Anda di halaman 1dari 15

TOLERANSI DALAM BINGKAI KEANEKARAGAMAN (BUDAYA, SUKU, RAS,

DAN AGAMA)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah:


Pancasila
Dosen Pengampu: Apriliani Diah Kartikasari, M.pd.

Disusun oleh:

Galih Prayogo (21202120)


Isnaini Rima Faridhoh (21202116)
Muhammad Irkham Efendi (21202114)
Orico Subhanoca (21202120)
Satya Adhi Pranata (21202053)
Wanda Sheilina S (21202083)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat, taufik serta inayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah
kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Melalui makalah ini, penulis harapkan dapat
membantu pembaca mendapat pengetahuan tentang masyarakat madani dan bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Terkhusus kepada kedua orang tua dan Ibu Apriliyani Diah
Kartikasari, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah diberikan.
Makalah ini sangat banyak kekurangannya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Kritik dan saran yang membangun penulis nantikan agar nantinya meningkatkan dan
merevisi kembali pembuatan makalah di waktu berikutnya.

Kediri, 01 Desember 2022

Tim Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................................. iv
Rumusan Masalah.......................................................................................................... v
Tujuan............................................................................................................................. v

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi.......................................................................................... 6
B. Macam-macam Toleransi Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia.......... 7
C. Penerapan Nilai Toleransi Dalam Keberagaman di Indonesia..................... 8
D. Hambatan Implementasi Toleransi Keberagaman di Indonesia.................. 10

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSAKA 13
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :

Keberagaman merupakan sebuah keadaan disuatu masyarakat dimana dalam suatu


masyarakat terhadap berbagai macam agama, suku, ras maupun golongan yang hidup saling
berdampingan. Dalam membina suatu kerukunan hubungan diantara masyarakat yang beragam
tersebut diperlukan sikap saling menghargai atau toleransi yang tinggi. Selain itu juga diperlukan
pendalaman pemahaman tentang sebuah agama yang diyakininya kemudian diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan
hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan
adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk
mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah
interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan
individu dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya.

Tanpa adanya sikap toleransi antar masyrakat akan menjadi permasalahan yang dapat
mengarah kepada munculnya pertikaian atau konflik, apabila kita tidak mampu mengelolanya dengan
baik. Sikap tidak bertoleran akan membuat penghalang antar individu dalam berinteraksi dengan
individu yang memiliki latar belakang ras, suku, agama, dan budaya yang berbeda.
Rumusan masalah :

1. Apa itu toleransi


2. Apa itu toleransi terhadap agama
3. Apa itu toleransi terhadap suku
4. Apa itu toleransi terhadap ras
5. Apa itu toleransi terhadap budaya
6. Apa itu penerapan toleransi terhadap keberagaman di Indonesia
7. Apa itu hambatan penerapan toleransi terhadap kebergaman di Indonesia

Tujuan :

1. Mengetahui apa itu toleransi


2. Mengetahui apa itu toleransi terhadap agama
3. Mengetahui apa itu toleransi terhadap suku
4. Mengetahui apa itu toleransi terhadap ras
5. Mengetahui apa itu toleransi terhadap budaya
6. Mengetahui apa itu penerapan toleransi terhadap keberagaman di Indonesia
7. Mengetahui apa itu hambatan penerapan toleransi terhadap keberagaman di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toleransi

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, pastinya


membutuhkan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai
kesejahteraannya. Oleh karena itu diperlukan suatu hubungan yang erat antar sesama
manusia yang hidup dalam lingkungan yang plural, hubungan tersebut kemudian
diwujudkan dalam sebuah sikap yang disebut dengan toleransi.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin yakni, “tolerance‟ yang
artinya menahan diri. Secara terminologi toleransi adalah sebuah sikap untuk saling
menghargai, menghormati, membiarkan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada
antar sesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri. Toleransi adalah sikap
saling menghargai antar sesama umat manusia dalam berbagai hal baik kepercayaan
maupun perilaku sosial. Sikap menghargai tersebut harus kita lakukan sehari-hari,
agar kerukunan dan kesatuan kita tidak tercerai berai. Orang yang memiliki sikap
menghargai tidak akan memandang rendah orang lain, dia akan memandang orang
lain memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam berkarya dan bercita-cita
tinggi.

Toleransi merupakan salah satu sifat terpuji yang bisa kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama bagi peserta didik. Sikap toleransi sangat perlu
dikembangkan, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa
adanya orang lain disekitarnya. Menurut Sumartana, toleransi adalah suatu sikap atau
perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan di mana seseorang menghargai
atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Perbedaan itu merupakan
rahmat, kekuatan, dan karunia yang diwujudkan melalui sikap saling menghormati.
Menghormati keanekaragaman akan menumbuhkan sikap toleran. Salah satu wujud
dari toleransi adalah melakukan kerja sama dengan orang lain.

B. Macam – Macam Toleransi Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia

Dalam masyarakat majemuk atau beragam, sikap dan perilaku toleran wajib
dijaga dan dikembangkan. Tanpa sikap dan perilaku yang saling toleransi, maka
kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa tak mungkin terwujud. Oleh karena itu,
walau bangsa Indonesia sangat beragam, tetapi keberagaman itu diikat oleh satu
kesatuan yaitu bangsa Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. sikap dan perilaku
toleransi dapat diterapkan dalam kehidupan beragama, keberagaman suku, ras, serta
beragaman sosial budaya di Indonesia.

a. Toleransi antar budaya

Sikap dasar yang harus bisa kita lakukan yaitu dengan saling
menghargai, saling menghormati dan juga mau hidup berdampingan
dengan setiap budaya yang berbeda yang ada di lingkungan masyarakat
Indonesia demi tercapainya kerukunan yang harmonis antar satu sama
lain dan memberi keuntungan bagi semua pihak.

Sebagaimana dikemukakan oleh Richard Falk (dalam Kymlicka,


2002) yang memandang bahwa “keragaman masyarakat meningkatkan mutu
hidup, dengan memperkaya pengalaman kita, memperluas sumber daya
budaya”. Sujanto (2009) berpandangan bahwa Sasanti Bhinneka Tunggal
Ika yang bermakna persaudaraan atau perseduluran harus disosialisasikan
kepada seluruh rakyat, melalui lembaga-lembaga yang sudah ada seperti
lembaga pemerintah, swasta, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga
keagamaan, lembaga kepemudaan, agar terbangun hidup yang rukun,
damai, aman, toleran, saling menghormati, bekerja sama dan bergotong-
royong dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa

b. Toleransi antar suku dan ras

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam etnis atau suku bangsa
dan ras. Perbedaan suku bangsa dan ras hendaknya dipandang bukan sebagai
hambatan. Perbedaan suku dan ras hendaknya menjadi sumber kekuatan dalam
membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam
pergaulan antarbangsa di dunia. Perbedaan tidak menjadikan suatu etnis dan
ras tertentu lebih tinggi derajatnya dibanding etnis lain. Hal yang membedakan
adalah baik atau buruknya sikap dan perilaku seseorang, bukan etnis atau suku
bangsa dan rasnya.

Menurut Khusnah (2017), sikap toleransi terhadap suku bangsa dan ras
adalah tidak menjelek-jelekkan, menghina atau merendahkan suku bangsa dan
ras lain, tidak membeda-bedakan asal suku bangsa dan ras dalam
berteman.membentuk kelompok belajar tanpa memilih-milih suku bangsa dan
ras dari teman tersebut, menyapa tetangga yang berbeda suku bangsa dan ras
ketika bertemu di jalan atau dimana saja, dan membantu tetangga yang sedang
mengalami kesulitan tanpa membeda-bedakannya.

Sikap toleran terhadap keberagaman suku dan ras diwujudkan dalam


bentuk, antara lain:

a) Mengembangkan semangat persaudaraan sesama manusia dengan


menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

b) Bersikap baik kepada semua orang tanpa memandang perbedaan.

c. Toleransi antar agama

Agama memiliki peranan dominan dalam menciptakan masyarakat


berbudaya. Agama dapat dikatakan memainkan peran yang baik apabila
mampu memberikan kepada pemeluk - pemeluknya suatu gambaran nilai-nilai
yang luhur dari eksistensi dan esensi jagat raya. Sebaliknya, agama dikatakan
memegang peran ke arah yang negatif apabila mengurung pemeluknya dalam
alam pikiran yang sempit sehingga memunculkan konflik agama. Racun
diskriminasi, ejekan, dan saling membenci dapat menciptakan disintegrasi
bangsa. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik agama maka semua umat
yang beragama harus bersatu dalam persahabatan dengan kehendak baik guna
mencapai harapan semua orang yang cinta damai dalam membangun
masyarakat yang serasi, aman dan tentram. Kehidupan yang harmonis tidak
terlepas dari ketersediaan tempat dan waktu untuk umat beragama
melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya secara aman. Karena
ibadah merupakan sarana penghubung antara Sang Pencipta dengan
makhluknya.

Pertama adalah nilai agama yang bersumber dari ajaran yang terdapat
pada masingmasing agama baik itu Islam, Buddha maupun Kristen yang
menjelaskan tentang pentingnya Konsep Tolerasi menurut ajaran agama islam
bahwa konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang
jelas terdapat pada surat Al Kafirun ayat 6 yang berbunyi “Lakum Diinukum
Waliyaddin”. “Tidak ada paksaan dalam agama”, “Bagi kalian agama kalian,
dan bagi kami agama kami”. Jadi apa yang diajarkan dalam agama Islam,
toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam
semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Toleransi merupakan suatu kata dari
“damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri” yang selalu disampaikan bahwa
agam islam itu agama rahmatan lil ‘alamin yang artinya (agama yang
mengayomi seluruh alam semesta) dan Allah mempertegas dalam firman-Nya
QS. Al- Anbiya: 107 “Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka
bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”. Ini berarti bahwa Islam
bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan
dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati.

Begitu juga dalam Agama Budha mengajarkan konsep toleransi dalam


agama Budha menyadari kebe radaan keyakinan dan agama lain serta
berusaha hidup rukun, damai, dan harmonis dengan keyakinan lain tersebut
melalui toleransinya yang besar terhadap ajaran lain tersebut. Toleransi dalam
agama budha ada istilah “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia” perlu
adanya toleransi untuk membuat itu semua terwujud. Jika tidak ada toleransi,
itu tak terwujud. Toleransi bisa diartikan bahwa sesuatu tidak bersinggungan.
Selain itu dalam ajaran agama Budha kita mengenal yang namanya “Sila”
kemudian dalam agama Buddha kita mengenal juga “Maitri Karuna” yaitu
memberikan kebahagiaan kepada orang, atau menginginkan orang lain
bahagia, dan tidak membiarkan orang lain merasakan penderitaan, dengan itu
saja kita sudah mengembangkan sikap toleransi.

Sedangkan menurut penuturan Tokoh Agama Kristen mengatakan


dalam ajaran Agama Kristen yang berlandaskan pada hukum kasih yang
berbunyi: (1) kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap
jiwamu, (2) kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Bahkan terhadap
musuh pun harus saling mengasihi. Karena dengan mengembangkan sikap
saling mengasihi maka akan menjadi anak-anak bapamu yang disurga. Dalam
Al Kitab Kristen Imamat 19-18 berkata “Janganlah engkau menuntut balas,
dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN”. Intinya
sesama manusia saling mengasihi dan selalu mendukung setiap perbedaan
agama.

Jadi dapat dikatakan bahwa konsep Toleransi antar umat beragama


Islam, Buddha maupun Kristen sudah terjalin sejak dahulu pada masyarakat
yang mana agama masingmasing mewajibkan umatnya untuk hidup rukun,
saling mengenal, saling mendukung, menghormati, hidup rukun, kerjasama,
damai dan harmonis dalam menjalani kehidupan bersama-sama.

C. Penerapan Nilai Toleransi Dalam Keberagaman di Indonesia

Penerapan nilai toleransi angat penting adanya di lingkungan hidup di


Indonesia. dengan adanya keberagaman di Indonesia yang sangat luas maka nilai –
nilai yang terdapat pada setiap keberagaman dan menerapkannya menjadi kunci untuk
bisa bertoleransi antar agama, suku, ras, dan budaya di Indonesia. Berikut adalah
beberapa nilai yang dapat diterapkan di lingkungan masyarakat maupun sekolah

a. Penerapan nilai toleransi dalam keberagaman di dalam lingkungan masyarakat

Dalam bermasyarakat kita manusia harus memiliki sikap toleransi dalam


hidup bermasyarakat, Sikap toleransi didalam masyarakat bisa dibangun dengan
cara mengikuti semua kegiatan positif didalam masyarakat serta mengikuti arus
kehidupan masyarakat agar bisa menciptakan kerukunan dan dapat memunculkan
rasa nasionalisme serta rasa toleransi yang tinggi. Namun dalam perjuangan
mendapatkan toleransi yang tinggi kita juga harus pandai memikirkan carannya
menyatukan elemen masyarakat yang begitu banyak dan berbeda pemikiran. Salah
satu cara menyatukan masyarakat yang paling termudah yaitu dengan
memperbanyak musyawarah dalam segala kegiatan salah satunya kepada tokoh
tokoh masayarakat dan tokoh masyarakat akan menyampaikan kepada masyarakat
setempat. Tokoh masyarakat pasti bisa membimbing masyarakat kepada yang
lebih baik. Maka dari itu musyawarah sangatlah penting dalam membangun rasa
toleransi karena toleransi akan lahir dan berkembang ketika masyarakat bersatu.

b. Penerapan nilai toleransi dalam keberagaman di dalam lingkungan sekolah

Berikut adalah nilai – nilai yang dapat diterpakan disekolah :

a. kebebasan dan saling menghargai dalam berpendapat

Pembelajaran yang dapat dilakukan di kelas adalah dengan


membuat kelompok berdiskusi melakukan kegiatan tanya-jawab dan kerja
kelompok. Siswa diajarkan untuk menghargai pendapat teman dengan
tidak memotong pembicaraan teman saat berdiskusi, begitu pula ketika
siswa mengutarakan pendapatnya harus dengan cara yang sopan, tidak
memaksakan kehendak dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Ketika siswa berani berpendapat, guru harus memberinya penghargaan
dan tidak boleh langsung menyalahkan pendapat siswa. Ketika guru
secara tidak langsung menyalahkan siswa, maka siswa juga bisa
mengikuti perilaku menyalahkan pendapat orang lain seperti guru tersebut.
Pembelajaran ini akanmeningkatkan interaksi dan menyatukan
perbedaan pendapat yang ada antar siswa sehingga dapat mengembangkan
hidup saling menghargai dan toleransi. dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan siswa akan dapat lebih banyak memiliki kesempatan
untuk berdiskusi, berpendapat, dan merespon baik secara individu ataupun
kelompok.

b. Kepeduliaan antar siswa

Pembelajaran toleransi dapat dilakukan dengan menanamkan sikap


peduli dikelas dan disekolah, setiap siswa ditanamkan agar peduli antara
satu sama lain, mempedulikan kondisi teman teman sebaya-nya di kelas.
Ketika salah satu siswa mengalami kesulitan maka teman-temannya akan
menghawatirkan dan saling menumbuhkan rasa kepedulian. Contoh
implementasi nyata yang sudah biasa dilakukan adalah dengan
mengumpulkan dana (uang) untuk siswa yang sedang sakit dengan
menjenguknya atau membantu teman yang mengalami musibah. Dalam
kehidupan, sudah selayaknya untuk saling bersikap saling tolong-
menolong dan menciptakan sikap kepedulian, karena manusia pada
hakikatnya saling membutuhkan antara satu sama lain.

c. Persaudaraan

Guru dapat menciptakan sikap persaudaraan dengan sikap


yang menganggap bahwa semua siswa adalah saudara dengan tidak
membeda-bedakan latar belakangnya. Guru memberikan keteladanan
dalam bersikap toleransi dengan tidak membedakan siswa satu dengan
siswa lainnya, guru tidak bertutur kata secara kasar dan tidak bermain
fisik. Guru harus mencoba menjalin hubungan baik dengan setiap
siswa, karena dengan menjalin persaudaraan juga secara tidak
langsung dapat mempengaruhiterhadap hasil belajar. Mengajarkan
siswa untuk bersaudara ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia
yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang sudah kita pahami bahwa semboyan
ini memiliki arti walaupun berbeda-beda kita tetap satu jua.

d. Pelatihan perilaku siswa

Guru memberikan pelatihan kepada siswa untuk belajar


menjauhkan diri dari perilaku atau sikap yang dapat memicu
pertengkaran. Jika terjadi suatu permasalahan maka haru segera
diselesaikan secara baik-baik, segera meminta maaf apabila terjadi
perbedaan pendapat. Ketika ada siswa yang bersikap intoleran maka
guru tidak boleh memberi teguran yang keras, tetapi dengan cara
memberi nasihat dan bimbingan agar siswa menyadari kesalahannya.
Guru memberikan keteladanan dalam bersikap toleransi, guru tidak
bertutur kata secara kasar dan tidak bermain fisik. Guru harus
mencoba menjalin hubungan baik dengan setiap siswa.

D. Hambatan Implementasi Toleransi Keberagaman di Indonesia

Adanya perpecahan bangsa yang terjadi karena konflik sosial dalam


kehidupan bermasyarakat. Bisa karena ekonomi, status sosial, ras, suku, agama, dan
kebudayaan. Memandang masyarakat dan kebudyaan sendiri lebih baik juga bisa
menjadi salah satu faktor penghambat dalam penerapan nilai toleransi, Hal ini
menimbulkan sikap merendahkan kebudayaan lain. Sikap ini juga yang menjadi
pendorong konflik antar kelompok Terjadinya konflik ras, antarsuku, atau agama
yang banyak terjadi. Selain itu terjadinya kemunduran suatu bangsa dan negara,
karena pemerintah sulit membangun kebijakan juga menjadi faktor penting kenapa
penerapan nilai toleransi di Indonesia terhambat.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta menghambat


usaha pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana juga adalah salah satu
faktor penghambat penerapan nilai toleransi di Indonesia. Dengan terhambatnya
pemerataan pembangunan, sarana dan prasarana membuat informasi tentang suku,
agama, ras dan budaya yang berbeda dari suatu daerah pasti akan membuat
perpecahan karena masyrakat yang ada di daerah itu hanya mengenal apa yang ada
didaerah mereka sendiri tanpa meperdulikan orang lain yang berbeda dari mereka.

BAB III

PENUTUP

Ketika di suatu daerah tidak menjunjung toleransi negara itu tidak akan pernah maju
karena setiap manusia mempunyai hak pribadi masing masing dalam hal memilih (agama,
suku, ras dan budaya), Dan setiap yang menghambat dari suatau kemajuan bisa jadi
disebabkan karena kurangnya toleransi, oleh sebab itu tidak akan pernah maju suatu daerah
ketika tidak ada toleransi dalam suatu negara. Dan karena di Indonesia sebagai negara
republik yang banyak masyaraktanya memiliki perbedaaan dalam (agama, suku, ras dan
budaya) harus menjunjung tinggi nilai nilai toleransi. Karena di Indonesia adalah negara
kesatuan yang berdasar pada pancasila dan mempunyai pedoman Bhinneka Tunggal Ika
(berbeda beda namun tetap satu jua/bertujuan satu).
Daftar Pustaka

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/PPKN/Modul%20Pembelajaran/
PPKn_Pembelajaran-5.pdf diakses tanggal 30 - 11- 2022

Mohammad Fuad Al Amin Muhammad Rosydi, KONSEP TOLERANSI DALAM ISLAM


DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT INDONESIA, Jurnal Madaniyah Volume
9 Nomor 2, 2019

Lu Sudrirman, Dessy Astuty, Kelvin Kwek, Khelvin Risandi, Supriyadi Arifin, Wilsen
Chanrico, SIKAP TOLERANSI ANTAR BUDAYA DI INDONESIA,Volume 3 Nomor 1,
Agustus 2021
Fennyta Melasari, Mira Detasari, Febiola Sriwulan, Rycko Verliansyah, Lara Santi, Rolan Si
Ariko, Okta Tri Reski, Bentuk Toleransi Antar Umat Beragama dalam Menjaga Identitas
Nasional dan Bhineka Tunggal Ika, Vol 2 No 1 (2021): IJOCE: Indonesia Journal of Civic
Education
Salsabilah, T. A., Dewi, D. A., & furi Furnamasari, Y. (2021). Implementasi Sikap Toleransi
di Masyarakat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 7859-7862.

Anda mungkin juga menyukai