Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR C

KEBERAGAMAN DAN KESETARAAN

KELOMPOK 5
ANGGOTA:
- TEGUH RIYADI 672019154
- DIENDA RIZKYA HAYUNINGTYAS ROOSAPUTRI 672019155
- FRANKIE 672019165
- AHMAD RAMADHANI 672019172
- MUHAMMAD SEPTIAN NUGROHO 672019197
- ANASTASIA KEZIA BEATRIX MAYESTIKA 672019208

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


SALATIGA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keberagaman dan
Kesetaraan”.
Tujuan dari penulisan dari makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Keberagaman dan Kesetaraan“ bagi pembaca dan penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Franciscus Xaverius Wartoyo, M.Pd., M.H.
selaku dosen Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berbagii pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami tuggu demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 5 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah….......................................................................................................4
C. Manfaat...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
A. Definisi Keberagaman dan Kesetaraan...........................................................................6
B. Keberagaman Suku Bangsa dan Agama..........................................................................6
C. Pengaruh Keberagaman dan Kesetaraan Terhadap Kehidupan......................................9
D. Permasalahan Keberagaman dan Kesetaraan serta Solusinya........................................10
E. Studi Kasus…...............................................................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................................17
A. Kesimpulan…...............................................................................................................17
B. Saran….........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu terkait dengan konsep kesetaraan dan keanekaragaman. Konsep
kesetaraan dapat dianalisis dengan pendekatan formal dan substansial. Pendekatan
formal, baik secara legal maupun normal, memeriksa kesetaraan berdasarkan peraturan
yang berlaku, tetapi pendekatan substansial berarti proses kesetaraan dan kesetaraan
tergantung pada hasilnya.
Konsep yang sama sering terkait dengan gender, negara bagian, kelas sosial dan
hal-hal yang berbeda yang mengkarakterisasi ekspresi dan ekspresi. Konsep
keanekaragaman adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan manusia. Setelah
perawatan, tidak ada lahan budaya di barat dan timur. Dalam budaya Barat, budaya arus
utama, Cina dan Islam diwakili oleh manusia oriental (pseudo manusia) (teosentris).
Manusia fokus pada konsep konsep yang lahir dari Barat dan demokrasi, termasuk
semua elemen dasar manusia. Di sisi lain, di timur, itu menetapkan aturan kehidupan, dan
konsep kesetaraan dan keanekaragaman berdasarkan apa yang diperintah Tuhan melalui
pendidikan mereka.
Kesetaraan dan keanekaragaman manusia, khususnya penilaian keanekaragaman
dalam masyarakat dapat dilihat melalui elemen umum budaya pada waktu yang berbeda
dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab keberagaman di Indonesia?
2. Apa pengaruh keberagaman terhadap kehidupan bersosial?
3. Dengan siapa saja kah perpecahan keberagaman dapat terjadi di kehidupan bersosial?
4. Siapa saja yang dapat memunculkan terjadinya perpecahan dalam kehidupan
bermasyarakat?
5. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan perpecahan dalam
kehidupan bermasyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab keberagaman di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh keberagaman yang terjadi di kehidupan bersosial.
3. Untuk mengetahui perpecahan keberagaman dapat terjadi di kehidupan bersosial.
4. Untuk mengetahui yang memunculkan terjadinya perpecahan dalam kehidupan
bermasyarakat.
5. Untuk mengetahui solusi menyelesaikan perpecahan dalam kehidupan
bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keberagaman dan Kesetaraan


1. Definisi Keberagaman
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keberagaman berasal dari kata
ragam yang berarti macam, jenis, corak. Dari kata „ragam‟ tersebut, makna keberagaman
beraneka macam. Dalam hal ini, tidak berarti manusia memiliki banyak jenis seperti jenis
tumbuhan dan jenis hewan. Tetapi bermakna bahwa setiap manusia memiliki perbedaan
karena setiap manusia memiliki ciri khas. Manusia adalah makhluk yang menarik,
kenapa? Karena mereka mempunyai sifat yang berbeda antar individu lainnya.
Contohnya seperti perilaku,sikap, pola pikir, dan hasrat.
Keberagaman dalam masyarakat bisa dilihat karena manusia merupakan makhluk
sosial yang beragam. Perbedaannya dapat dilihat dari jenis kelamin, ras, suku, agama,
etnis, budaya, tingkat ekonomi, status sosial, dan lainnya. Sejatinya, keberagaman adalah
hal yang wajar terjadi dan manusia tidak bisa menolaknya. Tuhan telah menjadikan
manusia dimuka bumi ini beragam dengan latar belakang yang berbeda-beda. Maka dari
itu kita sebagai bagian dari suatu masyarakat memiliki perbedaan dengan masyarakat
lainnya.

2. Definisi Kesetaraan
Berdasarkan KBBI, kesetaraan berasal dari kata setara yang berarti sama
tingkatan, kedudukan atau pangkat. kesetaraan menunjukkan tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi maupun tidak lebih rendah antara satu sama
lain. Kesetaraan juga bermakna bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki
kedudukan yang sama.

B. Keberagaman Suku Bangsa dan Agama


1. Keberagaman Suku Bangsa di Indonesia
Suatu wilayah tidak selalu ditinggali oleh suatu suku yang berasal dari daerah
asal. Sebagai contoh yaitu suku Jawa. Suku Jawa tak selalu ada di Jateng, Jatim, Jabar,
ataupun Yogyakarta, yakni juga terdapat di Aceh bahkan Sumut. Dapat dilihat dari
penduduk yang tinggal di beberapa provinsi, mudah terlihat bahwa suku bangsa dapat
tersebar di luar daerah sukunya. Misalnya, suku Betawi dari Jakarta, juga dapat
ditemukan di Bangka-Belitung, Sumatera Selatan, bahkan di Aceh. Di sisi lain, suku
bangsa Jawa cenderung punya persebaran yang besar di hampir seluruh provinsi seperti
di Aceh, Sumatera dan lainnya.
Dari gambaran di atas, tingkat keberagaman budaya di Indonesia sangat tinggi
dan tak lagi dibatasi oleh daerah asal suku bangsa. Keberagaman mencakup hampir
seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Dengan demikian, hubungan antar suku bangsa
menjadi lebih bermakna dengan adanya kenyataan ini.
Hal menarik lainnya yaitu pertumbuhan kuantitas suku bangsa selalu berubah
setiap periode. Suatu suku bangsa pertumbuhannya dapat menurun ataupun meningkat.
Dari 2 periode sensus, yaitu sensus tahun 1930 dan tahun 2000,dapat dilihat suku bangsa
jawa mengalami pertumbuhannya turun menjadi 41,71% yang awalnya 47,02%, Melayu
naik menjadi 3,45% yang awalnya 1,61%, Batak naik menjadi 3,02% yang awalnya
2,04%, Madura turun menjadi 3,37% yang awalnya dari 7,28%, Minangkabau turun
menjadi 2,72% yang awalnya 3,36%, Sunda naik menjadi 15,41% yang awalnya 14,53%,
Bali turun menjadi 1,51% yang awalnya 1,88%, Betawi naik menjadi 2,51% yang
awalnya 1,66%, Bugis turun menjadi 2,49% yang dulunya 2,59%, dan Aceh turun
menjadi 0,43% yang dulunya 1,41%..
Dibandingkan dengan negara lain, keberagaman di Indonesia sangatlah berbeda.
Contohnya yaitu Jepang.Suku bangsa yang berada di jepang yaitu Yamato, Burakumin,
Okinawa, dan Ainu. Yamato merupakan suku bangsa jepang yang mencakup lebih dari
90% penduduk Jepang. Sementara Okinawa, Burakumin, dan Ainu hanya mencakup 3-
4% penduduk Jepang. Negara lain seperti Korea , Cina , dan lainnya juga terdapat di
Jepang yakni hanya kurang dari 2% saja. Hal ini juga berlaku bagi beberapa negara
lainnya.

2. Keberagaman Agama di Indonesia


Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas. Kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannya memunculkan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu pasti juga berasal sumber yang luar biasa. Sumber
yang luar biasa itu ada berbagai macam sesuai dengan bahasa manusianya, misal Tuhan,
God, Dewa, Kami-Sama dan lain-lain.
Ada beberapa agama besar yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia,
yaitu agama Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Di masa
lalu, pemerintah Indonesia pernah melarang penganut Konghucu melaksanakan
agamanya secara terbuka. Tetapi, melalui Keppress No. 6 tahun 2000, Presiden
Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi hingga saat ini masih ada
penganut agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat pemerintah. Selain
6 agama tersebut, di Indonesia ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme
dan lain-lain meskipun jumlahnya sedikit. Dalam penjelasan Ketetapan Presiden
No.1/PNPS/1965 junto Undang-Undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
dan Penodaan agama disebutkan bahwa agama-agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Namun, bukan berarti agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Persepsi tentang adanya agama yang diakui dan tidak diakui
ini adalah suatu kesalahan, karena adanya Surat Keputusan Menteri dalam negeri pada
tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan ke-5
agama tersebut. Tetapi, Surat Keputusan tersebut telah dianulir pada masa Presiden
Abdurrahman Wahid karena dianggap berlawanan dengan Pasal 29 Undang-undang
Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan HAM. Pada masa pemerintahan Orde Baru,
sebagian orang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa tapi tidak menganut salah satu
dari agama mayoritas.

3. Faktor Penyebab Keberagaman Sosial


Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam perbedaan yaitu
suku bangsa, ras, agama, etnis, bahasa, kesenian, dan kebudayaan yang dianggap sebagai
karakteristik dalam kehidupan sosial. Adapun faktor penyebab keberagaman yang ada di
Indonesia yaitu:
1. Faktor sejarah
2. Faktor geografis
3. Faktor iklim dan alam
4. Pengaruh kebudayaan asing
5. Globalisasi

C. Pengaruh Keberagaman dan Kesetaraan Terhadap Kehidupan


Pluralistik itulah yang menggambarkan kondisi obyektif negara Indonesia yang
harus disikapi secara terbuka dan matang untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak
rasa persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Dengan adanya keberagaman suku, agama,
ras, dan sebagainya dibutuhkan ruang bagi berkembangnya keberagaman tersebut dan
juga kebudayaan nasional sehingga menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dengan
didukung oleh pengembangan solidaritas nasional serta memberikan pemahaman dan
pemantapan terhadap identitas nasional.

Pengaruh Terhadap Dampak Positif Dampak Negatif


Kehidupan

Beragama Penganut agama saling Apabila terjadi


menghargai dan kesalahpahaman, mudah
menghormati menimbulkan konflik atau
ketegangan antara penganut
agama satu dengan lainnya

Bermasyarakat dan Adanya penyerapan budaya Hilangnya budaya karena


Bernegara antara budaya satu dengan tidak mampu bertahan
lainnya

Kehidupan global Adanya pengaruh Pengaruh negatif akan


kemajuan negara apabila terjadi apabila tidak
terjalin hubungan dengan dilakukan penyaringan dan
negara maju penyesuaian
D. Permasalahan Keberagaman dan Kesetaraan serta Solusinya
1. Permasalahan Keberagaman
Di Indonesia keberagaman merupakan suatu kenyataan serta harta/
warisan dari masyarakat. Tetapi pada kenyataannya keberagaman sering
memunculkan permasalahan sosial. Masih banyak orang yang menganggap
keberagaman sebagai sebuah alasan untuk memulai perselisihan.
Sifat dasar masyarakat beragam:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok kelompok yang memiliki kebudayaan
yang berbeda.
b. Struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga yang bersifat non-
komplementer
c. Kurang mengembangkan kemufakatan diantara anggota masyarakat tentang nilai
sosial dasar.
d. Sering terjadi perseteruan antar kelompok
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi
f. Adanya dominasi politik oleh kelompok kepada kelompok lainnya.

Contoh permasalahan terkait keberagaman :


1. Etnosentrisme merupakan sikap menentukan semua aturan dan budaya orang
lain sesuai dengan standar budayanya sendiri.
2. Stereotype adalah memberikan penilaian terhadap seseorang yang cenderung
bersifat subjektif.
3. Labelling. Hampir sama dengan stereotype, labelling merupakan pemberian
“label” kepada sebuah kelompok.
4. Prasangka merupakan sikap memberikan pernyataan yang faktanya belum teruji.
5. Rasisme adalah suatu sikap yang menolak/ tidak menerima ras yang tidak berasal
dari suku asalnya/ rasnya.
6. Diskriminasi adalah suatu sikap yang membeda - bedakan antara kelompok lain
dengan kelompoknya.
7. Mengkambing hitamkan merupakan melimpahkan suatu kesalahan kepada
kelompok lain yang menjadi sasarannya.
 Solusi
Untuk mencegah pengaruh negatif dari keberagaman, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan yaitu:
- Membangun kepribadian religius.
- Membangkitkan jiwa nasionalisme
- Menumbuhkan sikap pluralism
- Membangkitkan jiwa humanism
- Membangun persahabatan dan kerukunan antarumat beragama
- Membangun interaksi dan komunikasi yang baik untuk hubungan
antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

2. Permasalahan Kesetaraan
Kesetaraan merupakan suatu kelakuan yang menerima dan mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar manusia. Indeks kesetaraan yaitu :
a. Adanya persamaan derajat antar golongan, ras, suku, agama dan lainnya.
b. Kesetaran hak pada bidang pekerjaan, pendidikan dan kebutuhan hidup.
c. Kesetaraan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan masyarakat.
Permasalahan yang terjadi pada kehidupan bermasyarakat adalah munculnya
sikap dan perilaku yang tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban
antar sesama manusia. Sikap atau perilaku ini biasa disebut dengan diskriminasi.
 Solusi
- Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melakukan upaya seperti:
- Meningkatkan upaya penghapusan diskriminasi seperti ketidakadilan gender.
- Bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dimata hukum.
- Penghapusan diskriminasi dilakukan dengan cara pembuatan undang-undang
yang anti terhadap diskriminasi serta penerapannya di lapangan.
- Menerapkan hukum yang adil dan melalui perbaikan sistem hukum yang bersih,
berwibawa dan profesional.
E. Studi Kasus
1. Konflik Ambon

“Konflik ambon merupakan konflik terburuk yang pernah terjadi di Indonesia


setelah reformasi. Dimana kejadian tersebut telah menghilangkan nyawa sekitar
10.000 orang. Konflik Ambon terjadi pada 1999 hingga 2003. Dalam kejadian
tersebut, tercatat ribuan warga meninggal, ribuan rumah dan fasilitas umum termasuk
tempat ibadah terbakar. Bahkan banyak warga yang harus meninggalkan rumahnya
untuk mengungsi dan meninggalkan Maluku atas konflik tersebut.
Asal muasal penyebab dari perang Ambon pada tahun 1999 bermula ketika terjadi
pertikaian antara salah satu pemuda keturunan Bugis beragama Islam dengan pemuda
yang berasal dari Mardika yang beragama Kristen. Pemuda asal Mardika yang
berprofesi sebagai supir angkot tersebut tidak mau memberi walaupun sudah berkali –
kali dimintai uang oleh pemuda Bugis yang merupakan preman terminal Batu Merah
itu. Akhirnya keduanya terlibat dalam perkelahian melibatkan senjata tajam yang
dibawa pemuda asal Mardika. Konflik tersebut berlangsung selama empat tahun”
Konflik diatas merupakan salah satu problematika keberagaman yang terjadi di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman yang ada di Indonesia masih
mudah terpecah belah akibat dari kesalahpahaman yang terjadi pada kejadian
tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah kesalahpahaman, pentingnya warga negara
untuk menanggapi dan berpikir secara kritis agar keberagaman tidak mudah goyah
dan terpecah belah.
2. Toleransi di Timika

“Masyarakat lintas agama ikut menjaga keamanan pelaksanaan shalat Idul Fitri
1440 Hijriah di Timika. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama menyebutkan
bahwa ada beberapa pemuda yang berlatar belakang agama Katolik, Protestan, Hindu
dan Budha ikut terlibat dalam mengamankan Shalat Ied di Timika. Ketua Forum
Kerukunan Umat Beragama juga mengatakan toleransi umat beragama di Kabupaten
Mimika juga terjalin dengan baik. Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama
mencontohkan anak muda dari Masjid juga ikut mengamankan greja ketika umat
Kristiani sedang merayakan Paskah dan Natal“
Dari studi kasus diatas dapat dilihat bahwa keberagaman masih terjalin baik di
beberapa daerah yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dijadikan pedoman bagi
masyarakat Indonesia agar terus menghargai dan menghormati perbedaan.

3. Kasus Aice : Kesetaraan gender di lingkungan kerja


“Salah satu buruh perempuan yang bekerja di perusahaan produsen es krim PT.
Alpen Food Industry atau Aice, Elitha Tri Novianty berusaha mengajukan
pemindahan divisi kerja karena penyakit endometriosisnya kambuh. Tapi apa daya,
perusahaan justru mengancam akan menghentikannya dari pekerjaan.
Elitha terdesak dan tidak punya pilihan lain selain terus bekerja. Akhirnya, dia
pun mengalami pendarahan hebat akibat bobot pekerjaannya yang berlebihan. Elitha
terpaksa melakukan operasi kuret pada Februari lalu, yang berarti jaringan dari dalam
rahimnya diangkat.
Elitha hanya satu dari banyak buruh perempuan yang hak-haknya terabaikan oleh
Aice. Sarinah, Juru Bicara Federasi Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan (F-
SEDAR), yang mewakili serikat buruh Aice, menyatakan bahwa sejak tahun 2019
hingga saat ini sudah terdapat 15 kasus keguguran dan enam kasus bayi yang
dilahirkan dalam kondisi tak bernyawa dialami oleh buruh perempuan Aice.”
Dari kasus diatas, dapat dilihat bahwa undang undang tentang kesetaraan masih
belum diimplementasikan di lapangan. Perjuangan kesetaraan masih terlihat jauh
karena masih banyak perusahaan yang mengabaikan hak-hak pekerja.

4. Kekerasan antara kelompok Islam dan Kristen di Maluku


Konflik ini terjadi pada era reformasi awal tahun 1999. Penyebab dari pertikaian
ini adalah instabilitas ekonomi dan politik di Indonesia setelah Soeharto mundur dari
jabatan kepresidenannya. Oleh sebab itu rupiah mengalami penurunan nilai atau
devaluasi. Selain itu rencana perluasan Provinsi Maluku menjadi Maluku dan Maluku
Utara semakin memperkeruh persoalan politik daerah yang sudah ada. Oleh karena
persoalan ini, maka timbullah konflik atau perseteruan antara umat Islam dan Kristen
pada Januari 1999. Konflik ini secara cepat berubah menjadi pertempuran dan tindak
kekerasan terhadap warga sipil oleh kedua belah pihak. Pihak utama yang terlibat
dalam perseteruan ini adalah kelompok milisi agama dari kedua belah pihak,
termasuk kelompok Islamis yang bernama Laskar Jihad dan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia.

5. Konflik 1998

Pada konflik 1998 banyak toko dan perusahaan yang dihancurkan oleh massa,
terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Kerusuhan ini terjadi di
sejumlah kota, antara lain Jakarta, Medan, Surakarta, Palembang, Surabaya, serta
beberapa kota lainnya. Ratusan wanita yang keturunan Tionghoa mengalami
pemerkosaan dan pelecehan seksual, dimana sebagian diperkosa beramai-ramai,
dianiaya secara sadis kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut pun banyak
warga Indonesia keturunan Tionghoa meninggalkan Indonesia untuk mencari
keselamatan.
Kerusuhan yang terjadi membuat panik para pemilik toko tersebut dan juga
menuliskan muka toko mereka dengan tulisan “Milik Pribumi” atau “Pro-reformasi”
karena penyerang hanya fokus ke orang-orang Tionghoa. Ada beberapa dari mereka
tidak ketahuan oleh amuk massa, tetapi ada juga yang ketahuan bukan milik pribumi.
Sebab dan alasan dari kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan
pertikaian sampai hari ini. Tetapi pada umumnya masyarakat Indonesia secara
keseluruhan sepakat bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah
Indonesia. Sementara dari beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa bersuara bahwa
kerusuhan ini merupakan tindak pembasmian (Genosida) terhadap orang Tionghoa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberagaman adalah ciri khas atau perbedaan yang melekat pada setiap manusia
dan dalam masyarakat terdapat berbagai perbedaan seperti ras, suku, agama, budaya,
etnis, tingkat ekonomi, status sosial, jenis kelami dan lainnya. Banyak faktor yang
menjadi penentu keberagaman seperti faktor sejarah, faktor geografis, faktor iklim, dan
alam, Pengaruh kebudayaan asing dan globalisasi. Kesetaraan adalah suatu kondisi yang
menunjukkan tingkatan yang sama pada setiap manusia baik dari segi derajat, hak dan
kewajiban. Keberagaman dan kesetaraan juga banyak yang mempengaruhi kehidupan di
masyarakat ada yang berdampak positif ada juga yang berdampak negatif.yang
berdampak negatif seperti Etnosentrisme, Stereotip, Labelling, diskriminasi dan lain-lain.
B. Saran
Salah satu cara menyelesaikan masalah tentang kesetaraan dan keberagaman yang
masih banyak terjadi di indonesia adalah dengan menjunjung tinggi sikap toleransi.
pemerintah dan masyarakat harus sangat tegas dalam menjunjung sikap toleransi ini
karena dengan sikap toleransi masyarakat indonesia akan dapat menghargai dan
memahami keberagaman kesetaraan setiap manusia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mumtazinur, MA, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Banda Aceh : UIN Ar-Raniry, 2019.

2. https://nasional.tempo.co/read/1462239/kerusuhan-mei-1998-sejarah-kelam-pelanggaran-
ham-di-indonesia , diakses pada tanggal 6 September 2021.

3. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43207033 , diakses pada tanggal 6 September


2021.

Anda mungkin juga menyukai