Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP KEPENDUDUKAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII

1. AYU FACHRIANI (A1A221020)


2. AYU SUKMA TRI PUTRI (AIA221021)
3. SELMI RESKIYANTI (AIA221026)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang “KONSEP KEPENDUDUKAN”

Makalah ini kami susun bersama-sama dan mendapatkan bantuan dari

beberapa pihak sehingga memperlancar penyusunan makalah ini.Tak lupa pula kami

ucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan konstribusinya baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan bagi pembaca.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman

kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang

membangun dan menambah pengetahuan kami dalam membuat makalah yang baik

dan benar.

Makassar, 07 April 2022

Ditulis Oleh:
Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan Makalah...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. konsep Kependudukan..............................................................................6
1. pengertian konsep kependudukan...........................................................6
2. Faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk.....7
3. Transisi demografi...................................................................................7
4. Komponen Kependudukan dan Pembangunan.......................................11
5. Kondisi Kependudukan Indonesia..........................................................11
6. Dampak Peledakan Penduduk.................................................................14
7. Dampak Program KB Tidak Berhasil Terhadap Kondisi

Kependudukan di Indonesia.........................................................................14

A. Populasi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.......................15

1. Komposisi penduduk menurut umur......................................................15

2. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin.........................................16

B. Sumber data kependudukan dan dinamika penduduk..........................18

ii
1. Sumber data kependudukan...................................................................18

2. Dinamika penduduk...............................................................................20

C. Masalah kependudukan di indonesia.......................................................21

1. Masalah penduduk yang bersifat kuantitatif..........................................21

2. Masalah penduduk yang bersifat kualitatif............................................24

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................27
B. Saran ..........................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pure demography/formal demography, menghasilkan teknik-teknik untuk

menghitung data kependudukan. Formal demography hanya berhubungan dengan

pertanyaan tentang: apa, berapa, kapan, dan dimana angka-angka atau kondisi

tersebut terjadi. Namun demikian Pure demography/formal demography tidak

dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa angka-angka tersebut terjadi.

Apa fenomena atau penyebab angka-angka yang telah dihitung secara matematik

tersebut terjadi dapat dikatakan bukanlah bidang dari Pure demography/formal

demography tersebut, tetapi bidang ilmu lainnya yaitu Social Demography/Studi

Kependudukan. Dengan demikian dapat disimpulkan Social Demography/Studi

Kependudukan akan dapat menjawab mengapa angka-angka tersebut

terjadi.

Secara lebih rinci dapat dikatakan ilmu demografi yang sempit berkaitan

dengan teknik menghitung angka-angka tentang kondisi penduduk, ilmu

demografi dalam arti yang lebih luas membicarakan angka-angka termasuk

karakteristik penduduk seperti karakteristik sosial, ekonomi, termasuk etnik.

Karakteristik sosial antara lain meliputi status perkawinan penduduk, tingkat

pendidikan, derajat kesehatan dan sebagainya. Karakteristik ekonomi antara lain

meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, pendapatan, jam

4
kerja dan sebagainya.Karakteristik etnik antara lain dapat menyangkut agama,

ataupun suku. Ilmu Demografi yang paling luas yang disebut sebagai

Population studies atau Studi Kependudukan berhubungan dengan analisis data

kependudukan, dan hasilnya di dalam penerapannya untuk cabang ilmu yang

lain, seperti urbanisasi, ketenagakerjaan, distribusi pendapatan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Kependudukan ?

2. Bagaimana Populasi Penduduk Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin?

3. Bagaimana Sumber Data Kependudukan dan Dinamika Penduduk?

4. Apa Dinamika Penduduk?

5. Apa Masalah Kependudukan Di Indonesia?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian kependudukan

2. Untuk mengetahui populasi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin


3. Untuk mengetahui Sumber Data Kependudukan dan Dinamika Pendudukh
4. Untuk mengetahui Dinamika Penduduk
5. Untuk mengetahui Kependudukan Di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP KEPENDUDUKAN

1. Pengertian konsep kependudukan

Sebelum makna tentang Ilmu Kependudukan dapat dipahami, akan

diawali dengan berbagai konsep yang terkait dengan hal tersebut. Pertama

dijelaskan tentang konsep dan definisi demografi. Kata Demografi berasal

dari Bahasa Yunani yang dapat dilihat dari asal katanya yaitu demos dan

graphein. Demos dapat diartikan sebagai penduduk, dan graphein berarti

menulis.

Dengan menggabungkan kedua makna dari kata-kata tersebut

maka dapat diartikan kata demografi berarti tulisan-tulisan atau karangan-

karangan tentang penduduk suatu negara atau suatu daerah. Jika

diperhatikan makna kata demografi tersebut, maka makna atau definisi

tersebut belum jelas arahnya mengingat ilmu-ilmu sosial lainnya seperti

ilmu sosiologi, antropologi sosial juga berbicara tentang penduduk atau

berorientasi tentang penduduk atau manusia. Menyadari hal tersebut, maka

beberapa ilmuwan atau ahli memberikan definisi tentang demografi agar dapat

dibedakan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Ahli-ahli tersebut antara lain

Achille Guillard, G.W Barclay, dan P. Hauser & D. Duncan, dan juga para

6
ahli yang lainnya (Disarikan dari tulisan Yasin & Adioetomo, 2010; Mantra,

2003).

Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam

matranya sebagai pribadi, anggota keluarga,anggota masyarakat, warganegara

dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas

wilayah Negara pada waktu tertentu. Penduduk adalah semua orang yang

mendiami suatu daerah dalam suatu waktu / jangka waktu tertentu. Penduduk

dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus perhatian demografi adalah

perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung.

2. Faktor Demografi yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan

Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk (Growth Rate) ditentukan oleh tingkat

kelahiran dan tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate)

dan tingkat kematian kasar (Crude Death Rate) masing-masing menunjukkan

jumlah kelahiran hidup dan jumlah kematian per 1000 penduduk per tahun.

Dengan demikian ada 4 kemungkinan dari 2 variabel ini :

a. Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi

b. Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah

c. Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah

d. Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi

3. Transisi Demografi

7
Transisi demografi adalah proses perubahan kematian dan

kelahiran yang berlangsung dari tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang

rendah dalam suatu kurun waktu pada masyarakat tertentu. Transisi ini

muncul dengan terjadinya banyak perubahan di masyarakat, diantaranya

adalah perubahan sosio-ekonomi yang berhubungan timbal balik dengan

kesehatan (Siregar & Suwandono, 1992). Perubahan penduduk secara

implisif menyatakan pertambahan atau penurunan jumlah penduduk

secara parsial maupun keseluruhan sebagai akibat perubahan komponen

utama perubahan penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi

(Sudarti, 2004). Dalam transisi demografi menurut Bogue (1965) tahap

transisi sebagai berikut:

a. Pratransisi (Pre-Transitional), ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan

mortalitas yang tinggi

b. Tahap Transisi (Transitional), ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi

dan tingkat mortalitas rendah

c. Tahap Pasca Transisi (Past Transitional), dinyatakan dengan tingkat

fertilitas dan mortalitas sudah rendah (Sudarti, 2004).

Penduduk Indonesia akan bertambah banyak dengan piramida yang

terus berubah. Jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 274 juta orang

pada tahun 2025. Penduduk usia lanjut dan usia produktif termasuk usia

angkatan kerja akan bertambah besar proporsinya. Sementara itu

8
penduduk usia muda (bayi dan anak), meskipun proporsinya menurun,

jumlahnya tetap meningkat. Di samping itu karena adanya kesenjangan

pembangunan antar wilayah menimbulkan urbanisasi yang tidak

terkendali. Begitu pula kemiskinan dan pengangguran dengan segala

akibatnya terhadap kesehatan tetap ada terus sampai tahun 2025,

walaupun jumlahnya sudah menurun (Depkes RI, 2009).

Gambar Piramida Penduduk Indonesia Tahun 1971-2010

Pada piramida penduduk tahun 2010, kelompok umur 20-24 tahun

menunjukkan keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) pada tahun

1990. Apabila dibandingkan dengan kelompok umur di bawahnya (0-19

tahun) terlihat adanya peningkatan kelahiran pada periode setelah tahun 1990.

Selain itu, bagian puncak piramida menunjukkan peningkatan pada jumlah

penduduk lanjut usia (BKKBN, 2013). Dalam konteks transisi demografi,

Indonesia berada diperingkat akhir (era pasca transisi demografi) dan negara

9
ini juga telah memulai proses modernisasi dalam berbagai bidang dan diikuti

era reformasi pemerintahan dan globalisasi yang berkembang pesat. Sebagai

akibat era pasca transisi demografi, Indonesia akan menghadapi masalah-

masalah seperti: jumlah penduduk berusia tua (Sariman, 2007). Peningkatan

jumlah penduduk yang besar akan menyebabkan kemiskinan di masa depan

karena tekanan pada sumber informasi lainnya langka seperti energi, atau akan

memberikan kontribusi terhadap pemanasan global (Canning, 2011).

Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas, antara lain :

a. Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan industri

modern/ dewasa ini dikenal juga revolusi hijau yang ada pada masyarakat

Indonesia ditetapkan sebagai panca usaha di bidang pertanian.

b. Munculnya pemerintahan yang relatif stabil / mantap yang

memungkinkan mantapnya fasilitas penyaluran bahan makanan dan jasa.

c. Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang

sehat

d. Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-progran

kesehatan masyarakat.

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi mortalitas didasarkan pada :

a. Berdasarkan penelitian, kematian di desa pada umumnya lebih rendah

dibanding di kota (mutu kehidupan yang lebih sehat di desa)

10
b. Pilihan terhadap perkerjaan / profesi yang juga berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya mortalitas dan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat

(tambang, pabrik, percetakan, lingkungan berdebu dan sebagainya)

meningkatkan mortalitas.

4. Komponen Kependudukan dan Pembangunan

KltPdk

KuPdk KoPtm

Jumlah Sosial Ekonomi Kelahiran


Struktur Budaya Kematian
Persebaran Lingkungan Migrasi
Politik Keamanan
Dan Lain-lain

Keterangan:

KuPdk : Kuantitas Penduduk

KltPdk : Kualitas Penduduk

KoPtm : Komponen Pertumbuhan

5. Kondisi Kependudukan Indonesia

11
Indonesia memiliki penduduk terbanyak ke-4 di dunia setelah Republik

Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Indonesia masuk 5 besar

negara di dunia dalam hal kontribusi pertambahan penduduk dunia (setelah

China,India,Brasil dan Nigeria).

Tabel 2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Tahun

1971-2014.

Pertumbuhan

Tahun Jumlah Penduduk Penduduk

(%)

1971 118,3 juta jiwa -

1980 146,7 juta jiwa 2,32

1990 179,2 juta jiwa 1,97

2000 205,1 juta jiwa 1,45

12
2010 237,6 juta jiwa 1,49

2014 248,8 juta jiwa 1,40

Provinsi dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk yang naik:

Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Maluku,

Maluku Utara, dan Papua. Provinsi dengan kecenderungan pertumbuhan

penduduk yang turun drastis: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Provinsi dengan pertumbuhan

penduduk jauh diatas rata-rata nasional: Riau (3,59%), Jambi (2,55%),

Kepulauan Riau (4,99%), Banten (2,79%), Kalimantan Timur (3,80%),

Maluku (2,78%), Papua Barat (3,72%), dan Papua (5,46%)

6. Dampak Peledakan Penduduk

a. Terhadap Kualitas Penduduk

1) Kemiskinan dan kelaparan

2) Kekurangan gizi balita

3) Kematian ibu dan anak

4) Pengangguran meningkat

b. Terhadap Lingkungan dan Ekologi

1) Penggundulan hutan

2) Erosi dan abrasi tanah/laut

13
3) Banjir, tanah longsor,dan kekeringan lahan

4) Perubahan iklim yang ekstrim

5) Mencairnya kutub es

7. Dampak Program KB Tidak Berhasil Terhadap Kondisi Kependudukan

di Indonesia

a. Kemiskinan Meningkat

Tingkat kelahiran penduduk miskin lebih besar, sehingga penduduk

miskin bertambah

b. Kualitas penduduk rendah

Total Fertility Rate (TFR) masih tinggi, sehingga penyediaan pelayanan

dasar tidak memadai

c. Pengangguran Meningkat

Total Fertility Rate (TFR) masih tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi

rendah, sehingga pengangguran bertambah

d. Kebutuhan energi meningkat

Bertambahnya penduduk, sehingga pemenuhan fasilitas energi menjadi

lebih besar

e. Kebutuhan akan pangan meningkat

14
f. Pertambahan penduduk besar, sehingga penyediaan biaya lebih besar

untuk pengadaan pangan

B. Populasi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi

penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. usia belum produktif (kelompok umuJr < 14 tahun),

b. usia produktif (kelompok umur antara 15 - 64 tahun), dan

c. usia tidak produktif (kelompok umur > 64 tahun).

Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban

tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka

ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang

menunjukkan perbandingan antara penduduk usia nonproduktif dengan

penduduk usia produktif.

2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui

perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu

15
wilayah tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan

rendahnya angka pertumbuhan penduduk. Perbandingan (rasio) jenis kelamin

dapat diketahui dengan rumus berikut ini.

Kelompok Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Umur Age Male Female Perempuan

Group Male +

Female

0-4 11 658 856 11 013 204 22 672 060

5-9 11 970 804 11 276 366 23 247 170

10-14 11 659 310 11 018 180 22 677 490

15-19 10 610 119 10 260 967 20 871 086

20-24 9 881 969 9 996 448 19 878 417

25-29 10 626 458 10 673 629 21 300 087

30-34 9 945 211 9 876 989 19 822 200

35-39 9 333 720 9 163 782 18 497 502

40-44 8 319 453 8 199 015 16 518 468

45-49 7 030 168 7 005 784 14 035 952

50-54 5 863 756 5 693 103 11 556 859

55-59 4 398 805 4 046 531 8 445 336

16
60-64 2 926 073 3 130 238 6 056 311

65-69 2 224 273 2 467 877 4 692 150

70-74 1 530 938 1 924 247 3 455 185

75+ 1 605 817 2 227 546 3 833 363

TT/Not Stated 45 183 36 507 81 690

Jumlah/Total 119 630 913 118 010 413 237 641 326

C. Sumber Data Kependudukan dan Dinamika Penduduk

1. Sumber-Sumber Data Kependudukan

Sumber-sumber data kependudukan yang pokok adalah sensus penduduk,

registrasi penduduk dan penelitian (survei). Secara teoritis data registrasi

penduduk lebih lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena

kemungkinan tercecernya pencatatan peristiwa-peristiwa kelahiran, kematian, dan

mobilitas penduduk sangat kecil. Namun demikian di negara-negara yang sedang

berkembang, misalnya Indonesia, data-data kependudukan dari hasil registrasi

masih jauh dari memuaskan. Hal ini disebabkan karena banyaknya kejadian-

kejadian vital (kelahiran dan kematian) yang tidak tercatat sebagaimana mestinya.

Sumber data kependudukan:

a. Sensus Penduduk.

17
Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pada

pengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data

kependudukan yang menyangkut antara lain: ciri-ciri demografi, sosial

ekonomi, dan lingkungan hidup. Kedudukan sensus penduduk menjadi

amat penting terutama bagi negara-negara yang tidak atau belum tersedia

sumber data lain seperti registrasi atau survei. Agar hasil sensus penduduk

dapat diperbandingkan antara beberapa negara, maka dapat disepakati

untuk melaksanakan melaksanakan sensus penduduk tiap 10 tahun sekali

yaitu pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol.

Adapun ruang lingkup sensus penduduk mencakup seluruh wilayah

geografis suatu negara dan seluruh penduduknya. Pelaksanaan sensus

penduduk pada tahun 1980 di Indonesia misalnya, mencakup seluruh

wilayah geografis Indonesia dan mencakup seluruh golongan umur

penduduk baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak

mempunyai tempat tinggal. Dan luasnya data yang ingin dicakup dalam

suatu sensus tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.

b. Regristasi Penduduk

Registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan

oleh petugas pemerintahan setempat yang meliputi pencatatan kelahiran,

kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan

perubahan pekerjaan. Sistem registrasi penduduk telah dimulai sejak abad

18
ke- 16, terutama dilaksanakan oleh gereja-gereja Kristen di Inggris dan

negara- negara lain di Eropa. Disamping di Inggris, registrasi juga telah

dilaksanakan di Finlandia (1628), Denmark (1646), Norwegia (1685), dan

Swedia (1686). Di luar Eropa registrasi penduduk dilaksanakan di Cina

kemudian menjalar ke Jepang pada abad ke-17. Sistem registrasi penduduk

ini akhirnya menjalar juga ke negara-negara Asia dan Afrika dan

diperkenalkan oleh negara-negara yang menjajahnya.

c. Survei Penduduk

Survey adalah cara pengumpulan data yang dilaksanakan melalui

pencacahan sampel dari suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik

objek pada saat tertentu. Hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk

mempunyai keterbatasan. Mereka hanya menyediakan data statistik

kependudukan dan kurang memberikan informasi tentang sifat dan prilaku

penduduk tersebut.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, perlu dilaksanakan survei penduduk

yang sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan

mendalam. Biasanya survei kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem

sampel atau dalam bentuk studi kasus. Badan Pusat Statistik (BPS) telah

mengadakan survei-survei kependudukan, misalnya Survei Ekonomi

Nasional yang dimulai sejak tahun 1963, Survei Angkatan Kerja Nasional

(SAKERNAS) dan Survei Antar Sensus (SUPAS). Hasil-hasil survei ini

19
melengkapi informasi yang didapat dari Sensus Penduduk dan Registrasi

Penduduk.

2. Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus

menerus yang mempengaruhi jumlah. Dinamika kependudukan merupakan

perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu.

Dinamika penduduk dipengaruhi beberapa faktor yaitu kelahiran, kematian,

perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang

berkembang di masyarakat. Dari berbagai penyebab tersebut dapat digolongkan

menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan tidak langsung.

Dinamika penduduk (perubahan penduduk) merupakan hasil proses yang

menambah & mengurangi penduduk (pertumbuhan alamiah) di suatu wilayah

tertentu pd waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelum nya.

Pertambahan penduduk secara alami di suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh

jumlah kelahiran dan jumlah kematian Dinamika penduduk menyebabkan transisi

demografi Dalam transisi demografi terjadi perubahan struktur penduduk

(penduduk usia produktif dan non produktif. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan dinamika penduduk: kelahiran,kematian dan perpindahan.

Rumus pertumbuhan penduduk

20
P = (L – M) + (I – E)

Keterangan:

P = pertumbuhan penduduk

L = jumlah kelahiran

M = jumlah kematian

I = jumlah imigrasi

E = jumlah emigrasi

Disini misalnya selama tahun 2016 di desa A terdapat data jumlah kelahiran 120

sebanyak jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 13 jiwa, pendatang 23 jiwa,

dan yang mengajukan perpindahan penduduk berjumlah 15 jiwa. Maka

pertumbuhan penduduk desa Z selama tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut.

Pertumbuhan penduduk = (L – M) + (I – E )

= (120 – 13) + (23 – 15) = 115

Dari perhitungan diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk

desa A pada tahun 2016 adalah 115 jiwa.

D. Masalah Kependudukan di Indonesia

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a. Jumlah Penduduk Besar

21
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan

pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat

jumlah penduduk yang besar:

1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari

bangsa lain.

3) Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang

berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang

cukup rumit yaitu:

4) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya.

Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit

diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk

kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

5) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan

pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana

yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu

pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi

masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat

22
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat,

walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971

pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar

2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode

1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar 1,49%.

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,

provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan

Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia,

dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perkembangan kepadatan

penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980

sebesar 690 jiwa tiaptiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan

tahun 1998 menjadi 938 jiwa per km2.

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan

Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah

penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan

luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari

jumlah penduduk Indonesia. Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan

pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman

dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara

optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa

23
dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya

sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi

peningkatan pertahanan keamanan negara.

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.

Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan

dari waktu ke waktu.Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya

pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.Pemusatan penduduk di

kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat

menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti Munculnya

permukiman liar, ungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan

sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industry, terjadinya

pencemaran udara dari asap kendaraan dan industry, timbulnya berbagai masalah

sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk

Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan

penduduk adalah dengan melihat angka Kematian dan angka Harapan Hidup

Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang

rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan

penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari

24
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka

pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk

yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang

memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat

pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara

maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat

pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM

penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas

kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya

produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak

orang berpendidikan tinggi (sarjana) .tetapi menganggur. Keadaan demikian

tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi

orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus

dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang

pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang

signifikan terhadap kesejahteraan penduduk. Rendahnya tingkat pendidikan

penduduk Indonesia disebabkan oleh:

1) Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak

mampu sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.

25
2) Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada

seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak

semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.

3) Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan,

sehingga banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.

Dampak yang ditimbulkan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan

terhadap pembangunan adalah rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga

harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis,

di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu

mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

c. Tingkat Pendapatan (Kemakmuran) yang Rendah

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang

hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5juta penduduk

Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan

PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi

kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak

negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya

tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam.

Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak

mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai

26
manusia yang sejahtera.Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan

membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus

disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri terlalu mahal tidak akan

terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang

dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk yang mempunyai

pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung

menjadi rendah.Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal

menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu

waktu / jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan,

fokus perhatian demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi

pendukung. Dinamika penduduk(perubahan penduduk) merupakan hasil proses

yang menambah & mengurangi penduduk (pertumbuhan alamiah) di suatu

wilayah tertentu pd waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelum nya.

Pertambahan penduduk secara alami di suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh

27
jumlah kelahiran dan jumlah kematian Dinamika penduduk menyebabkan transisi

demografi Dalam transisi demografi terjadi perubahan struktur penduduk

(penduduk usia produktif dan non produktif. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan dinamika penduduk: kelahiran,kematian dan perpindahan.

B. Saran

Penyusunan makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang

membangun bagi kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah

berikutnya dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Marhaeni, (2019) Pengantar Kependudukan, Denpasar: sastra utama.


Ananta, Aris. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan
Ekonomi. Jakarta: Lembaga Demografi FE UI

Badan Pusat Statistik. 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia 20152045 Hasil SUPAS
2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Iskandar, N. 1980. Teori-Teori Kependudukan. Jakarta: Lembaga Demografi, FE,
Universitas Indonesia
Lucky Radita Alma, (2019) S.KM,.M.PH. Ilmu Kependudukan, Malang: Wineka
Media
Mantra. I B. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Munir,R dan Budiarto. 1986. Teori-teori Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara


Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta:
Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

28
Nilakusmawati, Desak Putu Eka. 2009. Matematika Populasi. Denpasar: Udayana
University Press .

Yulizawati, SST., M.Keb, (2019), Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana,


Sidoarjo: Indomedia Pustaka

29

Anda mungkin juga menyukai