Anda di halaman 1dari 4

C.

Target dan Angka Capaian Program Kesehatan Reproduksi

Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa Kesehatan


Reproduksi mencakup 5 (lima) komponen/program terkait, yaitu Program Kesehatan Ibu
dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS,
dan Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut.

Saat ini, program kesehatan reproduksi di Indonesia yang diprioritaskan baru


mencakup 4 (empat) komponen/program, yaitu: Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir,
Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi Remaja, serta Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat
komponen/program tersebut disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE).
Jika PKRE ditambah dengan pelayanan Kesehatan Reproduksi untuk Usia Lanjut, maka
pelayanan yang diberikan akan mencakup seluruh komponen Kesehatan Reproduksi, yang
disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).

1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program
pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan KIA menjadi tolok ukur dalam Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan dan memiliki 10 (sepuluh) indikator kinerja, antara lain
(Depkes RI, 2008c) :
1) Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target sekitar 95%;
2) Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dengan target sekitar
80%;
3) Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan dengan target sekitar 90%;
4) Persentase cakupan pelayanan nifas dengan target sekitar 90% ;
5) Persentase cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dengan target sekitar 80%;
6) Persentase cakupan kunjungan bayi dengan target sekitar 90%;
7) Persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) dengan
target sekitar 100%;
8) Persentase cakupan pelayanan anak balita dengan target sekitar 90%;
9) Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan pada keluarga miskin dengan target sekitar 100%;
10) Persentase cakupan bayi BBLR yang ditangani dengan target sekitar 100%

2. Program Keluarga Berencana

Dalam Renstra BKKBN 2020-2024 ditetapkan Sasaran Strategis sebagai berikut:

1) Menurunnya TFR dapat mencapai 2,26 pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi
2,1 pada tahun 2024.
2) Meningkatnya angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) 61,78 %
pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 63,41 % pada tahun 2024.
3) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/unmet need 8,6 % pada tahun
2020 dan ditargetkan menjadi 7,4 % pada tahun 2024
4) Menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) dengan target 25/1000 kelahiran pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi
18/1000 kelahiran pada tahun 2024
5) Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) sebesar 53,57 pada tahun 2020
dan ditargetkan menjadi 61,00 pada tahun 2024
6) Meningkatnya median usia kawin pertama (MUKP) 21,9 tahun pada tahun 2020
dan ditargetkan menjadi 22,1 pada tahun 2024.
3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Program kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu program pokok
pembangunan nasional. Salah satu sasaran strategis yang ingin dicapai adalah berkaitan erat
dengan Program Kesehatan Reproduksi Remaja yang ditingkatkan melalui Pusat Informasi
dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Pada saat ini, PIK Remaja
berjumlah sekitar 23.579 tersebar di 34 Provinsi yang diharapkan menjadi wadah bagi
remaja untuk berkumpul, berbagi cerita, berkreatifitas dan saling tukar informasi.
Selain itu, terdapat juga program kesehatan reproduksi remaja seperti GenRe.
Program GenRe merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi masalah pembangunan
manusia khususnya remaja. Program ini berfokus pada pembinaan remaja-remaja Indonesia
menjadi remaja visioner yang terhindar dari resiko Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS,
Napza).

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)


termasuk HIV/AIDS
Kementerian Kesehatan dan para mitra ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat
untuk meraih sukses mencapai Three Zero pada tahun 2030. Dengan cara, antara lain tidak
ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi
stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Upaya yang terus dilakukan Pemerintah yaitu telah dicanangkan strategi Fast Track
90-90-90 yang meliputi percepatan pencapaian :
1) 90% orang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini;
2) 90% dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV;
3) 90% ODHA dalam terapi ARV berhasil menekan jumlah virusnya sehingga
mengurangi kemungkinan penularan HIV, serta tidak ada lagi stigma dan
diskriminasi ODHA.
Dalam rangka mencapai target itu, Kementerian Kesehatan menerapkan strategi
akselerasi Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP). Suluh dilaksanakan melalui
edukasi yang menargetkan sekitar 90% masyarakat paham HIV; Temukan dilakukan melalui
percepatan tes dini dan diharapkan sekitar 90% ODHA tahu statusnya; Obati dilakukan
untuk mencapai 90% ODHA segera mendapat terapi ARV; dan Pertahankan yakni 90%
ODHA yang ART tidak terdeteksi virusnya.
Selain itu, Kemenkes melakukan akselerasi ARV, dengan target pada tahun 2020
sebanyak 258.340 ODHA yang mendapat terapi ARV. Saat ini baru 50% atau 17 provinsi
yang telah mencapai target ODHA on ART yaitu: Aceh, Jambi, Sumsel, Bengkulu,
Lampung, Babel, Jabar, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulut
dan Gorontalo.

Daftar pustaka

https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/KESPRO.pdf Diakses pada tanggal 1 Februari 2021 pukul


13.32

https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/1034/memahami-arah-kebijakan-strategi-
bangga-kencana-2020-2024# Diakses pada tanggal 1 Februari 2021 pukul 16.05

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61716/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y Diakses pada tanggal 3 Februari 2021 pukul 20.16

https://www.kemenkopmk.go.id/menuju-indonesia-bebas-aids-2030 Diakses pada tanggal 3


Februari 2021 pukul 22.15

Anda mungkin juga menyukai