Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP


Disusun Oleh : Dhiyaul Rozan (1906101040076)

Dosen Pembimbing :

Dr.Alamsyah,M.Si(195804041986021005)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. Atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Kependudukan dan Lingkungan
Hidup” ini dengan baik sebagai salah satu Mata Kuliah “Pendidikan Kependudukan dan
lingkungan Hidup” dengan terbentuknya makalah ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi teman-teman semua dan dapat menambah pengetahuan saya sendiri.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan saran
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih memahami dan menjadi
lebih baik dimasa yang akan datang.

Banda Aceh, 07 April 2020

Penyusun,
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1. Latar Belakang........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
3. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Kependudukan............................................................................................................................5
1. Pengertian Penduduk..............................................................................................................5
2. Transfer Penduduk..................................................................................................................5
3. Pertumbuhan Penduduk.........................................................................................................6
4. Kebijaksanaan Kependudukan di Indonesia.........................................................................6
5. Masalah Kependudukan.........................................................................................................8
B. Lingkungan Hidup......................................................................................................................9
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup...........................................................................................10
2. Masalah dan Pengendalian Lingkungan Hidup..................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
1. Kesimpulan............................................................................................................................12
2. Saran.......................................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik


lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan
lingkungan. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan
budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber
alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara
menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis
maupun negatif.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kependudukan?


2. Bagaimana proses transfer penduduk?
3. Bagaimana pertumbuhan penduduk?
4. Apa kebijaksanaan kependudukan di Indonesia?
5. Apa masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia?

3. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian kependudukan.


2. Mengetahui bagaimana permasalahan kependudukan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses transfer kependudukan di Indonesia.
4. Dan untuk mengetahui apa kebijaksanaan kependudukan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kependudukan
1. Pengertian Penduduk
Penduduk suatu Negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu orang yang
tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.1
Dalam UU RI No 52 Tahun 2009 pasal 1 dijelaskan, penduduk adalah warga Negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.2 Jadi, orang-orang yang
bertempat tinggal di wilayah Indonesia disebut dengan penduduk.

2. Transfer Penduduk
Transfer penduduk adalah istilah untuk Negara yang mewajibkan perpindahan
sekelompok penduduk dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama.
Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan
transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti
imigrasi dari Eropa ke Koloni-Koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia, dan tempat-
tempat lainnya. Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat,
penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 WIB.
Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia. Pada tanggal 19
Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa,
sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 milyar. Berikut adalah peringkat
Negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk tahun 20053:
a. Republik Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa)
b. India (1.103.600.000 jiwa)
c. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
d. Indonesia (241.973.879 jiwa)
e. Brasil (186.112.794 jiwa)
f. Pakistan (162.419.946 jiwa)
g. Bangladesh (114.319.628 jiwa)
h. Rusia (143.420.309 jiwa)
i. Nigeria (128.771.988 jiwa)
j. Jepang (127.417.244 jiwa)

3. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk disuatu wilayah pada masa
yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula
kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya dibidang sosial dan ekonomi, tetapi juga dibidang
politik. Akan tetapi, prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat
menunjukkan karakteristik penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan
proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih
rinci.
Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk diwilayah yang bersangkutan, sedangkan kematian menyebabkan
berkurangnya jumlah penduduk diwilayah tersebut.
Pertumbuhan penduduk mempengaruhi secara langsung upaya peningkatan mutu
pemanfaatan sumberdaya manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan sumber utama
peningkatan jumlah sumber daya manusia yang memerlukan pembinaan, pengembangan serta
pemanfaatan. Dalam hubungan ini, adanya pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi
memperberat tekanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta mempersempit
usaha-usaha menciptakan keserasian sosial.

4. Kebijaksanaan Kependudukan di Indonesia

a. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan bahwa kebijaksanaan


kependudukan diarahkan pada pengembangan penduduk sebagai sumber daya manusia agar
menjadi kekuatan pembangunan bangsa yang efektif dan bermutu dalam rangka mewujudkan
mutu kehidupan masyarakat yang senantiasa meningkat. Sehubungan dengan itu perlu
menyebarkan penduduk, di samping pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi,
pembangunan daerah, dan penciptaan lapangan kerja.
Jelaslah bahwa salah satu unsur pokok kebijaksanaan kependudukan sebagai upaya
pengembangan sumber daya adalah upaya pengendalian pertumbuhan penduduk. Oleh karena
itu pengendalian pertumbuhan penduduk akan ditingkatkan dan diintensifkan dalam Repelita
V. Pengendalian pertumbuhan penduduk terutama akan dilaksanakan melalui penurunan
tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian.

b. Penurunan Tingkat Kelahiran

Penurunan tingkat kelahiran terutama akan diusahakan secara langsung melalui


pemantapan pelaksanaan program keluarga berencana yang diarahkan pada keikutsertaan
seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada. Kebijaksanaan penurunan tingkat kelahiran
perlu pula dibarengi dengan kebijaksanaan yang diarahkan kepada usaha meningkatkan umur
persalinan pertama dan dengan upaya meningkatkan kesadaran penduduk akan kegunaan dan
keuntungan mempunyai anak sedikit.
Kebijaksanaan ini selanjutnya akan mendorong pelembagaan Norma Keluarga Kecil
yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) akan mempercepat penurunan tingkat kelahiran.
Sesuai dengan amanat GBHN usaha langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah
melalui kebijaksanaan pelaksanaan keluarga berencana. Dengan makin banyaknya peserta
keluarga berencana, maka akan dapat diusahakan secara lebih efektif penurunan tingkat
kematian dan peningkatan peranan wanita dalam pembangunan yang akhirnya akan
menurunkan tingkat kelahiran.

c. Penurunan Tingkat Kematian

Dalam Repelita V secara nasional tingkat kematian diharapkan dapat diturunkan dari
58 per 1.000 kelahiran pada akhir Repelita IV menjadi sekitar 50 per 1.000 kelahiran pada
akhir Repelita V. Sasaran penurunan tingkat kematian bayi ini akan dibarengi dengan
penurunan tingkat kematian kasar dari 7,9 per 1.000 penduduk pada tahun 1993. Sementara
itu, angka harapan hidup pada waktu lahir diharapkan meningkat dari 63 tahun pada tahun
1988 menjadi sekitar 65 tahun pada tahun 1993.
Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran di atas, dalam Repelita V dilaksanakan
usaha-usaha peningkatan pelayanan. Hal tersebut dilakukan dengan mengusahakan agar
pelayanan kesehatan tidak saja dekat, tetapi juga terjangkau rakyat banyak. Dalam hubungan
ini maka jumlah Puskesmas dan fungsinya terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga
menjadi pusat pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.
Sementara itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada rakyat dilakukan
juga Pelayanan Terpadu yang memberikan pelayanan kesejahteraan ibu dan anak seperti
dalam mengatasi masalah-masalah gizi, diare, imunisasi, dan keluarga berencana. Disamping
itu untuk meningkatkan produktivitas kerja, sekaligus sebagai usaha untuk mencapai sasaran
pembangunan kependudukan, dilakukan pula upaya peningkatan kesehatan kerja.

d. Peningkatan Mutu Penduduk

Peningkatan status gizi berperan penting dalam pencapaian sasaran-sasaran


kependudukan. Kebijaksanaan di bidang pangan dan gizi secara umum ditujukan bagi
peningkatan upaya penyediaan pangan dan penganekaragaman pola konsumsi pangan dalam
rangka terpenuhinya kebutuhan gizi penduduk yang semakin bermutu secara merata.
Selain di bidang gizi, bidang pendidikan juga berperan penting dalam usaha mencapai
sasaran-sasaran kependudukan terutama melalui perubahan sikap dan perilaku terhadap suatu
tatanan kehidupan yang baru. Kesadarn dan kemampuan yang dibutuhkan dalam rangka
melaksanakan cara hidup sehat, pengendalian kelahiran, peningkatannya melalui pendidikan.
Sejalan dengan ini maka usaha-usaha di bidang pendidikan terus ditingkatkan.

e. Persebaran dan Mobilitas Penduduk


Keberhasilan pelaksanaan pembangunan akan sangat membantu di dalam pemecahan
masalah persebaran penduduk dan tenaga kerja yang lebih seimbang. Ketimpangan
persebaran penduduk mengakibatkan bahwa di daerah padat penduduk sumberdaya alam
menderita tekanan eksploitasi berlebihan, sedang di daerah jarang penduduk sumber daya
alam tidak dikelola secara efektif. Oleh karena itu kebijaksanaan persebaran penduduk dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembangunan daerah tertuju pada tercapainya
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan sumber daya alam yang tersedia.
Dalam rangka memperbaiki pola persebaran penduduk dan angkatan kerja, maka
perlu diupayakan pembagian lapangan kerja antar daerah yang seimbang. kegiatan yang
dilakukan adalah melalui program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) yang dimaksudkan
untuk mempertemukan permintaan dengan penawaran tenaga kerja. Dengan demikian
diharapkan penyebaran tenaga kerja akan dapat terlaksana dengan lebih lancar.

5. Masalah Kependudukan

Pada dasarnya masalah kependudukan merupakan suatu sumber masalah sosial yang
penting, oleh karena pertambahan penduduk dapat menghambat penduduk dapat menjadi
penghambat dalam pelaksanaan pembangunan, terutama jika pertambahannya tersebut tidak
dapat terkontrol secara efektif. Masalah sosial sebagai akibat pertambahan penduduk tidak
hanya dirasakan oleh masyarakat-masyarakat pada daerah tertentu saja, melainkan dirasakan
pula oleh masyarakat secara menyeluruh dalam suatu Negara.
Akibat pertambahan penduduk biasanya ditandai oleh kondisi yang serba tidak
merata, terutama mengenai sumber-sumber penghidupan masyarakat yang semakin terbatas.
Di Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam rangka pengaturan pertambahan jumlah
penduduk melalui program Keluarga Berencana. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara menyeluruh. Kecuali itu juga dilakukan
program Transmigrasi, yang dimaksudkan sebagai usaha pemerataan atau keserasian jumlah
penduduk di seluruh wilayah tertentu.

a. Ledakan penduduk
 Pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh jumlah kelahiran (natalitas) yang
lebih besar dari pada jumlah kematian (mortalitas). Di Indonesia sekarang laju
kelahiran 49 dan jumlah ini menunjukkan laju kelahiran yang tinggi. Laju kelahiran
yang sedang antara 20 – 30, sedangkan laju kelahiran rendah di bawah 20.

 Pertambahan penduduk yang pesat juga disebabkan oleh penurunan angka kematian.
Di dunia Barat kematian bayi telah turun sampai 0,5% dan bagi dokter hal ini
merupakan tantangan. Malthus sendiri sudah membayangkan bahwa penurunan angka
kematian akan memunculkan gejala kelebihan penduduk yang serius.

Menurut perhitungan, jika dalam waktu yang relatif singkat di dunia kita nantinya
akan terjadi sistem pembatasan kelahiran yang optimal, maka kesimpulannya: masih
dibutuhkan 40 tahun lebih untuk menghentikan pertumbuhan penduduk. Ini disebabkan
dengan adanya program KB yang intensif saja penduduk dunia masih akan mampu melipat
dua kali, sehingga dalam tahun 2020 jumlah umat manusia di planet kita mencapai 7 milyar
jiwa.
Penduduk di Indonesia menghadapi masalah dalam 4 aspek yaitu:
 Jumlah penduduk di Indonesia besar, yaitu merupakan urutan kelima di dunia;
 Tingkat pertambahan cepat. Menurut sensus penduduk tahun 1980, tingkat
pertambahan penduduk Indonesia setahun 2,32%. Ini berarti sebagian besar penduduk
terdiri atas anak-anak yang masih memerlukan berbagai kebutuhan;
 Penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata. Sekitar 65% penduduk Indonesia
berada di pulau Jawa, sedangkan penduduk-penduduk luar Jawa seluruhnya hanya
35%;

 Pertumbuhan penduduk dan hubungannya dengan pendidikan serta lapangan kerja.

B. Lingkungan Hidup

Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya bersifat sirkular, manusia


mempengaruhi lingkungan dan begitu juga hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan hidupnya. Menurut Gunawan suratmo lingkungan hidup adalah segala
sesuatu di sekitar suatu obyek yang saling mempengaruhi. Yang termasuk dalam lingkungan
hidup tersebut dibagi menjadi dua yaitu sumber daya alam dan sistem hubungan antara
sumber daya alam tersebut. Lingkungan alam dibagi menjadi lingkungan fisik dan kimia,
lingkungan biologi, dan lingkungan manusia meliputi bentuk sosio ekonomi dan sosial
kebudayaan. Munajat Danusaputra, lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta
kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah laku yang terdapat dalam ruang tempat
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan
jasad-jasad hidup.
Sedangkan UU RI No 32 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dari berbagai macam definisi tentang lingkungan hidup tersebut, bisa dipahami bahwa
lingkungan hidup manusia adalah segala sesuatu yang selain diri kita baik yang berupa
lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan juga lingkungan sosial serta budaya yang berada
di sekitar manusia yang mempengaruhi hidup manusia.

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam Undang-Undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada


BAB I pasal 1 di jelaskan bahwa16:
a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum;

b. Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat


RPPLH adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam waktu kurun waktu tertentu;
c. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
2. Masalah dan Pengendalian Lingkungan Hidup

a. Pencemaran Lingkungan

Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga golongan
besar, yakni:
1) Lingkungan fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati;
2) Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagi benda hidup;

3) Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.

Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya selalu dijaga dari kerusakan yang
parah. Suatu kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena
itu, masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara, dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak
ada lagi yang bisa dimintai pertanggung jawaban kecuali manusia sebagai pemakai atau
pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri,
dan demikian pula sebaliknya.
Salah satu produk dari kerusakan lingkungan adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara. Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar
yang diizinkan dibuang pada suatu jangka waktu tertentu. Misalnya suatu berat unsur atau
senyawa kimia setiap hari. Pencemaran itu lebih banyak terjadi karena limbah pabrik yang
masih murni, mereka belum melalui proses waste water treatment atau pengolahan.
Dampaknya pada lingkungan secara umum, jelas sangat merusak dan berakibat fatal bagi
lingkungan secara keseluruhan.
Di samping adanya sumber daya alam, alam air dan tanah, udara adalah sumber daya
alam yang mengalami pencemaran sebagai akibat sampingan dari aktivitas manusia itu.
Selain dari aktivitas manusia, proses alami, seperti kegiatan gunung berapi, tiupan angin
terhadap lahan gundul berdebu dan lain sebagainya juga merupakan sumber dari pencemaran
udara.
Menurut sifat penyebaran bahan pencemarannya, sumber pencemar udara
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sumber titik, sumber area, dan sumber
bergerak. Sumber titik dan area dapat dijadikan satu kelompok, sehingga pengelompokannya
menjadi dua, yakni sumber stationer dan sumber bergerak. Termasuk kedalam sumber
stationer adalah kegiatan rumah tangga, industri, pembakaran sampah, letusan gunung berapi.
Adapun sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.

b. Pengendalian Pencemaran

Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya pencemaran adalah perubahan tatanan
lingkungan alam atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi. Akibat lainnya
adalah tidak atau kurang berfungsi satu atau beberapa elemen lingkungan dikarenakan
kegiatan manusia yang mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan ini mungkin
yang paling fatal adalah menurunnya kualitas sumber daya dan kemudian tidak bisa
dimanfaatkan lagi.
Dengan akibat-akibat seperti itu, maka sudah tidak bisa ditunda lagi bahwa
pencemaran haruslah dilakukan, tidak sekedar dihindari, akan tetapi diperlukan juga
tindakan-tindakan preventif atau pencegahan. Pencegahan terhadap pencemaran merupakan
upaya yang sangat besar bagi penyelamatan masa depan bumi, air, dan udara di dunia ini.
Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga
dengan cara demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan
dampak negatifnya dan mengupayakan pengembangan dampak positif dari kegiatan tersebut.
Sehubungan dengan itu, maka diperlukan analisis mengenai dampak lingkungan sebagai
proses dalam pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan.
Mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran, dalam pasal 17 UULH
dinyatakan bahwa: ketentuan tentang pencegahan dan penanggulangan perusakan dan
pencemaran lingkungan hidup beserta pengawasannya yang dilakukan secara menyeluruh
dan atau secara sektoral ditetapkan dengan peraturan perundangan.18 Dengan melihat
kepedulian pemerintah dalam hal penyelamatan lingkungan hidup, maka masyarakat pun
harus mendukung sekaligus mengontrol dari pelaksanaan berbagai kebijakan itu. Sebab yang
demikian inilah disebut sebagai partisipasi dari kesadaran masyarakat.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Infomasi sejarah menunjukan bahwa pertambahan penduduk di Negara-


Negara berkembang jauh lebih cepat dari pada Negara-negara maju. Resiko yang
ditanggung oleh bumi yang diliputi keterbatasan penyediaan kebutuhan manusia yang
kian meningkat secara tajam, dan timbulnya akibat degradasi alam sekitar walaupun
lingkungan hidup, di lain pihak, tuntutan manusia akan pangan, sandang, papan dan
pendidikan telah memberikan derita dan beban kepada bumi yang makin berat.
Sedang tuntutan manusia akan lingkungannya yang baik, justru lingkungan
memberikan tuntutan balik kepada manusia akan lingkungan dan pencapaian tuntutan
pada suatu lingkungan kehidupan yang nyaman.

2. Saran

Dalam rangka mengatasi kepadatan penduduk yang berimplikasi semakin tingginya


jumlah kemiskinan, dalam perhitungan angka statistik, baik nasional maupun regional,
perlu adanya kesadaran baru bahwa persoalan kependudukan dan kemiskinan bukan
menjadi tanggung jawab sekelompok atau segolongan, bahkan selama ini ada kesan yang
kuat disebagian masyarakat bahwa hal itu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Paradigma berakhir seperti ini tidak lagi sesuai dengan fasilitas yang ada sekarang, maka
perlu ada paradigma baru yang berfikir bahwa masalah kependudukan dan kemiskinan
menjadi tanggung jawab bersama bagi semua komponen, baik pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat (LSM). Pengusaha, para politisi, para akademis, dan lain-lain
karena kedua komponen tersebut sangat terkait dengan kehidupan ekonomi, politik,
hukum, sosial budaya yang penekanannya kepada kesejahteraan masyarakat, yang sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Daftar Pustaka
Abdulsyani. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta:Bumi
Aksara, 2002.
Kasto, Tukiran. Kebijakan dan Perencanaan Kependudukan di Indonesia.
Yogyakarta:Pusat Antar Universitas Stusi Sosial UGM, 1990.
http://prokum.esdm.go.id/uu/2009/UU%2032%20Tahun
%202009%20(PPLH).pdf

http://www.hsph.harvard.edu/population/policies/indonesia.population09.pdf
Singarimbun, Masri. Penduduk dan Perubahan. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 1996.
Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Bandung:Djambatan, 1999.
Soerjani, Muh. Lingkungan Sumber Daya Alam dan Kependudukan
Dalam Pembangunan. Jakarta:UI Press, 1987.
Soewandi, Hariwijaya, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Ghalia
Indonesia, 1999.
Tumanggor, Rusmin. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:Kencana,
2010.
Wahyu, Ramdani. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Bandung:Pustaka Setia, 2013.

Anda mungkin juga menyukai