iii
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR ISTILAH v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Maksud dan Tujuan ………………………………………….. 1
C. Sasaran …………………………………………… 2
D. Pendekatan dan Metode Pelatihan …………………………………………… 2
E. Cara Penggunaan Modul …………………………………………… 3
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR ISTILAH
(rekayasa sosial).
laki-laki
GAP Gender Analysis Pathway
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimensi/aspek gender, yaitu laki-laki dan perempuan sebagai pelaku yang setara
Salah satu perangkat teknik untuk mengetahui dan menerapkan keadilan didalam
Analisis gender mengacu kepada cara yang sistimatis dalam mengkaji perbedaan
gender diperlukan alat analisis (tool) yang dapat membantu perencana dan
merekomendasikan solusinya.
bacaan dalam modul ini agar peserta dapat melakukan analisis gender di instansi
gender.
1
keterampilan tentang analisis gender dalam pengarusutamaan gender pada satuan
C. Sasaran
Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada berbagai jabatan, tugas dan fungsi. Namun
secara umum modul ini dapat digunakan berbagai kalangan untuk memahami
kegiatan belajar dalam pelatihan dibangun atas dasar partsipasi aktif peserta
Dalam POD, peserta pelatihan yang menggunakan orang dewasa diasumsikan sudah
memiliki konsep diri, yaitu kepribadian yang tidak tergantung kepada orang lain,
memiliki banyak pengalaman yang menjadi sumber penting dalam proses belajar,
peran sosial, serta memiliki keinginan segera menerapkan apa yang sudah
dipelajari.
2
E. Cara Penggunaan Modul
buah Modul sebagai bahan pengakayaan. Empat Modul yang diberikan kepada
Keempat modul ini satu sama lain saling berkaitan. Peserta harus memahami
Modul Analisis Gender adalah modul keempat dari seluruh materi dalam
Modul ketiga yaitu Modul Data Terpilah. Modul data terpilah berisi penyajian
data gender berupa laki-laki dan perempuan. Data terpilah ini akan digunakan
sebagai data pembuka wawasan dalam tahap analisis gender untuk melihat
dalam setiap kebijakan, program atau kegiatan. Dari hasil analisis gender
Materi yang akan diberikan dalam Modul Analisis Gender ada dua pokokbahasan
yaitu:
3
Setiap pokok bahasan dalam materi ini akan diberikan tujuan pembelajaran,
sub pokok bahasan, alokasi waktu yang dibutuhkan, metode dan media yang
tingkat pemahaman peserta. Pada akhir modul ini akan diberikan latihan untuk
4
BAB II
PENGERTIAN ANALISIS GENDER
A. Tujuan
Setelah membaca Modul ini peserta diharapkan mampu memahami pengertian
analisis gender.
B. Kerangka Materi
Materi Pengertian Analisis Gender terdiri dari:
C. Waktu
Waktu pembelajaran untuk pengertian analisis gender 30 menit.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran e-learning terdiri dari belajar
E. Media
Untuk menunjang tercapainya pembelajaran, diperlukan alat bantu berupa
F. Tahapan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran dalam materi pengertian analisis gender:
analisis gender
5
G. Bahan Bacaan
1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat
dalam:
keputusan; dan
6
kesalahan-kesalahan dalam pengembangan program yang hanya
berdasarkan pada asumsi tentang peran dan posisi perempuan dan laki-
laki.
kesenjangan gender
dilakukan.
7
langkah awal dalam rangka penyusunan kebijakan program dan kegiatan
perempuan baik sebagai objek maupun subyek pembangunan. Empat (4) faktor
tersebut adalah akses, partispasi, kontrol dan manfaat (APKM). Adapun yang
Contohnya:
Akses terhadap tawaran beasiswa sering tidak diambil oleh perempuan
karena kendala peran gender (perempuan) sebagai ibu terhadap anak- anaknya
(masih kecil) serta sebagai akibat dari stereotif gender yang disandang
sebagai pengurus rumah tangga. Kebijakan berkeadilan gender jika umur bagi
kerjasama riset dan publikasi dengan mitra peneliti lain dari luar neg eri.
beasiswa dalam hal ketepatan waktu penyelesain studi, tingkat prestasi yang
diperoleh selama studi ? Apakah hal ini pernah dianalisis sebagai dasar
Dalam contoh sebelumnya di atas aspek kontrol perlu diketahui siapa yang
9
Untuk analisis gender diperlukan data gender, yaitu data kuantitatif
maupun kualitatif yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan. Data
denganobyektif.
secara tepat. Analisis gender sangat penting khususnya bagi para pengambil
diharapkan masalah gender dapat diatasi atau dipersempit dan program yang
responsif gender.
10
H. Evaluasi
Bentuk Soal Pilihan Benar Salah
Silanglah huruf B jika pernyataan benar dan huruf S jika pernyataan salah.
No Pernyataan B-S
1. Berikut ini yang bukan menjadi bagian dari isu gender pada perbedaan
pembangunan.
11
b. Merumuskan permasalahan atau isu gender sebagai akibat adanya
kesenjangan gender
dilakukan.
kecuali..
sumberdaya
perempuan
pembangunan adalah
proses perencanaan
12
BAB III
ANALISIS GENDER
A. Tujuan
Tujuan pembelajaran analisis gender adalah peserta dapat melakukan analisis
B. Kerangka Materi
Materi pembelajaran analisis gender meliputi:
C. Waktu
Waktu pembelajaran untuk pokok bahasan analisis gender untuk teori 60
D. Metode
Metode yang digunakan dalam pokok bahasan analisis gender yaitu studi
E. Media
Untuk menunjang tercapaiya pembelajaran, diperlukan alat bantu berupa
F. Tahapan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran dalam materi analisis gender:
13
c. Setelah memahami tentang materi jenis-jenis analisis gender dalam
terpilah yang sudah dimiliki dan mengambil contoh beberapa sub kegiatan
G. Bahan Bacaan
1. Jenis-jenis analisis gender
dicapai. Artinya teknik analisis ini adalah sebuah alat bantu/tool dalam
Berikut beberapa alat analisis gender yang sering digunakan oleh para pemerhati
1) Model Harvard
2) Model Moser
7) Model Gender Analysis Pathway atau GAP. (UNFPA, Kantor Meneg PP.RI,
14
BK KBN, 2001:165-194).
atau keluarga maka yg digunakan analisis model Harvard. Ketika ingin mengetahui
masyarakat maka teknik analisis gender yang sesuai Model Harvard atau Model
Moser.
perencanaan gender yang paling awal untuk mengetahui profil gender secara
mikro dan peran gender dalam proyek pembangunan. Penggunaan analisis Model
Harvard lebih ditekankan untuk mengambarkan aktifitas gender (laki- laki dan
Ada dua aspek yang menjadi fokus dalam analisis model harvard yaitu
15
tanggungjawab seringkali berbeda. Pekerjaan produktif perempuan seringkali
dan terkait dengan pekerjaan rumah tangga mencakup peran perawatan dan
pemanfaatan tenaga yang lebih besar dan memakan waktu. Ini selalu menjadi
2. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien dan
3. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan
(masyarakat dan rumah tangga) meliputi empat (4) komponen yang disajikan
a. Profil kegiatan
Profil kegiatan didasarkan pada konsep pembagian kerja dengan data
terpilah/jenis kelamin. Profil kegiatan ini merinci kegiatan nyata menurut
umur (siapa mengerjakan apa), penjadwalan (alokasi waktu) untuk kegiatan
produktif dan reproduktif. Untuk penggalian data tergantung kebutuhan
program.
16
Tabel 1. Profil Kegiatan
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
Kegiatan
(Anak- (Dewasa) (Anak- (Dewasa)
anak) anak)
Kegiatan Produktif
Pertanian/ Kehutanan
Kegiatan 1
Kegiatan 2, dll
Bekerja /Pekerjaan
Kegiatan 1
Kegiatan 2, dll
Pendapatan:
dst.
Kegiatan Reproduktif
Pekerjaan RT
Penyiapan makanan
Pengambilan kayu bakar
Pengurus kebutuhan air
Pengumpulan obat-obat herbal
Sumber : Adapted from Overholt, Anderson, Cloud dan Austin. Gender Roles in Development
Project. Kumarian Press Inc. Connecticut.1985 (Soucer: Matth 1991,31)
Tabel di atas juga dapat digunakan untuk melihat parameter lain dalam
analisis yaitu:
toko, dll.
17
b. Profil akses dan kontrol
lahan tetapi dalam penentuan jenis apa yang ditanam di lahan dalam
AKSES KONTROL
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Sumberdaya
Tanah
Pengolahan
Pembayaran
Tenaga kerja
Pendidikan
Pelatihan, dst
Keuntungan
Pendapatan tambahan
Kepemilikan Aset
Kebutuhan dasar (makanan,
pakaian, dll)
Kekuasaan politik, dst.
dalam pembagian kerja, akses, dan kontrol (Tabel 1 dan 2). Faktor yang
perempuan.
18
Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dari tabel di atas dapat dilihat kendala dan peluang sebagai dasar
19
Analisis Harvard memiliki kekuatan dan kelemahan antara lain:
Fokus pada hal-hal yang kasat mata, fakta objektif, focks pada
Universitas London, Inggris awal tahu 1980an. Model Moser lebih dikenal
dengan Model Tiga Peranan (Triple Roles Model) yaitu Peran Produktif,
laki.
20
perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan praktis perempuan dan
dan peran sosial. Ini berguna untuk pemetaan pembagian kerja gender
Dalam melakukan analisis gender dengan Kerangka Moser ada enam langkah
21
No. Tahapan /Langkah Objek Kerangka Moser
Peran Reproduksi dan Produktif sudah dijelaskan pada pada analisis Model
Harvard.
distribusi makanan.
Melibatkan perempuan dan organisasi sadar gender. Hal ini penting untuk
22
kegiatan kehutanan: kelompok-kelompok tani perempuan dalam pengelolaan
pendapatan.
teknis
b. Menolak ketidakadilan
Kelemahan:
23
3.) Gender Analysis Matrix (GAM)
Gender analysis matrix (GAM) dikembangkan oleh A. Rani Parker sebagai
tentang gender. Secara eksplisit teknik ini digunakan oleh komunitas untuk
perburuhan laki-laki dan perempuan, waktu, sumber daya, dan faktor sosial
Wanita
Pria
Rumah Tangga
Komunitas
24
Penjelasan pengisian tabel GAM di atas berdasarkan dua tahap/alat yaitu:
Perempuan : Ini mengacu pada perempuan dari segala usia yang berada di
perempuan di masyarakat.
Laki-laki : Ini mengacu pada laki-laki dari segala usia yang berada dalam
kelompok sasaran (jika kelompok sasaran termasuk laki-laki), atau semua laki-
Rumah Tangga : Ini mengacu pada semua wanita, pria, dan anak-anak yang
tinggal bersama, bahkan jika mereka bukan bagian dari satu keluarga inti.
Komunitas : Ini mengacu pada semua orang di dalam area proyek. Jika
GAM melihat dampak pada empat bidang: tenaga kerja, waktu, sumber daya
air dari sungai), tingkat keterampilan yang dibutuhkan (terampil atau tidak
banyak orang yang melaksanakan tugas, dan berapa banyak dapatkah mereka
empat hari, dan sebagainya) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang
Sumber daya : Kategori ini mengacu pada perubahan akses ke sumber daya
25
tingkat kontrol atas perubahan sumber daya (kurang lebih) untuk setiap
Faktor sosial budaya : Ini mengacu pada perubahan aspek sosial kehidupan
peserta (termasuk perubahan peran atau status gender) sebagai akibat dari
Menggunakan GAM
Hal ini dimaksudkan agar analisis di GAM harus ditinjau dan direvisi sebulan
sekali untuk tiga bulan pertama, dan sekali setiap tiga bulan sesudahnya.
Setiap kotak harus diverifikasi pada setiap review GAM. Hasil yang tidak
pertanyaan-pertanyaan berikut.
• Hasil mana yang tidak terduga? (Ini akan muncul di GAM yang diisi selama
26
3) tanda tanya (?) jika mereka tidak yakin apakah konsisten atau
bertentangan.
khusus untuk digunakan dalam kemanusiaan, intervensi, dan bencana. CVA ini
dampak krisis pada mereka dan bagaimana cara menanggapi krisis tersebut.
Yang dimaksud dengan Kapasitas yaitu kekuatan yang ada dari inidividu
dan kelompok sosial yang berhubungan dengan bahan dan sumber daya fisik,
terhadap bencana baik rentan sebelum datangnya, saat terjadi, atau sesudah
27
praktis pada saat itu juga tetapi sebaliknya yaitu memerlukan strategijangka
Dalam melakukan analisis CVA ada dua (2) langkah yang dilakukan yaitu:
CVA paa langkah pertama ada tiga kategori yaitu fisik, sosial, dan kapasitas
kerentanan mencakup iklim, tanah, dan lingkungan tempat tinggal orang/ hidup
teknologi, air, dan pasokan makanan, akses ke ibukota dan aset lainnya. Laki-
laki dan perempuan mengalami perbedaan sehingga bagi pelaksana CVA akan
merujuk pada hal-hal sosial dari sebuah komunitas dan mencakup struktur
gender pada kategori ini sangat penting karena laki-laki dan perempuan
memiliki peran berbagai bentuk yang berbeda secara luas, maka perlu
1. Struktur sosial masyarakat apa yang ada sebelum bencana dan bagaimana
sosial?
28
Kapasitas dan kerentanan motivasi dan sikap, mencakup budaya dan
sosial/ politik?
2. Apa keyakinan dan motivasi orang saat sebelum terjadi bencana dan
CVA pada langkah ini melihat masyarakat berdasarkan jenis kelamin dan
luar matriks. Kedua disagregasi menurut dimensi yang lain dari hubungan
sosial melihat bahwa suatu komunitas dapat juga dianalisis menurut faktor-
faktor lain seperti: tingkat kekayaan, afiliasi politik, kelompok etnis atau
bahasa, usia, dan seterrusnya. Di sini tidak lepas dari siapa mengungkapkan
terpengaruh oleh krisis dan intervensi. Secara umum CVA matriks dapat
29
Tabel 7. Matriks Analisis CVA berdasarkan Kapasitas dan Kerentanan
Kerentanan Kapasitas
Fisik/materi
Apa sumberdaya produktif,
keterampilan dan bahaya
yang ada ?
Sosial/organisasi
Apakah ada hubungan antar
manusia ?
Apakaha ada Struktur
organisasi ?
Motivasi/sikap
Bagaimana pandangan
komunitas/masyarakat
terhadap kemampuannya
untuk membuat perubahan?
‘Pembangunan adalah proses dimana kerentanan dikurangi dan kapasitas
ditingkatkan’.
Sumber : Anderson and Woodrow, 1989
Fisik/materi
Sosial/organisasi
Motivasi/sikap
30
Tabel 9. Penggunaan Matrik CVA Pengungsi di Sierra Leone
Kerentanan Kapasitas
Fisik/materi Kepala keluarga perempuan Keterampila wanita meliputi:
tidak dapat mengakses tenaga
Apa sumberdaya produktif, kerja laki-laki untuk Peningkatan pendapatan
keterampilan dan bahaya membangun rumah/ kamp; (membuat sabun,
yang ada ? Sehingga tidak berhak memanggang, mewarnai
menerima jatah makanan. tekstil, berdagang kecil-
Akibatnya, banyak wanita: kecilan);
Dipaksa memberikan layanan Pertanian (kacang tanah,
seksual untuk mengakses beras, dan sayuran);
tenaga kerja laki-laki; Pekerjaan kejuruan (guru,
Dipaksa mengambil pinjaman perawat bayi, pekerja
untuk jatah makanan komunitas)
berikutnya, yang mengarah
ke siklus hutang;
Terlibat dalam prostitusi di
komunitas perkotaan.
Sosial/organisasi 27% rumah tangga yang Petani perempuan
dipimpin oleh seorang membentuk kelompok untuk
Apakah ada hubungan antar perempuan (suami mengerjakan praktek lokal
manusia ? dibunuh,hilang atau pergi pengolahan lahan kecil yang
Apakaha ada Struktur mencari pekerjaan) disumbangkan;
organisasi ?uktur organisasi Ikatan kerabatan yang erat
mereka? Pembagian pekejaan/tugas antara pengungsi dan
di kamp penggungsi komunitas asli memungkinkan
didominasi laki-laki; pertukaran makanan, tempat
perempuan kepala keluarga tinggal, dan tanah untuk
tidak memiliki akses penuh. tenaga kerja;
Pertukaran tenaga kerja
antara laki-laki dan
perempuan memungkinkan
rumah tangga yang dikepalai
perempuan untuk mengakses
tenaga kerja laki-laki untuk
membangun rumah.
Motivasi/sikap Semangat sangat rendah Setelah beberapa waktu,
saat tiba di kamp diantara para pengungsi
Bagaimana pandangan orang-orang yang melarikan mengembangkan strategi
komunitas/masyarakat diri dari pejuang bertahan hidup untuk
terhadap kemampuannya pemberontakan beberapa memaksimalkan kesempatan
untuk membuat perubahan? kali,setelah serangan memperoleh penghasilan:
berulang kali
Banyak wanita yang Perempuan dan anak-anak
kehilangan suami dan anak- tetap tinggal di kamp:
anak karena para Para pemuda kembali ke
pemberontakan sangat Sierra Leone untuk menjaga
berpengaruh. tanah dan mulai bertani.
Sumber: Anderson and Woodrow, 1989
31
5). Kerangka Pemberdayaan Perempuan
Longwe, seorang ahli gender dari Lusaka, Zambia. Tujuan kerangka Longke
diberdayakan.
1. Tingkat Kesetaraan
dalam lima tingkat dari tertinggi ke terendah yaitu dari aspek Kontrol,
tentang perbedaan antara jenis kelamin dan gender, dan kesadaran bahwa
keyakinan bahwa pembagian kerja secara seksual harus adil dan dapat
diterima oleh kedua belah pihak, dan tidak melibatkan dominasiekonomi atau
32
kesejahteraan sumberdaya (makanan, pendapatan, perawatan medis).
Partisipasi
Kesadaran Kritis
(Conscienticicao)
Akses
Welfare
(kebutuhan
dasar-praktis)
Keterangan: Anak panah di atas menunjukan arah peningkatan menuju kesetaraan dan dan
pemberdayaan.
diperhatikan.
33
3) Tingkat positif : Pada tingkat ini, tujuan proyek secara positif berkaitan
Proyek/Kegiatan:
Kesetaraan
Negatif Netral Positif
Pengakuan
Kontrol
(decision Making)
Partisipasi
Kesadaran
Kritis
(Conscienticicao)
Akses
Welfare
(kebutuhan dasar-
praktis)
pembangunan.
34
5. Terdapat penilaian tentang di mana perempuan sudah memiliki
waktu ke waktu;
kesetaraan - bukan pada sistem rumit hak, klaim, dan tanggung jawab
Development Studies di Sussex, Inggris, yang mengacu pada akar feminis sosialis.
ketidaksetaraan gender yang ada dalam distribusi sumber daya, tanggung jawab,
dan kekuasaan, dan untuk merancang kebijakan dan program yang memungkinkan
keluarga dan rumah tangga dalam jaringan hubungan sosial yang menghubungkan
mereka dengan komunitas, pasar, dan negara. Kabeer menulis bahwa model peran
rangkap tiga yang dirumuskan oleh Moser kurang memperhatikan “fakta bahwa
(rumah tangga, pasar, negara bagian, dan komunitas) sehingga sumber daya yang
sama dapat diproduksi melalui cara yang sangat berbeda “hubungan sosial."
35
Ada empat konsep kunci dalam pendekatan ini:
Hubungan seperti itu menentukan siapa kita, apa peran dan tanggung jawab
Relasi gender merupakan salah satu jenis relasi sosial (kadang disebut relasi
sosial gender). Relasi social bukanlah sesuatu yang kaku dan kekal tetapi
dapat dan berubah melalui faktor-faktor seperti perubahan makro atau agen
manusia. Perempuan miskin kerap dikeluarkan dari akses dan kepemilikan atas
dimensi hubungan sosial yang berbeda, tetapi saling terkait: aturan, sumber
36
1) Aturan (Rules), atau bagaimana segala sesuatu dilakukan? Apakah
2). Aktifitas (Activities), yakni apa yang dilakukan? siapa melakukan apa,
siapa mendapatkan apa, siapa berhak mengklaim atas apa. Aktifitas bisa
Praktik kelembagaan seperti ini bisa diubah jika dianggap hubungan yang
tidak setara.
3). Sumber daya yaitu apa yang yang digunakan, apa yang diproduksi.
(pangan, capital aset, dan sebagainya), ataupun yang tidak kelihatan seperti
4). Orang (People), yakni siapa yang terlibat, siapa yang pergi, siapa
melakukan apa?
2) Kebijakan yang sadar gender: Kebijakan ini mengakui bahwa perempuan dan
laki-laki adalah aktor pembangunan, dan bahwa mereka diatasi dengan cara
yang berbeda, seringkali tidak setara, sebagai calon peserta dan penerima
GAP adalah suatu alat analisis gender yang dapat digunakan untuk membantu
38
Perencanaan pembangunan yang responsif gender harus dilakukan untuk
Oleh karena itu penyempurnaan alat analisis ini mutlak diperlukan. Berikut
Keunggulan:
a. Menghasilkan program/kegiatan yang responsif gender
b. Metodologi sederhana
f. Mudah dilakukan .
Kelemahan:
39
Dari penjabaran teknik analysis yang diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan
40
No. Teknik Analysis Dekripsi Penggunaan
4. Capacities and Digunakan untuk penilaian Kerangka atau metode ini bisa
Vulnerabilities kesiapan bencana dan mengakibatkan analisis yang buta
Anaysis (CVA) kemanusiaan gender jika peserta tidak memiliki
Framework pemahaman tentang gender.
Pada umumnya digunakan untuk
program mitigasi dan kesiapan
bencana
5. Kerangka Penilaian dampak dari Penggunaan kerangka atau metode ini
Pemberdayaan intervensi pemberdayaan terbatas pada apa adanya, tidak
Perempuan perempuan. Penilaian dampak dapat menangkap sistem sosial yang
(Kerangka dari intervensi pemberdayaan komplek dari hak dan kewajiban yang
Longwe) perempuan ada dalam masyarakat
6. Model Sosial Analisa pada ketidaksetaraan Kerangka ini terlihat rumit tetapi bisa
Relation gender yang ada pada disesuaikan dan disederhanakan.
Approach (Naila distribusi sumberdaya, Relasi gender sebagai sebuah relasi
Kobar) tanggungjawab dan kekuasaan sosial yang dapat berubah-ubah.
7. Model Gender Analisa ini banyak digunakan Membantu perencana menyusun
Analysis Pathway para perencana dalam program responsif gender,
(GAP) kebijakan,program, kegiatan membutuhkan data terpilah laki-laki
pembangunan dan perempuan
Sumber: FAO dan Recoft, 2016 (Kompilasi)
program dan kegiatan pembangunan agar responsif gender. Terdapat 9 langkah yang
harus dilakukan dalam melaksanakan GAP. Langkah tersebut terbagi dalam 3 (tiga
tahap), yaitu:
Langkah-langkah dan alur kerja kerja dalam Gender Analysis Pathway (GAP ) dapat
41
Tabel 14. Langkah-langakh dalam Gender Analysis Pathway (GAP)
LANGKAH-LANGKAH GAP PENJELASAN
I. TAHAP ANALISIS KEBIJAKAN YANG RESPONSIF GENDER
I. PILIH Memilih kebijakan/program/kegiatan yang hendak
KEBIJAKAN/PROGRAM dianalisis
/KEGIATAN YANG AKAN Menuliskan tujuan kebijakan/program/ kegiatan
DIANALISIS
II. MENYAJIKAN DATA Menyajikan data pembuka wawasan yang
PEMBUKA WAWASAN terpilah menurut jenis kelamin
Data terpilah ini bisa berupa data statistik yang
kuantitatif atau kualitatif, misal: hasil survei, hasil FGD,
review pustaka, hasil kajian, hasil pengamatan, atau hasil
intervensi kebijakan/program/kegiatan yang sedang
dilakukan
III. MENGENALI FAKTOR Menemukenali dan mengetahui ada tidaknya faktor
KESENJANGAN GENDER kesenjangan gender yaitu: akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat (APKM
IV. MENEMUKENALI SEBAB Temu kenali isu gender di internal lembaga. Misalnya:
KESENJANGAN terkait dengan produk hukum, kebijakan, pemahaman yang
INTERNAL masih kurang diantara pengambil
keputusan dalam internal lembaga
V. MENEMUKENALI SEBAB Temu kenali isu gender di eksternal lembaga. Mislanya,
KESENJANGAN apakah budaya patriarkhi, gender stereotip (laki-laki
EKSTERNAL selalu dianggap sebgaia kepala keluarga)
II. TAHAP FORMULASI KEBIJAKAN YANG RESPONSIVE GENDER
VI. REFORMULASI TUJUAN Merumuskan kembali tujuan kebijakan/ program/kegiatan
yang responsif gender
VII. RENCANA AKSI Menetapkan rencana aksi
Rencana aksi diharapkan mengatasi kesenjangan gender
yang teridentifikasi pada langkah 3, 4 dan 5
III. TAHAP PENGUKURAN HASIL
VIII DATA DASAR Menetapkan data dasar yang dipilih untuk mengukur
kemajuan (progress)
Data yang dimaksud diambil dari data pembuka wawasan
yaang telah diungkapkan pada langkah 2 yang terkait
dengan tujuan kegiatan dan output kegiatan
IX. INDIKATOR GENDER Menetapkan indikator gender sebagai pengukuran hasil
melalui ukuran kuantitatif maupun kualitatif
42
Gambar 1 . Alur Kerja GAP
Berdasarkan langkah-langkah dan alur kerja GAP, format isian GAP dapat
dibuat dalam bentuk tabel yang disajikan landscape atau portrait. Pilihan format
landscape atau portrait lebih mengacu pada kemudahan para perencana satuan
kerja atau instansi dalam pengisian dan atau mengacu pada pedoman yang berlaku
43
Tabel 15. Format GAP (Pilihan format Portrait)
Satuan kerja/
Instansi
Program ………………………………………………………………………………………….
Cara Mengisi
• Pilih Program yang mampu menyelesaikan visi dan misi kepala
daerah
Kegiatan ……………………………………………………………………………………………….
KOLOM Pilih kegiatan yang relevan dengan program yang akan dijalankan
1 Indikator Kerja …………………………………………………………………………………………………..
Isikan data kuantitatif atau kualitatif untuk menunjukkan adanya
indikator ketercapaian tujuan program
Tujuan ……………………………………………………………………………………………………
• Tuliskan apa hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
program/kegiatan
• Tujuan yang dituliskan disini adalah tujuan yang tertuang dalam
dokumen program /kegiatan masing-masing satker
AKSES:
……………………………………………………………………………………………………
Isikan data peluang memanfaatkan sumberdaya mencakup:
Sumberdaya alam
Sumberdaya manusia
Sumberdaya keuangan
Ketersediaan layanan pemerintah
PARTSISIPASI:
……………………………………………………………………………………………………..
Isikan data yang menunjukkan Knowledge, Attitude, Practice (KAP)
Data Pembuka
KOLOM dari seseorang, kelompok, masyarakat dalam kegiatan pembangunan
Wawasan (Data sebagimana sudah dipilih dalam kolom 1.
2
Pilah Gender) KONTROL:
……………………………………………………………………………………
Isikan data yang menunjukkan kemampuan seseorang dan atau
masyarakat untuk mengambil keputusan
MANFAAT:
………………………………………………………………………………………..
Isikan data dari hasil pembangunan yang dirasakan baik secara
langsung maupun tidak langsung oelh masyarakat (terpilah laki-laki
dan perempuan)
I Faktor ………………………………………………………
S Kesenjangan/ Akses Rumuskan isu gender sesuai data ketimpangan
U Permalasalaah Partisipasi yag ada pada kolom 2. Pilih datayang paling
KOLOM subtantif menunjukkan adanya ketimpangan
(Akses, Kontrol
3 G Partisipasi,
gender
Manfaat
E Kontrol,
N Manfaat)
44
D …………………………………………………………………………….
E Isikan sebab kesenjangan yang berasal dari Satker pengusul
R Sebab kegiatan, yaitu:
KOLOM Kesenjangan SDM
4 Internal (di Dana
Regulasi
Satker) Koordinasi
Sarpras, dll.
Sebab ………………………………………………………………………
KOLOM Kesenjangan Isikan sebab kesenjangan yang berasal dari luar satker seperti:
5 Budaya,
Ekternal Norma, dll
Reformulasi ………………………………………………………….
Tujuan (Jika Formulasikan kembali tujuan sebagaimana tertuang dalam kolom 1.
KOLOM sudah responsif Cara paling mudah adalah dengan copy paste tujuan tertulis dalam
6 kolom 1, seandainya sudah responsif gender tidak perlu diubah, jika
gender tidak perlu
masih netral atau bias gender bisa diperjelas agar menjadi responsif
dirumuskan lagi
gender
…………………………………………………………………………
KOLOM Isikan aktifitas-aktfitas yang relevan dengan kegiatan sebagimana
Rencana Aksi
7 tertuang dalam kolom 1 dan pastikan bahwa rincian aktifitas mampu
menjawab isu gender sebagiaman tertuang dalamkolom 3,4,5
KOLOM Data Dasar …………………………………………………………..
Isikan data sebagimana tertuang dalam kolom 2, pilih data yang
8 Terpilah
secara langsung menjelaskan kesenjangan gender
P (Baseline)
Rumusan Kinerja
E
…………………………………………………………….
N Sebutkan barang, jasa atau fasilitas lain yang diterima oleh kelompok
G sasaran sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan kegiatan.
Output
U Indikator Kinerja
K ………………………………………………………………………….
U Isikan data kuantitatif dan atau kualitatif untuk menunjukkan
adanya indicator ketercapaian tujuan kegiatan
R
Rumusan Kinerja
A ……………………………………………………………………………..
N Isikan perubahan kondisi fisik maupun social sebagai akibat dari
H ouput kegiatan. Pastikan nahwa rumusan kinerja mampu menjawab
KOLOM
A Outcome tujuan program
9 Indikaor Kinerja
S
……………………………………………………………………………….
I
Isikan data kuantitatif dan atau kualitatif untuk menunjukkan
L adanya indicator ketercapaian tujuan kegiatan
45
Tabel 16. Matrik Lembar Kerja GAP (Lanscape)
Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 Kolom 8 Kolom 9
Pilih Kebijakan Kebijakan dan Rencana
Isu Gender Pengukran Hasil
atau Program Data Aksi ke Depan
Langkah I
46
a) hasil baseline Study (karena idealnya harus dilakukan kajian/ assessment/ baseline
study sebelum kebijakan/program/kegiatan dirancang); atau
b) hasil intervensi kebijakan atau program atau kegiatan yang sedang/ sudah
dilakukan.
47
perencanaan selalu memastikan bahwa perempuan dan laki-laki yang menjadi target
mendapatkan akses yang adil dan manfaat yang setara; memastikan suara,
kebutuhan maupun kendala mereka sebagal perempuan dan laki-laki terakomodasi
atau terfasilitasi; serta memastikan keduanya mendapatkan penguasaan terhadap
sumberdaya melalui cara yang adil sehingga mendapatkan hasil yang setara.
Sumberdaya lni bisa berupa kredit, informasi, pengetahuan, keterampilan, dll,
tergantung pada program atau kegiatan intervensi. Contoh: karena peran
gendernya, perempuan tidak dapat menghadiri sosialisasi UU PKDRT yang
diadakan malam hari; Sebab itu diadakan pertemuan di siang hari atau waktu yang
tepat untuk perempuan dapat hadir mendengarkan informasi itu. Itulah yang disebut
adil gender; masing- masing, baik perempuan dan laki-laki kemudian mendapatkan
informasi yang sama (kesetaraan gender). (2) Dalam menganalisis tidak selalu
memakai ke-empatnya (akse,manfaat, patisipasi dan penguasaan), tetapi bisa memilih
yang relevan.
Langkah 4
Temukenali isu qender di internal lembaqa dan atau budaya lembaqa/ orqanisasi
yanq (dapat) menyebabkan terjadinya isu qender misalnya: produk hukum,
kebijakan dari lembaga yang bersangkutan masih netral gender/tidak responsif
gender; pemahaman tentang gender yang masih kurang diantara personil
(pengambil keputusan, perencana, staf, dan llain lain); dan/atau belum adanya
political will dan komitmen dari pengambil kebijakan.
Langkah 6
48
gender. Tujuan semula tidak dirubah total, tetapi dengan menyisipkan satu
dua kata pada tujuan yang sudah ada.
Contoh (1): Tujuan yang tertera adalah ‟menciptakan lapangan kerja ‟. Agar
menjadi responsif gender, perlu disisipkan kata ‟termasuk untuk perempuan‟.
Contoh (2): Tujuannya adalah ‟membangun sarana pasar, sekolah dan puskesmas.‟
Agar menjadi responsif gender, ditambah dengan kata ‟yang dekat dengan
permukiman.‟
Penjelasan: Tidak ada kata ‟responsif gender‟ atau kata ‟perempuan dan laki-
laki‟dalam contoh ke-2. tetapi dengan mennyisipkan kata ‟yang dekat dengan
permukiman.‟ lsu gender yang harus diperhatikan adalah pasar, s ekolah, dan
puskemas itu sangat ‟dekat‟dengan peran gender perempuan.
Langkah 7
Susun rencana aksi yanq responsif qender dengan merujuk pada isu gender
yang telah teridentifikasi (hasil Langkah 3-5) dan sesuai dengan tujuan
kebijakan/program/kegiatan yang telah direformulasi (kolom 6), maka
dirancang rencana aksi yang responsif terhadap isu gender.
Penjelasan: Keuntungan dari rencana aksi yang teridentifikasi sebagai hasil dari
analisis gender ini lengkap untuk menuju ke kesetaraan gender (sebagai outcome)
melalui hasil kegiatan multi tahun. Tahapan kegiatan dapat diimplementasikan per
tahun/periode.
Langkah 8
Tetapkan base-line yaitu data dasar yang dipilih sebagai suatu titik untuk
mengukur kemajuan (progress) pelaksanaan kebijakan/program/ kegiatan. Data dasar
tersebut dapat diambil/dipilih dari data pembuka wawasan (kolom 2), yang relevan
dan strategis untuk menjadi ukuran.
Langkah 9
Tetapkan indikator qender yaitu ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk:
memperlihatkan apakah kesenjangan gender telah menghilang atau
berkurang (hasil intervensi jangka pendek/tahunan); bertambahnya dan
diimplementasikanya kebijakan/program/kegiatan yang responsif gender;
memperlihatkan apakahtelahterjadi perubahan dalambudaya internal
lembaga dan perilaku pada para perencana kebijakan/program/ kegiatan,
dengan melakukan analisis gender sebagai salah satu analisis dalam proses
perencanaan; dan
memperlihatkan apakah terjadi di (masyarakat) kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses dan/atau manfaat dan atau
partisipasi dari program pembangunan yang diintervensikan dan/atau
penguasaan terhadap sumberdaya dan pada akhirnya terjadi perubahan
relasi gender di dalam rumah tangga, dan/atau di masyarakat.
49
Berikut dibawah ini beberapa contoh format GAP pada beberapa instansi satuan
kerja di K/L.
Tabel 17. Format Gender Analysis Pathway (GAP) Balai Diklat LHK
KOLOM 1 Satuan Kerja Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar
Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Kegiatan 1. Penyelenggaraan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Penyelenggaraan Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan
Generasi Lingkungan.
3. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM.
Tujuan Meningkatnya Produktifitas dan Daya Saing SDM
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KOLOM 2 Data Pembuka AKSES :
Wawasan (Data Kesempatan mengikuti diklat terbuka bagi laki-laki dan
Pilah Gender) perempuan karena dalam surat info diklat tidak
membedakan antara calon peserta laki-laki dan
perempuan.
Jumlah usulan calon peserta dari instansi pengirim lebih
banyak laki-laki dari pada perempuan.
Data usulan calon peserta diklat belum dipilah berdasarkan
gender
Sarana prasarana kediklatan telah ditingkatkan untuk
mengakomodir kebutuhan yang berbeda dari peserta diklat
laki-laki dan perempuan
PARTISIPASI :
Data rekapitulasi lulusan peserta diklat adalah :
Tahun 2017 : 587 orang
Laki-laki = 464 orang (79%)
Perempuan = 123 orang (21%)
Tahun 2018 : 510 orang
Laki-laki = 383 orang (75%)
Perempuan = 127 orang (25%)
Tahun 2019 : 695 orang
Laki-laki = 529 orang (76%)
Perempuan = 166 orang (24%)
Tahun 2020 : 939 orang
Laki-laki = 722 orang (76,89%)
Perempuan = 217 orang (23,11%)
Tahun 2021 : 548 orang
Laki-laki = 414 orang (75,55%)
Perempuan = 134 orang (24,45%)
50
KONTROL :
- Penentuan peserta diklat dari daftar usulan calon peserta
diklat dilakukan oleh Penanggung Jawab Akademis
Program Diklat dengan memperhatikan persyaratan
peserta dalam kurikulum. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan peserta antara lain usia,
tingkat pendidikan, jabatan, pangkat/gol, dan instansi
pengirim.
- Pengelola kediklatan diampu oleh SDM yang telah
bersertifikat TOC dan/atau MOC secara berimbang dari
jenis kelamin perempuan dan laki-laki.
MANFAAT:
Manfaat diklat lebih dirasakan oleh laki-laki karena jumlah
peserta diklat laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
KOLOM 3 Faktor Akses Partisipasi Akses informasi mengenai diklat tidak
Kesenjangan/ Kontrol Manfaat dibatasi kepada calon peserta laki-laki
Permasalahan dan perempuan, tetapi pada
(Akses, pelaksanaannya calon usulan peserta
Partisipasi laki-laki lebih banyak dari pada
Kontrol, perempuan.
Manfaat) Tingkat partisipasiperempuan dalam
diklat lebih rendah dari pada laki-laki.
Dalam kondisi pandemi Covid 19
ISU GENDER
51
KOLOM 4 Sebab SDM
Kesenjangan - Masih kurangnya pemahaman pegawai BDLHK tentang
Internal (di responsif gender
SKPD) - Tim Sub Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG) BDLHK
belum berjalan optimal
Regulasi
- Sosialisasi aturan tentang pengarusutamaan gender (P.31
tahun 2017) belum dilakukan kepada seluruh pegawai
lingkup Balai. Akibatnya pemahaman mengenai
responsif gender masih rendah.
- Regulasi PUG belum diterapkan di tingkat teknis
Koordinasi
- Belum ada koordinasi dalam internal tim Sub Pokja PUG
BDLHK
- Belum ada koordinasi antara tim Sub Pokja PUG BDLHK
dan penyelenggara diklat
Sarpras
Penyediaan sarprasyangmengakomodir perbedaan
kebutuhan laki-laki dan perempuan telah disiapkan oleh
instansi meski masih ada sarpras yang belum mendukung.
Sarpras yangbelummendukung seperti belum ada
pemisahan area menjemur pakaian bagi pesertalaki-laki
dan perempuan, dan pada sebagian ruang kelas masih
menggunakan kursi lipat (dengan meja yangmenjadi satu
dengan kursi) yangkurang nyaman
karena bagian kaki terbuka.
KOLOM 5 Sebab Budaya dan lingkungan tidak mendukung peran
Kesenjangan perempuan secara luas di bidang lingkungan hidup dan
Eksternal kehutanan
Norma dalam masyarakat masih membatasi peran perempuan
dalam bidang-bidang yang diasosiasikan dengan peran
feminin
KOLOM 6 Reformulasi Meningkatnya daya saing SDM LHK yang responsif gender untuk
Tujuan (jika sudah mendukung peningkatan devisa dan penerimaan negara
responsif gender
tidak perlu
dirumuskan lagi)
KOLOM 7 Rencana Aksi Tahap Persiapan Diklat
RA 1 : Sosialisasi peraturan tentang PUG di lingkup BDLHK
RA 2 : Koordinasi antara Sub Pokja PUG dengan penyelenggara
diklat
RA 3 : Membuat SOP pelatihan yang responsif gender
Penyusunan SOP pelatihan dengan memperhatikan :
- Prosentase peserta laki-laki dan perempuan
- Kebutuhan kamar bagi peserta wanita yang membawa
52
anak kecil dan pengasuh
RA 4 : Identifikasi peserta menurut jenis kelamin
Pembuatan data terpilah usulan calon peserta
berdasarkan jenis kelamin
RA 5 : Penyiapan bahan ajar diklat yang memasukkan nilai- nilai
responsif gender
RA 6 : Penyediaan sarpras yang mempertimbangkan perbedaan
kebutuhan laki-laki dan perempuan
Tahap Pelaksanaan Diklat
RA 7 : Penerapan proses belajar mengajar yang memasukkan
sensitivitas gender
Tahap Monev
RA 8 : Monitoring dan evaluasi pelaksanaan diklat yang
responsif gender
RA 9 : Penyusunan rencana tindak lanjut
Data Dasar Data rekapitulasi lulusan peserta diklat adalah :
terpilah Tahun 2017 : 587 orang, dengan proporsi laki-laki 79% dan
KOLOM 8 (Baseline) perempuan 21%
Tahun 2018 : 510 orang, dengan proporsi laki-laki 75% dan
Pengukuran Hasil
perempuan 25%
Tahun 2019 : 695 orang, dengan proporsi laki-laki 76% dan
perempuan 24%
Tahun 2020 : 939 orang, dengan proporsi laki-laki 76.89%
dan perempuan 23.11%
Tahun 2021 : 548 orang, dengan proporsi laki-laki 75.55% dan
perempuan 24.45%
KOLOM 9 Output RUMUSAN KINERJA
Meningkatnya proporsi peserta diklat perempuan baik Aparatur,
non Aparatur masyarakat di wilayah layanan
INDIKATOR KINERJA
1. Proporsi peserta pelatihan perempuan meningkat menjadi
sekurang-kurangnya 30%
2. Menurunnya disparitas gender dalam kepesertaan diklat
INDIKATOR KINERJA
1. Bertambahnya jumlah SDM LHK yang meningkat
kapasitasnya baik laki-laki dan perempuan
2. Bertambahnya jumlah pelaku utama dan pelaku usaha dalam
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan yang meningkat
kapasitasnya baiklaki-laki dan perempuan.
Sumber: Bagian Perencanaan BP2SDM KLHK dan BDLHK Makassar
53
H. Evaluasi
1. Model analisis gender yang paling praktis untuk skala mikro (rumah tangga),
berguna sebaga baseline informasi yang detail adalah bagian dari teknis
analisis….
a. Model Moser
c. Model Harvard
2. Dibawah ini adalah alat utama yang diperhatikan dalam analysis Model Moser
, kecuali....
strategi.
54
permasalahan gender dan menyusun rencana kegiatan adalah … ………….
b. Model Moser
5. Dibawah ini adalah tiga (3) tahapan besar dalam melakukan teknik analysis
6. Data terpilah sebagai data pembuka wawasan berupa data kualiatif dan kuantitatif
dalam penyusunan analisis Model Gender Analysis Pathway (GAP) dimasukkan pada
tahapan ....
7. Faktor kesenjangan atau isu gender mencakup aspek akses, partisipasi, kontrol dan
8. Pernyataan “Meningkatnya daya saing SDM KLHK yang responsif gender untuk
mendukung peningkatan devisa negara” dalam penyusunan analisis Model GAP masuk
55
a. Tahap formulasi kebijakan yang responsif gender
9. Langkah penyusunan rencana aksi yang menjadi bagian mengatasi kesenjangan gender
a. Indikator gender
10.. Menetapkan indikator gender sebagai pengukuran hasil melalui ukuran kuantitatif dan
kuantitas dalam penyusunan analisis gender model GAP masuk pada tahapan
I. LATIHAN
Untuk melakukan analisis gender memerlukan alat/tool analisis. Dalam materi
sudah diberikan penjelasan tujuh teknik analisis gender sebagai alat bantu untuk
gender pada instansi masing-masing sesuai peran dan tugas. Setiap peserta
56
BAB IV
PENUTUP
Gender untuk mengetahui dan mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Perlu
dipaham bersama bahwa teknik analisis gender adalah sebuah alat bantu/tool
sebagai tambahan pengetahuan, dan konsep analisis yang dapat dilakukan baik
dalam skala mikro yaitu rumah tangga, proyek, dan skala luas yaitu
dengan benar dan efektif dapat menemukenali isu-isu gender dan merancang
program atau kegiatan yang tepat untuk meningkatkan peran laki-laki dan
57
JAWABAN SOAL EVALUASI
1. Benar
2. Benar
3. Salah
4. Salah
5. Benar
58
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS, 2007. Gender Analiysis Pathway (GAP). Alat Analisis Gender untuk
Perencanaan Pembangunan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS) bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
Jakarta.
FAO and Recoft, 2016. Training Manual. Mainstreaming Gender into Forestry
Interventions in Asia dan The Pacific.
Nurhaeni, D.A. Ismi. Pedoman Teknis Penyusunan Gender Analyisis Pathway (GAP)
dan Gender Budget Statement (GBS). Australia Indonesia Parthernship for
Decentralisation (AIPD).
Parker, Rani, 1993 "Another Point of View: Manual on Gender Analysis Training
for Grassroots Workers." New York: UNIFEM.
Siscawati, Mia. 2015. Panduan Pengarusutamaan Gender dalam Siklus Pengelolaan
Program. Forest Governance Program Phase 2 (FGP 2) Kemitraan.
UNDP, 2021. Modul Pelatihan Penguatan Kesadaran Gender untuk Fasilitator. GOLD
ISMIA Proyek Pembatasan dan Pengurangan Merkuri pada Pertambangan Emas Skala
Kecil (PESK) Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Riset
dan Inovasi Nasional (BRIN)
59