Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

DIVERSTY DALAM MASYRAKAT

Dosen Pengampu :

Hafiz Zain Abdillah, M. Psi

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Dera Kurniawati 21100094


Danda Aryanda 21100072
Marsyhanda Salsabila 21100062
Miranti Febrianti 21100096

S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG 2022


SEMESTER 3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Tentang Diversty Dalam Masyarakat ” dapat diselesaikan . Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Masyrakat .
Kami berharap makalah ini dapat membantu pengetahuan dan pengalaman bagi kita semua.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karna itu Kami akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Demikian yang dapat Kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pangkal Pinang,24 September 2022


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................................ 4
D. Manfaat .............................................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Diversity (Keragaman)..................................................................................................... 5
B. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia..................................................................... 5
C. Pengaruh Keragaman dam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan
Global...................................................................................................................................................... 7
D. Problem Deskriminasi........................................................................................................................ 8
E. Contoh Keberagaman dalam Keperawatan Keperawatan Asuhan ..................................................... 9
F. Pemecahan Masalah dalam Masyarakat Multikultural .....................................................................13
BAB III .................................................................................................................................................14
PENUTUP ............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia
artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras.
Sehingga keragaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-jenis; perihal ragam hal
jenis keragaman yang di maksud di sini suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi. Suku bangsa
yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat beragam.
Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya mpengelompomkan besar manusia
yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit,
ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diversity (keragaman) dalam masyarakat ?

2. Bagaimana pengaruh diversity (keragaman) dalam masyarakat ?

3. Bagaimana alternative dalam pemecahan masalah dalam masyarakat multikultur ?

4. Bagaimana contoh keberagaman dalam dunia Keperawatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui diversity (keragaman) dalam masyarakat

2. Untuk mengetahui pengaruh diversity (keragaman) dalam masyarakat

3. Untuk mengetahui alternative dalam pemecahan masalah dalam masyarakat


multikultur

4. Untuk mengetahui keberagaman dalam keperawatan

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui diversity (keragaman) dalam masyarakat

2. Dapat mengetahui pengaruh diversity (keragaman) dalam masyarakat

3. Dapat mengetahui alternative dalam pemecahan masalah dalam masyarakat


multikultur

4. Dapat mengetahui keberagaman dalam keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diversity (Keragaman)


Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia
artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras.
Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-jenis;perihal ragam hal
jeniskergaman yang di maksud di sini suatu kondisi dalam masyarakat dimana.
terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan,ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi.

B. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia


a. Suku Bangsa dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai merauke sangat
beragam, sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan besar
manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahir yang sama seperti rambut, warna kulit,
ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya. Di indonesia, terutama bagian
barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu muda. Kecuali batak
dan toraja yang termasuk mongoloid melayu tua sebelah timur indonesia termasuk ras
austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk
kelompok pribumi adalah golongan china yang termasuk atratic mongoloid.

b. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi manusia. Ikatan
yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan
gaibyang tak dapat di tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh
besar yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Agama sebagai
keyakinan memang sulit di ukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang barang kali
menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun
apapun bentuknya kepercayaan yang di anggap sebagai agama, tampaknya memang
memilki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama pitif maupun agama
monoteisma. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat
pada tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh di
abaikan Masalah agama tak akan mungkin dapat di pisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang

2. Berfungsi penyelamat

3. Berfungsi sebagai perdamaian

4. Berfungsi sebagai sosial kontrol

5. Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas 6. Berfungsi tranformatif

7. Berfungsi kreatif

8. Berfungsi Kreatif

ada dasarnya agama dan keyakinan merupkan usur penting dalam keragaman bangsa
indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui di indonesia.

c. Tata Krama

Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti "adat sopan santun,
basa basi" pada dasarnya ialah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap
dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di
kembangkan oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap suku
bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai dan
norma secara turun menurun dan berkisenambungan dari generasi ke generasi
menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatuisuku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

d. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu perhatian yang harus di
tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi
menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan
yang tak dapat di hindari lagi

e. Kesenjangan Sosial

Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemmuk dengan bermacam


tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis.hal ini, dapat terlihat dan di rasakan
dengan jelas dengan adanya penggologan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosialyang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga
membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan menjadi sebuah
pemicu perang antara etnis atau suku.
C. Pengaruh Keragaman dam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan
Kehidupan Global
Berdirinya negara indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian
majemuk baik secara eknis,biogarfis.kultural,maupun religius. Kita tidak dapat
mengingkari prulalistik bangsa kita. Sehingga kita perlu memberi tempat bagi
berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang di anut oleh
warga indonesia. Masalah suku bangsa dan, kesatuan nasional di Indonesia telah
menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara yang multi etnik memerlukan suatu
kebudayaan nasional untuk menistasikan peranan identitas nasional dan solidaritas
nasional di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional yang menyangkut
kesadaran dan identitas suatu bangsa telah di rancang saat bangsa kita belum
merdeka. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya
merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk
menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Dikehidupan
Sehari-Hari, Kebudayaan Suku Bangsa dan kebudayaan agama,bersama-sama dengan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarisi perilaku dan kegiatan
kita.berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi. Bahkan mampu saling
menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari tetapi sering kali yang terjadi malah
sebaliknya.Perbedaa-perbedaan tersebut menciptkan ketegangan hubungan antara
anggota masyarakat. Hal ini di sebabkan oleh sifat dasar yang selalu di miliki oleh
masyarakat majemuk sebagai mana di jelaskan oleh Van de Berghe:

a. Terjadinya sikmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki


kebudayaan yang berbeda.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat


non komplenter

c. Kurang mengembangkan konsensuf di antar anggota masyarakat tentang nilai-nilai


sosial yang bersifat dasar.

d. Secara relatif sering kali terjadi konflikdi antara kelompokyang satu dengan yang
lainnya.

e. Secara relatif integrasi tumbuh di atas paksaan yang saling ketergantungan di dalam
bidang ekonomi

f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Realitas di atas harus di akui dengan sikap terbuka logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaan sikap dikesampingkan, besarkemungkinan tercipta masalah-masalah
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti:
1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya kesesuaian atas keragaman antara manusia
dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh virus paparoks yang ada
dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan
tawarannya akan keseragman global untuk maju bersama dan komunikasi gaya hidup,
manusia yang bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan
keunikan dan keberagaman indonesia sebagai pelaku utama.

2. Perilaku diskriminatif terdapat etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan


muncul masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja
yang tidak mengentungkan bagi hidup berbangsa dan bernegara.

3. Eksklusivme,realisis, bersumber dari superioritas, alasannya dapat bermacam


macam antara lain; keyakinan bahwa secara kelompoknya lebih tinggi dari
ras/suku/kelompok lain

Adanya beberapa hal yang dapat dilakukan memperkecil masalah yang di akibatkan
oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

1. Semangat religius
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Membangun suatu pola komikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antara agama,media massa, dan harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran globalyang bersifat inklusif, kesadaran


kebesamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang menentukan bagi
terwujudnya sebuah bangsa yang di bhineka tunggal ika menyatu dalam keragaman, dan
beragam dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan di dekatkan, segala ke anekaragaman di
pandang sebagai kekayaan bangsa milik bersama. Sikap inilah yang perlu di kembangkan
dalam pikir masyarakat untuk menuju indonesia raya merdeka.

D. Problem Deskriminasi
Deskriminasi adalah sebuah tindakan yang melakukan perbedaan terhadap seseorang atau
kelompok orang berdasarkan ras,agama,suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelas
sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia,orientasi seksual, pandangan ideologi
dan politik. serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.

Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia di dasarkan pada prinsi-prinsip hak asasi
manusia.Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecuali tidak dapat di pisahkan dan
saling tenrgantung. Berangkat dari pemahaman tersebut sikap-sikap yang didasarkan pada
ethnosentrisme, resisme, religius fanatisme,dan diskrimination harus dipandang sebagai
dipandang 8 tindakan yang menghambat pengembangan kesedarajatan dan demokrasi,
penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.

PASAL 218 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: "setiap orang berhak bebas
dari perlakuan bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu." Sementara itu pasal 3 UU No 1999
tentang HAM telah menegaskan bahwa "... setiap orang di lahirkan bebas dengan harkat dan
martabat yang sama dan sederajat... ketentuan tersebut merupakan landasan hukumyang
mendasari prinsip non diskriminasi di indonesia.

Pencantuman prinsip ini pada awal pasal berbagai instrumen hukum yang mengatur HAM
pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi realitas yang promblematik
sehingga:

a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di berbagai


belahan dunia.

b. Prinsip non-diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup
dalamkebebasan keadilan dan perdamaian.

Dalam demokrasi diskriminasi seharusnya telah di tiadakan dengan adanya kesetaraan dalam
bidang hukum, kesedarajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam
kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi berbagai penelitian dan pengkajian
menunjukkan bahwa kondisi di indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas
persamaan di muka hukum secara utuh.

Promblematika lainnya timbul dan harus di waspadai adalah disentegrasi bangsa dari kajian
yang di lakukan terhadap berbagai kasus dissntegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara
dapat di simpulkan adanya enam faktor utama secara gradualbisa menjadi penyebab utama
proses itu, yaitu:

1. Kegagalan kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisis politik
4. Krisis sosial
5. Demoralisasi tentara dan polisi
6. Intervensi asing

E. Contoh Keberagaman dalam Keperawatan Keperawatan Asuhan


keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditunjukkan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Proses keperawatan (Transkultural Nursing)

Model konseptual yang dikembangkan oleh leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(sunrise model). Geisser (1995) menyatakan bahwa proses keperawatan inii
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap
masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan
dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar,
1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "sunrise model"
yaitu :

a.Faktor teknologi (tecnological faktors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat


penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,
alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religios and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motifasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupan sendiri. Faktor agama yang hars
dikaji oleh perawat adalah agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji fakor-faktor nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tampat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and live ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah ia
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji
pada faktor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
seperti sakit berkaitan dengan aktifitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (andrew
and boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

f. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang


dimiliki untuk membiayai penyakitnya agar segara sembuh. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar keluarga.

g. Faktor pendidikan (education factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan
klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatan. Hal
yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan
serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.

Prinsip-prinsip pengkajian budaya:

-Jangan menggunakan asumsi


-Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misalnya: orang padang pelit, orang
jawa halus.
-Menerima dan memahami metode komunikasi
-Menghargai perbedaan individual
-Menghargai kebutuhan personal dari setiap individu
-Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien
-Menyediakan ptivacy terkait kebutuhan pribadi

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respons klien sesuai latar belakang kebudayaannya
yang dapat dicegah, dubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger
and dafithizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu: gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.

3. Perencanaan dan pelaksaan


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkulturl adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksaan adalah melaksakan tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar, 1995). Ada tiga
pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (andrew and boyle,
1995) yaitu: mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak
bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien
kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang
dimiliki klien bertantangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance/
mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.

1) Identivikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang poses kelahiran
dan perawatan bayi .

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan klien.

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.

b. Cultural care accomodation/negatiation /

Negosiasi budaya intervensi dan implementsi keperawatan pada tahap ini


dilakukan untuk membantu klien berdaptasi terhadap budaya tertent yang
lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,
misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis,
maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain:

1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan


berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik

c. Cultual care repartening/reconstruction/


restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya merestrukrisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.

1.Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
melaksanakannya.

2. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok

3.Gunakan pihak ketiga bila perlu

4. Terjemahkan terminologi gejala pasien kedalam bahasa kesehatan yang


dapat dipahami oleh klien dan orang tua

5.Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan perawat


dan klien harus mencoba memahami budaya masing-masing melalui proses
aktulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya
yang akhirnya akan memperkaya budaya-budaya mereka. Bila perawat tidak
memahami budaya klien makan akan tumbul rasa tidak percaya sehingga
hubungan terapeutik antara perawat dan klien akan terganggu. Pemahaman
budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan
perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan


klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,
mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi
dengan budaya baru yang mungkin sangan bertentangan dengan budaya yang
dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
ssuai dengan latar belakang budaya klien.

F. Pemecahan Masalah dalam Masyarakat Multikultural


Kemampuan untuk menampung berbagai perbedaan dan keanekaragaman kebudayaan dalam
sebuah kesatuan yang di landasi suatu ikatan kebersamaan. Salah satu pengembangan konsep
toleransi terhadap keberagaman budaya adalah mewujudkan masyarakat indonesia yang
multikultural dengan bentuk pengakuan dan toleransi, terhadap perbedaan dalam kesetaraan
individual maupun secara kebudayaan. Dalam masyarakat multikultural, masyarakat anatar
suku bangsa dapat hidup berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai. Selain itu,
alternatif penyelesaian keberagaman budaya yang ada di indonesia di lakukan melalui
interaksi lintas budaya dengan mengembangkan media sosial, seperti pengembangan
lambang-lambang komunikasi lisan maupun tertulis, norma-norma yang di sepakati dan di
terima sebagai pedoman bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka acuan bersama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia
artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras.
Sehingga keragaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-jenis;perihal ragam hal
jenis keragaman yang di maksud di sini suatu kondisi dalammasyarakat diman
terdapat perbedaaa-perbedaan dalamberbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan,ideologi,adat keseponan serta situasi ekonomi.

B. Saran
Sebagai mahasiswa seharusnya mengetahui bagaimana cara bersikap ketika berada
dalam masyarakat yang berbagai macam kultur, dalam menangangi masalah harus
sesuai norma yang dianut oleh masing-masing suku. Agar tidak terjadi perselisihan
atau permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Tumanggor,Rusmin. Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 12 No. 2 Tahun 2017


Bagir, Zainal Abidin, dkk., Harmoni Dalam Keragaman. Yogyakarta. 2015
Muhiddur, Pendidikan Multikultural Bagi Masyarakat.2017 Kusmaryani Rosita
Endang Pendidikan Multikultural sebagai Alternatif Penanaman Nilai Moral dalam
Keberagaman. Yogyakarta.2018

Anda mungkin juga menyukai