Anda di halaman 1dari 51

MODUL – 2

KONSEP DAN UKURAN


FERTILITAS

DIKLAT TEKNIS
DASAR-DASAR DEMOGRAFI

DISUSUN OLEH :
KHOLIFATURRACHMAN, SH
COLINE ASITA, S.I.P

PERWAKILAN BKKBN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Diedit oleh: Achmad Sopian, S.Pd

BADAN KEPENDUDUKAN DAN


KELUARGA BERENCANA NASIONAL
KOWI, HOTEL USSU BOGOR, 2013
i | Fertilitas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya Modul Konsep dan Ukuran Fertilitas telah tersusun.
Sehingga Modul “Konsep dan Ukuran Fertilitas” dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman peserta yang tergabung dalam Diklat Teknis Dasar-
Dasar Demografi bagi ASN BKKBN, PLKB/PKB, Mitra kerja, maupun Motivator.
Dengan adanya misi BKKBN dalam mewujudkan pembangunan yang
berwawasan kependudukan maka semua pegawai BKKBN baik di pusat dan
daerah harus memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar demografi.
Modul ini masih perlu dikembangkan oleh masing-masing pengguna dan
ditindak lanjuti melalui praktek lansung di lapangan dalam memenuhi kebutuhan
operasional serta dari sumber kepustakaan. Saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan bahan ajar sangatlah kami harapkan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul ini. Semoga modul ini
dapat memberikan manfaat kepada setiap peserta ajar dan pembacanya.

Palembang, Mei 2013


Kabid Latbang
Perwakilan BKKBN Prov. Sumatera Selatan

Uliantina Meity, SE,.MM


NIP.19610520 198603 2 002

ii | Fertilitas
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................... i

KATA PENGANTAR ............................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................... 1

A. Latar Belakang ......................................... 1

B. Deskripsi Singkat .................................... 7

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta ............ 7

D. Tujuan Pembelajaran ............................... 7

1. Kompetensi Dasar .............................. 7

2. Indikator Keberhasilan ........................ 7

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........ 7

F. Petunjuk Belajar ....................................... 8

BAB II. Konsep Fertilitas .......................................... 9

A. Pengertian Fertilitas ................................. 9

B. Istilah-Istilah dalam Fertilitas……… ......... 10

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas 12

D. Latihan ..................................................... 20

E. Rangkuman ............................................ 20

F. Evaluasi ................................................... 21

G. Umpan Balik ............................................ 24

iii | Fertilitas
BAB III. Ukuran-Ukuran Fertilitas ........................... 26

A. Ukuran Fertilitas Tahunan…… ................ 26

B. Ukuran Fertilitas Kumulatif…… ................ 33

C. Latihan .................................................... 37

D. Rangkuman ............................................. 37

E. Evaluasi .................................................. 38

F. Umpan Balik ............................................ 43

BAB V. PENUTUP .................................................. 45

Kunci Jawaban ........................................ 46

DAFTAR PUSTAKA ................................................ v

iv | Fertilitas
BAB I
PENDAHULUAN
`

A. Latar Belakang

Pembangunan kependudukan tidak lagi dipahami secara sempit, hanya

sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan

tetapi sasarannya jauh lebih luas untuk mewujudkan kesejahteraan

penduduk. Dengan demikian, kebijakan kependudukan merupakan bagian

integral dari kebijakan pembangunan secara keseluruhan, dan kebijakan

kependudukan harus diletakkan dalam rangka kebijakan pembangunan

jangka panjang.

Pembangunan Nasional bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya. Pencapaian tujuan dimaksud memerlukan waktu dan sasaran

bertahap. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam

pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan

sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan.

Sebagai sumber daya pembangunan kuantitas penduduk menjadi modal

utama, disamping kualitas yang lebih tinggi untuk menjamin dan

mempercepat proses terwujudnya tujuan pembangunan. Pembangunan

masalah kependudukan dirasakan merupakan suatu hal yang sangat

penting terutama menyangkut karakteristiknya seperti pertumbuhan,

kepadatan, penyebaran, kematian dan kelahiran.

1 | Fertilitas
Pengetahuan tentang keadaan kependudukan sangat mempengaruhi

kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam berbagai bidang seperti

pendidikan,kesejahteraan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Hal ini

sekaligus menunjukkan bahwa masalah pembangunan tidak dapat

terlepas dari masalah kependudukan.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan

perubahan-perubahan penduduk. Ilmu demografi merupakan suatu alat

untuk mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan

memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta perhitungan-

perhitungan secara matematis dan statistik dari data kependudukan

terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan

komposisi/strukturnya. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan pada komponen-komponen utama pertumbuhan

penduduk yaitu, fertilitas (kelahiran), migrasi (perpindahan), dan mortalitas

(kematian), yang pada gilirannya menyebabkan perubahan pada jumlah,

struktur, dan persebaran penduduk. Demografi memberikan gambaran

menyeluruh tentang prilaku penduduk, baik secara agregat maupun

kelompok. (Sri Moertiningsih: 2011: 3)

Secara umum, gambaran tetang penduduk dan data kependudukan

sangat diperlukan terutama oleh pembuat kebijakan, baik dikalangan

pemerintah maupun non pemerintah. Data tentang jumlah penduduk,

2 | Fertilitas
misalnya digunakan sebagai informasi dasar dalam pengembangan

kebijakan penurunan angka kelahiran, peningkatan kesehatan,

persebaran penduduk, persediaan kebutuhan penduduk akan makanan,

pendidikan, perumahan dan lapangan pekerjaan .

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Dalam Undang-Undang nomor 52 mengamanatkan bahwa penduduk

harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan yaitu

penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan. Adapun penduduk

sebagai subyek pembangunan (pelaku pembangunan) berperan sebagai

pelaku pembangunan di bidang ekonomi secara berkelanjutan. Sementara

itu penduduk sebagai obyek pembangunan berperan sebagai penikmat

hasil-hasil pembangunan di bidang sosial berkelanjutan. Keberhasilan

dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan

mengembangkan kualitas penduduk dapat mempercepat terwujudnya

pembangunan nasional yang berkelanjutan. Variabel pembangunan

berintegrasi dengan variabel demografi.

Demografi merupakan suatu alat untuk mempelajari perubahan-

perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik dari

data kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan

statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah,

3 | Fertilitas
persebaran dan komposisi/sturkturnya. Perubahan-perubahan tersebut

dipengaruhi oleh perubahan pada komponen-komponen utama

pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

Fertilitas adalah salah satu istilah didalam ilmu demografi maupun

sosiologi demografi, fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi yang

factual atau yang nyata dari seorang perempuan maupun kelompok

perempuan. dengan kata lain fertilitas ini berkaitan dengan bayi yang lahir

ke dunia dalam keadaan hidup. Selain itu juga fertilitas menyangkut

peranan kelahiran terhadap perubahan dari jumlah suatu penduduk.

Fertilitas, natalitas, dan fekunditas adalah tiga istilah yang sama tetapi

mempunyai ruang lingkup yang sedikit berbeda, ruang lingkup fertilitas

sebatas dalam ranah peranan kelahiran dalam perubahan penduduk,

sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran dalam perubahan

penduduk dan reproduksi manusia, dan fekunditas diartikan sebagai

potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang perempuan ataupun

kelompok perempuan secara fisik atau fisioterapis untuk melahirkan anak.

Fertilitas dalam istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang

nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain

fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Sedangkan

Fekunditas merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Fertilitas

adalah penambahan jumlah anggota baru dari suatu penduduk

4 | Fertilitas
dikarenakan kelahiran. Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran

hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu. Fertilitas atau

kelahiran sebagai komponen demografi merupakan salah satu faktor

penambah jumlah penduduk disamping migrasi penduduk masuk. Dari

ketiga komponen demografi; fertilitas, migrasi, dan mortalitas. Fertilitas

merupakan parameter pertama dan utama yang mempengaruhi

pertumbuhan penduduk. Jika angka fertilitas disuatu negara tinggi,

biasanya angka pertumbuhan penduduk juga tinggi.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2010 bahwa Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki

tugas untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan

menyelenggarakan Program Keluarga Berencana (KB), untuk itu BKKBN

memiliki visi “Penduduk tumbuh seimbang 2015” dengan misi “

mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan

keluarga kecil bahagia sejahtera. Dengan adanya misi BKKBN dalam

mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan maka

semua pegawai BKKBN baik di pusat dan provinsi harus memiliki

pengetahuan tentang dasar-dasar demografi.

Sementara ini SDM yang memiliki kompetensi tersebut masih sangat

terbatas dan bahkan nyaris tidak ada. Oleh karena itu perlu diberikan

pembekalan melalui pelatihan. Sehubungan dengan hal

5 | Fertilitas
tersebut, diperlukan pendidikan dan pelatihan demografi bagi pengelola

program KKB mulai dari Pusat sampai ke lini lapangan. Setelah mengikuti

pelatihan tersebut, mereka diharapkan mampu merencanakan sasaran

pembangunan KKB secara tepat, sehingga jumlah penduduk dapat

dikendalikan secara optimal sesuai dengan daya dukung SDA yang

tersedia.

Dengan mempelajari fertilitas dapat diketahui tingkat kelahiran dan faktor

yang berhubungan dengan kelahiran di suatu daerah. Oleh karenanya

fertilitas sebagai salah satu komponen demografi merupakan satu hal

yang sangat perlu dipelajari dan dipahami tidak hanya bagi BKKBN

sebagai Instansi yang bertugas dalam pelaksanaan pengendalian

penduduk. Mempelajari fertilitas juga sangat berguna bagi para penentu

kebijakan dan perencana program dalam merencanakan pembangunan,

terutama pembangunan sosial menyangkut kesejahteraan Ibu dan anak,

hingga pada akhirnya tujuan Pembangunan Nasional dapat terwujud.

6 | Fertilitas
B. Deskripsi Singkat

Dalam bahan ajar ini peserta diklat akan mempelajari konsep dan ukuran-

ukuran fertilitas.

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Mata diklat ini diberikan untuk membantu peserta dalam memahami

konsep dan ukuran-ukuran fertilitas sebagai salah salah satu komponen

demografi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami konsep

dan ukuran-ukuran fertilitas.

2. Indikator Keberhasilan

Peserta dapat:

1) Menjelaskan Konsep Fertilitas

2) Menguraikan Ukuran-Ukuran Fertilitas

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1) Materi Pokok :

1. Konsep Fertilitas

2. Ukuran-Ukuran Fertilitas

7 | Fertilitas
2) Sub Materi Pokok :

1.1 Pengertian Fertilitas

1.2 Istilah-Istilah dalam Fertilitas

1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Fertilitas

2.1 Ukuran Fertilitas Tahunan

2.2 Ukuran Fertilitas Kumulatif

F. Petunjuk Belajar

Untuk dapat menguasai mata diklat Fertilitas ini, peserta diklat perlu

mengikuti beberapa petunjuk belajar berikut :

a. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif bersama Widyaiswara di

dalam kelas dengan baik

b. Berdiskusi dengan sesama peserta dalam waktu yang telah ditentukan

dengan topik dan intruksi yang diberikan widyaiswara

8 | Fertilitas
BAB II
KONSEP FERTILITAS

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat menjelaskan
konsep fertilitas

A. Pengertian Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu komponen pertumbuhan

penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk disamping migrasi

masuk. Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan

tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gisi dan kecukupan

kalori, perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi

anak usia sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan

menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja

perempuan dan perempuan usia subur yang akan menikah dan melahirkan

bayi.

Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan

dengan kesuburan wanita atau disebut juga fekunditas. Akan tetapi dalam

perkembangan ilmu demografi fertilitas lebih diartikan sebagai hasil

reproduksi yang factual atau yang nyata dari seorang perempuan maupun

kelompok perempuan. Dengan kata lain fertilitas ini berkaitan dengan

banyaknya bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan hidup. Selain itu juga

fertilitas menyangkut peranan kelahiran terhadap perubahan dari jumlah

suatu penduduk. (Sri Moertiningsih, 2010)

9 | Fertilitas
Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu

melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan

abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis

seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit untuk diukur. Ahli

demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live

birth), sehingga dapat dikatakan Istilah fertilitas adalah sama dengan

kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang

perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya berteriak,

bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003).

Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa

kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan

kematian bayi akan menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam

jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

disaat kematian bayi masih tinggi. Lima belas tahun kemudian bayi-bayi ini

akan membentuk kelompok perempuan usia subur.

B. Istilah-Istilah Dalam Fertilitas

Istilah-istilah yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk

dipahami adalah:

1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk

melahirkan anak

10 | Fertilitas
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk

menghasilkan suatu kelahiran

3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan

penduduk.

4. Lahir hidup (live birth) adalah kelahiran seseorang bayi tanpa

memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas, ada denyut

jantung atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot.

5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan

kurang dari 28 minggu.ada 2 (dua) macam aborsi yaitu sebagai berikut:

1) Aborsi disengaja (induced abortion) adalah peristiwa pengguguran

kandungan karena alasan kesehatan misalnya karena mempunyai

penyakit jantung yang berat sehingga membahayakan jiwa ibu atau

alasan non kesehatan lainnya, seperti malu dan tidak menginginkan

janin yang dikandung.

2) Aborsi tidak disengaja (spontaneous abortion) adalah proses

pengguguran kandungan karena janin tidak dapat dipertahankan lagi

di dalam kandungan.

6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang

berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda

kehidupan. Tidak dihitung sebagai kelahiran.

7. Masa Reproduksi adalah masa dimana seorang wanita mampu

melahirkan, yang disebut juga usia subur.

11 | Fertilitas
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas

Fertilitas merupakan realitas yang kompleks di dalam masyarakat. Banyak

teori dan faktor yang menjelaskan dinamika dan prilaku fertilitas penduduk

baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Ada berbagai macam

teori yang menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas. Teori

tentang fertilitas tersebut dirumuskan dari berbagai disiplin seperti sosiologi,

ekonomi, psikologi dan anthropologi. Dalam sub bab ini hanya membahas

faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas dari perspektif sosiologis dan

ekonomis, dua persfektif yang telah cukup banyak membahas tentang

fertilitas.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas menurut Persfektif

Sosiologis

Kajian tentang fertilitas pada dasarnya bermula dari disiplin sosiologi.

Sebelum disiplin lain membahas secara sistematis tentang fertilitas, kajian

sosiologis tentang fertilitas sudah lebih dahulu dimulai. Kammeyer (dalam

Yunita Nia Muji Istiyani, 2009) menyatakan hubungan antara, status

sosial-ekonomi, budaya dan fertilitas sudah sering dikemukakan oleh para

ahli. Pada umumnya mereka berkesimpulan bahwa variasi dan perubahan

yang terjadi dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis,

tetapi lebih ditentukan oleh faktor sosial budaya.

12 | Fertilitas
Salah satu pendekatan ilmu sosial tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi fertilitas adalah pendekatan yang dikembangkan oleh

pemikiran Davis dan Blake (1956), yang terkenal dengan istilah

pendekatan ‘variabel antara’. Variabel antara adalah variabel yang secara

langsung mempengaruhi fertilitas dan dipengaruhi oleh variabel-variabel

tidak langsung, seperti faktor sosial-ekonomi, dan budaya.

Kingsley Davis dan Judith Blake (dalam Sri moertiningsih, 2010)

mengajukan bahwa terdapat tiga tahap penting dalam proses reproduksi,

yaitu tahap hubungan kelamin, tahap konsepsi, dan tahap kehamilan.

Faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi fertilitas

akan melalui faktor-faktor yang langsung berkaitan dengan ketiga tahap

reproduksi di atas. Faktor-faktor yang langsung mempunyai kaitan dengan

ketiga tahapan reproduksi inilah yang disebut “VARIABEL ANTARA”

Variabel Antara terdiri atas :

a. 6 (enam) variabel yang berkaitan dengan tahap hubungan kelamin,

yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin

1. Umur mulai hubungan kelamin

2. Selibat permanen: proporsi wanita yang tidak pernah

mengadakan hubungan kelamin

3. Lamanya perempuan berstatus kawin

4. Berpantang sukarela

13 | Fertilitas
5. Berpantang karena terpaksa seperti impotensi, sakit, atau pisah

sementara karena tugas atau belajar

6. Frekuensi hubungan seksual

b. 3 (tiga) variabel konsepsi, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

kemungkinan terjadinya konsepsi atau pembuahan

1. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang tidak disengaja (kemandulan sejak lahir atau karena infeksi

kandungan)

2. Kesuburan atau Kemandulan yang disebabkan hal-hal yang

disengaja, seperti minum obat penyubur atau sterilisasi

3. Pemakaian alat kontrasepsi

c. 2 (dua) variabel kehamilan, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

kehamilan

A. Mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak

disengaja

B. Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja

Menurut Davis dan Blake, setiap variabel diatas terdapat pada semua

masyarakat, dan masing-masing variabel memiliki pengaruh (nilai) positif

dan negatifnya sendiri sendiri terhadap fertilitas. Misalnya, jika

pengguguran (aborsi) tidak dipraktekan maka variabel nomor 11 tersebut

14 | Fertilitas
bernilai positif terhadap fertilitas. Artinya, fertilitas dapat meningkat karena

tidak ada pengguguran. Dengan demikian ketidak-adaan variabel tersebut

juga menimbulkan pengaruh terhadap fertilitas, hanya pengaruhnya

bersifat positif.

Salah satu contoh yang menggambarkan faktor sosial mempengaruhi

fertilitas melalui variabel antara adalah pengaruh tingkat pendidikan

dengan pemakaian alat kontrasepsi. Apabila di suatu daerah yang

pendidikannya terpenuhi, maka penduduk di daerah tersebut pada

umumnya mempunyai kesempatan belajar yang lebih baik. Penduduk

dengan pendidikan tingkat yang tinggi akan semakin luas

pengetahuannya, sehingga masalah lingkungan dan juga masalah gizi

juga perhatian mereka, begitu pula pemahaman dalam hal pemakaian alat

kontrasepsi yang digunakan untuk menjarangkan kehamilan maupun

menghentikan kehamilan. Dengan demikian mereka akan bisa

memutuskan tentang pemakaian alat kontrasepsi, sehingga pemakaian

alat kontrasepsi tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah anak.

Pakar Sosiologi lain, Fredman (1973) juga mengembangkan konsep

variabel antara dari Davis dan Blake menjadi suatu kerangka pikir.

Menurut Freedman variabel antara yang mempengaruhi langsung

terhadap fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma sosial yang

berlaku di suatu masyarakat. Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang

15 | Fertilitas
dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu norma tentang besarnya

keluarga dan norma tentang variabel antara itu sendiri. Selanjutnya

norma-norma tentang besarnya keluarga dan variabel antara di pengaruhi

oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi yang ada di

masyarakat. Norma merupakan “resep” untuk membimbing serangkaian

tingkah laku tertentu pada berbagai situasi yang sama.

2. Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas menurut Persfektif Ekonomi

Pandangan bahwa faktor-faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat

terhadap fertilitas bukanlah suatu hal yang baru. Dasar pemikiran utama

dari teori ‘transisi demografis’ yang sudah terkenal luas adalah bahwa

sejalan dengan diadakannya pembangunan sosial-ekonomi, maka

fertilitas lebih merupakan suatu proses ekonomis dari pada proses

biologis. Para ekonom demografer mengetengahkan bahwa tingkat

fertilitas ditentukan pada tingkat yang paling dasar, yakni keputusan

pasangan suami istri dalam hal jumlah anak dengan mempertimbangkan

kondisi ekonomi pasangan tersebut. Berbagai metode pengendalian

fertilitas seperti penundaan perkawinan, senggama terputus dan

kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami isteri yang tidak

menginginkan mempunyai keluarga besar, dengan anggapan bahwa

mempunyai banyak anak berarti memikul beban ekonomis dan

menghambat peningkatan kesejahteraan sosial dan material.

16 | Fertilitas
Menurut Leibensten (1957), anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek

kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost). Kegunaan (utility) anak

adalah dalam memberikan kepuasaan kepada orang tua, dapat

memberikan balas jasa ekonomi (misalnya memberikan kiriman uang

kepada orang tua pada saat dibutuhkan), atau dapat membantu dalam

kegiatan produksi misalnya mengelolahh tanah pertanian serta

merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan.

Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya (cost)

dari kepemilikan anak tersebut.

Apabila ada kenaikan pendapatan orang tua, maka aspirasi orang tua

untuk mempunyai anak akan berubah. Orang tua akan menginginkan

anak dengan kualitas yang lebih baik. Misalnya dengan menyekolahkan

anak setinggi mungkin, memberi makanan bergizi dengan jumlah yang

cukup, memberikan kursus-kursus di luar jam sekolah, membawa

ketempat berkualitas dan lain-lain. Hal ini berarti biaya untuk merawat dan

membesarkan anak menjadi besar. Di pihak lain, kegunaan anak akan

turun, sebab walaupun anak masih memberikan kepuasan psikologis,

akan tetapi balas jasa ekonominya menurun. Waktu yang diberikan oleh

anak untuk membantu orang tua akan menurun karena anak-anak lebih

lama berada di sekolah atau kegiatan lain untuk kepentingan anak itu

sendiri.

17 | Fertilitas
Disamping itu, orang tua modern dengan penghasilan cukup juga tidak

lagi tergantung dari sumbangan anak. Singkatnya, biaya membesarkan

anak menjadi lebih besar dari pada kegunaannya. Secara ekonomi, hal ini

mengakibatkan permintaan terhadap anak menurun dan pada gilirannya

akan menurunkan tingkat fertilitas.

Dalam analisis ekonomi fertilitas dibahas mengapa permintaan akan anak

berkurang bila pendapatan meningkat; yakni apa yang menyebabkan

harga pelayanan anak berkaitan dengan pelayanan komoditi lainnya

meningkat jika pendapatan meningkat? New household economics

berpendapat bahwa (a) orang tua mulai lebih menyukai anak-anak yang

berkualitas lebih tinggi dalam jumlah yang hanya sedikit sehingga “harga

beli” meningkat; (b) bila pendapatan dan pendidikan meningkat maka

semakin banyak waktu (khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk

merawat anak. Jadi anak menjadi lebih mahal.

Di dalam setiap kasus, semua pendekatan ekonomi melihat fertilitas

sebagai hasil dari suatu keputusan rasional yang didasarkan atas usaha

untuk memaksimalkan fungsi utility ekonomis yang cukup rumit yang

tergantung pada biaya langsung dan tidak langsung, keterbatasan

sumberdaya, selera. Robinson dan Harbinson menggambarkan kerangka

analisis ekonomi terhadap fertilitas dalam Bagan 2.

18 | Fertilitas
Bagan 2
Model Analisis Ekonomi tentang Fertilitas: Robinson

.
Pendapatan Biaya langsung Biaya tidak langsung &
Keluarga per -anak opportunity cost per -anak

Potensi
Selera
permintaan
terhadap anak
akan anak

Kompetisi cara penggunaan


Keterbatasan
sumberdaya untuk
“supplai” fisiologis
mencapai manfaat yang
terhadap kesuburan
sebanding
Fertilitas

Topik yang dibahas dalam ekonomi fertilitas antara berkaitan dengan

pilihan-pilihan ekonomi seseorang dalam menentukan fertilitas (jumlah

dan kualitas anak). Pertimbangan ekonomi dalam menentukan fertilitas

terkait dengan income, biaya (langsung maupun tidak langsung), selera,

modernisasi dan sebagainya.

Biaya memiliki tambahan seoarang anak dapat dibedakan atas biaya

langsung dan biaya tidak langsung. Yang dimaksud biaya langsung

adalah biaya yang dikeluarkan dalam memelihara anak seperti memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri sendiri.

Yang dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang

karena adanya tambahan seoarang anak. Misalnya, seoarang ibu tidak

dapat bekerja lagi karena harus merawat anak, kehilangan penghasilan

19 | Fertilitas
selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas orang tua yang

mempunyai tanggungan keluarga besar (Leibenstein, 1958).

D. Latihan

1. Jelaskan pengertian Fertilitas ?

2. Jelaskan Istilah-istilah yang terdapat dalam konsep fertilitas?

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas menurut persfektif

sosiologis ?

4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas menurut persfektif

ekonomi ?

E. Rangkuman

Fertilitas sebagai salah satu komponen demografi diartikan sebagai hasil

reproduksi nyata dari seorang perempuan maupun kelompok perempuan.

Fertilitas berkaitan dengan banyaknya bayi yang lahir ke dunia dalam

keadaan hidup. Dalam Konsep fertilitas terdapat beberapa istilah yang

penting untuk dipahami, antara lain fecunditas, sterilisasi, natalitas, lahir

hidup, lahir mati, aborsi, dan masa reproduksi.

Fertilitas merupakan realitas yang kompleks di dalam masyarakat. Ada

berbagai macam teori yang menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

fertilitas, diantaranya perspektif sosiologis dan perspektif ekonomis. Davis

dan Blake (1956), mengembangkan konsep tentang faktor-faktor yang

20 | Fertilitas
mempengaruhi fertilitas dari Prespektif Sosiologis melalui konsep variabel

antara, konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh Freedman (1973)

menjadi suatu kerangka pikir yang lengkap.

Dalam persfektif ekonomis, para ekonom demografer mengetengahkan

bahwa tingkat fertilitas ditentukan pada tingkat yang paling dasar, yakni

keputusan pasangan suami istri dalam hal jumlah anak dengan

mempertimbangkan kondisi ekonomi pasangan tersebut.

F. Evaluasi

Petunjuk.

Berilah tanda silang (X) pada huruf B bila pernyataan di bawah ini Anda

anggap benar dan tanda silang (X) pada huruf S bila anda anggap salah.

1. B – S Menurut Sri Moertiningsih (2010) Fertilitas adalah

kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan

kesuburan wanita atau disebut juga fekunditas. Akan tetapi

dalam perkembangan ilmu demografi fertilitas lebih diartikan

sebagai hasil reproduksi yang factual atau yang nyata dari

seorang perempuan maupun kelompok perempuan. Dengan

kata lain fertilitas ini berkaitan dengan banyaknya bayi yang

lahir ke dunia dalam keadaan hidup.

21 | Fertilitas
2. B – S Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling

sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda

kehidupan. Tidak dihitung sebagai kelahiran disebut lahir

Mati.

3. B – S 3 (tiga) variabel konsepsi, yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi atau

pembuahan meliputi Kesuburan atau kemandulan yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak disengaja, tidak

disengaja, dan keguguran.

4. B – S Menurut Freedman variabel antara yang mempengaruhi

langsung terhadap fertilitas pada dasarnya juga tidak

dipengaruhi oleh norma sosial yang berlaku di suatu

masyarakat.

5. B – S Menurut Leibensten (1957), anak dilihat dari dua aspek yaitu

aspek kegunaannya (utility) dan aspek biaya (cost).

22 | Fertilitas
Petunjuk.

Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling

benar.

1. Kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak

dikenal dengan istilah :

a. Sterilisasi

b. Natalitas

c. Fekunditas

d. Anti Natalitas

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas menurut perspektif sebagai

berikut, yaitu :

a. Sosiologis dan politis

b. Sosiologis dan ekonomis

c. Sosiologis dan budaya

d. Sosiologis dan geopolitis

3. Dibawah ini faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin

yaitu...... kecuali :

a. Umur mulai hubungan kelamin

b. Selibat permanen

c. Lamanya perempuan berstatus kawin

d. Hubungan kelamis pasca nikah

23 | Fertilitas
4. Salah satu variabel yang mempengaruhi kelahiran, yaitu :

a. Mortalitas janin yang disebabkan oleh factor-faktor yang tidak

disengaja

b. Kelahiran anak sebelum berusia 40 hari

c. Kelahiran anak pada saat kurang dari Sembilan bulan

d. Menjarangkan kelahiran dengan menggunakan kontrasepsi

5. Kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan

wanita disebut dengan istilah ....

a. Fecunditas

b. Mortalitas

c. Fertilitas

d. Migrasi

G. Umpan Balik

Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di bagian

akhir modul ini. Hitung jawaban yang benar, kemudian gunakanlah format

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda. Bila jawaban

anda benar berilah nilai 10 dan salah nilai 0.

Jumlah nilail yang dijawab benar


------------------------------------------- x 100 %
Jumlah keseluruhan nilai benar

24 | Fertilitas
Kategori tingkat penguasaan yang anda capai :

 80% = Baik

60-80% = Cukup

< 60% = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkanlah

latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan teman anda. Tetapi bila

penguasaan anda masih dalam kategori cukup, apalagi kurang, maka

cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan

anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.

25 | Fertilitas
BAB III
UKURAN-UKURAN FERTILITAS

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat


menguraikan ukuran-ukuran fertilitas

Dalam ilmu demografi, pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan

pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali,

tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disamping itu seorang yang

meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut

tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang

telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan

tersebut menurun.

Memperhatikan kompleksnya pengukuran terhadap fertilitas tersebut, maka

memungkinkan pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan dengan dua macam

pendekatan : pertama, ukuran Fertilitas Tahunan (Yearly Performance) dan

kedua, ukuran Fertilitas Kumulatif (Reproductive History).

A. Ukuran Fertilitas Tahunan atau Yearly Performance (current fertility)

Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/berbagai kelompok

penduduk untuk jangka waktu satu tahun. Cara perhitungan ukuran fertilitas

tahunan terdiri dari :

26 | Fertilitas
1. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)

Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup

pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun

atau dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut :

dimana :

CBR : Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar

P : Penduduk pertengahan tahun

B : Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

k : Bilangan konstan yang biasanya 1.000

Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan ini sederhana,

karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang

dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun, tidak

mempertimbangkan potensi penduduk yang mampu melahirkan (WUS),

yang menjadi penimbang adalah semua penduduk (laki-laki, perempuan,

anak-anak, dan penduduk lanjut usia). Sedangkan kelemahan dari

perhitungan CBR ini adalah tidak memisahkan penduduk laki-laki dan

penduduk perempuan. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.

27 | Fertilitas
Contoh:

Banyaknya kelahiran di Kota X pada tahun 2010 adalah 182.880 bayi.

Banyaknya penduduk Kota X sebesar 4.546.942 orang pada

pertengahan tahun 2007.

182.880

Maka: CBR = --------------- x 1000 = 40,2

4.546.942

Berarti angka kelahiran kasar di Kota X pada tahun 2010 adalah sebesar

40 per seribu penduduk.

2. GFR (General Fertility Rate (Angka Kelahiran Umum):

Banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan

usia 15-49 tahun pada pertengahan periode yang sama.

Dimana :

Pf (15-49) : Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada

pertengahan Tahun

28 | Fertilitas
Kebaikan Ukuran ini lebih cermat karena populasi yang dipertimbangkan

adalah penduduk yang berpotensi melahirkan (WUS). Sedangkan

kelemahannya yaitu belum mempertimbangkan potensi dan resiko

melahirkan yang berbeda antar kelompok umur, Kesuburan wanita

meningkat sejalan dengan meningkatnya umur dan menurun kembali kira-

kira pada usia 35 tahun (U terbalik).

Contoh:

Banyaknya kelahiran di Kota X pd thn 2007 adalah 182.880 bayi.

Sedangkan banyaknya penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada

pertengahan tahun sebesar 1.165.680 orang.

182.880

GFR = x 1000 = 159,9

1.165.680

Berarti angka kelahiran di Kota X pada tahun 2010 adalah sebesar 160

per seribu wanita berumur 15-49 tahun.

3. ASFR (Age-Specific Fertility Rate (Angka Fertilitas Umur Tertentu):

Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok

penduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula

dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status perkawinan, atau

kelompok-kelompok penduduk yang lain.

29 | Fertilitas
Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi

kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas

perempuan pada tiap-tiap kelompok umur Age Specific Fertility Rate

(ASFR). Sehingga, ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran

tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai

berikut:

Dimana:

ASFR : Age Specific Fertility Rate

Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i

Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun

k : Angka konstanta 1.000

Kebaikan dari perhitungan ASFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat

dari GFR Karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke

dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan

analisis perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik

wanita. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut

30 | Fertilitas
kohor. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan

reproduksi selanjutnya (TFR, GRR, dan NRR).

Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah membutuhkan data yang

terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk kelompok umur. Sedangkan data

tersebut belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama di negara yang

sedang berkembang.

ASFR untuk perempuan umur 25-29 tahun adalah 251. Artinya, pada tahun

2010 terdapat 252 kelahiran per 1000 penduduk perempuan usia 25-29

tahun di Kota X

31 | Fertilitas
4. Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)

Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-

laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa

reproduksinya dengan catatan:

1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri

masa reproduksinya

2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu

tertentu.

Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah

perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat

Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas

perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan,

dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama

dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka

rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR adalah sebagai berikut:

Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk

seluruh wanita usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka

kelahiran menurut kelompok umur (Hatmadji, 2004 :63).

32 | Fertilitas
Contoh:

Berdasarkan contoh pada Tabel 1 diatas,

maka TFR = 5 (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11)

= 5 x 1007

= 5035 per 1000 wanita usia 15-49 tahun atau

5,035 untuk tiap wanita usia 15-49 tahun.

Artinya: setiap wanita Jakarta yang mampu menyelesaikan masa

reproduksinya (15-49 tahun) secara rata-rata akan mempunyai lima anak.

B. Ukuran Fertilitas Kumulatif (Reproductive History)

Data kelahiran yang dikumpulkan merupakan data kelahiran dari awal

masa reproduksi sampai saat wawancara dilakukan (retrospektif). Cara

perhitungan ukuran fertilitas kumulatif terdiri dari:

1. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan

CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa

wanita selama reproduksinya; dan disebut juga paritas. Data kelahiran

yang dikumpulkan merupakan data kelahiran dari awal masa reproduksi

sampai saat wawancara dilakukan (retrospektif).

33 | Fertilitas
dimana:

CEBi = banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh perempuan kelompok

umur i.

Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya

(di sensus dan survey) dan tidak ada referensi waktu karena menyetakan

jumlah ALH sejak wanita tersebut mulai masa rerpoduksinya sampai saat

wawancara terjadi.

Kelemahan dari perhitungan ini adalah angka paritas menurut kelompok

umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur

penduduk, terutama di negara sedang berkembang. Kemudian ada

kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan

jumlah anak yang dilahirkan. Dan kelemahannya fertilitas wanita yang

telah meninggal dianggap sama dengan yang masih hidup.

34 | Fertilitas
Contoh:

Tabel 2. Rata-rata Anak Lahir Hidup per Wanita Pernah Kawin (ALH/CEB

di Kota X , 2010

Umur Jumlah Wanita ALH Rata-rata ALH


Pernah Kawin per wanita
15 - 19 29,472 15,817 0.54 (P1)
20 - 24 199,819 193,928 0.97 (P2)
25 - 29 344,669 519,533 1.51 (P3)
30 - 34 344,573 839,536 2.44 (P4)
35 - 39 311,912 972,647 3.12 (P5)
40 - 44 247,678 866,289 3.50 (P6)
45 - 49 182,799 671,519 3.67 (P7)
Jumlah 1,660,922 4,079,269 2.46

Untuk perempuan pada kelompok umur 45-49 tahun rata-rata ALH disebut

completed family size.

2. Child Woman Ratio (CWR)

CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5

tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi.

Kebaikan dari perhitungan CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang

diperlukan tidak usah membuat pertanyaan khusus dan berguna untuk

35 | Fertilitas
indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di Negara yang registrasinya cukup

baik pun, statistic kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-

kecil.

Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung dipengaruhi oleh

kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di Negara sedang

berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok

ibunya namun secara relatif kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh

lebih besar. Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat

mortalitas anak, khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari

orang tua, sehingga CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang

seharusnya. Ketiga, tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk

wanita.

Contoh:

P0-4 = 3.193.185 orang

Pf15-49 = 5.117.015 orang

Maka

3.193.185

CWR = ---------------- x 1000 = 624

5.117.01

36 | Fertilitas
C. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ukuran Fertilitas Tahunan (Yearly

Performance) ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ukuran Fertilitas Kumulatif

(Reproductive History) ?

3. Uraikanlah cara-cara perhitungan ukuran fertilitas tahunan dan berikan

contohnya ?

4. Uraikanlah cara-cara perhitungan ukuran fertilitas kumulatif dan berikan

berikan contohnya ?

D. Rangkuman

Pengukuran terhadap fertilitas dilakukan dengan dua macam pendekatan :

pertama, ukuran Fertilitas Tahunan (Yearly Performance) yang

Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/berbagai kelompok

penduduk untuk jangka waktu satu tahun. dan kedua, ukuran Fertilitas

Kumulatif (Reproductive History) mencerminkan data kelahiran dari awal

masa reproduksi sampai saat wawancara dilakukan.

Ukuran Fertilitas Tahunan (Yearly Performance) terdiri dari Angka Kelahiran

Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR), GFR angka Kelahiran Umum atau

General Fertility Rate (GFR), Angka Fertilitas Umur Tertentu atau Age-

Specific Fertility Rate (ASFR), Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate

(TFR) sedangkan Ukuran Fertilitas Kumulatif (Reproductive History) terdiri

37 | Fertilitas
dari jumlah anak yang pernah dilahirkan atau Children Ever Born (CEB),

Child Woman Ratio (CWR). Masing-masing pengukuran ini memiliki

kebaikan dan kelemahan.

E. Evaluasi

Agar anda dapat mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi

dalam kegiatan belajar ini, sebaiknya anda mengerjakan soal-soal di bawah

ini.

Petunjuk.

Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling

benar.

1. Pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan dengan dua macam

pendekatan :

a. Ukuran Fertilitas Bulanan dan ukuran Fertilitas Kumulatif.

b. Ukuran Fertilitas Tahunan dan ukuran Fertilitas Kumulatif.

c. Ukuran Fertilitas Tahunan dan ukuran Fertilitas Kuantitatif.

d. Ukuran Fertilitas Bulanan dan ukuran Fertilitas Kuantitatif.

2. Dalam ilmu demografi, pengukuran fertilitas lebih kompleks

dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena

a. Seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat

melahirkan lebih dari seorang bayi.

b. Seorang perempuan sedikit yang melahirkan lebih dari seorang bayi.

38 | Fertilitas
c. Seorang laki-laki hanya meninggal satu kali, dan dapat melakukan

konsepsi.

d. Seorang perempuan dan laki- laki dapat mempengaruhi fertilitas.

3. Dibawah ini yang bukan Cara perhitungan ukuran fertilitas tahunan

terdiri dari :

a. Crude Birth Ratio (CBR)

b. Angka Kematian Umum

c. Angka Kematian Total

d. Child Woman Ratio (CWR)

4. Kelemahan dari perhitungan CBR ini adalah

a. Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.

b. Memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.

c. Hanya menghitung penduduk perempuan saja.

d. Hanya menghitung penduduk Laki-laki saja.

5. Pada usia berapa banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000

penduduk perempuan pada pertengahan periode yang sama dalam

ASFR (Age-Specific Fertility Rate)

a. 11 – 40 tahun.

b. 17 – 55 tahun

c. 15 – 49 tahun.

d. 21 – 60 tahun.

39 | Fertilitas
6. Rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR adalah sebagai berikut :

a. TFR = 5 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 +……… + ASFR7)

b. TFR = 4 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 +……… + ASFR7)

c. TFR = 3 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 +……… + ASFR7)

d. TFR = 2 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 +……… + ASFR7)

7. Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-

laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa

reproduksinya dengan catatan:

a. Ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa

reproduksinya.

b. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri

masa reproduksinya.

c. Tidak ada seorang laki-laki yang meninggal sebelum mengakhiri

masa reproduksinya.

d. Ada seorang laki-laki yang meninggal sebelum mengakhiri masa

reproduksinya.

8. Banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa wanita selama

reproduksinya dan disebut juga paritas, merupakan pengertian dari :

a. Crude Birth Ratio (CBR)

b. General Fertility Rate (GFR)

c. Children Ever Born (CEB)

d. Child Woman Ratio (CWR)

40 | Fertilitas
9. Kelemahan dari perhitungan Children Ever Born (CEB) adalah, kecuali :

a. Ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya

melupakan jumlah anak yang dilahirkan.

b. Fertilitas wanita yang telah meninggal dianggap sama dengan yang

masih hidup.

c. Angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan

karena kesalahan pelaporan umur penduduk.

d. Kekurangan pelaporan di kelompok ibunya namun secara relatif

kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar.

10. CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara :

a. Jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia non

reproduksi.

b. Jumlah anak di bawah 10 tahun dan jumlah penduduk wanita usia

reproduksi.

c. Jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia

reproduksi.

d. Jumlah anak di bawah 1 tahun dan jumlah penduduk wanita usia

reproduksi.

41 | Fertilitas
Petunjuk.

Berilah tanda silang (X) pada huruf B bila pernyataan di bawah ini Anda

anggap benar dan tanda silang (X) pada huruf S bila anda anggap salah.

1. B – S

Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kelahiran

bersih.

2. B – S Jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1000

penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya

disebut dengan TFR.

3. B – S

Rumus tersebut dipakai untuk menghitung hubungan dalam

bentuk ratio antara jumlah anak dibawah 5 tahun dan jumlah

penduduk wanita usia reproduksi.

42 | Fertilitas
4. B – S Kelemahan dari perhitungan ASFR adalah angka paritas

menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena

kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara

sedang berkembang.

5. B – S Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung

dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak,

Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas. Ketiga, tidak

memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.

G. UMPAN BALIK

Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di bagian

akhir modul ini. Hitung jawaban yang benar, kemudian gunakanlah format

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda.

Skor = B = S
0=1

Keterangan :

B : Jumlah soal yang dijawab benar

S : Jumlah sola yang dijawab salah

O : Option (Kemungkinan Jawaban)

43 | Fertilitas
Kemudian hitunglah tingkat penguasaan anda dengan menggunakan

formula dibawah ini.

Jumlah nilail yang dijawab benar


------------------------------------------- x 100 %
Jumlah keseluruhan nilai benar

Kategori tingkat penguasaan yang anda capai :

 80% = Baik

 60-80% = Cukup

 < 60% = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan anda sudah baik, maka lanjutkanlah

latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan teman anda. Tetapi bila

penguasaan anda masih dalam kategori cukup, apalagi kurang, maka

cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan

anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.

44 | Fertilitas
BAB IV
PENUTUP

Materi Konsep dan Ukuran Fertilitas merupakan salah satu materi pelatihan

pada kegiatan Diklat Teknis Dasar – Dasar Demografi bagi PLKB/PKB, Mitra,

dan Motivator yang telah disusun dalam bentuk modul pelatihan. yang telah

disusun dalam bentuk modul pelatihan. Dengan perantaraan modul ini

diharapkan para peserta pelatihan dapat meningkatkan wawasan dan

pemahaman tentang fertilitas sebagai salah satu komponen demografi

berkaitan dengan banyaknya bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan hidup.

Fertilitas menyangkut peranan kelahiran terhadap perubahan dari jumlah

suatu penduduk karena fertilitas merupakan salah satu faktor penambah

jumlah penduduk disamping migrasi penduduk masuk. Fertilitas dipengaruhi

oleh berbagai faktor di dalam masyarakat dan tingkat fertilitas dapat diukur

dengan menggunakan ukuran-ukuran fertilitas.

Pemahaman mengenai fertilitas sebagai salah satu komponen demografi

menjadi hal sangat penting bagi BKKBN sebagai institusi yang bertugas

melaksanakan pengendalian penduduk. Dengan mempelajari fertilitas Para

Peagawai dan tenaga program BKKBN dapat memahami berbagai faktor

yang berkaitan dengan perubahan jumlah penduduk dalam rangka

pencapaian tujuan program.

45 | Fertilitas
Dari hasil pembelajaran ini peserta pelatihan dapat mengidentifikasi faktor

yang berhubungan dengan fertilitas sebagai komponen dari perubahan

jumlah penduduk di daerah kerjanya masing-masing sehingga dapat

memberikan gambaran dalam pelaksanaan Program Kependudukan dan

Keluarga berencana di daerahnya.

Selain itu peserta dapat membuat perencanaan yang berkaitan dengan

pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di daerahnya

masing-masing dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan

dengan ferlitilitas di daerahnya.

Kunci Jawaban

Evaluasi BAB II Konsep Fertilitas

1. B 1. C

2. B 2. B

3. S 3. D

4. S 4. A

5. B 5. C

Evaluasi BAB III Ukuran – Ukuran Fertilitas

1. B 6. A 1. S

2. A 7. B 2. B

3. D 8. C 3. B

4. A 9. D 4. S

5. C 10. C 5. B

46 | Fertilitas
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2010, Kebijaksanaan Kependudukan dan Keluarga Berencana(Suatu


Rekayasa Demografi Membangun Bangsa), Direktorat Pelayanan Informasi dan
Dokumentasi.

BKKBN, 2011, Analisis Fertilitas Penduduk Provinsi Bengkulu, Direktorat


Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk

Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, Ph. D (2011), Dasar-Dasar Demografi,


Lembaga Demograf, Jakarta.

Lembaga Penerbit FEUI, 2007, Dasar-dasar Demografi, Lembaga Demografi


FEUI

Mundiharno, Beberapa Teori Fertilitas (diakses 3 Juli 2012)


http://www.akademika.or.id/arsip/FER-T-WD.PDF -

47 | Fertilitas

Anda mungkin juga menyukai