunjukkan bahwa masalah pembangunan tidak dapat terlepas dari

masalah kependudukan.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-

perubahan penduduk. Ilmu demografi merupakan suatu alat untuk

mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan

data dan statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara

matematis dan statistik dari data kependudukan terutama mengenai

perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya. Perubahan-

perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pada komponen-

komponen utama pertumbuhan penduduk yaitu, mortalitas (kelahiran), migrasi

(perpindahan), dan mortalitas (kematian), yang pada gilirannya menyebabkan

perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk. Demografi

memberikan gambaran menyeluruh tentang prilaku penduduk, baik secara

agregat maupun kelompok. (Sri Moertiningsih: 2011: 3)

Secara umum, gambaran tetang penduduk dan data kependudukan sangat

diperlukan terutama oleh pembuat kebijakan, baik dikalangan pemerintah

maupun non pemerintah. Data tentang jumlah penduduk, misalnya digunakan

sebagai informasi dasar dalam pengembangan kebijakan penurunan angka

2
kelahiran, peningkatan kesehatan, persebaran penduduk, persediaan

kebutuhan penduduk akan makanan, pendidikan, perumahan dan lapangan

pekerjaan .

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Dalam Undang-

Undang nomor 52 mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi titik

sentral dalam pembangunan berkelanjutan yaitu penduduk sebagai subyek

dan obyek pembangunan. Adapun penduduk sebagai subyek pembangunan

(pelaku pembangunan) berperan sebagai pelaku pembangunan di bidang

ekonomi secara berkelanjutan. Sementara itu penduduk sebagai obyek

pembangunan berperan sebagai penikmat hasil-hasil pembangunan di bidang

sosial berkelanjutan. Keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan

penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk dapat

mempercepat terwujudnya pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Variabel pembangunan berintegrasi dengan variabel demografi.

Demografi merupakan suatu alat untuk mempelajari perubahan-perubahan

kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik dari data

kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik

dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran dan

komposisi/sturkturnya. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh

perubahan pada komponen-komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu

mortalitas, mortalitas, dan migrasi.

3
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan
dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan
dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan
lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah
pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai


sasaran Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan Angka
Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi
20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu
sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000 kelahiran.

Untuk mencapai tujuan ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari


berbagai instansi terkait, mulai dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
LSM dan masyarakat pada umumnya. Program-program apa yang perlu
dikembangkan untuk tujuan ini, serta indikator-indikator apa yang perlu
diperhatikan untuk menurunkan Angka Kematian Balita dan Angka Kematian
Ibu.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2010 bahwa Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas

untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan

Program Keluarga Berencana (KB), untuk itu BKKBN memiliki visi “Penduduk

tumbuh seimbang 2015” dengan misi “ mewujudkan pembangunan yang

berwawasan kependudukan dan keluarga kecil bahagia sejahtera. Dengan

adanya misi BKKBN dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan

kependudukan maka semua pegawai BKKBN baik di pusat dan provinsi harus

memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar demografi.

4
Sementara ini SDM yang memiliki kompetensi tersebut masih sangat terbatas

dan bahkan nyaris tidak ada. Oleh karena itu perlu diberikan pembekalan

melalui pelatihan. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan pendidikan

dan pelatihan demografi bagi pengelola program KKB mulai dari Pusat

sampai ke lini lapangan. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka

diharapkan mampu merencanakan sasaran pembangunan KKB secara tepat,

sehingga jumlah penduduk dapat dikendalikan secara optimal sesuai dengan

daya dukung SDA yang tersedia.

B. Deskripsi Singkat

Dalam bahan ajar ini peserta diklat akan mempelajari konsep dan ukuran-

ukuran mortalitas.

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Mata diklat ini diberikan untuk membantu peserta dalam memahami konsep

dan ukuran-ukuran mortalitas sebagai salah salah satu komponen demografi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami konsep dan

ukuran-ukuran mortalitas.

2. Indikator Keberhasilan

Peserta dapat:

1) Menjelaskan Konsep Mortalitas

5
2) Menguraikan Ukuran-Ukuran Mortalitas

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1) Materi Pokok :

1. Konsep Mortalitas

2. Ukuran-Ukuran Mortalitas

2) Sub Materi Pokok :

1.1 Pengertian Mortalitas

1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Mortalitas

1.3 Ukuran Mortalitas

F. Petunjuk Belajar

Untuk dapat menguasai mata diklat Mortalitas ini, peserta diklat perlu

mengikuti beberapa petunjuk belajar berikut :

a. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif bersama Widyaiswara di

dalam kelaslah ik dan instr dengan ite

b. Berdiskusi dengan sesama peserta dalam waktu yang telah ditentukan

dengan topik dan intruksi yang diberikan widyaiswara

6
BAB II

KONSEP MORTALITAS

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat


menjelaskan konsep mortalitas

A. Pengertian Mortalitas

Pengertian Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen

demografi selain Mortalitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan

komposisi umur penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan

kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan

secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Definisi kematian tersebut harus diketahui, untuk mendapatkan data kematian

yang benar. Kematian hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup

atau keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup. Oleh karena itu,

harus dibedakan dengan Lahir hidup (live birth) dan Lahir mati (fetal death).

B. Istilah-Istilah Dalam Mortalitas

Istilah-istilah yang terkait dengan pengertian mortalitas yang penting untuk

dipahami adalah:

a. Pengertian lahir hidup

Lahir hidup (live birth) yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim

seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan

setelah perpisahan tersebut terjadi; hasil konsepsi bernafas dan mempunyai

tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau

7
gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong

atau belum.

b. Pengertian lahir mati

Lahir Mati (fetal death) yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan

dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim

ibunya. Lahir mati dibedakan menjadi:

c. Stillbirth (late fetal death) yaitu kematian yang terjadi pada janin yang berusia

20-28 minggu

d. Keguguran yaitu kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan

e. Aborsi yaitu kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan

f. Jadi “lahir mati” tidak dimasukkan dalam mati atau hidup.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas

Mortalitas merupakan realitas yang kompleks di dalam masyarakat. Banyak teori

dan faktor yang menjelaskan dinamika dan prilaku mortalitas penduduk baik

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Ada berbagai macam teori yang

menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas. Teori tentang

mortalitas tersebut dirumuskan dari berbagai disiplin seperti sosiologi, ekonomi,

psikologi dan anthropologi.

Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit

degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian.

Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan

bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman.

Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit

menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi

8
dan balita di sesuatu daerah. Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan

tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan

kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas

dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan

cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu

hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

D. Latihan

1. Jelaskan pengertian Mortalitas ?

2. Jelaskan Istilah-istilah yang terdapat dalam konsep mortalitas?

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas ?

E. Rangkuman

Mortalitas sebagai salah satu komponen demografi diartikan Mortalitas atau

kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain Mortalitas

dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.

Dalam Konsep mortalitas terdapat beberapa istilah yang penting untuk dipahami,

Mortalitas merupakan realitas yang kompleks di dalam masyarakat. Ada

berbagai macam teori yang menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

mortalitas

F. Evaluasi

Petunjuk. Berilah tanda silang (X) pada huruf B bila pernyataan di bawah ini

Anda anggap benar dan tanda silang (X) pada huruf S bila anda anggap salah.

9
1. B – S Pengertian Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari

tiga komponen demografi selain Mortalitas dan migrasi, yang

dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk

2. B – S Lahir Mati (fetal death) yaitu peristiwa menghilangnya tanda-

tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi

tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Lahir mati dibedakan

menjadi:

3. B – S Stillbirth (late fetal death) yaitu kematian yang terjadi pada janin

yang berusia 20-30 minggu

4. B – S Keguguran yaitu kematian janin yang terjadi pada awal

kehamilan

5. B – S Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan

masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan

pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

G. Umpan Balik

Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di bagian akhir

modul ini. Hitung jawaban yang benar, kemudian gunakanlah format di bawah ini

untuk mengetahui tingkat penguasaan anda. Bila jawaban anda benar berilah

nilai 10 dan salah nilai 0.

Jumlah nilail yang dijawab benar


------------------------------------------- x 100 %
Jumlah keseluruhan nilai benar

10
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai :

 80% = Baik

60-80% = Cukup

< 60% = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkanlah latihan

dengan menerapkan pola diskusi dengan teman anda. Tetapi bila

penguasaan anda masih dalam kategori cukup, apalagi kurang, maka

cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan

anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.

11
BAB III
UKURAN-UKURAN MORTALITAS

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat


menguraikan ukuran-ukuran mortalitas

Dalam ilmu demografi, pengukuran mortalitas diperlukan untuk melihat indikator

kesehatan penduduk setempat dan keadaan penduduk pada umumnya

A. Ukuran-ukuran Mortalitas

1. Angka Kematian Kasar (AKK) Atau Crude Death Rate (CDR).

Konsep Dasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan
berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap
1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur
penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.

Kegunaan

Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan


pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain
angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila
dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah.

12
Definisi

Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian


per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Rumus

dimana

CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)

D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu

P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu

K = Bilangan konstan 1000

Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu"


tetapi yang umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah
penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan,

2. Angka Kematian Bayi

Konsep Dasar

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi
ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal;
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan

13
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

3. Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita

Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat


dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk
pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian
bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang
berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi
angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus.

Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta


Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta
program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak,
program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak
dibawah usia 5 tahun.

4. Tahapan Transisi Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate=IMR)

Transisi kematian yaitu bergesernya angka kematian dari angka kematian


“tinggi” ke angka mortalitas “rendah”. Transisi kematian bayi terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu:

o Soft rock : IMR > 100, penyebab kematian masih didominasi oleh penyakit
menular, terjadi sampai dengan akhir tahun 1970-an
o Intermediate rock: 30<IMR<=100, penyebab kematian merupakan gabungan
dari penyakit menular dan penyakit tidak menular

14
o Hard rock : IMR <= 30, penyebab kematian didominasi oleh penyakit tidak
menular

Definisi

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah
satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Cara Menghitung

Dimana:

AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

D 0-<1th =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu.

∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu (lihat modul Mortalitas untuk definisi kelahiran hidup).

K = 1000

Sumber Data

Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau
registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak
langsung dengan program "Mortpak 4". Program ini menghitung AKB
berdasarkan data mengenai jumlah Anak yang Lahirkan Hidup (ALH) atau
Children Ever Born (CEB) dan Jumlah Anak Yang Masih Hidup (AMH) atau
Children Still Living (CSL) (catatan: lihat definisi di modul Mortalitas).

15
5. Angka Kematian Neo-Natal

Definisi

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur
satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

dimana:

Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan


∑D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu.
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu
K = 1000

6. Angka Kematian Post Neo-Natal

Definisi

Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah
kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan
kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Rumus

16
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai
dengan kurang dari 1 tahun

∑D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan


kurang dari 1 tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu

∑lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah
tertentu
K = konstanta (1000)

7. Angka Kematian Anak

Konsep

Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia
satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11
bulan 29 hari.

Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang


langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan
tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan
kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau
kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985).

Definisi

Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu.
Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.

17
Rumus

Dimana:

Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th


(yang belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.

Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan


tahun tertentu didaerah tertentu

K = Konstanta, umumnya 1000

8. Angka Kematian Balita

Konsep

Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru
lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29
hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.

Definisi

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun
itu (termasuk kematian bayi)

Cara Menghitung

Dimana:

18
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun
pada satu tahun tertentu di daerah tertentu

Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada


pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu

K = Konstanta, umumnya 1000.

9. Indikator Kematian Ibu (AKI)

Konsep

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).

Definisi

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama
dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran
hidup.

Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan
program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan
dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy
safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga
kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan,
penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang
semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan
derajat kesehatan reproduksi.

19
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan
dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian
dengan angka Mortalitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu
kematian maternal per 100.000 kelahiran.

Rumus

Dimana:

Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan,
pada tahun tertentu, di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun
tertentu, di daerah tertentu.

Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.

Keterbatasan

AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang
besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh
karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan
pengembangan perencanaan program.

10. Angka Harapan Hidup

Konsep Dasar
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi
pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk

20
dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas,
meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap
pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu
mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan
dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Definisi

Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang
masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada
suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.

Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan
dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

Kegunaan

Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah


dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang
rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan
kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan,
kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.

Cara Menghitung

Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut


Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat
Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum
berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup
digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.

21
B. Rangkuman

Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian


per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat
dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk
pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian
bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang
berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi
angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus. Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu.

Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang
masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada
suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.

Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani
oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

C. Evaluasi

Agar anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi dalam

kegiatan belajar ini, sebaiknya anda mengerjakan soal-soal di bawah ini.

Petunjuk.

Berilah tanda silang (X) pada huruf B bila pernyataan di bawah ini Anda anggap

benar dan tanda silang (X) pada huruf S bila anda anggap salah.

1. B – S Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang

akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

22
2. B – S Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya

kematian per 100.000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di

suatu wilayah tertentu. Angka Kematian Bayi menggambarkan

keadaan sosial ekonomi masyarakat

3. B – S Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk

pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama

pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko

tinggi (making pregnancy safer)

4. B – S Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate

adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan

sampai dengan kurang 1 tahun per 100.000 kelahiran hidup pada satu

tahun tertentu

5. B – S Transisi kematian yaitu bergesernya angka kematian dari angka

kematian “tinggi” ke angka mortalitas “rendah”.

D. Umpan Balik

Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di bagian akhir

modul ini. Hitung jawaban yang benar, kemudian gunakanlah format di bawah

ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda.

Skor = B = S
0=1

23
Keterangan :

B : Jumlah soal yang dijawab benar

S : Jumlah sola yang dijawab salah

O : Option (Kemungkinan Jawaban)

Kemudian hitunglah tingkat penguasaan anda dengan menggunakan formula

dibawah ini.

Jumlah nilail yang dijawab benar


------------------------------------------- x 100 %
Jumlah keseluruhan nilai benar

Kategori tingkat penguasaan yang anda capai :

 80% = Baik

60-80% = Cukup

< 60% = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkanlah latihan

dengan menerapkan pola diskusi dengan teman anda. Tetapi bila

penguasaan anda masih dalam kategori cukup, apalagi kurang, maka

cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan

anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.

24
BAB IV
PENUTUP

Materi Konsep dan Ukuran Mortalitas merupakan salah satu materi pelatihan

pada kegiatan Diklat Teknis Dasar – Dasar Demografi bagi PLKB/PKB, Mitra,

dan Motivator yang telah disusun dalam bentuk modul pelatihan. yang telah

disusun dalam bentuk modul pelatihan. Dengan perantaraan modul ini

diharapkan para peserta pelatihan dapat meningkatkan wawasan dan

pemahaman tentang mortalitas sebagai salah satu komponen demografi

berkaitan dengan banyaknya bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan hidup.

Mortalitas menyangkut peranan kelahiran terhadap perubahan dari jumlah suatu

penduduk karena mortalitas merupakan salah satu faktor penambah jumlah

penduduk disamping migrasi penduduk masuk. Mortalitas dipengaruhi oleh

berbagai faktor di dalam masyarakat dan tingkat mortalitas dapat diukur dengan

menggunakan ukuran-ukuran mortalitas.

Pemahaman mengenai mortalitas sebagai salah satu komponen demografi

menjadi hal sangat penting bagi BKKBN sebagai institusi yang bertugas

melaksanakan pengendalian penduduk. Dengan mempelajari mortalitas Para

Peagawai dan tenaga program BKKBN dapat memahami berbagai faktor yang

berkaitan dengan perubahan jumlah penduduk dalam rangka pencapaian tujuan

program.

25
Dari hasil pembelajaran ini peserta pelatihan dapat mengidentifikasi faktor

yang berhubungan dengan mortalitas sebagai komponen dari perubahan jumlah

penduduk di daerah kerjanya masing-masing sehingga dapat memberikan

gambaran dalam pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga berencana

di daerahnya.

Selain itu peserta dapat membuat perencanaan yang berkaitan dengan

pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di daerahnya

masing-masing dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan

dengan ferlitilitas di daerahnya.

Kunci Jawaban

Evaluasi BAB II Konsep Mortalitas

1. B

2. B

3. B

4. S

5. B

Evaluasi BAB III Ukuran – Ukuran Mortalitas

1. B

2. S

3. B

4. S

5. B

26
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2010, Kebijaksanaan Kependudukan dan Keluarga Berencana(Suatu


Rekayasa Demografi Membangun Bangsa), Direktorat Pelayanan Informasi dan
Dokumentasi.

Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph. D (2011), Dasar-Dasar Demografi, Lembaga


Demograf, Jakarta.

Lembaga Penerbit FEUI, 2007, Dasar-dasar Demografi, Lembaga Demografi FEUI

27

Anda mungkin juga menyukai