KONSEP DASAR-DASAR
DEMOGRAFI
UNTUK
Disusun oleh :
1. Drs. Misah Asy’ari
2. Baiq Nining Handayani, SKM, M.Si
Perwakilan BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Barat
Ttd
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Diskripsi Singkat ……………………………………………………… 1
C. Manfaat Modul…………………………………………………………….. 1
D. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok………………………………….. 2
F. Petunjuk Belajar…………………………………………………………… 2
iii
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….. 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demografi adalah salah satu disiplin ilmu. Bidang kajiannya adalah
struktur ( susunan) populasi manusia atau kependudukan di lingkup
wilayah tertentu dan dalam periode tertentu pula. Studi demografi
akan mengkaji sebab dan akibat perubahan struktur kependudukan
termasuk peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk yang
disebabkan tingkat kelahiran, tingkat kematian dan proses
perpindahan ( migrasi ) penduduk. Problematik demografi dalam
meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu
demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari
keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode
tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai.
Modul – 1 Konsep Dasar-dasar Demografi merupakan modul awal
yang mengantarkan Anda memahami modul-modul berikutnya
dalam paket Pelatihan Teknis Dasar-dasar Demografi
B. Diskripsi Singkat
Modul Konsep dasar – dasar Demografi merupakan pengantar tentang
Dasar – Dasar Demografi sebagai bahan pengajaran maupun sebagai
referensi dalam bidang kependudukan, sebagai materi pengantar
untuk seseorang yang akan mempelajari Ilmu Demografi secara
mendalam karena dalam modul ini membahas pengertian Demografi,
sejarah dan perkembangan Demografi, Tujuan dan Penggunaan
Demografi, manfaat Analisis Demografi, Pertumbuhan Penduduk dan
Pembangunan Ekonomi.
Manfaat modul bagi peserta adalah sebagai bahan ajar dalam mata
Diklat Konsep Dasar Demografi agar sebagai petugas KKBPK dapat
1
mengerti dan memahami istilah-istilah dalam Demografi dan kaitannya
dengan program KKBPK yang dijalankan oleh BKKBN.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu
memahami Konsep Dasar – Dasar Demografi
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda dapat:
– MenjelaskanPengertian Demografi
– Menjelaskan Sejarah dan Perkembangan Demografi
– Menjelaskan Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi
– Menjelaskan Dinamika Penduduk
– Menjelaskan Teori-Teori Kependudukan
– Menjelaskan Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan
Ekonomi
F. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan seksama indikator keberhasilan setiap BAB,
indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan anda
dalam belajar.
2. Bacalah materi yang diberikan oleh Widyaiswara ini secara berurutan
dengan seksama, tanyakan apabila ada yang kurang dimengerti.
2
3. Diskusikan dengan teman-teman anda bila ada masalah dalam
penyusunan ataupun pengusulan angka kredit.
4. Kerjakan soal-soal latihan yang diberikan untuk mengukur
kemampuan anda.
5. Jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum anda
mengerjakan soal-soal latihan.
6. Untuk memperkaya pengetahuan carilah informasi dari sumber-
sumber lain yang relevan.
3
BAB II
KONSEP DASAR DEMOGRAFI
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat
menjelaskan konsep dasar demografi
A. Pengertian Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari
katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang
artinya menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat
diartikan sebagai Tulisan-tulisan, atau karangan-
karanganmengenairakyatataupenduduk. Istilah ini pertama kali
dipakai oleh Achille Guilard pada tahun 1855 dalam karyanya yang
berjudul “Elements de Statique Humaine, ou Demographie Comparee”
atau Elements of Human Statistics or Comparative Demography.
4
dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat dari
jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
5
statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara
matematis dan statistik dari data penduduk terutama mengenai
perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya.
Perubahan perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan pada
komponen-komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu
fertilitas,mortalitasdan migrasi, yang pada gilirannya menyebabkan
perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.
Demografi memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku
penduduk, baik secara agrerat maupun kelompok.
6
yang dipergunakan oleh Graunt adalah kehati-hatiannya dan
kekritisannya dalam pengumpulan data. Apabila informasi yang ada
dirasakan terlalu sedikit, maka Graunt mengambil sampel untuk
melakukan estimasi. Ia melakukan penelitian empiris terhadap jumlah
dan perkembangan penduduk London pada masa itu. Dari usaha
Graunt dalam bidang kependudukan yang mencakup topik-topik yang
menarik, dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya.
Oleh karena itu Graunt dikenal pula sebagai Bapak Demografi.
Dalam studinya, Graunt memperoleh banyak dorongan dari Willian
Petty, seorang ahli statistik. Karya Petty, Political Arithmetic (1690),
berpengaruh besar terhadap perkembangan demografi. William Petty
(1623-1687) yang hidup sezaman dengan Graunt menganjurkan
berdirinya Central Statistical Office (Biro Pusat Statistic). Selain itu,
usaha memanfaatkan data statistik penduduk dilakukan pula oleh
Edmund Halley (1656-1742), seorang Astronom, dengan menyusun
tabel kematian (life table) modern yang pertama di kota Breslau pada
tahun 1687-1691.
Setelah era Graunt, perhatian public terhadap masalah
kependudukan, baik mengenai pencatatan statistic maupun
pertumbuhannya terus meningkat. Dalam sejarah perkembangan ilmu
demografi, timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini.
Awalnya, para pengamat berpendapat bahwa demografi lebih berfokus
pada penyusunan statistic penduduk dan analisisnya. Pendapat ini
memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor ilmu demografi,
seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi sebagai bio-
social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai factor penambah
jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai factor pengurang
jumlah penduduk.
Dalam sejarah perkembangannyabeberapa pengamat membedakan
masalah penduduk menjadi dua bagian yaitu yang bersifat kuantitatif
yang membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi
penduduk, dan yang bersifat kualitatif membahas masalah penduduk
dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan
7
karena ternyata keduanya mengandung unsur kualitatif dan
kuantitatif.
Oleh karena itu walaupun demografi menggunakan banyak hitungan
tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan
kepada orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik
penduduk. Ini memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor
ilmu seperti : Suszmilch, Guilard, Wolfe menganggap demografi sebagai
semacam “Tata Buku Bio Sosial” atau Bio-Social Bookkeeping. Jadi
memang pengumpulan angka-angka itu penting, tetapi angka-angka
tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru
bisa dinamakan ilmu demografi.
Pada tahun 1973 dilaksanakan Konggres di Paris selama Kongres
Masalah Kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah
membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur -
unsur demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin,
umur dan sebagainya. Ia menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY
untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan
berbeda dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini
mendapat sambutan positif.
Pure Demography (Demografi Murni) atau juga disebut demografi
formal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data
kependudukan. Dengan teknik-teknik tersebut dapat diperoleh
perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau di masa lampau.
Model-model formal sering kelihatan menakjubkan dan mempunyai
kegunaan yang besar, tetapi mereka jarang menyajikan jawaban
tentang pertanyaan-pertanyaan social tentang “MENGAPA” bentuk
atau proses yang ada itu terjadi. Untuk memberikan keterangan
“MENGAPA” tersebut diperlukan suatu ilmu lain yang biasa disebut
dengan Sociological Demography, Population Studies, Social
Demography, Demographic Sociology, atau Kependudukan. Ilmu ini
merupakan penghubung antara penduduk dan system social, dengan
harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar: bagaimana kita
8
menambah pengertian kita terhadap masyarakat melalui proses
analisis kependudukan.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik, dan model-model adalah
alat yang penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran
analitik. Jadi determinan-determinan dan konsekuensi-konsekuensi
dari pertambahan penduduk harus dianalisis pula. Dengan mengenal
prosessosial dimana terjadi perubahan penduduk diharapkan para ahli
demografi lebih mengerti dinamikanya penduduk.
9
pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa, jalan, rumah sakit-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan
pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya
didasarkan pada data kependudukan.
Apabila seseorang ingin mengetahui seberapa cepat berkembangnya
perekonomian suatu negara, maka hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan lapangan kerja, persentase penduduk yang ada di sector
pertanian, industry dan jasa-jasa. Juga untuk melihat peningkatan
standar kehidupan dapat dilihat dari tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya
hidup seseorang di negara yang bersangkutan.
D. Latihan
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba
anda kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Sebutkan kata demografi berasal dari kata apa dan apa artinya ?
2. Bapak John Graunt disebut sebagai apa dan apa yang dilakukan ?
3. Sebutkan tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi
4. Pengetahuan tentang Analisis Kependudukan digunakan oleh
lembaga-lembaga apa saja ?
F. RANGKUMAN
10
Pencatatan statistik penduduk pertama kali dipelopori oleh John Graunt
(1620-1674), seorang warga negara Inggris, dimulai dengan melakukan
analisis data kelahiran dan kematian setiap minggu yang diperoleh dari
catatan yang diterbitkan oleh petugas gereja. Dari usahanya dalam
bidang kependudukan dan dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir
pada zamannya. Sehingga John Graunt mendapat sebutan sebagai
Bapak Demografi.
Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu
untuk :
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
4. Memperkirakan pertumbuhan penduduk atau proyeksi penduduk
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinannya.
G. Evaluasi
Diskusikan bersama teman anda tentang :
1. Sebutkan Salah satu definisi demografi ?
2. Sebutkan beberapa manfaat melakukan analisis demografi ?
3. Bagaimana pendapat Malthus yang tidak setuju memberi bantuan
kepada orang miskin ?
11
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai
> 81 % = Baik
> 60 - 80 = Cukup
< 60 % = Kurang
12
- Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi
penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-
kemungkinan konsekuensinya.
4. digunakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di
tingkat nasional maupun daerah.
13
BAB III
DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat
menjelaskan dinamika dan pertumbuhan penduduk.
A. Dinamika Penduduk
Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo)
Dimana :
Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar)
Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya
14
B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua
kejadian tersebut.
D : jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua
kejadian tersebut.
Mo : mighrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian.
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian.
Migrasi
M > F N, T, S T T
M < F N N, T, S N
M = F N T S
Keterangan:
M = MOrtalitas (Kematian)
F = Fertilitas (Kelahiran)
N = Naik
T = Turun
S = Stabil
Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh
masing-masing komponen demografi terhadap pertumbuhan
penduduk.
15
B. Teori – Teori Kependudukan
Dari Malthus ke Neo-Malthusian
16
2. Kalau sumber-sumber subsistensi ditingkatkan maka
penduduk dapat tumbuh lebih cepat lagi.
17
3. Impor pangan terjadi kalau diperlukan.
4. Perkembangan teknologi.
5. Pengetahuan manusia dan kekayaan produktif makin
meningkat.
6. Perubahan sosial yang melawan kecenderungan terhadap hasil
yang makin berkurang (diminishing returns).
18
manusia merupakan kontinuum perjuangan antar kelas dimana
sistem sosial sederhana digantikan dengan sistem sosial yang lebih
maju (kompleks) seperti halnya dengan berkembangnya kaum borjuis
menggantikan golongan feodal maka kelompok proletar akan
menggulingkan golongan feodal dalam sistem kapitalis.
Dalam konteks historical materialism Marx dan Engels tidak
mengemukakan teori kependudukan secara khusus.
Marx berpendapat tidak ada hukum universal mengenai penduduk.
Penduduk lebih banyak ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi
yang berlaku di berbagai masyarakat.
Masalah-masalah kependudukan, kesengsaraan/kemiskinan, dan
kelebihan pekerja merupakan hasil-hasil dari sistem ekonomi
kapitalis, dan akan dapat diselesaikan dengan mereorganisasi
masyarakat.
19
Orde Baru: Anti- Natalis
Tahun 1967 Presiden Suharto menandatangani United Nations
Decalaration on Population bersama 29 pemimpin lain di dunia.
Diawal Pemerintahan Presiden Suharto : Pembentukan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional pada Oktober 1968. Dan Pembentukan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970,
Sebelumnya dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan:
”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha pembatasan
kelahiran”.
Deklarasi mengakui penentuan jumlah dan jarak kelahiran anak
sebagai hak dasar manusia.
20
Menurut Plato dan Aristoteles, dua orang pemikir Yunaniyang hidup
ditahun 300 SM, menganjurkan jumlah penduduk yang tepat dan ideal
untuk sebuah kota. Apabila sebuah kota tidak dapat menampung
jumlah penduduk yang ada, maka diperlukan pembatasan kelahiran.
Sebaliknya, jika terjadi kekurangan penduduk, maka diperlukan
insentif (pendorong) untuk menambah kelahiran.
Pada tahun 1762, Sussmilch (Iskandar 1994) telah membicarakan
masalah penduduk berdasarkan “Hukum Tuhan”. Artinya, kelahiran
dan kematian merupakan kehendak Tuhan. Akan tetapi, pemikiran
seperti itu berubah setelah abad ke-18, yang dikenaldi Eropa sebagai
zaman penalaran (the age of reasons), yakni zaman dimana suatu
masalah dipertanyakan “mengapa” dan “ bagaimana pemecahannya”.
Pada abad itu, kemiskinan terjadi di mana-mana, yang mengakibatkan
munculnyamasalah-masalah social dan ekonomi. Para ahli dan
ilmuwan berusaha membuat atau mengembangkan studi mengenai
bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang dialami penduduk.
Banyak orang yang optimis dan percaya bahwa kemampuan atau
potensi manusia yang terus berkembang akan dapat memecahkan
segala masalah yang timbul. Akan tetapi, ada juga kalangan
masyarakat yang pesimis.
Golongan terakhir ini dicerminkan oleh pendapat Thomas Roberth
Maltus, yang hidup antara tahun1766 sampai tahun 1834. Salah satu
argumentasinya yang paling penting adalah bahwa dorongan alamiah
manusia untuk berkembang biak selalu dan akan selalu ada, dan
dengan kecepatan yang mengikuti deret ukur sehingga jumlah
manusia akan menjadi dua kali lipat dalam waktu yang cukup pendek
(sekitar 25 tahun). Kecepatan berkembang biak manusia ini jauh lebih
cepat dibanding kecepatan kenaikan bahan makanan yang dapat
diproduksi dari tanah yang tersedia(yang berkembang mengikuti deret
hitung) dan pada gilirannya akan mengakibatkan kesengsaraan dan
kelaparan. Pertumbuhan penduduk yang cepat degan sumber-sumber
yang terbatas akan menyebabkan berlakunya hukum hasil yang
21
menurun (the law of diminishing return) disektor pertanian dan
akhirnya terjadi keadaan stagnan.
Menurut Malthus, ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat
laju pertumbuhan penduduk. Ia membedakan antara kejadian yang
berada diluar kekuasaan manusia (positive cheks) dan hal yang bisa
diusahakan oleh manusia sendiri (preventive cheks).
1. Positive cheks : bencana alam, kelaparan, penyakit menular, perang
dan pembunuhan.
2. Preventive cheks : menunda perkawinan dan selibat permanen.
Malthus tidak menduga bahwa masalah pertumbuhan penduduk dan
kesejahteraannya dapat dipecahkan oleh revolusi industry.
Tulisan Malthus yang pertama (1799) merupakan contoh suatu
pendapat yang bersifat sangat umum tanpa didukung oleh data
statistik, namun pada buku edisi selanjutnya, untuk mendukung
argumentasinya Malthus melengkapi dengan data statistic.
Ahli ekonomi yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi
adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic-
Demographic Development, ia mengemukakan konsep the low-level
equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di Negara-
negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan
akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan tenaga kerja,
yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan modal,
produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lainnya.
Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta
jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapatan keluarga
dalam masyarakat tradisional. Pada saat pertumbuhan ekonomi
modern berlangsung, keinginan untuk mempunyai anak berangsur
menurun. Partisapi angkatan kerja anak dan kesempatan kerja untuk
anak-anak menurun. Meningkatnya pendapatan dan sistem jaminan
social yang semakin baik menyebabkan para orang tua tidak lagi
menggantungkan hari tuanya pada anak-anak mereka.
Dalam model rumah tangga ini, anak diasumsikan sebagai barang
normal (normal goods) dan seharusnya dengan meningkatnya jumlah
22
pendapatan rumah tangga akan mengakibatkan keinginan mempunyai
anak meningkat Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang menghilangkan
keinginan tersebut sehingga yang terjadi adalah jumlah anak yang lebih
sedikit. Salah satu faktor adalah meningkatnya harga relative (relative
price) dari anak dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Artinya,
harga barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh anak, naik lebih
cepat dibanding dengan harga barang dan jasa lainnya. Hal yang lebih
penting lagi adalah opportunity cost untuk memelihara anak
meningkat sejalan dengan meningkatnya gaji dan upah. Selain itu,
peningkatan pendidikan wanita telah mengakibatkan peningkatan
upah dan partisipasi angkatan kerja wanita. Akibatnya opportunity
cost untuk memelihara anak juga naik. Untuk wanita, price effect dari
naiknya upah lebih besar pengaruhnya dari pada income effect, yang
mengakibatkan keinginan untuk memelihara anak menurun.
Sebaliknya, laki-laki lebih banyak waktunya untuk bekerja dan kurang
waktunya untuk memelihara anak sehingga ketika upah mereka naik,
income effect menyebabkan keinginan mempunyai anak meningkat.
Hal lainnya adalah menyangkut taste atau selera. Rumah tangga lebih
mementingkan kualitas dari pada kuantitas anak. Akibatnya , orang
tua lebih mementingkan pendidikan serta kesehatan anak serta aspek
kualitas anak lainnya. Perimbangan antara kualitas dan kuantitas
inimengakibatkan menurunnya angka kelahiran.
Ahli ekonomi lainnya yang mengaitkan masalah penduduk dengan
ekonomi adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of
Economic-Demographic Development, ia mengemukakan konsep the
low-level equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di
Negara-negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam
pendapatan akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan
tenaga kerja, yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan
modal, produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
lainnya.
23
D. Rangkuman
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh empat komponen utama
demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi
masuk (in-migration), dan migrasi keluar (out-migration).
24
D. Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba
anda kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Apa pendapat Thomas Roberth Malthus tentang pertumbuhan
penduduk ?
2. Sebutkan 4 komponen yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk
?
3. Bagaimana menurut Teori ekonomi rumah tangga tentang anak-anak
dalam masyarakat tradisional ?
4. Bagaimana pandangan Orde Baru yang Anti-Natalis
> 81 % = Baik
> 60 - 80 = Cukup
< 60 % = Kurang
25
Kunci Jawaban
1. Pendapat Thomas Roberth Malthus; penduduk akan tumbuh
menurutderet ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan
berkembang menurut deret hitung.
2. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu:
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi
masuk) dan out migration (migrasi keluar).
3. Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta
jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapat keluarga
dalam masyarakat tradisonal.
4. Orde Baru : ”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha
pembatasan kelahiran”.
26
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
28