Anda di halaman 1dari 32

MODUL - 1

KONSEP DASAR-DASAR
DEMOGRAFI
UNTUK

DIKLAT TEKNIS DASAR-DASAR DEMOGRAFI

Disusun oleh :
1. Drs. Misah Asy’ari
2. Baiq Nining Handayani, SKM, M.Si
Perwakilan BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Barat

Diedit oleh: Achmad Sopian, S.Pd

BADAN KEPENDUDUKAN DAN


KELUARGA BERENCANA NASIONAL
KOWI, HOTEL USSU BOGOR, 2013
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, atas berkat-Nya maka Modul Konsep Dasar-Dasar Demografi
sebagai bagian dari paket Modul Diklat Teknis Dasar-Dasar
Demografi telah dapat diselesaikan.

Secara umum modul ini bertujuan memberikan pengetahuan,


ketrampilan dan sikap bagi peserta Diklat tentang Asal usul ilmu
Demografi, Teori-teori kependudukan, Keterkaitan analisis
demografi dan pembangunan, Manfaat analisis demografi dan
Kebijakan kependudukan di Indonesia. Dengan demikian
diharapkan akan meningkatkan kemampuan peserta diklat dalam
memahami Konsep, ruang lingkup dan pentingnya Ilmu Demografi
dalam Pembangunan.

Modul Pelatihan ini masih perlu dikembangkan oleh masing-masing


pengguna dan perlu perbaikan-perbaikan yang terus menerus.
Usulan perbaikan atau saran dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan modul pelatian ini sangat kami harapkan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul
pelatihan ini.

Bogor, Mei 2013

Ttd

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii


Daftar Isi ………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Diskripsi Singkat ……………………………………………………… 1
C. Manfaat Modul…………………………………………………………….. 1
D. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok………………………………….. 2
F. Petunjuk Belajar…………………………………………………………… 2

BAB II KONSEP DASAR DEMOGRAFI………………………………………….. 4


A. Pengertian Demografi …………………………………………………. 4
B. Sejarah dan Perkemangan Demografi …………………………….. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi ………………….. 9
F. Latihan ………………………………………………………………… 10
G. Rangkuman ……………………………………………………………… 10
H. Evaluasi…………………………………………………………………… 11
I. Umpan Balik dan Tindal Lanjut ............................................. 11

BAB III DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK…………………….. 14


A. Dinamika Penduduk……………………………………………………. 14
B. Teori-Teori Kependudukan……………………………………………. 16
C. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi………… 20
D. Rangkuman………………………………………………………………. 24
E. Evaluasi……………………………………………………………………. 25
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……………………………………... 25

iii
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….. 27

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 28

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demografi adalah salah satu disiplin ilmu. Bidang kajiannya adalah
struktur ( susunan) populasi manusia atau kependudukan di lingkup
wilayah tertentu dan dalam periode tertentu pula. Studi demografi
akan mengkaji sebab dan akibat perubahan struktur kependudukan
termasuk peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk yang
disebabkan tingkat kelahiran, tingkat kematian dan proses
perpindahan ( migrasi ) penduduk. Problematik demografi dalam
meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu
demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari
keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode
tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai.
Modul – 1 Konsep Dasar-dasar Demografi merupakan modul awal
yang mengantarkan Anda memahami modul-modul berikutnya
dalam paket Pelatihan Teknis Dasar-dasar Demografi

B. Diskripsi Singkat
Modul Konsep dasar – dasar Demografi merupakan pengantar tentang
Dasar – Dasar Demografi sebagai bahan pengajaran maupun sebagai
referensi dalam bidang kependudukan, sebagai materi pengantar
untuk seseorang yang akan mempelajari Ilmu Demografi secara
mendalam karena dalam modul ini membahas pengertian Demografi,
sejarah dan perkembangan Demografi, Tujuan dan Penggunaan
Demografi, manfaat Analisis Demografi, Pertumbuhan Penduduk dan
Pembangunan Ekonomi.

C. Manfaat Modul Bagi Peserta

Manfaat modul bagi peserta adalah sebagai bahan ajar dalam mata
Diklat Konsep Dasar Demografi agar sebagai petugas KKBPK dapat

1
mengerti dan memahami istilah-istilah dalam Demografi dan kaitannya
dengan program KKBPK yang dijalankan oleh BKKBN.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan mampu
memahami Konsep Dasar – Dasar Demografi

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda dapat:
– MenjelaskanPengertian Demografi
– Menjelaskan Sejarah dan Perkembangan Demografi
– Menjelaskan Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi
– Menjelaskan Dinamika Penduduk
– Menjelaskan Teori-Teori Kependudukan
– Menjelaskan Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan
Ekonomi

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


I. Konsep Dasar – Dasar Demografi
1. Pengertian Demografi
2. Sejarah dan Perkembangan Demografi
3. Tujuan dan kegunaan Analisis Demografi
II. Dinamika dan Pertumbuhan Penduduk
1. Dinamika Penduduk : Sebab dan Akibat
2. Teori – Teori Kependudukan
3. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

F. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan seksama indikator keberhasilan setiap BAB,
indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan anda
dalam belajar.
2. Bacalah materi yang diberikan oleh Widyaiswara ini secara berurutan
dengan seksama, tanyakan apabila ada yang kurang dimengerti.

2
3. Diskusikan dengan teman-teman anda bila ada masalah dalam
penyusunan ataupun pengusulan angka kredit.
4. Kerjakan soal-soal latihan yang diberikan untuk mengukur
kemampuan anda.
5. Jangan melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum anda
mengerjakan soal-soal latihan.
6. Untuk memperkaya pengetahuan carilah informasi dari sumber-
sumber lain yang relevan.

Baiklah, selamat belajar! Semoga anda sukses menerapkan pengetahuan


dan keterampilan yang diuraikan dalam Mata Diklat Konsep dasar
Demografi ini dan dapat melaksanakan tugas sehari-hari anda sebagai
seorang ASN BKKBN secara lebih baik lagi.

3
BAB II
KONSEP DASAR DEMOGRAFI

Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat
menjelaskan konsep dasar demografi

A. Pengertian Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari
katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang
artinya menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat
diartikan sebagai Tulisan-tulisan, atau karangan-
karanganmengenairakyatataupenduduk. Istilah ini pertama kali
dipakai oleh Achille Guilard pada tahun 1855 dalam karyanya yang
berjudul “Elements de Statique Humaine, ou Demographie Comparee”
atau Elements of Human Statistics or Comparative Demography.

Pengertian tentang demografi berkembang seiring dengan


perkembangan keadaan penduduk serta penggunaan statistik
kependudukan yang dialami oleh para penulis kependudukan pada
zamannya.
Berikut beberapa contoh tentang perkembangan pengertian demografi.
Menurut Donald J. Bogue (1973)

Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan


matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk
danperubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima
komponen demografiyaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Johan Sussmilch 1762 (Iskandar,1994) berpendapat bahwa demografi


adalah ilmu yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan

4
dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat dari
jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.

David V.Glass (1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada


studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu
fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Sedangkan menurut United Nations (1958) dan International Union


for the Scientific Study of Population/IUSSP
(1982)mendefinisikandemografi sebagai studi ilmiah masalah
pendudukan yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta
pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada studi
kuantitatif dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
pendudukan, yaitu fertilitas,mortalitas, dan migrasi. Ketiga faktor
ini biasanya disebut sebagai variabledemografi atau komponen
pertumbuhan pendudukan. Ketiga variable demogrfi tersebut ditambah
dengan faktor lain seperti perkawinan, perceraian, dan mobilitas sosial
(perubahan status sosial) akan menentukan struktur atau komposisi
penduduk.

Phillip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan berpendapat bahwa


demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran
territorial, komposisi penduduk, serta perubahannya dan sebab- sebab
perubahan tersebut.

George W. Barclay (1970)


George W. Barcay Memberi definisi demografi sebagai ilmu yang
memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi
mempelajari perilaku penduduk secara menyeluruh bukan perorangan.

Dengan mengacu pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan


bahwa ilmu demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan

5
statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara
matematis dan statistik dari data penduduk terutama mengenai
perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/strukturnya.
Perubahan perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan pada
komponen-komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu
fertilitas,mortalitasdan migrasi, yang pada gilirannya menyebabkan
perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.
Demografi memberikan gambaran menyeluruh tentang perilaku
penduduk, baik secara agrerat maupun kelompok.

B.Sejarah dan Perkembangan Demografi


Dalam sejarah menunjukkan upaya-upaya untuk pencatatan statistik
kependudukan sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu,
meskipun sudah dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil dan
digunakan secara terbatas. Seperti John Graunt (1620-1674), seorang
warga negara Inggris, dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatan
statistik penduduk. Bukunya yang berjudul Natural and Political
Observations Mentioned in a Following Index and Made Upon the Bills of
Mortality (Graunt, 1662 dalam Iskandar, 1994)
John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas Gereja, sebagian besar berisi analisis
mortalitas dan selebihnya mengenai fertilitas, migrasi, perumahan,
data keluarga, perbedaan antara kota dan Negara, dan jumlah
penduduk laki-laki yang berada pada kelompok umur militer. Data
yang digunakan dalam analisis kematian dan kelahiran tersebut
bersumber dari catatan kematian (The Bills of Mortality)yang
diterbitkan secara berkala oleh petugas gereja setiap minggu. Dari
hasil penelitiannya itu, Graunt mencetuskan “hukum-
hukum”pertumbuhan penduduk.
Graunt menyarankan agar penelitian yang menyangkut penduduk
lebih menekankan aspek komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
negara, umur, agama dan sebagainya. Keistimewaan dari pendekatan

6
yang dipergunakan oleh Graunt adalah kehati-hatiannya dan
kekritisannya dalam pengumpulan data. Apabila informasi yang ada
dirasakan terlalu sedikit, maka Graunt mengambil sampel untuk
melakukan estimasi. Ia melakukan penelitian empiris terhadap jumlah
dan perkembangan penduduk London pada masa itu. Dari usaha
Graunt dalam bidang kependudukan yang mencakup topik-topik yang
menarik, dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir pada zamannya.
Oleh karena itu Graunt dikenal pula sebagai Bapak Demografi.
Dalam studinya, Graunt memperoleh banyak dorongan dari Willian
Petty, seorang ahli statistik. Karya Petty, Political Arithmetic (1690),
berpengaruh besar terhadap perkembangan demografi. William Petty
(1623-1687) yang hidup sezaman dengan Graunt menganjurkan
berdirinya Central Statistical Office (Biro Pusat Statistic). Selain itu,
usaha memanfaatkan data statistik penduduk dilakukan pula oleh
Edmund Halley (1656-1742), seorang Astronom, dengan menyusun
tabel kematian (life table) modern yang pertama di kota Breslau pada
tahun 1687-1691.
Setelah era Graunt, perhatian public terhadap masalah
kependudukan, baik mengenai pencatatan statistic maupun
pertumbuhannya terus meningkat. Dalam sejarah perkembangan ilmu
demografi, timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini.
Awalnya, para pengamat berpendapat bahwa demografi lebih berfokus
pada penyusunan statistic penduduk dan analisisnya. Pendapat ini
memang dapat dimengerti karena pelopor-pelopor ilmu demografi,
seperti Sussmilch dan Guillard menganggap demografi sebagai bio-
social book-keeping, yang artinya kelahiran sebagai factor penambah
jumlah penduduk, sedangkan kematian sebagai factor pengurang
jumlah penduduk.
Dalam sejarah perkembangannyabeberapa pengamat membedakan
masalah penduduk menjadi dua bagian yaitu yang bersifat kuantitatif
yang membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi
penduduk, dan yang bersifat kualitatif membahas masalah penduduk
dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini kurang mendapat dukungan

7
karena ternyata keduanya mengandung unsur kualitatif dan
kuantitatif.
Oleh karena itu walaupun demografi menggunakan banyak hitungan
tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan
kepada orang bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik
penduduk. Ini memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor
ilmu seperti : Suszmilch, Guilard, Wolfe menganggap demografi sebagai
semacam “Tata Buku Bio Sosial” atau Bio-Social Bookkeeping. Jadi
memang pengumpulan angka-angka itu penting, tetapi angka-angka
tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru
bisa dinamakan ilmu demografi.
Pada tahun 1973 dilaksanakan Konggres di Paris selama Kongres
Masalah Kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah
membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur -
unsur demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin,
umur dan sebagainya. Ia menyarankan istilah PURE DEMOGRAPHY
untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan
berbeda dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini
mendapat sambutan positif.
Pure Demography (Demografi Murni) atau juga disebut demografi
formal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data
kependudukan. Dengan teknik-teknik tersebut dapat diperoleh
perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau di masa lampau.
Model-model formal sering kelihatan menakjubkan dan mempunyai
kegunaan yang besar, tetapi mereka jarang menyajikan jawaban
tentang pertanyaan-pertanyaan social tentang “MENGAPA” bentuk
atau proses yang ada itu terjadi. Untuk memberikan keterangan
“MENGAPA” tersebut diperlukan suatu ilmu lain yang biasa disebut
dengan Sociological Demography, Population Studies, Social
Demography, Demographic Sociology, atau Kependudukan. Ilmu ini
merupakan penghubung antara penduduk dan system social, dengan
harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar: bagaimana kita

8
menambah pengertian kita terhadap masyarakat melalui proses
analisis kependudukan.
Data demografi, pengukuran, teknik-teknik, dan model-model adalah
alat yang penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran
analitik. Jadi determinan-determinan dan konsekuensi-konsekuensi
dari pertambahan penduduk harus dianalisis pula. Dengan mengenal
prosessosial dimana terjadi perubahan penduduk diharapkan para ahli
demografi lebih mengerti dinamikanya penduduk.

Sekarang orang lebih menyadari bahwa demografi tidakdipelajari


secara murni terlepas dari variable-variabel non-demografis, misalnya
ekonomi, sosiologi, geografi, psikologi, politik, dan sebagainya. Juga
bukan lagi merupakan single theoretical discipline, tetapi lebih
menyerupai interdisciplinary science.

C. Tujuan dan Kegunaan Analisis Demografi


Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu :
1. Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu.
2. Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan
dengan data yang tersedia.
3. Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek
organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
4. Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk)
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.

Pengetahuan tentang analisis kependudukan penting digunakan oleh


lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Perencanaan-perencanaan yang berhubungan dengan
pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan social, perumahan,

9
pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang
dan jasa, jalan, rumah sakit-rumah sakit, pusat-pusat pertokoan dan
pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya
didasarkan pada data kependudukan.
Apabila seseorang ingin mengetahui seberapa cepat berkembangnya
perekonomian suatu negara, maka hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan lapangan kerja, persentase penduduk yang ada di sector
pertanian, industry dan jasa-jasa. Juga untuk melihat peningkatan
standar kehidupan dapat dilihat dari tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya
hidup seseorang di negara yang bersangkutan.

D. Latihan
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba
anda kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Sebutkan kata demografi berasal dari kata apa dan apa artinya ?
2. Bapak John Graunt disebut sebagai apa dan apa yang dilakukan ?
3. Sebutkan tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi
4. Pengetahuan tentang Analisis Kependudukan digunakan oleh
lembaga-lembaga apa saja ?

F. RANGKUMAN

Dari beberapa definisi demografi dapat disimpulkan bahwa demografi


adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal yang berhubungan dengan
komponen-komponen perubahan penduduk,seperti : Kelahiran,
Kematian, Migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan
komposisi penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin tertentu.
Dari pembahasan diketahui bahwa demografi merupakan alat untuk
mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan
memanfaatkan data dan statistik kependudukan, terutama mengenai
perubahan jumlah, komposisi, dan persebarannya (distribusi).
Sejarah dan perkembangan demografi

10
Pencatatan statistik penduduk pertama kali dipelopori oleh John Graunt
(1620-1674), seorang warga negara Inggris, dimulai dengan melakukan
analisis data kelahiran dan kematian setiap minggu yang diperoleh dari
catatan yang diterbitkan oleh petugas gereja. Dari usahanya dalam
bidang kependudukan dan dapat dikatakan bahwa ilmu demografi lahir
pada zamannya. Sehingga John Graunt mendapat sebutan sebagai
Bapak Demografi.
Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu
untuk :
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
4. Memperkirakan pertumbuhan penduduk atau proyeksi penduduk
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinannya.

G. Evaluasi
Diskusikan bersama teman anda tentang :
1. Sebutkan Salah satu definisi demografi ?
2. Sebutkan beberapa manfaat melakukan analisis demografi ?
3. Bagaimana pendapat Malthus yang tidak setuju memberi bantuan
kepada orang miskin ?

H. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada
modul akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda.

Jumlah soal yang dijawab benar


------------------------------------------ X 100 %
Jumlah keseluruhan soal

11
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai

> 81 % = Baik

> 60 - 80 = Cukup

< 60 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lakukan evaluasi


lagi dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi
bila penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi
kurang, maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi
modul ini sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada
pada tingkat kategori baik.

Kunci Jawaban Latihan :


1. Terdiri dari katademos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein
yang artinya menggambar atau menulis (tulisan – tulisan atau
karangan – karangan mengenai penduduk)
2. John Graunt melakukan Analisis data kelahiran dan kematian yang
diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas Gereja
3. Tujuan Para ahli Demografi melakukan Analisis Demografi yaitu :
- Untuk mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam
suatu daerah tertentu.
- Untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan sebaik-baiknya
dan dengan data yang tersedia.
- Untuk mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek
organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.

12
- Untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi
penduduk) pada masa yang akan datang dan kemungkinan-
kemungkinan konsekuensinya.
4. digunakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah, baik di
tingkat nasional maupun daerah.

Kunci Jawaban Evaluasi :

1. Definisi demografi menurut Donald J. Bogue (1973)


Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistic dan
matematik tentang besar, komposisi dan distri penduduk dan
perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui ekerjanya lima
komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
2. Manfaat melakukan analisis demografi
- Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu.
- Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau,
kecenderungannya, dan persebarannya dengan data yang
tersedia.
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan
penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial,
ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
- Memperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk)
pada masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan
konsekuensinya.

3. Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama


dengan meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang
miskin, yang karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih
banyak.

13
BAB III
DINAMIKA DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini Anda diharapkan dapat
menjelaskan dinamika dan pertumbuhan penduduk.

A. Dinamika Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis


antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan
yang mengurangi jumlah penduduk, secara terus-menerus penduduk
akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah
penduduk), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah
kematian yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu
migrasi juga berperan: ‘imigran’ (pendatang) akan menambah dan
‘emigran’ akan mengurangi jumlah penduduk. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4
komponen, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-
migration (migrasi masuk) dan out migration (migrasi keluar). Selisih
antara inmigration dan out migration disebut met migration atau
migrasi neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2
cara, yaitu: melalui perubahan reproduksi atau migrasi neto.

Pertumbuhan penduduk tersebut dapat dinyatakan dengan formula


sebagai berikut:

Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo)
Dimana :
Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar)
Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya

14
B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua
kejadian tersebut.
D : jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua
kejadian tersebut.
Mo : mighrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian.
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian.

Apabila proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-


komponennya digambarkan pada suatu model maka akan berbentuk
demikian :

Model Pertumbuhan Penduduk

Migrasi

Positif Negatif Nol

M > F N, T, S T T

M < F N N, T, S N

M = F N T S

Keterangan:
M = MOrtalitas (Kematian)
F = Fertilitas (Kelahiran)
N = Naik
T = Turun
S = Stabil
Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh
masing-masing komponen demografi terhadap pertumbuhan
penduduk.

15
B. Teori – Teori Kependudukan
Dari Malthus ke Neo-Malthusian

TentangTeori Kependudukanmengatakan bahwa ;

 hubungan antara penduduk dan keterbatasan sumber


alam/pangan (penduduk optimum)
 hubungan antara penduduk dan lingkungan (carrying
capacity/daya dukung)

Thomas Robert Malthus


Tentang Teori Kelebihan Penduduk (over population theory)
Mengembangkan pemikiran yang sudah dikembangkan oleh ayahnya,
Daniel Malthus, mengenai hubungan antara penduduk dan
pangan.Diterbitkan pertama kali sebagai Essay on the Principle of
Population (1798).
Tiga proposisi besar T.R. Malthus:
1. Penduduk dibatasi oleh sumber-sumber subsistensi/pangan.
2. Penduduk dengan sendirinya akan meningkat kalau sumber-
sumber subsistensi meningkat, kecuali kalau ada penghambat.
3. Penghambat tersebut, dan penghambat yang menekan kekuatan
perkembangan penduduk, serta penahan dampaknya pada tingkat
subsistensi, semuanya dapat dipecahkan melalui ketahanan
moral, kejahatan, dan kesengsaraan.
Pendapat Malthus yang terkenal: kalau tidak ada halangan maka
penduduk akan tumbuh menurut deret ukur sedangkan sumber-
sumber pangan hanya akan berkembang menurut deret hitung.
Pandangan Malthus :
1. Selama sumber-sumber subsistensi jauh melebihi kebutuhan
penduduk maka penduduk akan berkembang cepat untuk
mencapai keseimbangan dengan sumber-sumber subsistensi
yang ada.

16
2. Kalau sumber-sumber subsistensi ditingkatkan maka
penduduk dapat tumbuh lebih cepat lagi.

Kritik terhadap Malthus (Anti-Malthusian, Abad 19)


Malthus tidak setuju undang-undang kemiskinan (poor laws) yang
memberi bantuan kepada orang miskin.
Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang miskin sama
dengan meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang
miskin, yang karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih
banyak.
Malthus berpendapat jika orang miskin tidak dibantu maka perilaku
mereka akan berubah dan mereka akan mengurangi jumlah anak
mereka.
Karena ketidaksetujuannya terhadap poor laws, Malthus dikritik oleh
dua kubu :
1. Pertimbangan ekonomi: menekankan faktor-faktor seperti
perkembangan teknologi, pembagian pekerjaan dan upah.
2. Pertimbangan demografi: terutama penemuan dan pemikiran
mengenai perkembangan penduduk (population trends) dan
fertilitas, yang berlawanan dengan proposisi klasik Malthus
mengenai penduduk (terutama di Eropa).

Kelompok Anti-Malthusian berpendapat bahwa masalah jumlah


penduduk dapat diatasi dengan lebih efektif melaui upaya
pencegahan kelahiran.

Mazhab Ekonomi Klasik (Abad 19)


Pada akhir abad 19: asumsi-asumsi mazhab klasik mengenai teori
pertumbuhan ekonomi dan penduduk makin dipertanyakan karena:
1. Fertilitas menunjukkan penurunan.
2. Emigrasi terjadi di beberapa negara Eropa (Irlandia terutama
waktu terjadi potato famine).

17
3. Impor pangan terjadi kalau diperlukan.
4. Perkembangan teknologi.
5. Pengetahuan manusia dan kekayaan produktif makin
meningkat.
6. Perubahan sosial yang melawan kecenderungan terhadap hasil
yang makin berkurang (diminishing returns).

Marshal (1920): walaupun peranan alam dalam produksi


menunjukkan hasil yang semakin berkurang, peranan manusia
cenderung meningkatkan hasil atau hasil yang makin meningkat
(increasing returns).
Peningkatan hasil (volume produksi):
1. bersumber pada kecenderungan external economies (pasar yang
tidak tertutup)
2. sebagian karena adanya internal economies (berbagai
perubahan yang terjadi dalam sistem perekonomian dalam
negeri)
Perekonomian berkembang karena:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Peningkatan spesialisasi atau pembagian pekerjaan dan mesin-
mesin
3. Lokasi industri yang makin baik
4. Perluasan (ukuran) industri/perusahaan
5. Efisiensi dalam penggunaan bahan mentah
6. Perbaikan komunikasi dan pemasaran.

Marshal berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk di Eropa masih


berguna dalam jangka pendek dan tidak menyetujui pertumbuhan
penduduk yang tinggi di negara-negara berkembang.

Mazhab Sosialis dan Marx serta Engels (Abad 19)


Dialectic materialism, sistem filsafat Marx dan Engels, jika diterapkan
terhadap perubahan sosial disebut historical materialism, sejarah

18
manusia merupakan kontinuum perjuangan antar kelas dimana
sistem sosial sederhana digantikan dengan sistem sosial yang lebih
maju (kompleks) seperti halnya dengan berkembangnya kaum borjuis
menggantikan golongan feodal maka kelompok proletar akan
menggulingkan golongan feodal dalam sistem kapitalis.
Dalam konteks historical materialism Marx dan Engels tidak
mengemukakan teori kependudukan secara khusus.
Marx berpendapat tidak ada hukum universal mengenai penduduk.
Penduduk lebih banyak ditentukan oleh keadaan sosial dan ekonomi
yang berlaku di berbagai masyarakat.
Masalah-masalah kependudukan, kesengsaraan/kemiskinan, dan
kelebihan pekerja merupakan hasil-hasil dari sistem ekonomi
kapitalis, dan akan dapat diselesaikan dengan mereorganisasi
masyarakat.

Neo-Malthusian (Abad 19 dan abad 20)


Neo-Malthusian berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat
dibatasi dengan melakukan pembatasan kelahiran. Malthus sendiri
menentang pembatasan kelahiran.
Kebijakan kependudukan di Indonesia

 Orde Lama: Pronatalis


Presiden Soekarno pada tahun 1964 pernah berkata, ”Bagi saya,
penyelesaiannya ialah membuka tanah lebih luas lagi, sebab bila
engkau membuka seluruh tanah di Indonesia, engkau dapat
memberi makan 250 juta jiwa, dan saya hanya punya 103 juta jiwa
... Dalam negeriku, makin banyak (anak) makin baik.”
Pembatasan kelahiran terutama penggunaan kontrasepsi
bertentangan dengan moral bangsa Indonesia dan hanya dapat
disetujui jika dimaksudkan untuk mengatur kelahiran demi menjaga
kesehatan ibu, Ketidaksetujuan tokoh-tokoh agama.
Permintaan di kalangan ibu-ibu yang tinggal di wilayah perkotaan
dan berpendidikan tinggi.

19
 Orde Baru: Anti- Natalis
Tahun 1967 Presiden Suharto menandatangani United Nations
Decalaration on Population bersama 29 pemimpin lain di dunia.
Diawal Pemerintahan Presiden Suharto : Pembentukan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional pada Oktober 1968. Dan Pembentukan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970,
Sebelumnya dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan:
”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha pembatasan
kelahiran”.
Deklarasi mengakui penentuan jumlah dan jarak kelahiran anak
sebagai hak dasar manusia.

C. Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

Telah lama disadari bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat


menyebabkan berbagai permasalahan, terutama dalam bidang
ekonomi dan social. Beberapa ahli dari berbagai disiplin ilmu telah
lama pula memikirkan hal tersebut. Hal ini dapat terlihat dari
perkembangan pemikiran para ahli, seperti ahli ekonomi dan ahli
sosiologi.Akan tetapi, teori-teori tentang hubungan antara manusia
atau penduduk dengan masalah-masalah lain telah banyak di bahas
oleh beberapa ahli, seperti ahli ekonomi, agama, social, politik dan
pertahanan. Sekitar 500 tahun Sebelum Masehi (SM), konvisius, seorang
filsuf Cina, membahas hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, jumlah penduduk yang
terlampau besar akan menekan standar hidup masyarakat, terutama
kalau jumlah penduduk dikaitkan dengan luas tanah atau lahan
pertanian yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sebagai
pemecahan masalah kelebihan penduduk, ia menganjurkan agar
pemerintah memindahkan penduduk kedaerah yang masih
kekurangan penduduk.

20
Menurut Plato dan Aristoteles, dua orang pemikir Yunaniyang hidup
ditahun 300 SM, menganjurkan jumlah penduduk yang tepat dan ideal
untuk sebuah kota. Apabila sebuah kota tidak dapat menampung
jumlah penduduk yang ada, maka diperlukan pembatasan kelahiran.
Sebaliknya, jika terjadi kekurangan penduduk, maka diperlukan
insentif (pendorong) untuk menambah kelahiran.
Pada tahun 1762, Sussmilch (Iskandar 1994) telah membicarakan
masalah penduduk berdasarkan “Hukum Tuhan”. Artinya, kelahiran
dan kematian merupakan kehendak Tuhan. Akan tetapi, pemikiran
seperti itu berubah setelah abad ke-18, yang dikenaldi Eropa sebagai
zaman penalaran (the age of reasons), yakni zaman dimana suatu
masalah dipertanyakan “mengapa” dan “ bagaimana pemecahannya”.
Pada abad itu, kemiskinan terjadi di mana-mana, yang mengakibatkan
munculnyamasalah-masalah social dan ekonomi. Para ahli dan
ilmuwan berusaha membuat atau mengembangkan studi mengenai
bagaimana mengatasi masalah kemiskinan yang dialami penduduk.
Banyak orang yang optimis dan percaya bahwa kemampuan atau
potensi manusia yang terus berkembang akan dapat memecahkan
segala masalah yang timbul. Akan tetapi, ada juga kalangan
masyarakat yang pesimis.
Golongan terakhir ini dicerminkan oleh pendapat Thomas Roberth
Maltus, yang hidup antara tahun1766 sampai tahun 1834. Salah satu
argumentasinya yang paling penting adalah bahwa dorongan alamiah
manusia untuk berkembang biak selalu dan akan selalu ada, dan
dengan kecepatan yang mengikuti deret ukur sehingga jumlah
manusia akan menjadi dua kali lipat dalam waktu yang cukup pendek
(sekitar 25 tahun). Kecepatan berkembang biak manusia ini jauh lebih
cepat dibanding kecepatan kenaikan bahan makanan yang dapat
diproduksi dari tanah yang tersedia(yang berkembang mengikuti deret
hitung) dan pada gilirannya akan mengakibatkan kesengsaraan dan
kelaparan. Pertumbuhan penduduk yang cepat degan sumber-sumber
yang terbatas akan menyebabkan berlakunya hukum hasil yang

21
menurun (the law of diminishing return) disektor pertanian dan
akhirnya terjadi keadaan stagnan.
Menurut Malthus, ada beberapa hal yang bisa menjadi penghambat
laju pertumbuhan penduduk. Ia membedakan antara kejadian yang
berada diluar kekuasaan manusia (positive cheks) dan hal yang bisa
diusahakan oleh manusia sendiri (preventive cheks).
1. Positive cheks : bencana alam, kelaparan, penyakit menular, perang
dan pembunuhan.
2. Preventive cheks : menunda perkawinan dan selibat permanen.
Malthus tidak menduga bahwa masalah pertumbuhan penduduk dan
kesejahteraannya dapat dipecahkan oleh revolusi industry.
Tulisan Malthus yang pertama (1799) merupakan contoh suatu
pendapat yang bersifat sangat umum tanpa didukung oleh data
statistik, namun pada buku edisi selanjutnya, untuk mendukung
argumentasinya Malthus melengkapi dengan data statistic.
Ahli ekonomi yang mengaitkan masalah penduduk dengan ekonomi
adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of Economic-
Demographic Development, ia mengemukakan konsep the low-level
equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di Negara-
negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam pendapatan
akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan tenaga kerja,
yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan modal,
produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi lainnya.
Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta
jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapatan keluarga
dalam masyarakat tradisional. Pada saat pertumbuhan ekonomi
modern berlangsung, keinginan untuk mempunyai anak berangsur
menurun. Partisapi angkatan kerja anak dan kesempatan kerja untuk
anak-anak menurun. Meningkatnya pendapatan dan sistem jaminan
social yang semakin baik menyebabkan para orang tua tidak lagi
menggantungkan hari tuanya pada anak-anak mereka.
Dalam model rumah tangga ini, anak diasumsikan sebagai barang
normal (normal goods) dan seharusnya dengan meningkatnya jumlah

22
pendapatan rumah tangga akan mengakibatkan keinginan mempunyai
anak meningkat Akan tetapi, ada faktor-faktor lain yang menghilangkan
keinginan tersebut sehingga yang terjadi adalah jumlah anak yang lebih
sedikit. Salah satu faktor adalah meningkatnya harga relative (relative
price) dari anak dibandingkan dengan barang-barang lainnya. Artinya,
harga barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh anak, naik lebih
cepat dibanding dengan harga barang dan jasa lainnya. Hal yang lebih
penting lagi adalah opportunity cost untuk memelihara anak
meningkat sejalan dengan meningkatnya gaji dan upah. Selain itu,
peningkatan pendidikan wanita telah mengakibatkan peningkatan
upah dan partisipasi angkatan kerja wanita. Akibatnya opportunity
cost untuk memelihara anak juga naik. Untuk wanita, price effect dari
naiknya upah lebih besar pengaruhnya dari pada income effect, yang
mengakibatkan keinginan untuk memelihara anak menurun.
Sebaliknya, laki-laki lebih banyak waktunya untuk bekerja dan kurang
waktunya untuk memelihara anak sehingga ketika upah mereka naik,
income effect menyebabkan keinginan mempunyai anak meningkat.
Hal lainnya adalah menyangkut taste atau selera. Rumah tangga lebih
mementingkan kualitas dari pada kuantitas anak. Akibatnya , orang
tua lebih mementingkan pendidikan serta kesehatan anak serta aspek
kualitas anak lainnya. Perimbangan antara kualitas dan kuantitas
inimengakibatkan menurunnya angka kelahiran.
Ahli ekonomi lainnya yang mengaitkan masalah penduduk dengan
ekonomi adalah Leibenstein (1954). Didalam bukunya A Theory of
Economic-Demographic Development, ia mengemukakan konsep the
low-level equilibrium trap yang menjelaskan perubahan demografi di
Negara-negara sedang berkembang. Suatu kenaikan sedikit dalam
pendapatan akan meningkatkan jumlah penduduk dan persediaan
tenaga kerja, yang pada gilirannya akan menghapuskan pertumbuhan
modal, produktivitas, dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
lainnya.

23
D. Rangkuman
Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh empat komponen utama
demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi
masuk (in-migration), dan migrasi keluar (out-migration).

Konperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo menggaris bawahi


keterkaitan antara kependudukan danpembangunan.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan meningkatkan
kemampuan negara-negara melawan tekanan-tekanan yang diakibatkan
pertumbuhan penduduk Dan memungkinkan terjadinya perimbangan
danintegrasi dimensi kependudukan kedalam kebijakan pembangunan.
Kemiskinan menyumbang kepada tingkat fertilitas, morbilitas dan
mortalitas yang tinggi, &produktivitas ekonomi yang rendah.
Menurunkan pertumbuhanpenduduk, memberantas kemiskinan,
mencapai kemajuan ekonomi, meningkatkan perlindungan lingkungan &
kurangi pola konsumsi dan produksi yang berlebihan.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memperlambat pertumbuhan
penduduk dan tercapainya stabilitas kependudukan.
Pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai pelaku
pembangunan dengan terlebih dahulu dipersiapkan melalui
pemberdayaan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan
Keterkaitan antara kependudukan dengan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan kemiskinan, dengan lingkungan, dan dengan fertilitas,
mortalitas dan keluarga berencana di negara-negara lain terbukti
berhasil mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kualitas
kependudukan.
Integrasi kependudukan dalam strategi pembangunan
berkesinambungan mutlak perlu kalau Indonesia ingin menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing dalam era
globalisasi ini.

24
D. Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi ini, coba
anda kerjakan soal - soal berikut ini :
1. Apa pendapat Thomas Roberth Malthus tentang pertumbuhan
penduduk ?
2. Sebutkan 4 komponen yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk
?
3. Bagaimana menurut Teori ekonomi rumah tangga tentang anak-anak
dalam masyarakat tradisional ?
4. Bagaimana pandangan Orde Baru yang Anti-Natalis

F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada pada modul
akhir ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah
rumus di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban anda.

Jumlah soal yang dijawab benar


------------------------------------------ X 100 %
Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai

> 81 % = Baik

> 60 - 80 = Cukup

< 60 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkan latihan


dengan menerapkan pola diskusi bersama teman anda. Tetapi bila
penguasaan anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi
kurang, maka cobalah anda mempelajari ulang seluruh materi
modul ini sehingga penguasaan anda pada tes berikutnya berada
pada tingkat kategori baik.

25
Kunci Jawaban
1. Pendapat Thomas Roberth Malthus; penduduk akan tumbuh
menurutderet ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan
berkembang menurut deret hitung.
2. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen, yaitu:
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), in-migration (migrasi
masuk) dan out migration (migrasi keluar).
3. Teori ekonomi rumah tangga menganggap anak-anak sebagai harta
jaminan hari tua dan berkontribusi terhadap pendapat keluarga
dalam masyarakat tradisonal.
4. Orde Baru : ”Indonesia harus benar-benar memperhatikan usaha
pembatasan kelahiran”.

26
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Melalui Modul Konsep Dasar-dasar Demografi ini diharapkan dapat


membantu proses belajar mengajar bagi peserta Diklat Teknis Dasar-
dasar Demografi.

Semoga modul ini juga dapat menjadi bahan referensi tentang


kependudukan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Kartomo Wirosuhardjo, Dasar – Dasar Demografi, Lembaga Demografi


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 2007

Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph.D, Omas Bulan Samosir, Ph.D.,


Dasar – Dasar Demografi FEUI, 2010

BKKBN, Kebijaksanaan Kependudukan dan Keluarga Berencana


(Suatu Rekayasa Demografi Membangun Bangsa), Direktorat
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi, 2010

28

Anda mungkin juga menyukai